Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen
Keterangan :
: Pemberian tes awal pretest dan tes akhir postest X
: Eksperimentindakan treatment
Sugiono, 2010: 75
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan di STKIP Singkawang yang beralamat di Jalan STKIP Singkawang, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara,
Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Populasi penelitian adalah mahasiswa STKIP Singkawang Tahun
Akademik 20132014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling sampel acak, yaitu pengambilan
sampel secara acak yang mewakili populasi yang menggambarkan kompetensi intrapersonal.
Sampel penelitian dipilih secara random sebanyak 20 orang mahasiwa dengan skor rendah. Selanjutnya sampel dibagi ke dalam 2
kelompok. Sebanyak 10 orang sebagai kelompok eksperimen dan 10 orang lainnya sebagai kelompok kontrol.
C. Defisinisi Operasional
Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur
Kelompok Pretest
Perlakuan Postest
Eksperimen O
X O
Kontrol O
- O
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
untuk menentukan pengaruh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen
untuk menentukan hubungannya ke fenomena yang diobservasi. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah: 1 variabel
terikat yaitu kompetensi intrapersonal; dan 2 variabel bebas yaitu konseling spiritual teistik.
1. Konseling Spiritual Teistik
Konseling spiritual teistik adalah suatu proses pemberian bantuan dari peneliti yang bertindak sebagai konselor, kepada mahasiswa STKIP
Singkawang Tahun Akademik 20132014 agar memiliki kecakapan dalam memahami, mengarahkan dan menghargai dirinya untuk menemukan makna
kehidupan dengan merasakan adanya kekuatan Tuhan melalui intervensi- intervensi sebagai berikut.
a. Pemberian informasi tentang konsep-konsep spiritual Teaching
Spiritual Concepts , yaitu konselor peneliti memberikan informasi
kepada mahasiswa tentang konsep-konsep spiritual. b.
Pengungkapan spiritual diri Spiritual Self Diclosure, yaitu mengungkapkan pengalaman spiritual diri konselor peneliti untuk
memengaruhi mahasiswa. c.
Doa Klien Client prayer, yaitu mendorong mahasiswa untuk berdoa agar memperoleh petunjuk dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapi. d.
Biblioterapi keagamaan Religious bibliotherapy, yaitu konselor peneliti mendorong mahasiswa untuk membaca buku-buku atau
referensi keagamaan.
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Kompetensi Intrapersonal
Kompetansi intrapersonal adalah kecakapan mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014, baik laki-laki maupun perempuan
yang mampu untuk berhubungan secara baik dengan dirinya sendiri, yaitu terkait dengan aspek memahami diri self-knowledge, aspek mengarahkan
diri self-direction, dan aspek menghargai diri self-esteem. Aspek dan indikatornya adalah sebagai berikut.
a. Pemahaman diri self-knowledge, yaitu mahasiswa yang memiliki
kemampuan untuk mengatasi permasalahan dengan cara-cara yang konstruktif dengan memahami kelebihan, kelemahan, kebutuhan,
perasaan, dan motif diri. b.
Pengarahan diri self-direction, yaitu mahasiswa yang mampu mengarahkan dirinya dan bertanggung jawab penuh terhadap
konsekuensi dari perilakunya. Lebih lanjut, yaitu terdiri dari. 1
Kepercayaan diri, yaitu mahasiswa mampu mempercayai kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri.
2 Keandalan diri, yaitu mahasiswa mampu menciptakan situasi untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri. 3
Pengendalian diri, yaitu mahasiswa mampu memenyalurkan energi dan memungkinkannya untuk mengarahkan kehidupan.
c. Penghargaan diri self-esteem, yaitu mahasiswa mampu menerima diri
sebagai individu yang cakap, penuh kebajikan, dan berharga.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi dari instrumen daya psikologis pada aspek intrapersonal yang disusun oleh Dr.
Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd.Psikolog pada tahun 2011. Instrumen telah di judgement oleh tiga pakar penimbang instrumen yaitu, 1 Prof. Dr.
Syamsu L.N. yang merupakan pakar dalam Bimbingan dan Konseling BK; 2 Drs. Nurhudaya, M.Pd. yang merupakan dalam testing psikologi
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
konstruksi tes dalam bidang BK; 3 Helli Ihsan, M.Si. yang juga merupakan pakar testing psikologis dan konstruksi tes.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal
No Aspek
Indikator No. Item
Jumlah
1
Pemahaman Diri self
knowledge
1.1 Mengetahui kekuatan diri
1, 1
1.2 Mengetahui kelemahan diri
2, 1
1.3 Mengetahui kebutuhan yang
ingin dipenuhi 3,
1 1.4
Menyadari perasaan yang sedang dialami diri sendiri
4, 1
1.5 Menyadari motif dari perilaku
dan tindakan yang dilakukan 5,6,7,
8, 9, 10 6
2
Pengarahan Diri self
Direction 2.1
Yakin akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian
diri sendiri 11,12,13,
14 4
2.2 Mampu menciptakan situasi
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
15 1
2.3 Mampu menyalurkan energi
yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan
kehidupannya 16,17,18,
19,20,21, 22,
7
3
Penghargaan Diri self
esteem
3.1 Menerima diri sebagai orang
yang cakap 23,
1 3.2
Menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan
24, 1
3.3 Menerima diri sebagai orang
yang berharga 25,26,
27,28 4
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Sebaran pernyataan Angket Kompetensi Intrapersonal
Aspek Indikator
Pernyataan No.
Item
1. Pemahaman
Diri self knowledge
1.1 Mengetahui kekuatan
diri Saya mengetahui hal-
hal positif dari diri saya.
1 1.2
Mengetahui kelemahan diri
Saya mengetahui
kekurangan diri saya. 2
1.3 Mengetahui kebutuhan
yang ingin dipenuhi Saya
mengetahui kebutuhan
apa saja
yang ingin dipenuhi diri saya.
3 1.4
Menyadari perasaan yang sedang dialami
diri sendiri Saya
menyadari perasaan
yang saya
rasakan. 4
1.5 Menyadari motif dari perilaku dan tindakan
yang dilakukan Saya
mengetahui alasan mengapa saya
melakukan suatu
perilaku tertentu. 5
Saya tidak
dapat mengandalkan
diri sendiri disaat berupaya
memenuhi kebutuhan
saya. 6
Saya menyalahkan
orang lain pada saat mengalami kegagalan.
7 Saya bingung untuk
apa saya berkuliah. 8
Saya merasa
asing terhadap diri sendiri.
9 Saya bingung mengapa
saya berkuliah. 10
Saya yakin
akan kemampuan diri saya.
11
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator
Pernyataan No.
Item
2. Pengarahan
Diri self Direction
2.1 Yakin akan
kemampuan, persepsi, motif,
dan penilaian diri sendiri
Saya yakin dengan cara pandang saya tentang suatu hal.
12 Saya yakin akan motif di balik
perilaku dan tindakan yang saya lakukan.
13 Saya yakin bahwa penilaian saya
tentang suatu hal itu tepat. 14
Saya mampu menciptakan situasi yang
konstruktif untuk
memenuhi kebutuhan saya. 15
2.2 Mampu
menciptakan situasi untuk
memenuhi kebutuhan diri
sendiri Saya
mampu menyalurkan
energi melalui kegiatan yang terarah dan terencana.
16
2.3 Mampu
menyalurkan energi yang
memungkinkan mereka untuk
mengarahkan kehidupannya
Saya ragu untuk menampilkan kemampuan saya.
17 Saya ragu dengan keputusan
yang saya ambil. 18
Saya ragu
untuk membuat
pilihan dalam hidup saya. 19
Saya merasa telah mengambil keputusan yang salah dan bodoh.
20 Saya enggan untuk mengambil
resiko. 21
Saya tidak mengetahui arah dan tujuan hidup saya.
22 Saya
adalah orang
yang berkompeten.
23
3. Penghargaan
Diri self esteem
3.1 Menerima diri
sebagai orang yang cakap
Saya merasa banyak kabajikan yang saya miliki.
24 3.2
Menerima diri sebagai orang
yang penuh kebajikan
Saya merasa berharga. 25
3.3 Menerima diri
sebagai orang yang berharga
Saya tidak
mampu menyelesaikan
tugas-tugas kuliah dengansebaik-baiknya.
26 Saya membosankan.
27 Saya merasa diabaikan.
28
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Instrumen pengumpulan data menggunakan skala kompetensi intrapersonal untuk mengukur tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa.
Data yang ditampilkan adalah data rentang profil kompetensi intrapersonal mahasiswa. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan instrumen
kompetensi intrapersonal
dengan pola
Likert. Instrumen
disusun menggunakan skala pengukuran dalam bentuk rating scale, dengan
alternative respon skala antara 1 sampai 5 lampiran 1.
Tabel 3.4 Penjabaran Jawaban Berskala 1-5
Skor Deskripsi
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Sesuai
3 Kurang Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai
Instrumen kompetensi intrapersonal tersebut telah divalidasi secara kuantitatif dengan menggunakan software SPSS version 16.0 for windows.
Selanjutnya, konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
sebesar α = 0,885 Sangat Kuat.
Kategorisasi tingkat kompetensi intrapersonal menggunakan skor baku dengan rentang kategori sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Kompetensi Intrapersonal
Rentang Kategorisasi
Z 1 Tinggi
-1 ≤ Z ≤ 1
Sedang Z -1
Rendah Furqon, 2011
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 merupakan kriteria tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP
Singkawang Tahun
Akademik 20132014.
Pengelompokan kategorisasi kompetensi intrapersonal mahasiswa lebih rinci dijelaskan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.6 Tabel Konversi Pengelompokan Tingkat Kompetensi Intrapersonal
Z skor Mean Skor
Interpretasi Karakteristik
Z 1 93
Tinggi Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal tinggi
memiliki skor di atas 93 dengan kriteria: 1 mampu memahami dirinya dengan mengetahui kekuatan,
kelemahan, dan mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, mampu menyadari perasaan yang sedang
dialami dan menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2 mampu mengarahkan dirinya dengan
keyakinan akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, mampu mengarahkan diri
untuk
meciptakan situasi
dalam memenuhi
kebutuhan diri, dan mampu mengarahkan diri untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan
kehidupannya; 3 mampu menghargai dirinya dengan cara menerima diri sebagai orang yang
cakap, orang yang penuh kebajikan, dan orang yang berharga.
-1 Z 1 84 93 102
Sedang Mahasiswa
dengan kompetensi
intrapersonal sedang memiliki skor antara 84 sampai dengan
102, kriteria mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori sedang adalah: 1 kurang mampu
memahami dirinya dengan memgalami keraguan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan
kebutuhan yang ingin dipenuhi, ragu dengan perasaan yang sedang dialami dan ragu untuk
menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2 kurang mampu untuk mengarahkan dirinya dengan
ragu akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, ragu untuk menciptakan
situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan mengalami keraguan untuk menyalurkan energinya
dalam mengarahkan kehidupannya; 3 kurang mampu menghargai dirinya sendiri karena ragu
untuk menerima diri sebagai orang yang cakap, ragu untuk menerima diri sebagai orang yang
penuh kebajikan, dan ragu untuk menerima diri sebagai orang yang berharga.
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Z skor Mean Skor
Interpretasi Karakteristik
Z -1 84
Rendah Mahasiswa
dengan kompetensi
intrapersonal rendah memiliki skor di bawah 84, kriteria
mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori rendah adalah: 1 ketidakmampuan memahami
dirinya sehingga tidak mengetahui kekutan dari dirinya, tidak mengetahui kelemahan dirinya, dan
tidak mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, tidak tahu dengan perasaan yang sedang dialami,
dan tidak tahu untuk menyadari motif dari perilaku yang
dilakukan; 2
tidak mampu
untuk mengarahkan dirinya sehingga tidak mengetahui
kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, tidak mampu untuk menciptakan situasi
dalam memenuhi kebutuhan diri, dan tidak mampu untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan
kehidupannya; 3 tidak mampu menghargai dirinya sendiri karena tidak mampu untuk menerima diri
sebagai orang yang cakap, tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan,
dan tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang berharga.
E. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian meliputi langkah- langkah sebagai berikut.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1 tahap persiapan; 2 tahap pelaksanaan; dan 3 tahap pengolahan dan analisis data. Secara
garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Tahap Persiapan a.
Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang konseling spiritual teistik yang merupakan salah satu teknik dalam konseling
islami, pastoral dan yahudi dan tentang kompetensi intrapersonal. b.
Menentukan subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik random sampling
ditetapkan satu kelompok sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan konseling spiritual teistik, sedangkan kelompok kedua
sebagai kelompok kontrol dengan perlakuan konvensional.
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner
kompetensi intrapersonal untuk mengetahui profil kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang.
d. Penyusunn rancangan intervensi konseling spiritual teistik.
e. Uji validasi rasional rancangan kompetensi intrapersonal.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal pretest untuk mengetahui profil kompetensi
intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang. b.
Pelaksanaan intervensi Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dengan langkah sebagai
berikut. 1
Menetapkan jadwal pelaksanaan treatmen sesuai kesepakatan dengan sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan
pihak perguruan tinggi. 2
Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga tahu dengan baik kegiatan yang
akan diikuti oleh mahasiswa. 3
Melaksanakan Konseling Spiritual Teistik kepada kelompok eksperimen yang dirancang empat kali treatmenperlakuan.
Kelompok eksperimen dikondisikan sesuai dengan rancangan pelaksanaan program konseling spiritual teistik.
c. Pelaksanaan tes akhir posttest untuk mengetahui efektivitas
konseling spiritual teistik pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol.
3. Tahap Pengolahan dan Analisa data
a. Megolah skor tes awal pretest dan tes akhir posttest kompetensi
intrapersonal. b.
Analisis efektivitas konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal terhadap mahasiswa dilakukan dengan
menganalisis perbedaan tingkat kompetensi intrapersonal antara
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA :
Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kondisi pretes dan kondisi posttes. Hipotesis dalam penelitian diuji menggunakan Uji Wilcoxon bertujuan untuk menguji tanda dan
besarnya selisih antara pasangan-pasangan data. Sundayana 2014: 129, langkah-langkah pengujian Wilcoxon yaitu:
1. Merumuskan hipotesis penelitian;
2. Menghitung nilai selisih dari setiap data pengamatan;
3. Menentukan nilai perubahan data setiap pengamatan positif,
negatif, atau nol; 4.
Menentukan rankperingkat pada hasil langkah ke-3, mulai dari data tekecil diberikan rank 1 sampai data terbesar;
5. Pisahkan nilai rank yang bertanda positif dan rank yang bertanda
negatif, kemudian jumlahkan; 6.
Menentukan nilai Statistik Wilcoxon yang diberi symbol dengan memilih jumlah rank terkecil;
7. Banyaknya data kurang dari 25 pasang, maka membandingkan
nilai dengan nilai
dengan kriteria: terima Ho jika ;
Rumusan hipotesis dijelaskan sebagai berikut. Hipotesis penelitian : Konseling spiritual teistik efektif dalam
meningkatkan kompetensi intrapersonal mahsiswa
Hipotesis statistik : :
: Keterangan :
H : Terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara skor
pretest dan skor posttes. : Tidak terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara
skor pretes dan skor posttes. c.
Membahas hasil penelitian.
Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP
Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan