Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Tahap-Tahap Penelitian

Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Keterangan : : Pemberian tes awal pretest dan tes akhir postest X : Eksperimentindakan treatment Sugiono, 2010: 75

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di STKIP Singkawang yang beralamat di Jalan STKIP Singkawang, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Populasi penelitian adalah mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling sampel acak, yaitu pengambilan sampel secara acak yang mewakili populasi yang menggambarkan kompetensi intrapersonal. Sampel penelitian dipilih secara random sebanyak 20 orang mahasiwa dengan skor rendah. Selanjutnya sampel dibagi ke dalam 2 kelompok. Sebanyak 10 orang sebagai kelompok eksperimen dan 10 orang lainnya sebagai kelompok kontrol.

C. Defisinisi Operasional

Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur Kelompok Pretest Perlakuan Postest Eksperimen O X O Kontrol O - O Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk menentukan pengaruh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen untuk menentukan hubungannya ke fenomena yang diobservasi. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah: 1 variabel terikat yaitu kompetensi intrapersonal; dan 2 variabel bebas yaitu konseling spiritual teistik.

1. Konseling Spiritual Teistik

Konseling spiritual teistik adalah suatu proses pemberian bantuan dari peneliti yang bertindak sebagai konselor, kepada mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 agar memiliki kecakapan dalam memahami, mengarahkan dan menghargai dirinya untuk menemukan makna kehidupan dengan merasakan adanya kekuatan Tuhan melalui intervensi- intervensi sebagai berikut. a. Pemberian informasi tentang konsep-konsep spiritual Teaching Spiritual Concepts , yaitu konselor peneliti memberikan informasi kepada mahasiswa tentang konsep-konsep spiritual. b. Pengungkapan spiritual diri Spiritual Self Diclosure, yaitu mengungkapkan pengalaman spiritual diri konselor peneliti untuk memengaruhi mahasiswa. c. Doa Klien Client prayer, yaitu mendorong mahasiswa untuk berdoa agar memperoleh petunjuk dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. d. Biblioterapi keagamaan Religious bibliotherapy, yaitu konselor peneliti mendorong mahasiswa untuk membaca buku-buku atau referensi keagamaan. Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kompetensi Intrapersonal

Kompetansi intrapersonal adalah kecakapan mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014, baik laki-laki maupun perempuan yang mampu untuk berhubungan secara baik dengan dirinya sendiri, yaitu terkait dengan aspek memahami diri self-knowledge, aspek mengarahkan diri self-direction, dan aspek menghargai diri self-esteem. Aspek dan indikatornya adalah sebagai berikut. a. Pemahaman diri self-knowledge, yaitu mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan dengan cara-cara yang konstruktif dengan memahami kelebihan, kelemahan, kebutuhan, perasaan, dan motif diri. b. Pengarahan diri self-direction, yaitu mahasiswa yang mampu mengarahkan dirinya dan bertanggung jawab penuh terhadap konsekuensi dari perilakunya. Lebih lanjut, yaitu terdiri dari. 1 Kepercayaan diri, yaitu mahasiswa mampu mempercayai kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri. 2 Keandalan diri, yaitu mahasiswa mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. 3 Pengendalian diri, yaitu mahasiswa mampu memenyalurkan energi dan memungkinkannya untuk mengarahkan kehidupan. c. Penghargaan diri self-esteem, yaitu mahasiswa mampu menerima diri sebagai individu yang cakap, penuh kebajikan, dan berharga.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi dari instrumen daya psikologis pada aspek intrapersonal yang disusun oleh Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd.Psikolog pada tahun 2011. Instrumen telah di judgement oleh tiga pakar penimbang instrumen yaitu, 1 Prof. Dr. Syamsu L.N. yang merupakan pakar dalam Bimbingan dan Konseling BK; 2 Drs. Nurhudaya, M.Pd. yang merupakan dalam testing psikologi Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu konstruksi tes dalam bidang BK; 3 Helli Ihsan, M.Si. yang juga merupakan pakar testing psikologis dan konstruksi tes. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Intrapersonal No Aspek Indikator No. Item Jumlah 1 Pemahaman Diri self knowledge 1.1 Mengetahui kekuatan diri 1, 1 1.2 Mengetahui kelemahan diri 2, 1 1.3 Mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi 3, 1 1.4 Menyadari perasaan yang sedang dialami diri sendiri 4, 1 1.5 Menyadari motif dari perilaku dan tindakan yang dilakukan 5,6,7, 8, 9, 10 6 2 Pengarahan Diri self Direction 2.1 Yakin akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri 11,12,13, 14 4 2.2 Mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri 15 1 2.3 Mampu menyalurkan energi yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan kehidupannya 16,17,18, 19,20,21, 22, 7 3 Penghargaan Diri self esteem 3.1 Menerima diri sebagai orang yang cakap 23, 1 3.2 Menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan 24, 1 3.3 Menerima diri sebagai orang yang berharga 25,26, 27,28 4 Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Sebaran pernyataan Angket Kompetensi Intrapersonal Aspek Indikator Pernyataan No. Item 1. Pemahaman Diri self knowledge 1.1 Mengetahui kekuatan diri Saya mengetahui hal- hal positif dari diri saya. 1 1.2 Mengetahui kelemahan diri Saya mengetahui kekurangan diri saya. 2 1.3 Mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi Saya mengetahui kebutuhan apa saja yang ingin dipenuhi diri saya. 3 1.4 Menyadari perasaan yang sedang dialami diri sendiri Saya menyadari perasaan yang saya rasakan. 4 1.5 Menyadari motif dari perilaku dan tindakan yang dilakukan Saya mengetahui alasan mengapa saya melakukan suatu perilaku tertentu. 5 Saya tidak dapat mengandalkan diri sendiri disaat berupaya memenuhi kebutuhan saya. 6 Saya menyalahkan orang lain pada saat mengalami kegagalan. 7 Saya bingung untuk apa saya berkuliah. 8 Saya merasa asing terhadap diri sendiri. 9 Saya bingung mengapa saya berkuliah. 10 Saya yakin akan kemampuan diri saya. 11 Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aspek Indikator Pernyataan No. Item

2. Pengarahan

Diri self Direction 2.1 Yakin akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri Saya yakin dengan cara pandang saya tentang suatu hal. 12 Saya yakin akan motif di balik perilaku dan tindakan yang saya lakukan. 13 Saya yakin bahwa penilaian saya tentang suatu hal itu tepat. 14 Saya mampu menciptakan situasi yang konstruktif untuk memenuhi kebutuhan saya. 15 2.2 Mampu menciptakan situasi untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri Saya mampu menyalurkan energi melalui kegiatan yang terarah dan terencana. 16 2.3 Mampu menyalurkan energi yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan kehidupannya Saya ragu untuk menampilkan kemampuan saya. 17 Saya ragu dengan keputusan yang saya ambil. 18 Saya ragu untuk membuat pilihan dalam hidup saya. 19 Saya merasa telah mengambil keputusan yang salah dan bodoh. 20 Saya enggan untuk mengambil resiko. 21 Saya tidak mengetahui arah dan tujuan hidup saya. 22 Saya adalah orang yang berkompeten. 23

3. Penghargaan

Diri self esteem 3.1 Menerima diri sebagai orang yang cakap Saya merasa banyak kabajikan yang saya miliki. 24 3.2 Menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan Saya merasa berharga. 25 3.3 Menerima diri sebagai orang yang berharga Saya tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengansebaik-baiknya. 26 Saya membosankan. 27 Saya merasa diabaikan. 28 Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen pengumpulan data menggunakan skala kompetensi intrapersonal untuk mengukur tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa. Data yang ditampilkan adalah data rentang profil kompetensi intrapersonal mahasiswa. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan instrumen kompetensi intrapersonal dengan pola Likert. Instrumen disusun menggunakan skala pengukuran dalam bentuk rating scale, dengan alternative respon skala antara 1 sampai 5 lampiran 1. Tabel 3.4 Penjabaran Jawaban Berskala 1-5 Skor Deskripsi 1 Sangat Tidak Sesuai 2 Sesuai 3 Kurang Sesuai 4 Sesuai 5 Sangat Sesuai Instrumen kompetensi intrapersonal tersebut telah divalidasi secara kuantitatif dengan menggunakan software SPSS version 16.0 for windows. Selanjutnya, konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar α = 0,885 Sangat Kuat. Kategorisasi tingkat kompetensi intrapersonal menggunakan skor baku dengan rentang kategori sebagai berikut. Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Kompetensi Intrapersonal Rentang Kategorisasi Z 1 Tinggi -1 ≤ Z ≤ 1 Sedang Z -1 Rendah Furqon, 2011 Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 merupakan kriteria tingkat kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014. Pengelompokan kategorisasi kompetensi intrapersonal mahasiswa lebih rinci dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Tabel Konversi Pengelompokan Tingkat Kompetensi Intrapersonal Z skor Mean Skor Interpretasi Karakteristik Z 1 93 Tinggi Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal tinggi memiliki skor di atas 93 dengan kriteria: 1 mampu memahami dirinya dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, dan mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, mampu menyadari perasaan yang sedang dialami dan menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2 mampu mengarahkan dirinya dengan keyakinan akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, mampu mengarahkan diri untuk meciptakan situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan mampu mengarahkan diri untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan kehidupannya; 3 mampu menghargai dirinya dengan cara menerima diri sebagai orang yang cakap, orang yang penuh kebajikan, dan orang yang berharga. -1 Z 1 84 93 102 Sedang Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal sedang memiliki skor antara 84 sampai dengan 102, kriteria mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori sedang adalah: 1 kurang mampu memahami dirinya dengan memgalami keraguan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan yang ingin dipenuhi, ragu dengan perasaan yang sedang dialami dan ragu untuk menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2 kurang mampu untuk mengarahkan dirinya dengan ragu akan kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, ragu untuk menciptakan situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan mengalami keraguan untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan kehidupannya; 3 kurang mampu menghargai dirinya sendiri karena ragu untuk menerima diri sebagai orang yang cakap, ragu untuk menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan, dan ragu untuk menerima diri sebagai orang yang berharga. Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Z skor Mean Skor Interpretasi Karakteristik Z -1 84 Rendah Mahasiswa dengan kompetensi intrapersonal rendah memiliki skor di bawah 84, kriteria mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori rendah adalah: 1 ketidakmampuan memahami dirinya sehingga tidak mengetahui kekutan dari dirinya, tidak mengetahui kelemahan dirinya, dan tidak mengetahui kebutuhan yang ingin dipenuhi, tidak tahu dengan perasaan yang sedang dialami, dan tidak tahu untuk menyadari motif dari perilaku yang dilakukan; 2 tidak mampu untuk mengarahkan dirinya sehingga tidak mengetahui kemampuan, persepsi, motif, dan penilaian diri sendiri, tidak mampu untuk menciptakan situasi dalam memenuhi kebutuhan diri, dan tidak mampu untuk menyalurkan energinya dalam mengarahkan kehidupannya; 3 tidak mampu menghargai dirinya sendiri karena tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang cakap, tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang penuh kebajikan, dan tidak mampu untuk menerima diri sebagai orang yang berharga.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian meliputi langkah- langkah sebagai berikut. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1 tahap persiapan; 2 tahap pelaksanaan; dan 3 tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang konseling spiritual teistik yang merupakan salah satu teknik dalam konseling islami, pastoral dan yahudi dan tentang kompetensi intrapersonal. b. Menentukan subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik random sampling ditetapkan satu kelompok sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan konseling spiritual teistik, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol dengan perlakuan konvensional. Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner kompetensi intrapersonal untuk mengetahui profil kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang. d. Penyusunn rancangan intervensi konseling spiritual teistik. e. Uji validasi rasional rancangan kompetensi intrapersonal. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan tes awal pretest untuk mengetahui profil kompetensi intrapersonal mahasiswa STKIP Singkawang. b. Pelaksanaan intervensi Konseling Spiritual Teistik dalam Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dengan langkah sebagai berikut. 1 Menetapkan jadwal pelaksanaan treatmen sesuai kesepakatan dengan sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak perguruan tinggi. 2 Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga tahu dengan baik kegiatan yang akan diikuti oleh mahasiswa. 3 Melaksanakan Konseling Spiritual Teistik kepada kelompok eksperimen yang dirancang empat kali treatmenperlakuan. Kelompok eksperimen dikondisikan sesuai dengan rancangan pelaksanaan program konseling spiritual teistik. c. Pelaksanaan tes akhir posttest untuk mengetahui efektivitas konseling spiritual teistik pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol. 3. Tahap Pengolahan dan Analisa data a. Megolah skor tes awal pretest dan tes akhir posttest kompetensi intrapersonal. b. Analisis efektivitas konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal terhadap mahasiswa dilakukan dengan menganalisis perbedaan tingkat kompetensi intrapersonal antara Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kondisi pretes dan kondisi posttes. Hipotesis dalam penelitian diuji menggunakan Uji Wilcoxon bertujuan untuk menguji tanda dan besarnya selisih antara pasangan-pasangan data. Sundayana 2014: 129, langkah-langkah pengujian Wilcoxon yaitu: 1. Merumuskan hipotesis penelitian; 2. Menghitung nilai selisih dari setiap data pengamatan; 3. Menentukan nilai perubahan data setiap pengamatan positif, negatif, atau nol; 4. Menentukan rankperingkat pada hasil langkah ke-3, mulai dari data tekecil diberikan rank 1 sampai data terbesar; 5. Pisahkan nilai rank yang bertanda positif dan rank yang bertanda negatif, kemudian jumlahkan; 6. Menentukan nilai Statistik Wilcoxon yang diberi symbol dengan memilih jumlah rank terkecil; 7. Banyaknya data kurang dari 25 pasang, maka membandingkan nilai dengan nilai dengan kriteria: terima Ho jika ; Rumusan hipotesis dijelaskan sebagai berikut. Hipotesis penelitian : Konseling spiritual teistik efektif dalam meningkatkan kompetensi intrapersonal mahsiswa Hipotesis statistik : : : Keterangan : H : Terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara skor pretest dan skor posttes. : Tidak terdapat peningkatan kompetensi intrapersonal antara skor pretes dan skor posttes. c. Membahas hasil penelitian. Iip Istirahayu, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

0 22 45

A. Latar Belakang - EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU TASAWUF DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Pontianak Tahun 2014)

0 0 21

LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD (PENELITIAN PADA HIMPAU DI KOTA PONTIANAK)

0 0 18

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SAINS SMP

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WRITE PAIR SHARE (WPS) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

0 1 9

EFEKTIVITAS TEKNIK SELF-TALK DALAM PENDEKATAN KONSELING KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI PESERTA DIDIK Noviana Diswantika STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Efektivitas Teknik Self-Talk dalam Pendekatan Konseling Kognitif untuk Meningka

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP CAPAIAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIF BERPRESTASI (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI Bandar Lampung Tahun Akademik 20152016) Ambyah

0 0 11

KECERDASAN SPIRITUAL PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN KOMPETENSI PERAWAT MELAKUKAN ASUHAN SPIRITUAL KEPADA PASIEN RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA YARSI PADANG PANJANG TAHUN 2015

0 0 9

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 16

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 15