PENGARUH PROFITABILITAS, KESEMPATAN INVESTASI, DAN PERTUMBUHAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2011)

(1)

2011)

THE EFFECT OF PROFITABILITY, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND GROWTH TO DEVIDEN POLICY

(Study on manufacturing companies in BEI period 2010-2011)

Oleh

NUGRAHENI PANGESTUTI 20120410286

FAKULTAS EKONOMI

UNIVEERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

THE EFFECT OF PROFITABILITY, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND GROWTH TO DEVIDEN POLICY

(Study on manufacturing companies in BEI period 2010-2011)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Menejemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

NUGRAHENI PANGESTUTI 20120410286

FAKULTAS EKONOMI


(3)

Nama : Nugraheni Pangestuti Nomor mahasiswa : 20120410286

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH PROFITABILITAS, KESEMPATAN INVESTASI, DAN PERTUMBUHAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2011”tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak kary aatau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apa bila teryata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta , 26 April 2016 Materai, 6000,-


(4)

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apa bila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (QS. Al Insyirahayat 6-7)

Semua berawal dari mimpi namun untuk mewujudkan mimpi itu maka bangun lah dan lekas kerjakan maka dari hasil kerja kerasmu dunia akan menilai kamu siapa dan seperti apa kamu

untuk pantas mendapatkan cita cita yang kamu gantungkan setinggi langit itu (penulis)

Di dunia ini ada dua macam kebahgian salah satunya adalah kebahagian yang kamu rasakan saat itu juga, kebahagian yang kamu rasakan saat itu….SANGAT BERHARGA (penulis)


(5)

menyelesaikan tugas akhirku dengan baik

Aku persembahkan karyaku yang sederhana ini untuk orang yang aku sayangi yang aku cintai dan selallu mendukungku

Mami dan Papi

Kasih sayang mami dan papi perjuangan mami untuk adek serta dukungan papi buat adek trimakasih sellalu menjadi panutan yang terhebat untuk

adek, sellalu memberikan kepercayan untuk adek, trimakasih mampu sabar mendidik adek menjadi wanita yang dewasa yang dapat

dibanggakan mami dan papi

Ciciku Gilang Pangestiti

Trimakasih sudah menjadi kaka terbaik yang aku punya semoga keedepanya kita akan menjadi the best pathner yang selallu solit untuk

membbahagiakan mami dan papi, trimakasih buat nasehatnya

The big’s Riyanto Family

Buat eyang tercinta oom john kaiyadi dan tante sisca trimakasih selallu mendukung adek saqmpai detik ini untuk meraih dan mengapai cita cita adek, rasa sayang kalian semangat buat adek selallu inggin maju terus

dan terus

Sahabat serta Kawanku

Buat kalian semua yang mampu menemani aku saat penulisan dan penyusunan skripsiku trimaakasih sudah mau membantuku dalam penyelesain tugas akhirku Ade Oktavia Putrinigrum, Femi Kurnia, Tata

Riyana, Ruddy Haryadi serta yang lainya yang mendukung penulis

Abizar Fikri

Trimakasih sudah mau menemani aku memberikan dukungan, memberikan semangat untuk menyusun skripsi dan selallu menghibur penulis saat jenuh


(6)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERYATAAN ...iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...v

INTISARI ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Batasan Masalah ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Landasan Teori...8

1. Kebijakan deviden ...8

2. Profitabilitas ...18

3. Kesempatan Investasi...21

4. Pertumbuhan ...23

B. Hubungan Antara Variabel ...24

C. Temuan Terdahulu ...27

D. Hipotesis Penelitian ...28

E. Model Penelitian ...32


(7)

E.

Alat Analisis yang Digunakan ...36

1. Analisis regresi linear berganda ...36

2. Uji asumsi klasik ...37

3. Pengujian hipotesis ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...40

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...40

B. Deskriftif Data Penelitian ...44

C. Deskriftif Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ...45

D. Uji Asumsi Klasik ...47

E. Hasil Penelitian ...55

F. Pembahasan (Interpreasi) ...61

BAB V PENUTUP ...65

A. Saran ...65 B. Keterbatasan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

(9)

(10)

(11)

opportunities, and growth against a policy dividend. The sampling technique used was purposive sampling criteria have been determined. Retrieved as many as 250 companies sempel amount for 5 years on manufacturing companies sector 2010-2014. Analytical techniques used was SPSS version 16.0. multiple regression analysis. The variable profitability measured by Return On assets, investment opportunity variables (IOS) measured with (MVE/, MBE,), Company Growth variables were measured using SGt, as well as a variable Dividend Policy in the HOUSE'S size with based on research results indicate that the profitability of influential and positive significance toward policy dividends. Investment opportunity not significant negative effect against the policy dividend and growth of the potential negative effect insignificant against a policy dividend.

Keyword: Profitability, Investment Opportunities, growth, and Dividend policies.


(12)

digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Diperoleh jumlah sempel sebanyak 250 perusahaan selama 5 tahun pada sektor perusahaan manufaktur 2010 - 2014. Teknik analisis yang digunakan adalahSPSS versi 16.0. analisis regresi berganda. Variabel profitabilitas diukur dengan Return On Asset, variabel kesempatan investasi ( IOS ) diukur dengan ( MVE/MBE ), variabel Pertumbuhan Perusahaan diukur menggunakan SGt, serta variabel Kebijakan Deviden di ukur dengan DPR

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan siknifikan terhadap kebijakan deviden. Kesempatan investasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan deviden dan pertumbuhan berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan deviden.

Kata kunci : Profitabilitas, Kesempatan Investasi, Pertumbuhan, dan Kebijakan Deviden


(13)

(14)

A.

Latar Belakang

Sebuah perusahaan publik dalam melaksanakan manajemen keuangan dihadapakan pada tiga keputusan manajemen yang dapat dipilih, yaitu keputusan investasi (penggunaan dana), keputusan pendanaan (memperoleh dana) dan keputusan deviden (pembagian dividen). Tujuan sebuah perusahaan jika dilihat menurut bidang keuangan adalah untuk memakmurkan dan mensejahterakan para pemegang saham. Dalam kegiatan kerjanya, perusahaan diharapkan dapat memberikan profit untuk menambah aset perusahaan.

Kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi investor dan perusahaan yang akan membayar deviden. Dalam menanamkan suatu modalnya, investor menginginkan tingkat pengambilan investor (return) baik berupa laba yang dibagikan dalam bentuk dividen yang diberikan perusahaan sebagaimana yang telah mereka investasikan kepada perusahaan tersebut maupun pendapatan untuk menambah modal. Dividen dianggap memberatkan bagi sebagian perusahaan karena perusahaan harus selalu menyediakan sejumlah kas dalam jumlah yang relative permanen untuk membayar dividen di masa yang akan datang.


(15)

untuk kebutuhan investasinya jadi memerlukan modal tambahan yaitu dengan menerbitkan saham baru atau malakukan pinjaman kepada pihak lain (Sulistiyowati, dkk. 2010).

Untuk pemegang saham atau investor, dividen kas adalah tingkat pengembalian investasi mereka dengan kepemilikan saham yang diterbitkan oleh perusahaan.Untuk pihak manajemen, deviden kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan tersebut. Umumnya pihak manajemen perusahaan akan menahan kas yang dimiliki untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Maksudnya pengurangan hutang akan mengurangi cash outflow berupa interest expense atau dengan investasi akan memberikan pengembalian berupa cash inflow bagi perusahaan. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan dividen kas dalam jumlah yang relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan. Kondisi inilah yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara principal dan agent (Suharli, 2007).

Bagi kreditur, dividen kas dapat menjadi sinyal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk bunga yang harus dibayarkan atau untuk melunasi pokok pinjaman. Dividen yang dibayarkan mencerminkan profit dan prospek yang baik di masa yang akan datang. Menurut asumsi masyarakat, perusahaan yang mampu membayarkan dividen, termasuk perusahaan yang menghasilkan keuntungan. Sehingga masyarakat akan tertarik untuk berinvestasi kepada perusahaan yang mampu membayarkan dividen tersebut.


(16)

Kebijakan dividen dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham.Perusahaan harus mampu memutuskan apakah membayar dengan dividen tunai atau dengan dividen saham. Dividen tunai umumnya lebih menarik bagi pemegang saham. Kebijakan dividen adalah keputusan finansial yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan.Pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Menurut Riyanto (2001:269) dividen adalah salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder. Dalam membayarkan dividen, perusahaan boleh menerapkan salah satu dari keempat jenis kebijakan dividen yang terdiri dari : pertama, kebijakan dividen yang stabil. Kedua, kebijakan dividen dengan penetapan jumlah minimal dan eksternal dividen.Ketiga, kebijakan dividen dengan penetapan rasio pembayaran dividen yang konstan.Keempat, kebijakan dividen yang fleksibel.Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi pihak yang terlibat di masyarakat Suharli, (2004). Bagi para pemegang saham atau investor, dividen merupakan tingkat pengembalian investasi mereka. Selain itu, bagi kreditur dividen dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas suatu perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjamannya. Bagi pihak manajemen dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan, maka Pemegang saham berusaha menjaga supaya pihak manajemen tidak terlalu banyak menyimpan kas, karena kas yang banyak


(17)

akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri. Pihak manajemen akancenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi, jika kondisi perusahaan sangat baik. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan dipakai untuk pembelian investasi yang menguntungkan, bahkan untuk mengatasi masalah investasi perusahaan yang kurang (underinvestment). Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat akan membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah investasi yang berlebihan (overinvestment). Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan laba atau profit (Suharli, 2007). Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar deviden merupakan fungsi dari keuntungan, dengan demikian profitability dibutuhkan perusahaan yang hendak membayarkan dividen.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Inneke dan Supatmi, 2008). Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang tinggi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan proporsi laba yang tinggi perusahaan mampu membayarkan deviden yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan deviden.


(18)

Menurut teory signaling merupakan signal oleh perusahaan karena perusahaan tersebut yakin bahwa prospek perusahaan baik dimasa mendatang dimana aliran kas yang diharapkan meningkat dimana perolehan tingkat dimana deviden yang meningkat tersebut bisa dibayarkan.

Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana yang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah.

Peluang investasi perusahaan dapat mempengaruhi dividen yang diterima oleh para pemegang saham.Hasil penelitian Wirjolukito (2003) menemukan pengaruh positif antara peluang investasi terhadap kebijakan dividen. Namun, hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Safrida dan Risanty (2004), yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara set kesempatan investasi dengan kebijkan dividen. Hal ini diperkuat dengan penelitian Suharli (2007) yang menyimpulkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kebijakan deviden karena semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan


(19)

perusahaan tersebut disebabkan semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menanam labanya dari pada membayarkan sebagian deviden kepada pemegang saham.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan Investasi Dan Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”

B.

Batasan Masalah Peneliti

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Dilakukan hanya pada perusahaan – perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Rentang waktu publikasi laporan keuangan mulai 2010 – 2014

3. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu dividend payout ratio (DPR)

4. Variabel independen yang digunakan yaitu profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbuhan

C.

Rumusan Masalah Peneliti

1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden ? 2. Bagaimana pengaruh kesempatan investasi terhadap kebijakan

deviden?

3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan deviden ?

D.

Tujuan Penelitian


(20)

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden

2. Untuk memngetahui pengaruh kesempatan investasi terhadap kebijakan deviden

3. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan deviden

E.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi, pertimbangan atau pengambilan keputusan dalam melakukan investasi dalam hal profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen antara profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen.

2. Bagi menejemen perusahaan

Bagi Manajemen Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan berkaitan dengan kebijakan dividen yang dipengaruhi oleh profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan.


(21)

3. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan yang berkaitan dengan kajian pembayaran dividen dan yang mempengaruhinya yang dalam penelitian ini berupa profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang sesuai dengan tema-tema yang relevan dengan penelitian ini.

4. Bagi penulis

Untuk penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan di bidang manajemen keuangan yang berfokus pada penerapan teori profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen


(22)

A. KAJIAN TEORI 1. Kebijakan deviden

a. Pengertian dan Tipe Deviden

Kebijakan dividen berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk membagikan laba atau menahannya untuk diinvestasikan lagi di dalam perusahaan. Laba merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting yang disisihkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Ada beberapa tipe deviden, yaitu deviden kas dan deviden non kas. Deviden kas merupakan laba perusahaan dalam bentuk kas perusahaan yang di distribusikan kepada pemegang saham secara tunai dengan nilai sesuai dengan kebijakan yang diterapkan perusahaan, deviden non kas adalah deviden yang dibagikan kepada pemegang saham bentuknya bukan kas, melainkan dalam bentuk saham.

Menurut Hanafi (2004:361) untuk deviden non kas, ada deviden saham (stock deviden) dan pemecahan saham (stock split). Berikut penjelasan tentang deviden saham dan pemecahan saham :


(23)

Pembayaran deviden kepada pemegang saham daalam bentuk tambahan jumlah lembar saham dan dinyatakan dalam presentase jumlah saham yang beredar. Deviden saham tidak mempengaruhi posisi fundamental dari para pemegang saham saaat ini. Rata-rata perusahaan yang melakukan pengumuman akan diadakannya deviden saham, harga sahamnya akan cenderung naik. Namun selama beberapa bulan ke depan perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba dan deviden, maka harga saham akan cenderung turun ke tingkat sebelumnya.

2.) Pemecahan Saham (Stock Split)

Pemecahan saham merupakan tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham beredar, seperti menggandakan jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya ia miliki (Brigham dan Houston, 2006:100). Pemecahan saham dikatakan tidak ekonomis untuk perusahaan, karena dengan melakukan pemecahan saham tidak akan menambah nilai perusahaan. Alasan perusahaan melakukan pemecahan saham yaitu karena berhubungan dengan likuiditas dan sinyal yang akan disampaikan perusahaan kepada masyarakat.


(24)

Tranding range theory menjelaskan bahwa menejemen melakukan pemecahaan saham untuk menjaga agar harga saham tidak terlalu mahal, sehingga akan dapat menarik investor untuk memiliki saham tersebut. Semakin banyak investor yang bergabung , maka secara otomatis aktivitas perdagangan akan meningkat. Meningkatnya aktivitas perdagangan tersebut, menunjukan bahwa tingkat likuiditas perdagangan saham mengalami peningkatan.

Signaling theory menjelaskan bahwa dengan pemecahan saham akan memberikan sinyal yang positif terhadap perusahaan. Pihak menejemen dalam hal ini menejer menyampaikan prospek masa depan perusahaan yang baik, dari perusahaan terhadap masyarakat.

b. Teori- teori Kebijakan Deviden

1.) Deviden Irrelevance Theory ( teori irelevansi deviden) Kebijakan deviden tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham sebuah perusahaan maupun biaya modalnya, Miller dan Modgligani (1961). Miller dan Modgligani (1961) beragumen bahwa jika kebijakan deviden yang tidak mempunyai pengaruh signifikan, maka kebijakan tersebut akan irrelevan. Mereka berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya dipengaruhi oleh kemampuan


(25)

dasar untuk mendapatkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, Miller dan Modgligani (1961) menyatakan bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan bergantung pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, buka pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi deviden dan saldo laba ditahan.

Investor dapat melakukan penyesuaian pada tingkat personal untuk menetralkan kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan investor. Selain itu menejer keuangan bisa menyesuaikan keingginan yang serupa agar target devidennya bisa terpenuhi. Dalam hal ini baik menejer atau investor berpikir rasional mengenai kebijakan deviden tersebut. Kebijakan ini berasumsi bahwa tidak ada biaya emisi saham baru, tidak ada pajak, dan kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.

2.) Bird In The Hand Theory (teori burung di tangan)

Mengemukakan bahwa deviden adalah lebih baik daripada saldo laba.karena pada akhirnya saldo laba memungkinkan tidak akan pernah terwujud sebagai deviden di masa depan. Menurut Myron


(26)

Gordon dan John Litner biaya ekuitas akan naik jika deviden dikurangi, karena pemegang saham akan membayarkan keuntungan yang lebih tinggi, karena pertimbangan resiko dan kepastian akan reinvestasinya. Sebaliknya, biaya ekuitas akan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan pembayaran deviden karena investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan deviden.

Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak (Earning After Tax) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan terutama untuk menentukan besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan dikarenakan kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap atau reaksi investor yang berarti pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor, pemotongan seperti itu seringkali dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan.


(27)

Selain itu, kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan yang berkaitan dengan sumber pembiayaan (financing) perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana intern akan semakin besar dan hal ini akan menjadikan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana ekstern menjadi semakin kecil (Puspita, 2009).

Kebijakan manajemen terhadap dividen tidak terlepas dari kebijakan manajemen terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Manajemen mempunyai dua pilihan terhadap laba bersih yang diperoleh yaitu: Dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, atau Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Pada umumnya sebagian laba bersih tersebut terlebih dahulu dibagikan dalam bentuk dividen, sisanya diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan.Keputusan manajemen untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang dibagikan sebagai dividen disebut dengan kebijakan dividen (dividend policy).


(28)

Beberapa argumen mengenai kebijakan dividen menurut Mamduh M Hanafi (2004:361) :

a. Kebijakan dividen tidak relevan

Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan. MM menunjukkan bahwa investor indifferent (samasaja) terhadap kebijakan dividen. MM mengajukan beberapa asumsi dalam analisis mereka :

1.) Tidak ada biaya pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).

2.) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan, dan dividen dimasa mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogeny. 3.) Kebijakan investasi ditentukan terlebih dulu, kebijakan

dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi. b. Argumen yang mendukung relevansi dividen

Argumen ketidak relevanan kebijakan dividen mengasumsikan pasar yang sempurna dan efisien. Jika pasar tidak sempurna, maka kebijakan dividen akan relevan. Argumen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen relevan berangkat dari asumsi ketidak sempurnaan pasar. Di satu sisi, argumen tersebut mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar dividen yang tinggi, di sisi


(29)

lain, argumen tersebut menyatakan sebaliknya, yaitu perusahaan perlu membayar dividen yang rendah Mamduh M Hanafi (2004).

1.) Dividen dibayar tinggi

Beberapa argumen yang mendukung pembayaran dividen yang tinggi Mamduh M Hanafi (2004) :

(a.) Mengurangi ketidak pastian

Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini karena dividen diterima saat ini sedangkan capital gain diterima di masa mendatang sehingga ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan capital gain. Faktor ketidak pastian akan berkurang sehingga investor semacam itu akan mau membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.

(b.) Mengurangi konflik keagenan antara menejer dengan pemegang saham

Menurut agency theory, konflik bisa terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham) dapat tercapai. Namun manajer bisa mempunyai


(30)

agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan pemegang saham. Manajer bisa saja menahan labanya untuk diinvestasikan kembali pada proyek yang dapat meningkatkan keuntungan, investasi aset, dan lain sebagainya. Konteks semacam itu pembayaran dividen yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor karena akan mengurangi potensi konflik antara manajer dengan pemegang saham.

(c.) Efek pajak

Dividen mempunyai pajak efektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain.Tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran dividen yang tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.

2.) Deviden dibayar rendah

Argumen yang mendasari dividen dibayar rendah Mamduh M Hanafi (2004) yaitu :

a.) Efek pajak

Di Negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan


(31)

dengan pajak untuk dividen. Disamping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir, dengan kata lain pajak efektif atas capital gain dapat ditunda sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah karena akan menghemat pajak.

b.) Biaya emisi (flotation costs)

Jika perusahaan membayarkan dividen dan kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham eksternal akan lebih besar dibandingkan biaya modal internal karena adanya biaya emisi, biaya transaksi dan biaya underpricing saham. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.

c. Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden

Faktor-faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen Mamduh (2004:375) :

1.) Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Perusahaan akan lebih baik


(32)

jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif.

2.) Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit (Wirjolukito et al, 2003 dalam Michell Suharli, 2007).

3.) Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (Nurani Bangun dan Stefanus Hardiman, 2012).

4.) Stabilitas Pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat.Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi.Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai


(33)

pendapatan yang tidak stabil.Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi.

5.) Pembatasan-pembatasan

Kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi pembayaran dividendalam situasi tertentu.Sebagai contoh, perusahaan harus menjaga tingkat modal tertentu, rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar.Pada situasi normal, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk, dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.

2. Profitbilitas

Profitabilitas adalah salah satu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, assets, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004:42). Laba mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan deviden. Membayarkan deviden akan memberikan sinyal akan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kemampuan membayarkan deviden memberikan pengaruh kepada perusahaan mengenai fungsi dari keuntungan. Profitabilitas adalah suatu cara


(34)

untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya, jika dari tahun ke tahun perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang signifikan tentunya investor akan cenderung memiliki harapan yang cukup optimis atas pengambilan investasi yang akan diperolehnya.

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan factor penting yang harus mendapat perhatian, karena profitabilitas sebagai alat vital untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Suatu perusahaan agar terus berjalan dan menjadi perusahaan yang maju harus berada pada keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adnya keuntungan, perusahaan tidak akan maju dan sulit untuk menarik modal dari luar perusahaan, disamping melihat laporan keuangan perusahaan juga bisa dengan analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu :

a. Rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan b. Rasio profitabilitas yang terkait dengan investasi

Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang


(35)

diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi.

Helfert, (1996:86) profitabilitas adalah salah satu daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham dalam suatu perseroan. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada mereka. Akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum. Profitabilitas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kebijakan deviden.

Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang tinggi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan proporsi laba yang tingi perusahaan mampu membayarkan deviden yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan deviden.

Profitabilitas ( Profitability ) adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya.


(36)

Deviden merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu deviden akan dinaikkan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.Dividen dapat diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungannya lebih besar sebagai deviden. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Profitabilitas dapat diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak dibagi dengan total asset.

3. Kesempatan investasi

Kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan (Inneke dan Supatmi, 2008). Kesempatan investasi merupakan pilihan investasi masa depan dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai jalan untuk mengembankan perusahaan. Perumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan periode tertentu (sales growth) dan rasio investasi yang semakin besar dilakukan


(37)

perusahaan pada asset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Gaver (1993), opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditujukan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangannya saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengekploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam sutu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable).

Kebijakan deviden sanggat dipengaruhi oleh peluang investasi dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan adanya kebijakan residual (Brigham dan Houston, 2006) atau residual theory of deviden, yaitu deviden dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan investasi baru.

Menurut ( Hanafi,2004 )menyatakan bahwa menejer keuangan akan melakukan langkah-langkah dari kebijakan deviden tersebut, langkah-langkah tersebut adalah :

a. Menentukan panganggaran modal yang optimum,

b. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiyayai investasi baru sambil menjaga struktur modal menjadi ideal.


(38)

c. Menggunakan dana internal untuk mendanai kebutuhan dana dari saham tersebut.

d. Membayarkan deviden jika ada sisa dari dana internal, setelah semua usulan investasi dengan NPV ( Net Present Value ) positif didanai.

Dasar dari kebijakan residual adalah kenyataan bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan laba dan menginvestasikan kembali dari pada membagikanya sebagai deviden, apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut memberikan laba yang lebih tinggi daripadaa tingkat pengembalian rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri dari laba dengan resiko yang sama. Kesempatan Investasi menggambarkan tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan Hartono, (2003:58) berdasarkan definisi diatas bahwa pilihan investasi itu merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun sebagian perusahaan tidak dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa yang akan datang. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai jalan untuk mengembangkan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan periode tertentu (sales growth) dan rasio investasi yang semakin besar dilakukan perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar


(39)

investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana yang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah. Kesempatan investasi dapat diukur dengan peningkatan aktiva tetap bersih, hal ini sesuai dengan format laporan arus kas (statement of cash flow) yang mengukur investasi dari investasi jangka panjang dan aktiva tetap berwujud.

4. Pertumbuhan

Growth (pertumbuhan perusahaan) aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional suatu perusahaan. Semakin besar aset maka akan diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset suatu perusahaan yang diikuti dengan peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap suatu perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan, maka proposi hutang tersebut akan lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan menurut Ang (1997).


(40)

B. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL 1. Profitabilitas terhadap kebijakan deviden

Helfert, (1996:86) salah satu daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada mereka.Akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum.Profitabilitas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kebijakan deviden. Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang tinngi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan proporsi laba yang tingi perusahaan mampu membayarkan deviden yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan deviden.

Berdasakan teory signaling menjelaskan bahwa merupakan signal oleh perusahaan karena perusahaan tersebut yakin bahwa prospek perusahaan baik dimasa mendatang dimana aliran kas yang diharapkan meningkat dimana perolehan tingkat deviden


(41)

yang meningkat tersebut bisa dibayarkan.Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.Dividen dapat diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungannya lebih besar sebagai deviden. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.Hal ini menunjukan profitabilitas berpengaruh positih terhadap kebijakan deviden.

2. Kesempatan investasi

Kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan (Inneke dan Supatmi, 2008). Kesempatan investasi merupakan pilihan investasi masa depan dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas.Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Perusahaan akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif.

Kesempatan Investasi menggambarkan tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan Hartono, (2003:58) berdasarkan definisi diatas bahwa pilihan investasi itu


(42)

merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun sebagian perusahaan tidak dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa yang akan datang.Perusahaan yang mengalami pertumbuhan akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai jalan untuk mengembangkan perusahaan. Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung menggunakan danayang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah.Hal ini menunjukan kesempatan investasi perpengaruh negative terhadap kebijakan deviden.

3. Pertumbuhan terhadap kebijakan deviden

Pertumbuhan perusahaan adalah mengambarkan presensi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahunke tahun. Rasio ini menunjukan presensi kenaikan penjulan tahun ini disbanding dengan tahun yang lalu. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik (Harahap,2002:309). Semakin cepat tingkat pertumbuhan semakin besar dana yang dibutuhkan, karena untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan jika menggunakan hutang maka beban buga makin tinggi, sehingga laba dipai untuk membayarkan sebagian deviden.


(43)

Growth (pertumbuhan perusahaan) aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional suatu perusahaan. Semakin besar asset maka akan diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan asset suatu perusahaan yang diikuti dengan peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap suatu perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan, maka proposi hutang tersebut akan lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan menurut Ang (1997). Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kebijakan deviden karena semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut disebabkan semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menanam labanya dari pada membayarkan sebagian deviden kepada pemegang saham. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan berpengaruh negative terhadap kebijakan deviden.


(44)

C. TEMUAN TERDAHULU

1. Marpung dan Hadianto, (2009), semakin tinggi laba maka semakin tinggi aliran kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat membayar dividen lebih tinggi

2. Ahmad Rizal, (2009) yang menunjukkan bahwa IOS berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian Marpung dan Hadianto, (2009) menyatakan bahwa investmen opportunity set atau kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap kebijakan dividen.

3. Suherli dan Harahap (2004), Marpung dan Hadianto (2009), Prihantoro (2003), Raharja (2007) serta Hatta (2002) tidak menemukan adanya pengaruh antara pertumbuhan dengen kebijakan dividen. Namun bertentangan dengan penelitian

Sutoyo,dkk (2011) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen

4. Suharli (2007) tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividentunai perusahaan dengan likuiditas sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2002-2003 menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan, sedangkan investment opportunity set berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai.


(45)

5. Marpaung dan Hadianto (2009) dengan judul pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen: studi empirik pada emiten pembentuk indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia, menyatakan kesempatan investasi yang diproksi dengan pertumbuhan penjualan (SG) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen dan rasio harga pasar terhadap nilai buku (MTVB) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

6.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Profitabilitas dan kebijakan dividen

Laba merupakan indikator utama yang menunjukkan kapasitas perusahaan dalam membayarkan dividen Anil dan kopoor, (2008).Laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen tahun sebelumnya Lintner. Perusahaan penghasil profit mampu membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba ditahan untuk membiayai investasinya dengan syarat profit yang dihasilkannya cenderung stabil.

Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang tingi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan proporsi laba yang tingi perusahaan mampu membayarkan deviden


(46)

yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan deviden. Adapun asumsi lain yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negative terhadap deviden di sebabkan semakin tinggi profitabilitas perusahaan justru membayar devidennya kecil karena prusahaan yang profitabilitas tinggi tidak membutuhkan dana ekternal di sebabkan prusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki dana internal yang besar sehingga dana internalnya cukup untuk kebutuhan investasi. Laba yang tinggi belum tentu membayarkan deviden sebab perusahaan akan lebih cenderung memilih untuk menginvestasikan dana tersebut ketimbang membagikan devidennya.

Menurut teory signaling merupakan signal oleh perusahaan karena perusahaan tersebut yakin bahwa prospek perusahaan baik dimasa mendatang dimana aliran kas yang diharapkan meningkat dimana perolehan tingkat dimana deviden yang meningkat tersebut bisa dibayarkan.

Jadi dari argumen dan teory signaling tersebut dapat disimpulkan adanya pengaruh positif antara profitabilitas terhadap kebijakan deviden.

H1: profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden


(47)

2. Kesempatan investasi dan kebijakan deviden

Apabila kondisi suatu perusahaan sangat baik maka pihak manajemen cenderung akan lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah overinvestment. Apabila kondisi suatu perusahaan sangat baik maka pihak manajemen cenderung akan lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah overinvestment. Peneliitian Wiirjolukito (2003) mengukur pemanfaatan kesempatan investasi bisa diukur dengan menggunakan peningkatkan aktiva tetap bersih. Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana yang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah. Jadi kesempatan investasi merupakan indicator sebuah perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung menggunakan dana internal perusahaan ketimbang dana eksternal karena akan ada resiko dan biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan yang


(48)

mempunyai kesempatan investasi lebih memilih mengunakan sebagian dari laba yang di dapat ketimbang harus membagikan deviden.

Jadi dari argument diatas dapat disimpulkan.

H2: kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap kebijakan deviden

3. Pertumbuhandan kebijakan deviden

Tingakat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen Tampubolon, (2005) Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar pula kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menanam labanya daripada membayarkan sebagian dividen kepada pemegang saham. Jadi meningkatnya pertumbuhan perusahaan perusahaan tersebut membutuhkan dana internal yang tinggi sehingga perusahaan yang pertumbuhannya meningkat akan senang menanamkan labanya dari pada harus membayarkan deviden. Jadi dapat disimpulkan

H3 : pertumbuhan perusahaan berpengaruh negative terhadap kebijakan deviden.


(49)

E. MODEL PENELITIAN

Variabel independen Variabel

dependen

H H1

H2 H2

H3

Sumber Diolah Sendiri

Gambar 1. Profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbuhan terhadap kebijakan deviden

Profitabilitas (ROA)

Kebijakan deviden (DPR) Kesempatan investasi

(IOS)

Pertumbuhan (SG)


(50)

Subyek yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada tahun 2010 – 2014. Adapun peneliti mengkususkan untuk pertumbuhan dilihat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2009.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari pojok BEI berupa laporan keuangan tahunan perusahaan untuk periode tahun 2010-2014, dikususkan untuk pertumbuhan data pada tahun 2009.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling yaitu teknik samping yang menggunakan kriteria- kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sampel adalah :

1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2014 ; 2. Perusahaan yang mempunyai laba yang positif dari tahun


(51)

3. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2010 sampai dengan 2014;

4. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang akan diteliti dari tahun 2010 – 2014

5. Untuk data khusus pertumbuhan dilihat pada tahun 2009 D. Devinisi Operasional dan Variabel yang Digunakan

1. Variabel dependen a. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menunjukkan proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini diproksi dengan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio).

Mamdu M, Hanafi (2004) 2. Variabel independen

a. Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.Untuk mengukur suatu tingkat profitabilitas, peneliti menggunkan ROA sebagai proksi profitabilitas dengan skala pengukuran

DPR =

�� �� ��ℎ�� ������� ��ℎ��


(52)

beberapa rasio. ROA merupakan salah satu perbandingan antara laba bersih setelah pajak selama satu tahun berjalan dengan total aktiva yang dimiliki pada akhir tahun (Marpung dan Hadianto, 2009).

ROA =

b. Kesempatan Investasi (IOS)

Ios adalah peluang atau kesempatan yang dimliki perusahaan dalam rangka mengembangkan sebuah perusahaan. Ios akan diproksikan sebagai market to book value of equity (MVE/BVE). Rasio ini dihitung dengan cara membagi kapitalisasi pasar (harga saham dikalikan dengan jumlah lembar harga saham) dengan total equitas

IOS = MVE/BVE = (jumlah saham yang beredar x harga penutupan saham)

Total Equitas

c. Pertumbuhan Penjualan


(53)

berdasarkan perbandingan antara net sales periode sekarang (net sale t) minus periode sebelumnya (net sales t-1) terhadap net sales periode sebelumnya (net sales t-1).

SG

t

=

E. Alat Analisis Data yang Digunakan

1. Analisis Regresi linier berganda

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.Pengolahan data dibantu dengan Program SPSS. Teknik tersebut di pergunakan untuk mengetahui keterkaitan anatara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbuhan, sedangakan variabel terikat yaitu kebijakan dividen.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = + ІtprofІt + ЇtiosІt+ Јt sgЈt+ e Dalam persamaan diatas :

= harga konstanta (harga Y apabila X= 0

= angka arah atau koefisien regresi prof1t= profitabilitas


(54)

sg3t= pertumbuhan

e = error 2. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dalam model regresi dilakukan untuk menghindari adanya bias dalam pengambilan keputusan.

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika variabel residual tersebut memiliki distribusi tidak normal maka hasil uji akan bias.Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Dasar pengambilan keputusan yaitu jika probabilitas lebih besar dari 0,05maka H0 diterima

yang berarti variabel berdistribusi normal dan jika probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang

berarti variabel tidak berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) dengan menggunakan bantuan program statistik.


(55)

b. Uji multikolienieritas

Uji multikolonieritas adalah asumsi adanya korelasi variabel diantara satu dengan yang lain. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas, variabel mediasi, dan variabel terikat.Multi kolinieritas dapat dilihat dari Variance inflition factor (VIF) dan nilai tolerance, kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel ndependen manakah yang dijelaskan.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi adalah korelasi (hubungan) antara anggota serangka observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang.Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu paada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Konsekuensi adanya auto korelasi adalah peluang keyakinan menjadi besar serta varian dan nilai kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah.


(56)

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah adanya varian berbeda yang dapat membiaskan hasil yang dihitung serta menghasilkan adanya konsekuensi adanya ordinary least sequare yang akan menaksir terlallu rendah dari varian yang sesungguhnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari risidual satu ke yang lain.

3. Pengujian hipotesis a. Uji t

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada derajat kepercayaan 5% (0,05). Uji t di gunakan untuk:

1.) Untuk melihat arah koefisien, hipotesis diterima jika koefisien searah dengan hipotesis

2.) Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.


(57)

b. Uji F

Uji F hitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.Uji ini dapat dilihat pada nilai F-test. Nilai F pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Apabilanilai signifikansi F < 0,05 maka memenuhi ketentuan goodness of fit model, sedangkan apabila nilai signifikansi F > 0,05, maka model regresi tidak memenuhi ketentuan goodness of fit model. c. Uji R

Untuk mengetahui seberapa % pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang di lihat dari Koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009)


(58)

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbhan perusahaan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur periode 2010-2014. Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang berjumlah 131 perusahaan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian mengunakan proposive sampling yaitu ssampel yang kriteria sampel yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei periode 2010-2014

2. Perusahaan yang mempunyai laba positif dari tahun 2010-2014 3. Perusahaan yang membagikan deviden dari 2010-2014

4. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang akan di teliti dari tahun 2010-2014


(59)

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel

No Uraian Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang udah terdaftar di BEI periode 2010-2014 dan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan

655

2. Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan dalam perhitungan variabel yang digunakan dalam penelitian selama periode 2010-2014.

165

3. Perusahaan yang tidak memiliki laba positif dan perusahaan yang tidak membagikan deviden selama periode 2010-2014

375

4. Jumlah perusahaan digunakan dalam sampel

115

Sumber :www.idx.co.id

Perusahaann dipilih denan mengunakan meode purposive judgement sampling berdasarjankriteria yang telah di tetapkan


(60)

berdasarkan proses seleksi sampel maka diperolah 115 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel.

Penelitian ini mengunakan 3 variabel independen yaitu profitabilitas, keempatan investasi, dan pertumbuhan perusahaan sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini kebijakan deviden. Deskriftif variabel atas data yang digunakan selama 5 tahun penelitian 2010-2014 terdiri dari 115 data. Data diperoleh dsri indinesia stock exchange (idx), Indonesia capital market directory (icmd), yahoo finance, website bei www.idx.co.id serta berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

Berikut nama-nama perusahaan yang mejadikan objek dalam penelitian ini

Tabel 4.2 Nama Perusahaan

No

Kode Perusahaan

Nama Perusahaan

1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2 SMCB Holcim Indonesia Tbk.

3 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 5 ARNA Arwana Citramulia Tbk 6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk


(61)

8 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 9 LION Lion Metal Works Tbk

10 LMSH Lionmesh Prima Tbk

11 EKAD Ekadharma International Tbk 12 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 13 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 14 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 15 TRST Trias santosa santosa tbk

16 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 17 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 18 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 19 ASII Astra International Tbk

20 AUTO Astra Otoparts Tbk 21 BRAM Indo Kordsa Tbk

22 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 23 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 24 INDS Indospring Tbk

25 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 26 SMSM Selamat Sempurna Tbk 27 TRIS Trisula International Tbk 28 BATA Sepatu Bata Tbk.


(62)

30 KBLI KMI Wire and Cable Tbk. 31 KBLM Kabelindo Murni Tbk.

32 SCCO Supreme Cable Manufacturing &Commerce Tbk. 33 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

34 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 35 DLTA Delta Djakarta Tbk.

36 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 37 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 38 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 39 MYOR Mayora Indah Tbk.

40 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 41 SKLT Sekar Laut Tbk.

42 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. 43 GGRM Gudang Garam Tbk.

44 HMSP HM Sampoerna Tbk.

45 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. 46 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. 47 KLBF Kalbe Farma Tbk.

48 MERK Merck Tbk.

49 TCID Mandom Indonesia Tbk. 50 UNVR Unilever Indonesia Tbk.


(63)

Data penelitian yang digunakan adalah seanyak 109 sampel. Dalam penelitian dilakukan melalui beberapa tahap perhitungan antaralain

a. Logaritma

Logaritma dilakukan karena ada variabel yang digunakan mengalami nilai GAP yang jauh signifikan diantara variabel. Sehingga dilakukan logaritma yang dapat digunakan untuk menormalisasi yang tidak distribusi normal sebagai syarat untuk memenihi uji asumsi klasik

b. Outlier

Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan mucul dalam bentuk nilai ekstrim. Penyebab timbulnya data outlier adalah kesalahan dalam mengantri data, gagal menspesifikasikan adanya missing value dalam program komputer, outlier bukan merupakan anggta populasi yang kita ambil sebagai sampel dan outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel distribusi dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara normal.

1. Deskriftif Hasil Penelitian

Analisis dekriptif digunakan untuk memeberikan gambaran pada variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.Penelitian ini


(64)

menggunakan tiga variabel indepanden yang bertujuan untuk mengetahui hubungan profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan perusahaan Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan kebijakan deviden.Deskriptif variabel diatas data dilakukan selama 5 tahun, sehingga jumlah data secara keseluruhan yang diamati setelah dideteksi adanya outlier menjadi berjumlah 109 sampel.

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskritif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 115 .00 5.77 .4791 .58741

ROA 115 .01 .72 .1384 .11871

IOS 115 1.00 989.00 1.3631E2 229.53822

SG 115 .01 13.19 .3185 1.24161

Valid N (listwise)

115

Keterangan :

N : Jumlah Data

Maksimum : Nilai Tebesar Variabel Minimum : Nilai Terkecil Variabel Mean : Nilai Rata-Rata Variabel


(65)

Std. Deviation : Ukuran Dispersi atau Penyebaran Data

Dari hasil uji statistik pada tabel 4.3 didapatkan informasi sebagai berikut :

(1.) Deviden per share (DPR)

Dari hasil pengujian statistik deskriptif DPR memiliki rentang nilai dari 0.00 hingga 5,77 nilai terendah dimiliki oleh PT inducement tunggal prakasa (INTP) pada tahun 2013, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Indopoly swakarsa industry tbk (IPOL) pada tahun 2013. Nilai rata-rata DPR bernilai sebesar 4791 dan standar deviasinya bernilai sebesar 58741

2. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat untuk dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas data secara statistik, uji heterokreditas, uji multikorelitas, dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan persamaan regresi logaritma natural semilog yang telah dilakukan, diperoleh hasil tidak terdapat penyimpangan terhadap uji normalitas data secara statistik, uji heterokreditas , uji multikorelitas, dan uji autokorelasi.


(66)

a. Uji Normalitas

Pengujian inidimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel peganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan uji one sample kolmogrov-smirnov test dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Asymp. Sig > 0,05, maka data berdistribusi normal 2) Asymp. Sig < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Sebelum Outlier Dikeluarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 115

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .57776970

Most Extreme Differences Absolute .238

Positive .238

Negative -.169

Kolmogorov-Smirnov Z 2.555


(67)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 115

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .57776970

Most Extreme Differences Absolute .238

Positive .238

Negative -.169

Kolmogorov-Smirnov Z 2.555

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel Dari tabel 4.4 diatas diketahui total data 115 dengan besar signifikannya 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti data residual tidak berdistribusi normal, sehingga dapat simpulkan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

Tabel 4.5

Uji Normalitas Sesudah Outlier Dikeluarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 109

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation .30762515

Most Extreme Differences

Absolute .117

Positive .073


(68)

Kolmogorov-Smirnov Z 1.218

Asymp. Sig. (2-tailed) .103

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Dasar pengambilan keputusan yaitu jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabel

berdistribusi normal dan jika probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang berarti variabel tidak berdistribusi

normal. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) dengan menggunakan bantuan program statistik. Hasil uji normalitas terlihat dalam tabel berikut: berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel Dari tabel 4.4 diatas diketahui total data 115 dengan besar signifikannya 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti data residual tidak berdistribusi normal, sehingga dapat simpulkan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.Untuk memenuhi asumsi klasik normalitas penelitian ini maka outlier di keluarkan dan menggunakan logaritma (log). Pada table 4.5 menunjukkan nilai hasil uji normalitasdiketahui total data 109 pada nilai signifikan


(69)

Sebesar 0,103.Yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulakan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model regresi penelitian ini terdistribusi normal

b. Uji Multikorelitas

Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolineritas, yaitu adanya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolineritas

Colinearity statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

ROA .887 1.128

IOS .916 1091

SG .966 1035

Berdasarkan hasi uji pada tabel 4 terlihat bahwa menunjukkan semua nilai VIF dari semua variabel independen dalam penelitian ini mempunyai nilai VIF <10,


(70)

maka dapat dikatakan berarti data terbebas dari multikolinerita

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan yang lain. Pengujian dilakukan dengan uji Glejser yaitu dengan meregresikan variabel independen terhadap absolute residual. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak diantara data pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisiensi signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (a =5%). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

Ho : tidak ada heteroskedastisitas Ha : ada heteroskedastisitas

Dasar pengmbilan keputusan adalah, jika signifikansi < 0.05 maka Ho diterima (Tabel Uji heteroskedastisitas tidak ada heterokreditas). Hasil pengujian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(71)

ROA .998 Tidak terjadi heteroskedastisitas

IOS .523 Tidak terjadi heteroskedastisitas

SG .416 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pada tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskredisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada pariode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t -1 (sebelumnya). Autokorelasi dapat diketahui melalui uji Durbin Waston (DW test) . berikut hail pengujisn autokorelasi yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil uji autokorelasi pertama Model Summaryb


(72)

1 1.179

a. Predictors: (Constant), SG,IOS,ROA b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.8 didapat nilai DW sebesar 1,179 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Untuk jumlah data N = 109, maka nilai dL sebesar 1,631 dan du sebesar 1,744. Karena nilai DW 1.179 1.744 dan berada dibawah < 4-du (4-1.749 = 2.256).

Maka dapat disimpulakan bahwa terjadinya autokorelasi, untuk menghindari terjadinya autokorelasi pada penelitian ini sehingga di lakukan uji data dengan menggunakan rumus:

p =

Dimana:

N = Banyaknya jumlah sampel d = Durbin-Watson

k = banyaknya jumlah variable


(73)

P =

P =

P =

P = 0,412

P digunakan untuk mencari nilai dari rumus dibawah ini:

√ = √

= √

= √

= 0,911

Tabel 4.9

Hasil uji autokorelasi kedua Model Summaryb

Model Durbin Watson

1 1.861

a. Predictors: (Constant), SG,IOS, ROA b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan output dari uji autokorelasi yang kedua dapat di lihat nilai DW sebesar 1,861 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Untuk jumlah data N = 109, maka nilai dL


(74)

sebesar 1,631 dan du sebesar 1,744. Karena nilai DW 1,861 1.744 dan berada dibawah < 4-du (4-1.744 = 2.256).dapat di simpulkan tidak terjadinya autokorelasi.

1. Hasil penelitian

Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda. (1). Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel dependen apakah masing-masing variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut hasil pengujian yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil analisis uji regrsi berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant

) -.124 .249 -.498 .619

ROA .187 .083 .227 2.249 .027 .887 1.128

IOS -.018 .032 -.054 -.547 .586 .916 1.091


(75)

Berdasarkan tabel diatas maka persamaan regregi berganda dengan 3 variabel independen sebagai berikut :

Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = + troa t + tios t+ tsg t+ e

Y = -0,124+-0,187roa+ -0,018ios + 0,039Sg

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar -0,124, artinya jika ROA, IOS dan SG

nilainya adalah 0. Maka Kebijakan deviden (DPR) nilainya akan mengalami penurunan sebesar -0,124.

b. Koefisien regresi variabel ROA sebesar 0,187 artinya jika variabel lain nilainya tetap dan ROA mengalalami kenaikan sebesar 1%. Maka kebijakan deviden (DPR) mengalami kenaikan sebesar 0,187. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ROA dengan kebijakan deviden tersebut. Semakin besar ROA maka semakin tinggi kebijakan deviden tersebut.

c. Koefisien regresi variabel IOS sebesar -0,018 artinya jika variabel lain nilainya tetap dan IOS mengalalami kenaikan sebesar 1%. Maka kebijakan deviden mengalami penurunan sebesar 0,018. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara IOS dengan kebijakan deviden


(76)

tersebut. Semakin besar IOS maka semakin menurunkebijakan deviden tersebut.

d. Koefisiensi regresi SG sebesar 0,039. artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan SG mengalami kenaikan 1 %. Maka kebijakan deviden (DPR) mengalami kenaikan sebesar 0,039. koefisien bernilai postif berarti terjadi hubungan yang positif antara SG dengan kebijakan deviden. Semakin besar SG maka semakin tinggi kebijakan tersebut.

(2). Uji F

Menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap nilai variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji F yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.


(77)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat adanya pengaruh, profitabilitas,kesempatan investasi dan pertumbuhan berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat f hitung 1,965 dengan signifikansi yang menunjukkan nilai sebesar 0,124, itu berarti nilai probabilitas signifikansi 0,05. Sedangkan hasil yang diperoleh dari f tabel dengan

atau 3 pada = 0,05 adalah

sebesar 2,68 yang berarti f hitung f tabel (1,965 2,69) maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROA, IOS dan SG secara simultan tidak berpengaruh terhadap kebijakan depiden

(3). Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisiensi determinan ini digunakan untuk mengetahui seberapa kemampuan variabel terikat. Nilai

Total 10.794 108

a. Predictors: (Constant), SG, IOS, ROA b. Dependent Variable: DPR


(78)

Berikut adalah hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.12

Hasil uji koefisien determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .182a .033 .005 .34664

a. Predictors: (Constant), SG, IOS, ROA b. Dependent Variable: DPR

Terlihat dalam tabel 4.12 diketahui nilai R2(Adjusted R Square) adalah 0,05 atau 0,05%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen kebijakan deviden yang diproksikan dengan DPR dapat dijelaskan oleh variabel independen yakni, ROA, IOS, SG sebesar 0,05%. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 99,05% dapat dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.Std. Error of the estimasi (SEE) sebesar 0,34664 makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependent.

2. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen memengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(79)

(1). Uji t

a. Untuk melihat arah koefisien, hipotesis diterima jika koefisien searah dengan hipotesis

b. Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Berikut hasil perhitungan uji t yang disajikan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji t

Model T Sig.

(Constant) -.498 .619

ROA 2.249 .027

IOS -.547 .586

SG .482 .631

a. Dependen Variabel : DPR

Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengujian hipotesis pertama

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

kebijakan deviden.

Berdasarkan tabel hasil uji regresi linier berganda diperolehnilai koefisien regresi sebesar 0,187 hal itu menunjukan arah koefisien positif. Artinya


(80)

terjadinya hubungan positif antara profitabilitas (ROA) terhadap kebijakan deviden (DPR).dan nilai signifikansi sebesar 0,027 dengan nilai t hitung sebesar 2,249 dimana nilai t hitung tersebut lebih kecil dari t tabel (2,249 1,65895).Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA)berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden. Di sebabkan nilai signifikan 0,027 lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis pertama di terima.

2. Pengujian hipotesis kedua

H2: kesempatan investasi (IOS) berpengaruh

negative terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan tabel hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,18.hal itu menunjukan arah koefisien negatif. Artinya terjadinya hubungan negatif antara kesempatan investasi (IOS) terhadap kebijakan deviden (DPR) dannilai signifikansi sebesar 0,586 dengan nilai t hitung sebesar -0,547dimana nilai t hitung tersebut lebih kecil dari t tabel -0,547 ).Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesempatan investasi (IOS)tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 109

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .30762515

Most Extreme Differences

Absolute .117

Positive .073

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.218

Asymp. Sig. (2-tailed) .103

Lampiran 8

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF 1 (Constant)

-.124 .249 -.498 .619

ROA .187 .083 .227 2.249 .027 .887 1.128 IOS -.018 .032 -.054 -.547 .586 .916 1.091


(2)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF 1 (Constant)

-.124 .249 -.498 .619

ROA .187 .083 .227 2.249 .027 .887 1.128 IOS -.018 .032 -.054 -.547 .586 .916 1.091

SG .039 .081 .047 .482 .631 .966 1.035

a. Dependent Variable: DPR Lampiran 9

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1(Constant

) .352 .162 2.177 .032

ROA .000 .054 .000 -.003 .998 .887 1.128


(3)

SG .043 .053 .081 .816 .416 .966 1.035 a. Dependent Variable:

ABS_RESID3

Lampiran 10

Uji Autokorelasi 1

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .231a .053 .026 .31199 1.179

a. Predictors: (Constant), SG, IOS, ROA b. Dependent Variable: DPR

Uji Autokorelasi 2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .182a .033 .005 .34664 1.861

a. Predictors: (Constant), SG, IOS, ROA b. Dependent Variable: DPR


(4)

Lampiran 11

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constan

t) -.124 .249 -.498 .619

ROA .187 .083 .227 2.249 .027 .887 1.128 IOS -.018 .032 -.054 -.547 .586 .916 1.091

SG .039 .081 .047 .482 .631 .966 1.035

a. Dependent Variable: DPR

Lampiran 12

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression

.574 3 .191 1.965 .124a

Residual 10.220 105 .097

Total 10.794 108


(5)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression

.574 3 .191 1.965 .124a

Residual 10.220 105 .097

Total 10.794 108

b. Dependent Variable: DPR

Lampiran 13


(6)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1

.231a .053 .026 .31199 1.179

a. Predictors: (Constant), SG, IOS, ROA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”

5 79 104

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

PENGARUH DEVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG,PROFITABILITAS,DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 123

PENGARUH MANAGERIAL OWNERSHIP STRUCTURE, PROFITABILITAS DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN: STUDI EMPIRIK PADA EMITEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA 2009-2013.

1 4 13

PENGARUH PROFITABILITAS, KESEMPATAN INVESTASI DAN PERTUMBUHAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 3 15

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KESEMPATAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN: STUDI EMPIRIS PADA EMITEN PEMBENTUK INDEKS LQ45DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 65

PENGARUH SET KESEMPATAN INVESTASI, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011

0 4 78

PENDAHULUAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.

0 3 10

PENDAHULUAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden Dan Tingkat Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

0 3 7

PENGARUH KEBIJAKAN UTANG, PROFITABILITAS, DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011- 2013

0 0 15