PENGARUH MEROKOK TERHADAP FAAL PARU THE EFFECT OF SMOKING ON PULMONARY PHYSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah orang yang merokok sangat banyak. Saat ini diperkirakan ada sekitar
1,3 milyar orang perokok di dunia. (WHO, 2006). Laporan WHO pada tahun 2008
menyebutkan bahwa hampir 2/3 perokok tinggal di 10 negara. Saat ini, Indonesia
adalah negara terbesar ketiga pengguna rokok setelah Cina dan India yang
mencapai 146.860.000 jiwa. (Suryopraogo, 2009). Konsumsi rokok di Indonesia
meningkat tujuh kali lipat selama periode 1970-2000 dari 33 milyar batang pada
tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun 2000. Kenaikan konsumsi rokok
yang paling tinggi (159%) terjadi antara tahun 1970 dan 1980, yaitu dari 33 milyar
batang menjadi 84 milyar batang, bersamaan dengan mekanisasi industri rokok kretek
pada tahun 1974. Konsumsi meningkat terus, yaitu sebesar 67% pada kurun waktu
1980-1990 dan 54% selama periode 1990-2000 (Pradono & Kristanti, 2002).

Perilaku merokok melanda semua kalangan. Merokok tidak hanya dilakukan
oleh orang dewasa tetapi dilakukan pula oleh anak-anak. Prevalensi anak merokok
di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan
dari 70 juta jumlah anak di Indonesia, 37% atau 25,9 juta anak diantaranya
merokok. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah
perokok terbanyak di Asia berdasarkan penelitian Global Youth Tobacco
(Suryopraogo, 2009).Sebagian besar anak Indonesia hingga kini masih terpapar

asap rokok dan promosi industri rokok. Fakta itu terungkap dari hasil riset
kuantitatif tentang persepsi dan perilaku merokok yang dilakukan, yakni “Koalisi
untuk Indonesia Sehat (KUIS)” terhadap 3.040 responden perempuan berusia 1325 tahun di DKI Jakarta dan Bukit tinggi, Sumatera Barat, pada OktoberDesember 2007. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa 51,67% persen
responden usia 13-25 tahun kadang mendapati orang lain merokok di rumah saat
mereka sedang berada di rumah (Suryopraogo, 2009).
Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia. Jumlah kematian akibat konsumsi rokok adalah lima juta orang per tahun.
Jika pola konsumsi yang ada per tahun terus meningkat maka jumlah kematian
akan berlipat ganda mendekati 10 juta orang per tahun 2020 (WHO,
1

2006).Penelitian terbaru yang melibatkan 34.439 orang dan dipublikasikan oleh
British Medical Journal menunjukkan, merokok membuat seseorang tidak
panjang umur. Jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, usia para
perokok rata-rata lebih pendek 10 tahun dan menghabiskan uang jutaan dolar
(Depkes RI, 2004).
Penelitian yang mengokohkan bahaya rokok semakin banyak dan kesadaran
orang akan bahaya rokok juga semakin tinggi, tetapi pada tahun 2002 di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir 23,5 % orang dewasa yang
merokok memutuskan untuk tetap merokok dan 33% dari perokok itu berusia 1824 tahun (Sadikin & Louisa, 2007).

Di negara maju seperti Amerika Serikat rokok bertanggung jawab terhadap
satu dari tiga kematian atau 435.000 kematian setiap tahunnya dan rokok
merupakan penyebab utama kematian karena kanker atau sekitar 30% dari seluruh
kematian. Merokok menyebabkan berbagai penyakit yang mengancam nyawa
termasuk kanker, empisema dan penyakit jantung. Sebanyak 400,000 kematian
diestimasi setiap tahun yang penyebabnya merokok. (Suryopraogo, 2009).
Spirometri adalah tes fungsi paru yang paling sering digunakan untuk
menapis (screening) penyakit paru. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah
untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai penyakit
saluran pernapasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok.
Berbagai penelitian untuk menguji fungsi paru dilakukan pada penderita berusia
kurang dari 60 tahun, dan prediksi nilai spirometri didasarkan pada hasil studi
tersebut. Di Indonesia, tim Pneumobile dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia telah membuat nilai rujukan fungsi paru untuk orang sehat berusia 1370 tahun. (Yunus, 1990).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joko Suyono (2001) menyatakan
bahwa inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan
penyakit saluran pernapasan pada orang dewasa. Asap rokok mengiritasi paruparu dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih merendahkan kapasitas
vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja.

2


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh merokok terhadap faal paru.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu masalah:
1. Apakah ada perbedaan faal paru pada laki-laki perokok dan bukan perokok ?
2. Apakah merokok dapat mempengaruhi faal paru?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perbedaan faal paru (Kapasitas Vital / KV, Kapasitas Vital Paksa /
KVP, dan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama/ VEP1) pada laki-laki
perokok dan bukan perokok
2. Mengetahui pengaruh merokok terhadap faal paru
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Dalam bidang kesehatan, jika diperoleh bukti bahwa

nilai Kapasitas

Vital Paksa (KVP), Kapasitas Vital (KV), dan Volume Ekspirasi Paksa Detik

Pertama/ VEP1)

pada perokok akan menurun maka diharapkan dapat

memberikan manfaat:
a. Mencegah bertambahnya jumlah perokok
b. Mengurangi jumlah perokok
c. Mencegah konsumsi rokok
d. Merubah perilaku buruk merokok
e. Mensosialisasikan budaya bebas asap rokok
f. Menanamkan pemikiran bahwa merokok itu dosa
2. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan
informasi tentang bahaya merokok. Dalam bidang pendidikan dapat
digunakan sebagai pengetahuan tambahan yang dapat dikembangkan untuk
penelitian lebih lanjut.

3

DAFTAR PUSTAKA


Aditama,

Tjandra

Y.

1995.

Proses

Berhenti

Merokok.

Jakarta:

Cermin

Dunia


Kedokteranpp.37-9
Aditama, Tjandra Y. 2006. Tuberkulosis, Rokok dan Perempuan. Jakarta: FKUI
Arief,

Mochammad.

2004.

Pengantar

Metodologi

Penelitian

Untuk

Ilmu

Kesehatan.Surakarta: CSGF

Alsagaff, H dan Mukty, 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Airlangga
University Perss
Armstrong, M. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia
Aula, Lisa. 2010. Stop Merokok (Sekarang Atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta: Garai Ilmu
Bagus Y M dan Budi Y S. 2007. Strategi Penghentian Perilaku Merokok. Semarang
Benowitz,

Neal

L.

2010.

Nicotine

http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra.0809890.

Addiction.

Download


tanggal

20

Februari. 2011
Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Danusantoso, Halim. 1993. Rokok Dan Perokok. Jakarta : Arcan
Depkes RI. 2004. http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles. Download tanggal 7
Maret 2011
Depkes

RI.

2010.

Data

&


Fakta

Konsumsi

Rokok

Di

Indonesia.

http://chornie.wordpress.com/2010/04/08/data-fakta-konsumsi-rokok-diindonesia/depkesRI. Download tanggal 9 Maret 2011
Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi. Jakarta: EGCpp.1-52
Fauzani, N. 2005. Terapi Berhenti Merokok. http://www.journalui.ac.id. Download tanggal
14 Maret 2011
Ganong,W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCpp.621-54
Guyton, Arthur C. Hall & John E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGCpp.495-506
Ikawati, Zullies. 2009. Uji Fungsi Paru-Paru. http://Lung_function_tests.pdf. Download
tanggal 3 Maret 2011

Komasari, D. dan Helmi, AF. 2000. Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Yogyakarta :
Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada, 2 UGM press.
34

Litbang

Depkes.

2004.

http://www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/media/TheTobaccoSourceBook/BukuTem
bakau/ch.1-march.ino_SB1.mar04.pdf Download tanggal 10 Maret 2011
Mangunnegoro, Hadiarto. 1993. The Problem and Prevention of Chronic Bronchitis in
Indonesia. Vol. 43 No. 6. Jakarta: Maj. Kedok. Indonesia.
Mc Gee, dkk. 2005. Is Cigarette Smoking Associated With Suicidal Ideation Among Your
People?. The American Journal Of Psychology. Washington. http://www.proquest.com/
Download tanggal 28 Februari 2011
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Parrot, A. 2004. Does Cigarette Smoking Causa Stress?. Journal of Clinican Psychology.
http://www.fidarticles.com Download tanggal 28 Februari 2011

Pikir, Budi Susetyo. 1997. Pengaruh Polusi Rokok Terhadap Kesehatan. Surabaya: Media
IDIpp.10-4
Pitaloka A. 2006. Moral Exclusion dan Rokok. www.e-psikologi.com Download tanggal 10
Maret 2011.
Pradono dan Kristanti. 2002. Perokok Pasif Bencana yang Terlupakan. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes.
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGCpp.736-37
Rab, Tabrani. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Mediapp.1-78
Rahmatullah, Psiyan. 1993. Pengaruh Latian Jasmani Terhadap Faal Paru Penderita Asma
Bronkial Stabil. Vol 47 No. 7. Jakarta: Medikapp. 330-4
Rima, Ana. 2011. Pertemuan Ilmiah Respirologi (PIR). Surakarta: SMF Paru RSUD Dr.
Moewardi Surakarta
Sadikin, Z D & Louisa M, 2007. Program Berhenti Merokok. Jakarta: Majalah Kedokteran
Indonesia
Sherwood, Laura Iee.2001. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGCpp.641
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGCpp.49-94
Soewarta, D.K.S. 1996. Rokok dan Permasalahannya di Indonesia. Jakarta: Jurnal
Respirologi Indonesia Vol. 16 No. 3 FKUI
Suyatna, F.D. 1995. Peranan Oksidan dan Antioksidan pada Penyakit Paru. Jakarta: Maj.
Kedok. Indonesia Vol. 45 No. 42pp.700-5
Stark, John. 1990. Manual Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Suradi. 2007. Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Tinjauan
Patogenesis,

Klinis,

dan

Sosial.

Dalam

pidato

pengukuhan

Guru

Besar.

http://www.uns.ac.id/cp/penelitian.php?act=det&idA=263 Download 2 April 2011
Suryopraogo, Nadine. 2009. Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-Z. Yogyakarta: Signal
Tandra, Hans. 2003. Merokok dan Kesehatan. http://www.domeclinic.com/lifestyle/merokoka-kesehatan.pdf Download tanggal 18 April 2011
Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru
Tukang Ojek Di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang Bulan Maret Tahun 2007.
http://www.scribd.com/doc/40494820/Doc Download tanggal 14 Juni 2011
Triswanto, Sugeng D. 2007. http://www.linkpdf.com/download/dl/kriteria-perokok-menurutdepkes-.pdf Download tanggal 29 April 2011
Universitas

Sumatera

Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23520/4/Chapter%20II.pdf

2011.
Download

tanggal 14 Juni 2011
World Health Organitation. 2006. http://www.who.int Download tanggal 9 Maret 2011
World Health Organitation. 2008
http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/643/1/Booklet%20of%20Toba
cco%20Economics...%28INO%20FFC%20011%20XK%2008%20SE-09228726%29.pdf Download tanggal 9 Maret 2011
Yunus, F. 1990. Proyek Pneumobile Indonesia Paru. Jakarta: FKUIpp35-7

RINGKASAN
Indonesia adalah negara terbesar ketiga pengguna rokok setelah Cina dan
India yang mencapai 146.860.000 jiwa. Perilaku merokok tersebut melanda semua
kalangan termasuk anak-anak. Bahaya merokok tidak diragukan lagi membuat
seseorang tidak panjang umur. Jika dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok, usia para perokok rata-rata lebih pendek 10 tahun dan menghabiskan
uang jutaan dolar. Inhalasi asap rokok dapat mempercepat penurunan faal paru
yang disebabkan perubahan struktur dan fungsi jalan nafas maupun parenkim
(jaringan) pada paru-paru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faal paru (Kapasitas
Vital / KV, Kapasitas Vital Paksa / KVP, dan Kapasitas Vital Paksa detik pertama
/ FEV1) pada laki-laki perokok dan bukan perokok di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta dan mengetahui pengaruh merokok
terhadap faal paru.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subyek penelitian ini adalah civitas akademika di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode pengambilan sampel
secara purposive random sampling. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik uji t
tidak berpasangan dan korelasi bivariat dengan program SPSS 16,0. Besar sampel
yang diperoleh adalah 40 orang yang terdiri atas 20 (50%) sampel perokok dan 20
(50%) sampel bukan perokok. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna Kapasitas
Vital (KV) antara laki-laki perokok dan bukan perokok di Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan nilai signifikasi p = 0,390. Terdapat perbedaan
Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara laki-laki perokok dan bukan perokok di
Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan nilai signifikasi p = 0,000.
Terdapat perbedaan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) antara laki-laki
perokok dan bukan perokok di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan
nilai signifikasi p = 0,025.
Berdasarkan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan terdapat perbedaan
VEP1, KVP antara laki-laki perokok dan bukan perokok di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta tetapi tidak pada KV. Merokok dapat
menurunkan KVP dan FEV1
Kata Kunci : KV, KVP, VEP1, Perokok dan Bukan perokok

i

SUMMARY
Indonesia is the third largest cigarette users after China and India, which reached 146.86
million inhabitants. Smoking behavior is engulfing all circles, including children. Dangers of
smoking are undoubtedly makes a person not a long life. When compared with nonsmokers,
smokers aged on average 10 years shorter and spend millions of dollars. Inhaled cigarette smoke
may accelerate the decline in lung physiology caused by changes in the structure and function of
the airway or parenchyma (tissue) in the lung.
The objective of this study was to determine differences in pulmonary function (Vital
Capacity / VC, Forced Vital Capacity / FVC, and Forced Vital Capacity of the first second /
FEV1) in male smokers and nonsmokers at the Medical Faculty of Muhammadiyah University of
Surakarta and determine the effect of smoking on pulmonary function.
This study used analytical research design with cross sectional approach. The subject of
this study was the active student and employee at the Medicine Faculty, Muhammadiyah
University of Surakarta. Purposive sampling method was random sampling. The results were
tested by statistical tests of independent t-test with SPSS 16.0.The sample size obtained was 40
people consisted of 20 (50%) sample of smokers and 20 (50%) sample of non-smokers. There was
not difference VC between male smokers and nonsmokers with p = 0.390. There was difference
FVC between male smokers and nonsmokers with p = 0.000. There was difference FEV1 between
male smokers and nonsmokers with p = 0.025.
This study showed the difference in FVC and FEV1 between male smokers and
nonsmokers in the Medicine Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta, but VC did not.

Keywords: VC, FVC, FEV1, Smokers and Non smokers

ii