PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTSN PANYABUNGAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKAT KAN HASIL BEL AJAR S ISWA PADA PO KO K

B AH AS AN ARI T M AT I K A S O S I AL DI KE L AS VI I MT s N P A N Y A B U N G A N T A H U N A J A R A N 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh: Nikmatul Fadilah

NIM 4101111039

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII MTsN Panyabungan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat besar, serta saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd dan Ibu Dra. Ida Karnasih, M. Sc,Ph.D selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran – saran dari mulai rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Ucapkan terima kasih juga kepada Bapak Drs. H. Saparuddin, MA selaku Kepala Sekolah MTsN Panyabungan dan Ibu Nur Asiah, S.Pd selaku guru bidang


(4)

v

studi matematika MTsN Panyabungan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta M. Ihsan Parinduri dan Ibunda tercinta Zahara Lubis, S.Pd.I yang selalu mendukung, mendoakan, memberikan motivasi dan semangat demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Abang tersayang Denggan Soaloon, S.Pd.I , dan kakak – kakak tercinta Anna Aprilina, M.Pd.I dan Nur Latifah, SE.I serta Adik - adikku tersayang Nora Husna dan Nora Husni yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dedy Kuspriyanto tersayang yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan sahabat seperjuangan Nisa, Jubaidah, Ita, Himma, Nicky, dan teman-teman lainnya di jurusan Matematika khususnya kelas DIK B Reguler 2010 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Sipispis Tahun 2013. Tak lupa terima kasih untuk kawan-kawan penulis Nisa dan adik-adik kost penulis Husna, Husni dan Riri yang selama ini memberikan semangat dan bantuan kepada penulis, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 2015 Penulis,

Nikmatul Fadilah NIM. 410111039


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTsN PANYABUNGAN

TAHUN AJARAN 2014/2015 Nikmatul Fadilah (4101111039)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk mengetahui ada atau tidaknya respon siswa dan mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran melalui model problem solving di kels VII MTsN Panyabungan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Panyabungan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 25 orang. Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem solving mada materi Aritmatika sosial untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Pada akhir siklus II instrumen penelitian diberikan angket respon. Dari hasil tes belajar yang diberikan hasil belajar matematika siswa dari setiap tindakan yang diberikan meningkat. Pada tes awal diperoleh bahwa banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 3 dari 25 orang siswa (12%) dengan rata-rata kelas 49,4 dengan kemampuan sangat rendah. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran melalui model problem solving banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 13 dari 25 orang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan persentase ketuntasan klasikal 52%. Pada siklus II diperoleh 22orang siswa (88%) dengan rata-rata kelas 85,24 dan mencapai kemampuan tinggi. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa, maka daya serap nilai hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata minimal 65. Maka dari hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving pada tiap siklus meningkat dan telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal yang diharapkan. Untuk respon siswa berada pada kategori baik dengan rata-rata 51 (85%). Berdasarkan respon terhadap semua indikator, pada tiap indikator diperoleh bahwa indikator I, III, IV dan V berada pada kategori baik dan pada indikator II berada pada kategori cukup.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem solving khususnya mada materi aritmatika sosial di kelas VII MTsN Panyabungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.1.1. Pengertian Belajar Matematika 10

2.1.1.2. Pengertian Pembelajran Matematika 11

2.1.2. Efektivitas Belajar 12

2.1.3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran problem Solving 14

2.1.4. Hasil Belajar 15

2.1.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 17

2.1.6 Hakikat Model pembelajaran 18

2.1.6.1 Pengertian model Pembelajaran Problem Solving 19 2.1.6.2 Langkah-Langkah dalam Problem Solving 20

2.1.6.3 Strategi Problem solving 22

2.1.7. Materi Sub Pokok Bahasan Aritmatika Sosial 27

2.3. Kerangka Konseptual 33

2.4. Hipotesisi Tindakan 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 35

3.2.1. Subjek Penelitian 35


(7)

vii

3.3. Jenis Penelitian 35

3.4. Prosedur Penelitian 36

3.5. Instrumen Pengumpulan Data 39

3.5.1. Tes hasil Belajar 39

3.5.2. Observasi 40

3.5.3. Angket 40

3.6. Analisis Data 41

3.6.1. Reduksi Data 41

3.6.2. Penyajian Data 41

3.6.3. Penarikan Kesimpulan 41

3.6.3.1 Analisis Tingkat Penguasaan Siswa 41 3.6.3.2 Analis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 41

3.6.3.3 Analisis Hasil Observasi 4 3

3.3.4 Analisis Angket Respon Siswa 44

3.7 Indikator Keberhasilan 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi hasil Penelitian Siklus I 46

4.1.1 Tahap Observasi Siklus I 50

4.1.2 Analisis Data I 51

4.1.2.1 Analisis Data Hasil Observasi Siklus I 51

4.1.3. Analisis Data Hasil Tes Belajar I 54

4.1.3.1 Deskripsi Nilai Tes Hasil Belajar I 54

4.1.3.2 Data Kesulitan Siswa Mengerjakan Tes Hasil Belajar I 55

4.1.4 Kesimpulan 57

4.1.5 Refleksi I 58

4.2 Deskripsi Hasil Peneliti Siklus II 59

4.2.1 Permasalahan II 59

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 61

4.2.4 Tahap Observasi 62

4.2.5 Analisis Data II 63

4.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Siklus II 63

4.2.5.2 Analisis Tes Hasil Belajar II 65

4.2.6 Kesimpulan 68

4.2.7 Refleksi 68

4.2.8 Analisis Hasil Angket Respon Siswa 69

4.3 Pembahasan Penelitian 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 77

5.2 Saran 77


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: RPP 1 81

Lampiran 2: RPP 2 90

Lampiran 3: RPP 3 99

Lampiran 4: RPP 4 108

Lampiran 5: LAS 1 117

Lampiran 6: Alternatif Jawaban LAS I 124

Lampiran 7: LAS II 130

Lampiran 8: Alternatif Jawaban LAS II 139

Lampiran 9:Kisi – kisi Tes Awal 146

Lampiran 10:Tes Awal 147

Lampiran 11:Alternatif Penyelesaian Tes Awal 148

Lampiran 12:Lembar Validasi Tes Awal 150

Lampiran 13 : Daftar Nilai Tes Awal 152

Lampiran 14 : Kisi-kisi THB 1 Pada Siklus I 153

Lampiran 15 : THB 1 154

Lampiran 16 : Alternatif Jawaban THB 1 pada Siklus I 156

Lampiran 17 : Pendoman Penskoran THB 1 158

Lampiran 18 : Lembar Validitas Soal THB I 159

Lampiran 19 : Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 161

Lampiran 20 : Kisi-kisi Soal THB II 163

Lampiran 21 : Soal THB II 164

Lampiran 22 : Alternatif Jawaban THB II 165

Lampiran 23 : Pendoman Penskoran THB II 167

Lampiran 24 : Lembar Validasi THB II siklus II 169

Lampiran 25 : Daftar Nilai THB II siklus II 172

Lampiran 26 : Kisi-kisi Angket Respon Siswa 174

Lampiran 27 : Angket Respon Siswa 175

Lampiran 28 : Lembar Validasi Angket Respon siswa 177 Lampiran 29 : Daftar Hasil Angket respon Siswa 178


(10)

xi

Lampiran 30 : Analisis Nilai Angket Respon Siswa 179 Lampiran 31 : Lembar Observasi Kegiatan Guru I 180 Lampiran 32 : Lembar Observasi Kegiatan Guru II 182 Lampiran 33 : Deskripsi Nilai Observasi kegiatan Guru Siklus I 184 Lampiran 34 : Lembar Observasi Kegiatan Guru III 185 Lampiran 35 : Lembar Observasi Kegiatan Guru IV 187 Lampiran 36 : Deskripsi Nilai Observasi kegiatan Guru Siklus II 189 Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 190 Lampiran 38 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 192 Lampiran 39 : Deskripsi Nilai Observasi kegiatan siswa Siklus I 194 Lampiran 40 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa III 195 Lampiran 41 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa IV 197 Lampiran 42 : Deskripsi Nilai Observasi kegiatan siswa Siklus II 199


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pengertian diatas bahwa pendidikan merupakan upaya terorganisir yang dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, adanya tahapan dan komitmen bersama antara pendidik dan peserta didik di dalam proses pendidikan itu.

Dalam UUD 1945 juga dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap lapisan dari dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, misalnya dalam mencapai hasil belajar. Di dunia pendidikan hasil belajar merupakan tolak ukur yang paling mendasar yaitu semakin baiknya hasil belajar yang dicapai dalam dunia pendidikan maka semakin besar kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan, misalnya saja dalam pembelajaran matematika.

Sejalan dengan hal itu, tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan peserta didik siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut peranan matematika sangat penting, seharusnya matematika menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga menimbulkan keinginan dan


(12)

2

semangat siswa dalam mempelajarinya. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa, diantaranya adalah ada ditemukan kesan bahwa sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena merupakan pelajaran yang ditakuti dan dianggap sulit. Hal ini senada dengan Mulyono Abdurrahman (2009 : 252) yang menyatakan bahwa :“Dari berbagai studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang yang dianggap sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Sulitnya matematika juga disebabkan oleh faktor yang lain yaitu cara penyampaian guru. Kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat strategis dan menentukan. Kedudukan guru sangat strategis artinya guru akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Kedudukan guru sangat menentukan artinya bahwa gurulah yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Karena posisi guru merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu pembelajaran, untuk itu seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan strategi, metode atau pendekatan yang sesuai dengan mata pelajaran juga kondisi siswanya. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan untuk dicapai. Ada beberapa komponen yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, seperti yang diungkapkan Djamarah (2006:41) :“Suatu sistem kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode mengajar, alat dan sumber serta evaluasi”.

Diantara komponen tersebut, salah satu komponen yang perlu mendapat perbaikan adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat yang digunakan guru, juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Banyak guru di sekolah-sekolah mengajar matematika dengan metode ceramah dimana pembelajaran berlangsung satu arah, sehingga siswa dikondisikan sebagai penerima saja. Siswa hanya mendengar kemudian mencatat informasi yang


(13)

3

disampaikan guru. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada lima kategori hasil belajar menurut Gagne (dalam Nana Sudjana, 2009) : 22 yakni: “(a) informasi verbal, (b) katerampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris”. Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2009: 22) bahwa : Hasil belajar terbagi 3 ranah aspek yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pada kenyataannya, banyak siswa yang hanya mampu mengingat yaitu tahap mengingat pada taksonomi Bloom, tetapi tidak mampu memahami apa yang sudah diingat. Karena pada tahap pemahaman tidak berjalan dengan baik, maka tahap selanjutnya juga tidak akan berjalan dengan baik, yaitu pada tahap penerapan. Karena siswa tidak mampu memahami dan menggunakan konsep-konsep yang sudah diingat, maka kemampuan penalarannya tidak akan berkembang baik sehingga hasil belajarnya pun menjadi rendah.Permasalahan rendahn ya hasil belajar matematika dialami siswa MTsN Panyabungan. Hasil belajar siswa tidak terlepas dari aktivitas yang dilaksankan :

Bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangkai mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah para siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam prosem pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Firdaus (2009).


(14)

4

Selain itu, rendahnya hasil belajar dialami siswa MTsN Panyabungan juga khususnya dalam sub pokok bahasan aritmatika sosial. Aritmatika sosial adalah materi yang wajib dipelajari di dalam kehidupan nyata, penerapan konsep aritmatika sosial banyak dijumpai terutama dalam jual beli. Tetapi masih banyak siswa yang tidak memahami materi ini. Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan masalah, siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan dan konsep yang telah dipelajari dengan masalah yang dihadapi. Berdasarkan kenyataan tersebut, dengan tidak mengurangi faktor lain dalam proses pembelajaran, perlu adanya strategi pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

Aritmatika sosial merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP/MTs. Materi ini bukan merupakan materi yang baru lagi bagi siswa karena sudah pernah di pelajari di tingkat SD. Akan tetapi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari aritmatika sosial. Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksnakan peneliti di sekolah MTsN Panyabungan menunjukkam bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa kurang aktif mennyampaikan ide-idenya sehingga guru masih menjadi pusat dalam proses belajar mengajar. Pada saat siswa menyelesaikan soal-soal latihan di depan kelas banyak siswa kurang memahami soal, siswa sulit dalam menyelesaikan soal.

Siswa hanya mampu menjawab soal yang sama dengan apa yang telah dicontohkan guru. Sehingga apabila di berikan soal yang berbeda, siswa tidak mampu menyelesaikannya. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mampu menafsirkan kalimat dalam soal yang cocok dengan bentuk yang ditentukan yang mengacu pada penyelesaiaan soal, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dalam belajar matematika. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh melalui observasi yang dilakukan di kelas VII MTsN Panyabungan dengan memberikan tes awal dengan hasil dari 25 orang siswa diperoleh 3 orang (12%) yang memenuhi KKM atau dikatakan tuntas dan 22 (88%) orang siswa tidak memnuhi KKM atau tidak tuntas. Adapun nila rata-ratanya 49,4 termasuk dalam kategori sangat rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:


(15)

5

Tabel 1.1 Persentase Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes awal pada Materi Aritmatika Sosial kelas VII MTsN Panyabungan Tahun Ajaran 2014/2015

Persentase Peguasaan Tingkat Kemampuan Banyak Siswa Persentase Jumlah Siswa 90% - 100%

80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% 0% - 54%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah - 1 2 8 14 - 4% 8% 32% 56%

25 100%

Banyak faktor yang membuat pelajaran matematika lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di MTsN Panyabungan. Salah satunya adalah dengan melakukan upaya perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pemahaman siswa terhadap konsep matematika dengan cara bagaimana materi itu dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain guru, faktor lain yang mempengaruhi kualitas belajar siswa adalah model atau metode yang digunakan guru. Sebagaimana diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa ”metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula”. Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran diatas tidak mengherankan bahwa siswa dewasa ini sangat sulit mempelajari matematika. Guru masih banyak yang tidak memperhatikan bagaimana mengajar yang baik, metode apa yang cocok dipilih untuk suatu materi tertentu. Banyak guru yang masih mengajarkan suatu pelajaran khusunya matematika dengan cara konvensional. Tidak ada variasi dalam model atau metode yang dibawakan sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan kurang termotivasi untuk belajar khususnya belajar matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 65) bahwa:


(16)

6

Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya (1988), Lince (2001) dalam slameto (2003) bahwa “efesiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala upaya guru untuk membantu para siswa agar belajar dengan baik”. Agar dapat belajar secara efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat di tingkatkan dengan cara melibatkan secara aktif dalam belajar. Karena siswa tidak terampil dalam menyelesaikan masalah yaitu soal-soal dan tidak mampu mengintegrasikan konsep-konsep matematika yang telah diberikan. Maka dari itu peneliti memilih model pembelajaran problem solving yang akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu belum pernah diadakan penelitian dengan model pembelajaran problem solving di MTsN Panyabungan.

Model pembelajaran problem solving memberikan peluang kepada siswa untuk lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. (Ardha, 2013). Sedangkan menurut Polya dalam pirdaus (2009) yang banyak dirujuk pemerhati matematika. Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai. Adapun keunggulan Problem solving antara lain : (1) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. (2)Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. (3)Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. (4)Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu


(17)

7

siswa bagaimana menstransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata (5)Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. (6) Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. (7) Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu para guru atau tenaga pendidik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya akan berkaitan erat dengan efektif tidaknya atau tepat tidaknya model pembelajaran tersebut pada materi yang akan diajarkan. Keefektifan dan ketepatan atau kesesuaian strategi dan materi harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya. Sehingga, rendahnya hasil pembelajaran yang selalu ada di setiap penelitian mahasiswa, tidak cenderung dikarenakan penggunaan model yang diterapkan saja. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mencoba mengadakan penelitian yang diharapkan mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. Penelitian dilakukan dengan judul : “Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Aritmatika Sosial di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan aritmatika sosial.

2. Guru selalu menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan masalah.


(18)

8

3. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

4. Pembelajaran problem solving dalam pokok bahasan sebagai penerapan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Kurangnya pemahaman siswa dalam materi Aritmatika sosial. 6. Teknik pembelajaran yang digunakan guru belum efektif. 1.3 Batasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar penelitian menjadi lebih efektif, jelas dan terarah, masalah yang timbul dibatasi yaitu pembelajaran problem solving sebagai penerapan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi aritmatika sosial di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving pada materi Aritmetika Sosial siswa kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015?

2. Bagaimana keefektifan pembelajaran problem solving dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran problem solving mada materi Aritmatika social di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pokok penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran problem solving pada materi Aritmetika Sosial di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015.


(19)

9

2. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran problem solving dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015 .

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran problem solving mada materi Aritmatika sosial di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi aritmatika social.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran problem solving.

3. Bagi peneliti, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran problem solving. 4. Bagi sekolah, sebagai suatu alternatif pengajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving. 5. Bagi para ahli, sebagai referensi pembelajaran yang lebih kompleks

mengenai pendekatan belajar mengajar di kelas dan sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian – penelitian yang menggunakan pembelajaran problem solving.


(20)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :

1. Dari nilai rata-rata kelas pada Tes Hasil Belajar pada siklus I sebesar 65,44 (kemampuan sedang) dan pada Tes Hasil Belajar di siklus II meningkat sebesar 85,24 (kemampuan tinggi), maka peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II adalah 19,8.

2. Keefektifan Problem Solving pada pembelajaran matematika dapat disimpulkan dari :

a) Ketercapaian peningkatan PKK (Persentase Ketuntasan Klasikal) pada siklus I sebesar 52% (13 orang siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 88% (22 orang siswa).

b) Ketercapaian peningkatan hasil observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 2,35 berada dikategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 3,2 dikategori baik.

c) Respon siswa memiliki respon yang baik terhadap pembelajaran problem solving salah satunya pada materi Aritmatika Sosial.

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa dengan menerapkan pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika MTsN Panyabungan disarankan memperhatikan hasil belajar siswa dan melibatkan peran aktif


(21)

78

siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan problem solving.

2. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran problem solving pada materi Aritmatika Sosial ataupun materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(22)

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, Cholik & Sugijono, (2013), Matematika Untuk SMP/MTs Jilid I Berdasakarkan Kurikulum 2013, Erlangga, Jakarta.

Ardha, (2013), (dalam http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-problem- solving.html).

Arikunto,S, dkk. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi aksara, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful & Aswan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Girsang, Anta Sarni (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Strategi Pemecahan Masalah (Problem Solving) Polya dalam Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 6 Tebing Tinggi,

Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hamalik,oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi aksara, Jakarta. Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelaja

ran Matematika, Malang : UM Press. Jihad,asep & abdul Haris. (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kunandar, (2011), Guru Profesional, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Lestary, (2013), (dalam http://lestarysnote.blogspot.com/2013/10/mengkaji-model-pembelajaran-problem.html).

Lubis, Sity Syafriyany (2013), Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil

Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Problem Solving Pada Materi Pokok Himpunan di Kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi T.A. 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.


(23)

80

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif : Konsep Landalasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta, Prenada Media.

Yamin, Martinis, (2013), Strategi & metode dalam Model Pembelajaran, No table of authorities entries found.referensi (GP Press Group), Jakarta. Yanti, Eva, (2014), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Materi Sistem persamaan Linier dua Variabel di Kelas VIII SMP Swasta Nur Ihsan Medan T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.


(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Nikmatul Fadilah dilahirkan di Sayur Maincat, pada tanggal 18 Februari 1992. Ayah bernama M. Ihsan Parinduri dan Ibu bernama Zahara Lubis, S.Pd.I dan merupakan anak keempat dari enam orang bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 47890 Parbangunan dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di MTsN Panyabungan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah MAN Payabungan dan lulus tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika UNIMED.


(1)

2. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran problem solving dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015 .

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran problem solving mada materi Aritmatika sosial di kelas VII MTsN Panyabungan T.A 2014/2015

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi aritmatika social.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran problem solving.

3. Bagi peneliti, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran problem solving. 4. Bagi sekolah, sebagai suatu alternatif pengajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving. 5. Bagi para ahli, sebagai referensi pembelajaran yang lebih kompleks

mengenai pendekatan belajar mengajar di kelas dan sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian – penelitian yang menggunakan pembelajaran problem solving.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :

1. Dari nilai rata-rata kelas pada Tes Hasil Belajar pada siklus I sebesar 65,44 (kemampuan sedang) dan pada Tes Hasil Belajar di siklus II meningkat sebesar 85,24 (kemampuan tinggi), maka peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II adalah 19,8.

2. Keefektifan Problem Solving pada pembelajaran matematika dapat disimpulkan dari :

a) Ketercapaian peningkatan PKK (Persentase Ketuntasan Klasikal) pada siklus I sebesar 52% (13 orang siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 88% (22 orang siswa).

b) Ketercapaian peningkatan hasil observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 2,35 berada dikategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 3,2 dikategori baik.

c) Respon siswa memiliki respon yang baik terhadap pembelajaran problem solving salah satunya pada materi Aritmatika Sosial.

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa dengan menerapkan pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika MTsN Panyabungan disarankan memperhatikan hasil belajar siswa dan melibatkan peran aktif


(3)

siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan problem solving.

2. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran problem solving pada materi Aritmatika Sosial ataupun materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, Cholik & Sugijono, (2013), Matematika Untuk SMP/MTs Jilid I Berdasakarkan Kurikulum 2013, Erlangga, Jakarta.

Ardha, (2013), (dalam http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-problem- solving.html).

Arikunto,S, dkk. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi aksara, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful & Aswan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Girsang, Anta Sarni (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pemecahan Masalah (Problem Solving) Polya dalam Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 6 Tebing Tinggi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hamalik,oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi aksara, Jakarta. Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelaja

ran Matematika, Malang : UM Press. Jihad,asep & abdul Haris. (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kunandar, (2011), Guru Profesional, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Lestary, (2013), (dalam http://lestarysnote.blogspot.com/2013/10/mengkaji-model-pembelajaran-problem.html).

Lubis, Sity Syafriyany (2013), Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Problem Solving Pada Materi Pokok Himpunan di Kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi T.A. 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.


(5)

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif : Konsep Landalasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta, Prenada Media.

Yamin, Martinis, (2013), Strategi & metode dalam Model Pembelajaran, No table of authorities entries found.referensi (GP Press Group), Jakarta. Yanti, Eva, (2014), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Materi Sistem persamaan Linier dua Variabel di Kelas VIII SMP Swasta Nur Ihsan Medan T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nikmatul Fadilah dilahirkan di Sayur Maincat, pada tanggal 18 Februari 1992. Ayah bernama M. Ihsan Parinduri dan Ibu bernama Zahara Lubis, S.Pd.I dan merupakan anak keempat dari enam orang bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 47890 Parbangunan dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di MTsN Panyabungan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah MAN Payabungan dan lulus tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika UNIMED.