MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(1)

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARANPROBLEM SOLVINGPADA MATERI

POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Oleh Andrian Saputra

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaranproblem solving yang efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung semester ganjil tahun 2011-2012 dengan kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 sebagai sampel. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen denganNon Equivalent Pretest-Postest Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerataN-gainketerampilan berpikir kritis siswa dengan sub indikator (1) me-ngapa, (2) kemampuan untuk memberikan alasan, (3) mengemukakan hipotesis, (4) membuat bentuk definisi (contoh dan non contoh), dan (5) mendefinisikan masalah untuk kelas kontrol dan eksperimen berturut-turut adalah (1) -0.81 dan 0.73, (2) -0.63 dan 0.762, (3) -0.2 dan 0.49, (4) -0.5 dan 0.697, dan (5) 0.44 dan 0.70. Berdasarkan pengujian hipotesis, disimpulkan bahwa kelas dengan model pembelajaranproblem solvingmemiliki keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini


(2)

menun-jukkan bahwa pembelajaran materi kesetimbangan kimia dengan modelproblem solvinglebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.


(3)

✁✂✄ ☎✆✄ ✝✄☎✞✟✞ ✠✞✡☛☞ ✌✍✎ ✏✑✒✌✎ ✓ ✔ ✕✖✆✞✂✞ ✞✗✄✠ ✘

✆✁✙✁✙✙✄✚✄✗ ✘ ✝✞✡ ✛✞✡✙ ✘ ✘✞✜✡✗✜ ✙ ✄✡ ✘✡ ✛✙✞✗ ✙✞✡

✙✄✗✄✠✞ ✆ ✘☎✞✡✝✄✠✆ ✘✙ ✘✠✙✠ ✘✗ ✘ ✚✚✘ ✚✢✞

Oleh

✞✡✂✠ ✘✞✡✚✞✆✜✗ ✠✞

kripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2011


(4)

✣✤✥✦ ✧★✦ ✣✩ ✦✧ ✪✫✪ ✬✪✭PROBLEM SOLVING★✪✥✪✣✪✮✦ ✬ ✯

★✤✰✤✰✰✦✱✦ ✮ ✯ ✣✩✪✭✲✪✭✰✯ ✣ ✯✪✳✭✮✳ ✰✣✦✭ ✯✭✲✰✪✮✰✪✭

✰✦ ✮✦ ✬✪ ✣★ ✯✧✪✭✩✦ ✬★ ✯✰✯✬✰✬ ✯✮ ✯✱✱✯✱✴✪

✵✱krp✷ ✶✸

l✹✺

✪✭✥✬ ✯✪✭✱✪★✳✮ ✬✪

✻✪✰ ✳✧✮ ✪✱✰✦✲✳✬✳✪✭✥✪✭✯✧✣✳★✦ ✭✥ ✯✥ ✯✰✪✭

✳✭✯ ✼✦ ✬✱✯✮✪✱✧✪ ✣★✳✭✲

✩✪✭✥✪✬ ✧✪ ✣★✳✭✲


(5)

x

DA❀❁ ❂❃❄ ❂❅❆ ❂❃

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 32

2.

Rata-rata❇ ❈❉ ❊❋●kemampuan berpikir kritis


(6)

A■❏ ❑▲▼ ◆▼

H❖P ❖◗ ❖❘

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9

B. Model❙❚ ❯❱ ❲❳❨ Solving... 11

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 13

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

E. Konsep ... 20

F. Lembar Kerja Siswa ... 25

G. Kerangka Pemikiran ... .. 26

H. Anggapan Dasar ... 27

I. Hipotesis Umum ... 27


(7)

❩ ❩❩❬ ❭❪❫ ❴DE PENELITIAN... 28

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

B. Jenis dan Sumber Data ... 29

C. Metode dan Desain Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 31

G. Analisis Data ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 38

B. Pembahasan ... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ... 59

2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ... 65

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 67

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 94

5. Lembar Kerja Siswa ... 100

6. SoalPretest ... 122

7. Rubrik Penilaian SoalPretest ... 124

8. SoalPostest ... 130


(8)

❵❛ Rubrik Penilaian SoalPostest ... 135

10. Perhitungan ... 144

11. Data AktivitasOn TaskKelas Eksperimen ... 148

12. Data AktivitasOn TaskKelas Kontrol ... 154

13. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 160

14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 161

15. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 162

16. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 163


(9)

❜❝

❞❡ ❢❣❡❤❣❡✐ ❥ ❦

❧♠♥♦♣ q♠♣♠ r♠s

t ✉ ✈s✇ ①② ③ ①s✇ ①②④♦ r♠♠ r⑤ ①♠s♥♦② ⑤❜ ④❜②④②❜⑥❜✇✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ t ⑦ ⑧✉ ⑨♦⑥♦②♠ r⑤❜♣♠s♥ ♦②⑤ ❜ ④❜②④②❜ ⑥❜✇r♦s①② ①⑥⑩s s❜✇✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ t❶ ❷ ✉ As ♠♣❜✇❜✇④❸s✇♦⑤r♠⑥♦②❜④♦✇♦⑥❜r♥ ♠s❹♠s④❜r❜♠ ✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ ⑧t ❺✉ ❻♦✇♠❜s⑤♦s ♦♣❜⑥❜♠s✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ ❷❼ ⑦✉ ⑨♣♠✇ ❜❽❜ ④♠✇❜❾ ❿➀ ➁➂➃ ✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ ❷❷ ➄✉ ❻♠⑥♠④♦ r♠ r⑤ ①♠s♥ ♦②⑤❜ ④❜②④②❜⑥❜✇✇ ❜✇➅♠⑤♠ ➆♠ ④♦♣♠✇♦④✇ ⑤♦②❜r♦s✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ ❷➇ ❶✉ ❻♠⑥♠④♦ r♠ r⑤ ①♠s♥♦② ⑤❜ ④❜②④②❜⑥❜✇✇ ❜✇➅♠⑤♠ ➆♠ ④♦♣♠✇④❸s⑥②❸♣✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉✉✉✉ ✉ ❺ ❼


(10)

➈ ➉➊➊➉

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri (Q.S. Ra adu: 11)

Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah lewat, sementara esok adalah cita-cita yang indah dan sekarang adalah kenyataan yang sedang terjadi

D➌ ➍➎➏dh Abdullah Al-Qarni)

Merendahlah engkau akan seperti bintang gemintang, yang berkilau dipandang orang dan sang bintang nun jauh tinggi ke angkasa. Janganlah engkau seperti

asap yang mengangkat diri tinggi ke atas namun sebenarnya ia rendah (Rahmat Abdullah)

Untukmu Ayah dan Ibu,

sedikit perjuangan untuk mengukir senyum diwajahmu dan untuk cita-citaku (Andrian Saputra)


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

➐➑➒➓ ➔ → ➣↔ ➔↕ ➙➛ ➔➜➝ ➞➔➜ ➔➛➣➟ ➔➠ ➔➒➟ ➡➢↕➤➟↕ ________________

➤➑➥ ↔➑➒ ➔↔➟➝→ → ➣ ↔↕➦➧➧↔➨➔➩➟ ➔➠ ➔➒➟ ➡➢↕➤➟↕ ________________

➫➑ ➜➭➓ ➯➟

➲➓ ➥ ➔➜➫➑➳ ➵➟➳ ➵➟ ➜➭→ ➣ ↔➔↕➦➟ ➜➔➐ ➔➩➔↔➟➒ ➜➔➢↕➤➟↕ ________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

➣ ↔↕ ➸↕➲➓ ➯ ➔➜ ➭➺ ➔➛➳➔➜ ➡➢ ↕➤➟↕ ➻ ➼➽ ➾ ➾➚➻ ➪➻ ➼➶ ➪ ➾➚➻ ➾ ➾➹


(12)

➱✃ ❐❒❮❰Ï ❰❰❒

ÐÑÒÓ ÔÒÕ ÒÕÖ Ô×ÔØ ÑÒ ×ÔÙ ÔÚ ÔÒÛ ÔÜ ÝÔÞ ÔßÔØà ÚáÕ âà ÕÕ ÒÕÙÕÞ ÔÚÙ ÑáÞÔâÔÙÚ Ôá ×Ô×ÔÒÓ â ÑáÒ ÔÜÞ Õ ÔãäÚ ÔÒäÒÙäÚØÑØ âÑáåßÑÜÓ Ñß ÔáÚ Ñà ÔáãÔÒÔÔÒÞ ÕàäÔÙä âÑáÓäáäÔÒÙÕ ÒÓ ÓÕ ÞÔÒà Ñâ ÔÒãÔÒÓâ ÑÒÓ ÑÙ ÔÜäÔÒÖ Ô×ÔæÞ ÕÞ ÔßÔØ Ò ×ÔãäÓ ÔÙÕÞÔÚÙ ÑáÞ Ôâ ÔÙÚ Ôá ×ÔÔÙ Ôä â ÑÒÞÔâÔÙ ×ÔÒÓâ ÑáÒ ÔÜÞ ÕÙäßÕàÔÙ ÔäÞ ÕÙ ÑáÛÕÙ Ú ÔÒåßÑÜåá ÔÒÓ ßÔÕ Òæ ÚÑçäÔßÕ×Ô ÒÓà ÑçÔá Ô Ù ÑáÙäßÕàÞÕ ÔçäÞÔßÔØÒ Ôà Ú ÔÜÞ ÔÒÞ Õà ÑÛäÙ Ú ÔÒÞ ÔßÔØÞÔèÙ Ôáâäà Ù ÔÚ Ôé

êâ ÔÛÕ ßÔÙ Ñá Ò ×ÔÙ ÔÚ ÑßÔÚÞ Õ Ú ÑØäÞÕ ÔÒÜ ÔáÕÙ ÑáÛäÚÙÕ ÔÞ ÔÚÑÙÕÞÔÚÛ ÑÒÔá ÔÒÞÔßÔØ â ÑáÒ ×ÔÙ ÔÔÒÖ Ô×ÔÞÕÔÙ Ôà æØÔÚ ÔÖ Ô×ÔÔÚÔÒÛ ÑáÙ ÔÒÓÓäÒÓãÔÝÔÛà Ñâ ÑÒäÜÒ ×Ôé

ëÔÒÞ ÔáìÔØ âäÒÓ æíÔÒäÔri î ïð î

êÒÞ áÕ ÔÒÖ ÔâäÙ áÔ ñòóï ôð õïîõï ð ö


(13)

÷øRSEMBAHAN

ùúûüý þúÿú ÿ✁✂✄☎ ✄✆✝✝✄✞✟WT atas rahmat dan ridho-Nya yang tak pernah henti engkau curahkan kepada hamba-Mu. Dengan kerendahan hati kupersembahkan

lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

1. Ayah dan Ibu. Terimakasih karena selalu mendoakanku, memberikan cinta,

kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku. Jerih payah

dan kerja keras Ayah dan Ibu tidak akan terlupakan dan semoga Allah SWT

berkenan membalas semua jasa dan pengorbananmu.

2. Kakakku dan Adikku yang selalu memberikan motivasi dan dorongan

kepadaku. Semoga kesuksesan bisa kita raih untuk membahagiakan Ibu.

3. Sahabatku. Semoga Allah membalas budi baik kalian dan mari berjuang


(14)

✠udul ✡kripsi ☛ ☞✌✍✎ ✏✑✎ ☞ ✒✎ ✏✓✠ ✓✔ ✓✕✖✗✘BLEM SOLVING✑✓✍ ✓☞ ✓✙✎ ✔✚✑✌✛✌✛

✛✎ ✡✎✙ ✚☞ ✒ ✓✕✜✓✕✛ ✚☞✚✓✢✕✙✢ ✛

☞✎✕✚✕✜ ✛✓✙✛✓✕✛✎✙✎✔✓☞ ✑✚✏✓✕

✒✎✔✑✚✛✚✔✛✔✚✙✚✡✡✚✡✣ ✓ ✕✤✥ ✤☞✤✦ ✤✧ ★sw✤ ☛ ✓✩ ✪✫ ★✤✩ ✡✤putr✤

✕ ✬✥✬✫✑✬✭ ✬✭☞✤✦✤✧ ★sw✤ ☛ ✮ ✯✰ ✱✮ ✲ ✱✮ ✰ ✳ ✑r✬✴r✤✥✡✵ ✪ ★t ☛ ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩✛★✥★✤

✠✵ ✧ ✤✩ur ☛ ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩☞✚✑✓

✷✤✭✵ ✸t✤s ☛ ✛✶✴✵✤✩ur ✪ ✤✩✚✸ ✥u✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩

✹✺ ✻YETUJUI, ✰ ✼✛✬✥ ★✧ ★✑✶ ✥✽★✥✽★✩ ✴

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 002 NIP 19660824 199111 2 001

✲✼ ✛✶✵✤t ✠✵✧ ✤✩ur ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩☞✚✑✓

Drs. Arwin Achmad, M. Si. NIP 195708031986031004


(15)

✾✿❀❁Y❁❂❃ ✿ ❄❅❆

❇enulis dilahirkan di ❈ ❉❊❋● ❊❍❇❉❊■ ❉❊❏❉■ ❉❑❉❊❍ ❍ ❉▲▼◆❖P ❖◗❘ ❖❙❚❯❯ ❱P ❖❘❉❍❉❲

❏ ● ❑❙ ❉❳❖■ ● ❉■❉❙❲ ❑❲❍ ❉❘ ❖❙ P ❉● ■ ❉❙ ❉❘●❉❨❨❉❑❲❩❬❉❨❭❉▲❲❪❉▲❲ ▲,❩▲◗. ■ ❉❊❫❘●❴ ❵❨❲ ◗❉. P❖❊● ▲❲ P◗ ❖❊❍ ❉w❉▲❲❏ ❖❊■❲■ ❲❳❉❊❛❵❙ ◗❉▲❊y❉■ ❲❈❜❩❊❍❳❉P ❉■ ❲P ❖▲❖P ❉❲❳❉❊❑❉❨●❊

❚❯❯ ▼ ❝❭D❞ ❖❍ ❖❙ ❲❯❈ ❉❊❋●❊❍❇❉❊■ ❉❊❑❉❨● ❊❡❱ ❱❡❝❭❢ ❇❞ ❖❍ ❖❙ ❲ ❚❈❉❊❋●❊❍ ❇❉❊■ ❉❊ ❑❉❨● ❊❡❱ ❱ ❣ ❝❭❢❩❞ ❖❍ ❖❙ ❲❚❈ ❉❊❋● ❊❍❇❉❊■ ❉❊❑❉❨●❊❡❱ ❱❤✐ ❈ ❉❨●❊❡❱ ❱❤❏ ❖❊●▲❲ P ❑❖❙■❉❛❑❉❙P ❖❘❉❍❉❲❢❉❨❉P❲P ❥❉❇❙❵❍❙ ❉◗❭❑●■ ❲❇❖❊■❲■❲❳❉❊❜❲ ◗❲ ❉❪● ❙●P❉❊❇❖❊■❲■ ❲❳❉❊ ❢❫❇❩❦ ❜❫❇❧❊❲♠❖❙P❲ ❑❉P♥❉◗❏●❊❍ ◗❖▲ ❉▲●❲❋ ❉▲● ❙❈ ❖P❭❞ ❢❇❈ ❞✐ ❭❖▲❉◗ ❉◗❖❊❋ ❉■❲ ◗ ❉❨❉P❲ P ❥❉❏ ❖❊● ▲❲ P❏❖❙ ❊ ❉❨ ◗❖❊❋ ❉■❲❩P❲ P ❑❖❊❇❙ ❉❳❑❲❳● ◗❜❲ ◗❲ ❉ D❉P❉❙, ❜❲ ◗❲❉ ♥❉❙●❑ -❉❊ ❝■❉❊◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ ❜❲ ◗❲ ❉❩❊❉▲❲ ❑❲❳❝❋● ❍ ❉P ❖❘ ❉❍ ❉❲❈● ❑❵❙❢ ❉❑❉❜● ▲❲ ❉❨◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ ❜❲ ◗❲ ❉❩❊❉▲❲ ❑❲❳■❉❊◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ P❖◗❲ P ❉❨❉❊❩❊ ❉▲❲ ❑❲❳✐ ❇❖❊● ▲❲ P❋● ❍ ❉❲❳● ❑❉❳❑❲❛ ■❉▲❉◗❳❖❍❲ ❉❑❉❊❧❊❲ ❑❜❖❍ ❲ ❉❑❉❊❢ ❉❨❉P❲ P ❥❉❦❉❳●▲❑❉P(❧❜❢-❦) ❦❵❙●◗❇❖◗❘❲ ❊❉❉❊ ■❉❊❇❖❊❍❳❉❋❲ ❉❊❫P ▲❉◗(❦❇❇❫) ❦ ❜❫❇ ❧❊❲ ▲❉■❉❊♦❲ ❊ ❉❴ ❵❨❉❊❲❫P ▲❉◗❢❉❨❉P❲ P ❥❉ (♦❫❴ ♣q❢❩q) ❧❊❲ ▲❉✐ ❭❖▲❉◗ ❉❳●▲❲ ❉❨❏ ❖❊● ▲❲ P◗ ❖❊■❉❏ ❉❑♦❖❉P❲ P ❥❉❇❖❊❲ ❊❍❳❉❑❉❊ ❇❙ ❖P ❑❉P❲❩❳❉■ ❖◗❲❳■❉❙❲❜❉❘●❏❉❑❖❊♦ ❖▲❲❑● ❊❍✐ ❇❖❊● ▲❲ P❏❖❙ ❊❉❨◗ ❖❊❋ ❉■ ❲❋● ❉❙❉❚❏ ❉■❉ ♣limpiade ❜❲ ◗❲ ❉❑❲ ❊❍❳❉❑ P❙❵ ♠❲ ❊ P❲♦ ❉❊❍❳❉♦ ❖▲❲ ❑●❊❍■ ❉❊◗ ❖❊❋ ❉■ ❲❳❵❊❑❲ ❊❍ ❖❊P❙❵ -♠❲ ❊P❲♦❉❊❍❳❉♦ ❖▲❲ ❑● ❊❍■❉▲❉◗❉❋ ❉❊❍♣limpiade ❜❲ ◗❲ ❉❑❲ ❊❍❳❉❑❞ ❉P❲❵❊ ❉▲❑❉❨● ❊

200❯✐ ❈ ❉❨● ❊❡ ❱ ❚ ❚❏❖❊●▲❲ P◗❖❊❍❲❳● ❑❲ P❙❵❍❙❉◗ P❖ ❊❍ ❉▲ ❉◗❉❊♥❉❏❉❊❍ ❉❊(PP♥) y❉❊❍ ❑❖❙-❲ ❊❑❖❙ ❍❙ ❉P❲■❖❊❍ ❉❊❜● ▲❲ ❉❨❜❖❙❋ ❉❞❉ ❑❉y (❜❜❞) ❈ ❖◗ ❉❑❲❳■ ❲❭❢❩❞ ❖❍ ❖❙❲ ❚ ❜❖❘● ❊❈ ❖❘● ❝❜❖r❉◗ ❉❑❉❊❜❖❘●❊❈❖❘●❝❜❉❘●❏❉❑❖❊♥❉◗❏ ● ❊❍♦ ❉❙❉❑✐


(16)

st✉✈t✇A✉A

Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa men-curahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Model Pembelajaran① ② ③④ ⑤⑥⑦⑧ ③⑤⑨⑩❶❷Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, seorang yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi penulis.

Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. selaku Pembimbing I, terima kasih atas

kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.

4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing II, terima kasih atas kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.


(17)

5. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi, kesediaannya memberi bimbingan dan moti-vasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.

6. Ibu Dra. M. Setyorini, M.Si., terima kasih atas bimbingan motivasi dan nasehatnya,

7. Bapak Drs. Sunyono, M.Si., terima kasih atas jurnal-jurnal ilmiahnya, serta dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia lainnya, terima kasih atas ilmu yang telah kau bagi.

8. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

9. Bapak Drs. Hendro Suyono selaku Kepala SMAN 9 Bandar Lampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih juga atas bimbingan dan masukannya.

10. Bapak Drs. Junaidi Ginting sebagai Guru Mitra atas waktu yang terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih atas bimbingan saat tindakan kelas.

11. Bapak dan ibu dewan guru, staf TU SMAN 9 Bandar Lampung yang sudi menerima keberadaan penulis selama penelitian.

12. Ibu dan Ayah. Terima kasih atas restu dan doa yang tak henti-hentinya kau titipkan untuk kelancaran penelitian anakmu dan keberhasilan mengenyam studi ini.

13. Keluargaku, kak Eko, dek Juanda terima kasih atas semangat, dorongan, dan bantuan kalian.

14. Rekan-rekan seperjuanganku Mahfudz, Usep, Janwar, Diky, Devi, Vera, Susi, Titin, Agita, Sulas, Dita, Rina, Anggun, Ria, Ika, Hia, Esty, Elsa, Dela, Ena,


(18)

Qiqi, Indah, Khususiyah, Dena, Alan, Toro, Obed, Irma, Eti, Reli, Pipit, dan Joni terima kasih atas kesediaan kalian membantuku, semoga kita tetap solid dan tetap semangat.

15. Rekanku dan temanku di FPPI dan BIROHMAH, dimana pun kalian berada. 16. Murid-muridku pasukan XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMAN 9 Bandar Lampung 17. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, dan

2011.

Akhirnya, penulis meminta maaf atas kesalahan ucap, tingkah yang menyakiti, dan prasangka yang kurang baik. Harapannya, semoga skripsi ini menjadi sebuah kenangan indah dan menjadi bahan rujukan penelitian selanjutnya. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, Oleh karena itu, diperlukan masukan oleh pembaca untuk perbaikan skripsi ini.

Bandarlampung, Januari 2012 Penulis,

Andrian Saputra


(19)

❺❻ PN❽❾❿ULUAN

A. Latar Belakang

➀endidikan me➁➂ ➃➄kan a➅ ➃➆k ➇ang ➅➄nga➈ pen➈ing dalam membang➂ ➉➃➆ ➁adaban bang➅a➊ ➀endidikan ➇ang be➁k➂ ➄li➈a➅➋ence➁minkan pe➁adaban ➅➂a➈➂➌➄ng➅➄ j➂➍a be➁k➂➄li➈a➅➊ ➎e➁da➅➄ ➁kan ➏ndang➐➂ndang ➑omo➁➒➓➔➄h➂ ➉ ➒➓ ➓ →➈en➈ang ➣i➅➈em

➀endidikan ➑a➅↔onal↕➃endidikan be➁f➂➉g➅↔➂ ➉➈➂➙mengembangkan kemamp➂➄n dan memben➈➂➙➛a➈ak ➅e➁➈a pe➁adaban bang➅➄➇ang be➁ma➁➈aba➈ dalam ➁angka mence➁da➅➙➄n kehid➂ ➃an bang➅a↕ ➋engembangkan po➈en➅↔pe➅➆ ➁➈a didik aga➁ menjadi man➂ ➅↔a ➇ang be➁iman dan be➁➈ak➛a kepada ➔ ➂ ➜➄n ➝➄ng➞➄ ➜➄➟ ➅➄↕ b

er

➄➄klhk muli➄↕ ➄seh↕t➌➂↕erilm➠➄➙➄ ➃↕➙➄retif↕➋➄ndiri↕➡➄ mn➄enjdi w➄r➍➄ n

e

➍➄➄r y➄n dg➄emokrtis sert➄ b➄ertnggung j➄➄➌ ➊w

➀➙➄ienidd n➉ ➄➢➉ ➄si l ➜➄s mru➄mpu m➄enj pmin➄emer➄ ➄t n k➄pesem➄tn pendidi➙➄➉↕ p

en in g k

➄➄tn mutu➡➄n rele➤➄nsi sert➄ efesien➄➉ ➄si mjemen pendidi➙➄➉➊ ➀ening ➐ ➙➄➄tn relev➄nsi p➙➄iidden n d➄➙➅➂➡ ➙➄im n u mtukneng➜➄sil➙➄n lu➂ ➅➄l n y➄ng se➅➂➄i

d e

➉➍➄n tu➄ntutn k➄htuuebn b➌➄er sis potensi sumber ➡➄➄y➄l➄m➥➄➊esinnod ➀ening ➐ ➙➄➄tn efisien➄➉ ➄si mjemen p➙➄endidi n d➄➙➂➙➄il n m➄ellui p➄enerp➄n m➄➉➄jemen

b er

➌➄sis sekol➄h ➄dn pem➌➄ ➜➄➂ ➄r n p➄➄gelolen n pendidi➙➄n sec➄➄r terenc➄n ➄ ter ➐ ➄➄rh➡➄n b➉ ➄esierk ➄mbungn ➦ ➎➣ ➑➀↕ ➒➓ ➓ ➧➨➊


(20)

➫e➭da➯ ➲➭kan ➳➵➸ ➵➲n pendidikan na➯ ➺onal ➳e➭➯ ➻b➵ ➳➼ dapa➳ dika➳akan bah➽a dengan pendidikan➼➾➻➯ ➻➭ ➳a didik ➳idak han➚a mendapa➳kan ilm➵penge➳ah➵an ➯➻ma➳a nam➵➪➶embe➭ikan pengalaman belaja➭ kepada pe➯ ➻➭ ➳a didik aga➭ dapa➳menjadi➹ kan me➭eka ➯ ➻bagai man➵➯ ➺a ➚ang mamp➵➘➻➭piki➭➯ ➻ca➭a logi➯➼➴➭i➳i➯➷➲n k➭ea➳if

➚ang nan➳in➚a dengan kemamp➵➲n be➭piki➭➳e➭➯eb➵ ➳ me➭eka dapa➳mengaplika➯ ➺➹ kann➚a di kehid➵➾➲n n➚a➳a ➯ ➻hingga dapa➳ memecahkan pe➭ma➯ ➲lahan di ma➯➚a➹

➭aka➳➬

➮n➳➵➴ ➶encapai ➳➵➸ ➵ ➲n ini➼ ➳e➭dapa➳ bebe➭apa a➯➾ek ➚ang pe➭l➵➷➺benahi ➯ ➲lah ➯ ➲➳➵➪➚a adalah p➭o➯ ➻➯pembelaja➭an➬ ➱aa➳ ini pendidikan di ✃ndone➯➺a memiliki ban➚ak kelemahan pada be➭bagai ➯➺➯ ➺➬ ➱alah ➯ ➲➳➵kelemahan pendidikan✃ndone➹

➯ ➺a adalah pada bebe➭apa ➯➻kolah➼ pembelaja➭an➚ang di➳e➭apkan ma➯ ➺h be➭p➵➯ ➲➳ pada g➵➭➵(t❐❒ ❮her centered learning). ❰➲➷➲ p➻➘➻ Ï➲➸ ➲m r➲n➺➪ ➺➯ ➺sw➲Ð➻➪➷➻r➵➪ Ñ

Ò➲➲ny➘➻➺➪➷➲➴rt ➯ ➻➯ ➵➲➺➷➻➪Ñ➲n➲p➲ y➲nÑ➷➺➺nstr➵➴➯ ➺➴➲nÓÏ➻ÒÑuru, t➲➪➾➲➘➻r➵➯ ➲Ò➲ ➯ ➻➪➷➺➺r u➵➴nt ➶➻➺➴➺m➴➲r n➲➾➲ y➲nÑ➯ ➻➘➲➺➴➪➲y➷➺ Ï➲➴➵➴➲n unt➵➴ ➶➻➪Ð➲➾➲➺ t➵➸ ➵➲n ➘➻ Ï➲➸ ➲rny➲. Ô➻r➻➴➲ t➺➷➲➴➷➲➾➲t m➻n ➸ ➲➷➺➯ ➻or➲nÑ p➻ Ï➲➸ ➲r m➲➪➷➺r➺ y➲nÑ➷➲➾➲t m

➻➘➲➪ Ñm un➴Ó➪➯ ➻p➷➲n ➾➻➲m Ò➲m➲n n➲y➯ ➻➪➷➺➺r.

✃Ïmu➾➻nÑ➻t➲Ò➵ ➲n➲Ï➲m➘➻r➴➲➺t➲n➷➻Ñ➲n nÐ ➲r➲ m➻➪Ð➲➺r t➲Ò➵➳➻nt➲nÑÑ➻➸➲Ï➲➲Ï➲m

➯ ➻ Ð➲➲r➯ ➺st➻m➲➺ts, ➯➻Ò➺➪ Ñ Ñ➲✃❰Õ➘➵➴➲nÒ➲➲yn➾➻nÑ➵➲s➲➲n➴➵ ➶➾➵Ï➲n ➾➻nÑ➻t➲ Ò➵ ➲n y

➲nÑ➘➻r➵➾➲Ö ➲➴➳➲ -Ö ➲➴➳➲, ➴ Ó➪ ➯➻p-➴ Ó➪ ➯➻p, ➲t➲ pu➺rn➯➺p -p➺➪ ➯ ➺r p➯ ➲➸ ➲ t➻t➲➾➺➸ ➵Ñ ➲ m➻ -ru➾➲➴➲n➯ ➵➲tu pÓ➯ ➻r s ➾➻n➻➵ ➲mn. ❰➻➪➷➺➷➺➴➲n✃❰Õ➷➺Ò➲r➲➾ ➴➲n➷➲➾➲t m➻➪➸ ➲➷➺

w

➲Ò➲➪ ➲➘➲Ñ➺➾➻➯ ➻rt➲➷➺➷➺➴ ➵➪ ➳➵➴➶➻m➾➻ Ï➲➸ ➲➺r➷➺➺r➯ ➻➪➷➺➺r➷➲n➲Ï➲m➯ ➻➴➺t➲r, ➯ ➻rt➲ p

ro ➯➾➻➴➾➻nÑ➻➘➲mnÑ ➲nÏ➻➘➺ÒÏ➲➪ ➸ut ➷➲n ➻➪ ➻m r➲➾➴➲nny➲ ➷➲Ï➲m➴➻Ò➺➷➵➾➲n s➻Ò➲➺r -Ò➲➺r (➫➱× ❰, ➩ØØ Ù).


(21)

Ú

ÛlmÜÝÞmia meßÜ àakan á âlah áâ ãÜÞlmÜá âináäang memiliki kaßakãeßiá ãik äang á âma dengan Ûåæç åembelajaßan kimia di èéæ dan éæ memiliki ãÜêÜ ân dan fÜ ëìáÞ ãeßãenãÜ íîÞanãaßanäa adalah Ü ë ãÜ ÝïemÜà Ük á Þkap ilmiah äang mencakÜà

á Þkap kßiãiáãeßhadap peßnäaãaan ilmiahíäaiãÜ ãidak mÜ îâh peßcaäa ãanpa adanäa dÜ ÝÜ ëìan haáil obá ðßñâá Þ íïemahami koná ðpòkoná ðp kimia dan peneßapannäa

ÜëãÜÝïenäeleá âikan maáâlah dalam kehidÜà ân áehaßiòhaßiç ónãÜ Ýïencapai ãÜêÜân dan fÜëgá Þ ãeßá ðbÜã maka dipeßlÜ Ýân kemampÜân beßpikißãingkaããinggi á âlah áâ ãÜëäa adalah keãeßampilan beßpikiß kßiãiáç

ôeãeßampilan beßpikiß kßiãiá meßÜ àâkan kemampÜan äang á ângaã eá ðná Þal ÜnãÜÝ kehidÜà âníà ðkeßjaaníîan beßfÜ ëgá Þ efekãif dalam á ðmÜ â aá à ðk kehidÜà ân lainò näaç éenÜ ßÜãõalpen (ö ÷÷ ø), ùðà Þ ÝÞr r Ý ßÞÞts âî âúâûïðùðmî âr â Ýây nÝðtðrâmàÞúân ââtu strâtðìÞÝü ì ëÞÞ ýt îâúâm mðëðÜÝâtn n tÜêÜ ân. åü á ðr s tðrá ðùÜ ãîÞúâúÜÞá ðtðúâû m

ðë ðÜ Ýânt n tÜêÜân, mðmà ðÞrtùâ ëm ìÝân, îân mðnìâþuúâìnìnsuÝ ðâî âp á âá âârn.

õâúÞ ëÞ mðÜ àâ Ýâr nùðÜ Ýtn ùðà Þ ÝÞr r yânìàðúruî Þ Ýðùâmnì Ýânîâúâm râ nì Ýâ mð -m

ðþâûÝân mâá âúâûíï ðruÜ á Ýâm nÝ ðá ÞàÜúâm , mnðëìàÜúÝâum nùðùâìâÞr Ý ðÜëìm -ÝÞ ëân, îân mðmùÜ ât ÝðputÜá ânÝ ðtÞ Ýâ mðììÜn ëâ Ýâná ðÜ âm ÝððtâràÞúâm n tðrá ðùÜ ã

á ðþââr ðý ðÝãÞ ýîâúâmÝüëãðÝáîân tÞà ð yâìn tðâpt. åðëî âàât á ðëâî âîÞ Ý ðmuÝâ Ýân æëììðúo (ö ÷÷ÿ), ùðràÞ ÝÞr ÝßÞtÞs âîâúâûïðìâàúÞÝâá Þ Ýân n râáÞüëâú, Ýðì ÞââtnùðàÞ ÝÞr r y

âìn tÞnìì Þ, yâìn mðúÞÞputÝ ðìÞââtn mðìâ ëâúÞáÞn s, mðëá Þðá Þtn s, mðëì ðâún à ðârm -á âúâûânîân pðmðþâûâânny, mðÞynàÜúÝâm n, î â mnðëì ðñâúÜâá Þ. aßi dÜâpendaò paããeßá ðbÜãíãampak adanäa peßá âmaan dalam hal á Þá ãemaãika beßpikißäang ãeßò näaãa beßpßoá ðáç ✁eßpikiß kßiãiáûâ ßÜ áïelalÜÞ bebeßapa ãahapan Ü ë ãÜ Ýáampai kepada á ðbÜah keá ÞmpÜúan aãaÜàðnilaian(æþûïâ î í✂ ✄ ✄ÿ).


(22)

✆am✝ ✞✟ ✠✡ngga ☛ ☞a✌ ini kecakapan be✍piki✍ ☛✎bagian be☛☞✍bel✝ ✏ dilak✝ ✑ ☞n ☛ ✎ca✍a ✌e✍p✍og✍am oleh pa✍a g✝✍✝ di ☛ ✎kolah✒ ✓al ini j✝✔☞ dipe✍k✝a✌ dengan ha☛✡l pene✕ li✌ian ✖ofiudin (✗ ✘ ✘✘) y☞✞✔ m✎✞✎✝✑☞m n✙ ☞✠✚ ☞ t✎r✛☞✜✡✑✎✢✝✠☞n t✎nt☞n✔ r✎✞ ✜☞✠ -n

y

☞✑ ✎t✎r☞m✣✡ ✢☞n✙✎r✣✡ ✑✡r ✑✍✡✡ts -✑✍ ✎☞✡✤t y☞n✔✜✡m✡ ✢✡ ✑✡✥✢✎✠✢✝✢✝ ☛ ☞n✣✎✞ ✜✡ ✜✡ ✑☞ n ✜ ☞☛☞r ☛☞m✣☞✡ p✎r✔uru ☞ tn✡ ✞✔✔✡. ✦leh ka✍ena i✌✝ ✟✣✎nanganan kecakapan be✍piki✍ ✌e✍✝✌a✌ama be✍piki✍✌ingka✌✌inggi ☛ ☞nga✌ pen✌ing diin✌eg✍a☛✡kan dalam ☛✎✌iap ma✌a pelaja✍an✒ ✧i☛ ☞mping i✌✝ ✟ ★a☛ ☛ ✠☞m✩t ✪✫.(✗ ✘ ✘✬) m✎ny☞t☞✑☞n✙ ☞✠✚ ☞✑✎✙ ☞ny☞✑ ☞ n ☛ ✎✑✥✢☞✠✭✎✜✎run✔ m✎n✎✑ ☞✞ ✑☞n✑ ✎ m☞u☞pmn t✡ ✞✔✑☞t r✎✞ ✜☞✠✜ ☞✢☞m p✎m✙✎✢☞✛☞r☞n -n

y

☞. ✮✡sw☞ m✎ny✎ r☞p✡ ✞✤orm☞☛✡☛✎✭☞r☞✣☞☛✡✤✜☞n✑✎✝✜✡ ☞m n m✎✔✝✢☞n n✔✡ny☞☞t☞u m

✎✞✔✡n✔☞tny☞✣☞✜ ☞ s☞☞t m✎✞✔✡ ✑✝✌✡ t✎s. ✧engan pembelaja✍an ☛✎pe✍ ✌i ini✟☛✡ ☛✚a

✌idak mempe✍oleh pengalaman✝ ✞ ✌✝✑✏engembangkan ke✌e✍ampilan be✍piki✍ k✍i✌i☛✟✜✡mana ke✌e✍ampilan ini ☛ ☞nga✌ dipe✍l✝ ✑ ☞n ✝ ✞ ✌✝✑✏enghadapi kehid✝✣☞n dan✝ ✞ ✌✝✑✙✎✍ha☛✡l dalam kehid✝✣☞n(✖edhana✟ ✗ ✘ ✘ ✬).

✯☞✜ ☞✣✎✞ ✎r☞✣☞nny☞✜ ☞✢☞m pr✥☛ ✎s ✣✎✙ ✎✢☞✛☞m r☞n, u✝✑nt ✏✎✞✭☞✣☞✡ ✑✎t✎☞rm✣✡ ✢☞n ✙ ✎r✣✡ ✑✡r ✑✍ ✡t✡s m☞✑ ☞✜✡✣✎r✢✝✑☞n✣✎✙✎✢☞✛☞m r☞n y☞n✔✙✎r✤✡ ✢✥☛✥ ✤✡✑✥✞☛ ✌r✝ ✑ ✌✡✰✡sm✎.

✮ ☞✢☞✠☛ ☞tu m✥✜ ✎✢ ✣✎m✙✎✢ ☞✛☞r☞n✙✎r✤✡ ✢✥☛✥ ✤✡ ✑✥✞☛ ✌ru✑ ✌✡✰✡sm✎ y☞n✔ ✜☞p☞t ✜✡✔u✞☞✑ ☞n u

n t

✝✑✏✎✞✡✞✔✑ ☞t✑☞n ✑ ✎t✎r☞m✣✡ ✢☞n✙✎r✣✡ ✑✡r ✑✍✡✡ts ☛✡sw☞ ✣☞✜ ☞ m☞t✎✡r✣✥✑✥✑ ✑ ✎☛✎ -t

✡m✙☞✞✔☞n✑✡m✡ ☞ ☞✜ ☞✢☞✠✥✜ ✎✢m problem solving. ✱✥✜✎✢✣✎m✙✎✢☞✛☞r☞n problem

solvingm✎✡ ✢✡ ✑✡m ✭✡✡r -✭✡✡r ☞✡ytu ✣✎m✙ ✎✢☞✛☞r☞n✜✡m✝ ✢☞✡✜ ✎✞✔☞n☞✜ ☞☞ny✣✎m✙✎✡r ☞n m

☞☛ ☞✢☞✠✒ ✱ ✎✢☞✢✝✡✣✎m✙ ✎✡ ☞r n m☞☛ ☞✢☞✠✟ ☛✡☞sw☞✑☞n t✎r✢☞✡ ✠t ✝ ✞ ✌✝ ✑✏✎✞ ✜✎✤✡ ✞✡ ☛✡ ✑☞n m

☞☛ ☞✢ ☞✠☞yn✔ t✡ ✜☞✑✢☞✡n☞ ✜☞✢☞✠ ✑✎t✎r☞m✣✡ ✢☞n✙✎✣✡ ✑✡r r ✑✍ ✡t✡s . ✮ ✎t✎✢☞✠✡tu, ☛✡sw☞ m

✎✞✭☞✡r✜☞t☞ ☞t☞u✡ ✞✤orm☞☛✡ y☞✔n✜☞✣☞t ✜✡✔✝ ✞ ☞✑ ☞n t✝ ✑nu ✏✎ny✎✢✎☛ ☞✡ ✑☞n m☞☛ ☞✢☞✠ . ✯☞✜ ☞t☞✠ ☞p✡ ✞✡ ✜ ✎n✔☞n m✎ n✭☞✡r s✎✙☞n☞✑y -✙☞n☞✑✞y y☞✡ ✞✤☞☛✡rmo , ☛✡sw☞☞✑ ☞n ✜✡ ✢☞✡ ✠t u

n t


(23)

dan non con✳oh da✴i ma✳e✴i ✵ang ✶edang dibaha✶ ✷ ✸✹hap be✴ik✺ ✳n✵a ✶✻✶ ✼a mem✽ b✺✹✳ ja✼aban ✶emen✳a✴a da✴i pe✴ma✶alahan✷ ✾elal✺✻ kegia✳an ini✿ ✶✻ ✶ ✼a dapa✳ meningka✳kan ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺❀engem✺❁ ✹kan hipo✳e✶✻ ✶ ✷ ❂e✴i✽ k✺✳n✵a ✶✻ ✶ ✼a akan memb✺ ❁✳ikan kebena✴an da✴i ja✼aban ✶❃men✳a✴a ✳e✴✶❃b✺✳✷

❄ada ✳ahap ini✿ ✶✻ ✶ ✼a akan melak✺kan ob✶❃✴ ❅a✶✻✿❃k✶❆❃✴imen✿✳✺❇ ✹✶✿❈✻ ✶❁ ✺✶✻ dan lain✽lain ✺❉✳✺❁❀emb✺ ❁✳ikan ja✼aban ✶❃men✳a✴a ✵ang me✴eka kem✺ ❁✹kan✶ehing✽ ga akan meningka✳kan ✶ ✹lah ✶ ✹✳✺ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺kemamp✺✹n

✺❉✳✺ ❁❀embe✴ikan ala✶an✷ ✸✹hap ✳e✴akhi✴✵ai✳✺mena✴ik ke✶✻mp✺❊an✷ ❄ada ✳ahap ini ✶✻ ✶✼a di✳✺❉✳✺ ✳✺❉✳✺❁mengkom✺❉✻ka✶✻kan ha✶✻ln✵a kepada ✶✻ ✶ ✼a ✵ang lain dan membe✴ikan penjela✶ ✹n mengapa ✶✻ ✶ ✼a menja✼ab demikian✶❃hingga dapa✳ meningka✳kan ✶ ✹lah ✶ ✹✳✺ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺❀engapa✷ ✾e✶ ❁ip✺❉ b✺❁ ✹nlah model✵ang ✶ ✹ma ✶❃kali ba✴ ✺✿❆ene✴apan model✳e✴✶❃b✺✳ mengalami kemaj✺ ✹n ✵ang pe✶ ✹✳ di ban✵ak ✶❃kolah dan pe✴g✺✴ ✺✹n ✳inggi da✴i be✴bagai di✶✻plin ilm✺❈i nega✴a✽nega✴a maj✺(✸✹n✿ ❋ ● ●❍).

■alam✺❆ ✹✵a meningka✳kan ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✶✻ ✶✼a kh✺✶ ✺✶❉✵a pada ma✳e✴i pokok ke✶❃✳imbangan kimia✿❀aka dilak✶✹nakanlah peneli✳ian ini dengan j✺ ❈✺❊❏ Model PembelajaranProblem solvingPada Materi Pokok Kesetim-bangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa


(24)

B. Rumusan Masalah

▲e▼da◆ ❖▼kan laPa▼ belakang ◗ang Pelah dikem❘❙ ❖kan❚❯aka ▼❘❯ ❘◆ ❖n ma◆ ❖lah pada peneliPian ini adalah ◆❱bagai be▼ik❘ P❲

▲agaimana efekPi❳ ❨Pa◆model pembelaja▼an❩ ❬❭ ❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡pada maPe▼i pokok ke◆❱Pimbangan kimia ❘❢P❘❙❯eningkaPkan kePe▼ampilan be▼piki▼ k▼iPi◆◆ ❨◆❣a❤

C. Tujuan Penelitian

▲erd❖◆ ❖rk❖n ru❘◆ ❖m n m❖◆ ❖l❖h y❖ telgn❖h dikemuk❖❙❖❢❚ ❯❖❙❖ tu❘ ❖j n peneliti❖n in

i ❖✐❖❖lh untuk mendeskripsik ❖n p❖emelbj❖r❖n ❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡❖yn efekgtif

✐❖l❖m mening k❖t❙ ❖n ❖eterkmpil❖n berpikir kritis sisw❖

D. Manfaat Penelitian

❥❖sil pelitien❖n ini d❦❖i r❖❧❙❖n✐❖p❖t b❖ermnf❖❖t ♠❖gi b♠❖♥❖er i pi❦❖k ❖yitu❲ ♦♣ qisw❖

rg❖enn diter❖❧❙ ❖❖nny model ❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡✐❖l❖m kegi❖t❖ bnel❖j❖r meng s ❖❖jr m❖❙❖❖❙❖n mk❖engin❙t❖n ❖emk❧❘❖m n berpikir sisw❖ ❙ ❖ren❖ sisw❖ bel❖j❖r

b er

✐❖◆ ❖❙ ❖r n m❖s❖l❖h✐❖n tem❘ ❖nny❖ sen♣diri t♣ ✉uru

✈✇✐ ❱l❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡❘❧❖❙❖mer n s❖l❖h◆ ❖tu❖❢❖lter tif model ❖j❖pembelr❖n y

❖ng inov❖tif❚❙▼e❖❚tif✐❖n produktif ♠❖i ggur❘♣ ①♣ qekol❖h

②er❖❧❖en n delom ❩ ❬❭ ❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡✐❖l❖m p❖belemj❖❖rn merup❖❙❖n ❖❢❖lter tif u

n tu k


(25)

E. Ruang Lingkup Penelitian

④n⑤⑥ ⑦⑧enghinda⑨i penaf⑩ ❶⑨an❷ang be⑨beda❸beda ⑤e⑨hadap i⑩⑤ilah ❷ang dig⑥ ❹❺❸ kan❻⑧aka pe⑨l⑥❼❶kembangkan bebe⑨apa i⑩ ⑤ilah ⑩❽bagai be⑨ik⑥ ⑤❾

❿➀ ➁➂❼ ❽l➃➄ ➅➆ ➇➈➉➊ ➅ ➇➋➌➍ ➎ ❷ang dig⑥ ❹akan pada peneli⑤ian ini adalah model ➃➄ ➅➆➇➈➉➊ ➅➇➋➌➍➎men⑥⑨⑥ ⑤➏epdikna⑩ (➐ ➑ ➑➒) y❺❶tu ➂ ⑩❽rp s m❽nt❺➓❼❺n ❶nt❽➓❽⑦ -t

⑥❺➓❼❺➓❺m m❽❹❽⑥ ⑦❺m n s⑥ ❺tu m❺⑩ ❺➓❺➔❼❺n m❽❽→❺➔⑦❺m ❺nny➣❽❼❺r s❺r⑦❺n❼❺❺t

❼❺n❶ ❹↔or m❺⑩❶ y❺↕n❺ ⑦⑥❺rt, ⑩❽➔❶ ❹↕↕❺❼❺➙❺t ❼❶❺m➣❶➓ ⑦❽⑩ ❶➙⑥➓❺m n y❺↕n t❽➙❺t ❼❺n

→❽❺rmt . ➛❺n↕⑦❺➔ -➓❺n↕⑦❺➔⑧ ➂❼ ❽➓ ➂rp➣➓❽m⑩➂➓➜❶ ❹↕⑧❽t urun➏epdikna⑩ (➐ ➑ ➑➒) ❺❼❺➓❺➔(❺) ❺❼❺ m❺⑩ ❺➓❺➔❺ ❹↕y ❼❶ ➣❽r❶ ⑦❺n, (➣) m❽❹→❺❶r❼❺❺t ❺❺tu⑦❽❽t❺rn↕❺n y❺ ❹↕

❼❺➙❺t❼❶↕un❺ ⑦❺n u⑥ ⑦nt ⑧❽❽ ➓❽⑩❺❶ ⑦❺yn n m❺⑩ ❺➓❺➔❻(→) m❽❹❽t❺➙⑦❺n➝❺❺ ➣❺w n ⑩❽❽mnt❺r❺❼❺❶r m❺⑩❺➓❺ ➔⑤❽⑩❽➣⑥ ⑤r , (❼) m❽↕⑥➝❶n ⑦❽➣❽❹❺❺rn➝❺w❺ ➣❺n s❽❽m❺nt❺r t

❽⑩❽➣⑥⑤r , ❼❺n (❽) m❽❺n❶ ⑦r ⑦❽⑩ ❶m➙⑥➓❺n

➐➀ ➞❶sw❺ y❺n↕ m❽❹➝❺❼❶⑩ ⑥ ➣ ➝❽⑦❼❺➓❺m➙ ❽n❽➓❶t❶❺n ❶ ❹❶❺❼❺➓❺➔⑩ ❶❺sw⑦❽➓❺s ➟➠➠ ➡➢➤ ❼❺n➟➠➠ ➡➢➥ ➞➁➢➦❽↕ ❽❶r➧ ➨❺ ❹❼❺r ➛❺↕nmup ➩ah⑥ ❹➡elaja⑨an ➐➑❿ ❿➫➐➑❿➐ ➭➀ ➯e⑤e⑨ampilan be⑨piki⑨ k⑨i⑤i⑩❷ang di⑤eli⑤i adalah ke⑤e⑨ampilan be⑨piki⑨ k⑨i⑤i⑩

men⑥ ⑨⑥ ⑤➲❹ ❹❶⑩ (❿ ➧➒➤) y❺❶tu (❺) m❽m➣❽r❶ ⑦❺n p❽❹➝❽➓❺⑩ ❺n⑩❽❼ ❽r➔❺ ❹❺ ❼ ❽↕❺n n ❶❹❼❶ ⑦❺tor ➣❽rt❺n❺y❼❺n m❽❹ ➝❺w❺ ➣➙ ❽❺rt❺❺ny n y❺↕n➣❽r↔➂⑦⑥ ⑩➙❺❼❺ ⑩⑥➣❶ ❹❼❶ ⑦❺tor m

❽❹↕❺➙❺, (➣) m❽m➣❺↕nun⑦❽❽t❺r➙❶➓❺m n❼❺❺sr ❼ ❽n↕❺n❶ ❹❼❶ ⑦❺tor m❽➙ ❽mrt❶m -➣❺ ❹↕⑦❺n❺p❺ ⑦❺➔❶ ❹❼❶ ⑦❺tor sum➣❽r ❼❺➙❺t ❼❶➙❽→❺r ❺y❺❺tu t❶❼❺ ⑦❺yn↕➣❽r↔➂⑦⑥ s ➙❺❼❺⑩⑥➣❶ ❹❼❶ ⑦❺tor ⑦❽m❺m➙⑥❺n u⑥⑦nt ⑧❽➣❽mr❶ ⑦❺n❺➓❺⑩ ❺n , (→) m❽ ❶nym➙⑥➓⑦❺n ❼❽❹↕❺n❶ ❹❼❶ ⑦❺tor ❽m↕n ❶❼⑥⑦⑩ ❶n ❼❺n m❽➙ ❽mr ❶tm➣❺↕⑦❺n n➔ ❺⑩❶➓ ❶n❼⑥⑦⑩ ❶ y❺n↕ ➣❽r↔➂⑦⑥ ⑩➙❺❼❺⑩ ⑥ ➣❶ ❹❼❶ ⑦❺tor m❽❹↕ ❽m⑥ ⑦❺ ⑦❺n➔❶❽⑩ ❶otp s , (❼) m❽m ➣❽❶ ⑦❺r n➙ ❽n -➝❽➓❺⑩ ❺n➓❺ ❹ ➝ut ❼ ❽↕❺n n❶ ❹❼❶ ⑦❺tor ❽❹❼❽ ↔❶ ❹❶⑩ ❶ ⑦❺m n❶❶➓❺➔st ❼❺n ❽m➙ ❽mr ❶tm➣❺n↕⑦❺n ⑩⑥ ❺tu❼ ❽ ↔❶ ❹❶⑩ ❶ y❺↕n➣❽r↔o⑦⑥ ⑩➙❺❼❺⑩ ⑥ ➣❶ ❹❼❶ ⑦❺tor ❽mm➣⑥❺t ➣❽nt⑥⑦❼❽ ↔❶ ❹❶⑩❶


(26)

(➵➸ ➺ont ➻➼n nno➵➸➺ont ),➻➼n (➽) m➽n➾➼tur t➼ ➚➪➶➚➻➼n str➼➽➾ ➶t ➻➽n➾➼n➶ ➹ ➻➶ ➚➼tor m

➽ ➹➽nt➘➚➼n➴ ➘➼tu t➶ ➹➻➼ ➚➼n y➼n➾➷➽r➬➸➚➘ ➴➮➼ ➻➼➴ ➘➷➶ ➹ ➻➶ ➚➼tor ➽ ➹➻➽➬➶ ➹➶➴➶ ➚➼m n m

➼➴➼➱➼ ➺

✃❐ ❒➼➽t➶r➮➽m➷➽➱➼❮➼➼rn y➼➾n➻➶➷➽➶ ➚➼r n➼ ➻➼➱➼ ➺➚➽➴➽➶t➷➼ ➹m ➾ ➼n➚➶➶➼m ➻➽n➾➼n m

➼➽t➶r➮➸ ➚➸ ➚➚ ➸➹➴➽p➚➽s➽t➶m➷➼ ➹➾➼n➻➶ ➹➼➶ms, t➽➼➮➼t n➚➽➴➽➶t➷➼mn➾➼n➻➼n st

➸➶ ➚➶om➽tr➶➚➽➴➽t➶➷➼ ➹➾ ➼m n➚➶m➶➼➴➽➼rt ➮➽➾➽➴➽r ➼rn➚➽➴➽➶t➷➼ ➹➾ ➼m n (➼➴➼s ❰➽ Ïha➪elieÐ)

Ñ❐ ❒➽nur ut Ò➼ ➽ ➹➶ur ➻ ➚➚(Ó ÔÕ Ô), m➸➻➽➱➮➽➷➽➱➼❮➼m ➼rn➻➶ ➚➼➼ ➚➼t n➽➬➽ ➚➪➶➬ ➽ ➹➶ ➹➾m -➚➼t➚➼n➺➼➴➶➱➷➽➱➼❮➼r ➴➶sw➼➼➮➼➷➶➱➼➴➽➵➼➼r st➼t➶➶ ➚st ➺➼➴➶➱➷➽➱➼❮➼r ➴➶➼sw ➽mnun -❮➘➚ ➚➼n➮➽r➷➽ ➻➼➼n y➼➾n➴➶➾ ➹➶➬➶ ➚➼n➼➼nt➼r➮➽➼ ➺➼m m➼n➼➼➱w➻➽➾➼n n ➮➽➼ ➺➼m m -➼n➴➽t➽➱➼ ➺➮➽➷➽➱➼❮➼m ➼rn (➻➶t➘➹❮➘➚➚➼n➻➽ ➹➾➼n➾➼➶n y➼➾n➴➶➾ ➹➶➬➶ ➚➼n).


(27)

Ö Ö×Ø ÖÙÚ ÛÜÛÙÝ ÜÞ ØÛß Û

Û× Ýàáàmâ ãâl â är ßonstruktivis àm

åæçè éè êëì çíîïð æ éñ æî ò(óô õô) dalamöï çç æç÷åè ð êïñï ÷òï çø æùï éúû çï ü ýè

(þ ÿ ÿó) matak benyanaahw ✁ì çð êéè ù êû✂ûð✄æ✄æéè☎ïù ï çð ïîï üð ï êèïîû éï ç ñûîð ïñï ê

☎æç✆æêï üè ï çýï ç✆✄æçæùï çùï ç✝ï üúï☎æç✆æêï üèï çù û êï✄æéè☎ïùï çüïðûîù ì çð✞ êéèù ðû (btu) kenkanita sendiri. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat di-transfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mem-punyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya (Triyanto, 2007).

Menurut Von Glaserfeld (1989) dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali penga-laman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut. 2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan

mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membanding-kan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari


(28)

10

pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaan-nya untuk selanjutperbedaan-nya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengeta-huannya.

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain(selective conscience). Melalui suka dan tidak suka inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pemben-tukan pengetahuannya.

Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan memba-ngun pengetahuan dan pemahaman. Menurut Piaget dalam Rita L. Atkinson (1991) bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang men-cari jawaban dengan melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi. Hasil dari eksperimen miniatur itu menyebabkan anak menyusun pengetahuannya sendiri. Piaget menyebutnya skema tentang bagaimana dunia fisik dan sosial beroperasi. Saat menemukan benda atau peristiwa baru, anak ber-upaya untuk memahaminya berdasarkan skema yang telah dimilikinya. Piaget menyebut hal ini proses asimilasi yaitu upaya anak untuk mengasimilasikan peris-tiwa baru ke dalam skema yang telah ada sebelumnya. Jika skema lama tidak cu-kup untuk mengakomodasi peristiwa baru, maka anak seperti layaknya seorang ilmuwan akan memodifikasi skema dan dengan demikian memperluas teori ten-tang dunia. Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut teorimeta cognition. Meta cognitionmerupakan keterampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol proses berpikirnya. Menurut Preisseisen (1985)meta cognitionmeliputi empat jenis keterampilan, yaitu:

1. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.


(29)

11

2. Keterampilan pengambilan keputusan (decisión making), yaitu keteram-pilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengum-pulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alter-natif, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berda-sarkan alasan-alasan yang rasional.

3. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya yang mencakup menganalisa argu-men, memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasio-nal, analisis asumsi, serta interpretasi logis.

4. Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), yaitu keterampilan indi-vidu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.

Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain: (1) penge-tahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam pro-ses belajar lebih pada propro-ses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru adalah fasilitator.

✟✠✡ ☛☞✌lP✍✎ ✏✑✒✓Solving

Masalah pada hakikatnya merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Masalah yang sederhana dapat dijawab melalui proses berpikir yang sederhana, sedangkan masalah yang rumit memerlukan langkah-langkah pemecahan yang rumit pula. Masalah pada hakikatnya adalah suatu pertanyaan yang mengandung jawaban. Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat, bila pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sistematis. Ini berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada diri individu yang hendak memecahkan masalah tersebut. Pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasar-kan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang


(30)

12

tepat dan cermat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan peserta didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri infor-masi untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Dengan kata lain, pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu (Hidayati, 2006).

Langkah-langkah pemecahan masalah dalam proses pembelajaran dikemukakan oleh John Dewey (1920), yakni :

1. siswa menghadapi masalah, artinya dia menyadari adanya suatu masalah tertentu

2. siswa merumuskan masalah, artinya menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik

3. siswa merumuskan hipotesis, artinya merumuskan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenarannya

4. siswa mengumpulkan dan mengolah data atau informasi

5. siswa menguji hipotesis berdasrkan data atau informasi yang telah dikumpulkan dan diolah

6. menarik kesimpulan berdasrkan pengujian hipotesis dan jika ujinya salah maka kembali ke langkah 3 dan 4 dan seterusnya

7. siswa menerapkan hasil pemecahan masalah pada situasi baru

Pemecahan masalah bukan perbuatan yang sederhana, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga. Pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsi, meng-analisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesim-pulan, dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah. Untuk memecahkan masalah kita harus melokasi informasi, menampil-kannya dari ingatan lalu memprosesnya dengan maksud untuk mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.

Langkah-langkah modelproblem solving(Depdiknas, 2008) yaitu meliputi : 1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari


(31)

13

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan kegiatan lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi (Nessinta, 2009).

✔✕✖✗✗tril✘✙pm ✚✗rpikirritis

Keterampilan adalah kecakapan untuk melaksanakan tugas, dimana keterampil-an tidak hketerampil-anya meliputi gerakketerampil-an motorik, tetapi juga melibatkketerampil-an fungsi mental yang bersifat kognitif, yaitu suatu tindakan mental dalam usaha memperoleh pengetahuan. Proses berpikir berhubungan dengan pola perilaku yang lain dan membutuhkan keterlibatan aktif pemikir. Menurut Presseisen dalam Costa (1985) pengertian ini mengindikasikan bahwa berpikir adalah upaya yang kompleks dan reflektif bahkan suatu pengalaman yang kreatif. Berpikir membuat seseorang da-pat mengolah informasi yang diterima dan mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Arifin (2003) menyatakan bahwa berpikir merupakan proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Berpikir juga merupakan kemampuan jiwa taraf tinggi yang dapat dicapai dan dimiliki oleh manusia. Ada-nya kemampuan berpikir pada manusia merupakan pembeda yang khas antara ma-nusia dengan binatang. Melalui berpikir, mama-nusia dapat mencapai kemajuan yang luar biasa dan selalu berkembang dalam peradaban dan kebudayaan. Menurut Presseisen dalam Costa (1985) berpikir dianggap suatu proses kognitif, suatu


(32)

14

proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Walaupun demikian, aspek kog-nitif berkaitan dengan cara-cara bagaimana mengenal sesuatu seperti persepsi, penalaran, dan intuisi. Kemampuan berpikir menitikberatkan pada penalaran se-bagai fokus utama dalam aspek kognitif. Menurut Costa dalam Liliasari (2007) membagi keterampilan berpikir menjadi dua, yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Berpikir kompleks atau tingkat tinggi dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Diantara proses berpikir tingkat tinggi, salah satu yang digunakan dalam pembentukan sistem konseptual IPA adalah berpikir kritis. Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap individu untuk menyikapi permasalahan kehidupan yang dihadapi. Berpikir kritis membuat seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah atau memperbaiki pikirannya sehingga dia dapat bertindak lebih cepat. Seseorang di-katakan berpikir kritis, apabila ia mencoba untuk membuat berbagai pertimbangan ilmiah untuk menentukan pilihan terbaik dengan menggunakan berbagai kriteria. Berpikir kritis berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir biasa tidak mempunyai standar dan sederhana, sedangkan berpikir kritis lebih komplek dan berdasarkan standar objektif, kegunaan atau kemantapan.

Presseisen dalam Costa (1985) mengatakan bahwa berpikir kritis diartikan sebagai keterampilan berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, me-mahami asumsi yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model

presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.

Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan, sebagai apa yang harus dipercaya atau dilakukan .


(33)

15

Terdapat enam komponen atau unsur dari berpikir kritis menurut Ennis (1989) yang disingkat menjadi FRISCO, seperti yang tertera pada tabel 2.1.

✛ ✜✢✣l ✤✥ ✦nsurunsur k✣✣trmpil✜★✢✣rpikir kritis

No Unsur Keterangan

1 Focus Memfokuskan pemikiran, menggambarkan

poin-poin utama, isu, pertanyaan, atau permasalahan. Hal-hal pokok dituangkan di dalam argumen dan pada akhirnya didapat kesimpulan dari suatu isu, pertanyaan, atau permasalahan tersebut.

2 Reasoning Ketika suatu argumen dibentuk, maka harus

disertai dengan alasan (reasoning). Alasan dari argumen yang diajukan harus dapat

mendukung kesimpulan dan pada akhirnya alasan tersebut dapat diterima sebelum membuat keputusan akhir.

3 Inference Ketika alasan yang telah dikemukakan benar,

apakah hal tersebut dapat diterima dan dapat mendukung kesimpulan

4 Situation Ketika proses berpikir terjadi, hal tersebut

dipengaruhi oleh situasi atau keadaan baik (keadaan lingkungan, fisik, maupun sosial).

5 Clarity Ketika mengungkapkan suatu pikiran atau

pendapat, diperlukan kejelasan untuk membuat orang lain memahami apa yang diungkapkan

6 Overview Suatu proses untuk meninjau kembali apa yang

telah kita temukan, putuskan, pertimbangkan, pelajari, dan simpulkan.

Moore dan Parker (dalam Liliasari, 2011) menyatakan bahwa berpikir kritis memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

1. Menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat. 2. Membedakan klaim yang rasional dan emosional. 3. Memisahkan fakta dari pendapat.

4. Menyadari apakah bukti itu terbatas atau luas.

5. Menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam suatu argumentasi orang lain. 6. Menunjukkan analisis data atau informasi.

7. Menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen.

8. Menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah dan informasi.

9. Memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai atau bermaknaganda.


(34)

16

10. Membangun argumen yang meyakinkan. 11. Memilih data penunjang yang paling kuat. 12. Menghindari kesimpulan yang berlebihan.

13. Mengidentifikasi celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan.

14. Menyadari ketidakjelasan.

15. Mengusulkan pilihan lain dan mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan.

16. Mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau sebagiannya dalam pengambilan keputusan.

17. Menyatakan argumen dan kontek untuk apa argumen itu. 18. Menggunakan bukti secara benar.

19. Menyusun argumen secara logis dan kohesif.

20. Menghindari unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen.

21. Menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan. Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis (KBKr) yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima kelom-pok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta stra-tegi dan taktik (strategy and tactics). Adapun kedua belas indikator tersebut adalah:

1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen.

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan. 4. Mempertimbangkan kredibilitas sumber.

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10. Mengidentifikasi asumsi.

11. Memutuskan suatu tindakan. 12. Berinteraksi dengan orang lain.


(35)

17

✩ ✪✫✬l✭ ✮✯✬✬trmpil✪✰ ✫✬ kirikpritis mrnurut nnis

o ✯✬lompok ✳ ✰✴ik✪✵or ✶✫unik✪✵or

✷ Memberikan penjelasan sederhana Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan

kemungkinan jawaban c. Menjaga kondisi berpikir

Menganalisis argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi

kalimat-kalimat pertanyaan c. Mengidentifikasi

kalimat-kalimat bukan bukan pertanyaan

d. Mengidentifikasi dan menangani ketidaktepatan e. Melihat struktur dari suatu

argumen

f. Membuat ringkasan Bertanya dan

menjawab pertanyaan

a. Menyebutkan contoh

b. Mengapa? Apa ide utamamu? Apa yang anda maksud..? Apa yang membuat perbedaan....?

✭ Membangun keterampilan dasar Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

a. Mempertimbangkan keahlian b. Mempertimbangkan

kemenarikan konflik

c. Mempertimbangkan kesesuaian sumber

d. Mempertimbangkan reputasi e. Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang tepat

f. Mempertimbangkan resiko untuk reputasi

g. Kemampuan untuk memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati

Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi

a. Melibatkan sedikit dugaan b. Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan

c. Melaporkan hasil observasi d. Merekam hasil observasi e. Menggunakan bukti-bukti


(36)

18

f. Menggunakan akses yang baik g. Menggunakan teknologi h. Mempertanggungjawaban hasil observasi 3 Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

a. Siklus logika-Euler b. Mengkondisikan logika c. Menyatakan tafsiran Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Mengemukakan hal yang umum

b. Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis

Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

a. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan sesuai latar belakang fakta-fakta

b. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan akibat c. Menerapkan konsep yang

dapat diterima

d. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan masalah. 4 Memberikan penjelasan lanjut Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi

a. Membuat bentuk

definisi(sinonim, klasifikasi, rentang ekivalen, rasional, contoh, bukan contoh) b. Strategi membuat definisi c. Membuat isi definisi Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

a. Penjelasan bukan pernyataan b. Mengkonstruksi argumen

5 Mengatur strategi dan taktik Menentukan suatu tindakan

a. Mengungkap masalah b. Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi yang mungkin

c. Merumuskan solusi alternatif d. Menentukan tindakan

sementara

e. Mengulang kembali f. Mengamati penerapannya Berinteraksi

denganorang lain

a. Menggunakan argumen b. Menggunakan strategi logika c. Menggunakan strategi retorika d. Menunjukkan posisi, orasi,


(37)

19

Pada penelitian ini, indikator yang dikembangkan adalah

o ✹✺lompok Indikator Sub Indikator

1 Memberikan penjelasan sederhana bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa 2 Membangun keterampilan dasar mempertimbangkan apakah indikator sumber dapat dipercaya atau tidak

Kemampuan untuk memberikan alasan

3 Menyimpulkan menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi mengemukakan hipotesis 4 Memberikan penjelasan lanjut mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi

membuat isi definisi (contoh dan non contoh) 5 Mengatur strategi dan taktik menentukan suatu tindakan mendefinisikan istilah

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian terkait model pembelajaranproblem solving :

1. Hasil penelitian Sulistiana (2008) yang menemukan bahwa model pembela-jaran paduanproblem solvingdan kooperatif tipe STAD dalam meningkat-kan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA memberimeningkat-kan hasil yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Hasil penelitian Baer (1993) yang menemukan bahwa proses pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dapat meningkatkan kecakapan berpikir kritis-kreatif siswa.

3. Rofi udin (2000) menemukan bahwa kegiatan pembelajaran yang memberi-kan kebebasan kepada siswa dalam menentumemberi-kan topik atau masalah yang dibahas, mengajukan gagasan-gagasan mendorong siswa untuk berpikir


(38)

20

divergen, melakukan eksplorasi, semua ini dapat melatih keterampilan ber-pikir kritis siswa.

4. Hasil penelitian Widyastuti (2010) yang menemukan bahwa model pembela-jaranproblem solvingdapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis Siswa.

✻✼✽on✾✿p

Herronet al.(1977) dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada defi-nisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisi-kan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu-pun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herronet al.(1977) dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.


(39)

20

Tabel 3. Analisis konsep materi kesetimbangan kimia.

❀❁ ❂ ❃❄ ❅l onsp ❇❅❈inisi onsp

Jenis Konsep

Atribut Konsep Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Kesetimbangan kimia

Keadaan yang ter-jadi saat reaksi maju sama dengan reaksi balik, dapat berupa reaksi homogen dan hete-rogen yang memi-liki suatu tetapan (harga K) dan dapat mengalami perge-seran. Konsep abstrak  Kesetim-bangan kimia

Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik.

Dapat meng-alami perge-seran

Fase zat

Harga K

Reaksi kimia Reaksi irreversibel Reaksi reversibel  Kesetim-bangan sta-tis  Kesetim-bangan dinamis

N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

CH4(g) + 2O2(g)

CO2(g) + 2H2O(g)

2. Kesetimbangan dinamis

Kesetimbangan kimia yang secara makroskopis tidak terjadi reaksi, tetapi secara mikroskopis reaksi kesetimbang-an berlkesetimbang-angsung terus menerus. Konsep abstrak Kesetimbang an dinamis Secara makroskopis tidak terjadi reaksi. SecaraReaksi yang berlangsung terus- mene-rus.

Fase zat

Harga K

 Kesetim-bangan kimia  Kesetim-bangan sta-tis Dalam ruang tertutup, gas N2O4yang tidak berwarna bila dipanas-kan adipanas-kan ter-urai menjadi gas NO2yang berwarna cokelat. Seba-liknya bila gas NO2 didingin-kan warna cokelat yang terbentuk akan memudar. Dalam kea-Cincin emas yang tidak diketahui massanya ditimbang mengguna-kan tim-bangan sama lengan, saat setimbang ternyata cin-cin tersebut memiliki massa 2 g.

2


(40)

21

❉❊ ❋ ●❍ ■l onsp ❑■▲inisi onsp

Jenis Konsep

Atribut Konsep Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

daan setim-bang, secara mikroskopis reaksi ini ber-langsung terus menerus 3. Kesetimbangan

homogen

Reaksi kesetim-bangan yang terdiri atas satu fase

Konsep abstrak

Kesetimbang an homogen

Reaksi kese-timbangan terdiri satu fase

Fase zat  Kesetim-bangan kimia

 Kesetim-bangan heterogen

N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

CH4(g) + 2O2(g)

CO2(g) + 2H2O(g) 4. Kesetimbangan

heterogen

Reaksi kesetim-bangan yang terdiri atas dua fase atau lebih

Konsep abstrak

Kesetimbang an heterogen

Reaksi kese-timbangan terdiri dua fase atau lebih

Fase zat  Kesetim-bangan kimia

 Kesetim-bangan homogen

CaCO3(s)

CaO(s) + CO2(g)

2H2O2(l)

2H2O(l) + O2(g) 5. Tetapan

kesetimbangan

Perbandingan antara konsentrasi produk dan kon-sentrasi reaktan dipangkatkan dengan koefisien reaksinya yang

Konsep berdasarkan prinsip Tetapan kesetimbang an  Perban-dingan kon-sentrasi pro-duk dan

kon-Konsentrasi zat

Wujud zat

 Kesetim-bangan kimia

Kc dan Kp 2SO3(g)

2SO2(g)+ O2(g)

2NO(g) + Br2(g)

2NOBr(g)

2


(41)

22

▼◆ ❖ P◗ ❘l onsp ❚❘❯inisi onsp

Jenis Konsep

Atribut Konsep Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

menghasilkan harga konstan pada suhu dan volum tetap.

sentrasi reak-tan dipang-katkan koefi-seian reaksi-nya.

Hasil perban-dingan kons-tan.

Kc dan Kp

     2

3 2 2 2 SO O SO

K    

v n m 2 Br NO k

6. Kc Tetapan kesetim-bangan yang dinyatakan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi

Konsep berdasarkan prinsip Kc Tetapan kesetimbang an dinya-takan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi Konsentrasi zat

Wujud zat

Tetapan kesetimbang an

Kp 2SO3(g)

2SO2(g)+ O2(g)

     2

3 2 2 2 SO O SO Kc

7. Kp Tetapan kesetim-bangan untuk fasa gas yang dinya-takan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi Konsep berdasarkan prinsip Kp Tetapan kesetimbang an fasa gas dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi Tekanan parsial gas

Wujud zat

Tetapan kesetimbang an

Kc N2O4(g)

2NO2(g)

4 O 2 N 2 2 NO P P Kp 2 3


(42)

23

❱❲ ❳ ❨❩ ❬l onsp ❪❬❫inisi onsp

Jenis Konsep

Atribut Konsep Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

8. Pergeseran kesetimbangan

Pergeseran arah kesetimbangan yang terjadi akibat sistem kesetim-bangan yang diganggu/diberi aksi berupa kon-sentrasi, tekanan dan volum, suhu, dan katalis, sebagai tindakan untuk mengurangi pengaruh aksi ter-sebut Konsep berdasarkan prinsip Pergeseran kesetimbang an Aksi-reaksi Konsentrasi zat

Tekanan dan volum Suhu Katalis  Kesetim-bangan kimia Pengaruh konsentrasi Pengaruh tekanan dan volum Pengaruh suhu Pengaruh katalis Perhatikan reaksi kese-timbangan berikut:

2SO3(g)

2SO2(g)+ O2(g) H=+197,8kJ Apa yang ter-jadi bila ke da-lam sistem: a. konsen-trasi oksi-gen ditam-bah b. tekanan sistem dinaikkan c. suhu sistem diturunkan Perhatikan reaksi beri-kut:

2H2O(g)

2H2(g) + O2(g) H=+286kJ Berapakah entalpi penguraian standar air? 2 4


(43)

25

F. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Media pembelajaran adalah alat bantu untuk me-nyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembe-lajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Ismail (2003), Lembar Ker-ja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengeta-huan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar

2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar

4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran

6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar

7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis

Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus me-ngemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini, LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan dapat berupa LKS eksperimen dan LKS non eksperimen.


(44)

26

1. LKS eksperimen

LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun secara kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan kon-sep klasifikasi zat, serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan pada materi pokok yang bersangkutan.

2. LKS non eksperimen

LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep pada submateri pokok yang tidak dilakukan praktikum.

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya bahwa pada tahap pertama model pembelajaranproblem solving,siswa dihadapkan pada masalah untuk siswa selesaikan. Pada tahap tersebut, diharapkan siswa akan terstimulus untuk mendefinisikan masalah yang mereka hadapi. Pada tahap kedua yakni mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, siswa akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang sedang dihadapi sehingga siswa pun diharapkan dapat membuat isi definisi dalam bentuk contoh dan non contoh. Kemudian, pada tahap ketiga yakni menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan, siswa akan dilatih untuk dapat me-ngemukakan hipotesis. Pada tahap keempat yakni menguji kebenaran dari jawab-an sementara, siswa akjawab-an terpacu untuk melakukjawab-an eksperimen dalam rjawab-angka un-tuk memecahkan masalah berdasarkan fakta dalam eksperimen tersebut. Dengan eksperimen ini, maka siswa akan dapat memberikan alasan terhadap jawaban yang


(45)

27

dibuat. Pada tahap kelima yakni menarik kesimpulan, ketika siswa telah menda-patkan kesimpulan dari permasalahan diharapkan siswa dapat mengkomunikasi-kan hasilnya dengan yang lain dan memberimengkomunikasi-kan penjelasan sederhana dari data yang didapat untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas, diharapkan model pembelajaranproblem solving

dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

Faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan berpikir kritis materi pokok kesetimbangan kimia siswa kelas XI semester ganjil SMA Negeri 2 Bandar Lampung TP 2011-2012 pada kedua kelas diusahakan sekecil mungkin sehingga dapat diabaikan.

I. Hipotesis Umum

Sebagai pemandu dalam melakukan analisis maka perlu disusun hipotesis umum dengan perumusan sebagai berikut:

modelproblem solvingpada materi pokok kesetimbangan kimia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis daripada pembelajaran konvensional.


(46)

28

❴ ❴❴ ❵❛ ❜❝ ❞ ❡❜❢ ❜❣ ❜❤❴ ❝❴ ✐❣

✐❵❢❥ ❦❧♠♥♦ ♣q ♥rs♥t ❦✉♠❢ ✉r✉♠♣✈ ♣♥r

✇ ❵❢❥❦❧♠♥♦ ♣

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 192 siswa. Siswa tersebut merupakan satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut:

a. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu semester ganjil. c. Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa-siswa tersebut diajar dengan kurikulum

yang sama (KTSP), dan jumlah jam belajar yang sama (enam jam pelajaran dalam setiap minggu).

①❵s♥t ❦✉♠

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik② ③④ ② ⑤⑥ ⑦⑧⑨⑥ ⑩❶② ❷⑦❸❹ ❺ ❻ ③④ ② ⑤⑥ ⑦v⑨ ⑥ ⑩❶

-②❷⑦❸❹ yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Setelah diperoleh dua kelas sampel maka diten-tukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh satu kelas sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan metode② ④ ⑤❼❷ ⑨❶


(47)

29

❽❾ ❿➀➁➂➃, sedangkan kelas berikutnya adalah kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan pertimbangan dari peneliti dan guru mitra maka diambil 2 kelas sampel yaitu kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 kemudian ditentu-kan kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol.

. ➅ ➆➇➈➉➊➋➇➌➍➎ ➏➆ ➐➑ ➋➒➋

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif. Data primer yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (➓ ➔ → -t

st ), hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (p❾ ❽➣→st ) siswa dan data aktivitas❾➂ t

↔ ❽↕➙

➛➜➝➆ ➒➞ ➊➆➊➋➇➑➆ ➉ ➋➈➇➟➆➇➆➠ ➈➒➈➋➇

➡ ➜➝ ➆ ➒➞➊➆➢➆➇➆➠ ➈➒➈➋➇

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Tes yang dilakukan sebelum perlakuan disebut➓➔ →➣→❽➣dan sesudah perlakuan disebut

➓ ❾ ❽➣→❽➣. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini meliputi:

a. Pelaksanaan pretes untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis awal siswa. Soal➓➔ →➣→❽➣terdiri dari 10 soal essay

b. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal penyajian materi pokok dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.

c. Pelaksanaan➓❾❽➣→❽➣untuk melihat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Soal➓❾❽➣→❽➣terdiri dari 10 soal essay


(48)

30

➤➥➦➧➨➩ ➫➭➯ ➧➭➧➲ ➫➳ ➫➩ ➭

Penelitian ini menggunakan➵ ➸➺➻➼ ➽➾v➚ ➪➶➺ ➹ ➶ ➘ ➴ ➶tst -➘ ➸➷➬ ➶st ➮➸➺ ➬ ➴➸ ➪➱➴ ➸➽✃❐ ➶➷➾ ❒➺ (Creswell, 1997). Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu :

Tabel 4. Desain penelitian

➘ ➴➶tst Perlakuan ➘ ➸ ➷➬ ➶st

Kelas kontrol O1 X1 O2

Kelas eksperimen O1 X2 O2

O1adalah✃➴➶tst yang diberikan sebelum diberikan perlakuan, O2adalahp➸➷➬ ➶st yang diberikan setelah diberikan perlakuan. X1adalah pembelajaran konvensional dan X2adalah perlakuan berupa penerapan model✃ ➴ ➸❮ ➪➶❰➷ ➸➪➾➺❒v . Soal pada✃➴➶ -t

s dan✃ ➸ ➷tstberbeda tetapi indikator yang diukur pada masing-masing nomor sama.

➦➥ Ï➩Ð➫➩Ñ➧➲ Ò➧➭➧➲ ➫➳ ➫➩➭

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan model✃ ➴ ➸❮ ➪➶❰➷ ➸➪➾➺❒v dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan berpikir kritis.


(49)

31

Ó.Ô ÕÖ× ØÙÚÛ ÕÜÛ ÕÛ ÝÞ× Þß Õ

Adapun bentuk instrumen penelitian yang digunakan adalah :

1. Soalàá âãâä ãdanà åä ãâä ãyang masing-masing berisi 10 soal essay 2. Lembar observasi aktivitas siswa.

æç ÜØè ÖÛ éÙØÜÛ ÝßêÖ ßÕß ßÕÜÛ ÕÛ ÝÞ× Þß Õ

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 9 Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.

b. Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian sebanyak 2 kelas. 2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan, peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen tes.

b. Tahap pelaksanaan proses pembelajaran, adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah (1) melakukanà á âãâä ãdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi kesetim-bangan kimia sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas, pembelajaran dengan modelàá åëìâíä åì îïð ñdi kelas eksperimen dan pem-belajaran konvensional di kelas kontrol, (3) melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan (4) melakukan tabulasi dan analisis data.


(50)

32

Analisis konsep-konsep pada materi kesetimbangan kimia

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Validasi instrumen

 Rencana pembelajaran ò ó ôõ ö÷øù ô öúûü ý

 Pembuatan kisi-kisi butir soal

 Butir soal tes

Pembelajaran konvensional þó ôõö÷øÿ ôöúûüý

þ ó ÷÷tst þó ÷t÷st

Validasi instrumen

 Rencana pembelajaran konvensional

 Pembuatan kisi-kisi butir soal

 Butir soal tes

þ ôùt÷st

þôù÷st Analisis data

Kesimpulan

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini:

Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

✁✂✄☎✆ ✝✞✟ ✞✟✠✆ ✡✆

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Skoròó ÷÷ù danòôù÷ù dirumuskan sebagai berikut:


(51)

33

Data yang diperoleh kemudian dicari☛ ☞✌✍ternormalisasinya kemudian dianalisis menggunakan uji homogenitas dua varians.

✎✏Ga✑✒✓ ✔✕✖✗ ✕✘ ✙✚✛✜ ✙✜ ✛

Setelah sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari hasil✢✣ ✤✥✤✦ ✥ dan✢✧✦✥✤✦ ✥, dianalisis untuk mengetahui besarnya perolehan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Meltzer besarnya peroleh-an dihitung dengperoleh-an rumus✍ ✧✣★☞ ✩✌zed gain, yaitu :

N-gain = ...(2)

Hasil perhitunganN-gainkemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake seperti terdapat pada tabel berikut:

Tabel 5. KlasifikasiN-gain( g )

DataN-gainternormalisasi yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya

kemudian digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.

✪✏✫✛✬ ✗✓ ✔✜ ✛✜ ✭✓ ✙✓✛✜ ✓✛✮

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis :

1. Berpikir kritis

H0 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih

Besarnya g Interpretasi

g > 0.7 Tinggi

0,3 < g 0,7 Sedang


(52)

34

rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional.

H0: µ1x µ2x

H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembe-lajaran konvensional.

H0: µ1x> µ2x Keterangan :

µ1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan modelproblem solving.

µ2 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran konvensional x : keterampilan berpikir kritis

✯✰✱✲✳✴✵ ✶✵ ✷✸✹ ✳✺ ✻t

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian ber-awal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilaku-kan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: H0= 2 2

1 2

(data penelitian mempunyai variansi yang homogen)

H1= 2 2 1 2

(data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen)

Untuk menguji kesamaan dua varians dalam Sudjana (2002)


(53)

35

Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak H0hanya jika F hitung F ½ ( 1, 2)

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak, maka Fhitung dikon-sultasikan dengan Ftabel menggunakan = 5 % dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil diku-rangi satu. Jika Fhitung< Ftabelmaka H0diterima. Yang berarti kedua kelompok ter-sebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.

✼✽✾✿❀❁❂❃❄❂❅❆❆ ❇❅❆u❃❆ ❈❆ -❃❆❈❆

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perlakuan terhadap sampel dengan melihatN-gainternormalisasi keterampilan berpikir kritis kesetimbangan kimia yang lebih tinggi antara pembelajaran dengan modelproblem

solvingdengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 9 Bandar

Lampung.

Rumusan hipotesis

H0 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembe-lajaran konvensional.

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2002):


(1)

rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional.

H0: µ1x µ2x

H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok

kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembe-lajaran konvensional.

H0: µ1x> µ2x

Keterangan :

µ1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan

modelproblem solving.

µ2 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran konvensional

x : keterampilan berpikir kritis

✯✰✱✲✳✴✵ ✶✵ ✷✸✹ ✳✺ ✻t

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian ber-awal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilaku-kan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: H0= 12 22 (data penelitian mempunyai variansi yang homogen)

H1= 12 22 (data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen)

Untuk menguji kesamaan dua varians dalam Sudjana (2002)


(2)

35

Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak H0hanya jika F hitung F ½ ( 1, 2)

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak, maka Fhitung

dikon-sultasikan dengan Ftabel menggunakan = 5 % dengan dk pembilang = banyaknya

data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil diku-rangi satu. Jika Fhitung< Ftabelmaka H0diterima. Yang berarti kedua kelompok

ter-sebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.

✼✽✾✿❀❁❂❃❄❂❅❆❆ ❇❅❆u❃❆ ❈❆ -❃❆❈❆

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perlakuan terhadap sampel dengan melihatN-gainternormalisasi keterampilan berpikir kritis kesetimbangan kimia yang lebih tinggi antara pembelajaran dengan modelproblem solvingdengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Rumusan hipotesis

H0 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok

kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok

kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembe-lajaran konvensional.

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2002):


(3)

2 1 2 1 1 1 n n s X X thitung    ...(4) dan 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Keterangan : thitung= koefisien t

1

X =N-gainrata-rata kelas eksperimen 2

X =N-gainrata-rata kelas kontrol s2 = varians

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen 2

2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian: terima H0jika t< t1- dengan derajat kebebasan d(k) = n1+

n2 2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan =

5% peluang (1- ).

Namun jika kedua sampel berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka penguji-an menggunakpenguji-an uji statistik parametrik, yaitu melalui uji-t dengpenguji-an rumus perhi-tungan (Sudjana, 2002):

dan 2 2 2 1 2 1 2 1 ' n s n s X X thitung    ..(5) ..(6) ..(7)


(4)

37

Keterangan: 1

X = Nilai rata-rata kelas eksperimen 2

X = Nilai rata-rata kelas kontrol n1= Jumlah siswa kelas eksperimen

n2= Jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen 2

2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian: tolak H0jika t dan terima H0jika terjadi

sebaliknya, dengan :

= ; =

=

, ( ) dan = , ( )

dengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2 2 dan tolak H0untuk harga t lainnya.


(5)

❋●❍■ ❏❑▲▼ ◆❖P◆❖❍ ◆◗◆❖

◆ ●❍❘❙ ❚❯❱❲❳

❨❩❬❭ ❪❫❪❬ ❴❪ ❵❛❪❫ ❜❝❞❩ ❵❩ ❝❜❡ ❜❪ ❵❭ ❪ ❵❞❩ ❢❣❪ ❛❪❫ ❪ ❵❭ ❪❞ ❪❡❭ ❜❫ ❜❢❞ ❤ ❝❴ ❪ ❵❣❪ ❛✐❪❥

❦❧ ♠❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❪ ❵❭❩ ❵ ♦❪ ❵❢♣❭ ❩ ❝qr st ✉✈✇①s ✉②③④ ⑤❝❩❣❜❛❩ ⑥❩❴❡ ❜⑥❤ ❵❡❤❴❢❩ ❵ ❜❵ ♦⑦

❴❪❡❴ ❪ ❵❴ ❩❡❩❬❪ ❢❞ ❜❝❪ ❵❣ ❩❬❞❜❴ ❜❬❴ ❬ ❜❡ ❜❫❫ ❜❫ ✐❪❭ ❪❬ ❜❞❪❭ ❪❭❩ ❵ ♦❪ ❵❞❩ ❢❣❩ ❝❪ ♥❪❬ ❪ ❵

❴♣❵⑧❩ ❵❫ ❜♣ ❵❪ ❝

⑨❧ ⑩❪❡❪ ⑦❬❪❡❪❴ ❩ ❢❪ ❢❞❤ ❪ ❵❣❩ ❬❞ ❜❴❜❬❴ ❬ ❜❡ ❜❫❫ ❜❫✐❪❭❩ ❵ ♦❪ ❵❫ ❤❣❜❵❭ ❜❴ ❪❡♣ ❬ ❢❩ ❵ ♦❪❞ ❪❶

❴❩ ❢❪ ❢❞ ❤❪ ❵❤ ❵❡❤❴❢❩ ❢❣ ❩❬ ❜❴ ❪ ❵❪ ❝❪❫ ❪ ❵❶ ❢❩ ❵ ♦❩ ❢❤ ❴ ❪❴❪ ❵❛ ❜❞ ♣ ❡❩❫ ❜❫ ❶❢❩ ❢❣ ❤❪❡

❜❫ ❜❭❩ ⑥❜❵ ❜❫ ❜ (❷♣❵❡♣❛❭ ❪ ❵❵♣❵❷♣❵❡♣❛)❶ ❭❪ ❵❢❩ ❵❭ ❩ ⑥❜ ❵❜❫ ❜❴ ❪ ❵❢❪❫❪ ❝❪ ❛❞ ❪❭❪❢❪❡❩❬❜ ❞♣ ❴♣ ❴❴❩❫ ❩❡ ❜❢❣ ❪ ❵♦❪ ❵❴❜❢ ❜❪❸❪ ❵ ♦❭❜❣ ❩❬ ❜❞ ❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❪ ❵❢❩ ❵ ♦ ♦❤❵❪❴ ❪ ❵❢♣❭ ❩ ❝

qr st✉✈✇①s✉②③④⑤❝❩❣ ❜❛❡ ❜❵♦ ♦❜❭❜❣❪ ❵❭ ❜❵ ♦❴ ❪ ❵❭❩ ❵ ♦❪ ❵❸❪ ❵ ♦❭ ❜❣ ❩❬ ❜❞❩ ❢❣❩ ❝❪♥❪❬ ❪ ❵

❴♣❵⑧❩ ❵❫ ❜♣ ❵❪ ❝❞ ❪❭❪❫ ❜❫ ✐❪❹❺❻❼❩ ♦❩❬❜❽❨❪ ❵❭❪❬❾❪ ❢❞❤❵♦❧

B●❍ ❲❿❲❳

❨❩❬❭ ❪❫❪❬ ❴❪ ❵❛❪❫ ❜❝❞❩ ❵❩ ❝❜❡ ❜❪ ❵❸❪ ❵ ♦❡❩ ❝❪ ❛❭ ❜❝❪❴ ❤❴ ❪ ❵❶❭ ❜❫ ❪❬❪ ❵❴❪ ❵❣ ❪ ❛✐❪❥

❦❧ ❾❩ ❢❪❬❜❪❫ ❪ ❢❫❪ ❵ ♦❪❡❭ ❜❞ ❩❬ ❝❤ ❴❪ ❵❤❵❡❤❴❢❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❴ ❪ ❵❢❪❡❩❬ ❜❴❩❫ ❩❡ ❜❢❣ ❪ ❵♦❪ ❵

❴ ❜❢ ❜❪❫ ❩ ❛❜❵ ♦♦❪❭ ❜❛❪❬❪❞ ❴❪ ❵❴ ❩❞❪❭ ❪❫ ❩❡ ❜❪❞❫❩❴ ♣ ❝❪ ❛❢❩ ❵❩ ❵ ♦❪ ❛❪❡❪❫❤ ❵❡❤ ❴

❢❩ ❢ ❜❝❜❴ ❜❝❩ ❢❪❬ ❜❪❫ ❪ ❢❧

⑨❧ ♠❩ ❵❩ ❝❜❡ ❜❪ ❵❜❵❜❝❩❣ ❜❛❢❩ ❵ ♦❴ ❪♥ ❜❫ ❜❫ ❜❴♣♦❵❜❡ ❜⑥❶ ❫ ❩❭❪ ❵ ♦❴ ❪ ❵❪❫❞ ❩❴❪ ⑥❩❴ ❡ ❜⑥❭ ❪ ❵


(6)

➁➂

➃ ➄➅➆ ➇➅➈➇➉➊ ➇➋ ➄➌➍➇➅➆➌➄➋ ➊ ➎➏ ➐➑ ➒ ➌➄➏ ➓➍➇➊ ➔→➎ ➇➓➊ ➌➋ ➄➌➇➣➇➉➏ ➐➆ ➅➊ ➔➊↔↕➇↔➄➏ ➔➊↔➃ ➇➅