sosial, melihat bahwa bahasa memiliki peran dalam masyarakat, 2 bahasa mempengaruhi diskursifitas pada konteks di mana bahasa tersebut digunakan, dan
3 SFL dan CDA menekankan pada makna bahasa dari aspek budaya dan sejarah. Menurut teori SFL, bahasa memiliki tiga metafungsi bahasa yaitu: 1 makna
ideasional, 2 makna interpersonal dan 3 makna tekstual Gerot dan Wignell, 1995:22.Untuk melakukan investigasi terhadap makna-makna ungkapan yang
digunakan oleh SBY penelitian ini mengacu pada teori metafungsi bahasa khususnya makna interpersonal. Hal ini dikarenakan makna interpersonal bahasa
berkaitan dengan kaitan bahasa dengan relasi sosial, sehingga tepat digunakan untuk mengungkapkan ideologi yang dibangun oleh SBY terhadap lingkungan
sosialnya.
I.4 Definisi Operasional
Berikut adalah beberapa daftar istilah beserta pengertian singkat yang terdapat dalam penelitian ini:
1. Systemic functional linguistics diterjemahkan menjadi linguistik sistemik
fungsional dalam bahasa Indonesia. SFL yang diperkenalkan oleh Halliday pada tahun 1985 merupakan teori yang melihat bahasa dari sisi tujuan dan
bagaimana bahasa digunakan dalam kehidupan sosial. 2.
Ideational meanings yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi makna ideasional adalah makna mengenai fenomena, tentang benda, baik
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
benda hidup atau mati, konkret atau abstrak dan apa yang terjadi serta kondisi yang berada disekitar fenomena kebahasaan tersebut.
3. Interpersonal meanings atau yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
menjadi makna interpersonal adalah makna yang dibangun untuk menunjukkan adanya relasi sosial di antara pihak yang melakukan praktik
wacana. 4.
Textual meanings atau yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi makna tekstual adalah makna yang menunjukkan adanya kaitan
antara teks dan konteks. 5.
Appraisal merupakan bagian dari kajian linguistik yang fokus pada evaluasi bahasa, sikap dan emosi yang terdapat dalam suatu teks.
6. Appraising items merupakan kata yang menunjukkan pemarkah appraisal
7. Appraiser merupakan pihak yang menuturkan pemarkah appraisal
8. Appraised merupakan pihak yang menjadi target appraiser
9. Attitude merupakan pemarkah dalam appraisal yang menjelaskan bahwa
suatu teks dapat menunjukkan karakter dan sikap seseorang 10.
Engagement merupakan pemarkah dalam appraisalyang mengacu pada keterikatan antara apa yang dikatakan atau ditulis seseorang dengan makna
yang ditangkap oleh pendengar atau pembacanya 11.
Graduation merupakan pemarkah dalam appraisal yang menunjukkan adanya tingkatan makna dalam suatu teks, yaitu makna naik atau turun.
12. Affect adalah bagian dari pemarkah attitude yang menjelaskan bagaimana
seorang pembicara atau penulis menyampaikan emosi yang dirasakannya.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
13. Judgement adalah bagian dari pemarkah attitude tentang bagaimana
menilai kepribadian seseorang, dilihat dari norma sosial 14.
Appreciationadalah bagian dari pemarkah attitude tentang bagaimana menilai suatu objek dan produk dengan memperhatikan prinsip keindahan
dan sistem nilai sosial lain. 15.
Monogloss adalah klausa yang tidak mengandung unsur makna alternatif yang disesuaikan dengan konteks.
16. Heterogloss adalah klausa yang memungkinkan terdapatnya unsur makna
alternatif yang disesuaikan dengan konteks. 17.
Intra-vokalisasi merupakan klausa yang menerangkan faktor internal teks 18.
Ekstra-vokalisasi merupakan ujaran yang diambil dari sumber lain 19.
Disclaim merupakan ujaran yang berupa makna negatif 20.
Proclaim merupakan kebalikan dari disclaim memiliki makna positif 21.
Probabilise merupakan ujaran yang masih berupa kemungkinan 22.
Appearance merupakan ujaran yang kemungkinannya kecil untuk terjadi 23.
Hearsy adalah ujaran yang belum tentu terjadi 24.
Insert adalah ujaran yang merupakan kutipan langsung dari sumber lain 25.
Asimilasi adalah ujaran yang merupakan kutipan tidak langsung dari sumber lain
26. Force adalah ujaran yang mengandung peningkatan makna
27. Focus adalah ujaran yang mempertajam atau memperlemah makna
28. Sharpen adalah bagian dari focus yang bermakna lebih tinggi
29. Soften adalah bagian dari focus yang bermakna lebih rendah
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
30. Critical Discourse Analysis adalah kajian analisis wacana yang dikaitkan
dengan relasi social dan budaya 31.
Semantic Macro Strategydalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi strategi makro semantis. Strategi ini merupakan pendekatan CDA yang
diungkapkan oleh Van Dijk yang berupa strategi penggambaran positif diri sendiri dan penggambaran negatif pihak lain.
32. Ideology adalah struktur makna yang tidak dapat dipisahkan dari praktik
sosial. 33.
Actor description, yaitu cara untuk menempatkan diri sendiri dan kelompoknya ke dalam posisi netral atau positif, dan pihak lain ke dalam
posisi negatif. 34.
Authority yaitu strategi penyebutan pihak atau lembaga yang memiliki wewenang atau otoritas.
35. Burden yaitu strategi penunjukan kepada pihak tertentu sebagai pihak
yang bertanggungjawab. 36.
Categorization, yaitu strategi mengelompokkan pihak-pihak yang terlibat. 37.
Comparison, yaitu strategi membandingkan antara kelompoknya dan kelompok lain.
38. Consensus political strategy, yaitu pengajuan klaim tentang kesepakatan
atau keputusan yang di ambil pihak tertentu 39.
Counterfactuals, yaitu pernyataan atau pertanyaan yang kembali diberikan kepada pihak lain agar pernyataan tersebut dijawab oleh pihak lain.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
40. Disclaimer, yaitu strategi untuk menyanggah pernyataan yang
dikemukakan oleh pihak lain. 41.
Euphemism adalah ungkapan yang memiliki menghaluskan kata yang memiliki makna negatif.
42. Evidentiality merupakan pengungkapan suatu bukti yang dapat
memunculkan citra positif. 43.
Example illustration, yaitu pemberian contoh-contoh nyata untuk memperkuat suatu pendapat.
44. Generalization yaitu pengajuan pendapat umum atas hal-hal yang spesifik.
45. Lexicalization yaitu penyebutan kata-kata khusus yang menunjukkan
konsep pemikiran suatu pihak. 46.
Norm expression yaitu mengungkapkan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan.
47. Number game, yaitu pengungkapan data statistik atau angka sebagai
penguat bukti. 48.
Polarization yaitu membuat kategorisasi kelompok, misalnya dengan kata kita dan mereka.
49. victimization yaitu mengungkapkan kejelekan pihak lain dengan
memposisikan diri sebagai korban.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
I.5 Sistematika Penulisan Laporan