Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

47 baik, termasuk kepuasan kerja dan kreativitas tergantung pada kesesuaian antara karakteristik orang tersebut dengan budaya kerja.

2.5 Penelitian Terdahulu

TABEL 2.1 RINGKASAN HASIL RISET PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti Judul Variabel Hasil Alat Analisis 1. Iswahyu Hartati 2005 Pengaruh Komitmen organisasi, Kompensasi dan Budaya kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Malang Variabel bebas : Komitmen organisasi dan budaya kerja Variabel terikat Kinerja pegawai Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi, kompensasi dan budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Regresi linier berganda 2. Suharto dan Budi Cahyono 2005 Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Budaya kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah Budaya organisasi, kepemimpinan dan budaya kerja dan Kinerja SDM Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi, kepemimpinan dan budaya kerja secara individu maupun bersama-sama terhadap kinerja karyawan Regresi Linier Berganda 3. I Wayan Kemara Giri 2005 Pengaruh Kompensasi dan Budaya kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan di Wilayah Usaha Pos V Bandung Variabel bebas kompensasi dan budaya kerja, sedangkan variabel terikat prestasi kerja karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi dan budaya kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan di Wilayah Usaha Pos V Bandung Regresi Linier Berganda 4. Dona 2005 Analisis Pengaruh Stres Kerja, Budaya kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai Badan Pengawas Variabel bebas stres kerja kompensasi dan budaya kerja, sedangkan variabel terikat kinerja pegawai Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja, budaya kerja, kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Badan Pengawas Regresi Linier Berganda

2.6 Kerangka Pemikiran

Kompensasi mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan. Apabila kompensasi tersebut meningkat, maka hal itu dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan Handoko 2001: 193 bahwa sistem kompensasi kepada karyawan jika diterapkan dengan baik, maka hal itu akan berdampak pada prestasi karyawan. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Hastuti 2005 bahwa 48 kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja pegawai, artinya bahwa dengan tingkat kompensasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Adanya pertimbangan pada faktor penawaran dan permintaan tenaga kerja, kemampuan dan kesediaan kantor akan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Kepercayaan, asumsi-asumsi, sikap dan kebiasaan yang dilakukan pegawai atau kelompok orang yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja yang dipengaruhi budaya masyarakat setempat dan budaya kerja tempat mereka bekerja. Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku seseorang yang diakibatkan karena kurang atau puasnya individu untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan. Budaya kerja merupakan salah satu strategi untuk menciptakan keselarasan kerja antara staf dengan pimpinan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dampak terhadap keselarasan antara staf dengan pimpinan akan mempengaruhi tingkat kepuasan. Budaya yang kuat adalah budaya yang memegang nilai inti organisasi secara intensif dan dianut bersama sehingga mampu meningkatkan kinerja secara optimal. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Kotter dan Hesket 1999 dalam Suharto dan Cahyono 2005 bahwa budaya perusahaan dapat memberikan dampak yang berarti terhadap kinerja ekonomi jangka panjang. Pernyatan tersebut juga didukung dengan hasil penelitian Mujib 2007 bahwa budaya kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai Departemen Agama Kabupaten Demak. 49 Dengan demikian maka kerangka pemikiran teoritis dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

2.7 Hipotesis