APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT PIDATO YANG
1. APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT PIDATO YANG
BAIK? Hampir semua orang ingin mempunyai "kemampuan" untuk tampil sebagai pembicara kelas satu di muka umum. Hanya sedikit orang yang berhasil mewujudkan keinginan mereka, dan kebanyakan orang tetap menjadi pembicara yang tidak efektif di muka umum. Mengapa? Alasannya sederhana. Kebanyakan orang berkonsentrasi pada hal- hal kecil yang sepele dalam berbicara dengan mengorbankan persoalan besar yang penting. Dalam menyiapkan diri untuk berpidato, kebanyakan orang melengkapi diri dengan sekumpulan instruksi mental seperti "Saya harus ingat untuk berdiri tegak," "Jangan berjalan berkeliling dan jangan gunakan tangan Anda," "Jangan biarkan hadirin melihat Anda menggunakan catatan Anda," "Ingat, jangan membuat kesalahan gramatika," "Pastikan dasi Anda lurus," "Berbicaralah dengan jelas, tetapi jangan terlalu keras," dan seterusnya. Nah, apa yang terjadi ketika pembicara tersebut bangkit untuk berbicara? Ia takut karena ia telah memberi dirinya daftar panjang hal-hal yang tidak boleh ia lakukan. Ia menjadi bingung dalam menyampaikan pidatonya dan mendapatkan dirinya bertanya-tanya dalam hati "Apakah saya berbuat kesalahan?" Pendeknya, ia gagal. Ia gagal karena ia berkonsentrasi pada kualitas yang kecil, sepele, dan relatif tidak penting dari seorang pembicara yang baik, dan gagal berkonsentrasi pada hal-hal besar yang menjadikan seseorang pembicara yang baik: pengetahuan tentang apa yang akan ia bicarakan dan keinginan kuat untuk menyampaikannya kepada orang lain. Ujian yang sesungguhnya atas seorang pembicara bukanlah apakah ia berdiri tegak atau apakah ia membuat banyak kesalahan gramatika, melainkan apakah hadirin mengerti apa yang ia ingin sampaikan? Kebanyakan dari pembicara terkemuka mempunyai cacat kecil; beberapa dari mereka bahkan mempunyai suara yang tidak enak didengar. Namun, mereka memiliki kualitas yang benar- benar penting. Mereka mempunyai sesuatu untuk dikatakan dan mereka merasakan hasrat yang menyala agar orang lain mendengarnya.
2. APA YANG MENYEBABKAN PERTENGKARAN? Pernahkah Anda berhenti sejenak untuk bertanya diri apakah yang menyebabkan pertengkaran? Sedikitnya 99 persen pertengkaran dimulai karena persoalan kecil yang tidak penting seperti ini: John pulang ke rumah dengan sedikit letih dan sedikit gelisah. Hidangan makan malam yang disajikan kurang sesuai dengan seleranya sehingga ia memalingkan wajah dan mengeluh. Hari yang dilewati Joan juga tidak terlalu menyenangkan, sehingga ia menuntut, "Baiklah, apa yang engkau harapkan dengan uang belanja yang kecil?" atau "Mungkin saya dapat memasak makanan yang lebih pantas se-Andainya saya mempunyai kompor baru seperti yang tampaknya dimiliki semua orang yang lain." Ini menghina harga diri John, sehingga ia balas menyerang dengan, "Dengar, Joan, sama sekali bukan uangnya yang kurang. Engkau saja yang tidak tahu cara mengaturnya." Dan begitulah seterusnya. Sebelum terjadi gencatan senjata, segala macam tuduhan dibuat untuk menyerang satu sama lain. Seks, uang, janji pranikah dan pascanikah, dan banyak lagi persoalan lain dilontarkan. Kedua pihak meninggalkan pertempuran dalam keadaan gugup dan tegang. Tidak ada yang dibereskan, tetapi John dan Joan sudah dilengkapi dengan amunisi baru untuk membuat pertengkaran berikutnya lebih keras lagi. Hal-hal kecil, cara berpikir kecil, menyebabkan argumen. Jadi, untuk menghapus pertengkaran, hapuslah cara berpikir picik. Berikut ini adalah sebuah teknik yang bekerja dengan baik. Sebelum mengeluh atau menuduh atau memarahi seseorang, atau meluncurkan serangan balasan sebagai pembelaan diri, bertanyalah kepada diri sendiri: "Apakah ini benar- benar penting?" Dalam kebanyakan hal, tidak cukup penting, dan Anda pun berhasil menghindari konflik. Bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah benar-benar penting seandainya ia menjatuhkan abu rokok di atas karpet atau lupa menutup tube pasta gigi, atau terlambat pulang ke rumah?" "Apakah benar-benar penting seandainya ia memboroskan sedikit uang atau mengundang beberapa orang yang tidak saya sukai?" Jika Anda merasa ingin mengambil tindakan negatif, bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar penting?" Jawaban untuk pertanyaan itu bekerja secara ajaib dalam membangun situasi rumah yang lebih baik. Jawabannya juga berlaku di kantor. Cara ini manjur ketika dalam perjalanan pulang ke rumah seorang pengemudi lain memotong jalan di depan Anda. Cara ini manjur di dalam situasi apa pun dalam kehidupan yang cenderung menimbulkan pertengkaran.