ANALISIS PROSES DEWATERING PADA SUCTION PRESS ROLL TISSUE MACHINE DI PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY.

ANALISIS PROSES DEWATERING PADA SUCTION PRESS ROLL TISSUE MACHINE DI PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY.

Zainal Abadi, Lasro Tua Sitohang, dan Pandhu Prasetyo Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi.

Abstrak

Tissue Machine adalah sebuah rangkaian mesin yang digunakan untuk proses pembentukan fiber menjadi tissue. Salah satu bagian dalam tissue machine adalah suction press roll yang mempunyai fungsi sebagai dewatering pada saat proses produksi berlangsung. Proses dewatering adalah proses pelepasan kadar air pada fiber yang terjadi karena pressure suction press roll ke yankee dryer sehingga sisa air yang ada pada fiber dihisap oleh vacuum suction press roll. Proses dewatering sangat mempengaruhi proses produksi tissue yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kadar air yang terdapat pada fiber sebelum melewati suction press roll dan yang sudah melewati suction press roll sehingga dapat diketahui pressure suction pres roll ke yankee dryer yang baik pada saat proses produksi berlangsung. Untuk mendapatkan hasil data yang diperlukan dilakukan beberapa kondisi speed pada tissue machine yaitu speed 1000 mpm / 87 rpm, 10 mpm / 95 rpm dan 1200 mpm / 104 rpm dengan pressure suction press roll ke yankee dryer 80 Bar, 85 Bar dan 90 Bar. dari pengujian tersebut diambil data rata – rata kemudian data tersebut diolah dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dari hasil data tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi pressure suction press roll ke yankee dryer maka semakin rendah moisture / kadar air yang dihasilkan sedangkan semakin rendah presssure suction press roll ke yankee dryer maka semakin tinggi moisture / kadar air yang dihasilkan.

Kata Kunci : Tissue Machine, Suction Press Roll dan Dewatering.

PENDAHULUAN

Didalam proses produksi tissue ada beberapa bagian – bagian dalam mesin tissue untuk mendukung kegiatan proses produksi tissue salah satunya adalah Suction Press Roll (SPR). Suction Press Roll merupakan salah satu bagian dalam mesin tissue yang berbentuk roll. Suction Press Roll tidak hanya merupakan sebuah roll yang membantu menghantarkan fibre pulp melalui felt menuju ke yankee dryer tetapi juga berfungsi sebagai Proses dewatering tissue atau pelepasan kadar air.

Proses dewatering adalah proses dimana fibre atau bubur pulp terjadi pengurangan / pelepasan kadar air yang dilakukan oleh Suction Press Roll dengan tekanan / pressure suction press roll ke yankee dryer. ada 3 tekanan / pressure yang digunakan pada saat proses produksi berlangsung. Proses dewatering sangat membantu dalam proses pengeringan, mengurangi konsumsi/pemakaian energi gas dalam proses produksi dan dapat membantu dalam kelancaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen kandungan air sebelum dan sesudah suction press roll, mengetahui pressure suction press roll yang baik saat proses produksi berlangsung dan mengetahui perbandingan moisture sebelum dan sesudah suction press roll.

METODOLOGI ANALISA

Penelitian ini dilakukan di PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry kecamatan Tebing Tinggi kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi tepatnya di :

 Departemen

: Tissue Departemen 5.1

 Seksi

: Tissue Machine 5.1

 Unit

: Tissue Machine

 Pelaksanaan Penelitian berlangsung dari tanggal 18 Juli sampai dengan 23 Juli 2016.

Bahan Penelitian

1. Sample Fibre Sample fibre digunakan untuk melihat kadar air yang terkandung dalam fibre tersebut, sample fibre yang diambil yaitu sample fibre yang menempel di felt sebelum ke suction press roll dan sample fibre yang menempel di yankee setelah di press oleh suction press roll.

Alat Penelitian

1. Blade Roll Blade Roll dgunakan untuk mengambil sample fibre yang menempel di yankee dryer untuk dilakukan pengecekan moisturenya sehingga dapat diketahui berapa besar kandungan air yang masih ada di fibre tersebut.

2. Timbangan Timbangan digunakan untuk menimbang berat sample fibre yang telah diambil. Berat yang akan ditimbang adalah berat basah yaitu pada saat sample fibre baru selesai diambil dan berat kering yaitu berat saat sample fibre telah selesai dimasukkan kedalam oven.

3. Oven Oven digunakan untuk tempat pengeringan sample basah yang telah diambil samplenya pada sample fibre.

4. Desikator Desikator digunakan untuk menstabilkan suhu sample fibre yang telah dimasukkan ke dalam oven.

Prosedur Penelitian Pengecekan moisture

Tujuan dilakukannnya proses pengecekan moisture pada sample fibre adalah untuk mengetahui kelembapan yang terdapat pada fibre sehingga dapat dilihat dari hasil moisture yang didapat apakah moisture terlalu tinggi atau terlalu rendah yang bertujuan untuk membantu dalam

A. Pengecekan pada pressure suction press roll 80 Bar

1. Pastikan alat dan bahan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan bahan yang digunakan untuk penelitian juga dalam kondisi yang baik.

2. Pastikan proses telah berjalan dengan lancar sampai speed 1000 mpm / 87 rpm.

3. Setelah itu atur set point pressure yang ada di ruangan distibution control system (DCS) untuk suction press roll di 80 bar.

4. Ambil sample fibre yang menempel di felt dengan tangan dan sample fiber di yankee dryer dengan menggunakan blade roll .

5. Timbang berat bahan sample yang sudah diambil tadi menggunakan timbangan kemudian di catat ke dalam tabel pengujian.

6. Setelah itu, masukkan bahan sample tadi kedalam oven dengan suhu 103ºC selama ± 1 jam.

7. Setelah 1 jam bahan sample yang sedang di oven dikeluarkan dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator ± selama 20 menit.

8. Setelah 20 menit, bahan sample yang sudah di oven tadi ditimbang kembali kemudian berat sample kering tadi dicatat dan dimasukkan kedalam tabel pengujian.

9. Lakukan pengujian selanjutnya dari no 2 sampai no 8 untuk pengujian berikutnya pada pressure suction press roll 80 Bar dengan speed 10 mpm / 95 rpm dan speed 1200 mpm

/ 104 rpm.

10. Kemudian data yang sudah didapat pada tabel formulir pengujian dianalisa untuk mengetahui nilai moisture sebelum dan sesudah suction press roll yang didapat.

B. Pengecekan pada pressure suction press roll 85 Bar Pengecekan pada pressure suction press roll 85 Bar mengikuti pada no 1 – 10 seperti di atas.

C. Pengecekan pada pressure suction press roll 90 Bar Seperti pengecekan di B, untuk pengecekan suction press roll 90 Bar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 dapat kita lihat bahwa pada speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 93.3 %, speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.7 %,dan speed 87 rpm dengan pressure suction press roll

90 Bar menghasilkan moisture sebesar 92 %. Kemudian speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.7 %, speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.3%, dan speed 95 rpm dengan pressure 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 91.3 %. Dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 92 %, speed 104 rpm dengan pressure 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 91.7 % dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 91 %. Dari penjelasan gambar 4.1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai moisture / kadar air yang masih terkandung pada fibre sebelum melewati suction press roll masih tinggi yaitu 91% - 93%.

92 92.3 Speed (rpm)

Pressure Suction Press Roll (Bar)

Gambar 1. Grafik Nilai Moisture Sebelum Suction Press Roll

M 60

50 i Speed 46.7 s

Pressure Suction Press Roll (Bar)

Gambar 2 Grafik Nilai Moisture Sesudah Suction Press Roll

Gambar 2 dapat kita lihat bahwa pada speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 50 %, speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 48.7 % %,dan speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 46.7 %. Kemudian speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 45 %, speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 42 %, dan speed 95 rpm dengan pressure 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 39.7 %.

Dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 40.1 %, speed 104 rpm dengan pressure 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 39.3 % dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar

38.7 %. Dari penjelasan grafik gambar 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin rendah pressure suction press roll maka moisture akan semakin tinggi sedangkan semakin tingginya pressure suction press roll maka moisturenya akan semakin rendah sehingga pressure suction press roll ke yankee dryer yang baik terhadapdewatering pada saat proses produksi berlangsung yaitu pada pressure suction press roll ke yankee dryer sebesar 90 Bar.

) Pressure SPR (Bar)

Gambar 3 Nilai rata – rata moisture sebelum dan sesudah melewati suction press roll pada pressure suction press roll 80 Bar, 85 Bar dan 90 Bar.

Gambar 3 dapat kita lihat bahwa perbandingan kandungan air / moisture dengan pressure suction press roll ke yankee dryer 80 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya 92.6% setelah melewati suction press roll moisturenya 45%, pada pressure suction press roll 85 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya sebesar 92.2% setelah melewati suction press roll moisturenya 43.3% kemudian pada pressure suction press roll 90 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya 91.4% setelah melewati suction press roll moisturenya 41.7%. Dari penjelasan grafik gambar 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa moisture pada saat sebelum melewati suction press roll masih tinggi dikarenakan belum adanya hisapan untuk membantu mengurangi dewatering pada fiber dan untuk moisture sesudah melewati suction press roll kadar air / moisturenya rata – rata 43.3% ini berbeda 48% dengan kadar air / moisture sebelum melewati suction press roll ini disebabkan pengaruh tekanan suction press roll ke yankee dryer dan putaran speed machine dikarenakan tekanan yang tinggi oleh suction press roll ke yankee dryer akan membuat fiber semakin kering dan air yang ada pada bahan fiber tadi akan menguap.

KESIMPULAN

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari pengujian moisture pada suction press roll dengan menggunakan pressure 80 Bar, 85 Bar dan 90 Bar dengan speed yang digunakan yaitu 1000 mpm / 87 rpm, 10 mpm / 95 rpm, 1200 mpm / 104 rpm dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Moisture pada saat fiber belum melewati suction press roll kadar airnya adalah 92.8% sedangkan setelah melewati suction press roll moisturenya sebesar 47.5%

2. Pressure suction press roll yang baik digunakan pada saat proses produksi yaitu pada pressure 90 Bar dengan speed 1200 mpm / 104 rpm, karena pada saat pressure suction press

roll 90 Bar dan speed 1200 mpm / 104 rpm setelah fibre melewati suction press roll kadar air / moisture hanya tinggal 47.5 % sehingga kerja yankee dryer pada saat proses pengeringan dapat berjalan dengan lebih ringan dan dapat menghemat konsumsi energi gas untuk proses pengeringan yang terjadi di yankee dryer.

3. Pada saat fibre sebelum melewati suction press roll kadar air / moisturenya masih tinggi sehingga perbandingan moisture sebelum dan sesudah melewati suction press roll perbedaan

moisturenya adalah 50%, ini menjadikan kerja suction press roll untuk menekan / press ke

DAFTAR PUSTAKA

1. Sigit Suseno. 2002. Bahan Training Tissue Machine Unit. Jambi. PT.LPPPI

2. Suhardi, Basuki. 2002. Bahan Training Chlorine Plant. Jambi. PT.LPPPI

3. Benjamin A. Thorp, 1991. Pulp and paper manufacture, volume 7 paper machine operations. Kanada. Paper industry TAPPI

4. Rezk, kamal.2013. Modelling of water removal during a paper vacuum dewatering process using a Level-Set method. Journal Chemical Engineering science 101.543 – 553.

5. Djokosetyardjo, M.J. 2003. Ketel Uap. Jakarta. Pradnya Paramita

6. Wikipedia. Pengertian proses. https://id.wikipedia.org/wiki/Proses (di akses tanggal 20 februari 2016)

7. Sugiyono.2009.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alffabeta

8. Voith, press fabric training. 2011. Voith , Perawang

9. Hermawan Nanang .”Perancangan Mesin Roll Pipa Untuk Kebutuhan Laboratorium Teknik Produksi”. Jurusan Teknik Mesin.Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung.2014

10. Sepfitrah. “Analisa Proses Pengerolan Kertas”. Jurusan Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian.Riau.2014

11. Anonimous, Instruction Manual of Disc Filter Paper Machine 5 PT Kertas Leces(Persero), Dorr-Oliver, French, tanpa tahun

12. Gerard, L, Production Stability on Paper Machines and Pulp and White WaterCircuit, TAPPI Journal Vol. 78, No. 10, p. 256-257

13. Gottsching, Lothar, and Heikki Pakinen, Paper Making Science Technology: RecycledFiber and Deinking, Fapet Oy, TAPPI, USA, 2000

14. Amanto.H Dan Daryanto.1999.IlmuBahan. Jakarta :PT.Bumi Aksara

15. Ahmad Mustaqim. ”Perencanaan Alat/Mesin Pengerol Pipa”,Program Studi Teknik Mesin.Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012.