Pengertian Klaster

A. Pengertian Klaster

Sentra Konsep pemberdayaan UKM melalui pendekatan ”Sentra” diartikan sebagai model

perkuatan, pengembangan dan penumbuhan UKM yang dilakukan melalui pengelompokkan berdasar jenis usaha. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa model pembinaan UKM secara massal dinilai sangat tidak efektif, dan terkesan menghabiskan anggaran. Sentra UKM, adalah pengelompokan jenis usaha yang sejenis (minimal 20 UKM) dikelompokkan dalam satu wilayah tertentu (Maschasin, 2013).

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah usaha kecil yang berskala “ one man enterprise ” (mandiri) antara 5 -20 karyawan, memiliki kebebasan yang relatif lebih tinggi dalam memilih

“masuk ke” atau “keluar dari” pasar dibandingkan dengan skala usaha yang lain (Soeryadjaya, 1988, p.188).

Selanjutnya, sentra UKM dapat dicirikan sebagai berikut:

1. Merupakan unit kecil kawasan, memiliki ciri tertentu (minimal 20 UKM).

2. Didalamnya terdapat kegiatan proses produksi suatu jenis usaha yang menghasilkan produk unggulan.

3. Satu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis, agroklimat, infrstruktur, dan kelembagaan sumber daya manusia.

4. Berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi.

Pola Klaster

Pola pengembangan satuan usaha berbasis klaster adalah suatu pengembangan investasi bagi kelompok usaha mikro, kecil, menengah berbasis klaster komoditas atau industri yang mengoptimalkan hubungan antar pengusaha dalam perluasan kesempatan kerja, pemanfaatan sumberdaya lokal, dan pemasaran. Usaha ini mengkaitkan antara input - proses - output dan pasar secara terangkai yang berbasis pada satu jenis komoditas (klaster komoditas) atau pada kelompok industri (klaster industri).

Manajemen Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) | 109

Banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) gagal beroperasi karena tidak mendapatkan kepastian terhadap penyediaan input dan pemasaran output. Lembaga keuangan kurang melihat perspektif mata rantai produksi, pengolahan, pemasaran sebagai suatu rangkaian usaha yang beroperasi secara menyatu dan modal dapat kembali. Keterlibatan input, proses, output dan akses pasar pada UMKM sering tidak terorganisir secara benar. Paket kebijakan pengembangan usaha sangat sektoral dan tidak terfokus pada satuan kelompok usaha yang terangkai. Upaya pemerintah belum optimal dalam mengembangkan jaringan kerja kemitraan dalam pengembangan UMKM.

Peran pemerintah termasuk pemerintah daerah adalah menyiapkan paket kebijakan pengembangan UMKM berbasis klaster komoditas atau klaster industri, pengembangan akses UMKM ke lembaga pasar lokal, domestik dan global.

Peran yang diharapkan dari pemerintah adalah:

a) Menciptakan peluang pasar lokal, domestik dan global sebagai respon terhadap perkembangan yang ada;

b) Melakukan terbosan-terobosan dalam pengembangan teknologi sistem produksi, pengolahan dan pemasaran;

c) Penguatkan dan mengaktifkan jalinan hubungan secara kemitraan antar pelaku dalam proses produksi, pengolahan dan pemasaran;

d) Melakukan identifikasi sumberdaya yang potensial secara lebih intensif;

e) Menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif;

f) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi.

Klaster adalah kelompok perusahaan yang saling berhubungan, berdekatan secara geografis dengan institusi-institusi yang terkait dalam suatu bidang khusus karena kebersamaan dan saling melengkapi. Faktor-faktor pembentuk klaster disebut sebagai Diamond Model , yang terdiri dari faktor input, kondisi permintaan, industri pendukung dan terkait, strategi perusahaan dan pesaing. Kondisi di Indonesia ditambahkan modal sosial. (Michael Porter, 2000). Pendekatan klaster dilakukan dengan alasan yaitu 1) bersifat terintegrasi 2) meningkatkan daya tawar 3) Efisiensi biaya dan 4) Berdampak bagi pengembangan ekonomi wilayah.

110 | Manajemen Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

Pengembangan suatu sentra menjadi klaster dapat digambarkan dengan skema

11.1 sebagai berikut : Gambar 11.1

Alur Perkembangan Sentra Menjadi Suatu Klaster

Andalkan Inovasi

Tergantung

Manajemen Mutu

Positioning pasar

Standar manajemen Mutu

Variasi kegiatan

Usaha besar

Klaster sebagai “Lokomotif Dinamis

Sinergitas antar industri ,antar daerah

Pemasaran

Vs

Klaster Pemula

Sinergi Intern klaster dominasi yang benar

Andalkan SDA, SDM tradisional

Sentra

Modal Kerjasama antara kegiatan

Tergantung PEMDA Andalkan Kemitraan Sumber: Risfan Munir, 2007

Manajemen Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) | 111

Tujuan Pengembangan Cluster UMKM

a. Meningkatkan kinerja suatu klaster yang berbasis komoditas unggulan daerah.

b. Memberikan rekomendasi kepada stakeholders terkait mengenai upaya untuk pengembangan klaster komoditas unggulan

Tantangan Pengembangan Klaster

a. Identifikasi Klaster berbasis komoditi unggulan

b. Identifikasi permasalahan dalam upaya pengembangan klaster

c. Mendapatkan komitmen stakeholders untuk pengembangan klaster

d. Mendapatkan komitmen untuk business linkage (pelaku usaha hulu – hilir)

e. Mendapatkan komitmen stakeholders untuk kelanjutan pengembangan klaster

Kunci sukses pengembangan cluster

a. Keberadaan fungsi jejaring dan kerjasama

b. Inovasi yang kuat yang dihasilkan oleh kegiatan Litbang

c. Keberadaan/ketersediaan tenaga kerja terampil

d. Kecukupan infrastruktur fisik