PEMELIHARAAN SUMBER LISTRIK DC.

1.7. Automatic Voltage Regulator

(AVR)

Automatic Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier atau charger adalah merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari

Gambar 1.28. Penyearah Thyristor komponen elektronik yang

3 Fasa berfungsi untuk memberikan trigger 3 Fasa berfungsi untuk memberikan trigger

baterai bisa disesuaikan dengan arus kapasitas baterai yang

terpasang. Rangkaian elektronik AVR ini

sendiri sangat peka terhadap kenaikan tegangan yang terjadi pada rangkaian input misalnya

terjadinya tegangan, Surja Hubung pada setiap kegiatan switching pada PMT 20 kV Incoming Trafo

Gambar 1.31. Rangkaian kontrol yang langsung mensuplai trafo PS

Tegangan (AVR) / Sumber AC 3 )ҏ380V.

1.7.1. Komponen Pengaturan /

Sehingga diperlukan suatu alat

Setting Tegangan

proteksi terhadap Tegangan Surja

Floating.

Hubung (Switching Surge), yaitu berupa rangkaian timer dan

Untuk memenuhi standar kontaktor yang berfungsi untuk

pengisian baterai secara floating menunda masuknya tegangan input

maka pengaturan seting rectifier sehingga tegangan surja

tegangannya perlu dilakukan pada hubung tidak lagi masuk ke input

rectifier, hal ini dapat dilakukan atau ke rangkaian elektronik

dengan mengatur Variabel Resistor (Tegangan Surja Hubung sudah

pada PCB rangkaian elektronik hilang).

AVR, dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan sesuai dengan spesifikasi baterai yang terpasang. Biasanya VR tersebut diberi indikasi / tulisan " Floating”

Gambar 1.30 Rangkaian elektronik

AVR AVR

baterai yang terpasang. Biasanya VR tersebut diberi indikasi / tulisan

Gambar 1.32. Variable Resistor

"Boost”

Floating

1.7.2. Komponen Pengaturan / Setting Tegangan Equalizing

Untuk memenuhi standar pengisian baterai secara Equalizing maka pengaturan seting tegangannya perlu

dilakukan pada rectifier, hal ini dapat dilakukan dengan

Gambar 1.34. Variable Resistor mengatur Variabel Resistor pada

“Boost” PCB rangkaian elektronik AVR

dengan cara memutar kekiri atau

1.7.4. Komponen Pengaturan /

kekanan sesuai dengan

Setting Arus (Current

spesifikasi, baterai yang

Limiter )

terpasang. Biasanya VR tersebut diberi indikasi / tulisan

Komponen pengaturan atau "Equalizing”

seting arus biasanya dilakukan untuk membatasi arus maksimum

output rectifier agar tidak terjadi over load atau over charge pada baterai, hal ini dapat dilakukan juga dengan mengatur - Variabel Resistor (VR) pada PCB rangkaian elektronik AVR, dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan sesuai dengan spesifikasi baterai

Gambar 1.33. Variable Resistor yang terpasang. Biasanya VR Equalizing

tersebut diberi indikasi / tulisan

1.7.3. Komponen Pangaturan/

"Current Limiter".

Setting Tegangan Boost.

Untuk memenuhi syarat/

standard pengisian baterai secara

Filter ( Penyaring )

Tegangan DC yang keluar dari rangkaian penyearah masih mempunyai ripple / frequensi gelombang yang cukup tinggi, maka suatu rangkaian filter (penyaring) berfungsi untuk memperbaiki ripple

tersebut agar menjadi lebih kecil sesuai dengan yang

Gambar 1.36. Bentuk direkomendasikan

d 2% ( Standar

gelombang ripple SE.032 ).

Tegangan Ripple yang terlalu Tegangan Ripple merupakan

besar akan mengakibatkan perbandingan antara unsur lamanya proses pengisian

tegangan output AC terhadap unsur baterai, sedangkan pada beban tegangan output DC.

dapat menyebabkan kerusakan. Pengukuran tegangan ripple

Dibawah ini diperlihatkan rumus dilakukan pada titik output untuk mencari ripple, adalah :

charger (sesudah rangkaian Filter LC) dan titik input beban r Komponen AC x 100% (Output Voltage Dropper).

KomponenDC

Rangkaian filter ini bisa Sedangkan bentuk gelombang

terdiri dari rangkaian Induktif, ripple adalah seperti dibawah ini.

kapasitif atau kombinasi dari keduanya.

Gambar 1.35. Bentuk gelombang ripple

Gambar 1.37. Rangkaian Filter untuk memperbaiki Ripple

Komponen AC adalah harga RMS dari tegangan output AC.

Untuk rangkaian diatas Komponen DC adalah harga rata-

besarnya ripple dan faktor reduksi rata tegangan output

filternya adalah sebagai berikut :

Tegangan Ripple % Faktor Reduksi F ( L x C ) - 1 Dimana,

Faktor Reduksi Filter L = Induktansi dalam Henry ( L x C ) - 1 C = Kapasitansi dalam mikro farad

Jadi,

( PF ) 118 dan 1,76 adalah konstanta Riple = Tegangan Ripple x

Rangkaian Fiter L & C Rangkaian Fiter C

Gambar 1.38. Rangkaian Filter LC dan Filter C

1.8. Rangkaian Voltage Dropper

Pada saat rectifier dioperasikan secara Boost atau Equalizing untuk mengisi baterai unit pembangkit, maka tegangan output rectifier tersebut jauh lebih tinggi dari tegangan yang ke beban ( bisa

mencapai 1.7 Volt per sel baterai atau 135 Volt ). Agar tegangan

Gambar 1.39. Rangkaian output yang menuju beban

Voltage Drop tersebut tetap stabil dan sesuai

dengan yang direkomendasikan, Rangkaian dropper ini terdiri yaitu sebesar 110 V ± 10%, maka

dari beberapa diode Silicone atau diperlukan suatu rangkaian

Germanium yang dirangkai secara dropper secara seri sebelum ke

seri sebanyak beberapa buah terminal beban.

sesuai dengan berapa Volt DC yang akan di drop. Sebagai contoh bila kenaikan tegangan

Equalizing mencapai 135 V sedangkan tegangan beban harus 122 V, maka tegangan yang didrop sebesar 135 V - 122 V = 13V dc, maka diperlukan diode sebanyak 13 : 0.8V = 16,25 atau Equalizing mencapai 135 V sedangkan tegangan beban harus 122 V, maka tegangan yang didrop sebesar 135 V - 122 V = 13V dc, maka diperlukan diode sebanyak 13 : 0.8V = 16,25 atau

relatif mahal, karena kerusakannya

0.8 - 0.9 vd diikuti rusaknya Thyristor. Untuk mencegah adanya

1.9. Rangkaian Proteksi

kerusakan serupa, maka rectifier

Tegangan Surja Hubung

harus dipasang alat yang disebut " Alat Proteksi Tegangan Surja

Setiap kegiatan Switching Hubung ". Alat ini merupakan pada instalasi tegangan tinggi

rangkaian kontrol yang terdiri dari se selalu terjadi kenaikan tegangan

buah timer AC 220V dan 2 buah secara signifikan dalam waktu yang

kontaktor, tirner sebagai sensor dan relatif singkat, kenaikan tegangan

sekaligus sebagai penunda waktu tersebut kita sebut "Tegangan Surja

masuknya sumber AC 3 fasa 380 V Hubung" ( Switching Surge ),

ke input rectifier hingga beberapa tegangan inilah yang sering

detik sampai Tegangan surja hubung merusak rangkaian elektronik

hilang atau unit normal kembali, sebagai rangkaian kontrol pada

melalui 2 buah kontaktor sumber AC rectifier sehingga tidak dapat

3 fasa masuk ke rangkaian Input operasi kembaliSedangkan rectifier tersebut

THYRYSTOR THYRYSTOR BRIDGE BRIDGE

RANGKAIAN KONTROL RANGKAIAN KONTROL ELEKTRONIK ELEKTRONIK

FUSE FUSE TERMINAL TERMINAL OUT OUT

TRAFO TRAFO TRAFO TRAFO INDUKTOR INDUKTOR

UTAMA UTAMA ( / Filter L ) ( / Filter L )

Gambar 1.40. Panel untuk Proteksi

. Gambar 1.41. Rangkaian Alat Proteksi Tegangan Surja Hubung

1.10. Pengertian Baterai

negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia.

Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia

Menurut pemakaian baterai yang reversibel (dapat berbalikan)

dapat digolongkan ke dalam 2 jenis : dengan efisiensinya yang tinggi.

Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah didalam baterai dapat berlangsung

1.10.1.Prinsip Kerja Baterai

proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan),

a. Proses discharge pada sel dan sebaliknya dari tenaga listrik

berlangsung menurut skema menjadi tenaga kimia, pengisian Gambar 1.42. Bila sel kembali dengan cara regenerasi dari

dihubungkan dengan beban elektroda-elektroda yang dipakai,

maka, elektron mengalir dari yaitu dengan melewatkan arus listrik anoda melalui beban ke katoda, dalam arah ( polaritas ) yang

kemudian ion-ion negatif berlawanan didalam sel.

mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.

Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, adalah suatu

b. Pada proses pengisian menurut baterai yang dapat digunakan

skema Gambar 1.43. dibawah ini berulang kali pada keadaan sumber

adalah bila sel dihubungkan listrik arus bolak balik (AC)

dengan power supply maka terganggu.

elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi

Tiap sel baterai ini terdiri dari dua katoda dan proses kimia yang macam elektroda yang berlainan,

terjadi adalah sebagai berikut: yaitu elektroda positif dan elektroda

DC Load

Aliran Power supply Aliran

Ion Neg

Ion Neg A

Aliran O

Aliran

Ion Pos O

D D Ion Pos Elektrolit

D A D Elektrolit A

Gambar 1.42. Proses Pengosongan Gambar 1.43. Proses Pengisian ( Discharge ) ( Charge )

1). Aliran elektron menjadi terbalik, timbulnya beda potensial listrik mengalir dari anoda melalui

antara kutub-kutub sel baterai. power suplai ke katoda.

Proses tersebut terjadi secara 2). Ion-ion negatif rnengalir dari simultan dengan reaksinya dapat katoda ke anoda

dinyatakan.

3). Ion-ion positif mengalir dari

anoda ke katoda Pb O 2 + Pb + 2 H 2 SO 4 Jadi reaksi kimia pada saat

Sebelum Proses

pengisian (charging) adalah Pb SO 4 + Pb SO 4 + 2H 2 O

kebalikan dari saat pengosongan

Setelah Proses

(discharging)

dimana :

1.10.2. Prinsip Kerja Baterai

Pb O 2 = Timah peroxida (katub

positif / anoda) Pb = Timah murni (kutub Bila sel baterai tidak dibebani,

Asam - Timah.

negatif/katoda) maka setiap molekul cairan

2H 2 SO 4 = Asam sulfat (elektrolit)

Pb SO 4 = Timah sulfat (kutub dalam sel tersebut pecah menjadi

elektrolit Asam sulfat (H 2 SO 4 )

positif dan negatif setelah dua yaitu ion hydrogen yang bermuatan positif (2H +

proses pengosongan)

H 2 O= Air yang terjadi setelah sulfat yang bermuatan negatif pengosongan (SO - 4 )

Jadi pada proses pengosongan 2H + SO 4 baterai akan terbentuk timah sulfat

(PbSO 4 ) pada kutub positif dan

Proses pengosongan

negatif, sehingga mengurangi Bila baterai dibebani, maka tiap

reaktifitas dari cairan elektrolit

karena asamnya menjadi timah, bereaksi dengan plat timah murni

ion negatif sulfat. (SO - 4 ) akan

sehingga tegangan baterai antara (Pb) sebagai katoda menjadi timah

kutub-kutubnya menjadi lemah. sulfat (Pb SO 4 ) sambil melepaskan

dua elektron. Sedangkan sepasang

1.10.3. Proses Pengisian

ion hidrogen (2H + ) akan beraksi Proses ini adalah kebalikan dari dengan plat timah peroksida (Pb proses pengosongan dimana arus O 2 ) sebagai anoda menjadi timah listrik dialirkan yang arahnya sulfat (Pb SO 4 ) sambil mengambil berlawanan, dengan arus yang dua elektron dan bersenyawa terjadi pada saat pengosongan. dengan satu atom oksigen untuk Pada proses ini setiap molekul air membentuk air (H 2 O). Pengambilan terurai dan tiap pasang ion hidrogen dan pemberian elektron dalam (2H + ) yang dekat plat negatif proses kimia ini akan menyebabkan ion hidrogen (2H + ) akan beraksi Proses ini adalah kebalikan dari dengan plat timah peroksida (Pb proses pengosongan dimana arus O 2 ) sebagai anoda menjadi timah listrik dialirkan yang arahnya sulfat (Pb SO 4 ) sambil mengambil berlawanan, dengan arus yang dua elektron dan bersenyawa terjadi pada saat pengosongan. dengan satu atom oksigen untuk Pada proses ini setiap molekul air membentuk air (H 2 O). Pengambilan terurai dan tiap pasang ion hidrogen dan pemberian elektron dalam (2H + ) yang dekat plat negatif proses kimia ini akan menyebabkan

Untuk baterai Nickel-Cadmium

(SO4 -- ) pada plat negatif untuk

Pengosongan

membentuk Asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas

2 Ni OOH + Cd + 2H 2 O

bersatu dengan tiap atom Pb pada 2Ni (OH) 2 + Cd (OH) 2 plat positif membentuk timah

Pengisian

peroxida (Pb O 2 ). dimana :2NiOOH = Incomplate

Proses reaksi kima yang terjadi nickelic - hydroxide (Plat adalah sebagai berikut :

positif atau anoda) Cd = Cadmium (Plat negatif atau

Pb SO 4 + Pb SO 4 + 2H 2 O

katoda)

Setelah pengosongan 2Ni (OH) 2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)

PbO 2 + Pb + 2H 2 SO 4 Cd (OH) 2 = Cadmium hydroxide Setelah pengisian

(Plat negatif)

1.10.4.Prinsip Kerja Baterai Alkali Untuk Baterai nickle - Iron

Baterai Alkali menggunakan

Pengosongan

potasium Hydroxide sebagai

2 Ni OOH + Fe + 2H 2 O

elektrolit, selama proses 2Ni (OH) 2 + Fe (OH) 2 pengosongan (Discharging) dan

. Pengisian

pengisian (Charging) dari sel

baterai alkali secara praktis tidak dimana : 2NiOOH = Incomplate ada perubahan berat jenis cairan

nickelic - hydroxide elektrolit.

(Plat positif) Fe = Iron (Plat negatif)

Fungsi utama cairan elektrolit 2Ni (OH) 2 = Nickelous hydroxide pada baterai alkali adalah bertindak

(Plat positif) sebagai konduktor untuk Fe (OH) 2 = Ferrous hydroxide (Plat

memindahkan ion-ion hydroxida negatif) dari satu elektroda keelektroda

lainnya tergantung pada prosesnya,

1.11. Jenis-jenis Baterai.

pengosongan atau pengisian, sedangkan selama proses

Bahan elektrolit yang banyak pengisian dan pengosongan

dipergunakan pada baterai adalah komposisi kimia material aktif pelat-

jenis asam (lead acid) dan basa pelat baterai akan berobah. Proses

(alkali). Untuk itu dibawah ini akan reaksi kimia saat pengosongan dan

dibahas kedua jenis bahan elektrolit pengisian pada elektroda-elektroda

tersebut.

sel baterai alkali sebagai berikut.

1. Baterai Asam ( Lead Acid

ƒ Pengisian awal (Initial Charge) :

Storage Battery)

2,7 Volt

Baterai asam bahan elektrolitnya ƒ Pengisian secara Floating : adalah larutan asam belerang

2,18 Volt

ƒ Pengisian secara Equalizing : baterai asam, elektroda-

(Sulfuric Acid = H z S0 4 ). Didalam

2,25 Volt

elektrodanya terdiri dari plat-plat

ƒ Pengisian secara Boosting : Peroxide) sebagai anoda (kutub

timah peroksida Pb0 2 (Lead

2,37 Volt

positif) clan timah murni Pb (Lead Sponge) sebagai katoda (kutub

(Discharge ) : 2,0 – 1,8 Volt negatif). Ciri-ciri umum (tergantung

pabrik pembuat) sebagai berikut :

2. Baterai Alkali ( Alkaline Storage Battery )

besar bila dibandingkan dengan Baterai alkali bahan elektrolitnya baterai alkali.

adalah larutan alkali (Potassium Hydroxide) yang terdiri dari :

sebanding dengan kapasitas ƒ Nickel-Iron Alkaline Battery ( Ni-

Fe battery )

baterai ƒ Nickel-Cadmium Alkaline Battery elektrolit

sangat

( Ni-Cd battery )

mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit, semakin

Pada umumnya yang banyak tinggi suhu elektrolit semakin

dipergunakan di instalasi unit rendafi berat jenisnya dan

pembangkit adalah baterai alkali- sebaliknya.

cadmium ( Ni-Cd ). Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat)

tergantung dari pabrik sebagai berikut : pembuatnya.

operasi dan pemeliharaan, sebanding dengan kapasitas biasanya dapat mencapai 10 -

baterai

15 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak lebih dari 20 o C. operasi dan pemeliharaan, biasanya dapat mencapai 15 -

harus sesuai dengan petunjuk

20 tahun, dengan syarat suhu operasi dan pemeliharaan dari

baterai tidak lebih dari 20 o C. pabrik pembuat. Sebagai contoh adalah :

harus sesuai dengan petunjuk harus sesuai dengan petunjuk

3. Konstruksi Pocket Plate

pabrik pembuat. Sebagai contoh Baterai dengan konstruksi pocket adalah : plate merupakan jenis baterai yang

o Pengisian awal (Initial banyak digunakan di PLN (sekitar Charge) = 1,6 – 1,9 Volt

90%). Baterai NiCd pertama kali o

diperkenalkan pada tahun 1899 clan Pengisian secara Floating

= 1,40 – 1,42 Volt baru diproduksi secara masal tahun 1910. Konstruksi material aktif yang

o Pengisian secara Equalizing pertama dibuat adalah konstruksi = 1,45 Volt

pocket plate.

o Pengisian secara Boosting Konstruksi ini dibuat dari plat baja = 1,50 – 1,65 Volt

tipis berlubang-lubang yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk rongga-rongga atau

(Discharge ) : 1 Volt (reff. kantong yang kemudian diisi dengan material aktif seperti terlihat pada

Hoppeke & Nife) gambar 1.44 dibawah ini.

Menurut Konstruksinya baterai bisa dikelompokkan atas:

Gambar 1. 44. Baterai dengan kuntruksi Pocket Plate

Gambar 1.45. Konstruksi Elektrode Tipe Pocket Plate dalam 1 rangkaian

Dari disain diatas dapat dilihat secara perlahan bereaksi dengan bahwa material aktif yang akan

larutan elektrolit (KOH) kemudian bereaksi hanya material yang

membentuk senyawa baru yaitu bersinggungan langsung dengan

Potassium Carbonate (K2C03) plat baja saja, padahal material

Sesuai dengan persamaan : aktif tersebut mempunyai daya konduktifitas yang sangat rendah.

2KOH+C02 K2C03+H20

Senyawa ini justru menghambat Untuk menambah konduktifitas-

daya konduktifitas antar plat nya, maka ditambahkan bahan

(Tahanan dalam baterai makin graphite di dalam material aktif

besar). Reaksi tersebut otomatis tersebut. Penambahan ini juga mengurangi banyaknya graphite membawa masalah baru yaitu

sehingga daya konduktifitas material bahwa material graphite ternyata

aktif didalam kantong berkurang.

Kejadian tersebut berakibat karena udara luar perlu menjadi langsung pada performance sel

pertimbangan serius dalam masalah baterai atau dengan kata lain

penyimpanan baterai yang tidak menurunkan kapasitas ( Ah ) sel

beroperasi.

baterai. Dalam kasus ini, penggantian

4. Konstruksi Sintered Plate

elektrolit baterai ( rekondisi baterai) Sintered Plate ini merupakan hanya bertujuan memperbaiki atau pengembangan konstruksi dari menurunkan kembali tahanan baterai NiCd tipe pocket plate, dalam ( Rd ) baterai namun tidak Bateraii Sintered Plate ini pertama dapat memperbaiki atau mengganti kali diproduksi tahun 1938. bahan graphite yang hilang. Konstruksi baterai jenis ini sangat Pembentukan Potassium berbeda dengan tipe pocket plate. Carbonate ( K2C03 ) juga dapat Konstruksi sintered plate dibuat dari terjadi antara larutan elektrolit (

KOH ) dengan udara terbuka, . tipis berlubang yang dilapisi

plat baja

dengan serpihan nickel (Nickel namun proses pembentukannya Flakes). Kemudian pada lubang - tidak secepat proses diatas dan lubang plat tersebut diisi dengan dalam jumlah yang relatif kecil. material aktif seperti pada Gambar Perhatian terhadap pembentukan

Potassium Carbonate ( K2C03 )

Gambar 1.46. Sintered Plate Electrode

Konstruksi ini menghasilkan Karena lapisan Nickel Flake konduktifitas yang baik antara plat

pada plat baja sangat getas maka baja dengan material aktif. Namun

sangat mudah pecah pada saat karena plat baja yang digunakan

plat baja berubah atau memuai. sangat tipis ( sekitar 1.0 mm s/d

Hal ini terjadi pada saat baterai

1.5 mm ), maka diperlukan plat mengalami proses charging atau yang sangat luas untuk

discharging. Akibatnya baterai menghasilkan kapasitas sel baterai

jenis ini tidak tahan lama yang tidak terlalu besar

dibandingkan dengan baterai jenis (dibandingkan dengan tipe pocket

pocket plate.

plate ).

2. Plat elektrode yang elastis

5. Konstruksi Fibre Structure

sehingga tidak mudah patah / pecah

Fibre structure pertama kali

3. Tidak memerlukan bahan diperkenalkan pada tahun 1975 tambahan (seperti graphite clan baru diproduksi secara masal pada baterai jenis Pocket tahun 1983. Baterai jenis ini

Plate)

merupakan perbaikan dari tipe-tipe

4. Dimensi elektrode yang relatif baterai yang terdahulu. Konstruksi lebih kecil dibandingkan dengan baterai ini dibuat dari campuran tipe Pocket Rate untuk plastik dan nickel yang kapasitas baterai yang sama memberikan keuntungan :

5. Pembentukan K2C03 hanya

1. Konduktifitas antar plat yang terjadi karena kontaminasi tinggi dengan tahanan dalam

dengan udara (sargat kecil) yang rendah.

Konstruksi baterai tipe Fibre Structure digambarkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.47. Fibre Nickel Cadmium Electrode

6. Menurut Karakteristik

tinggi yaitu diatas 7 CnA (kapasitas

Pembebanan.

nominal arus) dengan waktu yang singkat ± 2 menit. Tegangan akhir

Yang dimaksud tipe baterai per sel 0,8 Volt. Tipe ini belum menurut karakteristik pembebanan

pernah digunakan di PLN. adalah sebagai berikut :

Tipe H : High Loading Tipe X : Very High Loading.

Tipe ini adalah untuk jenis Tipe ini adalah untuk jenis

pembebanan dengan arus yang pembebanan dengan arus yang

tinggi yaitu antara 3,5 - 7 CnA tinggi yaitu antara 3,5 - 7 CnA

0,9 Volt.

ini biasanya digunakan di pembangkit-pembangkit untuk start

Tipe L : Low Loading

up mesin pembangkit. Tegangan akhir per sel adalah 0,8 Volt.

Tipe ini adalah untuk jenis

Tipe M : Medium Loading

pembebanan dengan arus kecil yaitu sebesar 0,5 CnA, lama

Tipe ini adalah untuk jenis waktu pembebanan 5 jam, pembebanan dengan arus yang

biasanya digunakan di gardu- tinggi yaitu antara 0,5 - 3,5 CnA

gardu induk. Tegangan akhir 1 dengan waktu yang singkat, lama

Volt per sel.

waktu pembebanan ± 40 menit, biasanya digunakan di gardu-gardu

1.12. Bagian-bagian Utama Baterai

Gambar 1.48. Bagian-bagian Baterai

1. Elektroda

Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda

positif (+ ) dan elektroda negatif (- )

yang direndam dalam suatu larutan kimia ( gambar 1.49 ).

Elektroda-elektroda positif dan negatif terdiri dari :

atau fiber sebagai tempat material aktif.

Gambar1. 49. Bentuk Sederhana Sel Baterai

material yang bereaksi secara

kimia untuk menghasilkan energi

3. Sel Baterai

listrik pada waktu pengosongan Sesuai dengan jenis bahan (discharge)

bejana ( container ) yang digunakan terdiri cari 2 (dua) macam :

2. Elektrolit

a. Steel Container

Elektrolit adalah Cairan atau

b. Plastic Container

larutan senyawa yang dapat

menghantarkan arus listrik, karena

4. Steel Container

larutan tersebut dapat menghasilkan Sel baterai dengan bejana muatan listrik positif dan negatif.

(container) terbuat dari steel Bagian yang bermuatan positif

ditempatkan dalam rak kayu, hal ini disebut ion positif dan bagian yang

untuk menghindari terjadi hubung bermuatan negatif disebut ion

singkat antar sel baterai atau hubung negatif. Makin banyak ion-ion yang

tanah antara sel baterai dengan rak dihasilkan suatu elektrolit maka

baterai

makin besar daya hantar listriknya.

Jenis cairan elektrolit baterai

5. Plastic container

terdiri dari 2 ( dua ) macam, yaitu:

Sel baterai dengan bejana digunakan pada baterai asam.

1. Larutan Asam Belerang ( H 2 S0 4 ),

(container) terbuat dari plastik

2. Larutan Alkali ( KOH ), digunakan ditempatkan dalam rak besi yang pada baterai alkali.

diisolasi, hal ini untuk menghindar terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai de !gan rak baterai apabila terjadi kerusakan atau kebocoran elektrolit baterai.

1.13. Instalasi Sel Baterai.

ditempatkan pada stairs rack sehingga memudahkan dalam

Sel baterai dibagi dalam melaksanakan pemeliharaan, beberapa unit atau group yang terdiri pengukuran dan pemeriksaan level dari 2 sampai 10 sel per unit dan

elektrolit.

tergantung dari ukuran sel baterai Agar ventilasi cukup dan tersebut. Baterai tidak boleh memudahkan pemeliharaan maka ditempatkan langsung di lantai harus ada ruang bebas pada sehingga memudahkan dalam rangkaian baterai sekurang- melakukan pemeliharaan dan tidak kurangnya 25 cm antara unit atau terdapat kotoran dan debu diantara grup baterai lainnya serta grup atau sel baterai. Baterai jangan unit baterai paling atas. Instalasi ditempatkan pada lokasi yang mudah baterai dan charger ditempatkan terjadi proses karat dan banyak pada ruangan tertutup dan mengandung gas, asap, polusi serta dipisahkan, hal dimaksudkan untuk nyala api. memudahkan pemeliharaan dan Instalasi baterai sesuai

perbaikan.

penempatannya dibagi dalam 2 (dua)

macam juga, sama dengan bahan

1.13.2. Terminal dan Penghubung

bejana yaitu :

Baterai.

1. Steel Container

2. Plastic Container Sel baterai disusun sedemikian

rupa sehingga dapat memudahkan

1.13.1. Steel Container

dalam menghubungkan kutub-kutub

baterai yang satu dengan yang Sel baterai dengan bejana lainnya. Setiap sel baterai (container) terbuat dari baja (steel) dihubungkan menggunakan nickel ditempatkan dalam rak dengan jarak plated steel atau copper. Sedangkan isolasi secukupnya. Setiap sel baterai penghubung antara unit atau grup disusun pada rak secara paralel baterai dapat berbentuk nickel plated sehingga memudahkan untuk steel atau berupa kabel yang melakukan pemeriksaan batas (level) terisolasi (insulated flexible cable). tinggi permukaan elektrolit serta Khusus untuk kabel pemeliharaan baterai lainnya. penghubung berisolasi, drop voltage

maksimal harus sebesar 200 mVolt

Plastic Container

(Standar dari Alber Corp ) seperti

terlihat pada Gambar 1.50 Sel baterai dengan bejana

(container) terbuat dari plastik biasanya dihubungkan secara seri dalam unit atau grup dengan suatu "plastic button plate". Sel baterai disusun memanjang satu baris atau lebih tergantung jumlah sel baterai dan kondisi ruangan. Sel baterai

I = Arus dalam ampere

1.13.5. Rangkaian Baterai

Dikarenakan tegangan baterai per sel terbatas, maka perlu untuk mendapatkan solusi agar tegangan baterai dapat memenuhi atau sesuai dengan tegangan kerja peralatan yang maupun untuk

Gambar 1.50. Susunan Sel pada menaikkan kapasitas dan juga Baterai

kehandalan pemakaian dengan Demikian pula kekerasan atau

merangkai (meng-koneksi) pengencangan baut penghubung

beberapa baterai dengan cara : harus sesuai dengan spesifikasi

1. Hubungan seri

pabrik pembuat baterai. Hal ini untuk

2. Hubungan paralel

menghindari loss contact antara

3. Hubungan Kombinasi kutub baterai yang dapat

a. Seri Paralel

menyebabkan terganggunya sistem

b. Paralel Seri

pengisian baterai serta dapat

menyebabkan terganggunya 1. Hubungan Seri

performance baterai. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan

Koneksi baterai dengan kekencangan baut secara periodik

hubungan seri ini dimaksudkan untuk dapat menaikkan tegangan

1.13.4. Ukuran Kabel

baterai sesuai dengan tegangan kerja yang dibutuhkan atau sesuai

Bagian yang terpenting dalam tegangan peralatan yang ada. pemasangan instalasi baterai

Sebagai contoh jika kebutuhan adalah diperolehnya sambungan

tegangan baterai pada suatu unit kabel yang sependek mungkin

pembangkit adalah 220 Volt maka untuk mendapatkan rugi tegangan

akan dibutuhkan baterai dengan (voltage drop) sekecil mungkin.

kapasitas 2,2 Volt sebanyak 104 Ukuran kabel disesuaikan dengan

buah dengan dihubungkan secara besarnya arus yang mengalir.

seri.

Dengan demikian rumus yang Kekurangan dari hubungan seri digunakan adalah :

ini adalah jika terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu sel

0,018 x I

U baterai maka suplai sumber DC ke

A beban akan terputus.

Dimana :

U = rugi tegangan (single conductor) dalam volt / meter

Gambar 1.51. Hubungan Baterai Secara Seri

2. Hubungan Paralel

paralel mengalami gangguan atau kerusakan maka sel baterai yang

Koneksi baterai dengan lain tetap akan dapat mensuplai hubungan paralel ini dimaksudkan tegangan DC ke beban, jadi tidak untuk dapat menaikkan kapasitas akan mempengaruhi suplai secara baterai atau Ampere hour (Ah) keseluruhan sistem, hanya baterai, selain itu juga dapat kapasitas daya sedikit berkurang memberikan keandalan beban DC sedangkan tegangan tidak pada sistem. Mengapa bisa

terpengaruh

demikian?

Hal ini disebabkan jika salah satu sel baterai yang dihubungkan

Gambar 1.52. Hubungan Baterai Secara Paralel

3. Hubungan Kombinasi

4. Hubungan Seri Paralel

Pada hubungan kombinasi ini Pada hubungan Seri Paralel terbagi menjadi 2 macam yaitu seri

seperti gambar 1.53, jika tiap paralel dan paralel seri. Hubungan

baterai tegangannya 2,2 Volt dan ini digunakan untuk memenuhi

Arusnya 20 Ampere maka akan kebutuhan ganda baik dari sisi

didapat : Tegangan dibaterai adalah kebutuhan akan tegangan dan arus

= 2,2 + 2,2 + 2,2 = 6,6 Volt, yang sesuai maupun keandalan

sedangkan arusnya adalah = 20 + sistem yang lebih baik. Hal ini

20 = 40 Ampere, sehingga disebabkan karena hubungan seri

kapasitas baterai secara akan meningkatkan tegangan

keseluruhan adalah 6,6 Volt dan 40 sedangkan hubungan paralel akan

Ampere.

meningkatkan arus dan keandalan Dari perhitungan tersebut sistemnya.

maka yang mengalami kenaikan signifikan adalah tegangannya.

Gambar 1.53. Hubungan Baterai Secara Seri Paralel

5. Paralel Seri

adalah = 20 + 20 + 20 = 60 Ampere, sehingga kapasitas baterai

Pada hubungan Paralel Seri secara keseluruhan adalah 4,4 Volt seperti gambar dibawah ini, jika tiap

dan 60 Ampere.

baterai tegangannya 2,2 Volt dan Dari perhitungan tersebut maka Arusnya 20 Ampere maka akan yang mengalami kenaikan didapat : signifikan adalah tegangannya Tegangan dibaterai adalah = 2,2 +

2,2 = 4,4 Volt, sedangkan arusnya .

Gambar 1.54. Hubungan Baterai Secara Seri Paralel

1.14. Ventilasi Ruang Baterai

ingin menjaga kondisi temperatur dan kelembaban yang lebih baik

Pada pemasangan baterai di maka perlu dipasang pendingin ruangan tertutup, maka perlu ruangan atau Air Conditioning (AC) adanya sirkulasi udara yang cukup dengan suhu yang sesuai standar di ruangan baterai tersebut. Untuk

yang berlaku.

harus dilengkapi dengan ventilasi Sesuai dengan Standar DIN atau lubang angin atau exchaust 0510 maka suhu ruangan baterai fan. Dalam hal ini keadaan ventilasi untuk jenis baterai asam tidak boleh harus baik untuk membuang gas

C dan untuk baterai yang berupa campuran hydrogen alkaline tidak boleh lebih dari 45 o C. dan oxygen (eksplosif) yang timbul

lebih dari 38 o

akibat proses operasi baterai. Jika

Sedangkan untuk ventilasi atau

Dimana :

volume udara yang mengalir Q = Volume Udara ( liter/jam ) dirancang sebagai berikut :

n = Jumlah Sel Baterai x Untuk Instalasi di Darat ( Land

l = Arus pengisian pada akhir Instalation ) :

pengisian atau dalam kondisi pengisian Floating.

Bilamana baterai sedang dilakukan pemeriksaan atau x Untuk Instalasi di Laut (Marine pengujian, maka semua pintu dan jendela ruangan baterai harus

Q = 55 x n x l

Instalation ) :

terbuka.

Q = 110 x n x l

1.15. Pemeliharaan DC Power

Pemeriksaan atau monitoring dalam hal ini adalah melihat,

Pemeliharaan adalah serang- mencatat, meraba (jika kaian tindakan atau proses kegiatan

memungkinkan) dan untuk mempertahankan kondisi

mendengarkan. Kegiatan ini atau meyakinkan bahwa suatu

dilakukan pada saat unit sedang peralatan dapat berfungsi dengan

dalam keadaan beroperasi.

baik sebagai mana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya

Kemudian untuk pemeliharaan gangguan yang dapat menimbulkan

meliputi kalibrasi, pengujian, kerusakan yang lebih fatal.

koreksi, resetting, perbaikan dan membersihkan peralatan. Kegiatan

1.15.1.Tujuan Pemeliharaan

ini dilakukan pada saat unit sedang tidak beroperasi atau waktu

Tujuan Pemeliharaan adalah untuk

inspection atau overhoul.

menjamin keberlangsungan atau kontinyuitas dan keandalan

1.15.2. Jenis-jenis Pemeliharaan

penyaluran tenaga listrik pada unit pembangkit, yang meliputi Jenis-jenis pemeliharaan yang ada beberapa aspek yaitu :

adalah :

1. ƒ Predictive Maintenance Untuk meningkatkan reliability,

(Conditon Base Maintenance) availibility dan efisiency

2. Preventive Maintenance (Time ƒ Untuk memperpanjang umur

Base Maintenance)

peralatan

3. ƒ Corrective Maintenance (Curative Mengurangi resiko terjadinya

Maintenance)

kegagalan pengoperasian atau

4. Breakdown Maintenance

kerusakan peralatan ƒ Meningkatkan keamanan atau

1. Predictive Maintenance

safety peralatan ƒ Mengurangi lama waktu padam

Predictive Maintenance adalah akibat sering terjadi gangguan pemeliharaan yang dilakukan

dengan cara memprediksi kondisi Faktor terpenting atau paling

suatu peralatan, kemungkinan- dominan dalam pemeliharaan kemungkinan apakah dan kapan instalasi atau peralatan listrik

peralatan tersebut menuju adalah pada sistem isolasi.

kerusakan atau kegagalan operasi. Dalam pemeliharaan ini dibedakan Dengan memprediksi kondisi menjadi 2 aktifitas atau kegiatan

tersebut maka dapat diketahui yaitu :

gejala kerusakan secara dini. Metode yang biasa digunakan

dan adalah dengan memonitor kondisi peralatan secara online baik saat dan adalah dengan memonitor kondisi peralatan secara online baik saat

3. Corrective Maintenance

beroperasi. Corrective Maintenance adalah Untuk itu diperlukan peralatan

pemeliharaan yang dilakukan dan personil yang ditugaskan

dengan berencana pada waktu- khusus untuk memonitor dan

waktu tertentu ketika peralatan menganalisa peralatan tersebut

mengalami kelainan atau unjuk atau ditugaskan pada bagian

kerja rendah saat menjalankan tertentu yang berkaitan dengan

fungsinya.

peralatan tersebut. Pemeliharaan Hal ini dimaksudkan untuk ini disebut juga pemeliharaan

mengembalikan peralatan pada berdasarkan kondisi peralatan

kondisi semula (sebelum rusak) atau Condition Base dengan perbaikan-perbaikan, Maintenance.

pengujian dan penyem-purnaan peralatan. Pemeliharaan ini bisa

2. Preventive Maintenance

dilakukan dengan cara trouble shooting atau penggantian

Preventive Maintenance adalah komponen atau part atau bagian pemeliharaan yang dilakukan untuk

yang rusak atau kurang berfungsi mencegah terjadinya kerusakan

yang dilakukan dengan terencana. peralatan secara tiba-tiba dan untuk

Pemeliharaan ini disebut juga mempertahankan unjuk kerja

pemeliha- raan berdasarkan kondisi peralatan yang optimal sesuai umur

peralatan atau Currative teknis yang telah ditentukan oleh

Maintenance.

pabrikan.

4. Breakdown Maintenance

Kegiatan pemeliharaan ini Breakdown Maintenance adalah dilakukan secara berkala dengan

pemeliharaan yang dilakukan jika berpedoman pada Instruction

terjadi kerusakan mendadak yang Manual dari pabrik pembuat

waktunya tidak dapat diprediksi peralatan tersebut. Disamping itu

atau tidak tertentu dan sifatnya juga menggunakan standar yang

darurat atau emergency. ditetapkan oleh badan standar

Nasional maupun Internasional

1.15.3. Pelaksanaan

(seperti SNI, IEEC dan lain-lain)

Pemeliharaan

dan data-data yang diambil dari

pengalaman operasi di lapangan. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan ini dibagi 2 (dua) macam

Pemeliharaan ini disebut juga

yaitu :

pemeliharaan berdasarkan waktu operasi peralatan atau Time Base

1. Pemeliharaan berupa Maintenance

monitoring yang dilakukan oleh petugas operator setiap hari monitoring yang dilakukan oleh petugas operator setiap hari

kotoran dan penggantian- Kegiatan pemeliharaan ini

penggantian pada lampu atau merupakan pengamatan secara

meter indikator.

visual terhadap kelainan, kebersihan, indikasi yang muncul,

1. Pemeliharaan Instalasi DC.

arus beban, tegangan pada Ada beberapa langkah dalam panel, level air pada baterai dan pemeliharaan Instalasi DC anatar lain-lain yang terjadi pada

lain :

peralatan dicatat pada daftar cekllist harian atau mingguan yang kemudian dilaporkan

2. Pengukuran Tegangan dan

kepada atasan.

Arus Beban

2. Pemeliharaan yang berupa Dengan dilakukannya pembersihan dan pengukuran

pengukuran tegangan dan arus yang dilakukan setiap bulan

beban diharapkan dapat diperoleh atau pengujian yang dilakukan

data-data aktual mengenai besaran setiap tahun oleh petugas

tegangan dan arus beban, pemeliharaan.

sehingga dapat mengantisipasi perubahan besaran tegangan dan

1.15.4. Kegiatan Pemeliharaan

arus beban.

Kegiatan Pemeliharaan pada Cara Pelaksanaan Pengukuran sistem DC Power ini meliputi

pemeliharaan dari mulai sumber

1. Mempersiapkan Pengukuran listrik untuk input charger (panel

x Mempersiapkan Material dan listrik ac 380V), charger, instalasi

Peralatan Kerja yang listriknya, baterai dan ruangan

diperlukan.

baterai, panel listrik DC, inverter x Mempersiapkan Dokumen dan (jika ada) dan instalasi listrik yang

Peralatan K3.

ke beban-beban DC. Dari hasil survey dan wawancara di

2.Melakukan pengukuran

lapangan yang sering mengalami x Ukur dan catat tegangan tiap gangguan adalah di sisi instalasi

MCB beban.

listrik yaitu DC ground, baterai dan x Ukur dan catat arus beban charger.

setiap MCB jika memungkinkan x Membersikan Panel Pembagi Untuk pemeliharaan instalasi

x Periksa suhu tiap MCB dengan listrik dan perangkat

Thermovisi

pendukungnya seperti panel- x Periksa dan kencangkan baut- panel, meter indikator, lampu

baut pada terminal MCB indikator dan sebagainya cukup

x Ukur dan catat arus DC ground dilakukan secara visual dan

3. Standar Pengukuran

sebelumnya atau laporan hasil komisioning.

Bandingkan hasil pengukuran dengan laporan/catatan sebelumnya atau laporan hasil

7. Pengukuran Keseimbangan

komisioning.

Tegangan

4. Pemeriksaan Fuse atau MCB

Tujuan Pengukuran Keseimbangan Tegangan

Dengan

dilakukannya

pemeriksaan fuse dan MCB Dengan dilakukannya penguku- diharapkan dapat diperoleh data-

ran keseimbangan tegangan data aktual mengenai kondisi

diharapkan dapat diperoleh data- secara fisik peralatan tersebut

data aktual apakah terjadi sehingga dapat dihindari terjadinya

penyimpangan keseimbangan ”Mal-Function” peralatan lain akibat

tegangan. Apabila terjadi terputus pasokan tegangan dan

penyimpangan tegangan – 5 % dan arus.

+ 5 %, itu berarti menunjukkan adanya DC ground.

5.Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Fuse atau MCB

Cara Pelaksanaan Pengukuran Keseimbangan Tegangan

1. Mempersiapkan Pemeriksaan x Material dan peralatan kerja

1. Mempersiapkan Pengukuran dipersiapkan

x Mempersiapkan Material x Dokumen dan peralatan K3

dan Peralatan Kerja yang dipersiapkan

diperlukan. x Mempersiapkan Dokumen

2. Melakukan pemeriksaan x Membersihkan panel Fuse dan dan Peralatan K3. pengaman baterai.

2. Melakukan Pengukuran x Periksa suhu tiap MCB dengan

x Membersihkan Rangkaian Thermovisi

Output Rectifier/Charger. x Periksa dan kencangkan baut-

x Membersihkan Panel Fuse baut pada terminal MCB

dan Pengaman Baterai x Ukur dan catat arus DC ground

x Ukur dan catat besaran x Periksa label atau marker masing-

tegangan antara : masing panel fuse baterai dan

Kutub Positif terhadap kabel baterai

Negatif, Kutub Positif terhadap

6. Standar Pemeriksaan Fuse

Ground,

atau MCB

Bandingkan hasil pengukuran

Gound

dengan laporan/catatan

1.15.5. Pemeliharaan Charger

- Rangkaian rectifier (thyristor) bekerja tidak seimbang, mungkin

Seperti halnya peralatan pada salah satu Tyristor bekerja tidak umumnya charger juga harus stabil / tidak normal. dipelihara. Hal ini harus dilakukan - Rangkaian Filter LC yang kurang agar charger dapat beroperasi baik (Kapasitor atau Induktor secara andal dan optimal. Dalam

bocor ).

pemeliharaan charger ini ada beberapa hal yang harus dilakukan sepeti dijelaskan pada

2. Cara Pengukuran

uraian berikut ini. Pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output charger

1. Pengukuran Ripple

atau sesudah rangkaian filter LC (lihat gambar dibawah ini yaitu pada

Tujuan pengukuran Tegangan titik ukur 1) dan pada titik input Ripple pada charger untuk beban atau output voltage dropperl mengetahui mutu tegangan DC (titik ukur 2). Pengukuran tegangan yang dihasilkan. Tegangan ripple ripple menggunakan alat ukur yang tinggi, kemungkinan Ripple Voltage Meter atau disebabkan oleh beberapa hal

Oscilloscope.

antara lain :

Gambar 1.55. Skema Pengukuran Tegangan Ripple Dari contoh pembacaan hasil

3. Standard Tegangan Ripple

pengukuran diatas nilainya adalah Standard tegangan ripple yang 0,386 volt, kalau tegangan DC-nya diizinkan untuk semua merk atau adalah 110V maka prosentase type charger adalah d 2 % (Sesuai ripplenya adalah :

SE. 032).

Tegangan Ripple x 100 %

4. Pengukuran Tegangan dan

charger dilengkapi dengan

Arus Input

rangkaian sensor arus dan tegangan yang akan mendeteksi

Pengukuran tegangan dan arus arus pengisian dan tegangan input dilakukan pada titik input

output. Tujuan pengukuran charger bertujuan untuk tegangan dan arus output mengetahui besarnya tegangan dan

charger adalah :

arus masing-masing fasa. dan arus output pada setiap

Cara Pengukuran

mode operasi. Pelaksanaan pengukuran

dilakukan pada rangkaian input meter terpasang. charger. Cara pelaksanaan pengukuran tegangan Cara Pengukuran pengukuran menggunakan Voltmeter AC

tegangan dan arus output dilakukan standar.

pada saat floating, equalizing dan Standar Tegangan input boosting. Pengukuran dilakukan

adalah380 volt AC ± 10% pada titik-titik terminal baterai dan Frekuensi tegangan input 50 hz ±

terminal beban atau output dropper 6%

(lihat gambar1.55 ).

5. Pengukuran Tegangan dan

Pelaksanaan pengukuran dilakukan

Arus Output

dengan cara :

Tegangan output dari

charger digunakan untuk

mensuplai beban DC dan juga

digunakan untuk pengisian baterai. Pada rangkaian control

Gambar 1.55. Pengukuran Tegangan dan Arus Output Gambar 1.55. Pengukuran Tegangan dan Arus Output

1. Pengisian floating

tahunan dilakukan saat rectifier tidak - Posisikan selector switch "mode berbeban dan untuk pemeliharaan operasi" pada posisi floating, bulanan pengukuran dan reseting - Catat hasil pengukuran pada floating dan equalizing dilakukan logsheet,

pada saat berbeban .

- Bandingkan hasil pengukuran dengan setting floating, - Lakukan reseting apabila tidak

Apabila tegangan output sesuai

pengisian terlalu rendah,

2 . Pengisian equalizing

kemungkinan penyebabnya antara - Posisikan selector switch "mode

lain :

operasi" pada posisi equalizing, - Terjadi gangguan pada rangkaian - Catat hasil pengukuran pada

tenaga DC.

logsheet, - Pada untai jembatan Thyristor, ada - Bandingkan hasil pengukuran

salah satu thyristor yang dengan setting equalizing,

penyulutannya tidak normal. -

Lakukan reseting apabila tidak - Rangkaian Pulse Generator tidak sesuai

bekerja dengan baik. - Kerusakan pada rangkaian Control

3. Pengisian boosting

Charger.

- Posisikan selector switch "mode Pengukuran tegangan output operasi" pada posisi boosting,

sangat tergantung pada merk dan - Catat hasil pengukuran pada

type baterai yang dilayani, dalam logsheet,

pelaksanaan menggunakan standar - Bandingkan hasil pengukuran

IEC 623 atau sesuai dengan buku dengan setting boosting,

manual seperti pada tabel Tegangan - Lakukan reseting apabila tidak

per Sel pada bahasan baterai, sesuai setting boosting

sebagai contoh kita lihat tabel dibawah ini standar untuk baterai alkali merk saft.

Pelaksanaan pengukuran dan reseting floating, equalizing dan

Tabel . 1. 6. Pengisian boosting

Jenis /

Tegangan Baterai ( Volt )

Akhir Baterai Nominal Float Equal Boost Baterai

Merk

Initial

Dischrage ALKALI

Saft

1,2 1,40 - 1,50 -

Arus keluaran charger tergantung

1.15.6. Pengukuran Arus Output

pada beban atau dibatasi oleh arus

Maksimum

maksimum charger Tujuan pengukuran adalah

untuk mengetahui apakah charger

Keseimbangan Tegangan

masih dapat bekerja optimal Tujuan pengukuran keseimbangan

dengan arus output sesuai dengan tegangan adalah untuk mengetahui

yang dibutuhkan (kapasitas keseimbangan antara tegangan positif

baterai). Pengukuran arus ke ground dengan negatif ke ground.

maksimum juga dilakukan saat Hal ini dapat terjadi akibat ketidak

komisioning untuk mengetahui seimbangan tegangan output charger

apakah arus maksimum charger atau ketidak seimbangan tegangan

sudah sesuai spesifikasi. pada beban karena adanya hubung singkat antara positif ke ground atau

Apabila hasil pengukuran negatif ke ground.

terjadi perbedaan antara besaran

Cara Pengukuran untuk arus, output dengan arus yang melaksanakan pengukuran ini

dibutuhkan, maka perlu dilakukan dilakukan pada titik output charger ke

pengaturan ulang (resetting) pada beban, caranya yaitu dengan

charger.

mengukur tegangan antara positif Cara pengukuran arus output dengan ground, kemudian ukur

maksimum atau sesuai kebutuhan tegangan negatif dengan ground.

baterai dilakukan dengan cara : Dari hasil pengukuran ini,

1. Lepaskan charger dari baterai perhatikan apakah sudah sama

clan beban

(toleransi dari pabrik) antara besaran 2.Kosongkan energi baterai tegangan positif ke ground dengan

dengan dummy load. besaran tegangan negatif ke ground.

3..Pasang amperemeter secara Apabila hasil pengukuran diketahui

seri pada titik output charger. sama, berarti, tegangan output charger

4..Posisikan charger pada mode sudah seimbang clan tidak terjadi

Boost

hubung singkat pada beban.Apabila 5.Hubungkan charger dengan terjadi ketidakseimbangan maka perlu

baterai yang telah dikosongkan dilakukan pengecekan lebih lanjut

atau menggunakan dummy load. (lihat pokok bahasan troubleshooting )

6..Amati besaran arus pada

amperemeter. 7..Apabila terdapat perbedaan

Standard hasil

pengukuran

antara hasil pengukuran dengan keseimbangan tegangan masing- besarnya arus output yang masing antara positif dan negatif ke dibutuhkan (sesuai kapasitas ground adalah 50 persen dari baterai), maka lakukan tegangan output charger. (toleransi ± penyetelan arus output charger 12,5%) sesuai kebutuhan.

Untuk charger type BCT, rangkaian ke beban (tegangan penyetelan dilakukan pada rangkaian

pada rangkaian ke beban harus kontrol charger, yaitu dengan

tetap).

mengatur trimpot VR1 dan VR2

4. Posisikan selector switch pada (besar arus maksimum yang Equalizing, amati tegangan diizinkan 110 % dari arus nominal). pada rangkaian 'ke beban

(tegangan pada rangkaian ke Untuk charger type ABB 626 170,

beban harus tetap). penyetelan dilakukan pada circuit

card A1, yaitu pengaturan

5. Posisikan selector switch pada potensiomefer R5. Boosting, amati tegangan pada

rangkaian ke beban (tegangan Standard masing-masing type I

pada rangaian ke beban harus merk charger telah mempunyai)

tetap)

standar kapasitas arus maksimum yang diizinkan. Sebagai contoh,

Apabila hasil pengukuran charger type ABB 162 170 standar

tegangan pada rangkaian ke beban kapasitas arus maksimum adalah

saat posisi floating, equalizing clan 105 % dari arus keluaran ( 105% x

boosting tetap (± 10 %) maka 100 A = 105 A ) dan charger dari PT

rangkaian dropper bekerja normal. Catu daya Data Prakasa,

Pada saat ini pengukuran mempunyai standar arus maksimum

rangkaian tegangan dropper 110 % dari arus keluaran charger (

mengacu pada pengalaman 110% x 80 A = 88 A ).

lapangan clan buku manual masing-masing merk, seperti :

Pengukuran Rangkaian Dropper

- Charger type ABB 162 1 70 Untuk mengetahui apakah

besarnya tegangan dropper rangkaian Dropper dapat bekerja

adalah 80 % dari tegangan normal. Cara pengukuran tegangan

keluaran, yaitu sE kitar 10 VDC. dropper dilakukan dengan - Charger dari PT Catudaya Data pengecekan tegangan rangkaian ke

Prakasa, menggunakan dropper beban untuk masing-masing posisi

diode. 3 step, dengan range selector switch, seperti sebagai berikut

tegangan 24 VDC pada arus 80 :

A. - Charger BCT menggunakan 2

1. Tentukan besaran tegangan yang buah dropper diode, masing- diperlukan pada rangkaian ke

masing besarnya adalah 24 VDC. beban (misalnya 110 volt).

2. Hubungkan voltmeter pada output

Pengecekan Meter-meter

charger (sebelum rangkaian Tujuan pengecekan meter dropper) dan rangkaian ke beban

adalah untuk mengetahui akurasi (setelah rangkaian dropper).

dari meter-meter terpasang (arus

3. Posisikan selector switch pada baterai, arus beban dan tegangan Floating, amati tegangan pada

beban) Pada charger baterai beban) Pada charger baterai

peralatan elektronika, arus baterai, arus beban, clan

gunakanlah kompressor udara tegangan beban.

dengan tekanan maksimum 3 bar.

Pengecekan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

5. Periksa kondisi baut-baut jika perlu dikencangkan.

Ukur besaran tegangan dan arus di Gunakanlah alat yang sesuai terminal meter menggunakan alat ukur dengan peruntukkannya. standar.

Standard pemeriksaan fisik pada

1. Bandingkan hasil pengukuran peralatan adalah secara visual antara alat ukur standar dengan ataupun bisa juga dengan diraba hasil penunjukkan meter yaitu peralatan dalam kondisi baik terpasang.

dan bersih.

2. Apabila perbedaan hasil pengukuran antara alat ukur

1.16.Jadwal dan Chek list

standar dengan meter terpasang

Pemeliharaan Charger

di atas 5% (+5%) atau dibawah 5% (-5%) sesuai dengan klas

Agar periode dan objek meternya, maka meter tersebut

pemeliharaan charger sama, maka harus dikalibrasi.

perlu membuat jadwal dan cheklist Standar akurasi meter sesuai dengan

pemeliharaan charger.

klas meter yang dipakai, misal : 0,5% - 5%

Pembuatan

jadwal dan

cheklist

pemeliharaan charger,

Pemeriksaan Fisik

disesuaikan dengan buku petunjuk peralatan yang dikeluarkan oleh

Pemeriksaan secara fisik bertujuan pabrik pembuat peralatan atau untu.k mengetahui kondisi cubicle

instrument tersebut.

charcer dan fuse box apakah dalam keadaan baik dan bersih. Cara

1.16.1. Pemeliharaan Baterai

pelaksanaan pemeriksaaan fisik Pengukuran tegangan pada sel adalah sebagai berikut :

baterai bertujuan untuk mengetahui

1. Buka pintu panel charger

sebagai berikut :

2. Perhatikan kondisi kebersihan peralatan elektronik, meter-meter

apakah kondisi operasi normal dan fuse.

3. Bersihkan apabila jika terdapat (Tegangan output charger) kotoran baik debu atau sarang

laba-laba.

rangkaian baterai.

4. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat pembersih dan

baterai terhadap tanah.

b) Pengukuran tegangan Pengukuran Tegangan.

1.16.2. Cara Pelaksanaan

seluruh sel :

Pengukuran tegangan baterai per sel dan keseluruhan sel dilakukan

off-kan.

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

menggunakan AVO meter digital ).

Pengukuran Tegangan per Sel AVO meter pada skala yang

kan

sesuai.

menggunakan AVO meter digital ) polaritasnya, warna merah pada

Sesuaikan selektor switch pada kutub positif pada sel no.1 dan AVO meter pada skala yang kecil,

warna hitam pada kutub negatif misalnya pada skala 10 volt.

pada sel terakhir.

polaritasnya ( positif warna merah kerja pengukuran tegangan. dan negatif warna hitam ) mulai dari sel no. 1 sampai dengan sel terakhir.

tegangan tersebut dan bandingkan dengan standard

lembar kerja pengukuran tegangan.

tegangan.

Tabel 1.7. Tegangan per Sel. Jenis /

Tegangan Baterai ( Volt )

Merk Baterai

Nominal Initial Akhir

Floating

Equalizing Boost

Alkali Baterai Dischrage Saft

1,40 - 1,42 1,50 - 1,55 1,65 -

1,40 - 1,45 1,50 - 1,65

/ FNC Friwo / TS

1,45 - 1,47 1,50 - 1,60

1,40 - 1,45 1,50 - 1,60

LP, MP

Jenis /

Tegangan Baterai ( Volt )

Merk Baterai

Initial Akhir Nominal Floating Equalizing Boost

Asam Baterai Dischrage Rocket

2 2,3 2,4 - 2,3 1,8

SAFT NIFE

2 2,27 - - 2,3 1,8

/ Lead Line Fiam / SMG

2 2,23 - - 2,35 1,8

2 2,27 - - 2,40 1,8

EHP DRYFIT /

2 2,3 - - - 1,8

A600 OpzV DRYFIT /

2 2,3 - - - 1,8

PzS HOPPEKE /

2 2,23 - 2,24 - - 1,8

2 2,25 - 2,4 - 2,3 - 1,8

1.16.3.Pengukuran Berat Jenis

Oleh karena itu agar proses kimia

Elektrolit

didalam sel baterai bekerja baik, maka perlu dilakukan pemeriksaan

Tujuan melakukan pengukuran atau pengukuran berat jenis adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Alat ukur yang digunakan elektrotit. Hal ini sangat penting adalah Hydrometer, seperti gambar karena elektrolit pada baterai

1-57

berfungsi sebagai konduktor atau sebagai media pemindah elektron.

Pompa Karet

Silinder

Aerometer Cairan Elektrolit

Gambar 1. 57. Hydromete

Aerometer yang biasa dipakai atau Bd ( hs ) = Pembacaan berat jenis yang beredar dipasaran terdiri dari

pada hydrometer ( gr/cm 3 )

3 (tiga) macam, yaitu :

1. Aerometer yang bertuliskan t s = Temperatur larutan asam angka-angka berwarna putih,

belerang ( 0 C)

biasanya pada baterai merk Hoppecke (buatan Jerman)..

b. Pada baterai alkali

2. Aerometer yang dilengkapi dengan warna : Merah, Hijau,

( t a - 15 ) Bd ( a ) Bd ( ha ) x 0,001

Kuning (buatan RRC). Arti dari

warna-warna tersebut adalah :

Diman a:

muatan baterai tidak ada atau mati

Bd (a ) = Harga berat jenis : Half Charge, Sebenarnya

kapasitas baterai sudah 50% Bd ( ha ) = Pembacaan berat jenis larutan alkali pada hydrometer

a) Pada Baterai Asam :

(gr/cm 3 )

a = Temperatur larutan asam ( t belerang Kuning : Full Charge,

Bd s - 15 ) (s) Bd ( hs ) x 0,001

kapasitas baterai sudah 90– 100%

Dimana :

3. Aerometer yang dilengkapi Bd (s ) = Harga berat jenis

warna : Merah, Putih, Hijau (buatan sebenarnya

Taiwan), arti warna-warna tersebut - Pompakan cairan elektrolit secara adalah :

maksimal / sampai penuh seperti gambar 1-58.

- Baca skala pada areometer sesuai permukaan cairan elektrolit.

- Siapkan alat ukur berat jenis - Catat hasil pengukuran. (hydrometer). - Pembacaan berat jenis (Bd) - Gunakan alat / hydrometer sesuai

dipengaruhi oleh perubahan jenis baterai yang akan diukur

temperatur maka diperlukan koreksi (jangan tertukar dengan hydrometer

pembacaan berat jenis dengan untuk baterai jenis yang lain.)

ketentuan sebagai berikut: - Pada saat pengukuran posisi 0 ( C)

hydrometer harus tegak lurus.

Gambar 1.58. Cara Pelaksanaan Pengukuran Berat Jenis

Tabel 1-8. Standar Berat Jenis Elektrolit

Berat Jenis Jenis Baterai

Kondisi Elektrolit

( temp. 20 o C)

( gr / cm 3 )

ALKALI

Elektrolit baru

Kondisi terisi penuh

Berat jenis minimum

ASAM

Elektrolit baru

Kondisi terisi penuh

Berat jenis minimum

1.16.4. Pengukuran Suhu

- Suhu maksimum pada normal

Elektrolit

operasi : 25 - 35 °C ( suhu ruangan )

Tujuan pengukuran suhu - Suhu maksimum yang diijinkan elektrolit adalah untuk mengetahui pada saat pengisian / kondisi elektrolit baterai ketika pengosongan : 45 ° C. baterai sedang diisi ( charge )

maupun ketika sedang terjadi Tujuan pengukuran arus kondisi tidak normal, mengingat

pengisian pada baterai adalah : pengaruhnya sangat besar terhadap

- Untuk mengetahui besarnya operasional baterai maka perlu arus pengisian dari rectifier ke dilakukan pemeriksaan atau baterai, pada saat baterai pengukuran suhu pada sel baterai. floating. Arus pengisian ini

mendekati nol.

Cara Pelaksanaan pelaksanaan pengukuran suhu elektrolit dilakukan

- Untuk mengetahui besarnya dengan langkah-langkah sebagai

arus pengisian dari rectifier ke berikut :

baterai, pada saat baterai equalizing.

yang bersih dan dianjurkan - Untuk mengetahui besarnya menggunakan thermometer jenis

arus pengisian dari rectifier& ke alkohol.

baterai, pada saat baterai boosting. Apabila Rectifier tidak

berfungsi dengan baik. dilengkapi dengan Dropper baterai sampai terendam cairan

Untuk melakukan pengukuran elektrolit.

arus pengisian pada baterai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

amati sampai ada perubahan - Siapkan Tang Ampere DC suhu.

- Posisikan saklar atau selector switch untuk pengukuran arus

kerja yang telah disediakan.

searah (DC)

Standar suhu elektrolit pada - Sesuaikan posisi range arus baterai alkali maupun asam adalah pada tang ampere sebagai berikut :

- Lakukan pengukuran pada : - Kabel dari rectifier ke baterai

- Kabel konektor antar rak baterai arus pada ampere meter yang terpasang pada rectifier.

- Yakinkan penunjukan arus harus konstan

Contoh pengukuran arus pada baterai dapat dilihat pada gambar

- Catat hasil pengukuran

1.59.

- Cocokkan hasil pengukuran tersebut dengan penunjukkan

Gambar 1.59. Pengukuran arus pada Rangkaian Sel Baterai

Gambar 1.60. Diagram Titik Ukur Arus Pengisian Pada Baterai Surat Edaran dari PLN Pusat No.

Besarnya arus pengisian adalah 032/PST/1984, tentang uraian sebagai berikut : Kegiatan Pemeliharaan Peralatan - Baterai Alkali

: 0,2 x C ( 0,2

Listrik.

x kapasitas baterai) - Baterai Asam

Periodik Pemeliharaan Baterai x kapasitas baterai)

: 0,1 x C ( 0,1

adalah sebagai berikut : - Pada operasi floating arus yang mengalir ke baterai relatif kecil

Namun demikian pemeriksaan

1.16.5. Jadwal Pemeliharaan

baterai secara rutin tiap hari tetap

Periodik Baterai

dilakukan oleh patroli operator namun hanya bersifat fisik atau

Pedoman yang diterapkan secara visual, tidak menggunakan untuk melakukan pemeliharaan meter-meter yang rumit. pada peralatan Instalasi adalah

bardasarkan pada SUPLEMEN,

Tabel 1-9. Pemeliharaan Mingguan (dalam keadaan operasi )

Peralatan / Peralatan No

Material yang Yang .

Kegiatan

digunakan Dipelihara

1 Sel Baterai Periksa kebersihan sel baterai. Bila - Check List kotor bersihkan sel dan klemnya.

- Kuas Cat Ukur Tegangan dan Berat jenis pada

- Sikat sel yang dipilih atau ambil contoh /

sampel dari beberapa sel

- Lap Kaos Periksa arus pengisian dan ukur -Vaseline

tegangan total baterai.

Netral - Multi meter

2 Ruang Baterai Periksa kipas ventilasi, apakah normal,

jika tidak normal segera di perbaiki

-Pengukur tinggi

3 Elektrolit Periksa level dan suhu cairan elektrolit, Elektrolit apakah normal? Jika tidak normal -Thermometer sesuaikan dengan standar yang telah ditentukan

4 Sekring / NFB Periksa apakah ada yang putus atau

trip

Tabel 1- 10. Pemeliharaan Bulanan (dalam keadaan operasi ) Peralatan /

Peralatan No.

Material Yang yang Dipelihara digunakan

Kegiatan

1 Sel Baterai Ukur Tegangan dan Berat jenis di - Check List seluruh sel pada kondisi charger Off

- Kuas Cat

(tidak operasi).

- Sikat

Ukur tegangan total.

- Lap Kaos Periksa kebersihan sel baterai, bila kotor

bersihkan dan lapisi dengan vaseline -Vaseline netral.

Netral Lakukan pengisian dengan mode - Multi meter

Equalizing.

2 Rangkaian Charger di Off-kan, ukur tegangan total Baterai

baterai untuk menguji open circuit (sirkuit terbuka)

Tabel 1- 11. Pemeliharaan Tahunan (dalam keadaan tidak operasi ) Peralatan /

Peralatan No.

Material yang Yang digunakan Dipelihara

Kegiatan

- Check List

1 Sel Baterai

Lakukan Pengujian Kapasitas :

- Kuas Cat ƒ Pengisian kembali dengan mode - Lap Kaos

Boosting

-Vaseline Netral - Multi meter

ƒ Rekondisi elektrolit baterai bila -Tang amper hasil test kapasitas tidak baik DC (bila diperlukan)

- Alat Uji ƒ Pengujian kadar potassium Kapasitas

karbonat, khusus pada baterai - Alat Uji kadar yang telah berusia lebih dari 5 Potassium tahun.

Karbonate

1.17. Pengujian dan shooting pada

melalui rangkaian control charger

DC Power

sampai indikasi muncul.

Sistem DC Power pada unit Over Voltage Bateray. Untuk pembangkit yang sering mengalami

pengujian ini dilakukan dengan cara permasalahan adalah pada baterai.

menaikkan tegangan keluaran melaui Terutama bateraiai jenis asam karena

rangkaian control charger sampai didalamnya terdapat larutan kimia

indikasi muncul.

(elektrolit) yang tentu jika dipengaruhi AC Power Failure Untuk kondisi lingkungan yang berubah-

pengujian ini dilakukan dengan cara ubah akan mempengaruhi berbagai

melepas (meng-off-kan) MCB input unsur baik level air, berat jenis,

AC ke charger

temperatur elektrolitnya dan sebagainya. Untuk peralatan lain

Charger Failure 'Untuk seperti sistem instalasi, panel-panel,

pengujian ini dilakukan dengan cara meter indikator, lampu indikator,

melepas (meng-off-kan) MCB output charger dan inverter biasanya jarang

DC ke baterai.DC Fuse

terjadi masalah. Failure, 'Untuk pengujian

1.17.1. Pengujian Indikator Charger

dilakukan dengan cara melepas (meng-off-kan) fuse output DC ke

Pengujian pada charger meliputi

baterai.

beberapa hal antara lain : Low Baterai Indicator, AC Power Failure,

Earth Fault Untuk pengujian ini Over Voltage Bateray, Charger

dilakukan dengan cara Failure, DC Fuse Failure, Earth

memindahkan posisi switch penguji Fault, dan lain-lain. Pengujian

DC Ground pada charger. indikator bertujuan untuk mengetahui

apakah indikator tersebut bekerja Dalam pelaksanaan di lapangan, sesuai dengan fungsinya ataukah

alarm indikasi charger dapat tidak sesuai. Beberapa pengujian

dikatakan sesuai dengan standar yang dapat dilakukan pada indikator

apabila pada saat dilakukan charger antara lain :

pengujian (simulasi gangguan) pada salah satu bagian charger tersebut,

Low Bateray Indicator . Untuk alarm dapat muncul dengan baik. pengujian ini dilakukan dengan cara menurunkan tegangan keluaran

Tabel 1 . 12 Trouble Shooting pada Charger ALARM PENYEBAB CARA MENGATASI

AC Power Input circuit On-kan kembali saklar. MCCB mungkin trip Failure

breaker (MCCB) karena adanya arus Lebih (lonjakan arus trip

sesaat). Pada kasus ini: On-kan charger dengan kontrol manual dan arus di set ke nol (sesuai buku petunjuk pengoperasian)

Under Charger trip

On-kan charger.

Voltage Periksa semua phasa dan perbaiki sistem Bateray

suplay AC

Suplay AC lepas Periksa semua phasa dan perbaiki sistem

suplay AC.

AC MCCB trip On-kan MCCB. Jalankan charger dengan control manual, dan seting arus pada level nol.

Mini Fuse putus Ganti fuse, bila fuse putus , perbaiki hubungan antar PCB

Under Tegangan output Bandingkan tegangan output charger dengan Voltage

tidak sesuai nilai yang ditunjukkan data sheet. Bila tidak Bateray

sesuai, setting ulang nilai tegangannya.

Pemakaian Hitung ulang pemakaian beban DC. Putuskan

Beban DC terlalu pemakaian beban DC. Ganti charger dengan tinggi

kapasitas arus output DC yang lebih tinggi. Baterai habis

Isi baterai, periksa level elektrolit baterai Periksa baterai untuk gangguan short circuit internal

Over Tidak berfungsi - Periksa seting charger. Voltage

nya charger, Putuskan rangkaian beban dari sumber Bateray

karena suplay

tegangan.

tegangan yang terlalu besar dari rangkaian beban ke baterai

Charger Charger mati

On-kan charger

Failure

Suplay utama Periksa semua phasa dan perbaiki sistem putus / hilang

suplay AC

MCCB suplay On-kan kembali MCCB. On-kan charger AC trip

dengan kontrol manual dan arus diset ke nol (sesuai buku petunjuk pengoperasian)

DC Fuse Mini Fuse putus Ganti fuse. Bila fuse putus lagi, periksa Failure

hubungan antar PCB. Bila rusak, maka perbaiki. Periksa semua fuse dan cari fuse yang putus dan cari penyebabnya

DC Fuse putus

Ganti Fuse-nya

1.17.2. Pengujian Kapasitas baterai

Waktu pengujian kapasitas baterai ini biasanya dilakukan pada :

Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik

o Saat komisioning baterai ( Initial (Ampere) baterai yang dapat disuplai

Charge )

atau dialirkan ke suatu rangkaian luar o Setelah 5 ( lima ) tahun beroperasi.

atau beban dalam jangka waktu (jam) tertentu, unt uk memberikan

o Berikutnya dilakukan setiap 1 tahun tegangan tertentu. Kapasitas baterai

sekali.

( Ah ) dinyatakan sebagai berikut :

C I x t Pada baterai alkali nickel-

Dimana : cadmium (NiCd) umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam C dan

C = Kapasitas baterai ( Ah )

untuk baterai Asam adalah C .,

I = Besar arus yang mengalir

(Ampere ) tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kapasitas baterai yang

t = Waktu pemakaian ( Jam ).

sesungguhnya.

Pengujian kapasitas baterai Pelaksanaan pengujian menggunakan kode atau istilah

kapasitas baterai yang pada unit dengan C.. Kode yang biasa

pembangkit yang terpasang 1

(satu) unit baterai adalah sebagai ini menyatakan besarnya kapasitas

digunakan adalah C 3, C S dan C, o . Hal

berikut :

baterai dalam Ah yang tersedia, yaitu

1. Mencatat data-data baterai yang akan diuji.

o untuk C 3 , waktunya selama 3 jam

2. Menyiapkan peralatan kerja o untuk C 5 , waktunya selama 5 jam

dan alat uji.

3. Menyiapkan baterai cadangan untuk C, o , waktunya selama 10 jam dan yakinkan siap operasi.

4. Siapkan Rectifier uji.

5. Melakukan manuver peminda- kan charger dan tunggu selama han pasokan sumber DC

2 jam.

(Gambar 1.61) dengan uraian

15. Mengukur besarnya arus manuver sebagai berikut

pengisian ke baterai atau ƒ Masukan NFB baterai

menyetel besarnya arus/ cadangan (paralel).

tegangan output charger. ƒ Buka Fuse baterai yang

16. Mencatat tegangan seluruh sel akan diuji.

baterai selama pengisian ƒ Baterai siap diuji.

ber.langsung.

17. Memeriksa/ mengukur Positif clan Negatif baterai.

6. Melepas kabel pada terminal

temperatur sel baterai selama

7. Pertahankan level elektrolit berlangsung pengisian baterai.

(charging). Pengisian dihentikan

8. Kencangkan mur/baut yang apabila temperatur sel baterai kendor pada seluruh sel

C, tunggu baterai.

telah mencapai 45 °

sampai suhu baterai menurun

9. Sambungkan alat uji ke baterai dan lanjutkan pengisian. ( lihat gambar 1.62 clan 1.63 ).

18. Pelaksanaan Pengujian

10. Pelaksanaan

Pengujian

(discharge ) tahap 2.

(Discharge ) menggunakan alat

19. Selanjutnya lakukan seperti BCT2000 atau BTS100.

urutan pekerjaan nomor 11 s/d

13

11. Ukur suhu pada sampel sel

baterai secara random.

20. Bila hasil uji Ecapasitas baterai

12. Khusus bila menggunakan alat < 50 % maka lakukan uji Merk ISA, BTS 100 catat

pengecekan potasium karbonat penurunan tegangar per sel

21. Bila kandungan potasium pada seluruh sel baterai.

karbonat < 75 gram/liter lakukan

13. Bila tegangan per sel < 1 volt rekondisi, jika > 75 gram/liter (mendekati nol), maka sel

baterai harus diganti. (Lihat baterai diindikasikan rusak.

Tabel Standar Batas maksimum

14. Bila hasil uji kapasitas baterai <

kadar K 2 C0 3 )

50% maka lakukan pengisian

22. Bila hasil uji kapasitas baterai > kembali sebesar 140 % x

50 % maka baterai dapat kapasitas, setelah penuh off-

dioperasikan kembali / masuk ke sistem.

Gambar 1.61. Pengujian pada baterai yang terpasang 1 unit

Pelaksanaan pengujian gambar 1.62 ) dengan uraian kapasitas baterai yang pada unit

manuver sebagai berikut : pembangkit yang terpasang 2

Manuver Pembebasan Baterai ( dua ) unit baterai adalah sebagai

Unit 1 yang akan di uji berikut :

kapasitasnya yaitu:

1. Mencatat data-data baterai Masukan NFB Rel DC yang akan diuji.

(Rectifier Unit 1 dan 2 paralel

2. Menyiapkan peralatan kerja

sesaat )

dan alat uji.

3. Melakukan manuver pemindah- Keluarkan NFB incoming Unit 1 an pasokan sumber DC dengan

cara bergantian. Bila Unit 1 di uji, maka unit 2 memasok

( Baterai Unit 1 bebas tegangan dan sumber DC ke beban ( lihat

siap dilakukan . test kapasitas ).

Gambar 1.62. Pengujian pada Baterai yang terpasang 2 Unit.

4. Membuka fuse baterai. penurunan tegangan per sel pada seluruh sel baterai.

5. Melepas kabel pada terminal Positif dan Negatif baterai.

12. Bila tegangan per sel < 1 volt (mendekati nol), maka sel baterai

6. Memeriksa level cairan elektrolit diindikasikan rusak. seluruh sel baterai

13. Bila hasil uji kapasitas baterai <

7. Memeriksa kekecangan mur

50 % maka takukan pengisian baut peda seluruh sel baterai. kembali sebesar 140% x

8. Penyambungan alat uji ke kapasitas, setelah penuh off-kan baterai

charger dan tunggu selama 2

9. Pelaksanaan Pengujian

jam.

(Discharge) menggunakan alat

14. Mengukur besarnya arus BCT2000 atau BTS100

pengisian ke baterai atau

10. Ukur suhu pada sampel sel menyetel besarnya arus / tegangan output charger.

baterai secara random.

11. Khusus bila menggunakan alat uji Merk ISA, BTS 100 catat

15. Mencatat tegangan seluruh sel Standar yang digunakan dalam baterai selama pengisian

melaksanakan pengujian kapasitas berlangsung.

baterai mengacu pada karakteristik baterai yang akan diuji antara lain

16. Memeriksa /

mengukur

sebagai berikut :

temperatur sel baterai selama berlangsung pengisian ( charging ).

a) Parameter Test

17. Pengisian dihentikan apabila temperatur sel baterai telah

/ discharge, contoh untuk mencapai 45 °

baterai alkali : 0,2 x kapasitas suhu baterai menurun dan

C, tunggu sampai

baterai dan baterai asam : lanjutkan pengisian.

0,1 x kapasitas baterai.

18. Pelaksanaan

Pengujian

(Discharge ) tahap 2. contoh untuk baterai alkali : 5 jam dan untuk baterai asam :

19. Selanjutnya lakukan seperti

10 jam.

urutan pekerjaan nomor 9 sld 11 akhir

20. Bila hasil uji kapasitas baterai < pengosongan per-sel,

50 % maka lakukan pengecekan contoh untuk baterai alkali : 1 potasium karbonat

volt dan untuk baterai asam :

21. Bila kandungan potasium

1,8 volt

karbonat < 75 gram/liter lakukan rekondisi, jika > 75 gram / liter

clan untuk baterai asam baterai harus diganti.

sebesar 1,8 Volt.

22. Bila hasil uji kapasitas baterai >

50 % maka baterai dapat

Standar Kapasitas

dioperasikan kembali / masuk ke sistem.

Gambar 1.63. Penyambungan alat uji ke baterai menggunakan alat uji

Merk Albert - type BCT-128

Gambar 1.64. Penyambungan alat uji ke baterai menggunakan alat uji

Merk ISA - type BTS-100 Plus

1.17.3. Pengujian kadar Potassium

Peralatan yang digunakan

Carbonate ( K Z C0 3 )

dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

- 1 bh Pipet ukuran 5 ml clan pipet pemeliharaan tahunan pada baterai

diantaranya adalah pengujian kapasitas, dari hasil test tersebut

- 1 bh pipet kecil

belum menjadi jaminan bahwa - 1 bh gelas Berker ukuran 250 ml kondisi baterai tidak baik, sehingga

perlu ada usaha usaha lain yang - 1 bh gelas Erlenmeyer ukuran perlu diakukan yaitu dengan cara

500 ml

melakukan pengisian kembali dan - 1 bh corong diameter 5 cm menguji ulang baterai tersebut.

Apabila masih tetap kondisi tidak - 1 bh washing bottle uk. 1000 ml baik idealnya baterai tersebut

- 1 bh sarung tangan karet diganti, tetapi hal ini dianggap tidak

efisien. Salah satu upaya yang - 1 bh gelas Burette kapasitas 25m1 dilakukan sebelum beterai diganti

- 1 tube obat tetes mata (untuk P3K) adalah dengan melaksanakan

rekondisi pada baterai atau

mengganti cairan elektrolitnya.

1. Bahan Kimia yang Digunakan

Bahan kimia yang digunakan Dalam melaksanakan rekondisi

dalam pengujian ini adalah : seringkali juga masih didapatkan

- 1 botol ukuran @ 250 ml hasil yang tidak memuaskan phenolphtalein (Reagent A) sehingga tidak berdaya guna dalam

meningkatkan kondisinya, oleh - 1 botol ukuran @ 250 ml methyl karena itu dari hasil pengujian

orange (Reagent B) kandungan potassium karbonat

- 1 botol ukuran @ 1000 ml Hydro (K Z C0 3 ) pada cairan elektrolit

Chloric Acid (HCl) baterai dapat ditentukan apakah

baterai bila direkondisi dapat - 1 liter air distillate (H2O) meningkat kondisinya atau tidak,

sebelum mengganti baterai dengan

2. Pelaksanaan Pengukuran

yang baru. Untuk satu unit baterai, sampel

diambil dengan cara mengambil

Adapun Tujuan pengujian beberapa tetes larutan elektrolit tiap kandungan potassium carbonate

sel baterai hingga terkumpul sekitar (K2C03) adalah untuk memperoleh

± 200 ml elektrolit.

infomasi apakah elektrolit baterai

masih efektif. untuk direkondisi atau Pembuatan 50 ml larutan HCL 10 % sudah tidak efektif lagi untuk

- Dengan memakai gelas ukur direkondisi. 250 ml, masukkan 50 ml air

murni ke gelas Prlenmeyer murni ke gelas Prlenmeyer

5 ml, masukkan 5 ml HCL pekat

p"

ke gelas erlenmeyer lalu aduk

g. Tambahkan sedikit bubuk methyl secukupnya

orange ke dalam larutan bening pada gelas Erlenmeyer hingga

kali pengujian berubah warna menjadi kuning jernih

lebih banyak dapat dilakukan dengan ketentuan setiap 10

h. Sambil mengocok perlahan bagian H20 ditambah dengan 1

gelas Erlenmeyer, perlahan bagian HCL.

teteskan HCL 10 % dari gelas burette sampai larutan dalam

3. Pengukuran

gelas Erlenmeyer berubah warna menjadi ' orange

i. Bacalah jumlah HCL 10 % yang dilaksanakan sebagai berikut :

Prosedur pengukuran

teiah dipakai pada gelas burette

a. Isilah gelas burette dengan HCL dan catatlah batas permukaannya dengan tanda "

10 % sampai penuh (larutan

m"

sampai pada batas titik nol)

b. Dengan menggunakan pipet, j. Dari langkah - langkah tersebut kandungan K Z C0 3 dari sampel

teteskan 5 ml larutan sampel dapat diketahui dengan rumus : (Potassium hydroxide) ke gelas

erlenmayer

c. Masukkan 50 ml (Dengan ( m - p ) x 2 x ( gr/liter )

mengguna- kan pipet) air murni (H20) ke dalam gelas

Untuk memudahkan dan Erlenmeyer mempercepat penghitungan pada

d. Tambahkan beberapa tetes langkah 10 ini, disediakan Tabel phenolphtalein ke dalam larutan

Standar Kandungan K 2 C0 3 tersebut hingga berubah warna

sehingga hanya perlu diketahui menjadi ungu.

nilai titik "m" dan "p" saja.

e. Sambil mengocok perlahan gelas Erlenmeyer, perlahan

Langkah-langkah pengujian teteskan HCL 10 % dari gelas

kadar K 2 C0 3 sebagai berikut : burette sampai larutan dalam

gelas Erlenmeyer berubah

a. Isilah gelas burette dengan warna menjadi bening (tanpa

HCl 10% sampai penuh warna)

(larutan sampai pada batas titik nol)

f. Bacalah jumlah HCL 10 % yang

b. Masukkan 50 ml air murni telah dipakai pada gelas burette

(H2O) pada gelas berker, dan catatlah batas

kemudian teteskan 5 ml kemudian teteskan 5 ml

warna menjadi orange. menggunakan pipet filter.

k. Hitung dan catat kembali Setelah diaduk secukupnya

banyaknya HCl 10% yang tuangkan ke gelas

terbuang dan tandai dengan Erlenmeyer.

titik dan ketik ”m”

c. Tambahkan beberapa tetes l. Masukkan angka yang didapat phenolphtelein kedalam

kedalam rumus yang sudah larutan tersebut hingga

tersedia dan hitung berubah warna menjadi ungu.

kandungan pottasium

d. Sambil mengocok perlahan

carbonate (K 2 C0 3 ).

gelas Erlenmeyer, teteskan HCl 10% dari gelas burette

Dari hasil pengukuran perlahan-lahan sampai larutan

kandungan pottasium carbonate dalam gelas Erlenmeyer

(K 2 C0 3 ), dapat memberikan berubah warna menjadi

informasi dan pertimbangan bening (tak berwarna lagi).

bahwa jika hasil ukur kadar

e. Segera tutup kran gelas pottasium carbonate (K 2 C0 3 ) • burette setelah larutan pada

100 gr/liter, maka rekondisi gelas Erlenmeyer berubah

elektrolit baterai adalah langkah menjadi bening.

yang tepat. Namun jika hasil uji

f. Hitung dan catat banyaknya kadar pottasium carbonate HCl 10% yang terbuang dan

(K 2 C0 3 ) ” 100 gr/liter, maka tandai dengan titik dan ketik

langkah yang tepat adalah usulan ”p”.

penggantian baterai dengan

g. Bubuhkan sedikit Methyl

baterai yang baru.

Orange kedalam gelas Erlenmeyer sehingga larutan berubah warna menjadi kuning

4. Hasil Pengukuran

bening. Untuk menentukan kadar

h. Kocok perlahan agar larutan Pottasium Carbonate (K 2 C0 3 ) dari yang baru berubah warna

hasil nilai (m - p) dapat dilihat pada menjadi lebih homogen.

tabel dihalaman berikut ini.

i. Teteskan kembali larutan HCl 10% dari gelas burette

kedalam gelas Erlenmeyer hingga larutan berubah warna

menjadi orange. j. Segera tutup kran pada gelas

burette setelah larutan pada

Tabel 1. 13. Kandungan Pottasium Carbonate (K 2 C0 3 ) pada elektrolit baterai.

Kandungan K 2 C0 3 (m – p)

Nilai

Kandungan K 2 C0 3 Nilai

( gr / liter ) 0,1

( gr / liter )

(m–p)

Setiap produsen pembuat baterai menentukan standar maksimum yang diijinkan terhadap kadar Pottasium Carbonate (K 2 C0 3 ) seperti pada tabel 1.14 berikut :

Tabel 1.14. Standar maksimum yang diijinkan terhadap kadar Pottasium Carbonate (K 2 C0 3 )

Produsen

Standar Kadar Maksimum

Furukawa Battery

75 gram / liter Friwo Battery

75 gram / liter Saft

100 gram / liter Nife

100 gram / liter Sab Nife

100 gram / liter

5. Rekondisi Baterai

lama ( selama 20 menit ) atau langsung akan diganti elektrolit,

Tujuan rekondisi baterai adalah maka tidak perlu pengosongan suatu usaha untuk meningkatkan energi. ( Referensi dari : Nife kembali kapasitas baterai atau Nickel Cadmium Battery ) memperbaiki dan mengembalikan

proses kimia didalam sel baterai

d. Pembongkaran sel baterai. dengan cara melakukan penggantian

e. Membersihkan kontainer, elektrolit. Dari hasil overhaul tersebut

konektor antar sel atau rak dan diharapkan dapat mengembalikan ke

membersihkan rak baterai. karakteristik semula atau dapat

memperpanjang masa pakai atau

f. Pembuangan dan penggantian usia baterai.

cairan elektrolit satu persatu.

g. Merangkai kembali baterai pada

6. Cara Pelaksanaan.

raknya.

h. Pengisian kembali ( 140% x Baterai adalah sebagai berikut :

Tahapan Pelaksanaan R'ekondisi

kapasitas )

a. Mempersiapkan cairan elektrolit

i. Test kapasitas ( Discharge ). j. Pengisian kembali ( 140% x

b. Pengosongan energi sampai

kapasitas )

tegangan akhir per sel. k. Pengoperasian ke sistem.

c. Apabila, setelah cairan elektrolit dibuang tidak akan disimpan

Gambar 1.60. Pembuangan cairan elektrolit baterai

Gambar 1.61. Penggantian Elektrolit, Membersihkan Kontainer Baterai dan Pengeringan

Gambar 1. 62. Pembersihan Terminal Sel Baterai, Klem, Baut dan

Pengecatan Rak

Charging (Pengisian)

Discharge (Test Kapasitas)

Gambar 1.63 Pengisian (Charging) dan Test Kapasitas setelah Rekondis

7. Standar Rekondisi Baterai

kerusakan pada sel tersebut dapat mempengaruhi keamanan dan

Pelaksanaan rekondisi baterai keandalan operasional baterai. didasarkan pada beberapa kriteria Umumnya kerusakan pada sel pemeriksaan, sehingga dapat

baterai antara lain :

dijadikan standar atau acuan sebelum dilakukan rekondisi pada

a) Retak pada bagian atas sel baterai antara lain sebagai berikut :

b) Cairan elektrolit Bocor

a. Hasil Test Kapasitas dinyatakan

terminal atau baik ( Standard > 80% )

c) Korosif pada

sambungan kabel Drat pada

b. Charger Discharge minimal 2 terminal baterai rusak kali, hal ini bertujuan untuk meyakinkan apakah baterai

Cara Pelaksanaan

kondisi tidak baik atau under Pelaksanaan pemeriksaan fisik charge. pada beterai dilakukan secara visual

c. Pengukuran berat jenis elektrolit pada kontainer atau pada komponen sel baterai yaitu :

d. Pemeriksaan fisik.

a. Kontainer

e. Pemeriksaan kondisi elektrolit dengan cara pengujian kadar

b. Mur baut terminal baterai potasium karbonat. (terminasi) (Rekomendasi dari baterai merk

c. Kabel sambungan antar rak Friwo : Bila tiap 1 liter cairan

baterai.

elektrolit sudah mengandung karbon seberat 75 gram, maka elektrotit harus diganti.

f. Kondisi Plat-plat aktif sel baterai.

g. Hasil pengukuran temperatur

elektrolit pada saat charging.

h. Usia baterai dll.

Pemeriksaan fisik baterai

Tujuan melakukan pemeriksaan fisik pada baterai adalah untuk

mengetahui keadaan sel baterai berikut sambungan antar sel dimana

Contoh baut terminal yang korosif

Terminal sel baterai menonjol akibat Kontainer Sel Baterai Retak desakan dari dalam sel

Gambar 1.64. Beberapa Contoh Temuan pada Sel Baterai yang Abnormal Kontainer Sel Baterai Pecah

1.18. Trouble Shooting

Untuk melacak kerusakan baterai dapat dilakukan dengan urutan seperti tabel 1 .15. berikut.

Tabel 1.15 Trouble Shooting

Kemungkinan

Masalah Cara Penanggulangan

Penyebab

Penurunan Kandungan Karbon Lakukan pengosongan baterai dan Kapasitas

dalam elektrolit ganti elektrolit rendah & lakukan rekondisi

Float charging dalam waktu lama

Lakukan pelatihan, bila kapasitas < 80 % lakukan rekondisi

Permukaan elektrolit terlalu rendah

Tambahkan aquades hingga level antara Min – Max, lakukan pelatihan atau rekondisi

Penurunan Satu atau beberaoa sel Ganti dengan sel yang baru kapasitas atau open sirkuit

Bersihkan permukaan kontak gagal total Konektor antar sel, Kencangkan konektor antar sel konektor antar rak atau dengan 16Nm. Kencangkan konektor terminal sel berkarat antar rak dengan 20 Nm atau ganti atau putus konektor dengan yang baru.

Kerusakan pengaman Perbaiki dan ganti dengan yang baru. lebur / pemisah

Penguapan Vent-plug bocor, sel Kencangkan Vent-plug, ganti dengan terlalu

bocor

sel yang baru

berlebihan Tegangan Charging Turunkan tegangan floating hingga 1,4

Penguapan sel terlalu tinggi.

-1,45 Volt per Sel

terlalu Tegangan sel tidak Batasi boost charging tidak lebih dari 7 berlebihan merata

jam. Lakukan rekondisi atau mendidih

Float charging dalam Tegangan sel

Lakukan boost charging, bila waktu lama tidak merata

diperlukan lakukan pelatihan atau Level elektrolit terlalu

rekondisi.

Elektolit tinggi pada saat berhamburan

charging awal. Batasi level Min - Max tetelah charging keluar

awal selesai.

Berbusa Densitas elektrolit Lakukan pengosongan baterai selama

rendah akibat sesuaikan BJ elektrolit, kemudian charging

penambahan aquades lakukan rekondisi, bila tetap berbusa, yang berlebihan.

ganti dengan sel yang baru Tampak benda

asing didalam Aquades tidak bersih Lakukan pengosongan pada baterai elektrolit atau atau bahkan tercemar dan ganti elektrolit atau lakukan perubahan

asam.

rekondisi.

warna elektrolit

Tampak Densitas elektrolit Lakukan pengosongan pada rontokan

terlaiu pekat karena baterai dan ganti elektrolit clan material aktif penam bahan lakukakn rekondisi. didalam sel

elektrolit dengan KOH

Meledak atau Suhu elektrolit terlalu Sesuaikan kapasitas charger terjadi

tinggi pada saat dengan kapasitas baterai. deformasi

pengisian( charging ) Perhatikan batasan arus charging & suhu maksimum yang diijinkan oleh pembuat baterai

Elektrolit kosong, Periksa dan perbaiki charger dan charger gagal ganti dengan sel yang baru. sehingga terjadi

tegangan lebih. Vent-plug tersumbat

terminal kendor dan terjadi arching

Terjadi Terdapat sel yang Keringkan Rak baterai dan ganti hubung tanah bocor.

sel yang bocor.

DC kerusakan pada auxelery dan alat-

1.18.1. Kinerja Baterai

alat bantu elektrik serta kerusakan pada sisi TT/TM.

Kerusakan Peralatan pada instalasi Gardu Induk dan Transmisi setiap saat bisa terjadi

Kerusakan peralatan instalasi baik yang disebabkan oleh sumber

yang sifatnya controllable tersebut qangguan dari luar (uncontrollable)

dipicu oleh suatu kondisi atau sumber gangguan pada

pengoperasian yang kurang peralatan itu sendiri (controllable),

sempurna atau manajemen atau bila dilihat dari jenis

pemeliharaan yang tidak penyebabnya dapat terjadi karena

terlaksana dengan terpadu antara perencanaan dan pelaksana (lihat terlaksana dengan terpadu antara perencanaan dan pelaksana (lihat

terlepas.

Bila ditinjau

kerusakan pada peralatan instalasi Gardu Induk clan Transmisi maka kerusakan yang terjadi dapat dikelompokan menjadi kerusakan

dengan body

besar/parah (major) clan kerusakan kecil/ringan (minor).

berkarat atau drat rusak

1. Kerusakan Major

tidak rata/rusak akibat Adalah kerusakan internal

loncatan bunga api. baterai yang mengakibatkan

penurunan kapasitas baterai Dengan data-data tersebut, sampai 50% dari kapasitas awal maka untuk periode pemantauan berdasarkan hasil pengujian, yang ditentukan dapat dihitung : dengan kondisi tersebut

menyebabkan baterai tidak dapat optimal melayani beban.

terpasang per merk [ Satuan ] Misalnya : Kerusakan pada sel

pernah terjadi untuk setiap baterai, kandungan potasium merk sampai dengan periode dalam elektrolit tidak sesuai, pemantauan [Kali] elektroda rontok.

3. Historical Alat / Sejarah

2. Kerusakan Minor

Alat

Adalah kerusakan Kecil yang menyebabkan kapasitas baterai

Sejarah alat adalah fiie yang turun sampai dengan 80% atau

sangat diperlukan untuk mengetahui terjadi kerusakan fisik pada sel

unjuk kerja atau tingkat keberhasilan baterai tetapi tidak mengganggu

produksi alat dan pemeliharaan pada operasi. Misalnya :

alat tersebut (dalam hal ini baterai) atau secara umum adalah sistem DC

casing

Power.

terminal Manajemen aset dan manajemen

sel gangguan yang terpadu dan selalu online sang diperlukan untuk

menonjol mengumpulkan data yang diperlukan karena sejarah alat adalah kumpulan data marcatat baterai menonjol mengumpulkan data yang diperlukan karena sejarah alat adalah kumpulan data marcatat baterai

kerusakan baterai

dioperasikan terakhir kalinya, sehingga dari data tersebut dapat dilakukan evaluasi analisa dan

pemeliharaan

pengkajian dan tindakan untuk menghindari atau mencegah

pengadaan baterai baru

terjadinya kerusakan mayor atau minor pada baterai tersebut.

Strategi effisiensi biaya

Sejarah alat atau baterai

4. Komisioning Baterai Baru

mencatat hal-hal sebagai berikut : Untuk menjaga mutu terhadap

1. Data faktory test baterai di baterai yang diterima oleh PLN, pabrik I vendor

maka harus dilakukan pengujian

2. Data pengiriman clan kapasitas, hal tersebut dimaksudkan pembongkaran di side

untuk mengantisipasi apabila terjadi kelainan pada baterai sebelum

3. Data proses comisioning diterima, selain itu juga untuk

4. Data TBM atau pemeliharaan mengetahui kebenaran rutin

karakteristiknya.

5. Data pemeriksaan rutin

5. Lingkup Pekerjaan

6. Data Pelaksanaan komisioning pada troubleshooting/kerusakan

baterai baru meliputi kegiatan minor/ mayor termasuk

sebagai berikut :

recondisioning.

7. Data biaya pemeliharaan

baterai

Bila data sejarah tersebut dapat dilihat secara on line maka

muatan

manajement pemeliharaan dapat (Discharge / Test Kapasitas ) melakukan evaluasi dan kajian

thd kinerja baterai tersebut clan menyimpulkan halal sebagai berikut :

kerusakan

6. Karakteristik Test

baterai setiap merk Parameter Test yang

dilaksanakan dalam pengujian setiap merk

baterai baru berbeda dengan

pengujian seperti pada baterai yang baterai setiap merk

kenerja

sudah beroperasi yaitu harus mengacu pada : persyaratan teknis sudah beroperasi yaitu harus mengacu pada : persyaratan teknis

- Besarnya arus pengosongan (discharge )

- Waktu / lama pengujian - Tegangan Akhir penyujian

per-sel.

7.Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan komisioning pada baterai baru meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Pengangkutan baterai dari gudang kelokasi test

b. Pembongkaran dari peti kemas

c. Merangkai baterai

d. Charging (Pengisian)

e. Discharge (Test Kapasitas)

f. Pengepakan (Kemas)

Standar

Standar Quality Control pada baterai baru adalah sebagai berikut :

a. Hasil Test kapasitas : 80%

b. Karakteristik

pembebanan

sesuai type / jenis baterai.

c. Fisik sel baterai baik / tidak ada tanda-tanda kerusakan.

d. Temperatur sel baterai pada saat charge discharge normal ( sesuai brosur ). Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi standar, maka sebelum diterima oleh PLN sel tersebut harus diganti.

1.19 KESELAMATAN KERJA

oleh bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan.

Untuk itu keselamatan dan Peralatan pengaman (safety ) kesehatan kerja pada bab ini yang harus disiapkan untuk secara khusus membahas hal-hal keselamatan kerja ini antara lain: yang berkaitan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja

Shoes)

pada Pemeliharaan DC Power, yang meliputi peralatan-peralatan pengaman yang diperlukan pada

Pengaman pekerjaan-pekerjaan untuk instalasi

listrik dan panel listrik DC, charger dan baterai. Disamping itu

Sedangkan aturan keselamatan disampaikan juga aturan-aturan

kerja yang harus dipatuhi dan yang berlaku secara umum. Namun

ditaati oleh setiap personil didalam untuk mengingatkan kembali akan

pelaksanaan pekerjaan yang kami berikan beberapa tentang

sifatnya rutin maupun non rutin keselamatan dan kesehatan kerja.

adalah :

a. Siapkan peralatan sesuai

1.Dasar-dasar Keselamatan Kerja

dengan kebutuhan dan Dasar-dasar Keselamatan dan

penggunaannya. Kesehatan Kerja (K3) di PT PLN

b. Siapkan Dokumen yang (Persero) adalah berdasarkan :

diperlukan guna kepentingan Undang-Undang K3 No.1

keselamatan kerja. Tahun 1970

c. Pastikan langkah-langkah yang 023/PST/75

akan dilakukan sudah siap dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

No. 005/PST/82

d. Gunakan

perlengkapan keselamatan kerja seperti

2. Definisi Keselamatan Kerja

disebutkan diatas, baik sepatu, helm, kacamata, masker dan

Keselamatan kerja adalah sarung tangan karet. suatu kegiatan untuk mencegah

e. Gunakan peralatan kerja yang lingkungan kerja dan dalam

terjadinya kecelakaan kerja di

ada isolasinya dan dijamin keadaan bekerja.

keselamatanya.

f. Jangan pernah bekerja seorang

3. Definisi Kecelakaan kerja

diri, setidaknya berdua Kecelakaan kerja adalah suatu

g. Pastikan rangkaian listrik tidak kecelakaan yang terjadi pada

bertegangan (power off) jika seseorang karena hubungan kerja

bekerja pada area yang harus dan memungkinkan disebabkan

aman dari arus listrik.

h. Sebagai tindakan pencegahan, peralatan harus dicuci dengan lakukan grounding peralatan

air biasa / air hangat

ataupun discharge circuit

c. Pastikan ruangan pengujian sebelum memulai pekerjaan. mempunyai ventilasi yang

i. Lakukan

pengamatan,

baik

pemeriksaan dan analisa

d. Gunakan selalu peralatan sebelum melakukan suatu keselamatan kerja karena pekerjaan atau tindakan. bahan - dahan kimia yang

j. Harus mengetahui efek dari digunakan sangat pekerjaan yang akan kita

berbahaya dan beracun lakukan.

bagi makhluk hidup k. Mengetahui

e. Jangan membuang limbah penyimpanan kelengkapan fire

tempat

hasil pengukuran fighting dan bisa

disembarang tempat karena menggunakannya saat

limbah tersebut tetap diperlukan.

beracun bagi makhluk hidup l. Sudah

f. Sesudah pengujian simpan peralatan kerja yang akan

familiar

dengan

bahan - bahan kimia digunakan, baik secara

tersebut ditempat yang prosedur maupun cara

kering, terlindung dari sinar pemakaiannya.

matahari langsung, dan tertutup rapat.

m. Bersihkan alat kerja dan tempat kerja setelah selesai melakukan pemeliharaan atau pemeriksaan

n. Letakkan peralatan kerja sesuai dengan tempatnya masing- masing setelah selesai melakukan pekerjaan.

o. Patuhi dan taati aturan dan prosedur yang berlaku demi keselematan dan kesehatan kerja kita.

4. Prosedur Keselamatan Kerja

a. Seluruh peralatan, bahan kimia dan prosedur pengukuran ini hanya untuk Batere NiCd saja, tidak untuk Batere asam

b. Sebelum dan sesudah pengujian dilakukan semua