TEKNIK PENYIARAN DAN PRODUKSI PROGRAM RADIO, TELEVISI DAN FILM JILID 1

TEKNIK PENYIARAN DAN PRODUKSI PROGRAM RADIO, TELEVISI DAN FILM

JILID 1

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

TEKNIK PENYIARAN DAN PRODUKSI PROGRAM RADIO, TELEVISI DAN FILM

JILID 1

U nt uk SM K

Penulis Utama

: FR. Sri Sartono

Pembantu : Sugeng Purbawanto Sutarno Tatyantoro Andrasto

Editor : Rugianto Desain Cover & Fotografer

: Supadmo

Lay out

: Agus Suryanto

Ukuran Buku

: 17,6 x 25 cm

SAR SARTONO, FR. Sri t

Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi dan Film Jilid 1 untuk SMK/oleh FR. Sri Sartono ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

iv. 218 hlm Daftar Pustaka : A1-A4 Glosarium

: B1-B24

ISBN

: 978-979-060-129-1 ISBN : 978-979-060-130-7

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK

KATA PENGANTAR

Kemajuan dalam bidang komunikasi dewasa ini menuntut adanya sumber daya manusia yang adaptip sehingga tidak ketinggalan dari perkembangan dunia yang semakin menglobal. Perkembangan tersebut juga mengakibatkan berkembangnya teknologi komunikasi radio, televisi dan film yang berdampak kepada kebutuhan tenaga kerja (SDM) penyiaran dan produksi program radio, TV dan film yang makin besar.

Pemerintah dalam rangka menyediakan SDM untuk mengisi peluang kerja dibidang penyiaran telah membuka pendidikan penyiaran radio, televisi dan film melalui Depdiknas dan telah menetapkan kurikulum serta standar kompetensi lulusannya melalui BSNP

Dalam rangka mendukung program tersebut, maka buku sumber dengan judul Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio,TV dan Film disiapkan agar dapat dimanfaatkan para guru bidang penyiaran dan produksi program radio, TV dan Film sebagai buku sumber pembelajaran dalam rangka menyiapkan siswanya agar memiliki kompetensi sebagai SDM yang berkualitas dan mampu bersaing untuk mengisi peluang kerja di bidang penyiaran dan produksi program Radio, TV dan Film.

Buku ini ditulis berdasarkan kurikulum 2004 dan KTSP sesuai bidang keahlian agar memiliki tingkat manfaat dan keterpakaian yang tinggi. Ditulis dengan bahasa yang dekat ke keteknikan dan mengarah ke praktis sehingga mudah dipahami bagi guru, siswa maupun para praktisi atau semua orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Penggunaan buku ini untuk mengajar masih perlu didukung praktek sehingga benar-benar siswa memiliki kompetensi yang memiliki standar nasional.

Buku ini ditulis dari berbagai sumber maupun dari pengalaman kami mengajar bidang komunikasi, media pembelajaran, multimedia serta pengalaman kerja di TKPK / Media Pembelajaran, mengelola UPT Sumber Belajar dan Media UNNES Semarang yang karakter pekerjaannya sangat dekat dengan masalah penyiaran dan produksi program radio, TV dan Film. Karena keterbatasan waktu, hanya dalam tempo kurang dari 3 bulan buku ini harus disiapkan, maka pasti masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu masukan untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan,

Akhirnya ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan, dan terimakasih kepada teman-teman dosen Teknik Elektro FT UNNES yang telah membantu sehingga buku ini sebagai sumbangan bagi generasi muda bangsa bisa terwujud. Semoga bermanfaat.

Penulis

ii

BAB. I PENDAHULUAN

Sekarang ini t elah masuk di dalam era komunikasi, yang di dalamnya sarat dengan penggunaan t eknol ogi komunikasi yang makin lama makin canggih. Ol eh karena it u manusia harus bisa mengadapt asi t erhadap Ipt ek yang berkembang disekit ar kehidupannya agar t idak disebut orang yang ket inggalan j aman. Pepat ah mengat akan bahwa Siapa yang menguasai penget ahuan dan t eknologi komunikasi sert a memanf aat -kannya dalam kehidupannya, maka dialah pemenangnya.

Perkembangan dalam t eknologi komunikasi, membuat peralat an komunikasi yang kit a gunakan unt uk dapat berkomunikasi dengan cepat dan berkual it as dapat t erpenuhi. Hal ini dapat dirasakan dewasa ini dengan pemanf aat an radio, TV, t elepon, f ax, handphone, comput er, lapt op, j aringan int ernet , penggunaan sat elit komunikasi dan sebagainya dapat membant u kebut uhan kehidupan manusia semakin mudah. Hal ini membuat dunia seakan menj adi semakin sempit bahkan t anpa j arak, sehingga orang dapat mendapat kan inf ormasi yang sangat cepat dan mudah dari j arak yang sangat j auh sekalipun. Indikasi perkembangan di bidang penyedia inf ormasi j uga nampak dengan munculnya pemancar radio swast a dan TV swast a di berbagai daerah wilayah propinsi maupun kabupat en di seluruh Indonesia. Bahkan di kot a-kot a propinsi sudah muncul beberapa TV lokal yang sama-sama bersaing merebut pasaran pemirsanya, dengan warna saj ian yang didesain semenarik mungkin. Di masyarakat j uga t elah muncul banyak sekali semacam lembaga PH (Pr oduct i on Hause) yang bekerj a memproduksi berbagai kebut uhan yang memerlukan keahlian dan ket erampil an produksi program TV dan iklan sert a kebut uhan sej enis lainnya baik yang bersif at bisnis maupun unt uk layanan masyarakat . Dengan kemunculan berbagai lembaga penyiaran di set iap daerah, diperkirakan akan muncul pula at uran yang membat asi radius siarnya, yait u berkait an dengan ot onomi daerah dimungkinkan akan menerapkan at uran-at uran unt uk meningkat kan pendapat an asli daerahnya, sehingga lembaga penyiaran harus didisain unt uk bersif at lokal. Dengan kat a lain mereka yang melebihi bat as radius suat u daerah, harus ada konsekuensi paj ak daerah yang dikenakan. Hal ini akan semakin memacu t umbuh dan berkembangnya lembaga penyiaran lokal, karena lembaga penyiaran besar yang sif at nya sudah nasional akan t erhambat dengan at uran- at uran daerah.

Perkembangan t ersebut membuka peluang bagi t enaga kerj a bidang penyiaran yait u penyedia inf ormasi yang akan disaj ikan melal ui media komunikasi yang ada baik melalui media cet ak maupun elekt ronik sepert i radio dan t elevisi. Oleh karena it u sangat t epat bila sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menj adi orang Perkembangan t ersebut membuka peluang bagi t enaga kerj a bidang penyiaran yait u penyedia inf ormasi yang akan disaj ikan melal ui media komunikasi yang ada baik melalui media cet ak maupun elekt ronik sepert i radio dan t elevisi. Oleh karena it u sangat t epat bila sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menj adi orang

Pemerint ah melalui Depdiknas t elah mengembangkan Sekolah Menengah Kej uruan (SMK) j urusan penyiaran guna menyediakan t enaga kerj a t ingkat menengah bidang penyiaran yang memiliki st andar kompet ensi pada bidang penyiaran sesuai kurikulum yang berlaku. Unt uk mendukung pencapaian kompet ensi t ersebut perlu disediakan buku sumber mat eri pembelaj aran yang berisi penget ahuan t ent ang sist em komunikasi, j urnalist ik penyiaran, sel uk beluk penyiaran dan produksi program radio, TV dan f ilm sert a penget ahuan t ent ang kesehat an, keselamat an dan keamanan kerj a.

Seorang t enaga kerj a bidang penyiaran perlu memiliki penget ahuan t ent ang sist em komunikasi dan perkembangannya mul ai dari sist em t radisional , sist em dengan kawat saluran maupun sist em yang menggunakan gel ombang radio, gelombang mikro sampai sist em yang menggunakan sat elit . Demikian pul a penget ahuan t ent ang j urnalist ik penyiaran yait u penget ahuan dasar j urnalist ik, j urnalist rik penyiaran radio, TV dan f ilm sert a kemampuan menyampaikan inf ormasi (Pr esent at i on Ski l l s) secara lisan maupun t ert ulis, dan penget ahuan t ent ang t eknik wawancara. Penget ahuan-penget ahuan t ersebut akan mendukung pencapaian kompet ensi sebagai seorang j urnalis penyiaran.

Mat eri penget ahuan t ent ang penyiaran radio diharapkan memberikan penget ahuan t ent ang peralat an pemancar radio dan proses penyiarannya sert a bagaimana mendisain dan memproduksi inf ormasi sebagai mat eri yang akan disiarkan melalui media radio. Pada bidang pert elevisian dan perf ilman, t enaga kerj a dit unt ut memiliki penget ahuan t ent ang peralat an st udio TV dan f ilm dan proses penyiaran inf ormasinya sert a bagaimana mendisain program dan memproduksinya sampai siap unt uk disiarkan melal ui media TV dan f ilm. Agar dapat bekerj a dengan baik, seorang t enaga kerj a perlu penget ahuan t ent ang keselamat an dan kesehat an kerj a pada bidang penyiaran radio, TV dan

f ilm. Sebelum mempelaj ari t ent ang pert elevisian dan perf ilman seorang j urukamera khususnya sangat baik kal au mempelaj ari t erlebih dahulu t ent ang f ot ograf i yang mendasari penget ahuan pengoperasian kamera t elevisi dan f ilm.

Di samping menguasai penget ahuan yang t elah disebut kan, agar memiliki kompet ensi st andar sebagai SDM penyiaran radio, TV dan f il m siswa sangat perlu belaj ar melalui prakt ek langsung di sekolah maupun di luar sekolah, unt uk pembent ukan ski l l s dan sikap sebagai seorang SDM penyiaran.

Akhirnya semoga apa yang disaj ikan ini bermanf aat bagi calon- calon SDM penyiaran maupun semua orang yang t ert arik unt uk mempelaj arinya.

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara umum dapat diart ikan sebagai hubungan at au pert ukaran inf ormasi. Inf ormasi sendiri sebagai suat u yang akan disampaikan dapat berupa dat a, berit a at aupun pesan yang dilambangkan dalam bent uk simbol/ t anda, t ul isan, gambar at aupun suara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi didef inisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan at au berit a ant ar manusia, dua orang at au lebih dengan cara yang t epat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena it u dalam komunikasi ada t iga bagian pokok, yait u sumber inf ormasi sebagai pengirim; media t ransmisi sebagai pembawa inf ormasi; dan t empat t uj uan inf ormasi sebagai penerima inf ormasi. Dengan demikian secara umum, suat u sist em komunikasi dapat dit unj ukkan sepert i Gambar 1.

Tujuan/peneri informasi

Sumber

Media

transmisi

ma informasi

a. Komunikasi satu arah

Tujuan/peneri informasi

Sumber

Media

ma informasi Tujuan/pener

transmisi

Sumber ima

Media

transmisi

informasi

b. Komunikasi dua arah

Gambar 1. Sistem Komunikasi

Sumber inf ormasi, yait u sumber dari inf ormasi asli (simbol/ t anda, gambar at aupun suara) yang akan dikirimkan/ dit ransmisikan. Media t ransmisi, yait u sarana unt uk menyalurkan inf ormasi yang t elah dirubah menj adi sinyal l ist rik Sumber inf ormasi, yait u sumber dari inf ormasi asli (simbol/ t anda, gambar at aupun suara) yang akan dikirimkan/ dit ransmisikan. Media t ransmisi, yait u sarana unt uk menyalurkan inf ormasi yang t elah dirubah menj adi sinyal l ist rik

Sedangkan t elekomunikasi, berasal dari kat a t el e (bahasa Yunani) yang berart i j auh, dan komunikasi yang berart i hubungan/ pert ukaran inf ormasi. Jadi t elekomunikasi dapat diart ikan sebagai hubungan at au pert ukaran inf ormasi pada j arak yang berj auhan.

Suat u pengert ian yang mencakup proses, bent uk inf ormasi maupun media t ransmisinya menyebut kan, bahwa t elekomunikasi adalah set iap pemancaran, pengiriman at au penerimaan t iap j enis t anda, gambar, suara at au inf ormasi dalam bent uk apapun melal ui sist em kawat , opt ik, radio at au sist em elekt romagnet ik l ainnya.

Dari pengert ian t ersebut , akhirnya dij umpai sarana komunikasi yang sesuai dengan bent uk inf ormasinya sebagai j asa t elekomunikasi. Sepert i halnya t elepon, yang berasal dari kat a t el e dan phone (suara at au pembicaraan), sehingga t elepon dapat diart ikan sebagai pembicaraan j arak j auh. Demikian pula ist ilah t elegrap yang berart i penulisan j arak j auh, t elevisi yang berart i penglihat an j arak j auh dan sebagainya.

Agar dapat berlangsung proses t elekomunikasi, maka inf ormasi asli yang masih berupa t anda, t ulisan, gambar at au suara haruslah diubah dulu menj adi suat u energi list rik at au sinyal list rik, sehingga dapat disampaikan ke t uj uan pada j arak t ert ent u. Selanj ut nya di t empat t uj uan, energi at au sinyal list rik t ersebut diubah kembal i menj adi bent uk inf ormasi aslinya. Dengan demikian suat u hal yang sangat pent ing dalam proses t elekomunikasi adalah adanya t r ansduser , yang berf ungsi sebagai pengubah dari inf ormasi asli menj adi bent uk sinyal yang dapat dit ransmisikan at au sebaliknya. Oleh karena it u secara umum sist em t elekomunikasi pada Gambar 1 dapat digambarkan kembali dengan diagram blok sebagai berikut :

Media Transmisi

a. Diagram blok prinsip komunikasi satu arah

Media Transmisi

Transd

Transdus

Sumber user

(Coder) ma

(Decoder) Informasi

Tujuan Transdu

Penerima

Pengi

Transdu Sumbe

Informasi

ser r (Decoder

Media Transmisi

b. Diagram blok prinsip komunikasi dua arah

Gambar 2. Diagram blok prinsip komunikasi

Unt uk melaksanakan suat u sist em komunikasi dua arah, maka alat -alat sepert i pada Gambar 2 harus dibuat duplikat nya pada arah yang berlawanan.

Sebagaimana t elah disebut kan bahwa unt uk dapat ment ransmisi-kan inf ormasi, maka inf ormasi t ersebut harus diubah dulu menj adi sinyal. Sinyal sendiri pada hakekat nya merupakan lambang yang t erbent uk secara t epat dari media yang t el ah dipilih sebagai t ransdusernya, yang biasanya dilambangkan melal ui variasi dari sif at -sif at t ert ent u yang dimiliki oleh t ransduser yang bersangkut an t erhadap wakt u.

Bent uk sinyal dalam t elekomunikasi ada 2 (dua) macam, yait u sinyal anal og dan sinyal kode (t ermasuk di dalamnya ada sinyal digit al). Sinyal analog adalah sinyal list rik yang langsung mengikut i perubahan-perubahan sesaat dari energi inf ormasi aslinya. Sebagai cont oh, mikropon sebagai t ransduser yang menghasil kan suat u sinyal list rik yang langsung mengikut i perubahan-perubahan dari energi suara yang menggerakkan mikropon. Sedangkan sinyal kode adalah sinyal l ist rik dalam bent uk kode at au t anda yang t elah dit ent ukan t erlebih dahulu, yang berupa pulsa-pulsa at au perubahan-perubahan dari sinyal t ersebut yang dapat dimengert i oleh manusia dan alat / mesin pada kedua sisi dari sist em komunikasi.

Akhirnya secara garis besar, sist em komunikasi dibut uhkan unt uk j asa t elekomunikasi (t elepon, t elegrap, t elex, t ransmisi dat a) Akhirnya secara garis besar, sist em komunikasi dibut uhkan unt uk j asa t elekomunikasi (t elepon, t elegrap, t elex, t ransmisi dat a)

B. Perkembangan Sistem Komunikasi

Sebelum dit emukan l ist rik, sist em komunikasi dilakukan dengan cara menggunakan bunyi-bunyian at aupun t anda sebagai isyarat dalam penyampaian inf ormasi. Cara-cara t ersebut ant ara lain dengan kent ongan, asap at aupun bendera ( semaphor e f l ag) yang sampai saat ini di beberapa belahan bumi mungkin masih digunakan.

Gambar 3. Peralatan komunikasi tradisional

Set elah dit emukan l ist rik, maka t eknologi komunikasi mulai berkembang. Yang semula dilakukan secara mekanis dan t radisional bergant i secara list rik, sepert i halnya sist em semaphor e mekanis digant ikan dengan t elegrap list rik.

Di bidang t elegrap, sist em yang t ert ua adalah sist em morse dengan menggunakan pesawat -pesawat morse. Di mana pengiriman t elegram melalui pesawat morse dilakukan dengan menget ok t anda- t anda morse yang t erdiri dari garis-garis dan t it ik. Tanda ini di kant or t uj uan dibaca ol eh operat or dan dit ulis kembali dal am huruf biasa unt uk kemudian disampaikan kepada si alamat . Set elah it u muncul sist em t eleprint er at au menulis j arak j auh dengan menggunakan pesawat t eleprint er. Dengan pesawat t eleprint er, pengirim t elegram cukup dilakukan dengan j alan menget ik sepert i mesin ket ik biasa. Kemudian t elegrap yang semula dengan sist em t eleprint er berkembang menj adi t elex (t el epr i nt er exchange).

Dalam sist em ini para pelanggan harus mempunyai pesawat t eleprint er yang dihubungkan dengan sent ral t el ex.

Di bidang t elepon j uga dikenal beberapa sist em t elepon. Sist em yang t ert ua adal ah sist em bat erai set empat at au yang sering dinamakan bat erai lokal (LB = Local Bat t er y). Dari sist em ini kemudian dikenal adanya sist em bat erai sent ral (CB = Cent r al Bat t er y). Pada kedua sist em (LB dan CB) masih menggunakan t enaga operat or di kant or t elepon. Oleh karena it u kedua sist em t ersebut j uga sering dinamakan sist em manual (manual syst em). Set elah it u berkembang menj adi sist em ot omat at au Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), yang berart i pel anggan/ orang dapat l angsung berhubungan dengan orang lain dengan j alan memut ar/ menekan nomor yang dipanggil t anpa melal ui operat or.

Gambar 4. Berbagai j enis peralat an telepon

Pada sist em-sist em komunikasi t ersebut , unt uk dapat menghubungkan ant ar pelanggan/ pemakai memerlukan berbagai macam sarana/ media yang t ermasuk dalam suat u bidang yang dinamakan t eknik t ransmisi. Dal am t eknik t ransmisi, secara garis besar dibagi 2 macam, yait u:

a. Media t ransmisi f isik, yait u sist em t ransmisi melalui kawat

penghant ar (wi r e bounded t r ansmi ssi on syst em).

b. Media t ransmisi non f isik, yait u sist em t ransmisi t anpa kawat

(wi r el ess t r ansmi ssi on syst em) at au melalui gel ombang radio. Pada t ransmisi dengan kawat penghant ar t erbagi menj adi saluran at as t anah dan saluran bawah t anah. Saluran at as t anah pada awalnya menggunakan kawat t erbuka/ t elanj ang (open wi r e) yang dirent angkan pada t iang-t iang yang dilengkapi dengan rangka besi dan isolat or-isolat or. Pemasangan isolat or-isolat or ini (wi r el ess t r ansmi ssi on syst em) at au melalui gel ombang radio. Pada t ransmisi dengan kawat penghant ar t erbagi menj adi saluran at as t anah dan saluran bawah t anah. Saluran at as t anah pada awalnya menggunakan kawat t erbuka/ t elanj ang (open wi r e) yang dirent angkan pada t iang-t iang yang dilengkapi dengan rangka besi dan isolat or-isolat or. Pemasangan isolat or-isolat or ini

Teknik penyaluran dengan kabel at as t anah dan bawah t anah adalah unt uk hubungan-hubungan dalam kot a. Sedangkan unt uk hubungan-hubungan ant ar kot a dikenal adanya kabel pupin dan j uga kabel koaksial (coaxi al cabl e).

Di samping kabel t anah, dikenal pula kabel laut , yait u kabel- kabel yang khusus dipergunakan di dalam laut , sehingga unt uk ini sist em komunikasinya disebut dengan “ Sist em Komunikasi Kabel Laut (SKKL)” .

Terkait dengan cara unt uk memanf aat kan lebar j alur/ pit a media t ransmisi unt uk mengirimkan lebih dari sat u sinyal sekaligus, dilakukan mult iplexing dengan cara membagi dal am pit a-pit a

f rekuensi at au pit a-pit a wakt u. Cara at au sist em ini dikenal dengan Fr equency Di vi si on Mul t i pl ex (FDM) at au Ti me Di vi si on Mul t i pl ex (TDM).

Sist em t ransmisi yang lain, yait u sist em gelombang radio. Dalam sist em ini, inf ormasi yang t elah dirubah menj adi sinyal l ist rik disalurkan melalui gel ombang radio yang dipancarkan ol eh suat u pemancar dan dit erima oleh suat u alat penerima. Mengingat sif at - sif at nya gel ombang radio unt uk keperluan t elekomunikasi, maka gelombang radio t ersebut dibagi beberapa j enis. Yait u gelombang

f rekuensi t inggi (HF = Hi gh Fr equency), f rekuensi sangat t inggi (VHF = Ver y Hi gh Fr equency), f rekuensi ult ra t inggi (UHF = Ul t r a Hi gh Fr equency) dan gelombang mikro (Mi cr owave).

Penggunaan gelombang-gelombang t ersebut disesuaikan dengan sif at -sif at gelombang yang bersangkut an. Gelombang HF pada umumnya dipergunakan unt uk hubungan yang sangat j auh, sedangkan unt uk gelombang VHF dan UHF digunakan unt uk hubungan-hubungan yang cukup j auh.

Kebut uhan akan lebar j alur yang relat if besar, maka t eknol ogi gelombang mikro mulai dikembangkan dan digunakan sebagai j aringan t ransmisi j arak j auh. Dengan f rekuensi pembawa ant ara 3 –

12 GHz, gelombang mikro merambat dalam ruang bebas dengan ragam garis pandang (Li ne of Si ght ), baik berada di at as t anah (t er r est r i al ) maupun ext r a t er r est r i al , yait u sist em komunikasi dengan menggunakan sat elit . Sist em-sist em ini berkemampuan menyediakan lebar j alur t ransmisi dan ket erhandal an yang 12 GHz, gelombang mikro merambat dalam ruang bebas dengan ragam garis pandang (Li ne of Si ght ), baik berada di at as t anah (t er r est r i al ) maupun ext r a t er r est r i al , yait u sist em komunikasi dengan menggunakan sat elit . Sist em-sist em ini berkemampuan menyediakan lebar j alur t ransmisi dan ket erhandal an yang

Gambar 5. Gelombang mikro merambat dalam garis pandang ( line of sit e)dari antena pemancar ke antene penerima.

Sist em komunikasi dengan sat elit dikembangkan dan digunakan karena selain unt uk menanggulangi berkembangnya t raf ic perhubungan int ernasional j uga unt uk menj angkau daerah yang luas dan sukar dicapai. Keist imewaan/ kelebihan sist em ini ial ah diperolehnya mut u dan kemampuan t elekomunikasi yang t inggi, j uga kapasit as j uml ah saluran dari t ranspondernya.

Gambar 6. Sistem komunikasi melalui satelit

Adanya kemaj uan t eknologi di bidang elekt ronika yang begit u pesat , sehingga berdampak pada perkembangan t eknologi t elekomunikasi. Teknologi anal og yang sekarang masih ada dengan cepat akan digant ikan oleh t eknol ogi digit al yang dit unj ang dengan berkembang-nya perangkat j aringan/ t ransmisi. Transmisi opt ik merupakan salah sat u pilihan unt uk menunj ang perubahan t ersebut . Dan akhirnya pemakaian kabel serat opt ik unt uk sist em t elekomunikasi berkembang pesat , dan secara perlahan akan menggant ikan t eknol ogi yang selama ini masih menggunakan kabel konvensional (kabel t embaga).

Sist em Komunikasi Serat Opt ik (SKSO) digunakan karena banyak keunggulan serat opt ik dibanding kabel konvensional , bahkan j uga t erhadap t ransmisi gelombang mikro.

a. kabel punter

b. Koaksial

c. Serat opt ik

Gambar 7. Perangkat transmisi

C. Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar

Komunikasi dengan kawat penghant ar adalah suat u sist em komunikasi yang menggunakan kawat penghant ar sebagai sarana at au media t ransmisinya. Art inya kawat pengant ar t ersebut berf ungsi sebagai pembawa inf ormasi yang t elah diubah dalam bent uk sinyal. Oleh karena it u kebut uhan dasar yang harus ada pada sist em komunikasi ini adalah penguat (ampl i f i er ) sebagaimana yang dit unj ukkan pada diagram blok pada Gambar 8.

SUMBER

Saluran Kawat

Informasi cer

yang diterima + gangguan

Sinyal elektronis + gangguan

Gambar 8. Kebutuhan dasar sistem komunikasi dengan penghantar

satu arah

Hanya yang perlu diperhat ikan bila j arak yang dit empuh j auh, maka dibut uhkan banyak penguat (ampl i f i er ) yang berf ungsi sebagai penguat sinyal.

1. Telegraph

Telegraph adalah suat u sist em komunikasi yang berkait an dengan proses pengiriman dan reproduksi dari suat u dokumen dalam bent uk t ulisan dan gambar ant ar t empat yang berj auhan. At au dapat j uga diart ikan sebagai pengiriman dan penerimaan salinan dari inf ormasi apapun dalam bent uk yang t elah dit ent ukan.

Dalam prosesnya, huruf , angka dan simbol diberi kode dan diubah ke dalam bent uk sinyal-sinyal list rik yang kemudian dikirim melalui saluran t ransmisi (kawat penghant ar). Di t empat t uj uan/ penerima, sinyal t ersebut diubah kembali ke dal am bent uk inf ormasi aslinya. Proses at au prosedur t ersebut sepert i diperlihat kan pada Gambar 9.

Saluran

Ujung pengirim

transmisi

Ujung penerima

Huruf Kodifikasi

Penerim a Dekodifi Huruf kasi Baca

a. Proses/ prosedur pada telegraph

b. Kunci morse dan mesin telegraph

Gambar 9. Sistem Telegraph

Suat u rangkaian t elegraph adalah suat u kumpulan sist em komunikasi yang t erdiri dari sumber t enaga, pesawat pengirim, saluran t ransmisi dan pesawat penerima.

Pada sisi pengirim inf ormasi yang berupa huruf / t ulisan dibaca dan dit erj emahkan kedalam bent uk kode/ simbul. Terdapat bermacam-macam kode yang digunakan sepert i kode Morse, Undulat or, Semaphore, Baudot dan sebagainya, t et api kode morse yang paling banyak digunakan. Set elah dit erj emahkan ke dalam kode morse yang t erdiri dari gabungan t it ik dan garis (dot and dash), l alu diubah menj adi sinyal list rik ol eh kunci Morse yang berf ungsi sebagai skakelar yang bekerj a membuat arus list rik mengalir dan t idak mengalir. Lama wakt u mengalir dan t idak mengalir disesuaikan dengan kode Morse. Tit ik berart i ada arus

Pada sisi penerima, sinyal t elegraph dit erima oleh mesin t elegraph dan secara magnet is dan mekanik dapat dicet ak pada kert as dalam bent uk kode morse. Selanj ut nya dit erj emahkan kembali kebent uk huruf dan inf ormasi dapat dibaca dan dit ul is lalu disampaikan ke alamat sasaran yang di t uj u.

2. Teleprinter

Teleprint er merupakan al at komunikasi t ert ulis elekt ronik j arak j auh yang dipergunakan pada j asa t elekomunikasi dalam bent uk Telex (Tel epr i nt er exchange). Telex merupakan suat u sist em t elegrap yang memungkinkan para pelanggan unt uk sewakt u-wakt u dapat sal ing berhubungan dengan menggunakan pesawat t eleprint er melalui j aringan t elegrap. Dengan kat a lain, hubungan t elex merupakan pert ukaran inf ormasi j arak j auh dalam bent uk t ulisan.

Gambar 10. Pesawat Teleprinter

3. Telepon

Yang dimaksud dengan t elepon adal ah suat u sist em t elekomunikasi unt uk meneruskan pembicaraan dalam bent uk suara pada j arak yang berj auhan. Prinsip dasar t elepon adal ah gelombang suara diubah menj adi gelombang/ sinyal l ist rik oleh mikropon, yang

Telepon adalah j awaban yang t epat bagi masalah wakt u, j arak dan t empat . Dengan t elepon, hubungan yang cepat , t epat dan

ef isien ke segala penj uru dapat t erpenuhi.

A Kantor Telepon B

(operator )

Gambar 11. Sistem sambungan telepon manual

Pada sist em t elepon manual, pelanggan menelpon operat or dikant or t elepon dan mint a disambungkan ke nomor t uj uan. Pelanggan dan nomor t uj uan baru bisa berbicara/ komunikasi set elah operat or menghubungkan kont ak hubungan dari t erminal pelanggan ke t erminal nomor t uj uan.

STO

A Stasiun Telepon B Otomatis

a. Sistem sambungan telepon otomatis.

Pengarah Pengarah STO asal

SLJJ tujuan

Register

Selektor

SLJJ asal

STO

Asal Tuj uan

b. Sistem hubungan telepon SLJJ Gambar 12. Sistem hubungan telepon

Dari kot a asal sinyal yang dikirim dari t el epon pelanggan diarahkan oleh mesin STO asal dan dit eruskan kemesin regist er unt uk disimpan dan dit eruskan mel alui j aringan ke mesin Pengarah SLJJ t uj uan unt uk diarahkan ke j aringan l okal t uj uan sampai hubungan t erlaksana. Selanj ut nya dit eruskan ke mesin sel ekt or STO t uj uan dan disambungkan ke nomor t uj uan.

Pada sist em t elepon ot omat is, operat or di kant or t elepon ot omat is digant ikan mesin swit ching ot omat is yang dapat digerakkan oleh sinyal yang dikirim oleh pelanggan pada wakt u menekan/ memut ar t ombol/ dial pada pesawat t elepon. Dengan demikian pelanggan langsung dapat berkomunikasi dengan nomor t uj uan secara ot omat is t anpa bant uan operat or. Karena banyaknya sambungan t elepon pelanggan dan luasnya daerah operasional t elepon, maka dibangun mesin swi t chi ng yang di t empat kan diset iap daerah secara bert ingkat sehingga memungkinkan menj angkau sasaran yang banyak dan luas.

4. Faximile

Mesin Faxsi mi l e adal ah mesin yang dapat merubah dat a / t ulisan/ gambar yang ada di kert as menj adi dat a elekt rik dengan proses scaning sepert i pada mesin f ot okopi. Oleh karena it u mesin

f aximile j uga dapat digunakan sebagai f ot okopi. Dat a elekt rik didapat dikirimkan ke t uj uan dengan menggunakan j aringan t elepon.

Proses pengiriman dil akukan dengan cara menelpon nomor t elepon t uj uan unt uk memberit ahukan bahwa akan mengirim f ax. Nomor t uj uan menghidupkan mesin f ax dan menunggu sampai proses pengiriman sel esai. Dat a t ercet ak di kert as sama persis dengan dat a yang dikirimkan oleh pengirim.

STO

fax fax

Gambar 13. Sistem pengiriman dat a dengan mesin f aximile

5. Interphone

Int erphone adalah salah sat u sist em komunikasi melalui kawat yang sederhana dengan kapasit as t erbat as. Sist em ini berguna unt uk lingkungan kecil, dengan f asilit as yang dapat unt uk komunikasi

i nt er n dan ext er n. Pesawat ini j uga dapat berf ungsi sebagai int ercome (sambungan dalam sat u l ingkungan).

amplifier

amplifier

amplifier

Mic

amplifier amplifier

loudspeaker

Gambar 14. Prinsip sambungan j aringan interphone/ Aipon

6. TV Kabel dan CCTV ( Close Circuit T elevision)

a. TV Kabel.

TV Kabel adalah sist em penyampaian inf ormasi TV dengan j arak dekat (lokal). Sist em ini di Indonesia berkembang di masyarakat sebelum TV Swast a bermunculan, sehingga acara TV banyak didominasi oleh TVRI dan salah sat u TV Swast a saj a. Dengan adanya penggunaan sat elit (pal apa), maka berkembang pul a penggunaan ant ene parabola dan unit penerima sat elit . Disamping unt uk memenuhi kebut uhan individu unt uk keperluan rumah t angga ada pul a yang memanf aat kan TV kabel ini unt uk kepent ingan usaha hiburan bagi masyarakat secara t erbat as. Sist em ini j uga digunakan unt uk mengat asi daerah blank (sulit menerima siaran TV akibat geograf is). Hal yang menj adi daya t arik bagi masyarakat adalah dapat menerima variasi siaran TV bahkan bisa menikmat i siaran TV dari negara lain sepert i Malaysia, Amerika, RRT dan sebagainya.

Suat u usaha membuat variasi siaran yang dit ayangkan, pusat TV kabel dapat menyediakan acara dari sumber lain yait u dari VTR misalnya rekaman f ilm, music dan sebagainya. Dengan penambahan kamera video pusat TV kabel bisa melakukan siaran l angsung acara- acara unt uk dinikmat i bersama.

Sist em sambungan TV Kabel secara sederhana dapat dil ihat pada Gambar. 15. sebagai berikut .

Sinyal dari Sat elit

Feeder

RF IN

VTR RF OUT

LNB

Parabola dan Sat elit Receiver

Gambar 15. Sistem sambungan TV kabel

Sinyal TV gelombang mikro yang dikirimkan ol eh st asiun bumi dit erima sat elit dan dipancarkan kembali ke Bumi dan dit erima oleh ant ena parabola dipilih/ dit ala oleh bagian penala unit penerima sat elit . Sinyal yang masih lemah ini diperkuat oleh unit LNB (l ow noi se bl ock) dan dit eruskan ke unit penerima sat elit unt uk di det eksi sinyal TV nya. Sinyal TV dikel uarkan mel alui RF unit sehingga memiliki f rekuensi sal uran yang sesuai. Selanj ut nya disalurkan ke TV penerima melalui j ek RF out dengan menggunakan kabel koaksial. Unt uk keperl uan penyaluran ke rumah-rumah pelanggan, dapat menggunakan sambungan pararel dengan menggunakan koaksial . Dalam penyaluran dengan kawat penghant ar ini perlu memperhalt ikan drop pot ensial akibat penampang dan panj ang kabel yang digunakan. Unt uk penggunaan kabel koaksial j enis RGB, paling panj ang 100 yard (90m) at au maksimum sat u rol harus diperkuat dengan unit bost er penguat sinyal (UHF ampl i f i er ) supaya sinyal TV dapat dit erima dengan kualit as yang baik.

Unt uk membuat variasi siaran bisa dilakukan sebagai berikut . Pert ama, dengan menggant i Horn pada parabol a dari yang sat u arah menj adi dua arah (vert ikal dan horisont al), sehingga bisa menikmat i acara dua st asiun pemancar TV yang dapat disalurkan ke pelanggan. Kedua, Menambah unit VTR/ VCR (vi deo t ape/ caset e r ecor der ) at au VCD/ DVD pl ayer unt uk memut ar rekaman f ilm, music dan sebagainya sesuai permint aan dan kesenangan pelanggan. Ket iga,

b. CCTV (Close Circuit T elevision)

CCTV adalah syst em sambungan komunikasi t erbat as, unt uk keperluan yang t erbat as pula. Peralat an CCTV t erdiri dari kamera video, VTR (vi deo t ape r ecor der ) dan TV monit or. CCTV banyak digunakan unt uk pengamanan di t oko-t oko swalayan, kant or-kant or, perusahaan/ pabrik dan sebagainya. CCTV j uga dimanf aat kan unt uk keperluan pendidikan guna mengat asi j uml ah murid yang banyak dan kel as pararel , sehingga memerlukan ruangan yang luas. Dengan menggunakan CCTV seorang guru mengaj ar sekaligus unt uk semua dengan cara set iap ruangan sudah dilengkapi dengan TV monit or dan kamera sehingga memungkinkan t erj adi komunikasi ant ara guru dengan para siswa di set iap ruangan.

Sist em sambungan dasar CCTV dapat dilihat pada Gambar 16 sebagai berikut

ARTIS

VTR

TV

Gambar. 16. Sistem sambungan CCTV

D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar

Yang dimaksud dengan komunikasi t anpa kabel ( wi r el ess) adalah suat u sist em komunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai

Dalam sist em ini yait u, sebuah pemancar ( t r ansmi t t er ) yang memancarkan dayanya mel al ui ant ena ke arah t uj uan dal am bent uk gelombang elekt romagnet ik. Di t empat t uj uan, gelombang elekt romagnet ik ini dit angkap ol eh ant ena pesawat penerima (r ecei ver ), sebagaimana sepert i yang dit unj ukkan pada Gambar berikut ini.

Pemancar Penerima

Gambar 17. Sistem komunikasi radio

Adapun kebut uhan dasar yang harus ada pada sist em komunikasi radio ini dit unj ukkan sepert i pada Gambar 18 berikut .

radio + gangguan

Transducer Informa

Transducer Amplifier

Amplifier

Informasi

si asli

diterima + gangguan

Sinyal elektronis + gangguan

Gambar 18. Kebutuhan dasar sistem komunikasi radio satu arah

Yang perl u diperhat ikan, gelombang radio mempunyai spekt rum, f rekuensi yang t erbagi dalam beberapa daerah ( band), j uga sif at -sif at perambat annya, maka penggunaannya bergant ung pada kebut uhan dan sist em komunikasinya.

1. Sistem Komunikasi Radio HT ( Handy T alky)

Pesawat radio HT sampai saat ini masih banyak digunakan unt uk bant uan komunikasi. HT digunakan unt uk komunikasi dengan j arak t erbat as ant ar pesawat secara langsung. Radius j arak j angkaunya t ergant ung power pesawat nya. Namun unt uk memperj auh j angkauan bisa dilaksanakan dengan menambah power/ Bost er dan ant ene luar yang relat ip t inggi dan t erarah. Radio HT dengan panj ang gelombang 2 met er banyak digunakan Sat pam, Pol isi, anggot a ORARI. Radio ant ar Penduduk RAPI banyak menggunakan pesawat radio dengan panj ang gelombang 80 met er dengan j angkaun ant ar pulau.

a. Komunikasi ant ar pesawat HT

c. Pemanfaatan HT untuk bantuan komunikasi Gambar 19. Prinsip dasar komunikasi HT

2. Sistem Komunikasi Handpone ( Mobile T elephone)

Berbeda dengan HT, Handpon at au t elepon bergerak t idak dapat komunikasi secara langsung ant ar pesawat , meskipun dengan j arak yang berdekat an. Sist em komunikasi Handphon harus melalui st asiun yang berf ungsi sebagai provider.

Dalam perkembangannya t erdapat dua sist em komunikasi yang berkembang j uga di Indonesia yait u GSM (Gl obal syst em For Mobi l e Comuni cat i on) dan CDMA (Code Di vi si on Mul t i pl e Access). Sist em GSM dikembangkan ol eh Amerika dan CDMA dikembangkan oleh Eropa.

GSM pert ama kali berkembang di Eropa t h 1991 dan pada t h 1993 berkembang ke Amerika selat an, Asia dan Aust ralia. Arsit ekt ur GSM t erdiri 3 subsist em yang t erhubung dan berint eraksi ant ar sist em dan dengan pengguna melal ui i nt er f ace Net wor k. Ket iga sub sist em t ersebut adal ah BSS (Base St at i on Subsyst em), NSS (Net wor k and Swi t chi ng Syst em) dan OSS ( Oper at i on Suppor t Syst em). BSS merupakan subsist em radio yang berf ungsi sebagai penyedia dan pengat ur j alur t ransmisi radio ant ara MS dengan MSC, dan unt uk mengat ur i nt er f ace radio ant ara MS dengan subsist em l ain dal am j aringan GSM. Set iap BSS t erdiri dari beberapa BSC yang berf ungsi menghubungkan MS ke NSS melalui MSC. Sedangkan NSS digunakan unt uk mengat ur f ungsi swi t chi ng dari sist em yang menj amin MSC dapat berkomunikasi dengan j aringan sist em lain sepert i PSTN, ISDN dan Jaringan Dat a. Fungsi operasi dan perawat an secara keseluruhan sist em GSM dikont rol oleh OSS yang dapat dimonit or, dianal isis dan dilakukan t r oubl eshoot i ng oleh seorang engi ner .

Diagram bl ok sist em GSM dapat dij elaskan sepert i Gambar berikut .

a. Berbagai macam pesawat Handphone (HP)

BSS

BTS BTS

BSS

BSC

BSC

MSC

OSS

OSS

MSC

PS PS TN

TN

MS NSS

NSS MS

SDN ISDN

Data Network

Data Network

b. Sistem hubungan komunikasi pesawat Handphone Gambar 20. Prinsip komunikasi handphone

Ket erangan : MS ( Mobi l e St at i on) ; BTS (Base Tr ancei ver St at i on) ; BSC (Base

St at i on Cont r ol l er ) MSC (Mobi l e Swi t chi ng Cent r e); PSTN (Publ i c Swi t ch Tel epone Net wor k).

MS akan berkomunikasi dengan BSS (Base St at i on Subsyst em) yang t erdiri dari beberapa BSC dan BTS yang t erhubung dalam sat u MSC melal ui ant ar muka (i nt er f ace) radio . Set iap BSC bert ugas mengont rol rat usan BTS yang t ersebar di daerah layanan operat or. Hubungan j aringan ant ara BTS dengan BSC mel alui gel ombang mikro. Proses komunikasi dua BTS dalam sat u BSC dikont rol oleh BSC it u sendiri t anpa melibat kan MSC.

Dalam wakt u yang bersamaan yait u mulai t h 1995 diperkenalkan t eknologi t elepon selular CDMA. Teknologi yang menggunakan sist em mul t i pl e access sehingga dapat mendukung pengguna dengan j uml ah besar unt uk saling berbagi ruang kanal

CDMA menggunakan kode digit al (Pseudo-Random Code Sequences) unt uk membedakan pelanggan yang di-shar e ke MS maupun base st at i on, sehingga semua pelanggan membagi spect rum radio dengan r ange yang sama.

CDMA j uga menggunakan sist em penyebaran mul t i pl e access yang disebut Di r ect Sequence CDMA (DSCDMA), sehingga t iap pelanggan mendapat kan kode di r ect sequence biner sepanj ang proses pemanggilan. Kode t ersebut adalah sinyal yang dibangkit kan oleh modulasi linier dengan sequence psedor andom noi se wi deband yang menghasil kan penggunaan sinyal yang l ebih lebar dibanding aplikasi yang digunakan t eknologi yang lain. Di samping it u didisain t idak peka t erhadap int erf erensi.

Dalam sist em CDMA proses pengkodean pada l i nk radio dari base st at ion ke mobile st at ion dil akukan dengan cara penambahan kode pseudor andom khusus pada sinyal periodic, sehingga base st at i on dapat membedakan dirinya dengan base st at i on yang l ain pada selang wakt u t ert ent u. Dengan demikian sist em CDMA t elah disinkronisasikan dengan ref erensi wakt u yang umum digunakan. Yait u yang bersumber dari Gl obal Posi si oni ng Syst em (GPS) yang merupakan sist em navigasi radio berbasis pada konst elasi sat elit . Karena sist em GPS dari sat elit yang mengorbit di luar angkasa mengkover bumi, maka sist em GPS ini menyediakan met ode siap pakai unt uk menent ukan posisi dan wakt u yang diperlukan semua r ecei ver yang ada.

Penyebaran kanal pada CDMA yait u t erdiri dari kanal -kanal : For war d. digunakan unt uk komunikasi dari cel l ke mobi l e, membawa t raf ik dan sinyal inf ormasi over head yang membangun sist em wakt u dan ident it as st at ion. Kanal over head t erdiri dari kanal pil ot , kanal sinkronisasi, kanal pagi ng dan kanal t r af i k

f or war d yang membawa sinyal panggilan t elepon, suara dan inf ormasi cont rol daya mobi l e dari base st at i on ke unit mobi l e ; Kanal Rever se. Digunakan komunikasi dari mobi l e ke cel l . Kanal ini membawa t raf ik dan si gnal i ng. Kanal ini hanya akan akt if selama penggilan ke mobi l e st at i on t erhubung, at au si gnal i ng kanal access yang t erhubung. Kanal access. Bila unit mobi l e t idak akt if , maka akan t erbent uk komunikasi ke base st at i on melalalui kanal access. Kanal ini dipasangkan dengan kanal pagi ng yang saling berhubungan; Kanal Tr af i k Rever se. Membawa set engah bagian yang lain dari panggilan t elepon, suara dan inf ormasi cont rol daya mobi l e dari unit mobi l e ke base st at i on.

Dari aspek t eknol ogi sist em GSM maupun CDMA merupakan t eknologi st andar selular digit al .

3. Siaran Radio ( Broadcast )

Pada siaran radio, yang dit ransmisikan/ dipancarkan adalah hanya sinyal suara (audi o). Oleh karena it u proses komunikasinya dapat digambarkan sepert i diagram blok sebagai berikut .

PEMANCAR PENERIMA

antena

Amplifier

Mikro

Amplifi pon

speaker RF

Osilator lokal

Gambar 21. Prinsip sederhana dari suatu sist em siaran radio

Pada st asiun pemancar sinyal suara diproduksi oleh mikropon yang berf ungsi sebagai t randuser, yait u mengubah energi suara (audi o) menj adi energi list rik (sinyal suara) dengan f rekuensi maksimum 20 KHz (AF = audi o Fr equency). Sel anj ut nya sinyal suara diperkuat ol eh rangkaian penguat (ampl i f i er ) yang berf ungsi sebagai penguat sinyal suara sehingga memiliki energi yang cukup unt uk rangkaian el ekt ronika selanj ut nya. Sinyal suara yang t elah diperkuat selanj ut nya dicampur dengan gelombang pembawa (car i er wave)

f rekuensi radio (RF) yang diproduksi oleh rangkaian Osilat or RF. Proses Pencampuran (mi xi ng) sering disebut modulasi dil akukan oleh rangkaian modulat or yang berf ungsi sebagai mixer dan penguat daya sehingga sinyal modul asi memiliki energi yang cukup besar dan mampu merambat / meradiasi / memancar di udara mel alui ant ena pemancar dengan j arak pancar sesuai energi yang dimilikinya. Dengan kat a lain j arak pancar gel ombang t ergant ung dari besarnya energi gelombang t ersebut .

Gelombang RF yang t el ah dipancarkan ant ena pemancar ke udara, dit erima oleh ant ena radio penerima yang berf ungsi menerima semua gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang radio t ersebut dipilih sat u gelombang saj a yait u yang berresonansi dengan f rekuensi gelombang yang dihasil kan oleh rangkaian penal a (f rekuensi gelombang radio = f rekuensi gelombang penala). Gelombang t ersebut merupakan gelombang yang modulasi ant ara gelombang/ sinyal suara dan gelombang pembawa. Set elah mengalami penguat an melal ui rangkaian penguat , gelombang t ersebut dit eruskan ke rangkaian demodulasi unt uk mendet eksi/ memisahkan gelombang suara dan gelombang pembawa yang sudah t idak dibut uhkan l agi. Proses demodulasi dengan menggunakan sist em pencampuran dengan gelombang

f rekuensi bandingan dari rangkaian osilat or l okal. Hasil pencampuran/ bandingan t ersebut menghasil kan gelombang

f rekuensi menengah sekit ar 455 KHz. Selanj ut nya gelombang ini dimasukkan ke rangkaian det ect or unt uk memisahkan f rekuensi t inggi dengan f rekuensi suaranya. Karena gel ombang yang masuk ada dua sisi, yait u sisi at as dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya sat u sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (di ode). Proses pemisahan f rekuensi menggunakan prinsip bahwa arus list rik lebih mudah mengalir mel alui hambat an ohm yang l ebih kecil. Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensat or (Xc). Xl = 2 › f L sedangkan Xc = 1/ (2 › f c). Dari rumus t ersebut j elaslah bahwa list rik dengan f rekuensi t inggi akan lebih mudah mengalir melalui kondensat or C dari pada melalui kumparan L . Oleh karena it u rangkaian det ekt or menggunakan dasar t ersebut , sehingga

f rekuensi t inggi yang sudah t idak diperl ukan dibuang ke gr ound melalui kondensat or dan f rekuensi suara dit eruskan melalui kumparan L ke rangkaian penguat . Set elah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal t ersebut memiliki power yang cukup unt uk menggerakkan membran speaker yang berf ungsi sebagai t randuser yait u mengubah energi list rik menj adi energi suara. Suara yang dihasil kan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.

Berkait an dengan penggunaan besarnya f rekuensi pembawa sinyal suara yang digunakan dalam syst em pemancar dan penerima radio, maka dapat dibuat klasif ikasi f rekuensi sepert i pada Tabel. 1. berikut ini.

Tabel 1. Jenis Band Frekuensi dan Penggunaannya Jenis/ Na

Band

Panj ang

Transmisi

ma Frequenc Gelomba Yang Kegunaan Band

ng

digunakam

Freq (f)

VLF (Very

3 Hz – 30

Serat opt ik,

Transmisi dat a

8 Low 4 KHz 10 -10 m laser

Freq. )

4 LF (Low 3 30–300KHz 10 -10 m Pengarah Rast ronomi, Freq)

gelom bang,

radar, komunikasi

gelom- bang

ant ariksa,

mikro

t ransmisi gelombang mikro

Radar, Sat elit dan (Midium

MF 300KHz –

Pengarah

komunikasi Frequenc

3 MHz

gelom bang,

ant ariksa, y)

gelom- bang

mikro

t ransmisi gelombang mikro

TV UHF, Radio (High

HF 3 – 30MHz

Pengarah

CB, Radar, Radio Freq)

100 – 10 gelom bang,

gelom- bang

j arak pendek,

pendek

komunikasi milit er

TV VHF, radio FM, (Very

VHF 30MHz – 10 – 1 m

Kabel

sarana navigasi High Freq

Radio amat ir, (Ult ra

UHF 300MHz –

100 – 10 Kabel

t elepon mobil, High Freq

milit er, radio CB SHF

pendek

Pemancar AM, (Super

3GHz – 10 – 1 cm

Kabel

Radio amat ir High Freq

panj ang

EHF 30GHz – 10 – 1 mm Kabel kawat Radio suar dg (Ext reme

navigasi, 300 GHz ly High

ganda,

pemancar dg Freq )

gelom-bang

panj ang

nada dan

f rekuensi st andar

Audio, t elepon, Ungu -6 Hz 3. 10 cm

14 16 Ult ra -4 10 – 10 3. 10

– Kabel kawat

t ransmisi dat a, Cahaya

ganda,

navigasi j arak Tampak

gelom-bang

j auh Inf ra

panj ang

Merah

Gelombang radio memiliki sif at mendekat i cahaya. Dengan demikian akan merambat lurus dan dapat dipant ulkan. Cepat rambat gelombang (V) adalah 300. 000 met er/ det ik. Hubungan ant ara Cepat rambat V, Frekuensi f dan panj ang gelombang Ũ adalah :

Ũ= V/ f.

4. Siaran Televisi

Pada sist em t elevisi, ada t iga bagian yang saling t erkait , yait u st udio TV, pemancar TV dan penerima TV. Adapun sinyal yang dipancarkan / dit ransmisikan adalah sinyal suara ( audi o) dan gambar (vi deo). Diagram blok prinsip dari suat u sist em siaran t elevisi dapat digambarkan secara diagram blok

Antena pemancar

Sumber pembawa

Saluran

video

Kamera Penguat Penguat

tor video

ttelevisi

Unit penggabung

Saluran

Penguat

Penguat suara

r suara

daya

Mikrofon

Studio televisi

Sumber pembaw

Stasiun pemancar

a suara

TV

Antena penerima

Penguat video

Loudspeaker Tabung TV

Penguat suara

Penerima Televisi (sederhana)

Gambar 22. Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran televisi

Di dal am St udio TV, gambar kej adian dit angkap oleh Kamera TV yang sebagai t randuser yang merubah energi cahaya menj adi energi list rik (sinyal gambar/ vi deo). Sedangkan suara dit angkap oleh mikropon yang berf ungsi sebagai t randuser yait u merubah energi suara menj adi energi list rik (sinyal audi o/ suara). Keluaran (out put )

Pada unit pemancar TV, sinyal Video diperkuat oleh rangkaian penguat video dan sel anj ut nya dimodulasikan dengan gelombang pembawa video yang diperoleh dari rangkaian pembangkit gelombang pembawa video. Sel anj ut nya sinyal modul asi vi deo diperkuat oleh rangkaian penguat daya agar memiliki daya yang cukup besar. Sedangkan sinyal audi o diperkuat oleh rangkaian penguat audi o dan dimodulasikan dengan gelombang pembawa audi o yang diperoleh dari rangkaian pembangkit gelombang pembawa audi o. Selanj ut nya sinyal modulasi audi o diperkuat oleh rangkaian penguat daya audi o agar memiliki daya yang cukup besar. Set elah sinyal modul asi audi o dan vi deo memiliki daya yang cukup keduanya digabungkan pada rangkaian unit penggabung dan dipancarkan oleh ant ena pemancar ke udara.