SUSUNAN ORGANISASI TATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN, SENAT, PELAKSANA AKADEMIK,

13 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai kebebasan akademik dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat.

BAB VI GELAR DAN PENGHARGAAN

Pasal 24 1 STIN berhak memberikan gelar kepada lulusan sesuai dengan Program Studi. 2 Lulusan pendidikan akademik diberikan gelar Sarjana Intelijen S.In. untuk program Sarjana dan gelar Magister Intelijen M.In. untuk program Magister. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai gelar sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 25 1 STIN dapat memberikan gelar Doktor KehormatanDoctor Honoris Causa Dr. Hc.. 2 Gelar Dr. Hc. dapat diberikan kepada seseorang yang telah berjasa luar biasa dalam bidang intelijen. 3 Penganugerahan gelar Dr. Hc. dilakukan dalam Rapat Senat Luar Biasa yang dipimpin oleh Ketua Senat. 4 Seseorang yang dianugerahi gelar Dr. Hc. wajib menyampaikan pidato sesuai jasapengabdian di bidang intelijen pada saat Rapat Senat Luar Biasa. 5 Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan gelar Dr. Hc. mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 26 1 STIN dapat memberikan penghargaan kepada seseorang, kelompok, atau lembaga. 2 Penghargaan kepada seseorang atau kelompok diberikan untuk seseorang atau kelompok yang mempunyai prestasi di bidang keilmuan danatau berjasa terhadap pendidikan di STIN. 3 Penghargaan kepada lembaga diberikan untuk lembaga yang berjasa terhadap pendidikan di STIN. 4 Kriteria dan prosedur pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat.

BAB VII SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 27 1 Susunan organisasi dan tata kerja STIN menggunakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Intelijen Negara. 14 2 STIN dapat mengusulkan perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan kebutuhan kepada Menteri setelah mendapat persetujuan Senat dan Badan Intelijen Negara. 3 Perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

BAB VIII TATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN, SENAT, PELAKSANA AKADEMIK,

PELAKSANA ADMINISTRASI, DAN DEWAN PENYANTUN Bagian Kesatu Pimpinan STIN Pasal 28 Pimpinan STIN terdiri atas Ketua dan Pembantu Ketua. Pasal 29 Pemilihan Ketua dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. pemilihan bakal calon Ketua; b. pemberian pertimbangan dan penetapan calon Ketua. Pasal 30 1 Ketua membentuk panitia pemilihan Ketua dengan persetujuan Senat paling lambat 5 lima bulan sebelum masa tugas Ketua berakhir dengan tugas utama mempersiapkan dan menyelenggarakan penjaringan bakal calon Ketua dan pemilihan calon Ketua. 2 Bakal calon Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas unsur-unsur anggota Senat, dosen, dan tenaga administrasi. 4 Panitia pemilihan Ketua dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua. 5 Bakal calon Ketua diperoleh melalui penjaringan oleh warga STIN untuk mendapatkan paling sedikit 4 empat nama bakal calon Ketua. 6 Panitia pemilihan Ketua menyampaikan nama bakal calon Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 5 kepada Senat. 7 Setelah menerima nama bakal calon Ketua, Senat menyelenggarakan rapat untuk memberikan pertimbangan dan menetapkan 3 tiga nama calon Ketua dan menyampaikannya kepada Ketua. 8 Ketua menyampaikan 3 tiga nama calon Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 7 kepada Menteri setelah mendapat rekomendasi Kepala Badan Intelijen Negara dilampiri dengan Keputusan Ketua Senat tentang Tata Cara Pemilihan Rektor, Berita Acara Rapat Senat, dan kelengkapan dokumen kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, paling lambat 2 dua minggu setelah rapat Senat. 15 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan bakal calon Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Senat. Pasal 31 1 Tata cara pemberian pertimbangan dan penetapan nama calon Ketua dalam rapat Senat dilakukan melalui pemungutan suara. 2 Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit ⅔ dua per tiga anggota Senat. 3 Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dilakukan dengan ketentuan setiap anggota Senat memiliki hak satu suara. 4 Penetapan 3 tiga nama calon Ketua didasarkan atas jumlah perolehan suara terbanyak. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 32 1 Masa jabatan Ketua adalah 4 empat tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 dua kali masa jabatan berturut-turut. 2 Apabila Ketua berhalangan tidak tetap, Pembantu Ketua I bertindak sebagai Pelaksana Harian Ketua. 3 Apabila Ketua berhalangan tetap, Menteri mengangkat penjabat Ketua sebelum diangkat Ketua baru. Pasal 33 1 Ketua mengusulkan bakal calon Pembantu Ketua kepada Senat paling sedikit 3 tiga nama untuk setiap Pembantu Ketua paling lambat 3 tiga bulan sebelum masa tugas Pembantu Ketua berakhir. 2 Setelah menerima usulan nama bakal calon Pembantu Ketua, Senat menyelenggarakan rapat untuk memberikan pertimbangan dan menetapkan 2 dua nama calon Pembantu Ketua untuk setiap Pembantu Ketua dan menyampaikannya kepada Ketua. 3 Ketua menetapkan 1 satu nama Pembantu Ketua untuk setiap Pembantu Ketua. Pasal 34 1 Tata cara pemberian pertimbangan dan penetapan nama calon Pembantu Ketua dalam rapat Senat dilakukan melalui pemungutan suara. 2 Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit ⅔ dua per tiga anggota Senat. 3 Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dilakukan dengan ketentuan setiap anggota Senat memiliki hak satu suara. 16 4 Penetapan 2 dua nama calon Pembantu Ketua didasarkan atas jumlah perolehan suara terbanyak. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat. Pasal 35 1 Masa jabatan Pembantu Ketua adalah 4 empat tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 dua kali masa jabatan berturut-turut. 2 Apabila Pembantu Ketua berhalangan tetap, Ketua mengangkat penjabat Pembantu Ketua sebelum diangkat Pembantu Ketua baru. 3 Persyaratan dan tata cara pengangkatan penjabat Pembantu Ketua ditetapkan oleh Ketua setelah mendapat persetujuan Senat. Bagian Kedua Senat Sekolah Tinggi Pasal 36 1 Senat terdiri atas Guru Besar, Ketua, Pembantu Ketua, Direktur Program Pascasarjana, Ketua JurusanProgram Studi, dan Wakil Dosen. 2 Senat diketuai oleh Ketua, dan didampingi oleh seorang sekretaris yang dipilih di antara anggota Senat. 3 Tata cara pemilihan wakil dosen diatur dengan peraturan Senat. Pasal 37 1 Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi-komisi yang beranggotakan anggota Senat dan bila dianggap perlu ditambah anggota lain di luar anggota Senat. 2 Komisi-komisi Senat terdiri atas: a. Komisi I bertugas di bidang Tridharma Perguruan Tinggi; b. Komisi II bertugas di bidang Anggaran Belanja; c. Komisi III bertugas di bidang Pembimbingan Kemahasiswaan; d. Komisi IV bertugas di bidang Pengembangan Sekolah Tinggi dan Kerja Sama; e. Komisi V bertugas di bidang Penilaian dan Pengembangan Tenaga Kependidikan dan Staf Administrasi. 3 Selain komisi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dibentuk komisi lain jika diperlukan. 4 Tiap-tiap komisi dipimpin oleh seorang ketua, didampingi oleh seorang sekretaris, ditambah dengan anggota. Pasal 38 Rapat Senat terdiri atas Rapat Pleno dan Rapat Komisi. 17 Pasal 39 1 Rapat pleno dilaksanakan paling sedikit 1 satu kali dalam satu semester. 2 Rapat pleno dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit ⅔ dua per tiga dari jumlah anggota dan seluruh komisi Senat terwakili. 3 Keputusan rapat pleno diambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila tidak dapat dicapai mufakat, keputusan diambil atas dasar suara terbanyak. 4 Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit ½ satu per dua ditambah satu dari jumlah anggota yang hadir. Pasal 40 1 Rapat komisi dilaksanakan paling sedikit 2 dua kali dalam 1 satu semester. 2 Rapat komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ satu per dua ditambah 1 satu dari jumlah anggota yang hadir. 3 Keputusan rapat komisi diambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila tidak dapat dicapai mufakat, keputusan diambil atas dasar suara terbanyak. 4 Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dinyatakan sah apabila disetujui paling sedikit ½ satu per dua ditambah 1 satu dari jumlah anggota yang hadir. Bagian Ketiga JurusanProgram Studi Pasal 41 1 JurusanProgram Studi dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris. 2 Ketua JurusanProgram Studi bertanggung jawab kepada Ketua. 3 Ketua dan Sekretaris JurusanProgram Studi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat persetujuan Senat dengan mempertimbangkan hasil rapat Jurusan Program Studi. 4 Ketua dan Sekretaris JurusanProgram Studi diangkat untuk masa jabatan 4 empat tahun dan dapat diangkat kembali pada jabatan yang sama tidak lebih dari 2 dua kali masa jabatan berturut-turut. Bagian Keempat Pusat Pasal 42 1 Pusat terdiri atas Pusat Penelitian, Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Pusat Kajian Intelijen Strategis. 2 Pusat terdiri atas pimpinan, tenaga penelititenaga ahli, dan tenaga administrasi. 3 Pusat dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris. 18 4 Kepala Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Ketua, dan bertanggung jawab kepada Ketua. 5 Kepala Pusat diangkat untuk masa jabatan 4 empat tahun dan dapat diangkat kembali pada jabatan yang sama tidak lebih dari 2 dua kali masa jabatan berturut- turut. Bagian Kelima Pelaksana Administrasi Pasal 43 1 Pelaksana administrasi terdiri atas Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dan Bagian Administrasi Umum dan Keuangan. 2 Bagian dipimpin oleh seorang Kepala, yang bertanggung jawab kepada Ketua. 3 Kepala Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Ketua. Bagian Keenam Dewan Penyantun Pasal 44 1 Dewan Penyantun terdiri atas pemuka dan tokoh masyarakat diadakan untuk ikut mengasuh dan membantu memecahkan permasalahan dan pengembangan STIN. 2 Anggota Dewan Penyantun diangkat oleh Ketua dengan persetujuan Senat Sekolah Tinggi. 3 Pengurus Dewan Penyantun dipilih oleh dan di antara para Anggota Dewan Penyantun. 4 Masa tugas keanggotaan Dewan Penyantun 4 empat tahun. 5 Dewan Penyantun bersidang paling sedikit 1 satu kali dalam 1 satu tahun. 6 Susunan keanggotaan Dewan Penyantun ditetapkan dengan Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan Senat.

BAB IX DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN