2.8.3 Pengaruh kemampuan berfikir auditor dalam mendeteksi
kecurangan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh S Carl 2009, indikator yang terkandung dalam kemampuan berfikir adalah dapat berfikir secara
analitis dan logika, cerdas, dapat berfikir cepat, teliti, tanggap dan berusaha menyelesaikan masalah. Dari indikator yang dijelaskan peneliti diatas, maka
seorang auditor yang dapat berfikir secara analitis dan secara logika, tanggap ketika terjadi masalah, cenderung mereka akan dapat mendeteksi bahkan
menginvestigasi kecurangan dengan baik. Pendeteksian kecurangan hanya mengidentifikasi gejala yang sering terjadi dan mengarah pada tindakan
Fraud. seorang auditor yang berfikir secara analitis cenderung dapat mendeteksi atau menganalisis gejala-gejala yang terjadi dan tanggap dan
mampu berfikir cepat dalam mencari solusi ketika kecurangan terjadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sinaga 2008 yang menyatakan
bahwa komponen keahlian kemampuan berfikir memiliki pengaruh yang positif terhadap pendeteksian kecurangan. Sesuai dengan yang telah
dijelaskan diatas, hipotesisnya adalah:
H3 : Kemampuan Berfikir berpengaruh positif dengan kemampuan mendeteksi kecurangan
2.8.4 Pengaruh analisis tugas auditor dalam mendeteksi kecurangan
Seorang auditor harus mampu memahami analisis data dan mampu mengolah data yang nantinya akan mejadi informasi yang berguna bagi
perusahaan. Auditor yang mampu menganalisis, cenderung cermat dan teliti
dalam melakukan sesuatu. Hal ini mendukung dalam pendeteksian kecurangan. Seorang auditor yang teliti mampu mengungkap dan menemukan
jika adanya kecurangan atau kesalahan-kesalahan yang tidak wajar terjadi dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darwito 2006 analisis tugas merupakan komponen keahlian auditor yang memiliki pengaruh positif
terhadap pendeteksian kecurangan.
H4 : Analisis Tugas berpengaruh positif dengan kemampuan mendeteksi kecurangan
2.8.5 Pengaruh kemampuan interpersonal auditor dalam mendeteksi kecurangan