Aktivitas anitimikroba madu monoflora dan multiflora

Riza Hafidiani. D04495078. 2001. Aktivitas Antin~ilcrobaMadu Monoflora dan
Multiflora. Ju~usanIllnu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor.
Pembimbing Utaina : Dr. Ir. Rarah Ratih A.M., DEA
Pembimbing Anggota : Dra. Masniari Poeloengan, MS.
Berbagai laporan telah membuktikan bahwa madu memililti potensi besar
dalam menghambat dan mematiltan mikroba. Hal ini diperkirakan lcetilca proses
evolusi berlangsung dimana banyak tekanan-tekanan selektif yang dialami oleh lebah
madu inenyebablcan dibuatnya mekanisme pertahanan yang akhirnya menjadi sistem
antimilcroba pada madu.
Pada saat ini telah berlcembang dimasyaraltat bahwa lnadu yang berasal dari
nelttar bunga tertentu berlchasiat untulc menyembuhkan penyakit tertentu pula. Diduga
mitos tersebut lahir berdasarltan pengalaman-pengalaman konsumen yang cukup
lama menglconsuinsi madu. Madu monoflora adalah ,madu yang berasal dari satu
nektar atau minimal didominasi oleh satu nektar. Nektar sebagai bahan utama
pernbentulcan madu diasulnsikan mengandung zat-zat tertentu yang lnemberikan
Bontribusi terhadap daya antimikroba madu atau daya antimikroba terhadap milcroba
tertentu. Dipergunalcannya madu monoflora dalam penelitian ini sebagai spesifilcasi
pengaruh nektar bunga tertentu terhadap daya antimikroba madu dan atauI/daya
alltiinilcroba madu teltentu terhadap bakteri tertentu pula.
Bahan utaina yang dipergunakan adalah tujuh jenis madu rnonoflora yang

berasal dari nektar yang berbeda, yaitu madu ramb2tan, madu kelenglceng, madu
randu, luadu mahoni, madu lcaret, madu kopi dan madu mangium. Selain itu juga
diguhaltan satu madu multiflora. Sedangkan bakteri test yang digunakan adalah
balcteri patogell dan penyebab kerusakan pangan yaitu koleksi Balai Penelitian
Veteriner dan Falcultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yaitu terdiri dari
Salnlonella sp.,Escherichi~coli,Sal~nonellatyphinzzrriunz, Psezrdon2onas aeruginosn,
S~apl~lococcus
yreus, Bacillgs cerezrs dan Bacillus subtilis.
Hasil konfrontasi menunjukkan bahwa madu yang diteliti mangandung
antimikroba, dibuktikan dengan adanya zona penghambatan madu (diameter sulnur 4
inin) terhadap tiga balcteri test G(-) (Salnlonella sp.,Salnzonella typhin2uriunl dan
Escherichia coli) sedangkan pada dua bakteri G(+), Bacillus cerezrs dan Bnci1lzr.s
pengujian
sidik
ragain
szrbtilis tidalc inenghasilltan zona hambatan. Hasil
rnenunjulckan bahwa antara bakteri satu dengan lainnya memiliki perbedaan yang
nyata (Icecuali Bacillus cereus dan Bacillus swbiilis). Hal ini diduga lcarena perbedaan
toleransi balcteri terhadap madu sample yang disebabkan perbedaan karakteristilc dari
balcteri yang diujikan tersebut. Sedangkan berdasarkan uji Duncan's sebagai uji lanjut

dari perbedaan nyata antara bakteri yang dikonfrontasikan menghasilkan bahwa
bakteri Snlinonella sp. lebih sensitive terhadap antibakteri madu dibandingkan dua 'L
balcteri Grain (-) lain yang terdapat zona hambatan. Adapun rataan zona hainbat