Kesimpulan & Rekomendasi

5. Kesimpulan & Rekomendasi

Lokakarya bertajuk ”Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna di Teluk Belukar secara berkelanjutan”, telah dilakukan selama satu hari penuh, pada tanggal 10 April 2008 di Ruang Pertemuan – Hotel OLAYAMA, Gunungsitoli – Kab. Nias. Sejumlah 44 peserta hadir dan terlibat aktif dalam lokakarya ini, yang mewakili unsur-unsur: Pemerintahan Kabupaten Nias (dinas/badan yang terkait), BRR, NGO/LSM national-lokal serta international yang memiliki kegiatan di Nias, juga hadir aparat desa serta tokoh-tokoh masyarakat dari Desa Teluk Belukar.

Hal-hal yang terangkum dan disepakati dalam lokakarya ini, yaitu::

A. KESIMPULAN

• Segenap pihak yang berkepentingan yang hadir dalam lokakarya, menyadari akan penting pengelolaan ekosistem Laguna Teluk Belukar yang kemudian disepakati untuk disebut Ekosistem Luaha Talu, secara terpadu dan berkelanjutan.

• Koordinasi antar instansi di lingkup pemerintah daerah dalam pengelolaan Ekosistem Luaha Talu perlu ditingkatkan untuk mendukung hal tersebut.

• Perlunya suatu Peraturan Daerah untuk menguatkan Undang-undang yang telah ada, dalam upaya pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Nias secara umum, dan secara khusus untuk Ekosistem Luaha Talu di Desa Teluk Belukar.

• Perlunya menyusun rencana pengelolaan Ekosistem Luaha Talu yang kemudian dimasukannya kedalam Rencana Umum Tata Ruang Daerah, Kabupaten Nias.

• Perlunya penegasan status kepemilikan lahan yang mendukung upaya pengelolaan Ekosistem Luaha Talu yang berkelanjutan

• Perlunya suatu wadah/lembaga yang secara khusus mendukung upaya pengelolaan Ekosistem Luaha Talu, yang dapat mewakili semua pihak yang berkepentingan.

B. REKOMENDASI •

Perlu adanya aturan desa untuk mendukung upaya pengelolaan Ekosistem Luaha Talu.

• Pembentukan wadah/lembaga yang menjadi mitra pemerintah dalam pelaksanaan pengelolaan Ekosistem Luaha Talu yang berkelanjutan.

• Sosialisasi lebih lanjut tentang upaya pengelolaan Ekosistem Luaha Talu, sehingga dapat menjangkau banyak pihak.

• Pengelolaan PPI harus diupayakan untuk sedikit mungkin mengakibatkan gangguan terhadap Ekosistem Luaha Tahu, serta diharapkan dapat melibatkan unsur masyarakat Desa Teluk Belukar.

• Mencari alternatif mata pencaharian lain di bagian kawasan yang tidak mengganggu Ekosistem Luaha Talu.

32 Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan

Lampiran-Lampiran

LAMPIRAN 1. JADWAL ACARA

Waktu (WIB)

Acara

Pendaftaran Peserta

Pembukaan (Protokoler - BAPPEDA)

Laporan Panitia Pelaksana Arahan & Pembukaan BUPATI Nias

Coffee Break

Sesi Makalah (Moderator: Dorothea Telaumbanua, SE./ BAPPEDA Kab. Nias)

Kebijakan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau kecil

(Meilinda L. Larosa /BAPPEDA Kab. Nias)

Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dalam Program BRR

(Saodah Lubis /BRR Direktorat Lingkungan & Konservasi)

Pembangunan dan Prospek PPI di Desa Teluk Belukar

(Dalizanolo Hulu /BRR Perwakilan Nias)

Pelaksanaan Proyek Green Coast di wilayah NAD & Nias

(Muhammad Ilman /Wetlands International Indonesia Program)

Ekosistem Laguna (Luaha Talu) di Desa Teluk Belukar

(Ferry Hasudungan /Wetlands International Indonesia Program)

Tanya Jawab

12.00 – 12.30 Penjelasan dan pembagian kelompok (Irwansyah Reza Lubis, MSc.)

Diskusi kelompok

Kelompok I : Kebijakan & Kelembagaan (Fasilitator: Riama Napitupulu) Kelompok II : Rehabilitasi & Livelihood (Fasilitator: Syamsulbahri Sembiring) Kelompok III : Pemanfaatan & Pelestarian (Fasilitator: Nana Firman)

Coffee Break

Laporan Diskusi Kelompok (Perwakilan masing-masing kelompok)

16.50 Kesimpulan umum & Penutupan (Ferry Hasudungan /WIIP)

Keterangan: acara terlambat dimulai, kondisi hujan tampak membuat sebagian peserta mengalami kesulitan mencapai lokasi acara dan hadir pada waktu yang ditentukan.

Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan 33

LAMPIRAN 2. Daftar Peserta yang Hadir dalam Lokakarya

No. Nama

Instansi/asal lembaga

No. Kontak/ email

1 Agustinus Zega, Ir.

BAPPEDA Kabupaten Nias

2 Alfian Harefa

BAPPEDA Kabupaten Nias

3 Amoni Mendrofa

Desa Teluk Belukar

HP: 081396248040

4 Andreas S.

UNDP

HP: 081362613696

5 Asari Buleloto

Bag. HUMAS SETDA Nias

6 Buttiar

Wahana Lestari

HP: 081365941009

7 Dalizanolo Hulu

BRR - Perwakilan Nias

8 Dorothea Telaumbanua, SE.

BAPPEDA Kabupaten Nias

HP: 08126302090

9 Edison Lase

BRR - Perwakilan Nias

HP: 085296712820

10 Elyson Lase

WORLD Harvest

HP: 085275954028

11 Ernibadi Mendrofa

Yayasan Rajawali

HP: 081396069837

12 Evan

BRR - Perwakilan Nias

13 Faboo Waruwu

Dinas Pariwisata & Budaya Kab. Nias

HP: 081396706485

14 Fangaro Ziliwu

Kecamatan Gunung Sitoli Utara

15 Faozanolo Hulu, SE Dinas Pertanian & Kehutanan Kab. Nias HP: 08126262888

16 Fenueli Zalukhu

BRR - Perwakilan Nias

HP: 08129392000

17 Haposan Simbolon Badan Pertanahan Nasional - Kabupaten HP: 081370153396

Nias

18 Helumbowo Zendrato (Ama

HP: 085262896250 Gawati)

Pengelola Muara Indah

19 Honazatulo Laia

BAPPEDA Kabupaten Nias

20 Marthin Luther Zendrato

BAPPEDA Kabupaten Nias

21 Megawandi TRH

AUSTCARE

HP: 081370488438

22 Meilinda L. Larosa

BAPPEDA Kabupaten Nias

23 Nuski Caniago

Dinas Kelautan & Perikanan Kab. Nias

24 Oktameyer

LSM - ASRI

25 Riama Napitupulu

LSM - P3MN

HP: 081375760069

26 Rosmeyni Harefa, SE

BAPPEDA Kabupaten Nias

HP:

27 Sabarniati Zega

Binaswadaya

HP: 08126266697

28 Samsulbahri Sembiring

Dinas Kelautan & Perikanan Kab. Nias

HP: 081361585019

29 Sdr. Halawa, ST, M.Si.

Dinas Kimpraswil

30 Toro Mendrofa, SH

Desa Teluk Belukar

HP: 081310876361

31 Yamani Waruwu

Binaswadaya

32 Yanueli Mendrofa

Kepala Desa Teluk Belukar

HP: 085261028614

33 Yasoaro Zai

BRR - Sekber Nias

HP: 08128662683

34 Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan

No. Nama

Instansi/asal lembaga

No. Kontak/ email

34 Yerveinu Telaumbanua

Dinas Kimpraswil

HP: 081361291469

35 Yusniar Zebua, SE

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kab.

HP: 081361205174

Nias

36 Dede Adam

BRR – Direktorat Lingkungan & Konservasi

HP: 081973738899

37 Fazedah Nasution

WWF Indonesia - Kantor Banda Aceh

HP: 081315800396

38 Hester Smidt

Perwakilan OXFAM N(o)vib

39 Nana Firman

WWF Indonesia - Kantor Banda Aceh

[email protected]

40 Saodah Lubis

BRR – Direktorat Lingkungan & Konservasi

HP: 0811681472

41 Muhammad Ilman

WIIP – Perwakilan NAD & Nias

42 Irwansyah Reza Lubis

WIIP Bogor

43 Ferry Hasudungan

WIIP Teluk Belukar

44 Karta Surya Telaumbanua

WIIP Teluk Belukar

Keterangan:

BRR = Badan Rehabilitasi & Rekonstruksi; WIIP = Wetlands International Indonesia Programme; WWF = World Wide Fund for Nature;

Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan 35

LAMPIRAN 3. NOTULENSI - Diskusi/Tanya jawab pada sessi makalah

12.25 WIB: Syamsulbahri Sembiring (Dinas Kelautan & Perikanan)

Tanya:

1. Mengenai PPI, apa yang menjadi latar belakang penentuan lokasi PPI di Desa Teluk Belukar?

2. Mengapa BRR di Nias tidak ada yang menangani bagian lingkungan?

12.27 WIB: Faozanolo Hulu, SE (Dinas Pertanian & Kehutanan) Informasi: yang saat ini terjadi adalah dilemma antara pembangunan dan pelestarian.

Dalam upaya pelestarian, Dinas Pertanian & Kehutanan melalui Proyek GNRHL telah melakukan penanaman bakau pada tahun 2005 sebanyak 132.000 bibit dan selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan serta penyulaman sebanyak 10 % (13.200 bibit) untuk tahun 2008). Jadi untuk rahabilitasi telah dilakukan oleh GNRHL.

Saran: pembangunan harus disesuaikan tata ruang supaya tidak ada masalah di kemudian hari.

12.30 WIB: Riama Napitupulu (P3MN)

Tanya:

1. Mengenai PPI, apa yang menjadi latar belakang penentuan lokasi PPI di Desa Teluk Belukar?

2. Apakah sudah dilakukan kajian, bagaimana nilai ekonomis dari PPI ini dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan?

12.32 WIB: Andreas Suwito (UNDP)

Tanya:

1. Mengenai pengaruh pembangunan PPI: UPL-UKL sudah ada? Apakah akan disiapkan unit pengelola tersendiri?

2. Mengenai kajian lingkungan yang dilakukan WIIP, sejauh mana dampak positif dari kelestarian mangrove terhadap wilayah disekitarnya, serta bila mangrove rusak – sejauh mana pengaruh negatifnya?

3. Status Luaha Talu saat ini?

36 Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan

12.34 WIB: Fenueli Zalukhi (BRR Regional Nias)

Informasi tambahan:

• Saat kami masuk ke Nias, DIPA yang diberikan sudah jadi, jadi BRR hanya bisa melakukan justifikasi karena DIPA tidak bisa diganggu-gugat. Pembangunan PPI telah melalui kajian – dan merupakan rangkaian program perikanan, termasuk diantaranya program penyediaan 300 unit kapal dengan bobot 3GT untuk mendukung potensi perikanan di Kab. Nias. Sayangnya, program pengadaan kapal tersebut gagal – dan mengalami kendala hingga dihentikan.

• Selanjutnya ada dana MDF sekitar 22 – 26 juta USD akan menindak lanjuti kegiatan pasca-BRR. Mungkin ini dapat diakses untuk mendukung upaya pengelolaan ekosistem luaha Talu secara berkelanjutan, terutama dalam penguatan ekonomi masyarakat disekitar.

• Untuk BRR Direktorat Lingkungan agar dapat mengakomodasi kebutuhan akan pelatiha AMDAL untuk Kab. Nias (pelatihan dan beasiswa?).

Jawaban:

1. Dalizanolo Hulu (BRR Regional Nias): •

Pemerintah Daerah (kabupaten) yang mengusulkan penempatan daerah/lokasi PPI tersebut. Dan menyediakan lahan yang dibutuhkan yang cukup luas – lahan tersebut merupakan hibah.

• UKL/UPL tidak dipertimbangkan mengingat target realisasi serta tahapan kerja BRR (masih merupakan acuan kondisi darurat)

2. Meilinda L. Larosa (BAPPEDA Kab. Nias):

• Pengelolaan TB diharapkan dapat dimasukan dalam RUTR Kab. Nias – namun masalahnya saat ini RUTR masih belum definitif. Harapannya agar pasca-lokakarya ini dapat dikawal hingga masuk dalam RUTR.

• Jika berfungsi – dan diperlukan, maka akan dipertimbangkan untuk dibentuk suatu UPT tersendiri.

3. Saodah Lubis (BRR Direktorat Lingkungan):

• Mengapa di NAD lebih banyak program lingkungan, hal ini mengingat kerusakan yang terjadi sangat besar dan luas, hampir seluruh kabupaten yang memiliki wilayah pesisir. Sementara untuk wilayah Nias, dampak dari tsunami tidak terlalu besar – sementara akibat gempa tidak banyak mempengaruhi wilayah pesisir.

Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan 37

• Mengenai pelatihan AMDAL, kebetulan dalam waktu dekat sekitar bulan Juni 2008 akan diadakan pelatihan AMDAL brevet A, yang akan difasilitasi oleh BAPEDALDA SUMUT, di Medan. Ini dapat juga dimintakan agar ada perwakilan dari Kab. Nias. Namun, minimal untuk peserta adalah lulusan S1 atau D3.

• Sekiranya sebelum PPI ini dibangun ada AMDALnya, dapat dilihat adanya potensi dan dampak penting dari Teluk Belukar ini - sehingga dapat dihindari penempatan pelabuhan didaerah ini – oleh karena itu pentingnya AMDAL atau UKL/UPL sebelum dilakukan suatu pembangunan.

4. Muhammad Ilman (WIIP):

• Hanya menekankan kembali mengenai ada peluang untuk maju serta adanya potensi ancaman, harapannya mudah-mudahan dalam lokakarya ini dapat memulai sesuatu untuk bagaimana mengembangkan peluang serta mengatasi ancaman terhadap ekosistem yang ada.

5. Ferry Hasudungan (WIIP):

• Mengenai kajian dampak negatif dan positif dari kerusakan atau kelestarian ekosistem Luaha Talu – kajian yang kami lakukan terbatas untuk wilayah Desa Teluk Belukar, dan lebih khusus untuk wilayah di sekitar Luaha Talu. Beberapa dampak dapat kami prediksikan melalui kajian kami namun masih terbatas di wilayah Desa Teluk Belukar. Detail kajian dapat dilihat dalam hasil survey kami – bila dibutuhkan laporan dalam bentuk soft-file akan kami kirimkan.

• Mengenai status – apabila mengacu pada informasi dari Departemen Kehutanan tahun 2003, areal ini masuk kedalam wilayah APL (Areal Penggunaan Lain). Namun apabila kita mengacu pada beberapa peraturan yang menyebutkan bahwa sempadan sungai sejauh 100 – 500 m perlu dilindungi, maka daerah ini sebaiknya juga dilindungi.

• Kami mengucapkan terimakasih juga atas informasi dari Dinas Pertanian & Kehutanan mengenai rencana pemeliharaan di tahun 2008 ini (masih dalam program GNRHL).

38 Prosiding Lokakarya Upaya Pengelolaan Ekosistem Laguna Teluk Belukar secara berkelanjutan