17 dapat disimpulkan bahwa tindakan penagihan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam hal ini direktorat jendral pajak untuk melakukan law Enforcement terhadap wajib pajak yang lalai untuk memenuhi semua kewajiban perpajakannya sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas penulis
menuangkan masalah tersebut didalam bentuk skripsi dengan judul”Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan Tunggakan Pajak
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak, pada kantor pelayanaan pajak pasar minggu?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak dalam pelaksanaan penagihan aktif pada kantor pelayanaan pajak pasar minggu.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor pelayanan pajak
pasar minggu. b. untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak
dalam pelakasanaan penagihan aktif pada kantor pelayanan pajak pasar munggu.
18
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan
tunggakan pajak. b. Bagi Kantor Pelayanaan Pajak Pasar Minggu, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak.
c. Bagi Penulis, untuk memperluas wawasan berfikir dan untuk memperdalam pengetahuan penulis, serta merupakan sarana penerapan teori yang diperoleh
dibangku kuliah khususnya perpajakan, dengan kenyataan yang ada di masyarakat.
19
BAB II LANDASAN TEORI
Q. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Mardiasmo,2004:132 medefinisikan efektivitas adalah: “pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau
target kebijakan hasil guna. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai kegiatan operasional dikatakan efektif
apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan Spending wisely Indikator efektivitas menggambarkan jangkauana akibata dan dampak
outcome dari keliaran output program dalam mencapai tujuan program semakian besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang
ditentukan, maka semakin efevektif proses kerja suatu organisasi”.
Menurut N. Anthony, 2004:14 mendefinisikan efektivitas: “Efektivitas adalah hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung
jawaban dengan tujuan jangka pendek objektivitas, semakin besar output yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit
tersebut “. Dengan demikian efektivitas adalah kemampuan suatu unit kerja untuk mencapai
tujuan perusahaa.
R. Pengertian Pajak
Definisi atau pengertian pajak sangat beragam, salahsatunya adalah pengertian pajak menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam Wirawan B ILys.dan Richard Burton.
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.”
Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro sebagai berikut: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Siti Resmi,
2005: 1.”
20 Definisi pajak yang dikemukakan oleh Djaja Diningrat sebagai berkut:
Pajak adalah sebagai suatu kewajiban penyerahaan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagian hukum, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa tmbal balik dari Negara secara
langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Siti Resmi 2008:1
S. Pengertian Utang Pajak
Sebagaimana dimaksud dalam UUD Nomor. 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak Dengan surat paksa disebutkan
bahwa: “Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi
berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat ketetapan surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”
T. Pengertian Tunggakan
Istilah tunggakan seringkali digunakan dalam bidang perpajakan untuk mendefinisikan jumlah utang pajak yang belum atau tidak dilunasi sampai dengan
tanggal jatuh tempo sebagai mana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak SKP.Sedangkan pengertian secara istilah dapat dijumpai dalam kamus besar bahasa
Indonesia, terbitan Balai pustaka tahun 20002 tunggakan didefinisikan sebagai “angsuran pajak yang belum dibayar.
U. Pengertian Penagihan Pajak, Penagihan Aktif dan Penagihan Pasif.
Pengertian penagihan pajak dapat kita lihat pada pasal 1 UUD Nomor 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan
surat paksa.
21 “penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi
utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyan deraan, menjuwal barang yang telah disita”
Sementara itu menurut Dra. Erly Suwandy. Dalam bukunya “ILmu Hukum pajak” Pengertian penagihan sebagai dimaksud diatas merupakan pengertian penagihan aktif.
Dalam bukunya ia membedakan penagihan menjadi 2. Kelompok: penagihan aktif dan penagihan pasif. Pengertian penagihan pasif adalah.
“dilakukan dengan menggunakan surat tagihan pajak STP, surat ketetapan pajak kurang Bayar SKPKB surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, surat
keputusan banding yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang menjadi lebih besar. Ditambahkannya pula bahwa tindakan penagihan aktif merupakan tindakan lanjut
dari pelaksanaan tindakan lanjut dari pelaksanaan tindakan penagihan pasif. Surat teguran sebagi awal tindakan penagihan aktif diterbitkan apabila jumlah utang pajak yang
terutang dalam ketetapan pajak diatas tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.
V. Pengertian pejabat
Dalam pelaksanaan penagihan pajak sering dijumpai istilah pejabat yang dimaksud dengan pejabat disini adalah orang yang bertugas dan memiliki wewenang
tertentu dalam pelaksanaan penagihan pajak.
22 Pengertian pejabat sebagai mana dimaksud dalam pasal 1 UUD Nomor 19 tahun
2000 tentang perubahan atas UUD nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa adalah:
Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak, menerbitan surat perintah seketika dan sekaligus, surat paksa surat perintah
melaksanakan penyitaan, surat penjabutan sita, pengumuman lelang, surat penentuan limit, pembuwatan lelang, surat perintah penyanderaan dan surat lain yang diperlukan
untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak tidak melunasi sebagai atau seluruh utang pajak menurut UUD dan peraturan daerah.
W. Pengertian Juru Sita Pajak
Berbeda dengan pejabat. Jurusita pajak adalah pelaksanaan lapangan tindakan penagihan pajak, UUD No. 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa
memberikan pengertian jurusita pajak sebagai berikut: juru sita pajak adalah pelaksanaan tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus,
pemberitahuwan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan. Menurut pasal 5 ayat 1 UUD No. 19 tahun 2000. juru sita pajak bertugas:
a. Melakukan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus b. Memberitahukan surat paksa
c. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarksn surat perintah melaksanakan penyitaan
d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan
X. Pengertian Wajib Pajak
23 Pasal 1 UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan keduwa atas UUD Nomor
6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan memberikan definisi wajib pajak sebagi berikut: “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peratran perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Y. Pengertian Penanggung Pajak
Pasal 1 UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan tentang kedua atas UUD
Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan memberikan definisi penanggung pajak sebagai berikut:
“penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggunga jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalan kan hak dan memenuhi kewajiban
wajib pajak menurut ketentuan peraturan per Undang-undangan perpajakan. Berikut ini termasuk dalam katagori penanggung pajak. Kepada pihak-pihak di bawah
ini tindakan penagihan pajak dapat dilaksanakan.
a. Orang Pribadi
1 Para ahli waris, adalah hal wajib pajak telah meninggal dunia dan warisan belum
dibagi 2 Wali atau pengampu, dalam ahli waris belum dewasa
b. Badan
1 perseroan terbatas: Direksi, komisaris, pemegang saham tertentu, dan orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang menentukan kebijaksanaan dan atau
mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan. 2 Bentuk usaha tetap kepala perwakilan, kepala cabang atau penanggung jawab
24 3 U ntuk badan usaha lainya seperti firma perseroan komonditer: direktur, pemilik
modal atau orang yang ditunjuk untuk melaksanakan dan mengendalikan serta
bertanggung jawab atas perusaan dimaksud
4 Untuk yayasan: ketua, atau orang yang melaksanakan dan mengendalikan serta
bertanggung jawab atas yayasan dimaksud
Z. Dasar Hukum Penagihan pajak
1. UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga Atas UUD Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
2. UUD Nomor 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa
3. Keputusan Menteri keuangan No 562KMK. 042000 ditetapkan tanggal 26 Desember 2000 tentang syarat-syarat tata cara pengangkatan dan pemberhentian juru
sita pajak 4. Keputusan Menteri keuangan nomor: 561KMK. 042000 tentang tata cara
pelaksanaan penagihan seketika dan sekaligus dan pelaksanaan surat paksa 5. Keputusan Menteri keuangan nomor:147KMK. 041998 sebagai mana telah diubah
dengan keputusan Mentri keuangan 21KMK. 011999 tentang menunjukan pejabat untuk penagihan pajak pusat, tata cara dan jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak
6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 135 tahun 2000 tentang tata cara penyitaan dalam rangka penagihan pajak dengan surat pak
AA. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
25 Ketentuan mengenai jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak diatur dalam
keputusan Menteri keuangan No: 147KMK. 041998 tentang menujukan pejabaat untuk penagihan pajak pusat, tata cara dan jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak.
Ketentuan ini mengenai hal yang sama juga diatur dalam surat edaran dirjen pajak No. SE-13 PJ.751998. tanggal 20-11-1998.
Secara garis besar pelaksanaan penagihan pajak diatur sebagai berikut 1 Tindakan pelaksanaan penagihan diawali dengan penerbitan surat teguran,
surat peringatan atau surat lain yang sejenis oleh pejabat atau kuasa yang ditujukan oleh pejabat tersebut setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran
2 Surat teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya
3 Apabila jumlah utang pajak yang masih harus di bayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat waktu 21 hari sejak di terbitkannya surat teguran
pejabat segera menerbitkan surat paksa. 4 Apabila jumlah utang pajak yang masi harus dibayar tidak dilunasi oleh
penanggung pajak setelah lewat waktu 2 kali 24 jam sejak surat paksa diberitahukan kepadanya pejabat segera menerbitkan surat perintah
melaksanakan penyitaan. 5 Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masi harus dibayar,
tidak dilunasi oleh penanggung jawab setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang.
6 Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masi harus dibayar, tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat waktu 14 hari sejak
26 tanggal pengumuman leag, pejabat segera melakukan penjuwalan
barang sitaan milik penanggung pajak melalui kantor lelang.
BB. Daluwarsa Penagihan Pajak
Sebagai mana dijelaskan diatas tindakan penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak. Namun demikian, hak untuk melakukan penagihan pajak ini dibatasi sampai 10 tahun. Hal ini sesuai dengan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 22
nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga Atas UUD nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Ketentuan mengenai daluwarsa penagihan
pajak ini dimaksud kan untuk memberikan kepastian hukum kapan suatu utang pajak tidak dapat ditagih lagi.
Namun demikian, menurut ketentuan sebagai dimaksud dalam pasal 22 ayat 2 UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga atsa UUD Nomor 6 tahun 1983
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh dalam hal-hal sebagai berikut: kepada wajib
pajak diterbitkan surat teguran dan surat paksa, adanya pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung diterbitkan surat ketetapan pajak kurang
bayar SKPKB dan surata ketetapan pajak kurang bayar tambahan SKPKBT. Dengan demikian pelaksanaan penerbitan surat teguran dan surat paksa merupakan upaya piskus
dalam mencegah daluwarsa penagihan. Oleh karna itu pengawasan terhadap tunggakan pajak mutlak diperlukan dengan tujuan untuk mengetahui utang pajak yang akan segera
daluwarsa. Dengan demikian potensi kerugian Negara dari hilangnya hak menagih utang pajak karna daluwarsa masa penagihannya dapat dihindarkan.
27
CC. Beberapa Aspek Penting Tindakan Penagihan Aktif
6. Surat teguran