Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Pengolahan Data

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Rancangan Penelitian

Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar minggu yang berlokasi di Jl. TB.Simatupang No. 39 Jakarta Selatan 12510. Telp.: 021-78842674, 7816131-34, Fax.: 021-78842440. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pada kantor pelayanaan Pajak KPP Pasar Minggu.

I. Metode Pemilihan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi population element ,. Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survei sebagai teknik pengumpulan data Indriantoro,Nur dan Bambang, 2002:115. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder. Penelusuran data sekunder memerlukan cara agar penelitian data sekunder dapat dilakukan lebih cepat dan efisien. Penelusuran data sekunder dilakukan dengan dua cara yaitu penelusuran secara manual dan penelusuran dengan komputer Indriantoro, Nur dan Bambang, 2002: 150. Penulis memperoleh informasi yang berkaitan dengan 38 masalah yang sedang diteliti yang berasal dari buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan a. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar minggu untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data objek penelitian. b. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian Indriantoro, Nur dan Bambang, 2002: 152. Penulis melakukan wawancara dengan petugas yang terkait secara langsung. Penulis mewawancarai pegawai pajak dengan tujuan untuk menyaring dan menggali informasi yang diperlukan dalam penelitian. c. Kuesioner Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berasal dari pegawai pajak pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif yaitu mempelajari dan menguji apakah teori yang berhubungan dengan masalah penelitian telah diterapkan pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu dalam hal ini menggunakan metode deskriptif yang menjelaskan konsep pajak, karakteristik Pelaksanaan penagihan Aktif, dalam pencairan tunggakan Pajak. 39 2. Teknik Pengolahan Data Penelitian Dalam melakukan pengujian pada penelitian ini. Ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Untuk tahap awal terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian yaitu angket kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Tujuannya agar angket tersebut dapat dijadikan instrumen yang akan tepat atau layak untuk pengukuran dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan: a. Uji Validitas Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapakan oleh peneliti. Pendeketan yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu, yang artinya apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan Indriantoro, Nur dan Bambang, 2002: 183. Pendekatan ini bertujuan menghindari adanya judgment subyektif dari seseorang dan pernyataan yang ada di dalam instrumen penelitian diketahui benar konsisten internal. Suatu instrumen setiap butir pernyataan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi Produck Moment dengan menggunakan SPSS 12, dan menentukan r tabel dengan menggunakan tabel angka kritis nilai r. b. Uji Reabilitas Reabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu Nurgiyantoro, 40 2004:339. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach karena menggunakan jenis data likertessay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan variabel yang ada. Peneliti menggunakan bantuan SPSS 12 dalam menghitung Alpha Cornbach, untuk menginterpretasikan nilai Alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi yaitu : Tabel.3.1. Kriteria Korelasi 0,200 = Tidak ada korelasi 0,200 – 0,399 = Korelasi rendah 0,400 – 0,599 = Korelasi cukup 0,600 – 0,799 = Korelasi tinggi 0,800 – 1, 00 = Korelasi sangat tinggi Sumber: Nurgiyantoro 2004:339 4. Analisis Data Hasil Penelitian Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara modernisasi perpajakan dengan penerimaan pajak, dengan menggunakan metode “importance performance analisis” berdasarkan rumus John A. Martilla dan Jhon C. James dari Philip Kotler 1997:481 Supranto, 2001:239-240. Dalam hal ini digunakan skala 5 tingkat yang terdiri dari sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima penilaian kinerja yang diharapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak diberikan bobot sebagai berikut: 41 Tabel.3.2. Pengukuran Tingkat Kinerja Modernisasi Perpajakan Kriteria Bobot Sangat Baik SB 5 Baik B 4 Cukup Baik CB 3 Kurang Baik KB 2 Tidak Baik TB 1 Sumber: Supranto 2001:239-240 Sedangkan untuk tingkat kepentingan dari penerimaan pajak dengan bobot sebagai berikut: Tabel.3.3. Pengukuran Tingkat Kepentingan Penerimaan Pajak Kriteria Bobot Sangat Penting SP 5 Penting P 4 Cukup Penting CP 3 Kurang Penting KP 2 Tidak Penting TP 1 Sumber: Supranto 2001:239-240 Berdasarkan hasil penilaian tingkat kinerja dan hasil penilaian kepentingan, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang kan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi perpajakan dalam penerimaan pajak. Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yaitu variabel X dan Y. Variabel X merupakan tingkat kinerja Kantor Pelayanan Pajak yang menggunakan modernisasi perpajakan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan penerimaan pajak. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuian menurut Supranto, 2001:241-243: 42 Keterangan: Tki = Tingkat modernisasi perpajakan Xi = Skor penilaian kinerja kantor pelayanan pajak Yi = Skor penilaian kepentingan penerimaan pajak Untuk mengukur tingkat kesesuaian dinilai menurut persentase yang dibagi menjadi lima tingkat sebagai berikut: Tabel.3.4. Pengukuran Tingkat Kesesuaian Kriteria Bobot Tidak Sesuai 55,00 - 69,00 Kurang Sesuai 70,00 - 84,00 Cukup Sesuai 85,00 - 89,00 Sesuai 90,00 - 94,00 Sangat Sesuai 95,00 - 100 Sumber: Supranto 2001:241-243 Jika digambarkan dalam suatu grafik, maka sumbu mendatar X akan diisi oleh skor tingkat kinerja Kantor Pelayanan Pajak, sedangkan sumbu tegak Y akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi modernisasi perpajakan dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden X i Tki = x 100 Y i X i X = n Y i Y = n 43 Dengan menggunakan diagram kartesius, yaitu suatu bangun yang dibagi oleh atas empat bagian yang dibatasi oleh buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik- titik X,Y dimana X merupakan rata-rata dari skor tingkat kinerja atau modernisasi perpajakan seluruh faktor. Y merupakan rata-rata dari skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak. Seluruhnya ada 36 faktor . Keterangan: K = Banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pajak dalam penelitian ini K= 36 i = 1, 2, 3 ...N Selanjutnya tingkat unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian kedalam diagram kartesius seperti pada gambar dibawah ini: i = N X = 1 X i K i = N Y = 1 Yi K 44 Gambar.3.1 Gambar diagram kartesius Sumber: Hartono, Jurnal Kipas Oktober 1999 Keterangan: 1. Kuadran A, menunjukkan faktor yang dianggap mempengaruhi modernisasi perpajakan, termasuk unsur penerimaan pajak yang dianggap sangat penting, namun modernisasi perpajakan belum terlaksana sesuai dengan keinginan atau harapan, sehingga mengecewakan tidak puas. 2. Kuadran B, menunjukkan unsur modernisasi perpajakan yang telah berhasil dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan memuaskan. 3. Kuadran C, menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi penerimaan pajak, sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Diagram Kartesius Y Tingkat Kepentingan Prioritas Utama Pertahankan prestasi A B Prioritas Rendah Berlebihan C D X Tingkat Kinerja 45 4. Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

5. Penilaian Tingkat Penerimaan Pajak

Tingkat pencairan tunggakan pajak dengan hasil maksimal merupakan keinginan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasar Minggu. Untuk mengetahui seberapa besar pencairan tunggakan pajak dapat dilihat pada rumus dibawah ini: Keterangan: X = Jumlah rata-rata keseluruhan tingkat kinerja Y = Jumlah rata-rata keseluruhan tingkat kepentingan Tabel.3.5. Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Kategori Persentase Sangat Tinggi 80 - 100 Tinggi 60 - 79 Cukup Tinggi 40 - 59 Tidak Tinggi 40 Sumber: Sugiyono 2005:2 Tingkat penerimaan pajak 100 × Υ Χ =

Dokumen yang terkait

Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tentang Mekanisme Penagihan Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 108 75

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Pelaksanaan Surat Tagihan Pajak Bunga Penagihan Dalam Pencairan Tunggakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

0 31 60

EFEKTIVITAS TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK di KPP PRATAMA KARANGANYAR

0 1 55

Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1 5 26

Peranan Penagihan Pajak dalam Meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak: Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi.

0 0 18

Peranan Penagihan Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying).

0 0 23

Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Upaya Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Gayamsari.

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Dengan Penagihan Pajak Aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga

0 0 12

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA DALAM PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi KASUS Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang)' -

0 0 104