5 cadangan juga dimana saat kita mengalami krisis energi karena sulitnya produksi
dan impor yang semakin mahal.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam setiap penelitian, pastinya peneliti memiliki titik focus untuk menentukan berbagai kendala permasalahan dalam pembahasan yang harus dikaji
bahkan dikritik dan memberi solusi yang terbaik untuk penyempurnaan dari adanya tidak kepastian permasalahan.
Bagaimana Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar dari OPEC Organization Petroleum Exporting Countries2008?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa BBM pada tahun 2008 adalah yang ke-2 kalinya yang cukup singnifikan dan cukup berbeda yang
dilakukan pemerintah Indonesia untuk menanggulagi adanya krisis BBM dan menganalisa
kebijakan-kebijakan yang
dilakukan pemerintah
demi mempertahankan agar tidak terjadinya inflasi terhadap harga BBM. Begitu juga
kebijakan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC telah menciptakan situasi yang baru bagi kebutuhan dalam negeri mengenai persediaan BBM kita, serta apa yang
dilakukan saja oleh OPEC dalam meregulasi produknya dan upaya apa yang akan dilakukan Indonesia kedepannya.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih bagi intelektual-intelektual masa depan, dan dengan membacanya dapat mengetahui
6 adanya keselarasan kebijakan yang baru agar masyarakat pun tidak menilai
sebelah mata mengenai kebijakan ini.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai latar belakang terjadinya keputusan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC. Dan bagaimana penelitian ini
menjadi menarik para pembaca untuk mengertahui adanya perbedaan saat dalam naungan OPEC dan pasca keluarnya dari OPEC dalam memenuhi kebutuhan
persediaan konsumsi BBM oleh masyarakat.
1.5 Study Terdahulu
Untuk menjelaskan berbagai masalah yang terdapat dalam rumusan masalah mengenai Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca
Keluar dari OPEC Organization Petroleum Exporting Countries 2008? . Peneliti
memiliki beberapa perbandingan argument atau pemikiran dari berbagai sumber yang telah ada.
Dalam berbagai kehidupan saat ini minyak menjadi salah satu komodasi paling utama dalam sehari-hari, baik dalam bidang transportasi maupun industri.
Menurut Drs. Sahat Simamora
13
dalam bukunya yang berjudul Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional
, menyatakan bahwa “kebutuhan akan energi yang semakin meningkat dan ketergantungan pada
minyak akan mendorong penghematan, juga berusaha dalam memperbesar produksi, baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi output pada sumur-sumur
lama maupun pencarian sumur- sumur baru”. Sedangkan dengan mempertahankan
13
Drs. Sahat Simamora, Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional, Rajawali, Jakarta, 1983, hal.24-25
7 sumber cadangan yang ada juga akan mengakibatkan beberapa kendala, karena
berdampak pada devisa surplus minyak di luar negeri yang kurang memberikan keuntungan. Mengenai harga minyak sendiri tekanan gejolak minyak bisa saja
terjadi oleh dua hal
14
, di antaranya satu : tinginya tingkat konsumsi dan permintaan negara-negara konsumen maju, dua : tingginya laju pertumbuhan
impor berbagai komoditi disemua negara OPEC. Terdapat pemikiran lainnya yaitu menurut Bambang Irawan dalam
tulisannya yang berjudul pengaruh regulasi produksi minyak OPEC terhadap kebijakan pemerintah Indonesia mengenai harga bahan bakar minyak 2008
, bahwasannya regulasi
15
minyak yang dilakukan OPEC telah berdampak pada stabilitas harga yang ditentukan oleh pasar, sedangkan pada tahun 2008 OPEC
tidak menambahkan daya produksinya padahal permintaan yang semakin tingginya dari konsumsi anggota OPEC semakin sengit bersaing mendapatkan
kuota, begitu juga dengan harga, disebabkan OPEC tidak menambah daya produksi mengakibatkan harga minyak menjadi naik.
Regulasi yang dilakukan OPEC juga berdasarkan apa yang telah dilakukan dan di sepakati oleh anggota-anggota OPEC, sehingga ini menjadikan
keseimbangan, kestabilan bersama bagi negara anggota, akan tetapi berbeda dengan Indonesia, regulasi itu menjadikan Indonesia semakin sulit, dimana
permintaan dalam negeri meningkat karena faktor produksi dalam negeri mencapai batas serta adannya pertambahan penduduk membuat kebutuhan akan
14
Ibid. Hal.210-211
15
Irawan Bambang, Pengaruh Regulasi Produksi Minyak OPEC Terhadap Kebijakan Peremintah Indonesia Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak 2008
Universitas Komputer Indonesia, Bandung,
2009 dalam
skripsi http:elib.unikom.ac.idfilesdisk1396jbptunikompp-gdl-
bambangira-19782-1-skripsi-n.pdf di akses pada tangal 10 April 2014
8 BBM semakin tinggi. Akan tetapi ini tidak membuat OPEC terpengaruh, regulasi
tetap berjalan, jika permintaan akan minyak meningkat dan penawaran tetap, maka harga minyak akan naik. Sebaliknya sedangkan jika permintaan menurun
dan penawaran tetap, maka harga minyak akan turun. Permintaan konsumen terjadi apabila negara-negara pengkonsumsi minyak telah mengalami peningkatan
akan kebutuhan minyak untuk memenuhi kebutuhannya, dimana kelangkaan minyak terjadi karena pertumbuhan penduduk sehingga konsumen meminta untuk
menambah produksi minyak hingga kebutuhan akan minyak terpenuhi. Pada dasarnya Indonesia telah banyak belajar mengenai keterkaitannya
dengan OPEC dalam produksi minyaknya akan tetapi sampai pada saat ini, yang mana sudah 50 tahun lebih Indonesia dalam anggota OPEC tidak mengalami
perubahan, sejak tahun 2000an Indonesia sudah dalam proses menjadi negara net-importir, ini sudah berbeda dengan keinginan masyarakat, karena
banyaknya permintaan yang semakin meningkat, kebutuhan minyak akan kunsumsi minyak dalam negeri menjadikan pemerintah akan dalam posisi yang
rumit, dikala harga minyak meroket tinggi sedangkan Indonesia juga masih membayar iuran 2 juta setiap tahunnya, ini yang menjadikan alasan bahwa
indonesia mempunyai kebijakan untuk keluar dari anggota OPEC. Adapun beberapa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
menanggulangi kebutuhan konsumsi minyak yang kurang dari produksi kilang minyak oleh perusahaan minyak di Indonesia, salah satunya impor minyak dari
timur tengah, serta mencari lahan untuk membuat kilang-kilang yang berpotensi menghasilkan minyak mentah yang cukup produktif dan memberikan kesempatan
9 pada para investasi-investasi
16
yang ingin memberikan modal pada perusahaan minyak untuk mempercanggih alat produksi minyak sehingga tidak perlu untuk
impor lagi. Menurut Ibnu Sutowo sebagai Dirut Pertamina, dalam bukunya Sanusi
Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan beranggapan bahwa
17
“indonesia banyak belajar dari OPEC, karenanya indonesia masuk OPEC”. Sehingga dari
perkataan Dirut Pertamina tersebut banyak pendapat yang mendukung indonesia masuk OPEC, salah satu tokoh itu adalah Ir.Racmat Witular sebagai ketua
komisi VI DPR, yang mana beliau menyatakan bahwa meskipun nasib dari negara-negara berkembang yang menjadi anggota OPEC pada saat itu akan selalu
tergantung dengan OPEC dan juga akan membayar adanya iuran, akan tetapi sebagai anggota yang senasib dengan negara berkembang tersebut, yang menjadi
berbeda yaitu antara yang kaya dan yang miskin semakin menjauh. Pada tahun 1960 OPEC melakukan konferensi pertamanya oleh beberapa
anggota penghasil minyak yang sudah berjalan sejak lama diantaranya terdapat negara Arab Saudi, Venezuela, Iran, Iraq, dan kuwait serta pada saat itu bulan
september 1960 juga meresmikan terbentuknya OPEC di baghdad. Dari hasil konferensi pertama tersebut menghasilkan
18
penetapan tujuan dari organisasi OPEC ialah mempersatukan kebijaksanaan di bidang perminyakan dan penentuan
16
Investor.co.id, Indonesia
butuh investasi
bidang energi
dalam http:www.investor.co.idenergyindonesia-butuh-investasi-bidang-energi50224 di akses pada
tanggal 15 april 2014
17
Sanusi Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan, Universitas Indonesia-Press, 1984, hal.5-6
18
Ibid. Hal.72
10 cara-caralangkah-langkah guna melindungi kepentingan-kepentingan negara
anggota secara individu maupun kolektif. Kerjasama Indonesia terhadap OPEC memang sangat lama bahkan sejak
awal bergabungnya menjadi anggota OPEC, akan tetapi semakin lama semakin mendesak pada APBN, semakin banyak permintaan, dan konsumtifnya BBM oleh
masyarakat indonesia menjadikan impor kita semakin tinggi presentasenya, ini sulit bagi pemerintah untuk menentukan kenaikan harga atau regulasi kuota yang
di impor dari OPEC. Menurut Teguh Dartanto dengan tulisannya yang berjudul BBM, Kebijakan Energi, Subsidi dan kemiskinan di indonesia
19
. Teguh Dartanto tertarik untuk menganalisis mengenai kebijakan energi, BBM, dan subsidi yang
mana dapat mengakibatkan kemiskinan di indonesia pada tahun 2005. Teguh menyatakan bahwa mengapa alasan kenaikan harga minyak di indonesia
mengalami pembengkakan bahkan sampai menuju pada krisis. Karena faktor perbedaan harga jual domestik dengan harga luar negeri-nya yang sangat timpang
akibat peningkatan harga minyak bumi yang semakin sulit untuk di cari sumbernya, dan pada saat itu harga minyak bumi sekitar U 50 perbarel jauh
diatas harga minyak bumi yang di tetapkan dalam asumsi harga minyak dalam APBN 2005 yang hanya sebesar U 24 perbarel
20
. Perbedaan ini yang megakibatkan timbulknya pembengkakan subsidi BBM.
Setelah dalam kurun waktu 3 tahun dari 2005-2008 harga BBM dan pembengkakan subsidi terus terjadi bahkan sampai produksi bahan minyak
19
Teguh Dartanto, Staf Bidang Pemikiran dan Kajian PPI Jepang
Research Student Graduate School of Economics Hitotsubashi University Staf Pengajar dan Peneliti LPEM FEUI http:io.ppijepang.orgoldarticle.php?id=102 Diakses
pada tanggal 19 November 2013
20
Teguh Dartanto, Loc.cit hal 3-4
11 mentah pun terus mengalami penurunan. Dalam peryataan yang dilakukan oleh
Teguh Dartanto dengan dampak kenaikan BBM terhadap Inflasi negara pada tahun 2005, kenaikan BBM ini secara langsung berdampak pada kenaikan harga-
harga pada barang lainnya seperti pada bulan maret sampai pada oktober, estimasi dampak inflasi akan mencakup pada struktur komsumsi rumah tangga dan struktur
biaya produksi industri.
Tabel 1.1 Posisi Penelitian
No. Peneliti Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Sahat Simamora ;
Minyak Dalam Politik, Upaya
Mencapai Konsensus
Internasional Minyak menjadi komodasi yang
sangat penting bagi setiap negara dan banyaknya konsumsi negara-
negara
maju menjadikan
penghematan pada bahan bakar minyak.
2.
Bambang Irawan 2009; regulasi
produksi minyak OPEC terhadap
kebijakan pemerintah
Indonesia mengenai harga
bahan bakar minyak 2008
Deskriptif Regulasi
minyak OPEC
menjadikan beberapa
negara anggotanya mengalami kesulitan
dalam kebutuhan
komsumsi minyak dalam negeri, regulasi
OPEC dengan penurunan jatah kuota bagi anggotanya karena
kenaikan harga minyak dunia semakin tinggi.
3.
Teguh Dartanto ; BBM, Kebijakan
Energi, Subsidi dan kemiskinan di
Indonesia Adanya kebijakan energi dalam
negeri serta penggunaan subsidi yang semakin tinggi membuat
pemerintah untuk menaikkan harga BBM sehingga tidak membebani
APBN dan kenaikan harga BBM di alokasiakan pada BLT