UPAYA INDONESIA DALAM MEMENUHI PERSEDIAAN BBM PASCA KELUAR DARI ORGANIZATION PETROLEUM EXPORTING COUNTRIES (OPEC) (2008)

(1)

SKRIPSI

UPAYA INDONESIA DALAM MEMENUHI PERSEDIAAN BBM PASCA KELUAR DARI ORGANIZATION PETROLEUM EXPORTING

COUNTRIES (OPEC) (2008)

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh :

Ahmad Sandy Tia AdeTama 09260129

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ahmad Sandy Tia AdeTama Nim : 09260129

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2008

Disetujui, Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Dyah Estu Kurniawati M.SI

Pembimbing II

Ruli Inayah Ramadhoan M.SI

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Ketua Jurusan HI


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ahmad Sandy Tia AdeTama Nim : 09260129

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2008

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Selasa Tanggal : 20 Januari 2015 Tempat : Ruang Dosen FISIP

Mengesahkan Dekan FISIP – UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Havidz Ageng P, MA ( )

2. Hafid Adim Pradana, MA ( )

3. Dyah Estu Kurniawati M.SI ( )


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah Ini

Nama : Ahmad Sandy Tia AdeTama

Tempat, tanggal lahir : Gresik, 16 Oktober 1991

NIM : 09260129

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2008

Adalah bukan karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benanya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 22 Januari 2015 Yang Menyatakan,

Ahmad Sandy Tia A 09260129


(5)

v

Berita Acara Bimibingan Skripsi

1. Nama : Ahmad Sandy Tia AdeTama

2. Nim : 09260129

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2008

6. Pembimbing : 1. Dyah Estu K,. M.Si

2. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si 7. Kronologi Bimbingan :

Tanggal

Paraf Dosen Pembembing

Keterangan Pembimbing 1 Pembimbing 2

12 Desember 2013   ACC Judul Skripsi

11 Mei 2014   ACC Proposal Skripsi

02 Juni 2014   ACC BAB I

07 Juni 2014   Seminar Proposal

29 November 2014   ACC BAB II

30 Desember 2014   ACC BAB III & IV

05 Januari 2015   ACC Seluruh Naskah


(6)

vi

Lembar Persembahan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Potreleum Exporting Countries (OPEC) 2008” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dienul Islam.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi pendidikan di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMM.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak dan Ibu yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selalu mendoakan, memberi semangat dan mencukupi segala kebutuhan baik material maupun non material agar penulis bisa menyelesaikan studi di Jurusan HI sampai selesai.

2. Saudara Saya Fajriyah Nur Isalami, Ahmad Helmy Luqyana dan Nanda Nabila Caecilia, terima kasih telah menjadi the best brother and sister for

me. Terima kasih atas do’a, semangat dan nasehat-nasehat kalian.

3. Indah Kurniati terima kasih atas do’a, semangat serta perhatiannya kepada

penulis.

4. Rifqi Alfandana, Rahmad Agus Utomo, Zainul Khotob dan temanteman kontrakan yang selalu menemani diwaktu mengerjakan skrispsi terima kasih atas dukungan dan bantuan serta doanya.


(7)

vii

5. Ahmad Sholeh, Anjas Kharisma, Sigit Prasetyo, Abdul Wahid, Bilhan Sandro, Rangga Pramudya, terima kasih atas dukungan dari kalian kepada penulis.

6. Ibu Dyah Estu Kurniawati, M.SI dan Bapak Ruli Inayah Romadhoan, M.SI selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan waktu, pikiran, ide-ide, saran, dukungan dan semangat serta dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses pembimbingan hingga skripsi ini bisa terselesaikan.

7. Pak Havidz Ageng MA dan Pak Hafid Adim Pradana MA selaku dosen penguji yang telah memberikan bantuan dan saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

8. Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional seluruhnya, Bapak Tonny Dian Effendy, Bapak Gonda Yumitro, Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, Pak Hafidz Ageng, dll.

9. Sahabat-sahabat HI 2009 terutama HI C yang sudah membagi ilmu, pengalaman, dan untuk semangat dan kebersamaannya.

10. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya.

Malang, 22 Januari 2015 Penulis,

Ahmad Sandy Tia Adetama 09260129


(8)

viii MOTTO

“ Jalanlah lurus ke taman yang luas dan petiklah bunga yang terindah menurutmu dan jangan pernah balik kebelakang, karena sesungguhnya yang terbaik adalah

yang kamu ambil saat itu dan kamu akan tersadar jika kamu balik kebelakang maka itulah yang terburuk buat kamu. “

( Aristoteles )

“KESUKSESAN adalah 99 % kerja keras dan 1 % bakat.”

( Thomas Alfa Edison )

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Q.S. Al-Insyirah : 5-8)

“ Ilmu yang kita pelajari mungkin membuat kita sukses, akan tetapi sesungguhnya

kesuksesan adalah dengan mencintai apa yang kita pelajari dan kesuksesan ada

ditangan kita sendiri. “


(9)

xi

Kata Pengantar

Minyak bumi menjadi komoditas paling dibutuhkan dan dicari untuk dipergunakan diberbagai macam hal. Minyak bumi menjadi sumber energi setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang, kegunaan minyak bumi sendiri sebagai sumber energi pada pabrik-pabrik, rumah tangga, transportasi hingga pada penggunaan dalam pembuatan senjata. Berbagai macam penggunaan minyak bumi mempengaruhi ketergantungan pada sumber energi ini sehingga pada dunia internasional penjualan dan permintaan minyak bumi menjadi meroket harganya, hal ini menimbulkan banyak negara maju maupun berkembang untuk berkecimpung untuk melakukan bisnis. Di Indonesia sendiri harga minyak bumi menjadi kendala pemerintah untuk kepentingan masyarakat secara umum, oleh karena itu dengan mahalnya harga minyak bumi didunia internasional dan penyebab kenapa produksi minyak dalam negeri tidak bisa meningkat, akhirnya upaya yang di lakukan pemerintah Indonesia dengan mengimpor dan pengembangan sumber energi alternatif pengganti ketergantungan akan BBM.

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-NYA sehingga skripsi dengan “Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar Dari Organization Potreleum Exporting Countries (OPEC) 2008”dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan dan membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus


(10)

xii

diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi pendidikan di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMM.

Ucapan trimakasih yang paling besar, penulis haturkan kepada kedua orangtua Ayah dan Ibu yang tiada hentinya memberikan semangat, dukungan, doa, kesabaran, keikhlasan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di Jurusan Hubungan Internasional. Tak lupa terimakasih kepada teman – teman seperjuangan serta saudara

– saudaraku yang sangat istimewa dalam memberikan dorongan serta motivasi sehingga penulis dapat mengambil hikmah dari mereka dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dyah Estu K, M.si., dan Pak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si., selaku dosen pembimbing yang memberikan pencerahan dalam penyusunan skripsi ini, serta dewan penguji Pak Havidz Ageng Prakoso MA., dan Pak Hafid Adim Pradana MA., yang telah mengoreksi hasil dari skripsi ini.

Kalaupun ada yang berharga dan bermanfaat dalam skripsi ini, tidak lain semata

– mata karunia dan ijin Allah SWT, haadza min fadlii rabbi, namun apabila banyak ditemukan kekurangan dan kekonyolan dalam skripsi ini, tidak lain semata – mata representasi keterbatasan penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya.

Malang, 10 Januari 2015 Penulis,

Ahmad Sandy Tia Adetama 09260129


(11)

(12)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Posisi Penelitian ... 11

2. Tabel 2. Proses Pengambilan Keputusan ... 20

3. Tabel 3. Konsumsi Dalam Negeri ... 46

4. Tabel 4. Kenaikan BBM ... 63

5. Tabel 5. Impor BBM Indonesia Dari OPEC ... 95


(13)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1. Tabel 1. Subsidi BBM ... 64 2. Tabel 2. Konsumsi Dalam Negeri ... 66 3. Tabel 3. Impor Ekspor Indonesia ... 95


(14)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(15)

xiv

DAFTAR ISI

Lembar Sampul Depan ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Lembar Persembahan ... vi

Motto ... viii

Abstraksi ... x

Abstract ... xi

Kata Pengantar ... xii

Daftar Isi... xiv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Grafik ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1. Manfaat Akademis ... 5

1.4.2. Manfaat Praktis ... 6

1.5.Study Terdahulu` ... 6

1.6.Landasan Konsep ... 12

1.6.1. Kerangka Konseptual ... 12

1.6.1.1.Kerangka Kerjasama OPEC ... 12

1.6.1.2.Konsep Politik Minyak ... 15

1.6.1.3.Konsep Kebijakan ... 17

1.7.Metode Penelitian ... 22

1.7.1. Tipe Penelitian ... 22

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 22


(16)

xv

1.7.2.1. Batasan Waktu ... 22

1.7.2.2. Batasan Materi ... 23

1.9Hipotesa ... 24

1.10 Sistematika Penulisan ... 25

BAB II KELUARNYA INDONESIA DARI OPEC 2.1.Alasan Keluarnya Indonesia dari OPEC ... 26

2.1.1 Kondisi dalam Negeri ... 28

2.1.2 Keadaan Ekonomi ... 30

2.1.3 Konteks Internasional ... 31

2.2 Dampak Keluarnya Indonesia dari OPEC ... 34

2.3 Pro Kontra terhadap Keluarnya Indonesia dari OPEC ... 38

2.4 Kondisi Perminyakan dalam Negeri : Krisis Energi ... 42

BAB III UPAYA INDONESIA DALAM MEMENUHI PERSEDIAAN BBM PASCA KELUAR DARI OPEC 2008 3.1.Upaya Pemerintah dalam Memenuhi Persediaan dalam Negeri ... 53

3.1.1. Menaikkan Harga Minyak ... 53

3.1.1.1Pengaruh Regulasi OPEC ... 53

3.1.1.2Pengurangan Penggunaan Subsidi ... 55

3.1.2. Pengurangan Ketergantungan Terhadap BBM (Energi Alternatif) .... 64

3.1.2.1Mobil Listrik ... 66

3.1.2.2BBN (Bahan Bakar Nabati) ... 69

3.1.2.3 BBG (Bahan Bakar Gas)………...71

3.1.2.4Batubara ... 72

3.1.2.5Energi Lainnya (Matahari – Air – Angin) ... 74

3.1.3. Pengolahan Minyak secara Mandiri ... 76

3.1.3.1Investasi ... 78

3.1.3.2Teknologi ... 80

3.1.3.3Pencaraian Sumur Minyak Baru ... 82

3.2.Upaya Pemerintah Kerjasama ke Negara Penghasil Minyak... 85

3.2.1 Kerjasama ke Negara di Timur Tengah ... 52

3.2.2 Kerjasama ke Negara di Asia Timur ... 89


(17)

xvi

3.2.4 Kerjasama ke Negara di Eropa ... 91 3.2.5 Kerjasama ke Negara di Afrika ... 92 3.3 Evaluasi Pemerintah Mengenai Kebijakan Persediaan dalam Negeri ... 95

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 105 4.2. Saran ... 106


(18)

109

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Abdoel Kadir Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Resiko Bisnis Sektor Hulu Perminyakan (Analisis Teknis dan Finansial), (PT.Pradnya Paramita, 2004) Jakarta. Hal. 1-3

Ambimanyu, Aanggito, Minyak Bumi Dan Bantuan Luar Negeri Dalam Perekonomian Indonesia, fakultas ekonomi UGM, (STIE-YKPN, Yogyakarta, 1988). Hal 96-97

Drs. Sahat Simamora, Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional, (Rajawali, Jakarta, 1983), hal.24-25

Drs.Saragih Juli Panglima dalam bukunya yang berjudul Sejarah Perminyakan Indonesia, (CV.Aghrino Abadi 2010), Pusat Pengkajian Data Dan Informasi Sekretatiat Jendral Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Jakarta, Hal.134-136

Indraprasardjana Pria, 2020 indonesia dalam bencana krisis minyaka nasional, jakarta 2014, PT Gramedia Pustaka Utama, hal 16-18

Nasution, Dahlan. 1991. Politik Internasional : Konsep dan Teori.(Erlangga, Jakarta) hal.19

Reksohadiprodjo, Sukanto, Industri Minyak dan Gas Bumi DI Indonesia, UGM,(BPFE, Yogyakarta, 1986). Hal 67

Rudy, Teuku. May, Administrasi Dan Organisasi Internasional. (Refika Aditama, Bandung, 2005) hal.125-127

Sanusi Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan, (Universitas Indonesia-Press, 1984), hal.86

Susilo Sri.Y, dalam bukunya yang berjudul, Subsidi Bahan Bakar (BBM) Dan Perekonomian Indonesia (Goysen Publising, 2013) Yogyakarta, dalam kata pengantar

Widoatmojdo Sawidji, dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Indonesia pasca Boom Minyak, (Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal 17-20


(19)

110

ARTIKEL :

Anggito,http://anggitoabimanyu.com/index.php?option=com_content&view=artic le&id=151:kenaikan-harga-bbm-2005-2008-dan-2012&catid=45:tulisan-terbaru&Itemid=198. Oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Anggito Abimanyu, Di akses pada 4 september 2014.

Dian Lestari, sejarah perminyakan Indonesia, (FE-UI 2008).pdf dalam

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123307-6129-Implikasi%20liberalisasi-Analisis.pdf di akses pada tanggal 30 Agustus 2014

Digilib.esaunggul.ac.id, dalam http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-766-BAB_I.pdf di akses pada tanggal 27 Oktober 2014 Director.umy.ac.id, keluarnya indonesia dari OPEC dalam

http://direktori.umy.ac.id/uploads/skripsi2/20050510272-Bab-I.pdf hal.13 di akses pada tanggal 10 Desember 2014

Ditpolkom.bappenas.go.id, Politik luar negeri, keanggotaan Indonesia dalam

OPEC dalam

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)% 20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam%20Organisasi%20Internasional /4)%20OPEC/Organization%20of%20Petroleum%20Exporting%20Coun tries%20(OPEC).pdf di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Edmira Rivani, 09 mei 2014, kebijakan subsidi BBM dan efisiensi perekonomian, dalam

http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-9-I-P3DI-Mei-2014-44.pdf di akses pada tanggal 27 September 2014 Grhastatistika dalam jbptunikompp-gdl-wahyunurdi-19780-4-babiit-a.doc di akses

pada tanggal 29 April 2014

Handaka, Energi untuk pertanian Indonesia, dalam

http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id/ind/phocadownload/MakalahSemi nar/Prospek%20Penggunaan%20Dan%20Penelitian%20Teknologi%20E nergi%20Untuk%20Pertanian%20Di%20Indonesia.pdf di akses pada tanggal 30 Oktober 2014

Irawan Bambang, Pengaruh Regulasi Produksi Minyak OPEC Terhadap Kebijakan Peremintah Indonesia Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak 2008 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2009) dalam skripsi http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/396/jbptunikompp-gdl-bambangira-19782-1-skripsi-n.pdf di akses pada tangal 10 April 2014


(20)

111 Kemenkeu.go.id, Anggaran tahun 2014 Republik Indonesia dalam

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/NK%20dan%20APBN%2 02014%20full_0.pdf diakses pada tanggal 14 November 2014

kemenkeu.go.id, Anggaran tahun 2014 Republik Indonesia dalam http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/NK%20dan%20APBN%2 02014%20full_0.pdf diakses pada tanggal 14 November 2014

Kmli.polban.ac.id, kompetisi mobil listrik Indonesia 6 (Politeknik Negeri Bandung) dalam http://kmli.polban.ac.id/Panduan_KMLI-6_2014.pdf di akses pada tanggal 24 Oktober 2014

M.Khoirunnada, UI 2010, Politik energi, dalam

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131583-T%2027540-Politik%20energi-Tinjauan%20literatur.pdf hal 2-3 di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Machrus & Rachmad Basuki, dalam Penggunaan BBG pada kendaraan bermotor di Kota Surabaya, pada http://personal.its.ac.id/files/pub/5204-machsus-e4.5%20Jurnal%20Machsus%20BBG%20Reviewer.pdf di akses pada tanggal 25 Desember 2014

Mahmun Syafir Nasution Lelang jabatan dalam perspektif kebijakan publik dalam http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/vdyr1370450 043.pdf di akses pada 29 April 2014

Nanny Kusminingrum, jurnal Bahan Bakar Nabaati sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mendukung Penggunaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan dalam http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20130926114705.pdf di akses pada tanggal 27 Oktober 2014

Nurr Aeni, pada Jurnal eksperimen material dan energi konversi energi angin,

Universitas Hasanuddin, 2014

https://www.academia.edu/6889890/konversi_energi_angin di akses pada tanggal 1 Novemver 2014

Poppy Winanti, 2011, kenaikan harga bbm dan kebijakan ekonomi politik energi

Indonesia, dalam

http://iis.fisipol.ugm.ac.id/component/download/getfile.php?fname=2012 -03-Vol4-Issue4-GLD.pdf di akses pada tanggal 10 Desember 2014

Portalreksadana.com, makro ekonomi global indonesia


(21)

112

Prokum.esdm.go.id, 2012, sulpy demand energy, dalam

http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20SDE.pdf di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Prokum.esdm.go.id, dalam Publikasi Statistik Minyak Bumi, http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak%20Bu mi.pdf di akses pada tanggal 09 Januari 2015

Prokum.esdm.go.id, Desember 2012 Publikasi Hasil Kajian Sumber Daya Energi

dalam

http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20SDE.pdf di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Repository.unhas.ac.id, Skripsi Ibu Seni dalam

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/189/SKRIPSI% 20perbaikan%20bu%20seni.doc?sequence=2 hal 28 di akses pada tanggal 10 Desember 2014

Ridwan Banda dalam Faktor yang mempengaruhi kegagalan implementasi kebijakan penggunaan BBG pada taksi di Jakarta, pada http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/755d6cd16a04224729946528aaab8b8 5.pdf di akses pada tanggal 25 Desember 2014

Rudi, Indonesia keluar dari OPEC, dalam

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/kliping/Indone sia-BI_290508_132812.pdf di akses pada tanggal 10 Desember 2014 Rulia Rahmi, Kinerja Perusahaan Asing Di Indonesia, HI FISIPOL UMY,

Yogyakarta, 2006, hal 13 dalam Directori umy, Loc.cit hal 17

Tulus Warsito, Teori-Teori Politik Luar Negeri: Relevansi dan Keterbatasannya, dalam skripsi Teguh Dartanto, Staf Bidang Pemikiran dan Kajian PPI Jepang Research Student Graduate School of Economics Hitotsubashi University Staf Pengajar dan Peneliti LPEM FEUI http://io.ppijepang.org/old/article.php?id=102 Diakses pada tanggal 19 November 2013

Waltz, Gill. 1994. Health Policy – An Introduction to Process and Power. London : Zed Books hal.12 dalam skripsi Irawan Bambang, Pengaruh Regulasi Produksi Minyak OPEC Terhadap Kebijakan Peremintah Indonesia Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak 2008 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2009).Loc.cit hal 69


(22)

113

INTERNET :

Abdul Mu’in, 02 agustus 2013, kepala skk migas elegant dan profesional, dalam http://citraindonesia.com/dr-abdul-muin-kepala-skk-migas-elegant-dan-profesional/ di akses pada tanggal 3 september 2014

Aditya Ramadhan, kemenristek usung mobil listrik digunakan di Indonesia, dalam

http://techno.okezone.com/read/2013/11/13/56/896505/rakornas-kemenristek-usung-mobil-listrik-digunakan-di-indonesia di akses pada tanggal 25 Oktober 2014

Adityas, 01 agustus 2013, Pencuri Minyak, dalam

http://jabar.tribunnews.com/2013/08/01/pencuri-minyak di akses pada tanggal 07 September 2014

Agus Jauhari, semoga waras listrik di kegilaan BBM, dalam http://indonesiarayanews.com/read/2014/09/17/97936/dahlan-iskan-semoga-waras-listrik-di-kegilaan-bbm di akses pada tanggal 26 Oktober 2014

Ahmad Baiquni Tanpa Impor Persediaan Minyak Indonesia hanya tahan 21 hari

dalam http://www.merdeka.com/uang/tanpa-impor-persediaan-minyak-indonesia-hanya-tahan-21-hari.html di akses pada tanggal 15 april 2014 Ahmad Boediman, 11 April 2014, Selama pemilu konsumsi bbm meningkat,

dalam http://energi.bacaberita.com/berita/1969/12/31/3718/selama-pemilu-konsumsi-bahan-bakar-meningkat.html di akses pada tanggal 05 September 2014

Anggito Abimanyu Kenaikan Harga BBM dalam

http://nasional.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga. BBM diakses pada tanggal 20 November 2014

Anovianti, 29 April 2014, ekonomi dari minyak dan gas bumi, dalam https://www.linkedin.com/pulse/20140429060442-252059340-ekonomi-dari-minyak-dan-gas-bumi-1 di akses pada tanggal 15 april 2014

Arief Pranoto, 19 oktober 2012, Melacak politik minyak dan rumusan kapling

3-M di dunia, dalam

http://theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=9916&type=4#.VBmQZEC aBdg di akses pada tanggal 4 september 2014

Arinto Tri Wibowo, R.Jihad Akbar, beda kompensasi kenaikan BBM 2008 dan 2013, dalam http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/422273-beda-kompensasi-kenaikan-bbm-2008-dan-2013 diakses pada tanggal 10 november 2014


(23)

114 Bima, Indonesia Iran sepakat kerjasama pembangunan kilang minyak, dalam

http://liputanislam.com/berita/indonesia-iran-sepakat-kerjasama-pembangunan-kilang-minyak/ di akses pada tanggal 2 Novemver 2014 Bisniskeuangan.kompas.com, 25 agustus 2014, bbm bersubsidi langka, dalam

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/08/25/081609326/BBM.Be rsubsidi.Langka.Ini.Jawaban.Pertamina di akses pada tanggal 10 desember 2014

Bphmigas.go.id bphmigas, 26 juni 2010, Dampak kenaikan BBM, dalam http://www.bphmigas.go.id/new/artikel-migas/dampak-kenaikan-bbm/ di akses pada tanggal 07 September 2014

Chori Aldhila peranan Indonesia sebagai anggota OPEC dalam http://prezi.com/uz9rvz6d40rz/organization-of-the-petroleum-exporting-countries/ di akses pada 29 April 2014

Dani Jumadili, 13 mei 2013, Skk migas Indonesia negera OPIC, dalam http://economy.okezone.com/read/2013/05/13/209/806103/kepala-skk-migas-indonesia-negara-opic di akses pada tanggal 4 November 2014 Datacon.co.id, 2008, kenaikan harga BBM inflasi dan suku bunga, dalam

http://www.datacon.co.id/MakananTernak2008Fokus.html di akses pada tanggal 10 desember 2014

Didik Purwanto, 26 juni 2013, efek menyakitakan naiknya harga BBM bersubsidi, dalam

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/26/1704500/Efek.Meny akitkan.Naiknya.harga.BBM.Bersubsidi di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Energitoday.com, 04 juli 2014, 2015 produksi minyak blok cepu capai 125.000 bph, dalam http://energitoday.com/2014/07/04/2015-produksi-minyak-blok-cepu-capai-125-000-bph/ di akses pada tanggal 11 Desember 2014 Esdm.go.id, 02 oktober 2013, Cadangan minyak kita Cuma 1/100 Venezuela,

dalam http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6487-cadangan-minyak-kita-cuma-1100-venezuela.html di akses pada tanggal 10 desember 2014

Esdm.go.id, 09 Desember 2014, EOR sumbang 40% produksi minyak nasional

dalam http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5425-eor-sumbang-40-produksi-minyak-nasional.html di akses pada tanggal 09 Desember 2014


(24)

115 Esdm.go.id, 30 mei 2014, tanpa upaya apaapa tahun 2020 impor mencapai 2,2 juta barel, dalam http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6826-tanpa-upaya-apa-apa-tahun-2020-impor-bbm-capai-22-juta-barel-.html di akses pada tanggal 10 desember 2014

Esdm.go.id, Enam Provinsi Miliki Potensi Tenaga Air Besar Untuk PLTMH, dalam http://esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/3746-enam-provinsi-miliki-potensi-tenaga-air-besar-untuk-pltmh-.html di akses pada tanggal 30 Oktober 2014

Esdm.go.id, matahari untuk plts di Indonesia, dalam

http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

Esdm.go.id,ketenagalistrikan,dalam

http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=ar ticle&id=78:plt-angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93 di akses pada tanggal 31 Oktober 2014

Fiki Ariyanti, 17 juni 2014, gagalkan penyelundupan BBM terbesar, dalam http://bisnis.liputan6.com/read/2064361/gagalkan-penyelundupan-bbm-terbesar-menkeu-apresiasi-bc di akses pada tanggal 07 September 2014 Ginanjar Kartasasmita Seandainya Indonesia Tidak Keluar Dari OPEC dalam

http://migasreview.com/seandainya-indonesia-tidak-keluar-dari-opec.html di akses pada tanggal 23 April 2014

Ginanjar Kartasasmita, 14 mei 2013, seandainya Indonesia tidak keluar dari OPEC, dalam http://migasreview.com/seandainya-indonesia-tidak-keluar-dari-opec.html di akses pada tanggal 01 September 2014

H.L.Ong, menyimak produksi dan konsumsiminyak sampai tahun 2020, dalam http://www.petrominer.co.id/berita-menyimak-produksi-dan-konsumsi-minyak-indonesia-sampai-tahun-2020.html di akses pada tanggal 3 Novemver 2014

Harianterbit.com, kelangkaan BBM akibat kebijakan keliru pemerintah, dalam http://www.harianterbit.com/read/2014/08/26/7270/0/25/Kelangkaan-BBM-Akibat-Kebijakan-Keliru-Pemerintah di akses pada tanggal 21 oktober 2014

Hendrajit dan Ferdiansyah Ali, 23 september 2014, Kedaulatan migas berada dalam bahaya, dalam http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=16322&type=101#.VIgBf5S Swtc di akses pada tanggal 10 desember 2014


(25)

116 Hidayatullah Muttaqin, 29 mei 2008, Indonesia keluar dari OPEC ada apa, dalam http://jurnalekonomi.org/2008/05/29/indonesia-keluar-dari-opec-ada-apa/ di akses pada tanggal 20 November 2013

Investor.co.id, 06 desember 2012, Indonesia butuh investasi bidang energi, dalam http://www.investor.co.id/energy/indonesia-butuh-investasi-bidang-energi/50224 di akses pada tanggal 3 september 2014

Investor.co.id, Indonesia butuh investasi bidang energi dalam http://www.investor.co.id/energy/indonesia-butuh-investasi-bidang-energi/50224 di akses pada tanggal 15 april 2014

Jayadi Suptiyadin, 26 november 2014, Bocorkan Cerita BBM naik era SBY, dalam http://www.tempo.co/read/news/2014/11/26/090624661/chatib-basri-bocorkan-cerita-bbm-naik-era-sby-nbsp di akses pada tanggal 10 desember 2014

Jurnal-ekonomi.org, 2008, keluar dari OPEC tunjukan migas dikuasai asing, dalam http://jurnal-ekonomi.org/keluar-dari-opec-tunjukan-migas-indonesia-dikuasai-asing/ di akses pada tanggal 10 September 2014 Kemenperin.go.id, Basis industri Indonesia lemah, dalam

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7036/Basis-Industri-Indonesia-Lemah di akses pada tanggal 10 november 2014

Kemenperin.go.id, impor minyak Indonesia sudah kelewatan, dalam http://www.kemenperin.go.id/artikel/4305/Impor-Minyak-Indonesia-Sudah-Mengkhawatirkan di akses pada tanggal 2 Novemver 2014

kruha (koalisi rakyat untuk hak atas air) kampanye tentang Fracking dalam http://www.kruha.org/page/id/dinamic_detil/22/300/Kampanye/Tentang_ Fracking.html di akses pada tanggal 20 Desember 2014

Lamtiur Kristin Malau, 29 mei 2008, Indonesia mampu kembali ke OPEC 2013, dalam http://economy.okezone.com/read/2008/05/29/19/113712/jk-indonesia-mampu-kembali-ke-opec-pada-2013/large di akses pada tanggal 05 september 2014

Maikal Jefrianto, RI impor minyak mentah, dalam

http://finance.detik.com/read/2014/04/08/150159/2549078/1034/ri-impor-minyak-mentah-rp-10-t-di-februari-2014-dari-mana-asalnya pada tanggal 20 oktober 2014

Maikal Jefrianto, RI impor minyak mentah, dalam


(26)

http://finance.detik.com/read/2014/04/08/150159/2549078/1034/ri-impor-117 minyak-mentah-rp-10-t-di-februari-2014-dari-mana-asalnya pada tanggal 20 oktober 2014

Maikel Jefriando, 11 februari 2014, Indonesia Ketegantungan Impor Minyak dari

Singapura, Ini Buktinya dalam

http://finance.detik.com/read/2014/02/11/065537/2492796/1034/indonesia -ketegantungan-impor-minyak-dari-singapura-ini-buktinya di akses pada tanggal 10 Januari 2015

Migas.esdm.go.id, kerjasama multilateral, dalam

http://www.migas.esdm.go.id/data-kemigasan/104/Multilateral di akses pada tanggal 11 September 2014

Migasreview.com, 14 mei 2013, Tak semua minyak mentah dapat diolah di satu kilang, dalam http://migasreview.com/tak-semua-minyak-mentah-dapat-diolah-di-satu-kilang.html di akses pada tanggal 11 Desember 2014 Nasional.kompas.com, 11 maret 2012, Harga BBM jadi mainan politik, dalam

http://nasional.kompas.com/read/2012/03/11/17004043/Harga.BBM.Jadi. Mainan.Politik di akses pada tanggal 10 desember 2014

Novita Intan Sari, 22 maret 2014, Candangan minyak Indonesia diperkirakan habis 11 tahun lagi, dalam http://www.merdeka.com/uang/cadangan-minyak-indonesia-diperkirakan-habis-11-tahun-lagi.html di akses pada tanggal 10 desember 2014

Prasanca, Sepuluh alasan memilih mobil listrik, dalam http://m.autobild.co.id/read/2013/05/22/7863/17/6/Sepuluh-Alasan-Memilih-Mobil-Listrik di akses pada tanggal 25 Oktober 2014

Pri Agus Rakhmanto, 20 juli 2014, Mencermati ekspor impor minyak, dalam http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=6117&coid=4&caid=3 3&gid=3 diakses pada tanggal 11 Desember 2014

Purnomo Yusgiantoro Jabatan Gubernur OPEC Untuk Indonesia Berakhir Desember 2008 dalam http://www.esdm.go.id/berita/opec/41-opec/2187-jabatan-gubernur-opec-untuk-indonesia-berakhir-desember-2008.html di akses pada 29 April 2014

Purnomo Yusgiantoro, 17 september 2014, Indonesia resmi keluar dari OPEC,

dalam

http://nasional.kompas.com/read/2008/09/10/11034262/indonesia.resmi.k eluar.dari.opec di akses pada tanggal 2 september 2014

Purnomo Yusgiantoro, 31 Desember 2008, jabatan gubernur OPEC untuk Indonesia berakhir desember 2008, dalam


(27)

118 http://www.esdm.go.id/berita/opec/41-opec/2187-jabatan-gubernur-opec-untuk-indonesia-berakhir-desember-2008.html di akses pada 20 agustus 2014

Rista Rama Dani, 10 April 2012, produksi minyak minim tapi kok RI ekspor

minyak, dalam

http://finance.detik.com/read/2012/04/10/123316/1888718/1034/produksi -minyak-minim-tapi-kok-ri-ekspor-minyak di akses pada tanggal 11 Desember 2014

Setneg.go.id, Kementrrian sekertaris Negara Republik Indonesia dalam http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =6245 di akses pada tanggal 13 November 2014

Seto Wardhana, Ini alasan pemerintah menaikkan harga BBM, dalam http://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/092392550/Ini-Alasan-Pemerintah-Menaikkan-Harga-BBM di akses pada tanggal 3 Novemver 2014

Sofi, juni 2014, dampak impor BBM terhadap nilai tukar, dalam http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/viewFile/3850/3480 di akses pada tanggal 09 Desember 2014

Sri Wahyuni 11 Februari 2014, Indonesia akan impor 300.000 barel dari minyak mentah dari Iran, dalam http://www.merdeka.com/uang/indonesia-akan-impor-300000-barel-minyak-mentah-dari-iran.html di akses pada tanggal 10 januari 2015

Syukri M Nur, apa perbedaan biofuel bioethanol biodiesel dan biogas, dalam

http://bioenerginusantara.com/apa-perbedaan-biofuel-bioethanol-biodiesel-dan-biogas/ di akses pada tanggal 26 Oktober 2014

Tekmira.esdm.go.id, 2008, RI keluar dari OPEC, dalam http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=475 di akses pada tanggal 01 September 2014

Topix.com,dalam

http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TSOK793IE5ESCP4QD di akses pada tanggal 10 Januari 2015


(28)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Energi adalah sumber penting bagi setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Sumber energi dapat di gunakan sebagai bahan bakar dalam penggunaan diberbagai bidang, seperti industialiasasi maupun rumah tangga, bagi Indonesia sumber energi menjadi peran penting dalam perekonomian negara. Energi minyak bumi adalah salah satu yang paling bermanfaat bagi perkembangan ekonomi negara1. Saat ini minyak menjadi salah satu energi yang sangat di butuhkan dalam berbagai kebutuhan di setiap negara, bahkan minyak dapat menjadi kepentingan yang banyak menghasilkan pendapatan bagi siapa saja, baik Negara, perusahaan asing atau organisasi internasional yang berkecimpung di dalamnya. Contoh kecil saja di Indonesia sendiri seperti Caltex, Chevron, Pertamina menjadi kilang2 minyak dalam negeri untuk memproduksi sumber yang telah ada, perusahaan swasta ini bukan hanya untuk mencari keuntungan saja akan tetapi ikut berperan andil dalam perminyakan di Indonesia. Chevron3 sendiri dapat memproduksi minyaknya untuk kebutuhan Indonesia hampir 40%nya, sedangkan yang 70% dari Pertamina4 dan perusahaan minyak lain dalam negeri.

1

Anovianti, 29 April 2014, ekonomi dari minyak dan gas bumi, dalam https://www.linkedin.com/pulse/20140429060442-252059340-ekonomi-dari-minyak-dan-gas-bumi-1 di akses pada tanggal 15 april 2014

2

Ahmad Baiquni Tanpa Impor Persediaan Minyak Indonesia hanya tahan 21 hari dalam http://www.merdeka.com/uang/tanpa-impor-persediaan-minyak-indonesia-hanya-tahan-21-hari.html di akses pada tanggal 15 april 2014

3

Esdm.go.id, 09 Desember 2014, EOR sumbang 40% produksi minyak nasional dalam

http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5425-eor-sumbang-40-produksi-minyak-nasional.html di akses pada tanggal 09 Desember 2014

4 Prokum.esdm.go.id, Pada data ESDM 2011 PT.Chevron Pasific Indonesia memproduksi terbesar


(29)

2 Impor minyak Indonesia berawal mula dari bergabungnya dalam organisasi internasional bernama OPEC (Organization Petroleum Exporting Counties), sejak berdirinya pada tahun 19605, Indonesia sudah menjadi bagian dari anggota OPEC, pada tahun 1961 OPEC diresmikan menjadi organisasi internasional yang berkecimpung dalam hal perminyakan dunia, seperti impor, ekspor minyak, sampai pada kestabilan produksi bahkan konsumsi bagi kalangan negara-negara di dunia yang membutuhkan minyak sebagai sumber energi perkembangan perekonomian dan pembangunan mereka. Keanggotaan6 Indonesia dalam OPEC pada tahun 1962, OPEC sendiri merupakan organisasi perjuangan dari Negara-negara dunia ketiga dan pada saat itu Indonesia masih berstatus pengekspor minyak sehingga yang mana memiliki kepentingan yang sama dengan Negara-negara anggota OPEC lainnya.

Keikutsertaan Indonesia dalam OPEC juga bertujuan yang sama yaitu memberikan kenyamanan dan kesejahteraan terhadap konsumen serta anggota-anggota OPEC lainnya, status Indonesia sebagai pengekpor minyak menjadi andalah bagi kekuatan perekonomian, pendapatan nasional sebab banyak di antara Negara-negara industry yang akan membutuhkan minyak, salah satunya adalah Jepang. Akan tetapi pada dasarnya Indonesia memiliki keterkaitan sangat tinggi

bph, dan lainnya dari perusahaan minyak dalam negeri PT.Total E&P Indonesia sebesar 82,232 bph, Conoco Phillips sebanyak 52,655 bph, CNOOC sebesar 34,690 bph, PHE ONWJ sebesar 32,119, Medco sebesar 16,463, serta Chevron Indonesia 28,233, Vico Indonesia 16,29 dan PHE West Madura sebesar 13,796. Dikutip oleh Kementrian ESDM Desember 2012 Publikasi Hasil

Kajian Sumber Daya Energi dalam

http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20SDE.pdf di akses pada tanggal 09 Desember 2014

5

Rudy, Teuku. May, Administrasi Dan Organisasi Internasional. (Refika Aditama, Bandung, 2005) hal.125-127

6


(30)

3 terhadap OPEC, dari mulai masuknya Indonesia sejak 1960 kemudian pada 19777, 1985 sampai 1990, Indonesia sebagai negara net eksportir membutuhkan dari 271,7 ribu barel, sampai pada 914,77 ribu barel8. Jika di lihat dari perkiraan kebutuhan oleh negara ini sangat ironis sekali, yang mana pada sebelum 1977 Indonesia adalah sebagai negara yang disebut (net eksportir), akan tetapi masuknya pada periode tahun 2000an Indonesia tidak lagi dapat memproduksi BBM menjadi (net importir), bukan karena kehabisan stok akan tetapi dalam segi pengolahan Indonesia menjadi negara yang sangat minim dalam sumber daya manusia atau alat industri untuk mengelola BBM. Dan jika di bandingkan dengan tahun – tahun masa 1978 negara adidaya industrialisasi seperti Jepang9 yang memiliki banyak kebutuhan bahan minyak sampai pada kuota 1.699,6 juta barel ternyata Indonesia memiliki peran penting di dalamnya, dalam perhitungan persen Indonesia menyumbangkan BBMnya pada Jepang hingga sampai 12,8% mengalahkan Kuwait serta UAE yang hanya berkisar antara 9% - 10,3% saja. Ini menjadi berita kebanggaan dan kelangkaan tersendiri bagi Indonesia saat itu.

Perubahan status itu di sebabkan oleh banyak factor, seiring berjalannya waktu, tepatnya pada tahun 1996-199810 Indonesia mengalami perubahan dalam tatanan politik dalam negeri, diantaranya terdapat krisis sector keuangan, jatuhnya nilai tukar rupiah oleh dollar Amerika Serikat. Krisis moneter ini menjadikan bencana bagi politik domestic dan politik luar negeri Indonesia, sampai pada

7

Sanusi Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan, (Universitas Indonesia-Press, 1984), hal.86

8

Ibid. Hal.87-89

9

Ibid. Hal..9

10

Direktori.umy.ac.id, keluarnya indonesia dari OPEC dalam http://direktori.umy.ac.id/uploads/skripsi2/20050510272-Bab-I.pdf hal.8-9 di akses pada tanggal 10 Desember 2014


(31)

4 ujungnya Indonesia menjadi kesulitan dalam memperbaiki perekonomiannya, pasca lengsernya tahta kepresidenan mulai dari soeharto pada presiden selanjutnya pemulihan perekonomian masih berlanjut sampai pada massa presiden SBY. Tidak mengherankan pada massa ini SBY masih melanjutkan misi yang sama, sehingga pada titik puncak untuk menstabilkan perekonomian Negara, SBY menjalani kebijakan dan politik luar negeri dengan maksud untuk kepentingan nasional, salah satu kebijakan luar negeri pasca-reformasi yaitu keluarnya Indonesia dari keanggotaan OPEC pada tahun 200811. Pemerintah beranggapan kebijakan ini lebih pas bagi Indonesia mengingat kondisi pada saaat itu.

Resiko keluarnya Indonesia dari anggota OPEC terhadap persediaan minyak, menurut mantan Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita dalam pernyataanya, pada 2008 indonesia keluar dari OPEC adalah benar akan menjadi penurunan cadangan minyak dan investasi pada persediaan minyak kita, sedangkan kita harus menyediakan sumber-sumber energinya untuk memenuhi kenaikan konsumsi rakyatnya12. Resikonya selain itu, akan kehilangan peluang yaitu disaat produksi dalam negeri mengalami penurunan (supply) tetapi disisi lain permintaan (demand) sangat tinggi, ini sulit bagi pemerintah kita, kehilangan peluang disini kurangnya ekspansi keluar negeri pada negara-negara kaya minyak. Pencarian sumber minyak di luar negeri ini penting untuk jangka menengah atau kurang lebih 5-10 tahun kedepan, maka dari itu untuk mengurasi terjadinya resiko lebih lagi perlu adanya kunci ketahanan energi untuk menjadi

11

Directory Umy, Loc.cit hal 10

12

Ginanjar Kartasasmita Seandainya Indonesia Tidak Keluar Dari OPEC dalam http://migasreview.com/seandainya-indonesia-tidak-keluar-dari-opec.html di akses pada tanggal 23 April 2014


(32)

5 cadangan juga dimana saat kita mengalami krisis energi karena sulitnya produksi dan impor yang semakin mahal.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam setiap penelitian, pastinya peneliti memiliki titik focus untuk menentukan berbagai kendala permasalahan dalam pembahasan yang harus dikaji bahkan dikritik dan memberi solusi yang terbaik untuk penyempurnaan dari adanya tidak kepastian permasalahan.

Bagaimana Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar dari OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries)2008?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa BBM pada tahun 2008 adalah yang ke-2 kalinya yang cukup singnifikan dan cukup berbeda yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menanggulagi adanya krisis BBM dan menganalisa kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah demi mempertahankan agar tidak terjadinya inflasi terhadap harga BBM. Begitu juga kebijakan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC telah menciptakan situasi yang baru bagi kebutuhan dalam negeri mengenai persediaan BBM kita, serta apa yang dilakukan saja oleh OPEC dalam meregulasi produknya dan upaya apa yang akan dilakukan Indonesia kedepannya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih bagi intelektual-intelektual masa depan, dan dengan membacanya dapat mengetahui


(33)

6 adanya keselarasan kebijakan yang baru agar masyarakat pun tidak menilai sebelah mata mengenai kebijakan ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan gambaran mengenai latar belakang terjadinya keputusan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC. Dan bagaimana penelitian ini menjadi menarik para pembaca untuk mengertahui adanya perbedaan saat dalam naungan OPEC dan pasca keluarnya dari OPEC dalam memenuhi kebutuhan persediaan konsumsi BBM oleh masyarakat.

1.5 Study Terdahulu

Untuk menjelaskan berbagai masalah yang terdapat dalam rumusan masalah mengenai Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar dari OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries) 2008?. Peneliti memiliki beberapa perbandingan argument atau pemikiran dari berbagai sumber yang telah ada.

Dalam berbagai kehidupan saat ini minyak menjadi salah satu komodasi paling utama dalam sehari-hari, baik dalam bidang transportasi maupun industri. Menurut Drs. Sahat Simamora13 dalam bukunya yang berjudul Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional, menyatakan bahwa

“kebutuhan akan energi yang semakin meningkat dan ketergantungan pada minyak akan mendorong penghematan, juga berusaha dalam memperbesar produksi, baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi output pada sumur-sumur lama maupun pencarian sumur-sumur baru”. Sedangkan dengan mempertahankan

13 Drs. Sahat Simamora, Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional,


(34)

7 sumber cadangan yang ada juga akan mengakibatkan beberapa kendala, karena berdampak pada devisa surplus minyak di luar negeri yang kurang memberikan keuntungan. Mengenai harga minyak sendiri tekanan gejolak minyak bisa saja terjadi oleh dua hal14, di antaranya satu : tinginya tingkat konsumsi dan permintaan negara-negara konsumen maju, dua : tingginya laju pertumbuhan impor berbagai komoditi disemua negara OPEC.

Terdapat pemikiran lainnya yaitu menurut Bambang Irawan dalam tulisannya yang berjudul pengaruh regulasi produksi minyak OPEC terhadap kebijakan pemerintah Indonesia mengenai harga bahan bakar minyak 2008, bahwasannya regulasi15 minyak yang dilakukan OPEC telah berdampak pada stabilitas harga yang ditentukan oleh pasar, sedangkan pada tahun 2008 OPEC tidak menambahkan daya produksinya padahal permintaan yang semakin tingginya dari konsumsi anggota OPEC semakin sengit bersaing mendapatkan kuota, begitu juga dengan harga, disebabkan OPEC tidak menambah daya produksi mengakibatkan harga minyak menjadi naik.

Regulasi yang dilakukan OPEC juga berdasarkan apa yang telah dilakukan dan di sepakati oleh anggota-anggota OPEC, sehingga ini menjadikan keseimbangan, kestabilan bersama bagi negara anggota, akan tetapi berbeda dengan Indonesia, regulasi itu menjadikan Indonesia semakin sulit, dimana permintaan dalam negeri meningkat karena faktor produksi dalam negeri mencapai batas serta adannya pertambahan penduduk membuat kebutuhan akan

14

Ibid. Hal.210-211

15

Irawan Bambang, Pengaruh Regulasi Produksi Minyak OPEC Terhadap Kebijakan Peremintah Indonesia Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak 2008 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2009) dalam skripsi http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/396/jbptunikompp-gdl-bambangira-19782-1-skripsi-n.pdf di akses pada tangal 10 April 2014


(35)

8 BBM semakin tinggi. Akan tetapi ini tidak membuat OPEC terpengaruh, regulasi tetap berjalan, jika permintaan akan minyak meningkat dan penawaran tetap, maka harga minyak akan naik. Sebaliknya sedangkan jika permintaan menurun dan penawaran tetap, maka harga minyak akan turun. Permintaan konsumen terjadi apabila negara-negara pengkonsumsi minyak telah mengalami peningkatan akan kebutuhan minyak untuk memenuhi kebutuhannya, dimana kelangkaan minyak terjadi karena pertumbuhan penduduk sehingga konsumen meminta untuk menambah produksi minyak hingga kebutuhan akan minyak terpenuhi.

Pada dasarnya Indonesia telah banyak belajar mengenai keterkaitannya dengan OPEC dalam produksi minyaknya akan tetapi sampai pada saat ini, yang mana sudah 50 tahun lebih Indonesia dalam anggota OPEC tidak mengalami perubahan, sejak tahun 2000an Indonesia sudah dalam proses menjadi negara (net-importir), ini sudah berbeda dengan keinginan masyarakat, karena banyaknya permintaan yang semakin meningkat, kebutuhan minyak akan kunsumsi minyak dalam negeri menjadikan pemerintah akan dalam posisi yang rumit, dikala harga minyak meroket tinggi sedangkan Indonesia juga masih membayar iuran 2 juta setiap tahunnya, ini yang menjadikan alasan bahwa indonesia mempunyai kebijakan untuk keluar dari anggota OPEC.

Adapun beberapa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kebutuhan konsumsi minyak yang kurang dari produksi kilang minyak oleh perusahaan minyak di Indonesia, salah satunya impor minyak dari timur tengah, serta mencari lahan untuk membuat kilang-kilang yang berpotensi menghasilkan minyak mentah yang cukup produktif dan memberikan kesempatan


(36)

9 pada para investasi-investasi16 yang ingin memberikan modal pada perusahaan minyak untuk mempercanggih alat produksi minyak sehingga tidak perlu untuk impor lagi.

Menurut Ibnu Sutowo sebagai Dirut Pertamina, dalam bukunya Sanusi Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan beranggapan bahwa17 “indonesia

banyak belajar dari OPEC, karenanya indonesia masuk OPEC”. Sehingga dari

perkataan Dirut Pertamina tersebut banyak pendapat yang mendukung indonesia masuk OPEC, salah satu tokoh itu adalah Ir.Racmat Witular sebagai ketua komisi VI DPR, yang mana beliau menyatakan bahwa meskipun nasib dari negara-negara berkembang yang menjadi anggota OPEC pada saat itu akan selalu tergantung dengan OPEC dan juga akan membayar adanya iuran, akan tetapi sebagai anggota yang senasib dengan negara berkembang tersebut, yang menjadi berbeda yaitu antara yang kaya dan yang miskin semakin menjauh.

Pada tahun 1960 OPEC melakukan konferensi pertamanya oleh beberapa anggota penghasil minyak yang sudah berjalan sejak lama diantaranya terdapat negara Arab Saudi, Venezuela, Iran, Iraq, dan kuwait serta pada saat itu bulan september 1960 juga meresmikan terbentuknya OPEC di baghdad. Dari hasil konferensi pertama tersebut menghasilkan18 penetapan tujuan dari organisasi OPEC ialah mempersatukan kebijaksanaan di bidang perminyakan dan penentuan

16

Investor.co.id, Indonesia butuh investasi bidang energi dalam http://www.investor.co.id/energy/indonesia-butuh-investasi-bidang-energi/50224 di akses pada tanggal 15 april 2014

17

Sanusi Bahrawi, Indonesia Dalam Dunia Perminyakan, (Universitas Indonesia-Press, 1984), hal.5-6

18


(37)

10 cara-cara/langkah-langkah guna melindungi kepentingan-kepentingan negara anggota secara individu maupun kolektif.

Kerjasama Indonesia terhadap OPEC memang sangat lama bahkan sejak awal bergabungnya menjadi anggota OPEC, akan tetapi semakin lama semakin mendesak pada APBN, semakin banyak permintaan, dan konsumtifnya BBM oleh masyarakat indonesia menjadikan impor kita semakin tinggi presentasenya, ini sulit bagi pemerintah untuk menentukan kenaikan harga atau regulasi kuota yang di impor dari OPEC. Menurut Teguh Dartanto dengan tulisannya yang berjudul

BBM, Kebijakan Energi, Subsidi dan kemiskinan di indonesia19. Teguh Dartanto tertarik untuk menganalisis mengenai kebijakan energi, BBM, dan subsidi yang mana dapat mengakibatkan kemiskinan di indonesia pada tahun 2005. Teguh menyatakan bahwa mengapa alasan kenaikan harga minyak di indonesia mengalami pembengkakan bahkan sampai menuju pada krisis. Karena faktor perbedaan harga jual domestik dengan harga luar negeri-nya yang sangat timpang akibat peningkatan harga minyak bumi yang semakin sulit untuk di cari sumbernya, dan pada saat itu harga minyak bumi sekitar U$$ 50 perbarel jauh diatas harga minyak bumi yang di tetapkan dalam asumsi harga minyak dalam APBN 2005 yang hanya sebesar U$$ 24 perbarel20. Perbedaan ini yang megakibatkan timbulknya pembengkakan subsidi BBM.

Setelah dalam kurun waktu 3 tahun dari 2005-2008 harga BBM dan pembengkakan subsidi terus terjadi bahkan sampai produksi bahan minyak

19

Teguh Dartanto, Staf Bidang Pemikiran dan Kajian PPI Jepang

Research Student Graduate School of Economics Hitotsubashi University

Staf Pengajar dan Peneliti LPEM FEUI http://io.ppijepang.org/old/article.php?id=102 Diakses pada tanggal 19 November 2013

20


(38)

11 mentah pun terus mengalami penurunan. Dalam peryataan yang dilakukan oleh Teguh Dartanto dengan dampak kenaikan BBM terhadap Inflasi negara pada tahun 2005, kenaikan BBM ini secara langsung berdampak pada kenaikan harga-harga pada barang lainnya seperti pada bulan maret sampai pada oktober, estimasi dampak inflasi akan mencakup pada struktur komsumsi rumah tangga dan struktur biaya produksi industri.

Tabel 1.1 Posisi Penelitian No. Peneliti / Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Sahat Simamora ; Minyak Dalam Politik, Upaya Mencapai Konsensus Internasional

Minyak menjadi komodasi yang sangat penting bagi setiap negara dan banyaknya konsumsi

negara-negara maju menjadikan

penghematan pada bahan bakar minyak.

2. Bambang Irawan (2009); regulasi produksi minyak OPEC terhadap kebijakan pemerintah Indonesia mengenai harga bahan bakar minyak 2008

Deskriptif Regulasi minyak OPEC

menjadikan beberapa negara anggotanya mengalami kesulitan dalam kebutuhan komsumsi minyak dalam negeri, regulasi OPEC dengan penurunan jatah kuota bagi anggotanya karena kenaikan harga minyak dunia semakin tinggi.

3. Teguh Dartanto ; BBM, Kebijakan Energi, Subsidi dan kemiskinan di Indonesia

Adanya kebijakan energi dalam negeri serta penggunaan subsidi yang semakin tinggi membuat pemerintah untuk menaikkan harga BBM sehingga tidak membebani APBN dan kenaikan harga BBM di alokasiakan pada BLT


(39)

12

4. Sanusi Bahrawi ; Indonesia Dalam Dunia

Perminyakan.

Negara berkembang akan selalu tergantung dengan negara kaya, seperti halnya Indonesia masih tergantung dalam impor minyak OPEC dan menjadikan OPEC sebagi wadah untuk kepentingan persediaan BBM dalam negeri.

5. Ahmad Sandy ; Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Persediaan BBM Pasca Keluar dari OPEC

(Organization Petroleum Exporting Countries) 2008

Deskriptif Upaya yang dilakukan Indonesia dalam memenuhi persediaan BBM pasca keluar dari OPEC dengan kerjasama bilateral secara langsung pada negara-negara penghasil minyak, serta perluasan sektor investasi dan teknologi, juga menghindari ketergantungan akan BBM subsidi pemerintah membuat energi alternatif baru, guna menghemat BBM.

1.6 Landasan Konsep 1.6.1 Kerangka Konseptual

Untuk melihat analisa yang dapat memudahkan dalam tingkat penelitian, dibutuhkan beberapa teori ataupun konsep untuk memperkuat analisa peneliti sehingga dapat dijadikan refrensi dari daftar pembahasan, dan juga agar dapat mengembangkan konsep secara deskriptif. Terdapat 3 konsep yang mana adalah

Kerjasama OPEC, Konsep pilitik minyak dan Konsep Kebijakan. Sebelum masuk pada pembahasan masalah teori peneliti sedikitnya membahas tentang strategi dan pengulasan permasalahan awal.

1. Kerangka Kerjasama OPEC

Dalam setiap organisasi pasti terdapat tujuan, dimana salah satu tujuan dalam sistem OPEC adalah melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya,


(40)

13 baik dalam membutuhkan persediaan minyak dalam negeri anggotanya atau untuk membantu menambah kuota produksi dari anggota lainnya, karena pasti salah satu diantara anggotanya ada yg tidak sesuai yg diharapkan atau terdapat penurunan kuota di anggota tersebut.

Sejak menjadi anggota OPEC 1962, indonesia berperan aktif dalam penentuan arah dan kebijakan OPEC, khususnya dalam rangka menstabilisasi jumlah produksi dan harga minyak di pasar internasional. Dalam KBRI21 di Wina serta berdirinya Sekertariat OPEC pada 1965 Wina, Indonesia terlibat dalam kegiatan pemantau harga minyak dan penanganan masalah substansi serta diplomasi di berbagai persidangan yang diselenggarakan oleh OPEC. Disisi lain pentingnya peranan Indonesia di dalam OPEC menjadikannya sebagai Sekjen OPEC dan Presiden Konferensi OPEC pada 2004. Akan tetapi beberapa tahun setelah itu status keanggotaan Indonesia dalam OPEC telah menjadi wacana perdebatan berbagai pihak di dalam negeri, di karenakan Indonesia di anggap menjadi negara importir.

Selain di anggapnya telah menjadi importir, terdapat hambatan bahwasanya Indonesia telah menjadi negara importir yaitu ketidakmampunya Indonesia mengekspor produksinya, dan terdapat juga disebabkan karena kurangnya investasi pada baru disektor perminyakan, bahkan iuran US$ 2 juta pertahunnya dianggap memberikan dampak pada APBN. Jika melihat jaminan dalam OPEC saat menjadi anggotanya, akan menguntungkan pada Indonesia sendiri, selain bisa dapat tawar menawar dikanca internasional dalam dunia

21

Chori Aldhila, peranan Indonesia sebagai anggota OPEC dalam http://prezi.com/uz9rvz6d40rz/organization-of-the-petroleum-exporting-countries/ di akses pada 29 April 2014


(41)

14 perminyakan, karena banyak negara pengekspor minyak juga anggota OPEC, juga peningkatan citra RI di luar negeri yaitu status jabatan menteri ESDM22 sebagai Presiden Konferensi OPEC 2004, karena menjadikannya peran penting bagi OPEC, Indonesia juga dapat mengakses informasi dari Sekeretariat OPEC maupun informasi rahasia mengenai dinamika pasar minyak bumi, serta memberikan dana bantuan oleh OPEC untuk rekonstruksi Aceh dan Sumatra Utara 2004.

Pada tahun 2008 akhirnya Indonesia mengumumkan untuk keluar dari OPEC, karena disebabkan Indonesia menjadi negara importir dan terdapat regulasi OPEC pada tahun itu juga untuk menurunkan angka produksi minyak dari anggota OPEC, kemudian Indonesia hanya membanyar 2 juta dollar untuk keluar dan perlindungan OPEC pada saat Indonesia keluar dari anggotanya, Indonesia hanya menjadi peninjau saja.

Dinamika Indonesia yang terjadi dalam kanca internasional membuat kebutuhan konsumsi masyarakat mengenai BBM dalam negeri semakin sulit di dapat, pasca keluar dari OPEC, jaminan yang di dapat pada saat itu hanya sebatas peninjau, berbeda saat menjadi anggota OPEC, yang mana Indonesia terjamin untuk mengetahui keadaan internasional mengenai pasar minyak dunia serta sampai pada bursa-bursa kebijakan harga yang terjadi ruang lingkup predangangan minyak internasional.

22

Purnomo Yusgiantoro, Jabatan Gubernur OPEC Untuk Indonesia Berakhir Desember 2008 dalam http://www.esdm.go.id/berita/opec/41-opec/2187-jabatan-gubernur-opec-untuk-indonesia-berakhir-desember-2008.html di akses pada 29 April 2014


(42)

15

2. Konsep Politik Minyak

Minyak menjadi peran central bagi kehidupan di dunia, perkembangan zaman pada industrialsasai disetiap negara, baik negara maju maupun negera berkembang menjadikan minyak sebagai pengendali kinerja proses hasil industri. Dengan kebutuhan dari setiap negara, minyak menjadi komoditas yang paling menyedot perhatian untuk kepentingan dan mendapatkan keuntungan, baik pada individu, negara, organisasi internasional, minyak menjadi kekuatan untuk mengolah kedaulatan negara dan stabilitas nasional dalam pola politik, ini yang di sebut politk perminyakan23.

Menyangkut dengan politik perminyakan dalam negeri, kenaikan harga BBM di karenakan terdapat fluktuasi harga minyak dunia dan membebani anggaran negara. Keputusan pemerintah ini berdasarakan konsumsi dalam negeri yang semakin tinggi sehingga impor terus di lakukan, cadangan minyak bumi yang dimiliki Indonesia tidak mampu mengimbangi tingkat konsumsi bahan bakar domestik24. Kenaikan yang tidak terelakan menjadi solusi utama akibat tingginya ketergantungan Indonesia akan impor minyak, keputusan ini pun menjadi rentan terjadinya kerusuhan dan perdebatan dari banyak pihak, tidak heran jika isu bahkan terjadinya kenaikan harga BBM selalu menjadi komoditas politik perminyakan dalam negeri dan menjadi keamanan energi bagi persediaan domestik.

23

Repository.unhas.ac.id, Skripsi Ibu Seni dalam http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/189/SKRIPSI%20perbaikan%20bu%20s eni.doc?sequence=2 hal 28 di akses pada tanggal 10 Desember 2014

24

Winanti, 2011, kenaikan harga bbm dan kebijakan ekonomi politik energi Indonesia, dalam


(43)

16 Berbicara mengenai keamanan energi adalah persediaan pasokan energi baik melalui impor atau produksi, yang mana cukup untuk memenuhi kebutuhan dari sebuah negara bahkan di butuhkan di saat dalam konsidi krisis di dunia internasional maupun adanya konflik25. Politik perminyakan ini merupakan kegiatan untuk kebutuhan dan kepentingan bagi para aktornya, organisasi internasional seperti OPEC bahkan perusaahaan swasta dalam suatu negara ikut berperan, hal ini menimbulkan dasar pengerak suatu perpolitikan. Qystein Noreng mengatakan :

“Didalamnya terapat politik penentuan harga dan kendali pengadaanya sering kali menjadi sumber ketegangan internasional yang begitu ekspolsif. Singkatnya minyak mempunyai satu hubungan fungsional dengan berbagai issue penting dalam kehidupan manusia. Sejak hampir semua negara di dunia menjadi pengimpor minyak sekaligus menggantungakan sebagian besar menjadi konsumsi dan kebutuhan energi mereka pada minyak impor, tak dapat di hindarkan bahwa harga dan proses pengendaliannya telah mempengaruhi kemandirian ekonomi dan kebijakan politik luar negeri semua negera tersebut”26.

Dari kutipan tersebut bahwasannya dapat kita simpulkan terdapat impor menjadi pilihan utama dari negara utnuk kebutuhan dalam negeri, dan berakaitan dengan pertumbuhan ekonomi, perdagangan serta orientasi kebijakan politik luar negeri yang menentukan politik dalam negeri maupun kerjasama internasional.

Politik perminyakan menjadi dasar dari kehidupan energi bagi setiap negara, terutama bagi Indonesia, karena dengan berbagai macam persoalan dalam negeri dengan upaya memenuhi persediaan BBM dalam negeri,

25

M.Khoirunnada, UI 2010, Politik energi, dalam http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131583-T%2027540-Politik%20energi-Tinjauan%20literatur.pdf hal 2-3 di akses pada tanggal 09 Desember 2014

26


(44)

17 kebijakan muncul untuk memberikan solusi dalam perpolitikan energi dalam negeri, baik kebijakan itu berupa kenaikan harga BBM, atau peningkatan daya impor, atau pengurangan konsumsi dalam negeri dengan pengurangan BBM bersubsidi.

3. Konsep Kebijakan

Kebijakan merupakan suatu tindakan dan kesatuan pemikiran untuk menentukan, membuat keputusan untuk memenuhi kebutuhan domestiknya atau mencapai tujuan nasional dalam suatu negara. Jika berbicara mengenai nasional, adanya kepentingan dalam suatu negara, menurut K.J Holsti27 kepentingan nasional memiliki artian, citra mengenai keadaan negara pada masa yang akan datang serta masa depan kondisi dengan memperluas pengaruh keluar batas negaranya serta dengan mengubah atau mempertahankan prilaku-prilaku negara lain, melalui individu pembuat kebijaksanaan yang berkehendak membuat kondisi tertentu. Berbeda dengan pengertian kebijakan28 adalah arah tindakan yang direncanakan untuk mencapai suatu sasaran.

Adapun faktor-faktor dalam mempengaruhi kebijakan dalam bukunya Nasution29 mengemukakan, diantaranya; Pertahanan diri secara analisis harus di anggap sebagai sasaran dari semua negara, pertahanan diri adalah kebaikan utama. Keamanan, karena sifat sistem internasional tidak memberikan kepastian akan keberlangsung kehidupan negara, maka setiap negara terpaksa harus mengatur

27

Grhastatistika dalam jbptunikompp-gdl-wahyunurdi-19780-4-babiit-a.doc di akses pada tanggal 29 April 2014

28

Mahmun Syafir Nasution Lelang jabatan dalam perspektif kebijakan publik dalam http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/vdyr1370450043.pdf di akses pada 29 April 2014

29


(45)

18 hubungannya dengan dunia sedemikian rupa, supaya dapat menjamin kelangsungan hidup. Kesejahteraan dan kehormatan, negara biasanya bertindak untuk memperoleh perhatian negara lain, supaya dihormati dan mendapat konsensi status. Ideologi, yang harus dipertahankan dan dilindungi.

Dalam suatu kebijakan tentunya faktor- faktor tersebut mempengaruhi kebijakan dalam suatu negara. Mengenai permasalahan dengan perminyakan dalam negeri, faktor tersebut juga berpengaruh dalam pembuatan kebijakan. Keamanan akan kesejahteraaan bagi masyarakat Indonesia adalah faktor utama yang mempengaruhi suatu kebijakan. Keamanan akan persediaan energi demi kesejahteraan masyarakat menjadikan kebijakan untuk mempertahankan persediaan cadangan kebutuhan akan BBM. Dunia internasional juga menjadi ancaman bagi keamanan dalam negeri, tidak hanya pengaruh sistem internasional (pasar minyak dunia) akan tetapi produksi juga memberikan pengaruh yang signifikan bagi keamanan negara dalam bidang persediaan BBMnya. Oleh karena itu dalam proses yang mempengaruhi kebijakan ini negara yaitu pemerintah harus bertindak cepat dalam proses pembuatan kebijakan, faktor – faktor tersebut memberikan dampak pada kebutuhan minyak dalam negeri. Jika keamanan akan persediaan (produksi dalam negeri) semakin menipis maka impor menjadi cadangan alternatif kebijakan Indonesia agar terhindar dari krisis atau kalangkaan BBM dalam negeri, karena jika ini terjadi maka kesejahteraan masyarakat juga menjadi terhambat.


(46)

19 Keamanan persediaan energi dalam negeri salah satu pengaruh dari pasar minyak dunia. Stabilitas harga menjadi tugas OPEC dalam dunia perminyakan30, persaingan pasar minyak dunia hingga pada kenaikan harga tiap barrelnya sebagai gambaran pemerintah dalam keamanan persediaan energinya. Oleh karena itu pemerintah sebagai pondasi pergerakan utama negara harus dapat memperbaiki kondisi dalam negeri guna kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Kemudian dari itu pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tentunya terdapat proses – proses yang harus dilakukan secara sistematis atau stuktural, dengan melibatkan instansi-instansi yang sesuai dengan kebijakan yang akan di keluarkan. Menurut Waltz31 terdapat empat kebijakan dalam proses kebijakan :

1. Identifikasi masalah atau isu, 2. Formulasi kebijakan,

3. Implementasi kebijakan, dan 4. Evaluasi kebijakan).

Dalam proses pembuatan kebijakan ini, pemerintah mengidentifikasi masalah dahulu bahwa permasalahan yang terjadi di Indonesia khususnya pada kondisi perminyakan dalam negeri pasca keluar dari OPEC memberikan dampak pada stabilitas dan perekonomian negara sehingga Presiden SBY beserta para menteri mengupayakan memperbaiki kondisi dalam negeri dengan formulasi

30

Ditpolkom.bappenas.go.id, Politik luar negeri, keanggotaan Indonesia dalam OPEC dalam http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indon esia%20dalam%20Organisasi%20Internasional/4)%20OPEC/Organization%20of%20Petroleum% 20Exporting%20Countries%20(OPEC).pdf di akses pada tanggal 09 Desember 2014

31

Waltz, Gill. 1994. Health Policy – An Introduction to Process and Power. London : Zed Books hal.12 dalam skripsi Irawan Bambang, Pengaruh Regulasi Produksi Minyak OPEC Terhadap Kebijakan Peremintah Indonesia Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak 2008 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2009).Loc.cit hal 69


(47)

20 kebijakan, di antaranya melakukan upaya meningkatkan produksi BBM dalam negeri dengan memperbaiki kerjasama dengan negara produksi minyak serta pada implementasinya32 dalam perbaikan tersebut agar dapat memberikan hasil yang maksimal dengan investasi dan tingkat teknologi yang tinggi. Kemudian dalam implementasi tersebut perlu adanya evaluasi dalam proses kebijakannya karena bertujuan untuk formulasi atau usulan jalan alternatif dalam akhir jabatan kepemerintahan atau rezim sehingga dapat di perbaruhi dan di perbaiki jika terdapat permasalahan dalam kebijakan tersebut pada masa jabatan kepemerintahan yang akan datang.

Secara umum proses kebijakan bisa dilihat dari gambar ini :

Tabel 1.2 Proses pengambilan kebijakan

Dalam proses ini input di proses oleh pemerintah (Presiden) dan instansi-instansi yang terkait dan mempunyai tujuan tertentu untuk pengeluaran kebijakan tersebut, hingga akhirnya proses tersebut menghasilkan output yang berupa kebijkan yang akan dikeluarkan dengan melibatkan persetujuam DPR33.

32 Bambang Irawan, Loc.cit hal 70 33

Bambang Irawan, Loc.cit hal 70

Output Proses

Input


(48)

21 Mengenai berbagai proses kebijakan di atas, bersangkutan dengan BBM di indonesia, terdapat kebijakan tahun 200834, di antaranya sebagai berikut: Pada 24 Mei 2008 kembali dinaikkan dengan alasan yang hampir serupa (sama) yakni kenaikan harga minyak dunia namun lebih rumit sehingga terjadinya gejolak pasar keuangan:

 April Harga Saham jatuh cukup tajam imbal hasil obligasi pemeritah juga melonjak,

 Angka inflasi sebesar 0.95% cukup tinggi karena pada bulan april tergolong rendah bahkan deflasi,

 Kenaikan suku bunga dan depresiasi rupiah ( Fisher Effect ),

 Antisipasi terhadap pengalihan, penghindaran dan pengurangan resiko dari APBN untuk menarik subsidi dari harga BBM.

Kenaikan ini berdasarkan pertimbangan pemerintah mengenai BBM dalam APBN sehingga adanya perubahan pada 1 oktober 2008. Dengan kenaikan BBM tersebut rupiah kembali menguat setelah 2 bulan mengalami inflasi dan memperkurang angka kemiskinan melalui BLT (bantuan langsung tunai). Kenaikan pada 2008 ini menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk saat ini kenaikan harga BBM tinggi dilakukan karena dua hal yakni pertama: kenaikan harga Minyak dunia, kedua: keterlambatan dalam pengambilan keputusan35 mengakibatkan ketidakpastian dan inflasi. Pada 2013 kenaikan harga BBM juga

34

Anggito Abimanyu, Kenaikan Harga BBM dalam http://nasional.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga.BBM diakses pada tanggal 20 November 2014

35

Anggito Ambimayu, 1 Maret 2012, Kenaikan harga BBM, dalam http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga.BBM di akses pada tanggal 10 Desember 2014


(49)

22 terjadi dan dengan alasan yang hampir sama saat BBM naik pada 2008 lalu. Kenaikan BBM terjadi akibat produksi BBM menurun dan subsidi yang cukup memberatkan anggaran negara. Pemerintah melakukan berbagai macam cara untuk menanggulangi persediaan konsumsi dalam negeri yang semakin tinggi, sehingga dengan berbagai macam keputusan dari menteri dan Presiden, kebijakan kenaikan BBM tidak dapat diperhelatkan kembali.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Tipe Penelitian

Peneliti menggunakan jenis Analisa atau Deskriptif karena terdapat orang dan masyarakat, negara dan sistem internasional untuk menjelaskan didalamnya. Gambaran mengenai permasalahan disini menjawab dari rumusan masalah diatas yaitu Bagaimana upaya Indonesia dalam memenuhi persediaan BBM pasca keluar dari OPEC sehingga terciptamya kebijakan pemerintah Indonesia dalam penanganan BBM 2008.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pencarian data dari dan melalui berbagai sumber seperti buku, surat kabar (koran), televisi, artikel, jurnal, makalah, dan laporan berupa skripsi dan tesis serta e-book dan data internet.

1.8 Ruang Lingkup Peneliti 1.8.1 Batasan Waktu Penelitian

Agar dapat memetakan beberapa jangka waktu dimana peneliti dapat mengumpulkan data. Maka di perlukan data-data dari periode 2008 sampai 2014 akhir masa jabatan Presiden SBY. Sehingga peneliti dapat melakukan analisa


(50)

23 perbandingan dari permasalahan kasus keterbatasan bahan bakar minyak dan bagaimana pada 2008 ini apakah dikatakan berhasil menuntaskan upaya Indonesia dalam memenuhi persediaan BBM pasca keluar dari OPEC.

1.8.2 Batasan Materi

Agar peneliti dapat menfocuskan materi yang dijelaskan, peneliti melatarbelakangi dari keluarnya Indonesia dari OPEC serta dampaknya terhadap perminyakan Indonesia, kemudian terdapat juga kebijakan-kebijakan di Indonesia mengenai persediaan BBM pasca keluar dari OPEC.


(51)

24

1.9 Argumen Pokok

Regulasi OPEC dan perbedaan tujuan di antara Indonesia dengan OPEC karena pada tahun 2000an Indonesia menjadi negara importir sehingga keputusan yang di ambil oleh pemerintah pada 2008, Indonesia secara resmi keluar dari anggota OPEC. Kemudian Indonesia pasca keluar, mengalami beban untuk impor karena pasokan yang dilakukan oleh pemerintah kurang begitu efektif untuk menanggulangi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga adanya program baru yang digodok oleh pemerintah saat ini, yaitu merencanakan mencari investasi-investasi baru untuk membantu perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia dalam membuat dan mencari lahan potensi kilang-kilang minyak mentah. Serta investasi tersebut juga untuk memperbaiki teknologi dalam perusahaan minyak dalam negeri, ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor minyak domestik yang membebani anggaran. Oleh karena itu upaya yang dilakukan pemerintah pasca keluar dari OPEC dengan bekerjasama oleh negara Timur Tengah yang memproduksi minyak dan persediaan BBM Indonesia juga tersupply dari negara – negara wilayah Asia.


(52)

25

1.10 Sistematika Penulisan

Penulisan ini di susun dalam empat bab yang mana masing-masing menyajikan penjelasan yang berbeda untuk menjawab dari rumusan masalah penelitian dan memenuhi tujuan penelitian. Bab 1 menggambarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan, serta manfaat penelitian, juga di sajikan penelitian terdahulu (literatur review) untuk menjelaskan posisi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lainnya. Bab ini juga menyajikan landasan konsep dan teori yang digunakan sebagai kerangka dalam menganalisis permasalahan dan mejawab masalah penelitian. Selanjutnya bab ini juga menguraikan metodologi penelitian yang digunakan serta mengidentifikasi dua variabel dan level analisis. Selain itu juga penting untuk mengemukakan ruang lingkup penelitian, juga hipotesis sebagai jawaban sementara.

Pada Bab II peneliti menyajikan gambaran umum mengenai alasan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC, terdapat pula pro kontra dan kondisi serta dampak di dalam negeri pasca keluar dari OPEC.

Bab III memuat tentang upaya apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kebutuhan minyak dalam negeri pasca keluarnya dari anggota OPEC, sekaligus menjawab dari hasil kesimpulan awal.

Selanjutnya, Bab IV merupakan bagian kesimpulan, penutup yang di pertegas tentang berbagai temuan hasil penelitian. Selain itu juga, di uaraikan diskusi lanjutan yang menyajikan permasalahan yang belum terselesaikan dalam penelitian ini atau hal yang perlu untuk di teliti lebih lanjut sehingga memungkinkan lahirnya penelitian lain mengenai topik yang sama.


(1)

20 kebijakan, di antaranya melakukan upaya meningkatkan produksi BBM dalam negeri dengan memperbaiki kerjasama dengan negara produksi minyak serta pada implementasinya32 dalam perbaikan tersebut agar dapat memberikan hasil yang maksimal dengan investasi dan tingkat teknologi yang tinggi. Kemudian dalam implementasi tersebut perlu adanya evaluasi dalam proses kebijakannya karena bertujuan untuk formulasi atau usulan jalan alternatif dalam akhir jabatan kepemerintahan atau rezim sehingga dapat di perbaruhi dan di perbaiki jika terdapat permasalahan dalam kebijakan tersebut pada masa jabatan kepemerintahan yang akan datang.

Secara umum proses kebijakan bisa dilihat dari gambar ini : Tabel 1.2 Proses pengambilan kebijakan

Dalam proses ini input di proses oleh pemerintah (Presiden) dan instansi-instansi yang terkait dan mempunyai tujuan tertentu untuk pengeluaran kebijakan tersebut, hingga akhirnya proses tersebut menghasilkan output yang berupa kebijkan yang akan dikeluarkan dengan melibatkan persetujuam DPR33.

32 Bambang Irawan, Loc.cit hal 70 33

Bambang Irawan, Loc.cit hal 70

Output Proses

Input


(2)

21 Mengenai berbagai proses kebijakan di atas, bersangkutan dengan BBM di indonesia, terdapat kebijakan tahun 200834, di antaranya sebagai berikut: Pada 24 Mei 2008 kembali dinaikkan dengan alasan yang hampir serupa (sama) yakni kenaikan harga minyak dunia namun lebih rumit sehingga terjadinya gejolak pasar keuangan:

 April Harga Saham jatuh cukup tajam imbal hasil obligasi pemeritah juga melonjak,

 Angka inflasi sebesar 0.95% cukup tinggi karena pada bulan april tergolong rendah bahkan deflasi,

 Kenaikan suku bunga dan depresiasi rupiah ( Fisher Effect ),

 Antisipasi terhadap pengalihan, penghindaran dan pengurangan resiko dari APBN untuk menarik subsidi dari harga BBM.

Kenaikan ini berdasarkan pertimbangan pemerintah mengenai BBM dalam APBN sehingga adanya perubahan pada 1 oktober 2008. Dengan kenaikan BBM tersebut rupiah kembali menguat setelah 2 bulan mengalami inflasi dan memperkurang angka kemiskinan melalui BLT (bantuan langsung tunai). Kenaikan pada 2008 ini menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk saat ini kenaikan harga BBM tinggi dilakukan karena dua hal yakni pertama: kenaikan harga Minyak dunia, kedua: keterlambatan dalam pengambilan keputusan35 mengakibatkan ketidakpastian dan inflasi. Pada 2013 kenaikan harga BBM juga

34

Anggito Abimanyu, Kenaikan Harga BBM dalam

http://nasional.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga.BBM diakses pada tanggal 20 November 2014

35

Anggito Ambimayu, 1 Maret 2012, Kenaikan harga BBM, dalam http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga.BBM di akses pada tanggal 10 Desember 2014


(3)

22 terjadi dan dengan alasan yang hampir sama saat BBM naik pada 2008 lalu. Kenaikan BBM terjadi akibat produksi BBM menurun dan subsidi yang cukup memberatkan anggaran negara. Pemerintah melakukan berbagai macam cara untuk menanggulangi persediaan konsumsi dalam negeri yang semakin tinggi, sehingga dengan berbagai macam keputusan dari menteri dan Presiden, kebijakan kenaikan BBM tidak dapat diperhelatkan kembali.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Tipe Penelitian

Peneliti menggunakan jenis Analisa atau Deskriptif karena terdapat orang dan masyarakat, negara dan sistem internasional untuk menjelaskan didalamnya. Gambaran mengenai permasalahan disini menjawab dari rumusan masalah diatas yaitu Bagaimana upaya Indonesia dalam memenuhi persediaan BBM pasca keluar dari OPEC sehingga terciptamya kebijakan pemerintah Indonesia dalam penanganan BBM 2008.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pencarian data dari dan melalui berbagai sumber seperti buku, surat kabar (koran), televisi, artikel, jurnal, makalah, dan laporan berupa skripsi dan tesis serta e-book dan data internet.

1.8 Ruang Lingkup Peneliti 1.8.1 Batasan Waktu Penelitian

Agar dapat memetakan beberapa jangka waktu dimana peneliti dapat mengumpulkan data. Maka di perlukan data-data dari periode 2008 sampai 2014 akhir masa jabatan Presiden SBY. Sehingga peneliti dapat melakukan analisa


(4)

23 perbandingan dari permasalahan kasus keterbatasan bahan bakar minyak dan bagaimana pada 2008 ini apakah dikatakan berhasil menuntaskan upaya Indonesia dalam memenuhi persediaan BBM pasca keluar dari OPEC.

1.8.2 Batasan Materi

Agar peneliti dapat menfocuskan materi yang dijelaskan, peneliti melatarbelakangi dari keluarnya Indonesia dari OPEC serta dampaknya terhadap perminyakan Indonesia, kemudian terdapat juga kebijakan-kebijakan di Indonesia mengenai persediaan BBM pasca keluar dari OPEC.


(5)

24 1.9 Argumen Pokok

Regulasi OPEC dan perbedaan tujuan di antara Indonesia dengan OPEC karena pada tahun 2000an Indonesia menjadi negara importir sehingga keputusan yang di ambil oleh pemerintah pada 2008, Indonesia secara resmi keluar dari anggota OPEC. Kemudian Indonesia pasca keluar, mengalami beban untuk impor karena pasokan yang dilakukan oleh pemerintah kurang begitu efektif untuk menanggulangi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga adanya program baru yang digodok oleh pemerintah saat ini, yaitu merencanakan mencari investasi-investasi baru untuk membantu perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia dalam membuat dan mencari lahan potensi kilang-kilang minyak mentah. Serta investasi tersebut juga untuk memperbaiki teknologi dalam perusahaan minyak dalam negeri, ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor minyak domestik yang membebani anggaran. Oleh karena itu upaya yang dilakukan pemerintah pasca keluar dari OPEC dengan bekerjasama oleh negara Timur Tengah yang memproduksi minyak dan persediaan BBM Indonesia juga tersupply dari negara – negara wilayah Asia.


(6)

25 1.10 Sistematika Penulisan

Penulisan ini di susun dalam empat bab yang mana masing-masing menyajikan penjelasan yang berbeda untuk menjawab dari rumusan masalah penelitian dan memenuhi tujuan penelitian. Bab 1 menggambarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan, serta manfaat penelitian, juga di sajikan penelitian terdahulu (literatur review) untuk menjelaskan posisi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lainnya. Bab ini juga menyajikan landasan konsep dan teori yang digunakan sebagai kerangka dalam menganalisis permasalahan dan mejawab masalah penelitian. Selanjutnya bab ini juga menguraikan metodologi penelitian yang digunakan serta mengidentifikasi dua variabel dan level analisis. Selain itu juga penting untuk mengemukakan ruang lingkup penelitian, juga hipotesis sebagai jawaban sementara.

Pada Bab II peneliti menyajikan gambaran umum mengenai alasan keluarnya Indonesia dari anggota OPEC, terdapat pula pro kontra dan kondisi serta dampak di dalam negeri pasca keluar dari OPEC.

Bab III memuat tentang upaya apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kebutuhan minyak dalam negeri pasca keluarnya dari anggota OPEC, sekaligus menjawab dari hasil kesimpulan awal.

Selanjutnya, Bab IV merupakan bagian kesimpulan, penutup yang di pertegas tentang berbagai temuan hasil penelitian. Selain itu juga, di uaraikan diskusi lanjutan yang menyajikan permasalahan yang belum terselesaikan dalam penelitian ini atau hal yang perlu untuk di teliti lebih lanjut sehingga memungkinkan lahirnya penelitian lain mengenai topik yang sama.