Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

16 f. Tempat Pertunjukan Tempat untuk berlangsungnya sebuah pertunjukan biasanya disebut dengan pentas. Pentas bisa bermacam-macam, misalnya berbentuk panggung, pendhapa, arena tapal kuda, lingkaran, atau setengah lingkaran. Perlu dibedakan antara pentas dan panggung . pentas adalah tempat dimana suatu pertunjukan dipergelarkan, sedangkan panggung dalam konteks pertunjukan adalah tempat tinggi untuk mempergelarkan suatu pertunjukan Kusnadi, 2009: 11

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang berjudul Analisis Koreografi Tari Bedhaya Luluh Karya Siti Sutiyah oleh Indah Kurnia Anisafitri tahun 2013, Program S-1 Jurusan Pengkajian Seni Tari, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut mengkaji tentang bentuk Koreografi Tari Bedhaya Luluh . Penelitian lain adalah Bedhaya Luluh Persepektif Wiraga Wirama dan Wirasa , oleh mahasiswi Kingkin Bondan Banowati, Program S-1 Institut Seni Indonesia Surakarta tahun 2015. Penelitian tersebut relevan dan tidak sama dengan penelitian yang berjudul Makna Simbolis Tata Rakit Tari Bedhaya Luluh Karya Siti Sutiyah Sasmintadipura.

D. Kerangka Berpikir

Tari Bedhaya Luluh merupakan Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Siti Sutiyah Sasmintadipura untuk memperingati HUT Yayasan Pamulangan 17 Beksa Sasminta Mardawa YPBSM ke 50. Tari Bedhaya Luluh ditarikan oleh delapanbelas penari putri dengan menggunakan tata rias dan busana kembar. Secara koreografis tari ini masih menampakkan ciri-ciri yang sangat lekat dengan ketentuan- ketentuan normatif dan prinsip-prinsip yang berlaku dalam tari Bedhaya tradisi. Latar belakang tari Bedhaya Luluh ini adalah kemanunggalan, menyatu yang menggambarkan bersatunya dua organisasi yang awal mulanya bernama Mardawa Budaya MB pada tahun 1976 dan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta PBN pada tahun 1976, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa YPBSM. Sementara itu untuk garapan iringannya merupakan perpaduan antara garap iringan bedhaya gaya Yogyakarta dan gaya Surakarta, yang antara lain berupa garap gendhing Kemanakan Luluh Pl. Pathet Nem, Ladrang gumolong minggah Ayak-ayak, dan Gendhing Ketawang Manunggal. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tari Bedhaya Luluh memiliki makna baik tersurat maupun tersirat di dalam tari tersebut. 18

BAB III METODE PENELITIAN