Sejalan masa tersebut, pendekatan belajar mengajar di TK menganut prinsip belajar sambil bermain karena dunia anak adalah dunia bermain. Diah Harianti,
1994:142. Bermain bagi anak-anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan.
Menurut Conny Semiawan, bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atapun pujian Jurnal Ilmiah
Anak Dini Usia, Edisi Ketiga:16. Menurut Mayke Sugiyanto 1995:11 bermain memberi anak perasaan menguasai atau mamapu mengendalikan hal-hal yang
ada dalam dunianya. Melalui bermain anak dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik, mental intelektual dan spiritual.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar sambil bermain dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, kemandirian, kemampuan
untuk memilih dan menumbuhkan motivasi untuk belajar.
4. Perkembangan Anak Usia TK a. Perkembangan fisik dan motorik
Menurut Kuhlen dan Thompson, perkembangan fisik individu meliputi tiga aspek yaitu:
a System syaraf, yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosional
b Otot-otot yang mempengaruhui perkembangan kekuatan dan kekuatan motorik
c Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola perilaku baru seperti pada usia remaja berkembang persaan senang untuk aktif dalam
suatu kegiatan yang sebagiata anggotanya terdiri dari lawan jenis.
Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku motorik yang memperlihatkan interaksi dari kematangan mahkluk dan lingkungannya.
Pada prinsipnya perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh factor gizi, status kesehatan dan gerakan-gerakan yang sesuai dengan perkembangannya
Yudha M, Saputra, 2005:20 Menurut Moeslichatoen 2004:17 metode kegiatan yang dapat memacu
perkembangan motorik halus adalah menggambar, melipat, dan membentuk. Sedangkan untuk motorik kasar adalah menangkap, menendang, meloncat,
melompat dan sebagainya.
b. Perkembangan kognitif
Menurut Peaget yang dikutip Yulia Ayriza2006:1, perkembangan kognitif anak usia TK 2-8 tahun berada pada tahap pra operasional. Cirri-ciri
anak usia ini diantaranya anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis . penguasaan bahasa semakin sistematis, egosentris yakni tidak
mampu melihat dari prespektif orang lain, imitasi : peniruan secara besar- besaran. Menurut peaget cara berfikir anak pada tahapan ini ditandai dengan 8
ciri utama: 1 Transduktive Reasoning artinya anak berfikir yang bukan indukatif atau
deduktif tetapi tidak logis. 2 Ketidak jelasan hubungan sebab akibat artinya anak mengenal hubungan
secara tidak logis 3 Animism artinya anak menganggap semua benda itu hidup seperti dirinya
4 Artificial artinya anak mempercayai bahwa segalas sesuatu dilingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia.