Tari Tayub Deskripsi Teorik 1. Makna Simbolik

B. Kerangka Berfikir

Prosesi ritual siraman penari tayub merupakan suatu acara yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Acara ini sudah menjadi agenda rutin yang sudah terjadwal dalam rangkaian acara untuk memperingati hari jadi kota. Prosesi ritual siraman para penari tayub ini sering disebut dengan siraman para waranggana. Acara ini merupakan sebuah ritual yang dilaksanakan sebelum pementasan tari tayub ditampilkan, dan merupakan sebuah acara yang menjadi suatu kebanggaan masyarakat Tuban yang menjadi ciri khas dari seni tari tayub daerah Tuban. Prosesi ritual siraman penari tayub ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membawa keberkahan bagi para penari serta membawa keberkahan bagi seniman-seniwati yang mengikuti acara ini, dan ritual ini merupakan sebuah ungkapan rasa terima kasih kepada sang Pencipta. Banyaknya kesenian-kesenian di wilayah Kabupaten Tuban yang sebagian hampir punah yang diakibatkan oleh aktifitas kesenian itu sendiri yang jarang berjalan, maka dari itu Pemerintah Kabupaten Tuban, para seniman dan masyarakat masih tetap melestarikan acara ritual siraman penari tayub, dan tidak meninggalkan pula kesenian tayubnya. Karena kesenian tayub di daerah Tuban merupakan salah satu kesenian yang menjadi andalan serta kebanggaan daerah Tuban. Keberadaan kesenian ini perlu mendapat perhatian khusus, baik dari Pemerintah, seniman tari, maupun seniman yang lainnya, serta masyarakat pendukungnya. Mulai dari pembinaan sampai pengadaan fasilitas yang mendukung kesenian ritual siraman penari tayub. Keberadaan kesenian sebagai warisan budaya dapat digunakan sebagai daya tarik tiap daerah.

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sejauh pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membahas tentang makna simbolik prosesi ritual tari tayub pada hari jadi kota Tuban. Penelitan yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi masukan untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian relevan tersebut antara lain: 1. Penelitian oleh Arim Syahroni, Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2011 dengan judul “Fenomena Tari Tayub di Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban ”. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang persepsi masyarakat di daerah Jatirogo tentang penari tayub dari segi positif dan negatif. 2. Penelitian oleh Anindya Kusuma Astuti, Mahasiswa S1 Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2014 dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Kerakyatan Tayub Dalam Ritual Suran di Desa Karangsari Semin, Gunung Kidul ”. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang bagaimana persepsi masyarakat ketika menerima tari kerakyatan tayub sebagai sarana ritual suran yang sampai saat ini masih tetap berlangsung setiap tahun. 3. Penelitian oleh Lintang Widari Probojati, Mahasiswa S1 Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun