b. Analisis data
Pengolahan data dari lapangan dilakukan untuk mengetahui kandungan biomassa pohon atas permukaan. Kandungan biomassa pohon dapat diketahui
dengan menggunakan model allometrik biomassa pohon. Beberapa jenis pohon yang telah diteliti sebelumnya, estimasi biomassa pohonnya menggunakan model
allometrik yang sudah ada sebelumnya. Model allometrik jenis yang belum mempunyai model allometrik namun mempunyai informasi tentang berat jenis
BJ maka digunakan model allometrik umum, yaitu model allometrik pohon bercabang dan tidak bercabang dan untuk jenis pohon yang tidak di ketahui
informasi tentang berat jenisnya BJ digunakan model allometrik umum untuk kayu campuran.
Penggunaan persamaan
alometrik umum
juga mempunyai
keuntungan terhadap sebaran diamater pohon
‐pohon yang lebih lebar Brown, 1997. Model alometrik untuk estimasi biomassa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Model allometrik pendugaan biomassa No. Jenis pohon
Estimasi biomassa pohon Sumber
1 Campuran BBA=0.0639D
2,3903
Thojib et al
, 2002 2 Pohon
bercabang BK=0.11
ρD
2.62
Ketterings,2001 3 Pohon
tidak bercabang
BK= πρHD
2
40 Hairiah dkk., 2007
4 Ficus sp.
lnBBA=2.59+2.6 lnD Krisnawati dkk., 2012
5 Palaqium sp
lnBBA=-1,098+2.142 lnD Krisnawati dkk., 2012
6 Pinus merkusii
BBA=0.094D
2.432
Krisnawati dkk.,
2012 7
Schima wallicii BBA=0.459D
1,364
Salim, 2005
Keterangan: BBA=Berat Bagian Atas; BK= Berat Kering; D=Diameter pohon cm; H=Tinggi pohon
m; ρ = BJ kayug cm
-3
Untuk menghitung cadangan karbon dibawah permukaan tanah dilakukan tahapan berikut:
a. Ambil data biomassa pohon atas permukaan Bap;
b. Hitung biomassa bawah permukaan dengan nisbah akar pucuk;
Universitas Sumatera Utara
Menurut Badan Standarisasi Nasional 2011 pengukuran biomassa di bawah permukaan tanah dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Bbp = NAP x Bap
Keterangan:
Bbp : Biomassa bawah permukaan, dinyatakan dalam kilogram kg;
NAP : Nilai nisbah akar pucuk; Bap
: Nilai biomassa atas permukaan above ground biomass, dinyatakan dalam kilogram kg
Nisbah akar pucuk digunakan dalam rumus pengukuran biomassa di bawah permukaan tanah. Nisbah akar pucuk dalam rumus pengukuran biomassa
di bawah permukaan tanah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel.4. Nisbah akar pucuk Nap pada berbagai tipe hutan tropis
Tipe hutan Nisbah akar pucuk
Contoh lokasi
Hutan hujan tropis 0,37
Hutan campuran Dipterocarpa diKalimantan
Hutan yang menggugurkan daun 0,20 – 0,24 Hutan jati
Hutan daerah kering tropis 0,28 - 0,56
Hutan savana di NTT Semak tropis
0,40 Hutan bekas kebakaran
Hutan pegunungan tropis 0,270,27 - 0,28
Hutan wilayah dataran tinggi
Sumber data: IPCC 2006 Guideline for National Greenhouse Gas Inventories
Nisbah akar pucuk yang digunakan pada perhitungan karbon dibawah
permukaan tanah di Hutan pendidikan adalah 0,27-0,28. Hal ini di karenakan hutan pendidikan Universitas Sumatera Utara terletak pada ketinggian 891-1991
mdpl yang membuat hutan tersebut masuk kedalam kategori hutan dataran tinggi Setiawan, 2012. Biomassa di bawah permukaan tanah pada hutan wilayah
dataran tinggi dapat menggunakan nisbah akar pucuk 0,27 saja Lugina dkk., 2011.
Universitas Sumatera Utara
Hairiah dan rahayu 2007 menyatakan bahwa konsentrasi karbon dalam
bahan organik adalah sekitar 46, hal ini sesuai dengan pernyataan Primelya2012 yang menyatakan kayu sebagai produk alam yang tersusun atas
karbon 46 C, hydrogen 6 H, oksigen 44 O serta mineral 1. Maka estimasi jumlah karbon tersimpan dapat dihitung dengan mengalikan total berat
massanya dengan konsentrasi karbon yaitu total biomassa dikalikan dengan konsentrasi karbon dalam biomassa sebagai berikut:
Ckg ha
1
= Berat kering kg ha
1
x 0.46 C
Total =
Ckg ha
1
x 1325 Ha
c. Nilai ekonomi cadangan karbon