1
1. PENDAHULUAN
Rencana keuangan daerah selama satu tahun anggaran, yang merupakan pedoman pelaksanaan fungsi keuangan daerah, dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Salah satu pos dalam APBD adalah pos belanja daerah. Menurut Pane, et.al 2011, belanja daerah terdiri dari belanja
langsung dan belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan program dan kegiatan
pemerintahan. Pos yang menarik dari belanja tidak langsung adalah belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Kedua jenis belanja ini menarik karena kadang dalam
pelaksanaannya terdapat banyak kepentingan politis didalamnya juga mempunyai risiko yang tinggi untuk dilakukan tindakan penyimpangan, walaupun sudah ada
peraturan yang mengatur secara khusus pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Belanja hibah dan belanja bantuan sosial, sebelum tahun 2011, diatur oleh beberapa peraturan, baik Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam
Negeri. Peraturan tersebut antara lain adalah Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2009 Darmastuti dan Setyaningrum, 2011.
Peningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, dilakukan dengan menyusun kembali peraturan yang digunakan
2
sebagai pedoman oleh pemerintah daerah dalam mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun
2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 tahun 2011, menyebutkan bahwa ruang lingkup peraturan menteri meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
tahun 2011 kemudian diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Kota Magelang, sebagai daerah mandiri dalam otonomi daerah, mengatur belanja hibah dan belanja bantuan sosial dalam beberapa Peraturan Walikota.
Belanja hibah diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 Tahun 2011 tentang
tatacara penganggaran,
pelaksanaan dan
penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi belanja hibah
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Magelang. Peraturan tersebut kemudian diubah sebanyak dua kali. Perubahan pertama
menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 39 Tahun 2011, dan perubahan kedua menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 52 Tahun 2012. Sedangkan
belanja bantuan sosial diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 35 Tahun 2011 tentang tatacara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
3
pertanggungjawaban dan evaluasi belanja bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Magelang. Peraturan tersebut
juga mengalami perubahan sebanyak dua kali. Perubahan pertama menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 40 Tahun 2011, dan perubahan kedua
menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 53 Tahun 2012. Peraturan dan mekanisme yang telah disusun oleh Pemerintah baik di
tingkat pusat maupun daerah belum dilaksanakan dengan maksimal. Kasus penyimpangan dana hibah dan bantuan sosial masih banyak ditemui. Dugaan
korupsi bantuan sosial bansos keagamaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah APBD 2008 ditemukan di Magelang TRIBUNJATENG.COM, 8 Februari 2013.
Kasus penyimpangan dana bantuan sosial ini, menjadikan Riza Kurniawan, yang menjabat sebagai Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DRPD Jawa
Tengah, divonis tiga tahun penjara. Riza Kurniawan diduga memotong dana bantuan sosial keagamaan untuk masjid, yang dilakukan pada 18 Mushola dan
Masjid di Magelang. Selain kasus korupsi bansos keagamaan, terdapat pula kasus korupsi dana
bantuan sosial bansos pedagang Pasar Gotong Royong, Kota Magelang Solopos.com, 30 September 2013. Kasus korupsi dilakukan oleh Fahriyanto,
mantan Walikota Magelang, yang terbukti melakukan korupsi dana yang semestinya disalurkan kepada 617 pedagang untuk subsidi uang muka pembelian
kios dan los Pasar Gotong Royong, sebesar Rp. 2.827 miliyar. Dana bantuan sosial itu seharusnya dicairkan setelah pembangunan pasar 100 selesai, namun
4
oleh Fahriyanto dana tersebut dicairkan saat pembangunan baru berjalan 51, dan terbukti menyalahi aturan.
Kasus penyimpangan dalam pelaksanaan dan pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial mengindikasikan pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial yang tidak maksimal. Kasus penyimpangan yang terjadi mengindikasikan ada penyimpangan dalam kegiatan pengendalian. Dalam
komponen pengendalian internal, kegiatan pengendalian merupakan komponen yang sangat penting, karena tujuan dari kegiatan pengendalian adalah untuk
mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif
PP Nomor 60 tahun 2008, yang berarti bahwa kegiatan pengendalian digunakan untuk memastikan bahwa peraturan yang disusun untuk mengatasi resiko yang
mungkin timbul, telah dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu, peneliti memfokuskan penelitian pada kegiatan
pengendalian dikarenakan dari kasus penyimpangan yang terjadi, yang merupakan risiko dari pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, seharusnya dapat
diatasi dengan pelaksanaan peraturan yang disusun oleh pemerintah sebagai tindakan untuk mengatasi resiko penyimpangan tersebut. Tetapi, dalam
kenyataannya masih saja terjadi penyimpangan walaupun tindakan untuk mengatasi resiko sebagai bagian dari kegiatan pengendalian telah disusun dengan
baik. Selain itu, dari lima komponen sistem pengendalian internal pemerintah, peneliti hanya memfokuskan pada komponen kegiatan pengendalian, dikarenakan
didasari oleh Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
5
Keuangan Negara.
Peraturan tersebut
membawa implikasi
perlunya penyelenggaraan kegiatan pengendalian pada keseluruhan Instansi Pemerintah
untuk mencapai sistem pengelolaan keuangan Negara yang lebih akuntabel dan transparan
http:www.kppt.baliprov.go.id .
Jadi perlu
dilakukan penelitian
mendalam mengenai
kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial pada
Pemerintah Kota Magelang, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pengendalian dalam mengatasi resiko penyimpangan yang terjadi dengan melihat pelaksanaan
kegiatan pengendalian yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang dari indikator kegiatan pengendalian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008.
Dari uraian diatas, masalah penelitian yang dirumuskan adalah kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial
Pemerintah Kota Magelang. Persoalan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang? Penelitian mengenai kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan wawasan bagi penulis. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dengan menyajikan data sebagai bahan evaluasi,
serta memberi masukan atas kelemahan kegiatan pengendalian untuk belanja hibah dan bantuan sosial.
6
Penyusunan kertas kerja ini, disusun dengan sistematika sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, analisis data serta kesimpulan
dan saran. Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian tentang
kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Setelah bagian pendahuluan terdapat bagian
kedua yaitu bagian kajian pustaka. Kajian pustaka berisi teori sebagai dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan kertas kerja ini. Bagian ketiga dalam
penelitian ini adalah metode penelitian yang berisi tentang satuan pengamatan dan satuan analisis, jenis data dan sumber data serta teknik analisis data. Bagian
keempat tentang analisis data berisi tentang pembahasan mengenai sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang,
kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang, dan deskripsi kegiatan pengendalian pengelolaan
belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah. Bagian kelima dalam penelitian ini adalah kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari temuan penelitian dan saran
yang dapat diberikan kepada Pemerintah maupun bagi penelitian selanjutnya. Kertas kerja ini memiliki beberapa batasan. Pertama, penelitian ini hanya
meneliti kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Kedua, Penelitian ini hanya meneliti
pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa uang. Ketiga,
7
penelitian ini sebagian besar hanya dilakukan di Dinas Pengelolaan Pendapatan dan Keuangan Daerah DPPKD Kota Magelang sebagai instansi yang berlaku
menjadi Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD dan Bendahara Umum Daerah BUD Kota Magelang.
2. KAJIAN PUSTAKA