Apa itu ASTER
1. Apa itu ASTER ?
ASTER adalah sensor dari Satelite TERRA yang dihasilkan oleh proyek kerja sama
JAPAN-USA, dalam memecahkan persoalan yang menyangkut SDA dan lingkungan. Proyek
ASTER berada dibawah payung Earth Observing System (EOS) yang bertujuan untuk
melakukan observasi permukaan bumi dalam rangka monitoring lingkungan hidup secara
global dan penginderaan sumber daya alam.
ASTER (Advance Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) merupakan
sensor optik multi spektral dengan resolusi spasial tinggi yang dimuat pada satelit Terra yang
diluncurkan pada bulan Desember 1999. ASTER mempunyai 14 band spektral mulai dari
band visible (Spektrum tampak) sampai band thermal (Spektrum panas), yang terbagi
menjadi 3 radiometer, yaitu: VNIR (Visible Near Infrared Radiometer), SWIR (Short Wave
Infrared Radiometer) dan TIR (Thermal Infrared Radiometer) (Ersdac, 2003). VNIR
merupakan instrumen yang mampu mendeteksi pantulan dari permukaan bumi pada
gelombang visibel sampai infra merah dekat (0.52 – 0.86 μm). Satu kelebihan sensor ASTER
adalah memiliki 2 band inframerah dekat dengan panjang gelombang yang sama, yaitu band
3N (nadir: arah tegak lurus) dan 3B (backward: arah belakang), dimana band 3B
dipergunakan untuk memperoleh pandangan ke arah belakang dengan sudut dari titik nadir
sejauh 27,60° (Ersdac, 2002). Penambahan band 3B bertujuan untuk memperoleh
kemampuan stereoskopik yang dapat diproses lebih jauh untuk menghasilkan informasi
ketinggian dari obyek di permukaan bumi atau DEM (Digital Elevation Model).
Data DEM dari permukaan bumi merupakan informasi yang sangat penting dalam
membantu proses koreksi dan analisis citra, seperti, koreksi citra karena pengaruh ketinggian
(orthorektifikasi), pembuatan kontur, tampilan citra 3D, analisis manajemen bencana
(penentuan daerah rawan bencana banjir, longsor dan tsunami), penyusunan tata ruang,
penurunan level tanah (land subsidence) dan banyak yang lainnya. Oleh karena itu
kemampuan data stereo ASTER untuk menghasilkan DEM dengan resolusi spasial tinggi (15
m) merupakan teknologi yang sangat penting bagi pengguna remote sensing dan SIG (Sistem
Informasi Geografis) untuk mempertinggi tingkat akurasi dari informasi yang ingin
dihasilkan. Beberapa hasil kajian memperlihatkan bahwa ketelitian vertical dari data DEM
ASTER mendekati 25-27 meter untuk daerah pegunungan dengan tutupan lahan yang rapat
(Trisakti dan Carolita (2005), Selby (PCI Geo)), tetapi untuk daerah dengan sedikit tutupan
vegetasi dapat mencapai 9 – 11 meter (Goncalves and Oliveira (2004), Selby (PCI Geo)).
Selain itu DEM ASTER ini sangat berguna untuk pemetaan pada skala medium (1:100.000
dan 1:50.000) (Ulrich et al, 2003).
DEM ASTER sangat bermanfaat untuk mengurangi/menghilangkan kesalahan posisi obyek
akibat pengaruh perbedaan topografi (orthorektifikasi) pada citra resolusi tinggi seperti:
SPOT dan ASTER.
2. Spesifikasi Sensor
Sensor yang digunakan pada Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection
Radiometer (ASTER) merupakan peningkatan dari sensor yang dipasang pada satelit generasi
sebelumnya, JERS-1. Sensor ini terdiri dari Visible and Near-In-frared Radiometer (VNIR),
Short Wavelength Infrared Radiometer (SWIR), Thermal Infrared Radiometer (TIR),
Intersected Signal Processing Unit dan Master Power Unit.
a.
Visible and Near-In-frared Radiometer (VNIR)
VNIR merupakan high performance dan high resolution optical instrument yang digunakan
untuk mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bu-mi dengan range dari level visible
hingga infrared (520 - 860 mikrometer) dengan 3 bands. Dimana band nomor 3 dari VNIR ini
merupakan nadir dan backward looking data, sehingga kombinasi data ini dapat diguna-kan
untuk mendapatkan citra stereoscopic. Digital Elevation model (DEM) dapat diperoleh
dengan mengaplikasikan data ini, sehingga data ini ti-dak hanya untuk peta topografik saja,
tetapi bisa juga digunakan sebagai citra stereo.
b. Short Wavelength Infrared Radiometer (SWIR)
SWIR merupakan high resolution optical instrument dengan 6 bands yang digunakan untuk
mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bumi dengan short wavelength infrared range
(1.6 - 2.43 mikrometer). Penggunaan radiometer ini memungkinkan menerapkan ASTER
untuk identifikasi jenis batu dan mineral, serta untuk monitoring bencana alam seperti
monitoring gunung berapi yang masih aktif.
c.
Thermal Infrared Radiometer (TIR)
TIR adalah high accuracy instrument untuk observasi thermal infrared radi-ation (800 - 1200
mikrometer) dari permukaan bumi dengan mengguna-kan 5 bands. Band ini dapat digunakan
untuk monitoring jenis tanah dan batuan di permukaan bumi. Multi-band thermal infrared
sensor dalam sa-telit ini adalah pertama kali di dunia. Ukuran citra adalah 60 km dengan
ground resolution 90m.
Karakteristik utama dari sensor ASTER ini adalah sebagai berikut :
Observasi pada 3 VNIR, 6 SWIR, 5 TIR bands atau bekerja dengan 14 bands atau dapat
merekam data citra
permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar tampak)
ke daerah thermal infrared.
Stereoscopic data dapat diperoleh dengan single orbit.
Space resolutions: 15m untuk VNIR, 30m untuk SWIR, dan 90m untuk TIR.
Vertical pointing function: ± 24 derajat untuk VNIR, ± 8.55 derajat untuk SWIR, ± 8.55 derajat
untuk TIR.
Sensor optic dengan resolusi geometric dan radiometric yang tinggi pada semua frekuensi
chanal. Sehingga karakteristik ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna / user data
dalam bidang lingkungan dan sumberdaya alam (SDA).
Berikut adalah perbandingan band dalam Citra ASTER 14 band dengan Citra Landsat 7/8
band.
ASTER
bands
Spektrum
(mikrometer)
1 (VNIR)
2 (VNIR)
3 (VNIR)
4 (SWIR)
5 (SWIR)
6 (SWIR)
7 (SWIR)
8 (SWIR)
9 (SWIR)
10 (TIR)
11 (TIR)
0.520 - 0.600
0.630 - 0.690
0.760 - 0.860
1.600 - 1.700
2.145 - 2.185
2.185 - 2.225
2.235 - 2.285
2.295 - 2.365
2.360 - 2.430
8.125 - 8.475
8.475 - 8.825
12 (TIR)
13 (TIR)
14 (TIR)
8.925 - 9.275
10.25 - 10.95
10.95 - 11.65
Landsat TM
bands
Spektrum
(mikrometer)
1
2
3
4
5
0.450 - 0.515
0.525 - 0.605
0.630 - 0.690
0.750 - 0.90
1.550 - 1.750
7
2.090 - 2.350
6
10.400 - 12.500
Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER ditunjukkan dalam daftar
di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi lengkap dari citra optik biasa hingga
Digital Terrain Model (DTM).
Nama produk
Level 1A
Keterangan
Produk ini adalah data mentah langsung dari
satelit. Koefisien kalibrasi radiometrik dan
koreksi geometrik terlampir, tetapi tidak
diterapkan dalam data. Produk ini tidak
disesuaikan pada proyeksi peta tertentu.
Resolusi
V(15m)
S(30m)
T(90m)
Produk ini hasil proses penerapan koefisien
koreksi radiometrik dan geometrik yang
terlampir pada data level 1A. Pada produk ini
V(15m)
juga diterapkan metoda proyeksi peta dalam
Level 1B
S(30m)
proses L1B. Dari produk ini dapat diperoleh
T(90m)
informasi fisik seperti radiance dan
temperatur dengan menggunakan nilai digital
(DN) dalam data.
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
stretched dari data ASTER TIR. Produk ini
Relative Spectral
menunjukkan variasi emisi yang diperkuat
90m
Emissivity (2A02)
(enhanced emissivity variations) yang
diturunkan dari range TIR lemah.
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
Relative Spectral
stretched data ASTER VNIR untuk variasi
Reflectance VNIR
15m
pantulan yang diperkuat (enhance reflectance
(2A03V)
variations)
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
Relative Spectral
stretched data ASTER SWIR untuk variasi
Reflectance SWIR
30m
pantulan yang diperkuat (enhance reflectance
(2A03S)
variations)
Surface Radiance Produk ini dihasilkan melalui penerapan
15m
VNIR (2B01V)
koreksi atmosfir kepada data ASTER VNIR.
Surface Radiance Produk ini dihasilkan melalui penerapan
30m
SWIR (2B01S)
koreksi atmosfir kepada data ASTER SWIR.
Surface Radiance TIRProduk ini dihasilkan melalui penerapan
90m
(2B01T)
koreksi atmosfir kepada data ASTER TIR.
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface
Surface Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance
15m
VNIR (2B05V)
terhadap ASTER VNIR setelah penerapan
koreksi atmosfir.
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface
Surface Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance
30m
SWIR (2B05S)
terhadap ASTER SWIR setelah penerapan
koreksi atmosfir.
Produk ini berisi temperatur permukaan dari 5
(lima) band thermal infra merah ASTER yang
Surface Temperature dihitung menggunakan temperatureT(90m)
(2B03)
emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah
terkoreksi atmosfir.
Produk ini berisi emisi permukaan dari 5
(lima) band thermal infra merah ASTER yang
Surface Emissivity dihitung menggunakan temperatureT(90m)
(2B04)
emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah
terkoreksi atmosfir.
Produk ini adalah data orthografik ASTER
yang dihasilkan dari data relatif DEM (4A01),
Orthographic Image dan bebas dari distorsi geografik karena
V(15m)+DTMS(30m)+DTMT(90m)+DTM
(3A01)
perbedaan ketinggian. Data ketinggian untuk
posisi geografis pada setiap pixel juga
terlampir.
Produk ini diperoleh dari data ketinggian yang
diturunkan dari data stereoskopik. Dimana
Relative DEM Z
data stereoskopik ini diperoleh dari band
Z (30m)
(4A01Z)
VNIR 3N (nadir looking) dan 3B (backward
looking).
3. Penerapan Satelit ASTER
a.
Karakteristik spektral terhadap mineral dan batuan
Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, sehingga memerlukan penanganan
tersendiri agar dalam proses pengelolaan sumber alam tersebut tidak menimbulkan pengaruh
negatif atau efek sampingan terhadap alam dan lingkungan, khususnya terhadap mahluk
hidup di atasnya termasuknya manusia. Penanganan yang terencana dengan baik akan
menghasilkan hasil olah yang baik pula. Citra TERRA/ASTER diharapkan dapat
memberikan bantuan solusi untuk proses persiapan pengolahan (penambangan) hingga proses
paska penambangan. Citra satelit ini mempunyai 14 channel yang masing-masing
mempunyai fungsi tersendiri dalam proses analisa citra satelit. Contoh penerapannya untuk
pemetaan sifat spectral berdasarkan penyerapan mineral tanah liat di daerah pertambangan
Escondida selatan, Chili.
b. Klasifikasi jenis tanah
Citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan untuk memetakan jenis tanah, khususnya untuk
keperluan pertanian, khususnya untuk perencanaan tata ruang dan tata kota.
c.
Monitoring aktifitas gunung berapi
Sensor VNIR dan SWIR dapat diterapkan untuk mengetahui aktifitas gunung, sehingga
kerusakan dan korban yang ditimbulkan oleh bencana alam ini dapat dihindari atau dikurangi.
Sensor TIR dapat digunakan untuk mengetahui distribusi awan panas yang dikeluarkan oleh
gunung, dimana sensor ini dapat dioperasikan utk siang dan malam hari.
d. Pemetaan tumbuhan di daerah kering dan basah
Seperti halnya satelit lain (JERS-1 dan Landsat), citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan
untuk memetakan distribusi tumbuhan di permukaan bumi, terutama untuk daerah kering dan
basah dengan menggunakan sensor VNIR dan SWIR.
e.
Monitoring suhu permukaan laut
Distribusi temperature permukaan laut dapat diperoleh dengan mudah menggunakan citra
TERRA/ASTER, atau langsung dengan menggunakan citra sensor TIR. Aplikasi dari citra ini
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi panas air laut, dimana informasi ini dapat
diterapkan untuk mengetahui fenomena kelautan, termasuk distribusi tumbuhan dan ikan.
f.
Monitoring hutan bakau (mangrove)
Pengrusakan hutan bakau, baik secara sengaja maupun pengaruh perubahan alam, dapat
dideteksi dengan menggunakan citra TERRA/ASTER. Beberapa sensor satelit ini mempunyai
kesamaan dengan JERS-1 maupun Landsat, oleh karena itu kombinasi citra satelit lain dapat
digunakan untuk monitoring hutan bakau dan hutan lainnya.
g. Produk ASTER ortho dan DEM-Z
Satelit TERRA/ASTER juga dapat menghasilkan data ketinggian permukaan bumi (DEM)
seperti contoh pada gambar 11 yang menunjukkan hasil data DEM-Z yang dioverlay dengan
citra optik wilayah Bandung dan sekitarnya.
h. Monitoring kebakaran hutan
Citra TERRA/ASTER dapat memonitor area kebakaran hutan, dimana VNIR menghasilkan
liputan wilayah bakar dan kumpulan asap yang dihasilkan oleh kebakaran tsb, SWIR
menunjukkan distribusi temparature wilayah bakar, dan TIR menunjukkan distribusi lahan
bakar berdasarkan intensitas suhu permukaan lahan bakar. Warna merah dan biru yang
terdapat dalam gambar menunjukkan distribusi suhu tinggi dan rendah.
i.
Monitoring suhu permukaan tanah
Distribusi permukaan bumi dapat diturunkan dengan mudah menggunakan data VNIR dan
TIR citra TERRA/ASTER. Penerapan proses ini dapat digunakan untuk mengetahui
fenomena pemanasan yang terjadi di daerah perkotaan.
j.
Korelasi DEM
Data DEM yang diturunkan dari citra TERRA/ASTER (Level 1) dapat diperoleh informasi
kontur permukaan bumi, dimana informasi ini dapat diterapkan untuk berbagai macam
bidang, misalnya pertambangan, pembangkit listrik, perencanaan dam atau bendungan,
penanggulangan banjir dan lain-lain. Contoh software yang dapat dipergunakan untuk
membuat DEM atau TM dari citra ASTER adalah PCI Geomatics.
ASTER adalah sensor dari Satelite TERRA yang dihasilkan oleh proyek kerja sama
JAPAN-USA, dalam memecahkan persoalan yang menyangkut SDA dan lingkungan. Proyek
ASTER berada dibawah payung Earth Observing System (EOS) yang bertujuan untuk
melakukan observasi permukaan bumi dalam rangka monitoring lingkungan hidup secara
global dan penginderaan sumber daya alam.
ASTER (Advance Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) merupakan
sensor optik multi spektral dengan resolusi spasial tinggi yang dimuat pada satelit Terra yang
diluncurkan pada bulan Desember 1999. ASTER mempunyai 14 band spektral mulai dari
band visible (Spektrum tampak) sampai band thermal (Spektrum panas), yang terbagi
menjadi 3 radiometer, yaitu: VNIR (Visible Near Infrared Radiometer), SWIR (Short Wave
Infrared Radiometer) dan TIR (Thermal Infrared Radiometer) (Ersdac, 2003). VNIR
merupakan instrumen yang mampu mendeteksi pantulan dari permukaan bumi pada
gelombang visibel sampai infra merah dekat (0.52 – 0.86 μm). Satu kelebihan sensor ASTER
adalah memiliki 2 band inframerah dekat dengan panjang gelombang yang sama, yaitu band
3N (nadir: arah tegak lurus) dan 3B (backward: arah belakang), dimana band 3B
dipergunakan untuk memperoleh pandangan ke arah belakang dengan sudut dari titik nadir
sejauh 27,60° (Ersdac, 2002). Penambahan band 3B bertujuan untuk memperoleh
kemampuan stereoskopik yang dapat diproses lebih jauh untuk menghasilkan informasi
ketinggian dari obyek di permukaan bumi atau DEM (Digital Elevation Model).
Data DEM dari permukaan bumi merupakan informasi yang sangat penting dalam
membantu proses koreksi dan analisis citra, seperti, koreksi citra karena pengaruh ketinggian
(orthorektifikasi), pembuatan kontur, tampilan citra 3D, analisis manajemen bencana
(penentuan daerah rawan bencana banjir, longsor dan tsunami), penyusunan tata ruang,
penurunan level tanah (land subsidence) dan banyak yang lainnya. Oleh karena itu
kemampuan data stereo ASTER untuk menghasilkan DEM dengan resolusi spasial tinggi (15
m) merupakan teknologi yang sangat penting bagi pengguna remote sensing dan SIG (Sistem
Informasi Geografis) untuk mempertinggi tingkat akurasi dari informasi yang ingin
dihasilkan. Beberapa hasil kajian memperlihatkan bahwa ketelitian vertical dari data DEM
ASTER mendekati 25-27 meter untuk daerah pegunungan dengan tutupan lahan yang rapat
(Trisakti dan Carolita (2005), Selby (PCI Geo)), tetapi untuk daerah dengan sedikit tutupan
vegetasi dapat mencapai 9 – 11 meter (Goncalves and Oliveira (2004), Selby (PCI Geo)).
Selain itu DEM ASTER ini sangat berguna untuk pemetaan pada skala medium (1:100.000
dan 1:50.000) (Ulrich et al, 2003).
DEM ASTER sangat bermanfaat untuk mengurangi/menghilangkan kesalahan posisi obyek
akibat pengaruh perbedaan topografi (orthorektifikasi) pada citra resolusi tinggi seperti:
SPOT dan ASTER.
2. Spesifikasi Sensor
Sensor yang digunakan pada Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection
Radiometer (ASTER) merupakan peningkatan dari sensor yang dipasang pada satelit generasi
sebelumnya, JERS-1. Sensor ini terdiri dari Visible and Near-In-frared Radiometer (VNIR),
Short Wavelength Infrared Radiometer (SWIR), Thermal Infrared Radiometer (TIR),
Intersected Signal Processing Unit dan Master Power Unit.
a.
Visible and Near-In-frared Radiometer (VNIR)
VNIR merupakan high performance dan high resolution optical instrument yang digunakan
untuk mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bu-mi dengan range dari level visible
hingga infrared (520 - 860 mikrometer) dengan 3 bands. Dimana band nomor 3 dari VNIR ini
merupakan nadir dan backward looking data, sehingga kombinasi data ini dapat diguna-kan
untuk mendapatkan citra stereoscopic. Digital Elevation model (DEM) dapat diperoleh
dengan mengaplikasikan data ini, sehingga data ini ti-dak hanya untuk peta topografik saja,
tetapi bisa juga digunakan sebagai citra stereo.
b. Short Wavelength Infrared Radiometer (SWIR)
SWIR merupakan high resolution optical instrument dengan 6 bands yang digunakan untuk
mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bumi dengan short wavelength infrared range
(1.6 - 2.43 mikrometer). Penggunaan radiometer ini memungkinkan menerapkan ASTER
untuk identifikasi jenis batu dan mineral, serta untuk monitoring bencana alam seperti
monitoring gunung berapi yang masih aktif.
c.
Thermal Infrared Radiometer (TIR)
TIR adalah high accuracy instrument untuk observasi thermal infrared radi-ation (800 - 1200
mikrometer) dari permukaan bumi dengan mengguna-kan 5 bands. Band ini dapat digunakan
untuk monitoring jenis tanah dan batuan di permukaan bumi. Multi-band thermal infrared
sensor dalam sa-telit ini adalah pertama kali di dunia. Ukuran citra adalah 60 km dengan
ground resolution 90m.
Karakteristik utama dari sensor ASTER ini adalah sebagai berikut :
Observasi pada 3 VNIR, 6 SWIR, 5 TIR bands atau bekerja dengan 14 bands atau dapat
merekam data citra
permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar tampak)
ke daerah thermal infrared.
Stereoscopic data dapat diperoleh dengan single orbit.
Space resolutions: 15m untuk VNIR, 30m untuk SWIR, dan 90m untuk TIR.
Vertical pointing function: ± 24 derajat untuk VNIR, ± 8.55 derajat untuk SWIR, ± 8.55 derajat
untuk TIR.
Sensor optic dengan resolusi geometric dan radiometric yang tinggi pada semua frekuensi
chanal. Sehingga karakteristik ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna / user data
dalam bidang lingkungan dan sumberdaya alam (SDA).
Berikut adalah perbandingan band dalam Citra ASTER 14 band dengan Citra Landsat 7/8
band.
ASTER
bands
Spektrum
(mikrometer)
1 (VNIR)
2 (VNIR)
3 (VNIR)
4 (SWIR)
5 (SWIR)
6 (SWIR)
7 (SWIR)
8 (SWIR)
9 (SWIR)
10 (TIR)
11 (TIR)
0.520 - 0.600
0.630 - 0.690
0.760 - 0.860
1.600 - 1.700
2.145 - 2.185
2.185 - 2.225
2.235 - 2.285
2.295 - 2.365
2.360 - 2.430
8.125 - 8.475
8.475 - 8.825
12 (TIR)
13 (TIR)
14 (TIR)
8.925 - 9.275
10.25 - 10.95
10.95 - 11.65
Landsat TM
bands
Spektrum
(mikrometer)
1
2
3
4
5
0.450 - 0.515
0.525 - 0.605
0.630 - 0.690
0.750 - 0.90
1.550 - 1.750
7
2.090 - 2.350
6
10.400 - 12.500
Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER ditunjukkan dalam daftar
di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi lengkap dari citra optik biasa hingga
Digital Terrain Model (DTM).
Nama produk
Level 1A
Keterangan
Produk ini adalah data mentah langsung dari
satelit. Koefisien kalibrasi radiometrik dan
koreksi geometrik terlampir, tetapi tidak
diterapkan dalam data. Produk ini tidak
disesuaikan pada proyeksi peta tertentu.
Resolusi
V(15m)
S(30m)
T(90m)
Produk ini hasil proses penerapan koefisien
koreksi radiometrik dan geometrik yang
terlampir pada data level 1A. Pada produk ini
V(15m)
juga diterapkan metoda proyeksi peta dalam
Level 1B
S(30m)
proses L1B. Dari produk ini dapat diperoleh
T(90m)
informasi fisik seperti radiance dan
temperatur dengan menggunakan nilai digital
(DN) dalam data.
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
stretched dari data ASTER TIR. Produk ini
Relative Spectral
menunjukkan variasi emisi yang diperkuat
90m
Emissivity (2A02)
(enhanced emissivity variations) yang
diturunkan dari range TIR lemah.
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
Relative Spectral
stretched data ASTER VNIR untuk variasi
Reflectance VNIR
15m
pantulan yang diperkuat (enhance reflectance
(2A03V)
variations)
Produk ini merupakan data hasil decorrelation
Relative Spectral
stretched data ASTER SWIR untuk variasi
Reflectance SWIR
30m
pantulan yang diperkuat (enhance reflectance
(2A03S)
variations)
Surface Radiance Produk ini dihasilkan melalui penerapan
15m
VNIR (2B01V)
koreksi atmosfir kepada data ASTER VNIR.
Surface Radiance Produk ini dihasilkan melalui penerapan
30m
SWIR (2B01S)
koreksi atmosfir kepada data ASTER SWIR.
Surface Radiance TIRProduk ini dihasilkan melalui penerapan
90m
(2B01T)
koreksi atmosfir kepada data ASTER TIR.
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface
Surface Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance
15m
VNIR (2B05V)
terhadap ASTER VNIR setelah penerapan
koreksi atmosfir.
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface
Surface Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance
30m
SWIR (2B05S)
terhadap ASTER SWIR setelah penerapan
koreksi atmosfir.
Produk ini berisi temperatur permukaan dari 5
(lima) band thermal infra merah ASTER yang
Surface Temperature dihitung menggunakan temperatureT(90m)
(2B03)
emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah
terkoreksi atmosfir.
Produk ini berisi emisi permukaan dari 5
(lima) band thermal infra merah ASTER yang
Surface Emissivity dihitung menggunakan temperatureT(90m)
(2B04)
emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah
terkoreksi atmosfir.
Produk ini adalah data orthografik ASTER
yang dihasilkan dari data relatif DEM (4A01),
Orthographic Image dan bebas dari distorsi geografik karena
V(15m)+DTMS(30m)+DTMT(90m)+DTM
(3A01)
perbedaan ketinggian. Data ketinggian untuk
posisi geografis pada setiap pixel juga
terlampir.
Produk ini diperoleh dari data ketinggian yang
diturunkan dari data stereoskopik. Dimana
Relative DEM Z
data stereoskopik ini diperoleh dari band
Z (30m)
(4A01Z)
VNIR 3N (nadir looking) dan 3B (backward
looking).
3. Penerapan Satelit ASTER
a.
Karakteristik spektral terhadap mineral dan batuan
Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, sehingga memerlukan penanganan
tersendiri agar dalam proses pengelolaan sumber alam tersebut tidak menimbulkan pengaruh
negatif atau efek sampingan terhadap alam dan lingkungan, khususnya terhadap mahluk
hidup di atasnya termasuknya manusia. Penanganan yang terencana dengan baik akan
menghasilkan hasil olah yang baik pula. Citra TERRA/ASTER diharapkan dapat
memberikan bantuan solusi untuk proses persiapan pengolahan (penambangan) hingga proses
paska penambangan. Citra satelit ini mempunyai 14 channel yang masing-masing
mempunyai fungsi tersendiri dalam proses analisa citra satelit. Contoh penerapannya untuk
pemetaan sifat spectral berdasarkan penyerapan mineral tanah liat di daerah pertambangan
Escondida selatan, Chili.
b. Klasifikasi jenis tanah
Citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan untuk memetakan jenis tanah, khususnya untuk
keperluan pertanian, khususnya untuk perencanaan tata ruang dan tata kota.
c.
Monitoring aktifitas gunung berapi
Sensor VNIR dan SWIR dapat diterapkan untuk mengetahui aktifitas gunung, sehingga
kerusakan dan korban yang ditimbulkan oleh bencana alam ini dapat dihindari atau dikurangi.
Sensor TIR dapat digunakan untuk mengetahui distribusi awan panas yang dikeluarkan oleh
gunung, dimana sensor ini dapat dioperasikan utk siang dan malam hari.
d. Pemetaan tumbuhan di daerah kering dan basah
Seperti halnya satelit lain (JERS-1 dan Landsat), citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan
untuk memetakan distribusi tumbuhan di permukaan bumi, terutama untuk daerah kering dan
basah dengan menggunakan sensor VNIR dan SWIR.
e.
Monitoring suhu permukaan laut
Distribusi temperature permukaan laut dapat diperoleh dengan mudah menggunakan citra
TERRA/ASTER, atau langsung dengan menggunakan citra sensor TIR. Aplikasi dari citra ini
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi panas air laut, dimana informasi ini dapat
diterapkan untuk mengetahui fenomena kelautan, termasuk distribusi tumbuhan dan ikan.
f.
Monitoring hutan bakau (mangrove)
Pengrusakan hutan bakau, baik secara sengaja maupun pengaruh perubahan alam, dapat
dideteksi dengan menggunakan citra TERRA/ASTER. Beberapa sensor satelit ini mempunyai
kesamaan dengan JERS-1 maupun Landsat, oleh karena itu kombinasi citra satelit lain dapat
digunakan untuk monitoring hutan bakau dan hutan lainnya.
g. Produk ASTER ortho dan DEM-Z
Satelit TERRA/ASTER juga dapat menghasilkan data ketinggian permukaan bumi (DEM)
seperti contoh pada gambar 11 yang menunjukkan hasil data DEM-Z yang dioverlay dengan
citra optik wilayah Bandung dan sekitarnya.
h. Monitoring kebakaran hutan
Citra TERRA/ASTER dapat memonitor area kebakaran hutan, dimana VNIR menghasilkan
liputan wilayah bakar dan kumpulan asap yang dihasilkan oleh kebakaran tsb, SWIR
menunjukkan distribusi temparature wilayah bakar, dan TIR menunjukkan distribusi lahan
bakar berdasarkan intensitas suhu permukaan lahan bakar. Warna merah dan biru yang
terdapat dalam gambar menunjukkan distribusi suhu tinggi dan rendah.
i.
Monitoring suhu permukaan tanah
Distribusi permukaan bumi dapat diturunkan dengan mudah menggunakan data VNIR dan
TIR citra TERRA/ASTER. Penerapan proses ini dapat digunakan untuk mengetahui
fenomena pemanasan yang terjadi di daerah perkotaan.
j.
Korelasi DEM
Data DEM yang diturunkan dari citra TERRA/ASTER (Level 1) dapat diperoleh informasi
kontur permukaan bumi, dimana informasi ini dapat diterapkan untuk berbagai macam
bidang, misalnya pertambangan, pembangkit listrik, perencanaan dam atau bendungan,
penanggulangan banjir dan lain-lain. Contoh software yang dapat dipergunakan untuk
membuat DEM atau TM dari citra ASTER adalah PCI Geomatics.