Pengaruh Kemampuan Membangun Mode Representasi terhadap Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing

ABSTRAK

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBANGUN MODE REPRESENTASI
TERHADAP PEMECAHAN MASALAH FISIKA DENGAN
MENERAPKAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh
SANDI MONIKA

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung,
masih banyak siswa yang menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit
karena banyak menggunakan rumus matematis dan banyak pengembangan
konsepnya. Diduga kesulitan siswa disebabkan kemampuan siswa untuk
membangun mode representasi seperti mengoperasikan rumus fisika secara
matematika, membuat grafik dan tabel masih kurang. Materi gerak memiliki
beberapa format representasi seperti persamaan matematis, grafik hubungan antar
variabel, tabel serta penggunaan simbol dan satuan. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membangun mode
representasi terhadap pemecahan masalah fisika melalui model pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan pendekatan multi representasi. Penelitian ini dilakukan
di SMP Negeri 8 Bandar Lampung, menggunakan satu kelas yaitu kelas VIIC

dengan jumlah sampel 24 siswa. Data kemampuan membangun mode representasi
diperoleh dengan 5 butir soal yang diberikan kepada siswa dan data pemecahan

Sandi Monika
masalah diperoleh melalui 7 butir soal yang diberikan pada akhir pembelajaran.
Sebelum dilakukan uji regresi, data kemampuan representasi dan pemecahan
masalah dikenakan uji normalitas dan uji linieritas yang dianalisis dengan bantuan
SPSS 21. Kemudian untuk menguji pengaruh dilakukan uji regresi linear
sederhana antara data kemampuan membangun mode representasi dan data
kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara kemampuan
membangun mode representasi terhadap pemecahan masalah fisika, dengan
kontribusi sebesar 85,3% yang merupakan nilai koefisien determinasi (R Square).
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,924 dan persamaan regresinya adalah
Y’ = 9,167 + 0,921 X.

Kata kunci : gerak, inkuiri terbimbing, kemampuan membangun mode
representasi, pemecahan masalah.

iii


PENGARUH KEMAMPUN MEMBANGUN MODE REPRESENTASI
TERII$AP PEMECAHAN MASALAII FISIIG DENGAN
MENERAPIGN INKUTRI TERBIMBING

$ondi $(onika

Skripsi

.

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
pada

Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam

AS


t

{

I

"\

I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

Judul Skripsi

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBANGUN
MODE REPRESENTASI TERIIADAP PEMECAHAN
MASALAH FISIKA DENGAN MENERPAKAN

INKUIRI TERBIMBING

Nama Mahasiswa

gandi $(oniko

No. Pokok Mahasiswa

t013022058

Program Studi

Pendidikan Fisika

Jurusan

Pendidikan MIPA

Fakultas


Kegutuan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJT]i
1. Komisi Fembirnbiirg

Wayan Suana, S.Pd., M.Si.
NrP 19851231 200812 1 001

Dr.l Abd urrahman, M.Si.
NIP 196812101993C3 I A02

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

,fDr. Caswita, M.Si.
NrP 19671004 199303

MENGESAHKAN

1.


Tim Penguji

Ketua

:

Dr. Abdurrahman, M.Si.

Sekretaris

:

Wayan Suana, S.Pd., M.Si.

:

Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd.

Penguji
Bukan Pembimbing


ultas Keguruan dan lirnu Pendidikan

$W
\"'ryfr&hr-

{
003 .-

,ju"] nanman,lEsf
315 198503 1

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :24

Juli20l4

ST]RAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah


ini adalah:

Nama

Sandi Monika

NPM

1

013022058

Fakultas/Jurusan

FKIP/P MIPA

Program Studi

Pendidikan Fisika


Alamat

RT 002, Kelurahan KamPung Baru RaYa,
Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung

yang pernah diajukan
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
sepanjang
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
pernah ditulis atau
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
ini dan
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah
disebut dalam daftar Pustaka-

Bandar LamPung, Juli 2014
Yang Menyatakan,

Sandi Monika
NPM 1013022058


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pagar Dewa, Tulang Bawang Barat, pada Tanggal 8
Desember 1992, sebagai anak kedelapan dari delapan bersaudara dari pasangan
Bapak Rolib Rozali dan Ibu Minarsih.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di SD Negeri 1 Pagar
Iman dan diselesaikan tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Tulang Bawang Tengah (TBT) hingga tahun 2007.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis
terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan
MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada tahun 2013, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Lingkungan Pantau, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatam Balik Bukit, Kabupaten
Lampung Barat, bersamaan dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 2 Liwa, Lingkungan Pantau, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan

Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat dan pada tahun 2014 penulis
melaksanakan penelitian di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasihku
yang tulus kepada:
Bati dan Ibu tercinta dengan ketulusan do’a, keringat dan
air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa
memberikan dorongan
untuk keberhasilan penulis
Kakak-kakakku tersayang
yang selalu memberikan semangat dan
menantikan keberhasilan penulis
Almamater tercinta.

MOTO

“Bersyukur itu tidak berhenti pada menerima apa adanya saja, tapi terutama bekerja keras
untuk mengadakan yang terbaik”
(Mario Teguh)

“Bekerja keras dan berusaha lakukan yang terbaik, hasilnya biar Tuhan yang tentukan”
(Sandi Monika)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Membangun Mode Representasi
terhadap Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di
Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Bapak Wayan Suana, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

xi

6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd., selaku pembahas atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan dan saran untuk perbaikan skripsi.
7. Bapak Nengah Maharta, Bapak Eko Suyanto, Bapak Undang Rosidin, Ibu
Viyanti, Ibu Kartini Herlina, Bapak Wayan Distrik, Bapak Feriansyah
Sesunan, Bapak Ismu Wahyudi, Bapak I Dewa Putu Nyeneng, Bapak Doni
Andra dan Bapak Antomi Saregar selaku dosen yang telah memberikan ilmu
bagi penulis.
8. Bapak Sudjasman, S.H., selaku Kepala SMP Negeri 8 Bandar Lampung
beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Sri Rosmawati, S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas VIIC SMP
Negeri 8 Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Seseorang yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis,
Terimakasih atas saran, kritik, do’a dan kebersamaannya.
11. Sahabat seperjuangan Pendidikan Fisika 2010 Kelas B: Andrian, Heru, Andi,
Tawag, Tofan, Mirza, Dewi, Meitikasari, Vandan, Rosita, Shela, Ismi, Novel,
Rika, Cory, Yunita, Beti, Gusriana, April, Ratri, Nani, Maria, Inayah, Kadek,
Imas, Liza, Novita, Dodo, Didi, Risky, dan Trian.
12. Rekan-rekan Pendidikan Fisika 2010 kelas A yang telah memberikan motivasi
untuk tetap semangat.
13. Adik tingkat P.Fisika angkatan 2011, 2012, dan 2013.
14. Teman-teman KKN dan PPL Pantau: Abi sofyan, Aan Purwanto, Tri Fauzi,
Tiara Putri, Imelda Ayu, Merlyana, Meitika, Dania Evirianti, Heni Gusti,
Dewi Yunita, Silvana Yulanda dan Ully. Terima kasih atas kebersamaannya.
15. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

xii

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2014

Sandi Monika

xiii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Representasi ....................................................................................
2. Kemampuan Membangun Mode Representasi ...............................
3. Pemecahan Masalah Fisika dengan Multi Representasi ..................
4. Inkuiri Terbimbing ...........................................................................

7
10
14
18

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 22
C. Hipotesis .............................................................................................. 25
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26
B. Variabel Penelitian .............................................................................. 26
C. Instrumen Penelitian ............................................................................ 27

D. Analisis Instrumen ............................................................................... 27
1. Uji Validitas ................................................................................... 27
2. Uji Reliabilitas .............................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................... 31
1. Analisis Data ...................................................................................
2. Pengujian Hipotesis .........................................................................
a. Uji Normalitas ...........................................................................
b. Uji Linearitas .............................................................................
c. Uji Regresi Linier Sederhana .....................................................

31
31
32
32
33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 35
1. Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 35
a. Uji Validitas Soal ........................................................................ 36
b. Uji Reliabilitas Soal ................................................................... 37
2. Tahapan Pelaksanaan ...................................................................... 38
3. Data Hasil Penelitian ....................................................................... 46
a. Data Kemampuan Membangun Mode Representasi .................. 46
b. Data Pemecahan Masalah ........................................................... 47
4. Hasil Uji Penelitian ........................................................................ 48
a. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................... 48
b. Hasil Uji Linieritas Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................... 49
c. Hasil Uji Regresi Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................... 50
5. Keputusan Hipotesis ....................................................................... 51
B. Pembahasan ......................................................................................... 52
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
xv

LAMPIRAN
1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar ..................... 65
2. Silabus ................................................................................................ 70
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................... 77
4. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ....................................................... 93
5. Kisi-kisi Soal Posttest......................................................................... 107
6. LP 1 : Lembar Posttest Pemecahan Masalah ..................................... 115
7. Rubrikasi Posttest ............................................................................... 118
8. LP 2 : Kemampuan Representasi ....................................................... 126
9. Kunci Jawaban Kemampuan Representasi ......................................... 132
10. Rubrikasi Kemampuan Representasi ................................................ 140
11. Data Hasil Uji Instrumen Soal Kemampuan Representasi ............... 142
12. Data Hasil Uji Instrumen Soal Pemecahan Masalah ........................ 143
13. Data Posttest Pemecahan Masalah .................................................... 144
14. Data Hasil Rekapitulasi Posttest Pemecahan Masalah ..................... 145
15. Data Kemampuan Representasi ....................................................... 146
16. Data Hasil Rekapitulasi Kemampuan Representasi .......................... 147
17. Hasil Uji Validitas Soal Posttest Pemecahan Masalah ..................... 148
18. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Representasi.......................... 151
19. Hasil Uji Reliabilitas Soal Posttest Pemecahan Masalah ................. 152
20. Hasil Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi ..................... 153
21. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Representasi - Pemecahan
Masalah (Posttest) ............................................................................. 154
22. Hasil Uji Linearitas Kemampuan Representasi - Pemecahan
Masalah (Posttest) ............................................................................. 155
23. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Kemampuan Representasi Pemecahan Masalah (Posttest) ......................................................... 157
24. Lembar Uji Coba Soal Pemecahan Masalah (Posttest) .................... 159

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Rubrik Penilaian Multi Representasi ......................................................... 13

4.1

Hasil Uji Validitas Soal ............................................................................ 36

4.2

Hasil Uji Reliabilitas Soal ........................................................................ 37

4.3

Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................................. 49

4.4

Hasil Uji Linearitas Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................................. 50

4.5

Hasil Uji Regresi Data Kemampuan Representasi dan Posttest
Pemecahan Masalah .................................................................................. 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1

Halaman

Interaksi Timbal Balik Antara Representasi Internal dengan
Representasi Eksternal ........................................................................... . 9

2.2

Fungsi Taksonomi Multiple Representations menurut Ainsworth ........ 11

2.3

Bagan Paradigma Pemikiran ................................................................... 24

4.1

Distribusi Kemampuan Mode Representasi ............................................ 46

4.2

Distribusi Kemampuan Pemecahan Masalah ......................................... 48

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan
pengetahuannya. Dalam hal ini, sangat memungkinkan bagi siswa untuk
mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu konsep.
Selain itu representasi juga berperan dalam proses penyelesaian masalah.
Berbagai cara untuk menyampaikan materi pelajaran, dapat membuat siswa
belajar lebih efektif sehingga memberikan hasil yang berbeda, khususnya
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan, representasi siswa dari
suatu masalah yang sangat mirip diajukan dalam penyajian berbeda dapat
menghasilkan hasil yang berbeda. Siswa dapat memahami suatu materi
pelajaran tergantung dari format representasi yang digunakan. Apakah itu
representasi verbal (ucapan/perkataan, kata-kata), visual (grafik, gambar,
bagan balok, peta konsep, diagram), persamaan matematika ataupun simulasi
komputer. Kemampuan representasi bukanlah sekedar membuat suatu
gambar, suatu diagram, tabel atau grafik dari suatu masalah tetapi jenis dari
representasi yang dipilih untuk menggambarkan suatu masalah dan
hubungannya dengan komponen-komponen yang terdapat dalam masalah
adalah sangat penting. Representasi dikatakan efektif, baik secara tertulis atau

2
dalam suatu imajinasi jika menunjukkan hubungan di antara bagian-bagian
dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil observasi dengan melakukan wawancara terhadap guru
IPA SMP Negeri 8 Bandar Lampung didapatkan informasi bahwa, guru
masih jarang menggunakan grafik, gambar ataupun diagram sebagai bentuk
representasi lain dari sebuah konsep, namun guru cenderung lebih
menggunakan penjelasan verbal dan pembahasan soal-soal latihan, siswa
tidak ditantang untuk menjelaskan konsep yang sama dengan menggunakan
representasi lain. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyelesaikan berbagai masalah fisika dalam pembelajaran. Selain itu, tugas
yang diberikan didominasi oleh tugas untuk mengerjakan LKS yang pada
umumnya hanya terdiri dari soal-soal latihan yang disajikan secara verbal.
Siswa hanya menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanyakan soal
tanpa ada pengembangan jawaban. Khususnya pengembangan representasi
yang lain seperti yang diharapkan dan cenderung memiliki anggapan bahwa
belajar fisika berarti belajar untuk menghafal rumus dan menyelesaikan
masalah secara matematis. Hasil observasi juga menunjukkan, untuk kelas
VII ternyata masih banyak siswa yang belum bisa mencapai Kriteria
Kelulusan Minimal dengan standar nilai 70 yang telah ditetapkan disekolah.
Terutama untuk IPA terpadu khusunya fisika 35% siswa belum mencapai
kriteria kelulusan minimal yang ditetapkan. Data ini diperoleh dari data ujian
tahun lalu.

3
Sampai sekarang kebanyakan guru sekolah menengah mengajarkan fisika
dengan metode ceramah, problem solving, dan kadang-kadang praktikum.
Suatu masalah yang rumit akan menjadi lebih sederhana jika menggunakan
representasi yang sesuai dengan permasalahan tersebut, sebaliknya konstruksi
representasi yang keliru membuat masalah lebih sukar untuk dipecahkan.
Untuk memahami konsep-konsep fisika, siswa perlu terampil dalam
merepresentasikan suatu konsep dalam banyak cara, kemampuan multi
representasi yang baik akan mempermudah memecahkan masalah-masalah
fisika yang dihadapi. Siswa akan melakukan pemecahan masalah dengan
menggunakan representasi yang baik, bila selama proses pembelajarannya
pun siswa diberikan representasi-representasi terkait konsep-konsep yang
diberikan. Sehingga siswa akan terbiasa memecahkan masalah dengan multi
representasi.

Materi fisika yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini adalah gerak,
karakteristik dari materi gerak ini yaitu, terdapat penggunaan simbol-simbol
matematis dan satuan, memiliki grafik berbagai hubungan antar variabel serta
rumus-rumus matematis pada penerapannya. Pemilihan materi tersebut juga
dilakukan karena konsep gerak sangat akrab dengan keseharian siswa SMP,
dan merupakan salah satu konsep dalam fisika yang diperkirakan memiliki
banyak peluang terjadinya miskonsepsi. Di samping itu, umumnya siswa
SMP mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep
yang berkaitan dengan gerak, misalnya dalam menentukan kerangka acuan
bagi benda yang dikatakan sedang bergerak, membedakan antara jarak
dengan perpindahan atau antara kelajuan dengan kecepatan serta bagaimana

4
kecepatan dan percepatan pada benda yang bergerak beraturan dengan yang
bergerak berubah beraturan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang interaktif dan membangkitkan keaktifan siswa sehingga
menjadikan materi yang disampaikan lebih mudah dipahami dan
meminimalisir terjadinya miskonsepsi.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian
eksperimen untuk melihat seberapa besar pengaruh kemampuan membangun
mode representasi tersebut terhadap pemecahan masalah fisika, dengan judul
“Pengaruh Kemampuan Membangun Mode Representasi terhadap
Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing ”.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
kemampuan membangun mode representasi terhadap pemecahan masalah
fisika dengan menerapkan inkuiri terbimbing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemampuan membangun
mode representasi terhadap pemecahan masalah fisika dengan menerapkan
inkuiri terbimbing.

5
D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa sehingga dapat
membantu menyelesaikan pemasalahan pada pelajaran fisika.
2. Dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif baru dalam menambah
pengetahuan secara teoritis sehingga dalam kegiatan pembelajaran
dapat dinyatakan berhasil dan tercapainya tujuan pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk
menemukan solusi dalam pemecahan masalah pada saat pembelajaran
fisika.
2. Kemampuan membangun mode representasi adalah suatu cara yang
dikembangkan untuk menyatakan suatu konsep dalam berbagai cara
dan bentuk. Mode representasi pada penelitian ini dibatasi pada
representasi verbal, visual (grafik, gambar), dan persamaan
matematika.
3. Pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki
sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah.

6
4. Inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup
luas kepada siswa.
5. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIIc SMP Negeri 8 Bandar

Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah
siswa 24 orang.
6. Materi fisika yang dibelajarkan dalam penelitian ini adalah materi

pokok Gerak dengan submateri Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1.

Representasi
Menurut Goldin (2002) representasi adalah sebuah kofigurasi (bentuk
atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau
melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi juga merupakan
sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan obyek dan
atau proses (Rosengrant et al., 2007).

Berbagai pakar juga mengungkapkan definisi yang berbeda-beda
tentang representasi seperti yang dikutip Fadillah (2008):
1. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu
situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang
digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu
masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, katakata, atau simbol matematisa (Jones & Knuth, 1991).
2. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan
dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level
tertentu, untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek
atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau
mengenai penggantian suatu obyek, penginterpretasian pikiran
tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek, yang
diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi
(Parmentier dalam Ludlow, 2001:39).
3. Representasi merupakan proses pengembangan mental yang
sudah dimiliki seseorang, yang terungkap dan divisualisasikan
dalam berbagai model matematisa, yakni: verbal, gambar,
benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi
dari semuanya (Steffe dkk., 2002: 47).

8
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
representasi merupakan suatu bentuk pengganti untuk menjelaskan suatu
konsep dari suatu masalah yang digunakan untuk menemukan solusi
dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan interpretasi pikirannya
menjadi lebih bermakna.

Representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan
representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk
diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari
seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi reprsentasi internal
seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi
eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapan
melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik,
tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on) (Fadillah, 2008). Dengan
kata lain terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal dan
eksternal dari seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah.
Representasi internal tak bisa diamati secara kasat mata, hal ini
dikarenakan hanya masing-masing siswa saja yang tahu sampai mana
pemahaman mereka terhadap suatu materi yang disajikan. Oleh karena
itu, untuk mengetahui representasi internal yang ada dalam diri siswa
maka kita dapat meminta siswa untuk mentrasformasikannya representasi
internal tersebut menjadi reprsentasi eksternal.

Proses interaksi antara representasi internal dan representasi eksternal
dapat digambarkan sebagai berikut:

9

Representasi internal

Representasi eksternal

iii

interaksi
Gambar 2.1 Interakasi Timbal Balik antara Reprsentasi Internal dan
Representasi Eksternal

Hal ini didukung oleh pernyataan Abdurrahman et al. (2011: 33):
Melalui representasi yang multimodal akan menciptakan suasana
pembelajaran dengan peran aktif seluruh potensi yang dimiliki oleh
siswa, mengaktifkan kemampuan belajar (learning ability) siswa
baik minds-on maupun hands-on, merupakan faktor yang sering
menjadi masalah dalam pembelajaran fisika.

Menurut Yusup (2009: 1) dalam fisika ada beberapa format representasi
yang dapat dimunculkan. Format-format tersebut antara lain:
a. Dekripsi verbal
Untuk memberikan definisi suatu konsep, verbal adalah satu
cara yang tepat untuk digunakan.
b. Gambar/diagram
Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita
representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat
membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat
abstrak. Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering
digunakan sesuai konsep, antara lain diagram gerak, diagram
benda bebas (free body diagram), diagram garis medan (field
line diagram), diagram rangkaian listrik (electrical circuit
diagram), diagram sinar (ray diagram), diagram muka
gelombang (wave front diagram), diagram keadaan energy
(energy state diagram).
c. Grafik
Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita
representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu
kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan
yang sangat diperlukan.
d. Matematis
Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi
matematis sangat diperlukan. Namun penggunaan representasi
kuantitatif ini akan banyak ditentukan keberhasilannya oleh
penggunaan representasi kualitatif secara baik. Pada proses

10
itulah tampak bahwa siswa tidak seharusnya menghapalkan
semua rumus-rumus atau persamaan-persamaan matematis.
e. Simulasi computer
Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer
dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka
memperagakan pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih
murah dibandingkan dengan menggunakan alat langsung yang
biayanya lebih mahal.

2.

Kemampuan Membangun Mode Representasi

Kemampuan membangun mode representasi adalah suatu cara yang
dikembangkan untuk menyatakan suatu konsep dalam berbagai cara dan
bentuk (Multiple Repesentations). Mode representasi merupakan suatu
model atau bentuk pengganti, cara, atau proses yang digunakan
seseorang untuk mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang
disajikan atau diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan
matematis, gambar, simulasi, benda nyata dll). Kemampuan
membangun mode representasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Multiple Repesentations, dimana akan terjadi pengolahan
informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman
yang lebih dalam mengenai suatu pengetahuan dengan menggabungkan
berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai
dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk membantu
siswa dalam merepresentasikan representasi internal menjadi
representasi eksternal menjadi lebih mudah sangat diperlukan
pendekatan multiple representations. Dengan adanya pendekatan
Multiple representations diharapkan siswa dapat lebih mudah
memahami suatu konsep melalui representasi yang disajikan.

11
Suatu analisis konseptual tentang pembelajaran Multiple Representations
menurut Ainsworth (1999: 133) bahwa:
Multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai
pelengkap, pembatas interpretasi dan membangun pemahaman.
Pertama: Multiple Representations digunakan untuk memberikan
presentasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu
melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan
untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasikan
dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: dapat
digunakan untuk menolong siswa membangun pemahaman
terhadap situasi secara mendalam. Ketiga fungsi utama tersebut
dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih rinci seperti
ditampilkan pada Gambar 2.2.

Fungsi Multi Representasi

Membatasi
Interpretasi

Fungsi
Pelengkap

Melengkapi
Proses

Melengkapi
Informasi

Informasi
yang
Berbeda
Tugas

Membatasi
Melalui
Keakraban

Membatasi
Melalui
Sifat
Inheren

Membangun
Pemahaman

Abstraksi

Hubungan

Perluasan

Informasi
yang dibagi

Strategi

Perbedaan
Individual

Gambar 2.2. Fungsi Taksonomi Multiple Representations menurut
Ainsworth (1999: 134)

Fungsi pertama Multiple Representations adalah untuk menggali
perbedaan-perbedaan dalam suatu informasi yang dinyatakan oleh
masing-masing representasi. Multiple Representations cenderung
digunakan untuk tujuan ini baik pada kasus-kasus dimana representasi

12
tunggal tidak memadai untuk memuat semua informasi tentang suatu
konsep, ataupun pada kasus-kasus dimana upaya untuk menggabungkan
semua informasi yang relevan ke dalam satu representasi akan
mempersulit tugas siswa. Pada setiap kasus, terdapat dua sub bagian
pada kategori ini, (a) dimana setiap representasi menyimbolkan aspekaspek yang unik dari suatu konsep dan menyajikan informasi yang
berbeda, dan (b) dimana terdapat tingkat informasi yang berlebihan
dibagi oleh dua informasi yang sama-sama unik.

Fungsi kedua dari Multiple Representations adalah untuk membantu
pembelajar membangun pemahaman yang lebih baik terhadap suatu
konsep dengan menggunakan satu representasi untuk membatasi
interpretasi mereka terhadap representasi yang kedua. Hal ini dapat
dicapai melalui dua cara: pertama, dengan memanfaatkan representasi
yang biasa dikenal untuk mendukung interpretasi dari representasi yang
kurang baisa dikenal atau lebih abstrak. Kedua, dengan menggali sifatsifat inheren satu representasi untuk membatasi interpretasi representasi
kedua.

Fungsi ketiga Multiple Representations adalah untuk membangun
pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini multi representasi dapat
digunakan untuk meningkatkan abstraksi, mendukung generalisasi, dan
untuk membangun hubungan antar representasi-representasi.

13
Untuk mengevaluasi skill multi representasi digunakan rubrik dengan 5
tingkat pensekoran. Berikut ini salah satu bentuk rubrik untuk menilai
skill multi representasi siswa menurut Hwang, dkk (2007: 197):

Tabel 2.1 Rubrik Penilaian Multi Representasi
Skor
Kriteria
5

4

3

Jawaban benar, penjelasan secara matematis dan verbal
atau grafik keduanya benar dan lengkap
Jawaban benar, penjelasan secara matematis dan verbal
atau grafik keduanya benar tetapi kurang lengkap
Jawaban benar, penjelasan secara matematis benar tetapi
tidak ada penjelasan secara verbal atau grafik
Jawaban tidak tepat, alasan secara matematis terlihat baik

2

namun kurang tepat. Atau, jawaban benar tetapi tidak ada
penjelasan secara matematis

1

Sudah mencoba untuk menyelesaikan permasalahan

Sumber: Hwang, dkk (2007:197)

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multi representasi
menurut Yusup (2009: 2) yaitu:
a) Multi kecerdasan (multiple intelligences)
Menurut teori multi kecerdasan, orang memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi
yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal
dabi setiap jenis kecerdasan.
b) Visualisasi bagi otak
Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat
divisualisasi dan dipahami lebih baik dengan menggunakan
representai konkret.
c) Membantu mengonstruksi representasi tipe lain
Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi
representasi yang lebih abstrak
d) Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif
Penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan penalaran yang
lebih konkret

14
e) Representasi matematis yang abstrak digunakan untuk penalaran
Representasi matematis yang abstrak digunakan untuk penalaran
kuantitatif dimana representasi matematis dapat digunakan untuk
mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

3. Pemecahan Masalah Fisika dengan Multi Representasi

Masalah (problem) berasal dari bahasa Yunani, yaitu problema yang
berarti kendala. Santyasa (2004) menyatakan problem adalah suatu
situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang mengkonfrontasikan
individu atau kelompok untuk menemukan jawaban. Pemecahan masalah
(problem solving) adalah upaya peserta didik untuk menemukan jawaban
masalah yang dihadapi berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya (Santyasa, 2004).
Khaeruddin et al. (2009) menyatakan kemampuan memecahkan masalah
juga dapat diartikan sebagai kemampuan suatu individu atau kelompok
untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki
sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang lumrah.

Kemampuan memecahkan masalah dibangun oleh konsep-konsep materi
dan cara/ langkah untuk memecahkan masalahnya. Dalam hal ini,
konsep-konsep materi berperan penting dalam memecahkan masalah.
Bila siswa memiliki konsep yang kaya akan representasi, maka
kemampuan pemecahan masalah akan baik pula, tidak hanya sebatas
mengingat atau recall task. Empat komponen yang harus diskor dalam
rangka penilaian terhadap kemampuan pemecahan masalah yang
dikembangkan oleh Polya (1971) yaitu: 1) memahami masalah, 2)

15
merencanakan solusi, 3) melaksanakan rencana solusi, dan 4)
pengecekan dan evaluasi.

Menurut Santyasa (2011: 2) Gagasan Pengembangan pemahaman
konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa dilandasi
oleh beberapa konsepsi teoritis, yaitu:
a. Konsepsi fisika merupakan subyek yang senantiasa mengalami
perubahan (Wenning, 2006).
b. Belajar fisika bukanlah menghafal fakta tetapi tentang
komprehensi dan matematika (Zhaoyao, 2002:8)
c. Belajar fisika membutuhkan pembelajaran berorientasi
masalah (Oman & Oman, 1997:xvii).

Pada representasi, sebelum siswa bisa menyelesaikan masalah siswa
harus memahami dahulu tahapan tugas kognitif yang terkait dengan
representasi, yaitu:
1. Siswa harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang
merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi).
2. Siswa harus memahami hubungan antara representasi dan
domainnya.
3. Siswa harus menerjemahkan antar representasi.
4. Jika representasi dirancang mereka sendiri, siswa perlu memilih
dan membangun representasi yang sesuai.

(Ainsworth et al., 2001)

Izsak & Sherin (2003) menyatakan bahwa pengajaran dengan melibatkan
multi representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk
memahami suatu konsep. Penggunaan multi representasi dapat
membantu guru dalam mengindentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang
terjadi yakni:

16
1) representasi memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai
pemikiran siswa;
2) representasi memberi peluang guru untuk menggunakan teknik
pedagogik yang baru;
3) representasi memudahkan guru untuk menjembatani antara
pendekatan konvensional dan pendekatan modern.

Pembelajaran fisika dengan menggunakan multi representasi dapat
dilakukan dalam dua bentuk, bentuk pertama adalah dalam proses
pembelajaran dan bentuk kedua dalam proses evaluasi. Kedua bentuk
tersebut sebaiknya diterapkan dalam satu kesatuan. Dalam masalah multi
representasi, tes berbentuk uraian terstruktur akan mengarahkan siswa
untuk membuat multi representasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Arahan yang diberikan kepada siswa dalam multi
representasi yang diberikan disesuaikan dengan daftar langkah pemecahan
masalah dalam pembelajaran. Langkah-langkah tersebut disesuaikan
dengan prosedur yang diberikan Van Heuvelen et al. dalam Rosengrant
(2007: 56) yaitu:

1. Menggambar dan menerjemahkan masalah yang ditanyakan.
Mendeskripsikan keadaan yang terdapat dalam soal, masukkan
semua informasi yang diketahui dari soal tersebut dan memilih
sistem dari setiap objek serta membuat daftar interkasi antara
objek dengan sistem.
2. Menyederhanakan permasalahan tersebut.
Mengganggap sistem seperti partikel, mengabaikan beberapa
interaksi dengan lingkungannya.
3. Menggambarkan bentuk fisisnya.
Menggambarkan diagram gerak, diagram benda terbatas (free
body diagram) diagram garis medan (field line diagram), diagram
rangkain listrik (electrical diagram circuit), diagram sinar (ray

17
diagram), diagram muka gelombang (wafe front diagram) dan
diagram keadaan energi (energy state diagram)
4. Menggambarkan bentuk matematisnya.
Menggambarkan bentuk matematisnya dengan mengaplikasikan
hukum-hukum dalam fisika ke dalam bentuk matematisnya. Dan
hitunglah nilainya.
5. Mengevaluasi.
Menyelesaikan jawaban tersebut dengan memberikan satuan
untuk setiap jawaban.
Kemampuan representasi sangat berhubungan dengan pemecahan
masalah. Montague (2007) mengatakan bahwa pada dasarnya pemecahan
masalah mempunyai dua langkah, yaitu representasi masalah dan
menyelesaikan masalah. Pemecahan masalah yang sukses tidak mungkin
tanpa representasi masalah yang sesuai. Representasi masalah yang
sesuai adalah dasar untuk memahami masalah dan membuat suatu
rencana untuk memecahkan masalah. Siswa yang mempunyai kesulitan
dalam merepresentasikan masalah akan memiliki kesulitan dalam
melakukan pemecahan masalah. Dengan demikian seiring dengan
pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika,
maka kemampuan representasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
pemecahan masalah juga berperan dalam pembelajaran fisika.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam multi
representasi, tujuan memecahkan soal fisika adalah merepresentasi
proses secara fisik melalui berbagai cara; verbal, sketsa, diagram, grafik
dan persamaan-persamaan matematis. Deskripsi verbal yang abstrak
dihubungkan dengan representasi matematis yang abstrak oleh
representasi gambar dan diagram fisik yang lebih intuitif.

18
4.

Inkuiri Terbimbing
Menurut Ahmadi (1997: 76), Inkuiri berasal dari kata “inquire yang
berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri
berarti penyelidikan”. Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan
dalam pembelajaran fisika dan mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari
suatu gejala.
Wayne Welch dalam Koes (2003: 12-13) berpendapat bahwa, “metode
penyelidikan ilmiah sebagai proses inkuiri”. Ia juga mengidentifikasi
lima sifat dari proses inkuiri, yaitu pengamatan, pengukuran,
eksperimentasi, komunikasi, dan proses-proses mental.

Syarat-syarat Penerapan Inquiri
Adapun syarat-syarat penerapan model inquiri adalah:
1)

Merumuskan topik inquiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa

2)

Membentuk kelompok yang seimbangan, baik akademik maupun
sosial

3)

Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompokkelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.

4)

Sekali-kali perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi
antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas

5)

Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan
kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai
(Hamalik, 2001 : 65)

19
Inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran fisika dan mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari
suatu gejala. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif
dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang
kurang berpengalaman belajar dengan pembelajaran inkuiri. Dengan
model pembelajaran ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan
dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran. Pada model pembelajaran ini siswa akan dihadapkan pada
tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi
kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan
masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Menurut Suryosubroto (2002: 201) yaitu:
Ada beberapa kelebihan pembelajaran inkuiri terbimbing, antara
lain: (1) membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif
siswa, (2) membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa
merasakan jerih payah penyelidikannya menemukan keberhasilan
dan kadang-kadang kegagalan, (3) memberi kesempatan pada
siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan, (4)
membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan,
(5) siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi
untuk belajar, (6) model ini berpusat pada anak, misalkan
memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi
sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar,

20
terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum
diketahui.
Kelebihan pembelajaran inkuiri terbimbing ini berpusat pada siswa
artinya, siswa terlibat langsung dalam proses belajar dan siswa secara
aktif dalam menemukan sendiri konsep-konsep dengan permasalahan
yang diberikan atau dipilih oleh guru.
Suryosubroto (2002: 201) memberikan beberapa kelemahan dalam
inkuiri, antara lain:

1. Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara
belajar ini.
2. Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya
sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan
teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk katakata tertentu.
3. Harapan yang ditumpahkan pada model ini mungkin
mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai
pembelajaran inkuiri.

Kelemahan inkuiri terbimbing ini siswa belum terbiasa untuk
melaksanakan proses pembelajarannya, karena siswa masih terbiasa
mengandalkan guru. Tanpa siswa terlibat langsung dan aktif dalam
proses belajarnya.

Menurut Memes (2000: 42), ada enam langkah yang diperhatikan dalam
inkuiri terbimbing, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Merumuskan masalah.
Membuat hipotesa.
Merencanakan kegiatan.
Melaksanakan kegiatan.
Mengumpulkan data.
Mengambil kesimpulan.

21
Enam langkah pada inkuiri terbimbing ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan
berperan aktif melatih keberanian, berkomunikasi dan berusaha
mendapatkan pengetahuannya sendiri untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan skenario pembelajaran
sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar.

Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang
belum berpengalaman belajar dengan pembelajaran inkuiri. Pada tahaptahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri
arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan
pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui
pertanyaan yang dibuat dalam LKS. Oleh sebab itu LKS dibuat khusus
untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik
kesimpulan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), siswa
mengembangkan cara kerja untuk menyelidiki pertanyaan yang diberikan
oleh guru.

22
B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh
kemampuan membangun mode representasi terhadap pemecahan masalah
fisika materi konsep gerak siswa SMP. Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk
variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan membangun mode
representasi (X), variabel moderator dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen berbabasis inkuiri (Z), sedangkan variabel terikatnya adalah
pemecahan masalah fisika (Y).

Karena secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan
menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai
komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Format
representasi yang berbeda tersebut digunakan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran, Sebagai contoh, penulisan (writing) cocok
untuk menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian. Demikian pula dengan
grafik, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel,
dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan
sesuatu sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan penalarannya dan
mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Sedangkan
dengan persamaan matematis dapat membantu menyelesaikan suatu
permasalahan empirik. Representasi-representasi tersebut saling terkait satusama lain. Implikasi yang muncul dari beragam representasi tersebut adalah

23
siswa telah mengembangkan kemampuan berpikir (kognitif dan psikomotor).
Dari berbagai fungsi representasi tersebut maka seseorang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami suatu konsep dari
materi sehingga dapat memecahkan permasalahan fisika dengan baik.

Penerapan suatu strategi, model atau metode dalam pembelajaran fisika,
merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa
secara konstruktif dan mengarah pada penguasaan materi, karena itu dalam
proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi dan metode
pembelajaran yang tepat, efisien, efektif dan mengena pada tujuan yang
diharapkan. Metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa,
mengembangkan minat serta kemampuan representasi suatu konsep sehingga
tentunya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan berbagai masalah
fisika, salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing.

Dalam pelaksanaannya metode inkuiri juga akan menuntut siswa untuk lebih
aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena siswa akan mengalami
banyak tahapan dalam pembelajaran inkuiri mulai tahap persiapan, melakukan
percobaan, dan membuat kesimpulan dalam bentuk laporan atau penyajian.
Dengan banyaknya aktivitas dan kegiatan siswa disekolah maupun diluar
sekolah demikian maka akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan berbagai permasalahan karena siswa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran.

24
Dengan memberikan penjelasan yang lebih kompleks maka siswa dapat
menetukan strategi dan taktik yang tepat digunakan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel
moderator terhadap variabel bebas dan terikat, maka dapat dijelaskan dengan
paradigma penelitian seperti berikut:
Q
RQ

X

Y

RXY

Gambar 2.3 Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan:
X

: Kemampuan membangun mode representasi (variabel bebas)

Q

: Metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing (variabel moderator)

Y

: Pemecahan masalah fisika (variabel terikat)

RXY : Pengaruh kemampuan membangun mode representasi (X) terhadap
pemecahan masalah fisika (Y)
RQ

: Pengaruh metode eksp