keingintahuan tentang ilmu pengetahuan yang tinggi. Bagi guru danatau pendidik, kurikulum ini mengharuskan pengaplikasian
saintific approach dalam pengajaran seluruh mata pelajaran, baik yang bersifat ilmu pasti maupun ilmu tidak pasti dan yang berbentuk
teori maupun praktik. b. Silabus
SMP Negeri 12 Magelang dalam pembelajaran telah mengacu pada silabus yang telah disusun, sehingga materi yang diberikan
kepada siswa dapat terorganisir dan sesuai dengan target pembelajaran. Silabus tersebut merupakan rangkaian dari bagian
pembelajaran yang terkandung dalam Kurikulum 2013. Silabus terlampir.
c. RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP merupakan salah
satu pedoman dan pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan kurikulum yang diterapkan di
SMP N 12 Magelang, guru dituntut agar membuat RPP sendiri, disesuaikan dengan langkah pembelajaran dalam pendekatan
saintifik dan disesuaikan dengan materi yang diharuskan berdaasrkan kurikulum serta disesuaikan dengan kemampuan siswa.
2. Proses Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran Dalam membuka pelajaran, hal-hal yang perlu dilakukan guru
adalah mengucapkan salam, melakukan presensi kehadiran siswa, dan mengulang sedikit materi pada pertemuan sebelumnya atau
memberikan apersepsi. Guru juga dianjurkan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat berfokus pada
tujuan pembelajaran tersebut.
b. Penyampaian Materi Penyampaian materi dilaksanakan oleh guru berdasarkan
pendekatan saintifik yang mana tahap-tahap pembelajaran meliputi tahap
mengamati, menanya,
mengumpulkan datainformasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan,
dan mencipta.
Dalam praktiknya, guru tidak hanya harus menepati kegiatan pembelajaran
dalam pendekatan saintifik, tetapi guru juga harus menyesuaikan dengan sikap siswa ketika belajar, sehingga RPP bisa jadi disusun
berbeda-beda bergantung pada kelas danatau siswa yang bersangkutan.
c. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar
adalah pendekatan saintifik. Dalam pendekatan ini, guru diharuskan menyusun kegiatan pembelajaran berdasarkan enam tahapan yang
meliputi: tahap mengamati, menyanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, menkomunikasikan, dan mencipta. Dalam pendekatan
ini, pusat kegiatan belajar adalah siswa, sehingga siswa dituntut untuk memiliki, mengembangkan, dan mengolah informasi dari rasa
keingintahuannya terhadap materi pelajaran yang bersangkutan.
d. Penggunaan Bahasa Dalam praktiknya, pembelajaran formal di sekolah dilakukan
dengan dua bahasa atau secara bilingual. Guru melakukan code switching dan code mixing antara Bahasa Indonesia dan Bahasa
Daerah. Sedangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru pada umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama yang
sekaligus sebagai input utama. Akan tetapi, guru tidak dapat menghindari penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa DaerahJawa
untuk membantu siswa memahami materi pelajaran.
e. Penggunaan Waktu dan Gerak