Pengaruh Citra Merek Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen Gitar Elektrik Epiphone di Bandar Lampung

(1)

.

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK EPIPHONE

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Anggarawan Fiandinata

Gitar epiphone adalah sebuah produk gitar elektrik yang termasuk kedalam jajaran merek gitar yang memiliki karakteristik gitar yang dikenal, data menunjukkan rating pemakaian gitar ini pada tahun 2012 menduduki peringkat pertama. Merek gitar lain yang dalam hal ini termasuk pesaingnya belum bisa mendahului pangsa pasar dari merek gitar epiphone ini yaitu sebanyak 30% di Bandar Lampung. Jika dilihat dari rating dan sekaligus pangsa pasar yang baik tersebut tentu merek ini dikenal di kalangan musisi ataupun konsumen umum lainnya.

kemudian muncul masalah terhadap penjualan gitar Epiphone, data berikutnya menerangkan bahwa gitar epiphone mengalami masalah dalam penjualan yaitu penurunan yang fluktuatif dalam penjualannya sehingga ini mengacu pada niat beli dari konsumen tersebut juga naik dan turun. Tujuan penelitiannya adalah


(2)

Anggarawan Fiandinata

untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen di Bandar lampung.Berdasarkan permasalahan maka hipotesis dalam skripsi ini adalah terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang gitar elektrik Epiphonedi Bandar lampung

Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner dengan sampel sebanyak 100 orang yang dipilih secara acak dalam sebuah komunitas musik yaitu Komunitas Guitaris lampung yang berjumlah 536 orang. Validitas dan reliabilitas akan dianalisis lebih lanjut dari hasil kuesioner 100 responden menggunakan analisis faktor sehingga menghasilkan kelayakan untuk pengujian selanjutnya. Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh variabel yaitu menggunakan analisis regresi linier sederhana dan uji kausalitas hipotesis (uji t).

Pada analisis regresi linier sederhana didapati persamaan regresi Y=8,865+0,350X, sedangkan hasil uji t didapatkan nilai yang signifikan dimana perbandingan thitung dengan ttabel adalah 3,698 > 1,984 atau thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 95%. Dengan demikian maka citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik epiphone. Sehingga hasil analisis ini mendukung teori yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi citra merek suatu produk maka semakin baik niat konsumen untuk membelinya.


(3)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK EPIPHONE DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Anggarawan Fiandinata

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT

BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK

EPIPHONE DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh:

ANGGARAWAN FIANDINATA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran...11


(6)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...7

1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian...8

1.4 Kerangka Pemikiran Teoritis...11

1.5 Hipotesis...11

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran...12

2.2 Pengertian Bauran Pemasaran...13

2.3 Citra Merek...16

2.4 Niat Beli Ulang...19

III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian...21

3.2 Lokasi Penelitian...21

3.3 Populasi dan Sampel...21


(7)

3.5 Jenis Data...23

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel...24

3.7 Uji Validitas dan Rehabilitas...28

3.8 Tekhnik Analisi Data...29

3.9 Uji Hipotesis...30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden...31

4.2 Deskriptif Responden...32

4.3 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner...41

4.4 Analisis Kuantitatif...44

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran...46

5.2 Saran...46


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rating Produk Gitar Elektrik Pondok Daud Musik 2009-2013 ...2

Tabel 1.2 Data Persaingan Produk Gitar di Bandar Lampung...4

Tabel 1.3 Presentase Ketersediaan Anggota KGL membeli gitar merk Epiphone...5

Tabel 1.4 Volume Penjualan gitar Epiphone di Bandar Lampung Tahun 2011 ...6

Tabel 3.1 Operasional Variabel 2...6

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin ...31

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Umur ...31

Tabel 4.3 Pernyataan 1 Kuesioner ...32

Tabel 4.4 Pernyataan 2 Kuesioner ...33

Tabel 4.5 Pernyataan 3 Kuesioner ...33

Tabel 4.6 Pernyataan 4 Kuesioner ...34

Tabel 4.7 Pernyataan 5 Kuesioner...34

Tabel 4.8 Pernyataan 6 Kuesioner ...35

Tabel 4.9 Pernyataan 7 Kuesioner...35

Tabel 4.10 Pernyataan 8 Kuesioner...36

Tabel 4.11 Pernyataan 9 Kuesioner ...36

Tabel 4.12 Pernyataan 10 Kuesioner...37

Tabel 4.13 Pernyataan 11 Kuesioner...37

Tabel 4.14 Pernyataan 12 Kuesioner...38


(9)

Tabel 4.16 Pernyataan 14 Kuesioner...39

Tabel 4.17 Pernyataan 15 Kuesioner...39

Tabel 4.18 Pernyataan 1 Kuesioner...40

Tabel 4.19 Pernyataan 2 Kuesioner...40

Tabel 4.20 Pernyataan 3 Kuesioner...41

Tabel 4.21 Analisis Validitas Citra Merek...42

Tabel 4.22 Analisis Validitas Citra merek...42

Tabel 4.23 Data Uji Realibilitas Variabel...43

Tabel 4.24 Analisis Regresi Linear Sederhana...45


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Pernyataan Kuesioner bagian 1

Lampiran 3 Tabel Frekuensi Citra Merk (X)

Lampiran 4 Tabel Frekuensi Niat Beli Ulang (Y)

Lampiran 5 Regresi sederhana

Lampiran 6 Uji Realibilitas dan Uji Validitas

Lampiran 7 Tabel Karakteristik konsumen dan Pernyataan kuesioner

Lampiran 8 Tabel Analisis validitas Citra Merek dan Niat Beli Ulang Konsumen


(11)

MOTO

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang

lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon”.

“Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tak pernah melebihi batas

kemampuan kamu”.

“Orang besar menempuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat”.

“La Tahzan Innallaha Ma’ana ( Jangan Bersedih Sesungguhnya Allah bersama kita )”.


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8 Februari 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Hartoyo, S.Kep dan Ibu Suminah, S.Pd

Penulis telah menempuh pendidikannya di TK Harapan Bunda Bahuga dan lulus pada tahun 1997. Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Sukabumi dan lulus pada tahun 2003. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Buay Bahuga lulus pada tahun 2006. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri 1 dan SMA negeri 12 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen pada tahun 2009.


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, ucapan penuh rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Ku persembahkan skripsi ini

sebagai tanda hormat dan cintaku kepada :

1. Yang tersayang Ibuku, yang telah melahirkanku, membesarkanku, mendidikku, dan mengajarkanku untuk mencapai kesuksesan hidup dengan segala kesabaran dan cinta kasihnya.

2. Bapak ku yang telah memberikan support nya kepadaku. Skripsi ini kupersembahkan sebagai hadiah kecilku dengan harapan bapak bangga dan bahagia.

3. Adik dan seluruh keluarga besarku, yang telah memotivasi, memberikan dukungan dan doanya kepadaku.

4. Seluruh sahabat dan teman-temanku, yang telah menyayangiku setulus hati, dan hadir dalam hidupku dalam suka maupun duka.


(14)

SANWACANA

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Citra

merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung” disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Lampung.

Penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam proses penyusunan skipsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan rasa

terimakasih dan hormatnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dan juga selaku penguji utama pada ujian skripsi. Terimakasih atas saran dan masukannya yang sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Mustafid, S.E., M.M., selaku pembimbing I. Terimakasih atas masukan, ilmu, pengalaman yang sangat berharga, serta waktu yang diberikan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ribhan, S.E., M.Si., selaku pembimbing II. Terimakasih atas segala ilmu pengetahuan, saran yang sangat berharga, serta kesediaannya dalam


(15)

memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Ernie Hendrawati, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terimakasih atas segala ilmu yang diberikan.

7. Kedua Orang Tuaku Hartoyo, S.Kep., dan Suminah, S.Pd., yang telah mencurahkan segala kasih dan sayang, mendoakan dan memberikan dukungan, serta yang telah menjadi motivasi terbesar dalam penyusunan skripsi ini.

8. Adikku Novran Cahyawinata, Adikku Seprima Imro’aningrum serta seluruh keluarga besarku yang memberikan semangat, bantuan dan doa. 9. Sahabat-sahabatku Kroco mumet Kudus, Harry, Kafi, Gika, Adi, dan Eko

yang telah setia menemaniku disaat suka maupun duka walaupun mungkin lebih banyak duka nya.

10. Sahabat-sahabat Idiot yang gokil (Wenny, Gita, Andre, Arham, Denmas, Fenny, Windy, Catra, Denny, ). Terimakasih karena telah menemaniku dari awal perkuliahan hingga saat ini, memberikan semangat, memberikan bantuan tenaga dan terutama dana, serta doa dengan setulus hati.

11. Sahabat-sahabat terbaikku (Nanda Vianida, Herfina Mutia, Windy Silvia, Sayang Hatika, Sarah Aviva, Wulan Indria, Selvia Putri, Agung trisetia, Baga, Avin Cristhy ) yang selama ini telah berbagai tawa, suka, dan duka. Terimakasih atas perhatian, bantuan, saran dan semangat kalian.


(16)

12. Adik dan kakak tingkat yang telah banyak membantu dalam perkuliahan ( Satrio, Farhan, Rio, Wenika, Selvi Eliandita, Puput, Novi)

13. Spesial untuk Yuke Heliza Roise yang telah memberikan support nya untukku dari awal masa perkuliahan hingga akhir.

14. Para staf yang bertugas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khusunya seluruh petugas di Sekretariat Jurusan Manajemen. Terimakasih atas bantuan yang diberikan selama saya menempuh studi.

15. Semua teman, baik semasa sekolah, maupun semasa KKN. Terimakasih atas semangat dan doa kalian semua.

16. Semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menjadi referensi bagi penulis-penulis skripsi lainnya.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis


(17)

(18)

(19)

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan antar pasar industri musik semakin hari semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya model dan jenis part-part yang diperuntukan untuk para musisi beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want). Ditambah dengan ditemukannya konsumen yang memutuskan memilih menggunakan produk tertentu dalam hal ini adalah gitar dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu terutama untuk golongan musisi dan sesama pemusik.

Para musisi yang memang sudah berpengalaman juga tidak mau sembarangan saja memilih merek gitar. Mereka membutuhkan gitar yang benar-benar memiliki merek dan kualitas yang bagus karena bagaimanapun juga kualitas bagus dan merek yang memiliki citra yang bagus juga akan sangat mempengaruhi gengsi mereka sendiri dimata musisi yang lainya. Merek-merek yang tergolong sebagai merek yang memiliki citra merek yang baik pada tahun 2009-2012 seperti dalam Tabel 1.1 berikut ini.


(21)

2

Tabel 1.1 Rating Produk Gitar Elektrik Pondok Daud Musik 2009 - 2013

No 2009 2010 2011 2012

1 Ibanez Fender Ibanez EPIPHONE

2 Fender EPIPHONE Fender Fender

3 Jackson Washburn Samick Tanglewood

4 Line 6 Tanglewood Line 6 S. Fender

5 S. Fender Godin PRS LTD

6 EPIPHONE ESP EPIPHONE Godin

7 Edward Samick Tanglewood ESP

8 ESP Jackson ESP Yamaha

9 Yamaha Yamaha LTD Washburn

Sumber : Pondok Daud Musik 2014

Saat ini kebutuhan konsumen khusus nya para musisi terhadap produk alat musik yang berkualitas juga semakin tinggi mengingat diri pribadi konsumen memutuskan memilih menggunakan produk tertentu (gitar) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.1. Oleh karena itu adapun salah satu produk gitar yang penjualannya melalui Butik oleh Distributor nya yaitu PT Agung Jaya Perkasa atau PT yang khusus memproduksi gitar Pabrikan Gibson atau di Indonesia kita kenal anak perusahaan Gibson yaitu Epiphonedi indonesia.

Gibson.Ltd merupakan salah satu perusahaan Alat musik yang bergerak

dibidang gitar dan alat musik. Gibson.Ltd menyediakan semua alat penunjang para musisi untuk menjalankan hobi nya, gitar, pengeras suara dan lain-lain yang dibutuhkan demi menunjang kebutuhan musisi masa kini yang semakin


(22)

3

hari semakin banyak dan juga produksi gitar yang semakin banyak pesaing.

Epiphone merupakan anak perusahaan Gibson yang memproduksi gitar Gibson

dalam versi menengah kebawah yang bertujuan untuk lebih melengkapi pasar yang ada sehingga di segala golongan orang dapat memiliki gitar dengan kualitas mirip Gibson tetapi dengan harga yang lebih terjangkau. namun tentu saja antara gitar Gibson memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh Gitar

Epiphonekarena dilihat dari segi harga kedua nya memang memiliki jarak harga

yang lumayan jauh berbeda.

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwaEpiphonepada tahun 2011 menduduki ranking 6 besar dalam jajaran penjualan produk Gitar, dan di tahun 2012 produk Gitar

Epiphone malah dapat menduduki peringkat pertama. Hal ini dapat diartikan

bahwa mutu produk dan kualitas Gitar Epiphone dalam kategori gitar kelas menengah tidak dapat diragukan lagi. Menurut Alex (agen Epiphoneyang bekerja di toko alat musik pondok daud Bandar Lampung) Perusahaan Epiphone

Indonesia menggunakan consultant dengan melakukan komunikasi word of

mouth yang akan menawarkan produk d engan memberikan informasi tentang

produk yang mereka tawarkan. Informasi tersebut meliputi apa saja yang berhubungan dengan produknya, seperti jenis warna, bahan produk, kualitas produk, dan termasuk harga. Hal ini dilakukan dengan maksud agar konsumen dapat memperoleh gambaran produk tersebut. Dengan begitu, konsumen akan menciptakan persepsi yang berbeda-beda terhadap produk yaitu GitarEpiphone


(23)

4

harga produk sehingga menimbulkan ketertarikan konsumen untuk membeli produknya.

Pada Tabel dibawah ini diperlihatkan seberapa besar persaingan yang terjadi antar produk gitar yang beredar di Bandar Lampung pada tahun 2012, data tersebut diperoleh dari toko alat musik Pondok daud yang memang cukup mempunyai nama dan telah memiliki banyak pelanggan yang benar-benar loyal.

Tabel 1. 2 Data persaingan Produk gitar di Bandar Lampung 2012

No Nama Merek Gitar Pangsa pasar

1. Epiphone 30%

2. Fender 27%

3. Tanglewood 15%

4. Squier Fender 13%

5. LTD 9%

6. dll 6%

∑ 100%

Sumber : Pondok Daud 2014

pada Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa gitar Epiphone unggul sedikit diatas gitar Fender yang juga merupakan musuh pasar dari Epiphone sendiri karena kedua merek tersebut selalu berebut menjadi yang nomor satu. Alasan dipilihnya Perusahaan gitarEpiphoneKhusus nya di daerah Bandar Lampung adalah karena Perusahaan Epiphone adalah salah satu perusahaan gitar yang sedang mengalami persaingan yang ketat dengan perusahaan gitar lainya baik itu produk gitar lokal maupun produk gitarcustom.

Dalam kasus yang sedang terjadi yang sedang terjad ini, Masalah pemasaran sudah seharusnya tidak hanya diarahkan untuk memuaskan pelanggan melainkan juga ditujukan untuk mempengaruhi niat beli ulang konsumen yang juga akan


(24)

5

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk yang kesekian kali nya, karena keputusan pembelian konsumen mempunyai suatu momen yang penting dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itulah niat beli ulang serta keputusan pembelian konsumen merupakan titik pokok dalam proses pencarian dan evaluasi atas beberapa alternatif yang ada guna dapat menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk.

Disini yang akan menjadi Objek penelitian yang membahas tentang Pengaruh Citra merk, Niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphone adalah para musisi dan gitaris yang telah tergabung dalam sebuah Komunitas yang disebut Komunitas Gitaris Lampung atau disingkat KGL yang sebagian besar anggotanya berdomisili di kota Bandar Lampung. Usia objek penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah antar umur 17 – 24 tahun dengan alasan para anggota KGL adalah mengenal produk Epiphonebahkan pengguna produk ini.

Tabel 1. 3 Presentase Kesediaan Anggota KGL membeli gitar merk Epiphone2012

Aliran Musik Gitaris

Jumlah Gitaris KGL yang ditawari

Jumlah Gitaris KGL yang membeli

Presentase kesediaan membeli (%)

Rock 40 orang 20 orang (20/40)*100%=50%

Pop 15 orang 1 orang (1/15)*100%=6,7%(pembulatan)

Jazz/ Blues 5 orang 0 0

Sumber : Pondok daud Music 2014

Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa rata-rata konsumen yang memakai produk


(25)

6

memang memiliki karakter rock yang kental dan memiliki citra tersebut karena sering di pakai oleh rocker dunia.

Aaker (Simamora, 2003 : 696) menyatakan : Citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para pemasaran dimana Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang di janjikan ya kepada konsumen”. Dengan citra merk yang positif, konsumen akan tertarik mempertahankan barang konsumsinya. Selama hampir 40 tahun produkan gitar Gibson atau dengan kata lain Epiphone sebagai produk low end Gibson

dinilai memiliki citra yang bagus dimata konsumen terutama para rocker yang memang menemukan kebutuhan sound yang mereka dapat dari gitarEpiphoneini.

Tabel 1. 4 Volume Penjualan gitarEpiphonedi Bandar Lampung Tahun 2011

Bulan Tingkat penjualan Prosentase Kenaikan/

Penurunan

Januari Rp. 329. 699. 550,-

-Februari Rp. 299. 828. 100,- - 0,72 %

Maret Rp. 321. 114. 970,- + 0,51 %

April Rp. 310. 809. 124,- - 0,25 %

Mei Rp. 348. 887. 400,- + 0,92 %

Juni Rp. 374. 601. 990,- + 0,62 %

Juli Rp. 377. 487. 200,- -0,07 %

Agustus Rp. 351. 540. 030,- -0,63 %

September Rp. 370. 950. 310,- + 0,47 %

Oktober Rp. 366. 883. 350,- -0,10 %

November Rp. 348. 951. 200,- -0,43 %

Desember Rp. 347. 579. 500,- -0,03 %

Sumber : Pondok daud Music 2014

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat di ketahui bahwa pada tahun 2011 penjualan gitar

Epiphone cenderung fluktuatif. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat


(26)

7

pembelian gitar merek Epiphone semakin menurun. Para musisi yang tadi nya tertarik membeli gitar Epiphone pada bulan tertentu kemudian menjadi tidak tertarik. Hal tersebut tidak lepas dari kualitas produk atau ada mungkin dari beberapa konsumen yang merasa karakter gitar nya kurang cocok dengan

Epiphone. Untuk menjadi merek yang favorit, ukuran yang paling umum dalam sebuah produk adalah kualitas produk itu sendiri. Demi memenuhi kebutuhan konsumen nya, Epiphone Terus mengadakan inovasi dan memperbaiki kualitas produk nya sehingga semakin hari akan semakin baik

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian empiris tentang“Pengaruh Citra Merek Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen Gitar ElektrikEpiphonedi Bandar Lampung”

1. 2 Rumusan masalah

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.4 diatas maka dapat diketahui masalah nya bahwa penjualan gitar Epiphone pada tahun 2011 mengalami penurunan, padahal seperti yang di cantumkan diatas gitar Epiphone merupakan salah satu gitar dengan produk yang memiliki citra merek yang bagus, kualitas nya juga setara dengan merek berkelas lain nya.

citra yang bagus tentu mencerminkan kualitas yang bisa diperhitungkan, apakah pada tahun 2011 terdapat masalah tertentu yang membuat penjualan gitar


(27)

8

peringkat ke 2 pada tahun sebelumnya di rating penjualan gitar paling laris. maka dari itulah dapat di rumuskan pertanyaan sebagai berikut :

Apakah Citra merek berpengaruh terhadap niat beli ulang ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung ?

1. 3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. 3. 1 Tujuan dari penelitian ini adalah :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung.

1.3. 2 Kegunaan dari penelitian ini adalah :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat seiring dengan tujuan penelitian. Kegunaan penelitiannya adalah:

1.Kegunaan Praktis

Khususnya bagi perusahaan industri Musik khusus nya gitar, sebagai referensi untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan pembangunan citra merek melalui pengembangan produk yang dilakukannya.

2.Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan dapat memperluas kajian ilmu terutama tentang konsep kewirausahaan pada khususnya dan untuk kajian manajemen pemasaran pada umumnya


(28)

9

1. 4 Kerangka Pemikiran

Citra merek memiliki beberapa elemen atau subvariabel yang ikut membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik

epiphone di Bandar Lampung yang diantara nya terdiri dari : 1) Atribut

Suatu merek p e r l u memberikan atribut tertentu y a n g d i ke m a s k e d a la m se b ua h p r od u k ya n g ak a n di t a wa r ka n kepada konsumen. Hal ini dilakukan agar konsumen dapat mengingat produk tersebut sebagai bagian dari produk yang akan menjadikan ciri khas tersendiri bagi produk tersebut

2) Manfaat

Masih berhubungan dengan atribut, atribut produk yang ditawarkan juga akan lebih baik jika memiliki manfaat fungsional juga emosional.

3) Nilai

Merek adalah nilai terhadap sebuah produk, merek menyatakan suatu tentang nilai sang pembuat atau produsen

4) Budaya

Sebuah merek dapat mempresentasikan budaya lewat produk tertentu yang akan membuat konsumen tertarik karena merasa memiliki produk yang sesuai dengan budaya konsumen.

5) Kepribadian

Merek dapat menjadi proyeksi dan kepribadian tertentu seseorang, karena konsumen akan merasa sebuah merek dapat menggambarkan dirinya.


(29)

10

6) Pengguna

Seorang publik figure yang memakai merek tertentu akan memberikan kesan terhadap khalayak ramai atau konsumen yang mengidolakanya.

Sedangkan niat beli ulang konsumen adalah suatu tindakan atau perilaku yang paling dekat akan dilakukan selanjutnya oleh konsumen untuk membeli produk tertentu setelah merasakan kesan pemakaian pertama yang menurut konsumen memiliki nilai dan manfaat yang dibutuhkan.

Dari penjelasan diatas maka Pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedapat dituangkan kedalam sebuah bagan atau gambar yang dapat mewakili kerangka pemikiran saya pada penelitian ini, dan kerangka pikir tersebut dapat tergambar melalui gambar di bawah ini :

Kerangka Pemikiran teoritis

Gambar 2. 1 CITRA MERK

Atribut

Manfaat

Nilai

Budaya

Kepribadian

Pemakai

Sumber : Kapfefer, 1992 dalam Kotler (2003)

NIAT BELI ULANG (Y) Sumber : Taylor dan Barker (2002)


(30)

11

1.5 Hipotesis

Sugiyono (2008:93) mengemukakan pengertian hipotesis sebagai berikut : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikarenakan sementara karena jawaban yang diberikan baru di dasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

Berdasarkan pengertian yang di uraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah :

“Terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung”


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu dari ilmu ekonomi dimana seiring dengan perubahan waktu ilmu pemasaran terus mengalami perkembangan. Dimana pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya, yang tidak hanya mencakup kebutuhan dan keinginan saja tetapi juga mencakup pengharapan dan hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen sehingga menimbulkan tuntutan yang lebih tinggi akan pemenuhan kebutuhan, keinginan dan harapan itu.

Para ahli dan praktisi pemasaran mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pengertian pemasaran, namun pada dasarnya pengertian pemasaran mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu bagaimana barang dan jasa dalam waktu yang tepat dengan pengeluaran biaya yang seefisien mungkin dapat diproduksi dan nantinya dapat diminati oleh konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2009:5) menyebutkan bahwa :

“Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,


(32)

13

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain”.

Dapat disimpulkan bahwa adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan menganjurkan kosumen lain agar membeli produk yang sama. Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh produsen melalui penyebaran informasi positif ke konsumen yang satu ke konsumen lain. Ditemukan juga adanya suatu kesamaan yang mendasar, yaitu aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk menyampaikan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen ke konsumen agar kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.

2. 2 Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep dalam pemasaran. Pemasaran merupakan kegiatan yang diarahkan pada usaha manusia untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhannya melalui proses pertukaran. Perusahaan harus menyesuaikan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti peraturan pemerintah, tekhnologi, pesaing, dan situasi ekonomi. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan oleh perusahaan pada setiap pelaksanaan kegiatan pemasaran.


(33)

14

2. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan, seperti harga produk, saluran distribusi dan promosi. Faktor-faktor ini memegang peranan penting dalam menentukan program pemasaran atau perusahaan untuk mencapai tujuan.

Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan ini disebut bauran pemasaran (marketing mix). Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:18) “Bauran pemasaran adalah perangkat yang digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka”.

Dalam bauran pemasaran terdapat empat unsur yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yaitu :

1. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit produk adalah sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasi.

2. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.

3. Promosi

Promosi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk tersebut.


(34)

15

4. Distribusi

Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi kosumen.

2.2.1. Pengertian Produk

Produk adalah salah satu dari bauran pemasaran (marketing mix), yang sangatlah penting bagi keberhasilan perusahaan. Produk juga merupakan salah satu faktor penentu laba perusahaan. Produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti makanan, pakaian, dan sebagainya. Akan tetapi, produk dapat berupa sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) “Produk adalah semua yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.

W. J. Stanton, (1981:192) dalam Alma (2009:206) menyatakan bahwa :

“Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak terwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya”.

Jadi pada dasarnya produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Produk juga merupakan sekumpulan atribut yang nyata yang didalamnya sudah


(35)

16

tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:4) terdapat lima tingkatan produk dalam merencanakan tawaran pasar, yaitu :

1. Manfaat Inti (core benefit)

Yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. 2. Produk Dasar (basic product)

Pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar. 3. Produk yang Diharapkan (expected product)

Adalah beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.

4. Produk yang Ditingkatkan (augmented product)

Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang memenuhi keinginan pelanggan itu melampaui harapan mereka.

5. Produk Potensial (potential product)

Yang mencakup semua peningkatan dan transfromasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa depan.

2. 3 Citra Merek

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2003) merek (brand) yaitu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau jasa yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta


(36)

17

membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing. Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain:

1. Atribut (Attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen

2. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

3. Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau produsen

4. Budaya (Culture), merek dapat mempresentasikan budaya

5. Kepribadian (Personality), merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi tertentu 6. Pengguna (User), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu

(Kapfefer, 1992 dalam Kotler, 2003).

Pengertian Citra Merek menurut Fandy Tjiptono (2005:49) adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra Merek itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak konsumen secara massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek. Menurut Kotler (2005) Citra Merek yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu :

1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya.


(37)

18

Dewasa ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya, dan dengan kata lain merek mengalami pergeseran (Aaker, 1991). Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Menurut Setyaningsih & Darmawan ( 2004 ) citra merek dipengaruhi beberapa komponen, antara lain: citra produk, Scitra pemakai, citra korporat. Namun, menurut Kertajaya (2005: 6) citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada dibenak konsumen.

Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih atau menilai citra merek adalah merek harus memiliki kesan positif dibidangnya, reputasi tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosiona yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Indikator-indikator yang membentuk citra merek Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) indikator-indikator yang membentuk citra merek adalah:


(38)

19

a. Citra Korporat

Citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain ingin agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

b. Citra Produk / konsumen

Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif

maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah Citra Merek atau citra dari merek tersebut.

c. Citra Pemakai

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.

2. 4 Niat beli ulang

Niat (intention) dapat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan (over action), yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel niat ini adalah :

1. Niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku


(39)

20

2. Niat menunjukkan seberapa kuat seseorang berani mencoba

3. Niat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan

4. Niat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya

Taylor dan Baker (1994) mengatakan bahwa pembelian ulang adalah membeli kembali produk atau jasa yang sama pada waktu yang akan datang ketika konsumen merasakan kepuasan saat mengkonsumsi produk maupun jasa tersebut. Menurut Schiffman-Kanuk (2007), pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari dua tipe, yaitu pembelian percobaan dan pembelian ulang. Jika konsumen membeli suatu produk dengan merek tertentu untuk pertama kalinya, maka disebut pembelian percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap penyelidikan dari perilaku pembelian dimana konsumen berusaha mengevaluasi produk dengan langsung mencoba. Jika suatu produk dibeli dengan percobaan ternyata memuaskan atau lebih memuaskan dari merek sebelumnya, maka konsumen berkeinginan untuk membeli ulang, tipe pembelian semacam ini disebut pembelian ulang.


(40)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik di Bandar lampung. Artinya, hipotesis dalam penelitian ini di terima. Hal ini didasarkan pada penjelasan sebagai berikut:

1. Pembuktian dengan menggunakan uji t perbandingan thitung dengan tTabel pada tingkat signifikan 95% adalah 1,984 yang artinya perbandingan thitung dengan tTabel adalah 3,968 > 1,984,dengan demikian maka citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik epiphone di bandar lampung.

2. Pembuktian kedua yang dilihat dari nilai signifikansi, yaitu hasil

signifikansi taraf 95% adalah 0,05. Kritrianya nilai sig. < 0,05 dan hasil pengujian bernilai sig. 0,000 (<0,05). pernyataan ini mendukung pembuktian pertama bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang gitar elektrik epiphone di bandar lampung.


(41)

49

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa responden menanggapi netral pada pernyataan Citra Merek mengenai bentuk gitar epiphone tergolong garang. Dengan tanggapan netral tersebut menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak yakin dengan hal tersebut. Maka dari itu disarankan untuk konsumen agar mampu menyeleksi dalam pembelian gitar sehingga untuk kategori bentuk garang tidak disarankan untuk memilih gitar epiphone.

2. Hasil analisis pernyataan citra merek pada poin pernyataan 3, 8, dan 9 responden menjawab satuju dengan persentase merata yaitu 66%. Pernytaan itu mencangkup pendapat bahwa gitar ephipone merupakan gitar yang memiliki sound yang tebal, bentuk yang elegan dan dinilai tidak mudah rusak. Dengan begitu jika konsumen memilih gitar epiphone untuk digunakan maka sangat dianjurkan bagi yang menginginkan gitar yang awet terutama untuk para pemula.

3. Pada kesimpulan penelitian ini memang dihasilkan hasil yang baik yaitu terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen. Bagaimanapun variabel penelitian ini hanya bersifat mewakili dan tidak menilai secara keseluruhan. Maka dari itu disarankan untuk konsumen tetap meninjau serta mengevaluasi kemungkinan variabel lain yang dinilai mampu untuk meningkatkan kualitas gitar merek epiphone i


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai citra merek sebagai variabel (X) sebagai variabel independent (bebas) dan niat beli ulang sebagai variabel (Y) sebagai variabel dependent atau sebagai variabel yang dipengaruhi (terikat). Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini tentunya adalah konsumen dari Gitar Elektrik Epiphone di Bandar Lampung.

3. 2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Studio Musik Bian pahoman karena di tempat tersebut biasa untuk berkumpul anggota dari Komunitas Gitaris Lampung. Untuk lokasi pengambilan data dilakukan di toko alat musik Pondok Daud yang terletak di lantai 4 mall kartini.

3. 3 Populasi dan sampel

Selanjutnya untuk melaksanakan penelitian ditentukan populasi untuk kemudian diambil sampel.


(43)

22

1. Populasi

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) merupakan keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang sering dihadapi peneliti umumnya berkaitan dengan populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Musisi di Bandar Lampung yang akan dan telah membeli gitar merek Epiphone yang telah tergabung keladalam Komunitas Guitarist Lampung yang berjumlah 536 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagaian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil sampel dengan menyebarkan kuesioner pada konsumen Pemakai dan calon konsumen produk gitar Epiphone yang tergabung ke dalam Komunitas Gitaris Lampung.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan simple random sampling untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling, Menurut Widiyanto (2008) ukuran populasi dalam penelitian ini sangat banyak dan tidak dapat diketahui dengan pasti, oleh karena itu besar sampel yang digunakan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

n = Z2 4 (Moe)2

Keterangan :


(44)

23

Z = score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96

Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10% Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: n = (1,96)2

4 (10%)2

n = 96,04 ≈ 97 atau dibulatkan 100.

Dari hasil perhitungan rumus di atas dapat diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebesar 100 responden.

3.4 Tekhnik pengumpulan data

Metode pengumpulan data di dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan memperoleh bahan-bahan yang relevan akurat dan terpercaya teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Pustaka (Library research), yaitu pengumpulan data teoritis dengan cara menelaah berbagai literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah yang di teliti.

2. Penelitian lapang (Field research), yaitu dengan cara :  Wawancara dan Observasi

Penelitian yang dilakukan melalui literature serta wawancara langsung dengan konsumen sehingga data yang di dapat akan lebih akurat.

 Kuisioner

Pengumpulan data dengan cara memberikan daftar isian kepada perespon secara langsung


(45)

24

3. 5 Jenis Data

Data yang dikumpulkan harus dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, sesuai dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang digunakan adalah:

1 . Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang disimpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti (Couper dan Emory, 1995). Dalam penelitian ini data primer berupa hasil jawaban responden atas kuesioner yang diajukan. Data primer ini selanjutnya akan diajukan sebagai data input untuk penelitian hipotesis. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada konsumen dari Gitar Elektrik Epiphone di Bandar Lampung, dimana hasil dari data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.

2. Data sekunder

Adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh peneliti ( Suprapto, 1997) data ini didapat dari jurnal-jurnal ilmiah dan literatur yang berhubungan dengan penelitian yang telah tersedia sebelumnya sehingga dapat menjadi acuan untuk melengkapi kepustakaan dan telaah dalam penelitian ini

3. 6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3. 6. 1 Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran sehingga dapat di katakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi dari konsep


(46)

25

sehingga dapat dinilai dan diukur (kumar, 1999) Sedangkan variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulanya (sugiyono, 2008) Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu variabel yang nilai nya bergantung pada nilai variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi pada variabel bebas dan variabel independen, yaitu variabel yang nilainya berpengaruh terhadap variabel lain (Marzuki, 2005).

3. 6. 1. 1 Variabel Dependen

Variabel dependen (dependent variable) atau variable terikat,adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti karena variabel ini yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas ( Ferdinand, 2006 ). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah niat beli ulang yang dilambangkan dengan Y.

3. 6. 1. 2 Variabel Independen

Variabel independen (independen variable) atau variabel bebas adalah variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra merek yang dilambangkan dengan X


(47)

26

3. 6. 2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (Marzuki, 2005). Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2001) merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. berikut Tabel Variabel yang diteliti sehubungan dengan Citra merek terhadap Niat beli ulang produk gitar Epiphone:


(48)

27 Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran

Citra Merek

(X) Persepsi

mengenai sebuah merek yang melekat dalam benak konsumen keller (1993) Atribut Manfaat Nilai Budaya Kepribadian Pemakai

Merek mengingatkan pada atribut atribut tertentu

Atribur perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

Merek juga menyatakan nilai dari produsen nya

Merek juga mewakili budaya tertentu

Merek juga mencerminkan pribadi tertntu

Merek menunjukan jenis

konsumen yang memakai produk tersebut Likert Likert Likert Likert Likert Likert


(49)

28 Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran

Niat beli ulang (Y) Taylor dan Baker, 1994 mengatakan bahwa pembelian ulang adalah membeli kembali produk atau jasa yang sama pada waktu yang akan datang ketika konsumen merasakan kepuasan saat mengkonsumsi produk maupun jasa tersebut

- Kemungkinan menikmati produk kembali

- Kepastian menikmati produk kembali

- Harapan untuk menikmati produk kembali

Likert


(50)

29

3. 7 Uji vaiditas dan Realibilitas 3. 7. 1 Uji validitas

Uji validitas merupakan uji untuk mengetahui keakuratan alat ukur (kuisioner) yang digunakan, dan untuk mengetahui seberapa cermat suatu kuisioner melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan program SPSS. Analisis ini digunakan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap nilai yang ingin diungkap. Pernyataan dikatakan valid apabila faktor loadingnya di atas 0. 05 (Hair:2006).

3. 7. 2 Uji reabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur (instrumen) yang digunakan dapat dipercaya atau dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran. Uji reliabilitas menggunakan koefisien Croanbach’s Alpa dengan bantuan SPSS. Pengujian reliabilitas dilakukan dalam tahapan yaitu dengan membandingkan nilai pada Croanbach’s Alpa dengan nilai pada Croanbach’s Alpa if item deleted. Apabila ada pernyataan yang memiliki nilai Croanbach’s Alpa if item deleted lebih besar dari pada Croanbach’s Alpa maka pernyataan tersebut tidak reliabel dan harus dilakukan pengujian selanjutnya sehingga tidak ada pernyataan yang memiliki nilai Croanbach’s Alpa if item deleted yang lebih besar dari Croanbach’s Alpa. Uji reliabilitas dilakukan


(51)

30

terhadap 100 responden konsumen Gitar Epiphone di Bandar Lampung. Hasil uji realibilitas dengan nilai Croanbach’s Alpa > 0. 5 = Reliabel.

3. 8 Teknik Analisis Data

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Alat analisis yang digunakan antara lain : a. Alat Analisis Deskriptif

Alat analisis Deskriptif yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan menguraikan hasil kuesioner oleh para perespon.

b. Alat Analisis Kuantitatif

Analisis kuantiatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan.

Analisis regresi linier sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.


(52)

31

Y = a + bX + et Keterangan :

Y = nilai taksiran niat beli ulang X = variablecitra merek

a = Konstanta

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) et = standar eror

3. 9 Uji Hipotesis

3. 9. 1 Uji Pengaruh Kualitas ( Uji t )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2006). Dalam hal ini, apakah variabel citra merek benar-benar berpengaruh terhadap variabel niat beli ulang konsumen.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada Coefficients yang membandingkan Unstandardized Coefficients B dan Standard error of estimate sehingga didapat hasil yang dinamakan t hitung. Apabila t hitung > t Tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.


(53)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik di Bandar lampung. Artinya, hipotesis dalam penelitian ini di terima. Hal ini didasarkan pada penjelasan sebagai berikut:

1. Pembuktian dengan menggunakan uji t perbandingan thitung dengan tTabel pada tingkat signifikan 95% adalah 1,984 yang artinya perbandingan thitung dengan tTabel adalah 3,968 > 1,984,dengan demikian maka citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik epiphone di bandar lampung.

2. Pembuktian kedua yang dilihat dari nilai signifikansi, yaitu hasil

signifikansi taraf 95% adalah 0,05. Kritrianya nilai sig. < 0,05 dan hasil pengujian bernilai sig. 0,000 (<0,05). pernyataan ini mendukung pembuktian pertama bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang gitar elektrik epiphone di bandar lampung.


(54)

49

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa responden menanggapi netral pada pernyataan Citra Merek mengenai bentuk gitar epiphone tergolong garang. Dengan tanggapan netral tersebut menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak yakin dengan hal tersebut. Maka dari itu disarankan untuk konsumen agar mampu menyeleksi dalam pembelian gitar sehingga untuk kategori bentuk garang tidak disarankan untuk memilih gitar epiphone.

2. Hasil analisis pernyataan citra merek pada poin pernyataan 3, 8, dan 9 responden menjawab satuju dengan persentase merata yaitu 66%. Pernytaan itu mencangkup pendapat bahwa gitar ephipone merupakan gitar yang memiliki sound yang tebal, bentuk yang elegan dan dinilai tidak mudah rusak. Dengan begitu jika konsumen memilih gitar epiphone untuk digunakan maka sangat dianjurkan bagi yang menginginkan gitar yang awet terutama untuk para pemula.

3. Pada kesimpulan penelitian ini memang dihasilkan hasil yang baik yaitu terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen. Bagaimanapun variabel penelitian ini hanya bersifat mewakili dan tidak menilai secara keseluruhan. Maka dari itu disarankan untuk konsumen tetap meninjau serta mengevaluasi kemungkinan variabel lain yang dinilai mampu untuk meningkatkan kualitas gitar merek epiphone i


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker dan Day, (1998). Metode Statiska Untuk Menarik Kesimpulan, Edisi lima, Jakarta

Albert J Della Bitta, & David L Loudon, 1991. Consumer behaviour(4 th ed). New Jersey

American Marketing Association, 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi Dalam. Strategi Pemasaran. Terjemahan Nugroho Setiadi J. Jakarta

Dodds, William B, Kent B. Monroe, and Dhruv Grewal, 1991. Effects of price, Brand, and Store Information on Buyer’s Product Evaluations, Journal

of Marketing Research, P: 307-309.

Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta

Ferdinand, A. T. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang

Henry Simamora. 2003. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta : Salemba empat.

Keller, Kevin L. 1998. Strategic Brand management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2 (Terjemahan Benjamin)

Kotler, Philip, 2003. Marketing management. 11 th edition/international edition pretice hall. New jersey

Kartajaya,Hermawan. 2005. Marketing in Venus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia


(56)

51

Kinnear, Thomas C, dan Taylor, james R. 1995. Riset Pemasaran, Pendekatan terpadu. Terjemahan. (Edisi Ketiga). Jakarta : Erlangga

Kinnear, Thomas C, dan Taylor, James R. 1998. Riset Pemasaran, Edisi tiga. Jakarta : Erlangga.

Oliver,R. L 1999. Whence Consumer Loyalty. Journal Marketing

Stanton, William J. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Cetakan Ketujuh. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2001. Statistik Penelitian untuk Penelitian. Edisi Kedua. Jakarta : Alfabeta Indonesia.


(1)

terhadap 100 responden konsumen Gitar Epiphone di Bandar Lampung. Hasil uji realibilitas dengan nilai Croanbach’s Alpa > 0. 5 = Reliabel.

3. 8 Teknik Analisis Data

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Alat analisis yang digunakan antara lain : a. Alat Analisis Deskriptif

Alat analisis Deskriptif yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan menguraikan hasil kuesioner oleh para perespon.

b. Alat Analisis Kuantitatif

Analisis kuantiatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan.

Analisis regresi linier sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.


(2)

31

Y = a + bX + et Keterangan :

Y = nilai taksiran niat beli ulang X = variablecitra merek

a = Konstanta

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) et = standar eror

3. 9 Uji Hipotesis

3. 9. 1 Uji Pengaruh Kualitas ( Uji t )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2006). Dalam hal ini, apakah variabel citra merek benar-benar berpengaruh terhadap variabel niat beli ulang konsumen.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada Coefficients yang membandingkan Unstandardized Coefficients B dan Standard error of estimate sehingga didapat hasil yang dinamakan t hitung. Apabila t hitung > t Tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.


(3)

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik di Bandar lampung. Artinya, hipotesis dalam penelitian ini di terima. Hal ini didasarkan pada penjelasan sebagai berikut:

1. Pembuktian dengan menggunakan uji t perbandingan thitung dengan tTabel pada tingkat signifikan 95% adalah 1,984 yang artinya perbandingan thitung dengan tTabel adalah 3,968 > 1,984,dengan demikian maka citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik epiphone di bandar lampung.

2. Pembuktian kedua yang dilihat dari nilai signifikansi, yaitu hasil

signifikansi taraf 95% adalah 0,05. Kritrianya nilai sig. < 0,05 dan hasil pengujian bernilai sig. 0,000 (<0,05). pernyataan ini mendukung pembuktian pertama bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang gitar elektrik epiphone di bandar lampung.


(4)

49

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa responden menanggapi netral pada pernyataan Citra Merek mengenai bentuk gitar epiphone tergolong garang. Dengan tanggapan netral tersebut menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak yakin dengan hal tersebut. Maka dari itu disarankan untuk konsumen agar mampu menyeleksi dalam pembelian gitar sehingga untuk kategori bentuk garang tidak disarankan untuk memilih gitar epiphone.

2. Hasil analisis pernyataan citra merek pada poin pernyataan 3, 8, dan 9 responden menjawab satuju dengan persentase merata yaitu 66%. Pernytaan itu mencangkup pendapat bahwa gitar ephipone merupakan gitar yang memiliki sound yang tebal, bentuk yang elegan dan dinilai tidak mudah rusak. Dengan begitu jika konsumen memilih gitar epiphone untuk digunakan maka sangat dianjurkan bagi yang menginginkan gitar yang awet terutama untuk para pemula.

3. Pada kesimpulan penelitian ini memang dihasilkan hasil yang baik yaitu terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen. Bagaimanapun variabel penelitian ini hanya bersifat mewakili dan tidak menilai secara keseluruhan. Maka dari itu disarankan untuk konsumen tetap meninjau serta mengevaluasi kemungkinan variabel lain yang dinilai mampu untuk meningkatkan kualitas gitar merek epiphone i


(5)

Aaker dan Day, (1998). Metode Statiska Untuk Menarik Kesimpulan, Edisi lima, Jakarta

Albert J Della Bitta, & David L Loudon, 1991. Consumer behaviour(4 th ed). New Jersey

American Marketing Association, 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi Dalam. Strategi Pemasaran. Terjemahan Nugroho Setiadi J. Jakarta

Dodds, William B, Kent B. Monroe, and Dhruv Grewal, 1991. Effects of price, Brand, and Store Information on Buyer’s Product Evaluations, Journal

of Marketing Research, P: 307-309.

Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta

Ferdinand, A. T. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang

Henry Simamora. 2003. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta : Salemba empat.

Keller, Kevin L. 1998. Strategic Brand management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2 (Terjemahan Benjamin)

Kotler, Philip, 2003. Marketing management. 11 th edition/international edition pretice hall. New jersey

Kartajaya,Hermawan. 2005. Marketing in Venus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia


(6)

51

Kinnear, Thomas C, dan Taylor, james R. 1995. Riset Pemasaran, Pendekatan terpadu. Terjemahan. (Edisi Ketiga). Jakarta : Erlangga

Kinnear, Thomas C, dan Taylor, James R. 1998. Riset Pemasaran, Edisi tiga. Jakarta : Erlangga.

Oliver,R. L 1999. Whence Consumer Loyalty. Journal Marketing

Stanton, William J. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Cetakan Ketujuh. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2001. Statistik Penelitian untuk Penelitian. Edisi Kedua. Jakarta : Alfabeta Indonesia.