PENGARUH DIMENSI CITRA MEREK PADA NIAT BELI KONSUMEN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI CITRA MEREK PADA NIAT BELI KONSUMEN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG

OLEH

M FARID NAUFAL (1111011082)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat konsumen dalam rangka mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk terutama dalam membeli suatu produk. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tawaran produk saat ini sangatlah beragam dan banyak, tak terkecuali untuk mobil yang mana sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pilihan yang semakin banyak ini membuat banyak konsumen dapat menentukan pilihannya akan suatu produk, dalam hal ini adalah mobil yang dapat memikat dan membuat konsumen tersebut membeli dan loyal terhadap produk tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dimensi citra merek pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah, (1) :Citra Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada niat beli, (2) Citra Produk memiliki pengaruh yang signifikan pada niat beli, dan (3) Citra Pemakai memiliki pengaruh yang signifikan pada niat beli Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan metode uji regresi linear dalam rangka mendapatkan kesimpulan.

Berdasarkan hasil pembahasan, hipotesis yang dirumuskan dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian analisis determinasi yang menunjukkan pengaruh dimensi citra merek pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush berdasarkan koofesien determinasi sebesar R2= 0.607 yang berarti variabel X (Dimensi Citra Merek) mempengaruhi variabel Y (Niat Beli Kosumen) sebesar 60,7% dan sisanya sebesar 39,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci: Dimensi Citra Merek, Niat Beli Konsumen, Strategi Pemasaran


(2)

PENGARUH DIMENSI CITRA MEREK PADA NIAT BELI KONSUMEN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG

Oleh:

M FARID NAUFAL

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENGARUH DIMENSI CITRA MEREK PADA NIAT BELI KONSUMEN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

OLEH

M FARID NAUFAL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 TABEL KELUHAN KONSUMEN MOBIL TOYOTA RUSH LAMPIRAN 2 KUESIONER

LAMPIRAN 3 JAWABAN 100 RESPONDEN LAMPIRAN 4 UJI VALIDITAS

LAMPIRAN 5 UJI REALIBILITAS

LAMPIRAN 6 FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN LAMPIRAN 7 REGRESI LINEAR BERGANDA


(5)

(6)

MOTO

“Hai orang –orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang– orang yang sabar”

~(QS. Al Baqarah : 153)~

“Saya tidakbisa mengubah arah angin, tetapi saya bisa mengatur layar untuk selalu mencapai tujuan saya”


(7)

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karyaku ini yang selalu kusebut sebagai lembaran-lembaran masa depan untuk orang-orang yang

kusayangi

Papahku tersayang H. Sam Herman, S.E., M.M dan Mamahku tersayang Dr. Hj. Epi Parela, M.M. sebagai pemberi semangat terbaik dalam hidupku yang tak pernah lelah mendoakan serta menyayangiku, atas semua cinta, pengorbanan, ketulusan, kesabaran


(9)

RIWAYAT HIDUP

M Farid Naufal dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 2 Februari 1993, merupakan anak pertama dari pasangan H. Sam Herman, S.E., MM dan Dr. Hj. Epi Parela, M.M.

Peneliti telah menempuh jenjang pendidikan formal yang dimulai dari pendidikan sekolah dasar di Al- Azhar Bandar Lampung padatahun 1999-2005.Melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung padatahun 2005-2008, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Al - Kautsar Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 peneliti diterima sebagai mahasiswa Jurusan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(10)

SANWACANA

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang atas limpahan rahmat-Nya, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Terselesaikan skripsi ini merupakan ikhtiar peneliti yang tidak luput dari bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasLampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E.,M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Hj. Mahrinasari, S.E., M.Sc selaku pembimbing utama yang telah

membimbing dengan sabar dan memberikan arahan kepada peneliti dalamsampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan waktunya, masukan, bimbingan, nasihat,serta motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik.


(11)

6. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si selaku penguji utama pada ujian skripsi yang bersedia hadir dan memberikan kritik dan saran, serta nasihat dan motivasi yang sangat bermanfat bagi peneliti

7. Bapak Hidayat Wiweko S.E., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

9. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, H. Sam Herman, S.E., MM dan Dr. Hj. Epi Parela, MM terimakasih atas semua limpahan kasih sayang yang luar biasa, doa, segala pelajaran hidup yang telah diberikan serta menjadi motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini, Semoga Allah SWT selalu memberikan

perlindungan dan karunia-Nya.

12. Adikku Tersayang Nabila Fatimah Azzahra dan Ratna Atiqah Salsabila Terimakasih atas doa, dukungan, kepercayaan serta semangat

11. Sahabatku M Yasser Syamsurya, Bayu Prasetya, Prama Jaka Sanjaya. Terimakasih atas kebersamaan kalian dengan tanpa diminta selalu memberikan semangat, solusi, menghibur dan dukungan selama ini.

12. Teman hebatku Ghia Subagja, M Fazrie Amalsyah, Try Sutrisno, Riendi Ferdian, Taradhipa Catur, Yudhi Haprinaldi, Arta Novrian, Lazuardi Setiawan, Fariz Hidayatullah, Cemong, Radit Noviar, David Waladi, Prashadio Anmara, Faris Fadlani

13. Rekan-rekan Manajemen Universitas Lampung, Fadel Harrys, Agung Prastyo, Tatang Setia, Artenza Olga, Erie Darfinsyah, Putu Deddy Setiawan, M. Dhian,


(12)

Diono, A. Aristya, Prima, Deni, Dona, Rio, Aji, Ricky, Thio, Agus, Jaya, Agil, Yulius, Anindia, Ratih, Ratu, Bekel, Eva, Audi, Fidya, Gita, Oyen, Farras dan semua teman-teman yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaan dan sukses buat kita kedepannya

14. Sahabat SMA tercinta Agasi Ala Anarki, Andrean Jaielani, Akhmad Fitroh, Ridwan Annas, Ega Janitra, Fajrien Desta Agung, Yosi Aprilando Jaya, Muhammad Habibullah, Muhammad Qiasha Bana, Muhammad Xanthortiza, Rahmat Puraka, Rahis Fadhillah, Rezza Dwi F, Rian Andreas, Ridho Harley, Tito Nugraha, Yoga Pratama, Wailim Aldrin. Terimakasih atas kebersamaan kalian selama ini yang selalu memberi semangat, solusi, menghibur dan dukungan selama ini.

15. Terimakasih untuk Almamater tercinta, Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Lampung.

Bandar Lampung, 30 September 2015


(13)

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat konsumen dalam rangka mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk terutama dalam membeli suatu produk. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tawaran produk saat ini sangatlah beragam dan banyak, tak terkecuali untuk mobil yang mana sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pilihan yang semakin banyak ini membuat banyak konsumen dapat menentukan pilihannya akan suatu produk, dalam hal ini adalah mobil yang dapat memikat dan membuat konsumen tersebut membeli dan loyal terhadap produk tersebut.

Niat konsumen untuk memilih suatu produk salah satunya dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki untuk mempertahankan citra merek produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis dan mempunyai citra produk sendiri.


(15)

2

Niat beli konsumen adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis serta kerugiannya masing-masing

(Swastha, 1993:251).

Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan citra merek yang mereka miliki di antaranya inovasi keunggulan teknologi yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik citra merek produk yang dijual maka akan berdampak pada niat beli oleh konsumen (Aaker, 2010: 98).

Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah industri otomotif,

perkembangannya ditunjang dengan bertambah luasnya sarana jalan, peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat menempatkan mobil bukan lagi untuk golongan menengah keatas. Kenyataan ini merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh produsen mobil dengan

mengeluarkan berbagai jenis dan merek yang dikeluarkan di Indonesia (Wicaksono, 2009: 47).

Saat ini pasar mobil Indonesia didominasi oleh mobil serba guna atau MPV (Multipurpeose Utility Vehicle). Total MPV untuk semua segmen tahun lalu penjualannya mencapai 348.670 atau memperoleh porsi 45,5 %, pangsa pasar kedua adalah SUV dengan total penjualan 85.289 unit atau 11,1 %, berikutnya kendaraan komersial, yaitu truk 2-ton (CV2T,4 dan 6 roda) dengan penjualan 83.984 unit 10,9 %, sedangkan mobil kompak atauhatcback, 77.295 unit 10,1 %, khusus sedan, (sebagian besar taksi) terjual 33.146 unit atau 4,3 %. Sesuai data terakhir yang diperoleh www.kompas.com dari anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).


(16)

3

Produk industri otomotif sangat kompetitif dalam bentuk, warna, kecanggihan teknologi dan merek. Merek-merek mobil yang ada dipasaran otomotif di Indonesia sekarang ini berasal dari buatan Eropa dan Asia seperti Mitsubishi, KIA, Honda, Daihatsu, Suzuki, Ford, Proton, Nissan, Hyundai, dan Toyota yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Setiap merek produk menawarkan pelayanan tersendiri untuk pelanggannya, berupa layanan purna jual, servis, suku cadang, sampai penetapan harga yang cukup bersaing sesuai dengan jenis dan segmen pasarnya.

Mobil SUV atauSport Utility Vehicleadalah gabungan sedan ataustation wagondengan mobil jip. Prioritas dikembangkannya mobil jenis SUV adalah untuk mendapatkan kemampuan kendaraan dalam menembus berbagai medan, termasuk medanoff-road. Pada awalnya, SUV memiliki penggerak empat roda atau 4x4 atauFour Wheel Drive, tetapi ada juga mobil SUV yang lebih condong ke sedan dan berpenggerak dua roda. Survei Top Brand juga melakukan survei pada mobil segmen SUV medium seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 1.1.1Top Brand IndexKategori Otomotif MobilSportMedium 2012-2014

Mobil Merek

Top Brand Index(TBI)

2012 2013 2014

Toyota Rush 7,0 % 28,0 % 24,1 %

Daihatsu Terios 3,5 % 3.5 % 4,2 %

Nissan Grand Livina 1,3 % 1,4 % 3.3 %

Sumber :www.topbrand-award.or.id(20 Maret 2014)

Tabel 1.1.1 menunjukkan bahwa Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Nissan Grand Livina sebagai mobil segmen SUV medium yang mendominasi penjualan mobil segmen SUV Medium di Indonesia mengalami peningkatanTop Brand Index(TBI) dalam tiga tahun terakhir ini, akan tetapi Toyota Rush pada tahun 2013 hingga 2014 mengalami penurunan.


(17)

4

Namun, TBI Toyota Rush relatif masih tinggi dibandingkan dengan merek mobil segmen SUV Medium lainnya, di mana dalam tiga tahun terakhir ini selalu berhasil meraih predikat Top Brandtertinggi dibandingkan dengan Daihatsu Terios dan Nissan Grand Livina. Jika dilihat dari sisi penjualannya terjadi penurunan pada tahun 2014 yang hanya mencapai 24,1% saja bila dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan harga jual produk dan menurunnya minat pelanggan untuk membeli produk tersebut.

Tabel 1.1.2 Harga jual OTR Kategori Otomotif MobilSportMedium 2012-2014

Mobil Merek

HargaOTR (Rp)

2012 2013 2014

Toyota Rush 228.700.000 238.950.000 252.250.000 Daihatsu Terios 192.500.000 202.750.000 225.800.000 Nissan Grand Livina 188.000.000 205.000.000 221.600.000 Sumber :www.topbrand-award.or.id(20 Maret 2014)

Tabel 1.1.2 menunjukkan diketahui bahwa harga Toyota Rush mempunyai harga jual paling tinggi di antara pesaingnya yaitu Daihatsu Terios dan Nissan Grand Livina.

PT AUTO 2000, sebagaidealerToyota mencoba memberikan suatu pelayanan yang telah digariskan oleh Toyota, sehingga membentuk suatu produk yang berkualitas, bukan hanya dari segi pelayanan tetapi secara keseluruhan. Produk mobil merek Toyota yang dipasarkan oleh PT AUTO 2000 memiliki kelebihan dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kendaraan jenis lain. Minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan khususnya merek Toyota inilah yang memancing paradealerpendistribusi produk mobil berlomba-lomba mengdistribusikan produk berkualitas yang diminati konsumen dengan berbagai keunggulan produknya masing- masing.


(18)

5

Hal ini telah menjadi kebijaksanaan pemasaran perusahaan dengan harapan produk yang dipasarkan dapat menembus pasar , serta mampu meraih pangsa pasar yang luas.

Tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe, serta daya tahan , dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi konsumen. Kebijakan produk juga

dilakukan dalam menghadapi kejenuhan dari suatu jenis maupun tipe produk, sehingga diadakan pembaharuan model dan kapasitas yang dimiliki jenis produk tersebut.

Data penjualan merek mobil Toyota berdasarkan data penjualan selama ini senantiasa menduduki peringkat pertama dalam penjualan mobil dibandingkan dengan merek mobil lain. Toyota menguasai pangsa pasar sebesar 45% (menduduki peringkat pertama). Selebihnya dari persentase tersebut terdistribusi hampir merata terhadap belasan merek mobil lainnya dan tercatat beberapa kali PT AUTO 2000 sebagai pendistribusi mendapatkan penghargaan untuk penjualan tertinggi di Indonesia. (AUTO 2000)


(19)

6

Berikut ini adalah data penjualan dan target penjualan mobil Toyota Rush pada PT Auto 2000 Cabang Lampung tahun 2014-Maret 2015.

Tabel 1.3 Penjualan mobil Toyota Rush oleh PT AUTO 2000 Cabang Lampung Tahun 2014-Maret 2015

No Bulan Target (unit) Realisasi (unit) %

1 Januari 350 308 88

2 Februari 340 320 94

3 Maret 440 315 72

4 April 450 320 71

5 Mei 500 410 82

6 Juni 520 400 77

7 Juli 540 421 78

8 Agustus 550 425 77

9 September 600 414 69

10 Oktober 620 420 68

11 November 640 410 64

12 Desember 650 350 54

13 Januari 750 208 28

14 Februari 760 228 30

15 Maret 780 218 28

Sumber: PT AUTO 2000 (2015)

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa setiap bulannya persentase pencapaian volume penjualan mobil di PT AUTO 2000 Cabang Lampung cenderung mengalami fluktuatif. Bahkan 1 bulan terakhir terjadi pada bulan Maret 2015, di mana persentase penjualan turun hingga mencapai 28%, yang juga dapat dilihat pada sumber gambar 1.1 berikut ini:


(20)

7

Gambar 1.4 Penjualan PT AUTO 2000 Cabang Lampung tahun 2014-Maret 2015

Sumber: Data diolah dari tabel 1.3

Gambar 1.4 menunjukkan kecenderungan volume penjualan tidak pernah mencapai target dan cenderung fluktuatif.

Di sisi lain Keller dalam Xianet al (2011) menyatakan bahwa variabel dimensi citra merek terdiri dari citra perusahaan, citra produk, dan citra pemakai akan berpengaruh terhadap niat beli.

Kepemilikan citra merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Karena citra merek merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama untuk membangun reputasi dan citra suatu merek. Dimensi merek yang kuat dapat mengembangkan citra perusahaan dengan membawa nama perusahaan, merek-merek ini membantu mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan. Begitupun sebaliknya citra perusahaan memberikan pengaruh pada citra merek dari produknya yang akan memengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk perusahaan yang ditawarkan (Kotler, 2007: 259).


(21)

8

Citra merek suatu produk yang baik dapat teridentifikasi dari kelebihan atau keunggulan produk. Kekurangan pada mobil Toyota Rush ditunjukkan ada keluhan-keluhan yang dari pengguna Toyota Rush, di sisi lain mobil Toyota Rush memiliki kesamaan spesifikasi dengan Daihatsu Terios.

Keluhan pada mobil Toyota Rush adalah munculnya bunyi yang cukup menganggu di bagian pintu belakang akibat penempatan ban serep padabodybelakang. Beberapa keluhan-keluhan lain lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran I.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengusulkan judul penelitian sebagai berikut: Pengaruh Dimensi Citra Merek Pada Niat Beli Konsumen Mobil Toyota Rush di Bandar Lampung

1.2 Rumusan Masalah

Tabel 1.4, menunjukkan bahwaTop Brand Index(TBI) mobil Toyota Rush dalam tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan, meskipun posisi TBI-nya relatif masih tinggi dibandingkan dengan TBI merek mobil segmen SUV Medium lainnya. Penurunan TBI mobil Toyota Rush diikuti juga dengan penurunan realisasi penjualannya yang hanya mencapai 28% pada Maret 2015. Hal ini terjadi selain disebabkan oleh faktor harga yang lebih tinggi, tetapi juga terkait dengan citra merek yang dicerminkan dari berbagai keluhan atas kualitas produk.


(22)

9

Sementara itu, di lain pihak hasil riset terdahulu oleh Li, Xian Guo dkk (2011) dan Lin, Chieh-Peng dkk (2011) menyatakan bahwa dimensi merek berpengaruh pada niat beli.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Citra Perusahaan memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung?

2. Apakah Citra Produk memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung ?

3. Apakah Citra Pemakai memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :

1. Citra Perusahaan memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung?

2. Citra Produk memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung ?

3. Citra Pemakai memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar Lampung ?


(23)

10

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen mengenai pengaruh dimensi citra merek pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush.

2. Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pihak akademik mengenai pengaruh dimensi citra merek pada niat beli konsumen mobil Toyota Rush 3. Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana aktualisasi diri, menambah pengetahuan, wawasan, dan dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan selama bangku kuliah, terutama di bidang pemasaran.


(24)

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Merek(Brand)

Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori dibenak kita akan suatu produk dengan isi mengenai mengenal produk tersebut, bukan tentang produk-produk apa yang fungsi dan kegunaanya sama. Merek (brand)telah menjadi elemen yang sangat krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun penyedia jasa, organisasi lokal maupun global.

Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1: Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versiAmerican Marketing Associationyang menekankan peranan merek sebagaiidentifierdandifferentiation.

Aaker dan Joachimstahler (2009: 51), mengemukakan bahwa“merek memiliki karakteristik yang lebih luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, asosiasi perusahaan, symbol-simbol, dan hubungan merek/ pelanggan”.


(25)

12

Merek sangat bermanfaat bagi konsumen dan produsen. Menurut Kotler (2008 : 38), bagi produsen merek berperan penting sebagai :

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, keputusan pembelian, dan citra unik yang berbentuk dalam benak konsumen.

f. Sumber financial returns terutama menyangkut pendapatan masa depan.

Sedangkan bagi konsumen, merek berfungsi sebagai identifikasi sumber produk, penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu, pengurangan resiko, penekanan biaya pencarian internal dan eksternal, janji dan ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang memproyeksi citra diri,dengan signal kualitas.

Menurut Palmer (2010 : 184), bahwa merek adalah penting didalam membimbing pembeli ketika memilih antara pelayanan yang bersaing namun kelihatan serupa. Palmer (2010 : 184), menegaskan bahwa : Merek selalu digunakan oleh perusahaan untuk menyajikan bukti berupa standar tetap dan terutama penting untuk perusahaan yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hubungan secara terus menerus dengan pelanggannya.


(26)

13

Menurut Kotler (2008 : 460), yaitu : Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2.1.2 Pengertian Citra Merek

Kadang kita tidak dapat membedakan sesuatu secara jelas antara identitas dan citra. Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing menurut Kotler

(2008:259) :“Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk

mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya”. Citra/image, yaitu :“Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika,Citra merek”atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya.

Pengertian citra merek (Keller, 2010:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka,

sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Elemen-elemen dari merek (Kotler, 2010: 116) adalah: nama, logo, symbol, desain, slogan, dan kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:


(27)

14

disebut /diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna, artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan / deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa :

a. Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk

b. Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk. c. Menarik dan lucu, artinya pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah

dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.

Sebuahbrand(merek) membutuhkanimage (citra) untuk mengkomunikasikan kepada khalayak dalam hal ini pasar sasarannya tentang nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Bagi

perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini

didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang memiliki bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang atau konsumen. Citra merek menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.


(28)

15

Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan programmarketingyang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang

mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan citra merek yang kuat bagi konsumen.

Menurut Kotler (2008: 252), ada lima variabel dalam suatu penawaran pasar, yaitu: a. Diferensiasi produk.Diferensiasiproduk fisik menyerupai garis. Diujung yang satu

merupakan produk yang sangat standarisasi yang memungkinkan sedikit variasi, sedangkan diujung yang lain adalah produk dengan diferensiasi tinggi. Variabel dari diferensiasi produk yaitu keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya dan rancangan.

b. Diferensiasi pelayanan, jika produk fisik tidak mudah dideferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan kualitasnya. Pembeda pelayanan utama adalah kemudahan

pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi langganan, pemeliharaan dan perbaikan. Variabel daridiferensiasipelayanan adalah kemudahan pemesanan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan keramahan.

c. Diferensiasi personil, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat

dengan memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik daripada pesaing mereka. Personil yang terlatih lebih baik menunjukkan enam karakteristik yaitu kemampuan, kesopanan, kreadibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, komunikasi.


(29)

16

d. Diferensiasi citra, menurut Kotler (2008, 259) citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Variabel daridiferensiasicitra adalah lambang, media tertulis dan audiovisual, suasana, dan acara-acara.

Berdasarkan faktor-faktor ini akan menentukan citra merek. Citra merek yang positif akan dicapai apabila dari ketiga faktor pembentuk citra merek ini terdapat keserasian dengan nilai rata- rata. Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar.

Menurut Xian (2011:1876) dimensi citra merek memiliki tiga komponen, yaitu citra perusahaan, citra produk, dan citra pemakai.

Ketiga komponen dimensi citra merek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Citra Perusahaan

Menurut Xian (2011), citra perusahaan merupakan gambaran perusahaan dimata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan.

2. Citra Produk

Menurut Xian (2011), citra produk merupakan gambaran produk dimata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan. Indikator citra merek terdiri dari fungsi, desain, daya tahan, dan kualitas.


(30)

17

3. Citra Pemakai

Menurut Xian (2011), citra pemakai merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek. Citra pemakai mengacu pada apakah kepribadian merek sesuai dengan konsumen.

2.1.3 Niat Beli

Xianet al(2011) niat beli didefinisikan sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau asa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.

Pendapat Bearman (2007:142) dalam penelitian Cahyo (2014) timbulnya niat beli konsumen disebabkan oleh beberapa unsur.

1. Rangsangan

Rangsangan merupakan suatu isyarat yang ditunjukan untuk mendorong atau menimbulkan seseorang untuk bertindak.

2. Kesadaran

Kesadaran merupakan sesuatu yang memasuki pikiran seseorang, kesadaran ini dipengaruhi oleh pertimbangan atas barang atau jasa itu sendiri.

3. Pencarian Informasi

Aspek pencarian informasi dibagi menjadi enam bagian: a. Informasi intern

Informasi yang berasal dari ingatan konsumen untuk memilih barang atau jasa yang memuaskannya.

b. Informasi ekstern


(31)

18

c. Memastikan sifat dari setiap pilihan yang ada

Tahap ini konsumen mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ciri dan sifat dari setiap pilihan. Setelah itu konsumen akan memutuskan barang yang akan

dibelinya.

d. Pemilihan alternatif

Pemilihan ini terjadi jika beberapa barang atau jasa merupakan suatu pilihan yang sulit bagi konsumen untu mengevaluasi alternatif yang tersedia.

e. Pembelian

Tahapan konsumen telah melalui pilihan dan siap untuk mengeluarkan uangnya untuk ditukar dengan barang atau jasa tersebut.

f. Tempat pembelian

Tempat pembelian merupakan salah satu perkembangan di toko mana konsumen akan membeli produk atau jasa tersebut. Sebuah toko atau penyalur memiliki citra yang baik atau merangsang konsumen untuk berbelanja lebih lanjut sehingga diharapkan konsumen menjadi terbiasa membeli di tempat yang sama.

2.1.4 Pengaruh Dimensi Citra Merek Pada Niat Beli Konsumen

Keller (2013:72) menyatakan citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen.


(32)

19

Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk. Citra merek yang baik akan membantu perusahaan dalam mempromosikan produk atau jasa yang dipasarkannya dan hal tersebut juga akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Niat beli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas dan merek produk tersebut. Xian,et al(2011), Chieh-Peng Lin,et al(2011) dan Chien-Hsiung Lin (2013) menunjukkan efek positif dimensi citra merek pada niat beli konsumen.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis pada riset ini, yaitu :

Citra perusahaan merupakan gambaran perusahaan dimata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan (Xian, 2011et al). Berdasarkan uraian di atas, maka usul model riset yang diajukan adalah:

H1: Citra Perusahaan memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen

Citra produk merupakan gambaran produk dimata konsumen berdasarkan pengetahuan,

tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan. Indikator citra merek terdiri dari fungsi, desain, daya tahan, dan kualitas (Xian, 2011et al). Berdasarkan uraian di atas, maka usul model riset yang diajukan adalah:

H2: Citra Produk memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen

Citra pemakai merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek. Citra pemakai mengacu pada apakah kepribadian merek sesuai dengan konsumen (Xian, 2011et al). Berdasarkan uraian di atas, maka usul model riset yang diajukan adalah:


(33)

20

H3: Citra Pemakai memiliki pengaruh yang positif pada niat beli konsumen

Berdasarkan hipotesis tersebut maka usul model riset ini adalah :

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Sumber: Xian Guo Li (2011)

Gambar 2.1 Usul Model Riset

Terdapat beberapa penelitiaan seperti yang telah dilakukan oleh ringkasan hasil riset sebelumnya. Dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1. Riset Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian

Hubungan dengan Penelitian 1. Xian Guo

Li (2011)

Corporate, Product, and User-Image Dimensions and Purchase Intentions The Mediating Role of Cognitive and Affective attitudes

Analisis Regresi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang ada signifikan antara citra merek dan niat beli

Adanya persamaan variabel (X) yaitu citra merek dan variabel (Y) yaitu niat beli 2. Chieh-Peng Lin Shwu-Chuan Chen Chou-Kang Chiu Wan-Yu Lee (2011) Understanding Purchase Intention During Product-Harm Crises: Moderating Effects of Perceived Corporate Ability and Corporate Social Responsibility Analisis Regresi Secara tidak langsung niat beli dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan, publikasi negatif, dan CSR melalui mediasi

kepercayaan dan identifikasi afektif

Secara tidak langsung niat beli dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan, publikasi negatif, dan CSR melalui mediasi

kepercayaan dan identifikasi afektif 1. Citra Perusahaan (X1)

Niat Beli 2. Citra Produk (X2)


(34)

21

Tabel 2.1 Riset Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No Penulis Judul penelitian Alat

Analisis

Hasil Penelitian Hubungan dengan Penelitian

3. Chien-Hsiung Lin (2013)

The Effect of Brand Images on Purchase Intention in

Catering Industry

Analisis Regresi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek memiliki efek positif pada niat beli

Adanya persamaan variabel (X) yaitu citra merek dan variabel (Y) yaitu niat beli.


(35)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berniat membeli mobil Toyota Rush di Bandar Lampung.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data pimer dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dalam penelitian yaitu data berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi objek penelitian. Data ini diperoleh langsung dari responden yang pernah menyaksikan atau mengetahui iklan yang menjadi objek penelitian.

2. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang telah tersedia dan diterbitkan oleh perusahaan, lembaga pemerintah, lembaga penelitian, berupa buku, laporan, jurnal-jurnal, majalah, penelitian terdahulu dan lain-lain.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji (Sugiyono, 2009: 91). Populasi dalam ini penelitian ini adalah


(36)

23 semua konsumen potensi mobil Toyota Rush (pengguna mobil sport utility

vehicle sejenis). Populasi ini tidak dapat diketahui jumlah dan karakteristik masing-masing elemen populasi.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian, atausubset(himpunan bagian), dari suatu populasi. Menurut Sugiyono (2012: 58) untuk ukuran populasi dalam penelitian yang tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya maka besar sampel yang digunakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2

2 Moe 4 Z n Keterangan:

n = Ukuran sampel

Z = Skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96

Moe =Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10% Menggunakan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

2 2 % 0 1 4 ) (1,96 n

n= 96,04 = 97 atau dibulatkan menjadi 100

dari hasil perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebesar 100 responden.

Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan sampel yang diinginkan peneliti sesuai dengan kriteria tidak menggunakan dan belum pernah membeli mobil Toyota Rush, tetapi


(37)

24 merupakan pengguna sejenis mobil dikelas yang sama, selain karena elemen tidak sama.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner dengan menyebarkan sejumlah angket atau pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh citra merek pada niat beli (studi pada kasus Toyota Rush di Bandarlampung). Kuesioner ini dilakukan dengan menggunakan pengukuran skala Likert yaitu mengajukan daftar pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi :

1. Identitas responden

2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang memengaruhi keputusan pembelian.

Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengenai data yang dikumpul dengan cara memberikan nilai skor masing-masing :

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

No Jawaban Kode Bobot

1 Sangat Tidak Setuju STS 1

2 Tidak Setuju TS 2

3 Netral N 3

4 Setuju S 4


(38)

25 3.5 Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen (X) atau bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Kemudian variabel ini dibagi menjadi 3:

1. Citra Perusahaan (X1) 2. Citra Produk (X2) 3. Citra Pemakai (X3)

Item pengukuran untuk variabel tersebut memakai pengukuran yang dilakukan oleh Xianet al(2011)

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah niat beli konsumen (Y). Item pengukuran untuk variabel niat beli konsumen pada penelitian ini adalah menggunakan pengukuran yang dikembangkan oleh Xianet al(2011).


(39)

26 3.6 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Dimensi citra merek (X) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen Keller (1993) dalam Xian Guo Li (2011)

Niat Beli Konsumen (Y) adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya Xianet al(2011)

a. Citra Perusahaan (X1)

b. Citra Produk (X2)

c. Citra Pemakai (X3)

1) PerusahaanToyota melalukan inovasi produk dengan kuat 2) Perusahaan Toyota

melakukan pemuktahiran produk dengan kuat 3) Perusahaan Toyota

peduli terhadap pelanggan

4) Perusahaan Toyota memiliki kesan yang baik

5) Function 6) Style 7) Durability 8) Quality

9) Saya dapat dengan mudah membayangkan Rush sebagai layaknya seseorang

10)Merek Rush ini memiliki karakter yang kuat 11)Merek Rush ini sesuai

dengan karakter saya

12) Kecenderungan saya untuk membeli produk dari merek Rush ini sangat tinggi

13) Saya akan

mempertimbangkan membeli produk dari merek Rush ini

14) Kemungkinan saya akan membeli produk dari merek Rush ini sangat tinggi

15) Keinginan saya untuk membeli produk dari merek Rush ini sangat

Likert


(40)

27 tinggi

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah untuk mengetahui instrumen benar-benar mengukur hal yang ingin diukur. Uji validitas alat pengumpul data (kuisioner) dilakukan dengan menggunakan menggunakan analisis faktor yaitu alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (explanatory research). Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk mengujivaliditas

suatu rangkaian kuesioner. Sebagai gambaran, jika suatu indikator tidak

mengelompok kepada variabelnya, tetapi malah mengelompok ke variabel yang lain, berarti indikator tersebut tidak valid. Adapun dalam penelitian semua indikator dikatakan valid jika KMO> 0,5,antiimage> 0,5,communlaities> 0,5 danfactor loading> 0,5 (Sugiyono, 2009: 68).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini item/pernyataan pada kuisioner yang sudah valid, diuji dengan rumusAlpha Cronbach. Adapun hasil penelitian dikatakan


(41)

28

3.8 Analisis Data

3.8.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan, citra produk, dan citra pemakai terhadap variabel bebas yaitu: pada niat beli (Y). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut: Y= a + bX1+ bX2+ bX31+ e

Keterangan: Y = Niat beli a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Citra perusahaan X2 = Citra produk X3 = Citra pemakai

e = Kesalahan penggunaan

3.8.2 Uji Hipotesis 3.8.2.1 Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2008:42). Hipotesis yang dipakai adalah:


(42)

29 H0: bi = 0, artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: bi> 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiandengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:

Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.8.2.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2< 1. Koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. PenggunaanR squareadalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan variabel independen ke dalam model, makaR squarepasti meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tidak sepertiR square, nilaiadjusted R square

dapat naik atau turun apabila terdapat tambahan variabel independen kedalam model (Ghozali, 2008: 43)


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka diperolehsimpulanbahwa:

1. Citra perusahaan (X1), citra produk (X2), citra pemakai (X3) berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar

Lampung, hal tersebut karena semua variabel (X) nilai t hitung-nya lebih besar daripada t tabel, yaitu >1,920

2. Hasil riset ini mendukung riset terdahulu seperti riset yang dilakukan oleh Xian Guo Li (2011), Chieh-Peng Lin (2011), Chien-Hsiung Lin (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara dimensi citra merek pada niat beli konsumen.

3. Jika dilihat dari hasil koefisien regresi pada dimensi citra merek terhadap niat beli konsumen maka citra produk merupakan penentu terbesar dalam terciptanya niat beli konsumen, diikuti citra pemakai, citra perusahaan.


(44)

✂8

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang bias dilakukan yaitu :

A. Bagi manajemen perusahaan Toyota sebagai berikut :

1. Sebaiknya citra produk perusahaan Toyota tetap mempertahankan dan meningkatkan yang sudah ada khususnya desain interior yang elegan, desain eksterior yang sporty serta daya tahan mesin yang baik dan kualitas yang baik yang dimiliki mobil Toyota merek Rush sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan. Serta memperhatikan pesaing yang ada.

2. Toyota harus dapat melihat keinginan pasar. Terkait dengan

peningkatan citra pemakai, seperti perusahaan Toyota membuat desain mobil yang sesuai dengan karakter konsumen atau sesuai dengan keinginan konsumen. Karakter yang sudah sesuai dengan selera konsumen akan membuat konsumen tersebut nyamandanbangga menggunakan mobil Toyota dengan merek Rush. Secara tidak langsung akan menguatkan karakter mobil rush dengan karakter pengguna mobil

3. Sebaiknya perusahaan Toyota lebih meningkatkan pada variabel citra perusahaan. Perusahaan harus dapat menjadikan mobil Rush lebih bernilai dimata pelanggan. Perusahaan dapat melakukannya dengan meningkatkan kualitas ,mampu memuaskan selera pelanggan dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Seperti perusahaan dapat melakukan dengan memberikan hadiah atau bonus yang sangat


(45)

✄ ☎

menarik kepada konsumen yang telah membeli mobil Toyota dengan merek Rush. Bonus merupakan tanda bahwa perusahaan peduli dan berterima kasih kepada para konsumen yang telah menjadi pelanggan setia. Pelanggan yang memilki citra positif terhadap perusahaan secara tidak langsung akan memberikan dukungan kepada perusahaan. Meskipun demikian masih terdapat tanggapan responden yang tidak baik khususnya pada aspek citra perusahaan.

B. Bagi peneliti lain penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya, khususnya pada penggunaan ukuran sampel yang relatif lebih besar dan dengan tambahan variasi objek riset pada berbagai jenis produk berdasarkan kategori keterlibatan produk.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker David. A, dan Joachimstahler, 2009,Manajemen Ekuitas Merek, alih Bahasa; Aris Ananda. Edisi III, MitraUtama, Jakarta

Aaker, David. A, 2010,Manajemen Ekuitas Merek, alih Bahasa; Aris Ananda.Edisi Revisi, Mitra Utama, Jakarta

Bearman, Berry. 2007. Retail Management :A Strategic Approach, Ninth Edition. Prentice Hall: Englewood Cliffs

Keller, Kevin Lane. 2013.Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity 14th Edition. Upper Saddle River : Pearson Education

Kotler, Philip, 2008.Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I. Alih Bahasa oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. Penerbit PT. Indeks. Jakarta

Kotler, Philip. Gary Amstrong. 2008.Prinsip-prinsip Pemasaran.Terjemahan oleh Hendro Prasetyo, Jilid I. Penerbit PT. Indeks. Jakarta

Li Guo Xian, 2011,Corporate, Product, and User-Image Dimensions and Purchase Intentions TheMediating Role of Cognitive and Affective attitudes, International Journal.

Lin,Chieh-Peng,Shwu-Chuan Chen, Chou-Kang Chiu dan Wan-Yu Lee.2011. Understanding Purchase Intention During Product-Harm Crises:

Moderating Effects of Perceived Corporate Ability and Corporate Social Responsibility,international Journal

Lin,ChienHsiung. 2013.The Effect of Brand Images on Purchase Intention in Catering Industry.Park. J. Statist, Vol.29(5), P. 745 - 754

Palmer, Stephen, 2010,Power of. Branding On Internet Service Providers. The Journal of Computer Information Systems.Vol 50

Sugiyono, 2009,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Alfa Beta, Bandung

Sugiyono, 2011.Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung


(47)

Wicaksono, AnantoSarono, 2009,Manajemen PemasaranJasa: TeoridanPraktik. Penerbit Alfabeta. Bandung

http://cofoqo.blogspot.com/2014/04/kelebihan-dan-kekurangan-toyota-rush.html, diunduh pada tanggal 22 Maret 2015

http://suarapembaca.detik.com/read/2010/10/15/092422/1465677/283/, diunduh pada tanggal 30 Maret 201

www.kompas.com


(1)

29 H0: bi = 0, artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: bi> 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiandengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:

Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.8.2.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2< 1. Koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. PenggunaanR squareadalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan variabel independen ke dalam model, makaR squarepasti meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tidak sepertiR square, nilaiadjusted R square dapat naik atau turun apabila terdapat tambahan variabel independen kedalam model (Ghozali, 2008: 43)


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka diperolehsimpulanbahwa:

1. Citra perusahaan (X1), citra produk (X2), citra pemakai (X3) berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen mobil Toyota Rush di Bandar

Lampung, hal tersebut karena semua variabel (X) nilai t hitung-nya lebih besar daripada t tabel, yaitu >1,920

2. Hasil riset ini mendukung riset terdahulu seperti riset yang dilakukan oleh Xian Guo Li (2011), Chieh-Peng Lin (2011), Chien-Hsiung Lin (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara dimensi citra merek pada niat beli konsumen.

3. Jika dilihat dari hasil koefisien regresi pada dimensi citra merek terhadap niat beli konsumen maka citra produk merupakan penentu terbesar dalam terciptanya niat beli konsumen, diikuti citra pemakai, citra perusahaan.


(3)

✂8

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang bias dilakukan yaitu :

A. Bagi manajemen perusahaan Toyota sebagai berikut :

1. Sebaiknya citra produk perusahaan Toyota tetap mempertahankan dan meningkatkan yang sudah ada khususnya desain interior yang elegan, desain eksterior yang sporty serta daya tahan mesin yang baik dan kualitas yang baik yang dimiliki mobil Toyota merek Rush sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan. Serta memperhatikan pesaing yang ada.

2. Toyota harus dapat melihat keinginan pasar. Terkait dengan

peningkatan citra pemakai, seperti perusahaan Toyota membuat desain mobil yang sesuai dengan karakter konsumen atau sesuai dengan keinginan konsumen. Karakter yang sudah sesuai dengan selera konsumen akan membuat konsumen tersebut nyamandanbangga menggunakan mobil Toyota dengan merek Rush. Secara tidak langsung akan menguatkan karakter mobil rush dengan karakter pengguna mobil

3. Sebaiknya perusahaan Toyota lebih meningkatkan pada variabel citra perusahaan. Perusahaan harus dapat menjadikan mobil Rush lebih bernilai dimata pelanggan. Perusahaan dapat melakukannya dengan meningkatkan kualitas ,mampu memuaskan selera pelanggan dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Seperti perusahaan dapat melakukan dengan memberikan hadiah atau bonus yang sangat


(4)

✄ ☎

menarik kepada konsumen yang telah membeli mobil Toyota dengan merek Rush. Bonus merupakan tanda bahwa perusahaan peduli dan berterima kasih kepada para konsumen yang telah menjadi pelanggan setia. Pelanggan yang memilki citra positif terhadap perusahaan secara tidak langsung akan memberikan dukungan kepada perusahaan. Meskipun demikian masih terdapat tanggapan responden yang tidak baik khususnya pada aspek citra perusahaan.

B. Bagi peneliti lain penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya, khususnya pada penggunaan ukuran sampel yang relatif lebih besar dan dengan tambahan variasi objek riset pada berbagai jenis produk berdasarkan kategori keterlibatan produk.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker David. A, dan Joachimstahler, 2009,Manajemen Ekuitas Merek, alih Bahasa; Aris Ananda. Edisi III, MitraUtama, Jakarta

Aaker, David. A, 2010,Manajemen Ekuitas Merek, alih Bahasa; Aris Ananda.Edisi Revisi, Mitra Utama, Jakarta

Bearman, Berry. 2007. Retail Management :A Strategic Approach, Ninth Edition. Prentice Hall: Englewood Cliffs

Keller, Kevin Lane. 2013.Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity 14th Edition. Upper Saddle River : Pearson Education

Kotler, Philip, 2008.Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I. Alih Bahasa oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. Penerbit PT. Indeks. Jakarta

Kotler, Philip. Gary Amstrong. 2008.Prinsip-prinsip Pemasaran.Terjemahan oleh Hendro Prasetyo, Jilid I. Penerbit PT. Indeks. Jakarta

Li Guo Xian, 2011,Corporate, Product, and User-Image Dimensions and Purchase Intentions TheMediating Role of Cognitive and Affective attitudes, International Journal.

Lin,Chieh-Peng,Shwu-Chuan Chen, Chou-Kang Chiu dan Wan-Yu Lee.2011.

Understanding Purchase Intention During Product-Harm Crises:

Moderating Effects of Perceived Corporate Ability and Corporate Social Responsibility,international Journal

Lin,ChienHsiung. 2013.The Effect of Brand Images on Purchase Intention in Catering Industry.Park. J. Statist, Vol.29(5), P. 745 - 754

Palmer, Stephen, 2010,Power of. Branding On Internet Service Providers. The Journal of Computer Information Systems.Vol 50

Sugiyono, 2009,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Alfa Beta, Bandung

Sugiyono, 2011.Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung


(6)

Wicaksono, AnantoSarono, 2009,Manajemen PemasaranJasa: TeoridanPraktik.

Penerbit Alfabeta. Bandung

http://cofoqo.blogspot.com/2014/04/kelebihan-dan-kekurangan-toyota-rush.html, diunduh pada tanggal 22 Maret 2015

http://suarapembaca.detik.com/read/2010/10/15/092422/1465677/283/, diunduh pada tanggal 30 Maret 201

www.kompas.com