Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi Dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi (Studi kasus: KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota Medan)

Lampiran 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota KSU Cahaya Baru
Pendidikan
Masa
Jumlah
Nomor
Umur
(Tahun)
Keanggotaan
Tanggungan
Sampel
(Tahun)
(Tahun)
(Jiwa)
1
24
12
4
0
2
46
9

3
2
3
24
12
4
1
4
67
12
1
4
5
36
9
3
2
6
48
12

2
1
7
57
6
4
0
8
45
9
3
3
9
35
12
3
2
10
23
6

1
3
11
31
12
2
2
12
46
6
2
6
13
38
9
3
3
14
41
12

3
3
15
49
12
3
4
16
37
9
3
3
17
40
12
2
3
18
44
12

1
3
19
47
6
3
4
20
34
12
4
3
21
30
15
3
5
22
60
6

2
4
23
53
9
1
2
24
50
12
4
5
25
25
15
2
3
26
48
12

4
1
Total
1078
270
70
72
Rerata
41,46
10,38
2,69
2,76

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Skor Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi di KSU Cahaya
Baru
Nomor
Daftar Pertanyaan
Total Interpretasi

Sampel
Skor
1
2
3
4
5
6
7
1
5
2
4
2
4
3
1
21
Sedang
2

5
1
1
1
1
3
1
13
Rendah
3
5
1
1
3
1
3
1
15
Rendah
4

4
1
2
2
2
1
1
13
Rendah
5
5
4
4
4
3
2
1
23
Sedang
6

5
3
3
2
3
1
1
18
Rendah
7
5
4
5
3
4
3
3
27
Tinggi
8
5
4
2
2
2
2
2
19
Sedang
9
4
3
2
4
1
1
2
17
Rendah
10
5
2
3
3
3
1
1
18
Rendah
11
5
2
2
2
3
1
1
16
Rendah
12
5
3
3
3
1
2
1
18
Rendah
13
5
1
2
3
2
1
1
15
Rendah
14
5
2
1
5
2
1
2
18
Rendah
15
5
4
1
3
2
1
2
18
Rendah
16
5
3
2
3
3
1
1
18
Rendah
17
5
2
3
2
2
2
1
17
Rendah
18
5
4
3
2
3
2
1
20
Sedang
19
5
2
2
4
1
2
1
17
Rendah
20
5
3
2
4
1
1
1
17
Rendah
21
4
1
1
5
2
2
2
17
Rendah
22
5
3
2
4
2
2
2
20
Sedang
23
5
2
2
3
2
2
1
17
Rendah
24
5
3
1
4
1
1
1
16
Rendah
25
4
1
1
5
1
2
1
15
Rendah
26
4
3
1
3
1
1
1
14
Rendah
Total
125
64
56
81
53
44
34
457
Rerata 4,81 2,46 2,15 3,11 2,04 1,69 1,31 17,57

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Anggota Koperasi
dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi
Nomor Umur
Rank
Tingkat
Rank
di
di²
Sampel (Tahun)
Umur (x)
Pelaksanaan Tingkat
Prinsip
Pelaksanaan
Koperasi
Prinsip
Koperasi (y)
1
24
2,5
21
19
-16,5 272,5
2
46
16,5
13
1,5
15
225
3
24
2,5
15
5
-2,5
6,25
4
67
26
13
1,5
24,5 600,25
5
36
9
23
25
-16
256
6
48
19,5
18
17,5
2,5
6,5
7
57
24
27
26
-2
4
8
45
15
19
21
-6
36
9
35
8
17
11,5
-3,5
12,25
10
23
1
18
17,5
-16,5 272,5
11
31
6
16
7,5
-1,5
2,25
12
46
16,5
18
17,5
-1
1
13
38
11
15
5
6
36
14
41
13
18
17,5
-4,5
20,25
15
49
21
18
17,5
-3,5
12,25
16
37
10
18
17,5
-7,5
56,25
17
40
12
17
11,5
0,5
0,25
18
44
14
20
22,5
-8,5
72,25
19
47
18
17
11,5
6,5
42,25
20
34
7
17
11,5
-4,5
20,25
21
30
5
17
11,5
-6,5
42,25
22
60
25
20
22,5
2,5
6,25
23
53
23
17
11,5
11,5 132,25
24
50
22
16
7,5
14,5 210,25
25
25
4
15
5
-1
1
26
48
19,5
14
3
16,5 272,25
∑di2=2618,5
rs = 0,11
th = 0,54

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Anggota
Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi
Nomor Tingkat
Rank
Tingkat
Rank
di
di²
Sampel Pendidikan Tingkat
Pelaksanaan Tingkat
(Tahun)
Pendidikan Prinsip
Pelaksanaan
(x)
Koperasi
Prinsip
Koperasi (y)
1
12
18
21
19
1
1
2
9
8,5
13
1,5
7
49
3
12
18
15
5
13
169
4
12
18
13
1,5
16,5
272,25
5
9
8,5
23
25
-16,5 272,25
6
12
18
18
17,5
0,5
0,25
7
6
3
27
26
-23
529
8
9
8,5
19
21
-12,5 156,25
9
12
18
17
11,5
6,5
42,25
10
6
3
18
17,5
-14,5 210,25
11
12
18
16
7,5
10,5
110,25
12
6
3
18
17,5
-14,5 210,25
13
9
8,5
15
5
3,5
12,25
14
12
18
18
17,5
0,5
0,25
15
12
18
18
17,5
0,5
0,25
16
9
8,5
18
17,5
9
81
17
12
18
17
11,5
6,5
42,25
18
12
18
20
22,5
-4,5
20,25
19
6
3
17
11,5
-8,5
72,25
20
12
18
17
11,5
6,5
42,25
21
15
25,5
17
11,5
14
196
22
6
3
20
22,5
-19,5 380,25
23
9
8,5
17
11,5
-3
9
24
12
18
16
7,5
10,5
110,25
25
15
25,5
15
5
20,5
420,25
26
12
18
14
3
15
225
∑di2=3633,5
rs = -0,24
th = -1,17

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Korelasi Rank Spearman Antara Masa Keanggotan Anggota
Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi
Nomor
Masa
Rank Masa Tingkat
Rank
di
di²
Sampel Keanggotaan Keanggotaan Pelaksanaan Tingkat
(Tahun)
(x)
Prinsip
Pelaksanaan
Koperasi
Prinsip
Koperasi (y)
1
4
23,5
21
19
4,5
20,25
2
3
15,5
13
1,5
14
196
3
4
23,5
15
5
18,5 342,25
4
1
2,5
13
1,5
1
1
5
3
15,5
23
25
-9,5 90,25
6
2
7,5
18
17,5
-10
100
7
4
23,5
27
26
-2,5
6,25
8
3
15,5
19
21
-5,5 30,25
9
3
15,5
17
11,5
4
16
10
1
2,5
18
17,5
15
225
11
2
7,5
16
7,5
0
0
12
2
7,5
18
17,5
-10
100
13
3
15,5
15
5
10,5 110,25
14
3
15,5
18
17,5
-2
4
15
3
15,5
18
17,5
-2
4
16
3
15,5
18
17,5
-2
4
17
2
7,5
17
11,5
-4
16
18
1
2,5
20
22,5
-20
400
19
3
15,5
17
11,5
4
16
20
4
23,5
17
11,5
12
144
21
3
15,5
17
11,5
4
16
22
2
7,5
20
22,5
15
225
23
1
2,5
17
11,5
-9
81
24
4
23,5
16
7,5
16
256
25
2
7,5
15
5
2,5
6,25
26
4
23,5
14
3
20,5 420,25
∑di2=2814
rs = 0,04
th = 0,19

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Anggota
Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi
Nomor Jumlah
Rank
Tingkat
Rank
di
di²
Sampel Tanggungan Jumlah
Pelaksanaan Tingkat
(Jiwa)
Tanggungan Prinsip
Pelaksanaan
(x)
Koperasi
Prinsip
Koperasi (y)
1
0
1,5
21
19
-17,5 306,25
2
2
8
13
1,5
6,5
42,25
3
1
4
15
5
-1
1
4
4
21,5
13
1,5
20
400
5
2
8
23
25
-17
289
6
1
4
18
17,5
-13,5 182,25
7
0
1,5
27
26
-24,4 600,25
8
3
15
19
21
-6
36
9
2
8
17
11,5
-3,5 12,25
10
3
15
18
17,5
-2,5
6,25
11
2
8
16
7,5
0,5
0,25
12
6
26
18
17,5
8,5
72,25
13
3
15
15
5
10
100
14
3
15
18
17,5
-2,5
6,25
15
4
21,5
18
17,5
4
16
16
3
15
18
17,5
-2,5
6,25
17
3
15
17
11,5
13,5 182,25
18
3
15
20
22,5
-7,5 56,25
19
4
21,5
17
11,5
10
100
20
3
15
17
11,5
3,5
12,25
21
5
24,5
17
11,5
13
169
22
4
21,5
20
22,5
-1
1
23
2
8
17
11,5
-3,5 12,25
24
5
24,5
16
7,5
17
289
25
3
15
15
5
10
100
26
1
4
14
3
1
1
∑di2=3999,5
rs = -0,37
th = -1,94

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Matriks Hasil Penelitian
No.
1.

2.

Identifikasi
Masalah
Bagaimana
perkembangan
koperasi di daerah
penelitian

Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
perkembangan
koperasi di daerah
penelitian

Bagaimana
karakteristik sosial
ekonomi (umur,
tingkat pendidikan,
masa keanggotaan
dan jumlah
tanggungan) anggota
koperasi di daerah
penelitian

Hipotesis

Data

Analisis Data

Data
sekunder
(data jumlah
anggota
koperasi),
data primer

Deskriptif

Untuk mengetahui
karakteristik sosial
ekonomi (umur,
tingkat
pendidikan, masa
keanggotaan dan
jumlah
tanggungan)
anggota koperasi
di daerah
penelitian

Data
sekunder
(data
kelengkapan
anggota)

Deskriptif

Data primer

Deskriptif dan
skoring

Data Primer

Korelasi rank
spearman dan uji t

3.

Bagaimana
pelaksanaan prinsipprinsip koperasi di
daerah penelitian

Untuk mengetahui
pelaksanaan
prinsip-prinsip
koperasi di daerah
penelitian

4.

Bagaimana
hubungan
karakteristik sosial
ekonomi anggota
koperasi (umur,
tingkat pendidikan,
masa keanggotaan
dan jumlah
tanggungan) dengan
pelaksanaan prinsipprinsip koperasi

Untuk mengetahui
hubungan
karakteristik
sosial ekonomi
anggota koperasi
(umur, tingkat
pendidikan, masa
keanggotaan dan
jumlah
tanggungan)
dengan
pelaksanaan
prinsip-prinsip
koperasi

Hasil Penelitian
Perkembangan koperasi
mengalami kemunduran yang
dapat dilihat dari segi jumlah
angota yang hanya 6 anggota
saja sejak berdirinya koperasi
yang masih menjadi anggota
koperasi, kegiatan usaha yang
pada mulanya menjadi
pemasok bakso bagi pedagang
bakso tidak dapat
dipertahankan, hanya bisa
menyediakan gerobak saja,
bangunan koperasi yang tidak
terawatt dan keberadaan
koperasi yang banyak tidak
diketahui oleh masyarakat
sekitar.






Tidak terdapat
hubungan
karakteristik
sosial
ekonomi
anggota
koperasi
(umur, tingkat
pendidikan,
masa
keanggotaan
dan jumlah
tanggungan)
dengan
pelaksanaan
prinsipprinsip
koperasi

Umur sampel sebagian
besar masih dalam usia
produktif.
sampel paling rendah
tamat SD dan paling
tinggi adalah D3.
masa keanggotaan
sampel rata-rata adalah
2,69 tahun dengan range
1-4 tahun.
jumlah tanggungan
keluarga sampel rata-rata
2,76 dengan range 0-6
orang.

Pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi adalah rendah.

Tidak terdapat hubungan
antara umur, tingkat
pendidikan, masa keanggotaan
dan jumlah tanggungan
dengan pelaksanaan prinsipprinsip koperasi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Cetakan ke-4 Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Fuad, M., Christin H., Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis.
PT.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Ginting, Meneth.1999. Dinamika Organisasi Koperasi. Program Pascasarjana.
IPB. Bogor
Ginting, Meneth. 2005. Pembangunan Masyarakat Desa. Medan: USU Press.
Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap
Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran
Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga
Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi Untuk Perguruan Tinggi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Himpuni, Okwan. 2008. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber
Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
[Skripsi]. Program Sarjana Agribisnis Penyelengaraan Khusus
Departemen Agribisnis FEM IPB. Bogor. Internet. www.google.com (21
juni 2012).
ICA pada Kongres 100 Tahun The International Cooperative Alliance Tahun
1995. Manchester, United Kingdom: Tanggal 23 September 1995.
Ismail, A. Marzuki. 2005. Mengenali Anggota dan Koperasi. Penerbit Taman
Shamelin Perkasa. Kuala Lumpur.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Penerbit Bumi
Aksara. Jakarta.
Kartasapoetra,G, Bambang S, A. Setiady, 2001. Koperasi Indonesia. PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Krisnamurthi, B. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Prilaku Usaha KUD di
Jawa Barat. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Akuntansi Perkoperasian.
Riani, Eli Dewi. 2007. Kinerja Koperasi berdasarkan Kep,Men.No.129/KEP/M/
KUKM/XI/2002, Hambatan, Permasalahan dan Implementasinya (Studi
Kasus pada Koperasi Pegawai RI Se- Kabupaten Pemalang, [Skripsi].
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Universitas Sumatera Utara

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sudarsono & Edilius. 2005. Koperasi dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta.
Supriana, Tavi. 2009. Pengantar Ekonometrika. Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Supriana, Tavi dan Riantri Barus. 2010. Statistik Nonparametrik. Medan : USU
Press.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
Perkoperasian: Tanggal 21 Oktober 1992.

Tahun

1992

tentang

Wikipedia. 2012. Prinsip. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip pada
tanggal 5 Desember 2012. Medan

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive), yaitu di Kota Medan. Kota Medan dipilih sebagai lokasi penelitian
karena Koperasi yang paling banyak jumlahnya untuk wilayah Sumatera Utara
yaitu sebanyak 1.386 unit seperti yang terlampir pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota
Utara (Unit)
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Provinsi/Kabupaten/Kota
Provinsi
Kabupaten
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasudutan
Pakpak Barat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat

Provinsi Sumatera
Aktif (Unit)

663
53
230
178
204
145
80
115
238
425
124
160
237
182
76
100
30
35
181
100
145
185
69
90
30
40

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 1. Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota
Sumatera Utara (Unit)
No.

Provinsi/Kabupaten/Kota

Provinsi

Aktif (Unit)

Kota
1
2
3
4
5
6
7
8

Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padang Sidempuan
Gunung Sitoli

125
108
159
134
1.386
132
118
69
6.346

Jumlah

Sumber : Dinas Koperasi Sumatera Utara, 2011
KSU Cahaya Baru dipilih karena Koperasi ini bermitra dengan Koperasi
PTPN 4 dan unit usaha yang dijalankan adalah jasa leveransir, usaha bakso dan
usaha sabun tidak seperti kebanyakan KSU lainnya yang menjalankan usaha
simpan pinjam seperti yang terlampir pada Tabel 2.
Tabel 2. Data KSU Kota Medan yang Terdaftar di Dinas Koperasi
No

Nama Koperasi

Tahun Berdiri

Unit Usaha

1

KSU Rejeki Medan

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

2

KSU Tunggal Ganda

1996

Jasa Usaha Simpan Pinjam

3

KSU Willie Pratama

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

4

KSU Famili Foto

1998

Jasa Usaha Simpan Pinjam

5

KSU Famili Jaya

2004

Jasa Usaha Simpan Pinjam

6

KSU Mitra Jasa

1999

Jasa Usaha Simpan Pinjam

7

KSU Pedagang Kaki 5
Terminal Sambu

2003

Jasa Usaha Simpan Pinjam

8

KSU Cahaya Intan

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

9
10

KSU Karya Sejahtera
KSU Namora Panalutan

2001
2004

Jasa Usaha Simpan Pinjam
Jasa Usaha Simpan Pinjam

11

KSU Rejeki Mandiri

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

12

KSU Cahaya Sejahtera

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

13

KSU Karya Bersama

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

14

KSU Selamat Jaya

2000

Jasa Usaha Simpan Pinjam

15

KSU Cahaya Baru

2009

Jasa Leveransir,
Usaha
Bakso,
Pembuatan Sabun

Jasa
Jasa

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2. Data KSU Kota Medan yang Terdaftar di Dinas Koperasi
No

Nama Koperasi

Tahun Berdiri

Unit Usaha

16

KSU Mastera

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

17

KSU Kebutuhan
Sehati

Rakyat

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

18

2008

Jasa Usaha Waserda

19

KSU Perkasa Muslimat AlWasiyah
KSU Tikora

1999

Jasa Usaha Simpan Pinjam

20

KSU Sejahtera Bersama

2007

Dagang Umum

21

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

22

KSU
Teladan
Sukses
Mandiri
KSU Garda Sejahtera

2000

Jasa Usaha Simpan Pinjam

23

KSU Harry Bawana

2008

24

KSU Sejahtera Bersama

2000

Jasa Usaha Kebutuhan
Bahan Pokok
Jasa Usaha Simpan Pinjam

25

KSU Srikandi

2006

Produksi Sulam Bordir

26

KSU Ekonomi Lemah

2000

Jasa
Usaha
Simpan
Pinjam,Jasa Komisi

27

KSU FKWJ Segar

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

28

KSU Karya
Indonesia

2009

Penjualan Barang-Barang
Kerajinan

29

KSU VACO (VA & CO)

2005

30

KSU Milala

2006

Jasa Usaha Simpan Pinjam
dan Jasa Pegadaian
Jasa Usaha Simpan Pinjam

31

KSU Rangkiang

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

32

KSU Mardaupcoy

2007

Jasa Usaha Simpan Pinjam

33

KSU Palano Jaya

2007

Jasa Usaha Simpan Pinjam

34

KSU Pemuda Mandiri

2000

Jasa Usaha Simpan Pinjam

35

KSU Al-Amin

2001

Jasa Usaha Simpan Pinjam

36

KSU Bintang Sembilan

2000

Jasa Usaha Simpan Pinjam

37

KSU Mitra Mandiri

2007

Jasa Usaha Simpan Pinjam

38

KSU Kulunuwon Jaya

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

39

KSU Anugrah

2008

Jasa Usaha Simpan Pinjam

Perempuan

Sumber : Dinas Koperasi Sumatera Utara, 2011

Universitas Sumatera Utara

Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota KSU Cahaya Baru,
Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah metode sensus yaitu mengambil semua jumlah
populasi yang ada untuk dijadikan sampel. Metode sensus digunakan karena
jumlah populasi anggota Koperasi Cahaya Baru adalah 26 orang, seperti yang
terlampir pada Tabel 3.
Tabel 3.Jumlah Populasi dan Sampel Anggota KSU Cahaya Baru, Kec.
Medan Amplas, Kota Medan
Anggota Koperasi
Nama KSU
Populasi
Sampel
Cahaya Baru

26

26

Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari metode ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan pertanyaan atau kuisioner yang dibuat terlebih dahulu
sedangkan data skunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu Dinas
Koperasi Sumatera Utara.
Metode Analisis Data
Untuk hipotesis 1 digunakan analisis metode deskriptif untuk menjelaskan
bagaimana perkembangan Koperasi selama berdirinya Koperasi hingga sekarang.
Perkembangan Koperasi dapat dilihat dari jumlah anggota dari tahun pertama
berdiri hingga sekarang, kegiatan usaha yang dijalankan, kualitas bangunan
koperasi dan citra koperasi di mata anggota dan masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara

Untuk hipotesis 2 juga menggunakan analisis metode deskriptif untuk
mengetahui karakteristik (umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan
jumlah tanggungan) dari setiap anggota Koperasi.
Untuk menguji hipotesis 3 digunakan metode analisis deskriptif yang
dibantu dengan. Tujuan dari hipotesis 3 dicari menggunakan metode analisa
penilaian dengan skor, untuk mencari pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, yaitu:
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan 7 (tujuh)
parameter. Setiap parameter diberi skor 1 untuk sangat rendah, skor 2 untuk
rendah, skor 3 untuk sedang, skor 4 untuk tinggi dan skor 5 untuk sangat tinggi.
Maka tingkat partisipasi dilihat dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu
berada antara 7-35 apabila skor:










7-12

= Tingkat partisipasi sangat rendah

13-18 = Tingkat partisipasi rendah
19-24 = Tingkat partisipasi sedang
25-30 = Tingkat partisipasi tinggi
≥ 31

= Tingkat partisipasi sangat tinggi

Untuk menguji hipotesis 4 dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank
Spearman (rs) untuk membuktikan adanya keeratan hubungan antara karakteristik
anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi dengan rumus:
Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah
=

� ∑��= ��

� � −

Universitas Sumatera Utara

Dimana:
rs

= Koefisien korelasi Rank Spearman

di

= Perbedaan atau selisih rank karakteristik anggota Koperasi dengan rank
pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi.

n

= Jumlah sampel

(Supriana dan Riantri, 2010).
Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan
klasifikasi

koefisien

korelasi

dua

variabel

menurut

Guilford

dalam

Supriana (2009), berikut ini:
Tabel 4. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford
Nilai Koefisien Korelasi
< 0,2
antara 0,2 s/d 0,4
antara 0,4 s/d 0,7
antara 0,7 s/d 0,9
antara 0,9 s/d 1

Keterangan
Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
Hubungan kedua variabel lemah
Hubungan kedua variabel sedang
Hubungan kedua variabel kuat
Hubungan kedua variabel sangat kuat

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan
menggunakan uji t dengan rumus:

t  rs

 2

1  rs 2

Dimana:
t
= nilai t hitung
rs
= koefisien korelasi spearman
n
= jumlah sampel penelitian

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Universitas Sumatera Utara



Thitung > Ttabel = Tolak H0, terima H1 berarti ada hubungan karakteristik
anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi.



Thitung ≤ Ttabel = Terima H0, tolak H1 berarti tidak ada hubungan
karakteristik anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi.

Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi

1. Koperasi adalah asosiasi orang orang yang bergabung dan melakukan
usaha bersama atas dasar prinsip prinsip koperasi, sehingga mendapatkan
manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang
dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
2. Prinsip-prinsip koperasi adalah landasan bagi koperasi dalam melakukan
kegiatannya.
3. Evaluasi adalah pencarian nilai angka terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi di daerah penelitian.
4. Tugas pengurus koperasi adalah membuat dan melaksanakan berbagai
kebijakan agar tujuan bisa tercapai.
5. Partisipasi anggota adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang
anggota terhadap Koperasinya.
6. Karakteristik petani adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap individu
anggota koperasi di daerah penelitian.
7. Karakteristik anggota koperasi meliputi umur, tingkat pendidikan, lama
menjadi anggota koperasi dan jumlah tanggungan.

Universitas Sumatera Utara

8. Umur responden adalah lama waktu hidup responden (tahun) dari lahir
hingga saat dilakukan penelitian.
9. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh
anggota koperasi.
10. Lama menjadi anggota koperasi adalah lamanya responden telah menjadi
anggota dalam koperasi (tahun).
11. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang ditanggung
atau dibiayai oleh kepala rumah tangga dalam satu keluarga dihitung
dalam jiwa.
Batasan Operasional
1. Sampel adalah para anggota KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
2. Tempat penelitian adalah KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara.
3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2013.

Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Kecamatan Medan Amplas
Luas dan Letak Geografis
Kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kota Medan. Kecamatan Medan Amplas mempunyai luas wilayah sekitar 13.764
km². Kecamatan ini terdiri dari 7 kelurahan yaitu, kelurahan Harjo Sari I, Harjo
Sari II, Siti Rejo II, Siti Rejo III, Timbang Deli, Amplas dan kelurahan Bangun
Mulia dengan luas wilayah yang terluas yaitu kelurahan Harjo Sari II sebesar
4,59 km² dan kelurahan Siti Rejo II memiliki luas wilayah terkecil yakni 0,40
km². Dari ketujuh kelurahan tersebut terbagi atas 77 lingkungan, 121 RW, 287 RT
serta 330 blok sensus.
Kecamatan Medan Amplas terletak pada ketinggian 14 m di atas
permukaan laut. Jarak kantor Kecamatan Medan Amplas ke kantor Walikota
Medan sekitar 10 km. Ditinjau dari jarak kantor kelurahan ke kantor kecamatan
Medan Amplas, kantor Kelurahan Bangun Mulia memiliki jarak terjauh dari
kantor Kecamatan Medan Amplas yaitu sekitar 7 km sedangkan kantor kelurahan
yang terdekat yaitu Kelurahan Harjo Sari I sekitar 1 km dari kantor Kecamatan
Medan Amplas.
Wilayah Kecamatan Medan Amplas berbatasan langsung dengan:
 Kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan dan Timur,
 Kecamatan Medan Denai di sebelah Utara dan
 Kecamatan Medan Johor di sebelah Barat.
Keadaan Penduduk

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Amplas memiliki jumlah penduduk sebanyak 115.543
jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan
Amplas Tahun 2011
No

Kelurahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Harjo Sari II
Siti Rejo II
Siti Rejo III
Harjo Sari I
Amplas
Timbang Deli
Bangun Mulia

Medan Amplas

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah (Jiwa)

15.731
3.722
5.537
15.766
7.009
8.306
1.226

15.774
3.913
5.632
16.203
7.047
8.284
1.333

31.505
7.685
11.169
31.979
14.056
16.590
2.559

57.357

58.186

115.543

Sumber: Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah penduduk yang dominan di
Kecamatan Medan Amplas adalah perempuan yaitu sebanyak 58.186 jiwa dan
jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kelurahan Harjo Sari I yakni sebanyak
31.979 jiwa.
Tabel 6.Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan
Medan Amplas Tahun 2011
No

Golongan Umur

1.
2.
3.
4.
5.

0-4 tahun
5-14 tahun
15-44 tahun
45-64 tahun
>64 tahun

Total

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

11.292
21.856
61.387
17.484
3.794

9,7
18,9
53,1
15,1
3,2

115.543

100

Sumber:Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah terbanyak terdapat
pada usia 15-44 tahun (usia produktif) yaitu 61.387 jiwa atau 53,1%.

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut penduduk
Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Medan Amplas
Tahun 2011
No

Agama

1.
2.
3.
4.
5.

Islam
Kristen Protestan
Katolik
Budha
Hindu

Total

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

90.433
21.539
2.657
726
188

78,3
18,6
2,3
0,6
0,2

115.543

100

Sumber: Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Medan Amplas didominasi oleh penduduk yang beragama Islam
yakni 90.433 jiwa atau 78,3%, agama Kristen Protestan sebanyak 21.539 jiwa atau
18,6%, agama Katolik 2.657 jiwa atau 2,3%, agama Budha sebanyak 726 jiwa
atau

0,6% dan penduduk yang beragama Hindu yang paling sedikit dengan

jumlah 188 jiwa atau 0,2%.
Kecamatan Medan Amplas termasuk kecamatan yang cukup luas yang
dihuni dengan angka kelahiran, kematian serta mobilitas penduduk yang cukup
ramai. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Mutasi dan Mutandis di Kecamatan
Medan Amplas Tahun 2011
No

Mutasi dan Mutandis

1.
2.
3.
4.

Kelahiran
Kematian
Datang
Pindah

Total

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

577
193
411
241

40,6
13,6
28,9
16,9

1.422

100

Sumber: Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angka kelahiran di
Kecamatan Medan Amplas lebih besar 577 jiwa atau 40,6% daripada angka
kematian 193 jiwa atau 13,6%. Sedangkan jumlah penduduk yang datang ke
Kecamatan Medan Amplas lebih besar 411 jiwa atau 28,9% daripada jumlah
penduduk yang keluar dari Kecamatan Medan Amplas 241 jiwa atau 16,9%.
Sebagian besar warga Kecamatan Medan Amplas berprofesi sebagai
pedagang seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan
Medan Amplas Tahun 2011
No

Mata Pencaharian

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PNS
Pegawai Swasta
TNI/POLRI
Petani
Pedagang
Pensiunan
Lain-lain

Total

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

3.305
3.716
469
285
5.714
1.226
2.087

19,7
22,1
2,8
1,7
34
7,3
12,4

16.802

100

Sumber: Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan
Medan Amplas didominasi oleh warga yang bermata pencaharian sebagai
pedagang yaitu 5.714 jiwa atau 34% dan profesi kedua terbanyak adalah pegawai
swasta sebesar 3.716 jiwa atau 22,1% , kemudian diikuti oleh PNS yaitu sebanyak
3.305 jiwa atau 19,7% sedangkan profesi paling sedikit di Kecamatan Medan
Amplas adalah petani yaitu sebanyak 285 jiwa atau 1,7%.

Universitas Sumatera Utara

Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan
kemajuan masyarakat di daerah tersebut. Semakin baik fasilitas

sarana dan

prasarana pendukung yang ada di daerah maka akan mempercepat laju kemajuan
daerah tersebut. Di Kecamatan Medan Amplas keadaan jalan umumnya bagus,
alat transportasi umum berupa angkutan umum, becak motor tersedia untuk
menjangkau daerah yang ada di Kecamatan Medan Amplas. Untuk lebih jelasnya
fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Medan Amplas Tahun 2011
No

Sarana dan Prasarana

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Total

Mesjid
Gereja
Klenteng
TK Swasta
SD Negeri
SD Swasta
SMP Negeri
SMP Swasta
SMA Negeri
SMA Swasta
Posyandu

Jumlah (Unit)
61
23
1
19
23
27
2
18
3
17
69

Sumber: Kecamatan Medan Amplas dalam Angka 2012

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Koperasi di Daerah Penelitian
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cahaya Baru yang terletak di Jl.Garu III
Ujung No.138, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan dibentuk pada tanggal
31 Mei 2009 dengan Nomor Badan Hukum 518/26/BH/PAD/II.4/KUKM/2009;
31/05/2009 melalui rapat pembentukan Koperasi dengan Usman selaku Ketua,
H.Fahrul Isnan Daulay (Sekretaris) dan Hj. Farida Malik (Bendahara) serta
Pengawas Koperasi yaitu Agus Susanto, Asroli dan Binsar Sirait. Untuk
mengetahui perkembangan KSU Cahaya Baru dapat dilihat dari 4 segi berikut ini
ini:
a. Perkembangan koperasi dari segi keanggotaan koperasi
Hingga januari 2013, tercatat 26 orang anggota koperasi di KSU Cahaya
Baru. Jika ditelaah lebih lanjut, anggota koperasi yang bergabung pada awal
pembentukan koperasi hingga saat ini hanya tersisa 6 orang dari 20 orang anggota
yang bergabung pada awal pembentukan koperasi pada tahun 2009. Namun,
terdapat penambahan anggota baru sebanyak 20 orang menjadi total 26 orang
hingga sekarang. Dapat disimpulkan bahwa dari segi jumlah keanggotaan
koperasi, koperasi tidak mampu mempertahankan anggota lama yang sudah
bergabung bersama koperasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Perkembangan koperasi berdasarkan kegiatan usaha yang dijalankan
koperasi
Pada awal pembentukannya, koperasi merupakan salah satu pemasok
bakso yang cukup dipertimbangkan sebagai salah satu produsen bakso dengan
kualitas yang baik. Seiring berjalannya waktu, jumlah produsen bakso semakin
banyak, dan persaingan di bidang usaha tersebut semakin ketat.
Menurut penjelasan dari bapak Usman selaku ketua koperasi Cahaya Baru
saat ini, usaha bakso milik koperasi Cahaya Baru tidak mampu bertahan hingga
saat ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan di bidang usaha tersebut.
Sehingga pedagang yang menjadi konsumen awal dari usaha bakso koperasi ini
semakin sedikit. Seiring berjalannya waktu, koperasi mengalami penurunan
keuntungan hingga akhirnya mengalami kerugian.
Usaha bakso miliki koperasi kini sudah tidak berjalan lagi. Sehingga
koperasi hanya menyisakan beberapa gerobak becak yang digunakan anggota
koperasi untuk berjualan.
Sebagai sumber dana pemasukan kas koperasi berasal dari uang sewa
gerobak becak oleh para anggota koperasi yaitu sebesar Rp 3.000/bulan, namun
itu pun masih saja ada anggota yang tidak membayar secara rutin, dana dari
pemerintah daerah setempat, dan juga dana dari PTPN IV.
c. Kualitas bangunan koperasi
Bangunan kantor koperasi merupakan rumah yang disewa dari masyarakat
setempat. Belum ada upaya dari pihak koperasi agar bangunan koperasi tersebut
menjadi bangunan milik koperasi dan merenovasinya menjadi lebih baik lagi,
mengingat kondisi bangunan yang sekarang dalam keadaan yang kurang terawat.

Universitas Sumatera Utara

Kantor koperasi ini juga sekaligus merupakan tempat tinggal pak Usman selaku
ketua Koperasi.
d. Citra koperasi di mata anggota dan juga masyarakat sekitar
Berdasarkan wawancara dengan para anggota dan masyarakat sekitar, keberadaan
koperasi Cahaya Baru ini sudah kurang mendapat perhatian. Tidak sedikit
masyarakat yang tidak mengetahui lokasi koperasi tersebut. Selain itu juga tidak
banyak anggota koperasi yang ingat kapan terakhir kali berkumpul untuk
melakukan RAT di koperasi, sehingga dapat dikatakan bahwa anggota koperasi
sudah mulai lupa akan keberadaan koperasi.
Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi
Sampel pada penelitian ini adalah anggota Koperasi Cahaya Baru. Secara
ringkas karakteristik anggota Koperasi Cahaya Baru dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Karateristik Sosial Ekonomi Anggota KSU Cahaya Baru
No.
Uraian
Satuan
Rataan
Range
1. Umur
Tahun
41,46
23-67
2. Tingkat Pendidikan
Tahun
10,38
6-15
3. Masa Keanggotaan
Tahun
2,69
1- 4
4. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jiwa
2,76
0-6
Sumber : Data Diolah dari Lampiran 1

1. Umur
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa umur rata-rata anggota KSU
Cahaya Baru adalah

41,46 tahun dengan range 23-67 tahun artinya sampel

sebagian besar masih dalam usia produktif.
2. Tingkat Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sampel ratarata 10,38 tahun dengan range 6-15 tahun artinya sampel paling rendah adalah SD
dan paling tinggi adalah D3.
3. Masa Keanggotaan
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa masa keanggotaan sampel ratarata adalah 2,69 tahun dengan range 1-4 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
anggota koperasi ada yang baru bergabung dan sudah lama bergabung sejak
berdirinya Koperasi. Dengan masa keanggotaan yang semakin lama maka
pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi diharapkan lebih tinggi.
4. Jumlah Tanggungan
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga
sampel rata-rata 2,76 dengan range 0-6 orang. Jumlah tanggungan tersebut dapat
mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi. Karena semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin meningkat kebutuhan keluarga
yang harus dipenuhi.

Tingkat Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi di Daerah Penelitian
Gambaran pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi pada KSU Cahaya Baru
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi di KSU Cahaya Baru
No
1

Uraian
Keanggotaan yang sukarela dan
terbuka

Skor yang Skor yang Ketercapaian
diharapkan diperoleh
(%)
5

4,81

96

Universitas Sumatera Utara

2

Pengawasan demokratis oleh anggota
Partisipasi anggota dalam kegiatan
3
ekonomi
4 Otonomi dan kemandirian
Pendidikan, pelatihan dan
5
memberikan informasi
6 Kerjasama antar koperasi
7 Kepedulian terhadap masyarakat
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 2

5

2,46

49,2

5

2,15

43

5

3,11

62,2

5

2,04

40,8

5
5
35
5

1,69
1,31
17,57
2,51

33,8
26,2
351,2
50,17

Dari tabel 12 dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi
adalah 17,57. Artinya pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi adalah tinggi dengan
persentase ketercapaian skor yaitu 50,17%. Dengan demikian H1 ditolak dan H0
diterima.
Rendahnya pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di KSU Cahaya Baru
dapat dilihat dari skor yang diperoleh dari penelitian secara langsung dari tujuh
prinsip Koperasi yang ada.

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi dengan
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi
Faktor sosial yang diduga berhubungan dengan pelaksanaan prinsip-prisip
Koperasi adalah umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah
tanggungan keluarga.
Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi anggota Koperasi
dengan

pelaksanaan

prinsip-prinsip

Koperasi,

maka

dianalisis

dengan

menggunakan analisis koefisien korelasi Rank Spearman.

Universitas Sumatera Utara

a. Analisis hubungan umur anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi
Untuk melihat hubungan umur dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari
hasil analisis pada lampiran 3 diperoleh rs = 0,11 yang berarti tidak terdapat
keeratan korelasi antara umur dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi.
Sementara Thitung = 0,54 dan Ttabel = 2,06. Data ini menunjukkan bahwa Thitung <
Ttabel. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur anggota Koperasi dengan
pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi.
b. Analisis hubungan tingkat pendidikan anggota Koperasi dengan pelaksanaan
prinsip-prinsip Koperasi
Dari hasil analisis pada lampiran 4 diperoleh rs = -0,24 yang berarti tidak
terdapat keeratan korelasi antara tingkat pendidikan dengan pelaksanaan prinsipprinsip Koperasi. Sementara Thitung = -1,17 dan Ttabel

= 2,06. Data ini

menunjukkan bahwa Thitung < Ttabel. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara
tingkat pendidikaan anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi.
c. Analisis hubungan masa keanggotaan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi
Dari hasil analisis pada lampiran 5 diperoleh rs = 0,04 yang berarti tidak
terdapat keeratan korelasi antara masa keanggotaan dengan pelaksanaan prinsipprinsip Koperasi. Sementara Thitung = 0,19 dan Ttabel = 2,06. Data ini menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa Thitung < Ttabel. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara masa
keanggotaan anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi.
d. Analisis hubungan jumlah tanggungan anggota Koperasi dengan pelaksanaan
prinsip-prinsip Koperasi
Dari hasil analisis pada lampiran 5 diperoleh rs = -0,37 yang berarti tidak
terdapat keeratan korelasi antara jumlah tanggungan dengan pelaksanaan prinsipprinsip Koperasi. Sementara Thitung = -1,94 dan Ttabel

= 2,06. Data ini

menunjukkan bahwa Thitung < Ttabel. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara
jumlah tanggungan anggota Koperasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perkembangan KSU Cahaya Baru selama tahun 2009-2012 mengalami
kemunduran dalam jumlah anggota yang hanya 6 anggota awal saja dari 20
orang yang masih tetap sebagai anggota atau sebesar 30% saja yang masih
tetap, selebihnya adalah anggota baru hingga sekarang berjumlah 26 orang,
usaha sebagai pemasok bakso tidak dapat dipertahankan, bangunan kantor
koperasi yang masih menyewa belum hak milik koperasi dan keberadaan
koperasi yang banyak tidak diketahui oleh masyarakat sekitar.
2. Umur anggota koperasi sebagian besar berada pada usia produktif dengan
umur rata-rata 41,46 tahun dengan range 23-67 tahun, tingkat pendidikan
anggota Koperasi paling rendah adalah SD dan paling tinggi adalah D3, masa
keanggotaan paling lama 4 tahun yaitu 6 orang, 3 tahun sebanyak 10 orang, 2
tahun sebanyak 6 orang dan 1 tahun sebanyak 4 orang, jumlah tanggungan
dari anggota Koperasi paling sedikit yaitu tidak ada tanggungan dan paling
banyak adalah 6 orang.
3. Pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi pada KSU Cahaya Baru adalah tinggi
dengan skor yang diperoleh 17,57 dengan persentase ketercapaian skor yaitu
50,17%.
4. Tidak ada hubungan yang nyata antara umur, tingkat pendidikan, masa
keanggotaan dan jumlah tanggungan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Koperasi pada KSU Cahaya Baru.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Pengertian Koperasi
Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara
harfiah kata “Koperasi” berasal dari kata Cooperation (Latin), atau Cooperation
(Inggris), atau Co-operatie (Belanda), atau dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai bekerja bersama.
Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, pasal 1 mengatakan bahwa
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan” (UU RI No.25 Tahun 1992).
Menurut pernyataan ICA (International Cooperative Alliance) tentang jati
diri Koperasi, mengemukakan Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari
orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan
yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.
Menurut Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005) menjelaskan, Koperasi
adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah pelanggan
utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu Koperasi akan merupakan
dalil/prinsip identitas yang membedakan unit koperasi dari unit usaha lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa Koperasi
merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial dengan tujuan tidak hanya

Universitas Sumatera Utara

semata-mata

bisnis

mencari

keuntungan

tetapi

memberikan

pelayanan,

memberikan kepuasan kepada anggotanya, Koperasi adalah organisasi yang
aktivitasnya : “dari, oleh dan untuk anggotanya”.
Dari segi organisasi, Koperasi mempunyai ciri-ciri khas yaitu merupakan :
1. Kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bertujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi dari anggotanya.
3. Ada kewajiban anggota anggota untuk permodalan.
4. Resiko dan keuntungan yang timbul akibat usaha Koperasi dipikul dan
dinikmati bersama secara proporsional.
5. Usaha utama koperasi adalah pada bidang ekonomi walaupun Koperasi
dapat mengerjakan yang menyangkut bidang sosial.
6. Kepemimpinan

dan

juga

manajemen

koperasi

tercermin

dalam

pengelolaan secara demokratis dan ketatalaksanaannya secara terbuka.
Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah
pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari
sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari
pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu
(Wikipedia, 2012).
Prinsip-prinsip koperasi (sering juga disebut sebagai asas-asas atau sendisendi dasar koperasi), adalah garis-garis penuntun atau pemandu yang digunakan
oleh Koperasi, untuk melaksanakan nilai-nilai Koperasi dalam praktek.

Universitas Sumatera Utara

Prinsip ke 1 : Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua
orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang
sosial, ras, politik atau agama.
Prinsip ke 2 : Pengawasan Demokratis Oleh Anggota
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,
yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita
yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Dalam Koperasi primer, para anggota memiliki hak suara sama (satu
anggota satu suara) dan Koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara
demokratis.
Prinsip ke 3 : Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi
Para anggota memberikan kontribusi permodalan Koperasi secara adil dan
melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut). Setidaktidaknya bagian dari modal itu adalah milik bersama Koperasi. Apabila ada, para
anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang
disyaratkan untuk menjadi anggota.
Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semua
dari tujuan berikut ini:
-

Mengembangkan Koperasi mereka, mungkin dengan membentuk dana
cadangan, sebagian dari padanya tidak dapat dibagikan.

-

Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan
Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

-

Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota.

Prinsip ke 4 : Otonomi Dan Kemandirian (Independence)
Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi
oleh para anggotanya. Apabila Koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi
lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, Koperasi
melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis
oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.
Prinsip ke 5 : Pendidikan, Pelatihan dan Informasi
Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakilwakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manager dan karyawan,
agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan
koperasinya. Mereka memberikan informasi kepada masyarakat

umum,

khususnya pemuda dan para pembentuk opini di masyarakat tentang hakekat
perkoperasian dan manfaat berkoperasi.
Prinsip ke 6 : Kerjasama Antar Koperasi
Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat
gerakan Koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi Koperasi tingkat lokal,
nasional, regional dan internasional.
Prinsip ke 7 : Kepedulian Terhadap Masyarakat
Koperasi

melakukan

kegiatan

untuk

pengembangan

masayarakat

sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan
oleh rapat anggota (ICA, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam Pasal 3 UU No.25 tahun 1992 dikatakan bahwa “Koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.
Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang
fungsi dan peran Koperasi, yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya menaikkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi (UU RI No.25 Tahun 1992).
Keempat fungsi dan peran di atas merupakan turunan dari tujuannya,
sehingga berdasarkan gambaran tersebut Koperasi Indonesia mempunyai tugas
yang sangat berat. Dihubungkan dengan pendapat para ekonomi Koperasi, tidak
ada yang berpendapat bahwa Koperasi harus mempromosikan non anggota.

Universitas Sumatera Utara

Koperasi Serba Usaha (KSU)
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha
rangkap/beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggota koperasi tersebut
(Fuad,dkk., 2000).
Pengurus KSU dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan tertinggi KSU, dimana Pengurus
adalah pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus bertugas: (1) Mengelola KSU
dan usahanya, (2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan anggaran belanja koperasi, (3) Menyelenggarakan RAT,
(4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,
(5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, (6)
Memelihara daftar buku Anggota dan Pengurus serta (7) Pengurus bertanggung
jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada RAT
atau Rapat Anggota Luar Biasa. Pengurus Koperasi adalah mereka yang dipilih
oleh anggota melalui RAT untuk menjabat sebagai Pengurus yang terdiri dari
Ketua,Sekretaris dan Anggota. Manajer dan karyawan adalah mereka yang
bekerja pada Koperasi dan diangkat serta diberhentikan oleh Pengurus Koperasi
(UU RI No.25 Tahun 1992).
Menurut Jochen Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005), dalam literatur
ekonomi

Koperasi,

tugas

dan

tujuan

Koperasi

Serba

Usaha

adalah

mempromosikan para anggotanya (members promotion). Bila benefit atau manfaat
yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada
manfaat yang dapat dicapai oleh individu itu bila ia tetap tinggal di luar Koperasi,

Universitas Sumatera Utara

maka individu itu barangkali akan tetap tinggal dalam Koperasi itu dan Koperasi
bahkan dapat menarik anggota baru.
Bentuk-bentuk promosi ekonomi anggota atau manfaat ekonomi bagi
anggota Koperasi Serba Usaha menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan) No.27 Tahun 2007, promosi ekonomi anggota dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Manfaat Ekonomi Langsung (MEL), yaitu manfaat ekonomi yang diterima
anggota pada saat melakukan transaksi.
2. Penerimaan pengambilan Sisa Partisipasi Anggota (SPA).
3. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu anggota menerima
pembagian laba Koperasi dari hasil bisnis dengan non anggota.
Bentuk-bentuk promosi atau Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) bagi
anggota bergantung kepada kegiatan pelayanan dan usaha Koperasi, yaitu:
1. Koperasi yang melakukan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan
produk tertentu yang mempekerjakan anggota (produksi bersama) pada
jenis Koperasi produksi, yaitu:


Memperoleh

Manfaat

Ekonomi

Langsung

(MEL)

berupa

efektivitas penerimaan upah bagi anggota dari hasil bekerja pada
Koperasi.


Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan
bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika
Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

2. Koperasi yang melakukan kegiatan penerimaan simpanan dan penyaluran
pinjaman (pengelolaan barang/dana bersama) pada Koperasi simpan
pinjam, yaitu:


Memperoleh

Manfaat

Ekonomi

Langsung

(MEL)

berupa

efektivitas simpanan dan efisiensi penerimaan pinjaman.


Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan
bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika
Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

3. Koperasi yang melakukan kegiatan pelayanan pengadaan barang dan jasa
bagi kebutuhan anggota (pembelian bersama atau produksi bersama) pada
jenis Koperasi konsumen atau Koperasi produsen yang bergerak dalam
input produksi, yaitu:


Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efisiensi
pengembalian bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.



Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian
dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi
melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

4. Koperasi yang melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang
dihasilkan anggota (penjualan bersama atau joint marketing) pada jenis
Koperasi produsen yang bergerak dalam pemasaran output, yaitu:

Universitas Sumatera Utara



Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas
penjualan bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.



Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian
dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi
melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

Partisipasi Anggota
Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing “participation” yang
artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Kemudian partisipasi
anggota berarti mengikutsertakan Anggota Koperasi dalam kegiatan operasional
dan pencapaian tujuan bersama (Hendar dan Kusnadi, 2005).
Menurut Hendar dan Kusnadi (2005), bila dipandang dari segi dimensinya,
partisipasi dibagi menjadi empat yaitu:
1. Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary).
Partisipasi sukarela terdapat apabila manajemen memulai gagasan tertentu
dan bawahan menyetujui untuk berpartisipasi.
2.

Partisipasi formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam
pengambilan keputusan (misalnya serikat kerja, dewan pengurus) dan
partiasipasi non formal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.

3. Partisipasi bisa bersifat langsung, terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi berifat tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi
orang lain, misalnya karyawan atau anggota.
4. Partisipasi kontributif dan kontributif insentif. Kedua jenis partisipasi ini
timbul akiba