Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi Dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi (Studi kasus: KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota Medan)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Pengertian Koperasi
Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara
harfiah kata “Koperasi” berasal dari kata Cooperation (Latin), atau Cooperation
(Inggris), atau Co-operatie (Belanda), atau dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai bekerja bersama.
Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, pasal 1 mengatakan bahwa
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan” (UU RI No.25 Tahun 1992).
Menurut pernyataan ICA (International Cooperative Alliance) tentang jati
diri Koperasi, mengemukakan Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari
orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan
yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.
Menurut Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005) menjelaskan, Koperasi
adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah pelanggan

utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu Koperasi akan merupakan
dalil/prinsip identitas yang membedakan unit koperasi dari unit usaha lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa Koperasi
merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial dengan tujuan tidak hanya

Universitas Sumatera Utara

semata-mata

bisnis

mencari

keuntungan

tetapi

memberikan

pelayanan,


memberikan kepuasan kepada anggotanya, Koperasi adalah organisasi yang
aktivitasnya : “dari, oleh dan untuk anggotanya”.
Dari segi organisasi, Koperasi mempunyai ciri-ciri khas yaitu merupakan :
1. Kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bertujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi dari anggotanya.
3. Ada kewajiban anggota anggota untuk permodalan.
4. Resiko dan keuntungan yang timbul akibat usaha Koperasi dipikul dan
dinikmati bersama secara proporsional.
5. Usaha utama koperasi adalah pada bidang ekonomi walaupun Koperasi
dapat mengerjakan yang menyangkut bidang sosial.
6. Kepemimpinan

dan

juga

manajemen


koperasi

tercermin

dalam

pengelolaan secara demokratis dan ketatalaksanaannya secara terbuka.
Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah
pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari
sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari
pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu
(Wikipedia, 2012).
Prinsip-prinsip koperasi (sering juga disebut sebagai asas-asas atau sendisendi dasar koperasi), adalah garis-garis penuntun atau pemandu yang digunakan
oleh Koperasi, untuk melaksanakan nilai-nilai Koperasi dalam praktek.

Universitas Sumatera Utara

Prinsip ke 1 : Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka

Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua
orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang
sosial, ras, politik atau agama.
Prinsip ke 2 : Pengawasan Demokratis Oleh Anggota
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,
yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita
yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Dalam Koperasi primer, para anggota memiliki hak suara sama (satu
anggota satu suara) dan Koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara
demokratis.
Prinsip ke 3 : Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi
Para anggota memberikan kontribusi permodalan Koperasi secara adil dan
melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut). Setidaktidaknya bagian dari modal itu adalah milik bersama Koperasi. Apabila ada, para
anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang
disyaratkan untuk menjadi anggota.
Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semua
dari tujuan berikut ini:
-


Mengembangkan Koperasi mereka, mungkin dengan membentuk dana
cadangan, sebagian dari padanya tidak dapat dibagikan.

-

Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan
Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

-

Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota.

Prinsip ke 4 : Otonomi Dan Kemandirian (Independence)
Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi
oleh para anggotanya. Apabila Koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi
lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, Koperasi
melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis
oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.

Prinsip ke 5 : Pendidikan, Pelatihan dan Informasi
Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakilwakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manager dan karyawan,
agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan
koperasinya. Mereka memberikan informasi kepada masyarakat umum,
khususnya pemuda dan para pembentuk opini di masyarakat tentang hakekat
perkoperasian dan manfaat berkoperasi.
Prinsip ke 6 : Kerjasama Antar Koperasi
Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat
gerakan Koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi Koperasi tingkat lokal,
nasional, regional dan internasional.
Prinsip ke 7 : Kepedulian Terhadap Masyarakat
Koperasi

melakukan

kegiatan

untuk

pengembangan


masayarakat

sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan
oleh rapat anggota (ICA, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam Pasal 3 UU No.25 tahun 1992 dikatakan bahwa “Koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.
Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang
fungsi dan peran Koperasi, yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya menaikkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi (UU RI No.25 Tahun 1992).
Keempat fungsi dan peran di atas merupakan turunan dari tujuannya,
sehingga berdasarkan gambaran tersebut Koperasi Indonesia mempunyai tugas
yang sangat berat. Dihubungkan dengan pendapat para ekonomi Koperasi, tidak
ada yang berpendapat bahwa Koperasi harus mempromosikan non anggota.

Universitas Sumatera Utara

Koperasi Serba Usaha (KSU)
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha
rangkap/beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggota koperasi tersebut
(Fuad,dkk., 2000).
Pengurus KSU dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan tertinggi KSU, dimana Pengurus
adalah pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus bertugas: (1) Mengelola KSU

dan usahanya, (2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan anggaran belanja koperasi, (3) Menyelenggarakan RAT,
(4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,
(5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, (6)
Memelihara daftar buku Anggota dan Pengurus serta (7) Pengurus bertanggung
jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada RAT
atau Rapat Anggota Luar Biasa. Pengurus Koperasi adalah mereka yang dipilih
oleh anggota melalui RAT untuk menjabat sebagai Pengurus yang terdiri dari
Ketua,Sekretaris dan Anggota. Manajer dan karyawan adalah mereka yang
bekerja pada Koperasi dan diangkat serta diberhentikan oleh Pengurus Koperasi
(UU RI No.25 Tahun 1992).
Menurut Jochen Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005), dalam literatur
ekonomi

Koperasi,

tugas

dan


tujuan

Koperasi

Serba

Usaha

adalah

mempromosikan para anggotanya (members promotion). Bila benefit atau manfaat
yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada
manfaat yang dapat dicapai oleh individu itu bila ia tetap tinggal di luar Koperasi,

Universitas Sumatera Utara

maka individu itu barangkali akan tetap tinggal dalam Koperasi itu dan Koperasi
bahkan dapat menarik anggota baru.
Bentuk-bentuk promosi ekonomi anggota atau manfaat ekonomi bagi
anggota Koperasi Serba Usaha menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan) No.27 Tahun 2007, promosi ekonomi anggota dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Manfaat Ekonomi Langsung (MEL), yaitu manfaat ekonomi yang diterima
anggota pada saat melakukan transaksi.
2. Penerimaan pengambilan Sisa Partisipasi Anggota (SPA).
3. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu anggota menerima
pembagian laba Koperasi dari hasil bisnis dengan non anggota.
Bentuk-bentuk promosi atau Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) bagi
anggota bergantung kepada kegiatan pelayanan dan usaha Koperasi, yaitu:
1. Koperasi yang melakukan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan
produk tertentu yang mempekerjakan anggota (produksi bersama) pada
jenis Koperasi produksi, yaitu:


Memperoleh

Manfaat

Ekonomi

Langsung

(MEL)

berupa

efektivitas penerimaan upah bagi anggota dari hasil bekerja pada
Koperasi.


Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan
bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika
Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

2. Koperasi yang melakukan kegiatan penerimaan simpanan dan penyaluran
pinjaman (pengelolaan barang/dana bersama) pada Koperasi simpan
pinjam, yaitu:


Memperoleh

Manfaat

Ekonomi

Langsung

(MEL)

berupa

efektivitas simpanan dan efisiensi penerimaan pinjaman.


Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan
bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika
Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

3. Koperasi yang melakukan kegiatan pelayanan pengadaan barang dan jasa
bagi kebutuhan anggota (pembelian bersama atau produksi bersama) pada
jenis Koperasi konsumen atau Koperasi produsen yang bergerak dalam
input produksi, yaitu:


Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efisiensi
pengembalian bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.



Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian
dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi
melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

4. Koperasi yang melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang
dihasilkan anggota (penjualan bersama atau joint marketing) pada jenis
Koperasi produsen yang bergerak dalam pemasaran output, yaitu:

Universitas Sumatera Utara



Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas
penjualan bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.



Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian
dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi
melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.



Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya
Koperasi.

Partisipasi Anggota
Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing “participation” yang
artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Kemudian partisipasi
anggota berarti mengikutsertakan Anggota Koperasi dalam kegiatan operasional
dan pencapaian tujuan bersama (Hendar dan Kusnadi, 2005).
Menurut Hendar dan Kusnadi (2005), bila dipandang dari segi dimensinya,
partisipasi dibagi menjadi empat yaitu:
1. Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary).
Partisipasi sukarela terdapat apabila manajemen memulai gagasan tertentu
dan bawahan menyetujui untuk berpartisipasi.
2.

Partisipasi formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam
pengambilan keputusan (misalnya serikat kerja, dewan pengurus) dan
partiasipasi non formal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.

3. Partisipasi bisa bersifat langsung, terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi berifat tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi
orang lain, misalnya karyawan atau anggota.
4. Partisipasi kontributif dan kontributif insentif. Kedua jenis partisipasi ini
timbul akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus
pelanggan. Dalam kedudukannya sebagi pemilik, maka:


Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan
dan pertumbuhan perusahaan Koperasi dalam bentuk kontribusi
keuangan (penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela).



Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan
dan proses pengawasan terhadap jalannya Koperasi.

Kemudian kedudukannya sebagai pelanggan/pengguna, maka para anggota
memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh Koperasi dalam
menunjang kepentingannya.
Karakteristik Anggota Koperasi
Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan
hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya
nilai-nilai kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu
kelompok. Seorang anggota koperasi pastinya memiliki karakteristik masingmasing yang berbeda seperti umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan
jumlah tanggungan.
1. Umur
Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima yang
baru. Semakin muda umur maka semakin tinggi semangat dalam berbagai

Universitas Sumatera Utara

aktivitas. Umur memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas kerja seseorang
(Soekartawi, 1999).
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas
manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan
kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia
(Kartasapoetra, 1994).
Menurut Ahmadi (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan
sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia,
tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan
yang kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal
bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi
obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.
Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan gaya kreativitas
manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan
kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang
tersedia. Akibatnya usaha-usaha yang dilakukan hanya mampu menghasilkan
pendapatan yang rendah (Soekartawi,1999).
3. Masa Keanggotaan
Pengalaman kerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang
bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini disebabkan karena semakin lama orang
tersebut bekerja, berarti pengalaman kerjanya pun tinggi sehingga secara langsung
akan mempengaruhi pendapatan (Soekartawi, 1999).

Universitas Sumatera Utara

4. Jumlah Tanggungan
Menurut Hasyim (2006) banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan
mendorong seseorang untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari
dan menambah pendapatan keluarganya.
Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin besar pula beban hidup
yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan
mempengaruhi keputusan untuk berusaha mengoptimalkan pendapatannya dengan
menentukan pilihan-pilihan (Soekartawi, 1999).
Landasan Teori
Prinsip terkait erat dengan konsep pegangan dalam menentukan arah yang
ingin

dicapai

oleh

Koperasi.

Prinsip-prinsip

Koperasi

mencerminkan

perkembangan Koperasi yang sebenarnya demi keperluan dan keinginan
anggotanya. Pembentukan nilai dalam diri anggota koperasi hanya dapat
dilakukan jika ada kesadaran di kalangan pihak administrasi dan manajemen
koperasi pada kebutuhan semua pihak menjalankan tugas masing-masing dalam
kepemimpinan, administrasi dan manajemen koperasi.
Anggota Koperasi perlu dibimbing untuk memahami makna dari setiap
prinsip Koperasi yang mempunyai objektif tersendiri dan tidak boleh dimanipulasi
untuk mencapai kemajuan Koperasi. Tanpa bimbingan yang sempurna, anggota
Koperasi akan membuat penafsiran sendiri dan ia mungkin salah dari segi konsep
dan budaya berkoperasi atau salah paham apabila pihak pengurus Koperasi
membuat kebijakan dalam usaha mencapai kemajuan Koperasi.

Universitas Sumatera Utara

Jika anggota koperasi tidak dapat menghayati prinsip-prinsip Koperasi
akan sulit anggota koperasi memahami tentang faedah dan pentingnya berkoperasi
serta akan melepaskan dan meletakkan tanggungjawabnya kepada pihak pengurus
Koperasi untuk menggerakkan dan memajukan Koperasi. Oleh karena itu,
pengurus Koperasi harus mengetahui pasti apa itu prinsip-prinsip Koperasi,
karena tanpa ada pelaksanaan prinsip-prinsip, tidak akan bagus Koperasi tersebut
(Ismail, 2005).
Kerangka Pemikiran
Kemiskinan menjadi suatu permasalahan yang mutlak harus dituntaskan
dalam suatu negara. Secara garis besar hal tersebut menjadi tugas dari pemerintah
saja, namun itu tidaklah cukup sampai di situ. Perlu adanya partisipasi dari
masyarakat dan juga pihak swasta. Sebagai salah satu bentuk nyata partisipasi
masyarakat dalam pengentasan kemiskinan dengan membentuk suatu koperasi.
Dalam

pelaksanaannya,

Koperasi

memiliki

prinsip-prinsip

yang

diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pengentasan
kemiskinan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: keanggotaan yang sukarela dan
terbuka, pengawasan demokratis oleh anggota, partisipasi kegiatan ekonomi,
otonomi dan kemandirian, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama antar
koperasi dan kepedulian terhadap masyarakat.
Dengan didirikannya koperasi diharapkan anggota koperasi memperoleh
peningkatan kemakmuran dan juga peningkatan pengalaman kerja yang nantinya
dapat digunakan untuk menambah pendapatan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi, besar peningkatan kemakmuran dan
juga pengalaman kerja anggota sangat ditentukan oleh partisipasi anggota.
Kualitas partisipasi anggota tergantung pada karakteristik anggota yang meliputi
umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan. Kerangka
pemikiran disajikan pada Gambar 1.
LINGKUNGAN

KOPERASI SERBA USAHA
ANGGOTA
Prinsip-Prinsip Koperasi:
1. Keanggotaan sukarela dan terbuka
2. Pengawasan demokratis oleh
anggota
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan
ekonomi
4. Otonomi dan kemandirian
5. Pendidikan, pelatihan dan
informasi
6. Kerjasama antar koperasi
7. Kepedulian pada masyarakat

Karakteristik Anggota Koperasi:
1. Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Masa Keanggotaan
4. Jumlah Tanggungan

Pelaksanaan

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial
Ekonomi Anggota Koperasi dengan Pelaksanaan PrinsipPrinsip Koperasi
Keterangan :
= Menyatakan hubungan

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian
ini adalah:
1. Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di daerah penelitian adalah tinggi.
2. Terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota Koperasi (umur,
tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan) dengan
pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara