Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Hasil Samping Kelapa Sawit Fermentasi Probiotik Lokal dan Cairan Rumen Dalam Ransum Pada Domba

1. Pembuatan inokulum mikroba limbah sawit
Aquadest 10 liter

Dicampur molasses/gula merah 0,5%=50 ml
dan di strerilisasi

Dicampur dedak 2% (200 gr) yang sudah di
strerilisasi

Isolat bakteri limbah sawit 10%=100ml

Dicampur sampai homogen

Di inkubasi ±7 hari
Sumber: Yunilas, 2013

2. Pembuataninokulum mikroba rumen
Aquadest 10 liter

Dicampur molases/gula merah 0,5%= 50 ml
dan di strerilisasi


Dicampur dedak 2% (200 gr) yang sudah di
strerilisasi

Isolat bakteri cairan rumen 10%=100 ml

Dicampur sampai homogen

Di inkubasi ±7 hari
Sumber: Yunilas, 2013

3. Pembuatan fermentasi limbah sawit
Pelepah sawit : BIS : lumpur sawit
40 : 30 : 30
Misal untuk 100 kg= 40kg:30kg:30kg

Diaduk merata campuran bahan

Diberikan inokulum 0,8% = 800ml dengan
kelembaban 75%


Dimasukkan kekantong plastik

Di inkubasi ±6 hari

Dikeringkan di bawah matahari ±2 hari

Hasil Sampingan Sawit Fermentasi

Sumber: Yunilas, 2013

4. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penyusum Ransum
Jenis Pakan
Pelepah+daun
BIS
Lumpur Sawit
B,kelapa
Bungkil Kedelai
R. Lapangan
TF

FS
FR
Dedak Halus
Molases
Urea

BK
92,21
90,63
84,53
88,4
88
27,91
89,274
92,55
90,42
89,87
67,5
91,03


PK
5,08
19,28
4,89
18,7
41,3
10,62
9,283
12,8
11,92
11,92
8
202

SK
36,11
16,84
18,17
8,8
8,63

23,02
23,02
20,69
22,49
8,72
0,38
-

LK
4,71
11,66
18,43
9,6
15
11,606
11,606
4,85
3,62
9,01
0,08

-

KA
7,79
9,37
15,47
11,6
8,72
10,726
10,726
7,45
4,58
10,13
-

Abu
12,05
4,31
13,9
5,8

2,6
9,509
9,509
16,85
14,89
13,32
-

TDN
65,74
81
79
77,8
83,2
64,149
64,149
62,04
62,23
70
81

-

DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Pakan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
AOAC, 1990. Official Methods of Analysis of The AOAC.AOAC Inc, Arlington,
Virginia.
Aritonang, D. 1984. Pengaruh Penggunaan bungkil Inti Sawit dalam Ransum Babi
yang Sedang Tumbuh. Disertasi Doktor. Fakultas Pascasarjana, IPBBogor.
Batubara, L. 2002. Potensi Biologis Daun Kelapa Sawit sebagai Pakan Basal
dalam Ransum Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasional Teknologii
Peternakan dan Veteriner. Bogor, 30 September- 1 Oktober 2002.P.135138.
Batubara, L., S .P . Ginting, K. Simanihuruk, J . Sianipar dan A. Tarigan. 2003.
Pemanfaatan limbah dan hasilikutan perkebunan kelapa sawit sebagai
ransumkambing potong . Pros . Seminar Nasional TeknologiPeternakan
dan Veteriner . Bogor, 29-30 Sept . 2003 .Puslibang Petremakan, Bogor .
him. 106-109 .
Devendra, C. 1997. Utilization of feeding stufs from the Oil Palm. Malaysian
Society of Animal Productions, Serdang, Malaysia.
Doloksaribu, M., L.P Batubara, E. Sembiring, J. Sirait dan A.D. Piton. 1995.

Penampilan Produksi Domba Persilangan lokal Sumatera dan St. Croix di
Lapangan jurnal Penelitian Peternakan Sungai Sei putih 1 (5):24-30.
Fharhandani, R. 2006. Pengaruh Pemberian Urea Molases Multinutrien Blok dan
Suplemen Pakan Multinutrien Terhadap Kualitas Susu Sapi Perah. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ginting, S.P., dan J. Elisabet. 2003. Teknologi oakan Berbahan dasar Hasil
Sampingan Perkebunan kelapa Sawit. Prosiding Lokakarya Nasional :
Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10 September 2003:
P.129-136.
Hanafiah, A.H. 2000. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Fakultas
Pertanian Sriwijaya, Palembang.
Handayani, S.W., S.P. Ginting dan P.P. Ketaren. 1987. Effects of Supplementation
of Palm oil Mill Effluent to Sheep Feed a Basal Diets of Native Grass In
Advances In Animal Feeds and Feeding in Tropical. Proc. 10th Annual
Cenferences of the malaysian soc. Anim. Prod. Pahang, Malaysia. pp.245249.

Harris, LE. 1970. Nutrition Research Technique for Domestic and Wild animal.
Vol 1. An International record System and Procedur for Analyzing Sample.
Animal Science Departement. Utah State university, Logan, utah.
Mathius, I.W., D. Sitompul, B.P. Manurung dan Asmi. 2003. Produk Sampingan

Tanaman dan Pengolahan Buah Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pakan dasr
Pakan Komplit: Suatu Tinjauan Prosiding Lokakarya Nasional: Sistem
Integrasi Kelapa Sawit- Sapi. Bengkulu, 9-10 September 2003. P.120-128.
Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F Hintsz, and R.G. Warner. 1972. Animal
Nutrition. 7th. Ed. McGraw-Hill Book Co., New York, Toronto, London.
NRC, 1995. Nutrient Requirtment of Domestic No. 2 Nutrient Requirtment of
Swine National academy of Washington DC.
Oshuji P.O., Nsahlai I V dan H. Khaili. 1993. Feed Evaluation. II CA Manual %.
ILCA (International Livestock Center for Africa), Addis Ababa, Ethopia.
Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Ruminansia Pedaging. Departement ilmu Pakan
Ternak. Fakultas Pertanian, IPB Bogor.
Paramita, W. L, Waluyo Edi S, A.B. Yulianto. 2008. Konsumsi dan Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik dalam Haylase PakanLengkap Ternak
Sapi Peranakan Ongole. Media Kedokteran Hewan. Vol 24(No.1)
Purba, A. dan S.P. Ginting. 1997. Integrasi Perkebunan Kelapa Sawit dengan
Ternak Ruminansia. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 5 (2): 55-60.
Rahmawati, I. G. 2001. Evaluasi In VitroKombinasi Lamtoro Merah (Acacia
villosa) dan Gamal (Gliricidia maculata) Untuk Meningkatkan Kualitas
Pakan Pada Ternak Domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Insititut
Pertanian Bogor, Bogor.

Sitompul, D. 2003. Desain Pembangunan kebun dengan Sistem Usaha Terpadu
Ternak Sapi Bali. Prosiding Lokakarya nasional: Sistem Integrasi Kelapa
Sawit-Sapi. Bengkulu, 9-10 September 2003, P.81-88.
Sudaryanto, B. 1999. Peluang Penggunaan Daun Kelap Sawit Sebagai Pakan
Ternak Ruminansia. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998, P.428-432.
Sutardi, 1980. Landasan Ilmu Nutrisi I. Departemen Ilmu Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Tillman, A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprojo., S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah mada
University Press, Yogyakarta.

. 1991.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.
Tomaszzeweska, M.W., J.M. Mestika., A.D. Negara., S. Gardier dan T.R.
Wiradarya. 1993. Produksi kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas
Maret University Press. Surabaya.
Widyati, S.D., T. Sutardi., D. Sastradipradja dan A. Sudono. 1992. Penggunaan
Lumpur Sawit Kering Sebagai Pengganti Dedak Padi Dalam Ransum Sapi
Perah Laktasi. I.II. Pert. London, 2:89-95.
Zakaria, Y., C.I Novita dan Sumadi, 2013. Efektivitas Fermentasi dengan substrat
yang berbeda terhadap Kualitas Jerami Padi. Agripet. 13 (1) : 23-24.

LAMPIRAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi
Peternakan Fakultas Pertanian Jalan Prof. Dr. Sofyan No. 3 Universitas Sumatera.
Penelitian ini telah berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember 2014.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Domba yang digunakan yaitu domba Hair Sheepjantan sebanyak 15 ekor
dengan rataan bobot badan awal 14 ± 1,5 Kg. Bahan pakan yang digunakan
meliputi pelepah, daun kelapa sawit, bungkil inti sawit, lumpur sawit, bungkil
kelapa,bungkil kedelai, dedak padi, molases, mineral, garam dan urea. Air minum
yang diberi secara ad libitum serta obat-obatan berupa kalbazen (obat cacing) dan
anti bloat (obat kembung) serta vitamin.

Alat
Alat yang digunakan yaitu kandang individual 15 unit dengan ukuran 1 x
0.5 m, ember sebagai tempat pakan dan tempat minum masing-masing 15 buah,
timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 kg dengan kepekaan
2 kg, timbangan berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 gr untuk menimbang
pakan, grinder untuk menghaluskan bahan pakan konsentrat, thermometer untuk
mengetahui suhu di dalam dan di luar kandang, alat penerangan kandang, alat
pembersih kandang, kantong feses untuk menampung feses serta alat tulis untuk
mengambil data.

Metode Penelitian
Metode

penelitian

yang

digunakan

adalaheksperimen

dengan

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5
ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu:
P0 =

pakan kontrol (hasil samping industri kelapa sawit tanpa fermentasi)

P1 =

pakan fermentasi menggunakan isolat hasil limbah sawit (Bacillus BL Y1)

P2 =

pakan fermentasi menggunakan isolat rumen kerbau

Model matematika RAL adalah sebagai berikut:

Yij = µ + σi +Ԑij
Dimana:
Yij

= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke j

i

= 1, 2, 3, 4, 5 (ulangan)

j

= 1, 2, 3 (perlakuan)

µ

= nilai tengah umum

σi

= pengaruh perlakuan ke-i

Ԑij

= efek galat percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke- j

Kombinasi untuk perlakuan dalam ulangan sebagai berikut:
P2U5
P2U3
P0U4
P2U2
P1U1

P0U5
P1U2
P1U5
P2U4
P0U2

P2U1
P0U5
P1U3
P1U4
P0U3

Tabel 6. Formulasi ransum Domba
Nama Bahan
P0 (%)
Limbah
Industri
Klp.sawit
Tanp 50
FermentasiLimbah Industri Klp.Sawit Fermenta I*
Limbah Industri Klp.Sawit Fermentasi II**
38,8
Dedak padi
4
Bungkil kelapa
2
Bungkil kedelai
3,5
Molases
1,2
Urea
1
Mineral
0,5
Garam
Kandungan Nutrisi
BK
89,06
PK
13.73
SK
15.73
LK
9.93
TDN
67.63

P1 (%)
50
39,8
3
1
3,5
1,2
1
0,5

P2 (%)
50
39,8
3
1
3,5
1,2
1
0,5

89.08
14,97
14,17
6.45
65.16

88.01
14.29
15.07
5.83
64.95

Ket: Perbandingan Pelepah:BIS:Lumpur Sawit=4:3:3
* Fermentasi dengan isolat sawit
** Fermentasi dengan isolat rumen

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang dan Peralatan
Kandang dan semua peralatan dibersihkan dan dicuci, kemudian dilakukan
pengapuran pada lantai dan dinding kandang sebelum proses pemeliharaan.
Selanjutnya kandang dan semua peralatan disemprotkan dengan didesinfektan
menggunakan rodalon (dosis 10ml/2,5 liter air).
Pengacakan Domba
Domba yang digunakan dalam penelitian berjumlah 15 ekor yang terdiri
dari 3 perlakuan dan 5 ulangan dan tiap perlakuannya terdiri dari 1 ekor domba.
Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan yang tidak membedakan
bobot badan domba.

Pemberian Pakan dan Minum
Pakan yang digunakan adalah pakan hasil limbah sawit segar dan hasil
fermentasi. Demikian juga pemberian air minum diberikan secara ad libitum
dimana air minum diganti setiap hari dan tempatnya dicuci bersih. Sisa pakan
ditimbang untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan ternak. Dilakukan adaptasi
pakan selama 3 minggu.

Pemberian Obat-obatan
Sebelum dilakukan penelitian, ternak kambing terlebih daulu diberikan
obat cacing kalbazen selama adaptasi untuk menghilangkan parasit dalam saluran
pencernaan, sedangkan obat lainnya diberikan apabila ternak dalam keadaan sakit.

Metode Kecernaan
Periode Pendahuluan
Tahap pendahuluan meliputi pembersihan kandang pengamatan dari sisa
pakan dan feses serta penimbangan bobot badan awal. Tahap adaptasi dilakukan
selama 2 minggu (hari ke-1 s/d hari ke-14) meliputi adaptasi lingkungan, dan
pakan (Oshuji et al., 1993).
Periode Koleksi
Menurut Maynard dan Loosli (1972) periode koleksi dapat dilakukan
selama 7 hari sebelum penelitian selesai meliputi pengukuran konsumsi pakan dan
feses. Feses ditampung menggunakan fecal bag atau kantong feses yang
ditempatkan dibagian belakang ternak, tepat menutupi bagian anus dan ekor
ternak. Hal ini dilakukan agar feses dengan urin tidak bercampur. Penggunaan

kantong feses pada ternak domba/kambing membutuhkan waktu dua hari untuk
dapat beradaptasi (Suryana, 1997).
Oshuji et al., (1993) menyatakan pengumpulan total feses dilakukan setiap
hari selama satu minggu dimana berat feses ditimbang setiap harinya. Adapun
metodenya dengan cara sebagai berikut:
1.

Dibersihkan kandang dari sisa pakan sebelum domba makan pada hari ke-15

2.

Hari ke-15 dipasang fecal bag atau kantong feses yang ditempatkan di bagian
belakang ternak, tepat menutupi bagian anus dan ekor ternak untuk
menampung feses dan dilakukan adaptasi selama 2 hari.

3.

Hari ke-16 kosongkan fecal bag atau kantong feses.

4.

Hari ke-17 s/d ke-23 diambil sampel feses dari fecal bag yang dilakukan
setiap harinya setiap pukul 07.30 WIB dengan cara mengkoleksi total feses
yang diekskresikan setiap hari (24 jam) kemudian ditampung dalam tempat
penampungan (ember).

5.

Ditimbang feses untuk mengetahui berat totalnya.

6.

Dihomogenkan feses dengan cara diaduk hingga merata.

7.

Diambil feses (10%) dari total feses setiap harinya dan dimasukkan ke dalam
plastik, diikat dan diberi label sesuai perlakuan.

8.

Disimpan feses dari setiap perlakuan didalam freezer seama kolekting.

9.

Ditimbang bobot badan ternak setelah koleksi feses dan sebelum pemberian
pakan pada hari ke-23

Periode koleksi sebagai berikut:
1.

Ditimbang pakan yang diberiakan pada domba pada pukul 08.00 WIB.

2.

Ditimbang pakan sisa pada keesokan harinya pada pukul 07.00 WIB.

3.

Dilakukan setiap hari penimbangan pakan selama penelitian berlangsung.

4.

Diambil 10% dari total smpel pakan yang sisa dan disimpan dalam plastik
kemudian dimasukkan ke freezer.

Persiapan sampel untuk dianalisis di laboratorium.
a.

Sampel feses
1. Sampel feses untuk tiap perlakuan dan masing-masing ulangan
dikeringkan dengan oven 600C selama 48 jam. Sampel kemudian digiling
lalu diambil 2 g untuk dianalisis di laboratorium
2. Dilakukan analisis proksimat pada sampel feses di laboratorium untuk
mengetahui bahan kering dan bahan organik dari feses tersebut.
‫־‬

Pengukuran bahan kering (AOAC, 1990)
Dimasukkan sampel feses setiap perlakuan ke dalam oven dengan suhu
1050C selama 24 jam. Bahan kering sampel kemudian diukur dengan
rumus:
% bahan Kering (BK) = Berat sampel setelah pengeringan X 100%
Berat sampel sebelum pengeringan
Sedangkan % kadar air dapat dihitung = 100 - %BK

‫־‬

Pengukuran bahan organik (AOAC, 1990)
Dimasukkan sampel 2 g feses setiap perlakuan ke dalam tanur dengan
suhu 6000 C selama 24 jam untuk mendapatkan kadar abu.
% kandungan abu =

X 100%
Berat abu
Berat awal sampel

Kemudian bahan organik dapat diukr dengan rumus :
BO% = 100% - % kadar AIR - % ABU

b.

Sampel pakan
1. Dihomogenkan sampel pakan harian yang diberikan dan diambil 20 g lalu
dimasukkan ke dalam freezer.
2. Dilakukan analisis untuk mengetahui bahan kering dan bahan organik dari
pakan. Metode analisis proksimat yang dilakukan sama dengan metode
analisis proksimat seperti biasa.

Peubah yang diukur
1.

Konsumsi pakan (Bahan Kering dan Bahan Organik (Harris, 1970)
Konsumsi bahan kering dan bahan organik diukur dengan mengalikan

konsumsi ransum dengan bahan kering dan bahan organik yang diperoleh dari
analisis di laboratorium. Periode pebgukuran diperoleh selama 1 minggu.
Konsumsi bahan kering dan bahan organik dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:
o Konsumsi BK (g/ekor/hari) = (pemberian pakan – sisa pakan) x % BK
o Konsumsi BO (g/ekor/hari) = Konsumsi Bahan Kering (g) x % BO

2.

Kecernaan Bahan Kering (KcBK) (Harris, 1970)
Konsumsi dan pengeluaran feses bahan kering diperoleh dalam jangka

waktu pengukuran selama periode koleksi 1 minggu. Kecernaan bahan kering
dapat dihitung dengan rumus :

KcBO

(Konsumsi BK (g) - BKFeses (g))
x100%
konsumsi BK (g)
=

3.

Kecernaan Bahan Organik (KcBO) (Harris, 1970)
Konsumsi dan pengeluaran feses bahan organik diperoleh dalam jangka

waktu pengukuran selama periode koleksi 1 minggu. Kecernaan bahan organik
dapat dihitung berdasarkan rumus:

KcBO

(Konsumsi BO (g) - BO Feses (g))
x100%
konsumsi BO (g)
=

Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik
ragam sesuai rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan.
Jika perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan melakukan uji
lanjut (Hanafiah, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAAN
Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi bahan kering dapat dihitung dengan cara menghitung selisih
jumlah pakan yang diberi dengan pakan sisa yang dikonsumsi oleh domba
berdasarkan kandungan bahan keringnya.
Tabel 7 Rataan konsumsi bahan kering (g/ekor/hari)
Perlakuan
P0
P1
P2

Ulangan
1
842.98
895.16
896.62

2
895.36
987.69
897.79

Ket. A →B= berpengaruh sangat nyata

3
805.62
1042.14
911.79

4
805.62
1091.05
815.68

5
799.83
943.58
982.53

Rataan
839.09± 38.73B
991.92± 77.56A
900.94± 59.30B

Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan total konsumsi pakan dalam bahan
kering yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 991.92 (g/ekor/hari),
kemudian diikuti perlakuan P2 sebesar 900.94 (g/ekor/hari) dan perlakuan P0
sebesar 839.09 (g/ekor/hari).Hasil analisis sidik ragam menunjukan adanya
perbedaan yang sangat nyata antar perlakukan (P