PROSES PRODUKSI JAMU SEHAT RAMPING DI PT. PUTRO KINASIH (JL. SIDOLUHUR NO.89 CEMANI GROGOL SOLO, INDONESIA)

(1)

commit to user

TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI JAMU SEHAT RAMPING

DI PT. PUTRO KINASIH

JL. SIDOLUHUR NO.89 CEMANI GROGOL SOLO, INDONESIA

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

FAUZIAH AGUSTINA H 3508014

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam penyusunannya penulis tidak bisa berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tuaku (Ibu Sri Mulyani dan Bapak Purbana) yang banyak berkorban, bekerja dan berdoa siang dan malam demi kesuksesanku.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS Selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.

3. Ir. Heru Irianto, MM. Selaku Ketua Program DIII Fakultas Pertanian UNS. 4. Ir. Panut Sahari, MP. Selaku Pembimbing Akademik Program DIII Agribisnis

Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian.

5. Ir. Eddy Tri Haryanto, M.P. Selaku Dosen Pembimbing I Magang. 6. Dra. Linayanti Darsana, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II Magang.

7. Bapak Arif Handoyo Saputro selaku pimpinan PT. Putro Kinasih yang telah mengizinkan magang di perusahaan.

8. Staff sekretariat DIII yang telah banyak memberi info dan masukan.

9. Mas Fuad yang selalu menyayangiku dan memberi dukungan setiap saat, serta Kakak dan adik- adikku (Chusnan, Luluk, Faizal, Yusuf, dan Dimas) yang juga memberi semangat juga dukungan terima kasih.

10.Teman-teman DIII Agribisnis angkatan 2008.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu dan berguna bagi penulis dan bagi pembaca. Banyak kekurangan dari penyusunan laporan ini, kritik dan saran penulis selalu harapkan demi sempurnanya laporan ini.

Surakarta, Juni 2011 Penulis


(3)

commit to user

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

I. PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 3

1.Tujuan Umum Magang ... 3

2.Tujuan Khusus Magang ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 4

A. JAMU... 4

B. BAHAN BAKU ... 8

C. PROSES PENGOLAHAN ... 14

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN... 20

A. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK... 20

B. METODE PELAKSANAAN ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 22

A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 22

1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya ... 22

2. Lokasi Perusahaan ... 23

3. Struktur Organisasi ... 23

4. Tata Tertib Perusahaan ... 26

5. Ketenagakerjaan ... 26

6. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan ... 27

7. Hak dan Kewajiban Karyawan ... 28

B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR ... 29

1. Sumber dan Proses Penerimaan Bahan Dasar ... 29

2. Jumlah dan Penyediaannya ... 29


(4)

commit to user

iii

4. Bahan Pembuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat Ramping ... 32

5. Pengolahan Bahan Dasar Sebelum Pengolahan... 32

C. PRODUKSI JAMU SEDIAAN SERBUK PELUNTUR LEMAK. 32 1. Peracikan ... 34

2. Penggilingan... 35

3. Pencampuran ... 36

4. Pengayakan ... 37

5. Proses Pengemasan dan Pelabelan...38

D. PRODUK AKHIR ... 39

E . PENGENDALIAN MUTU ... 41

1. Pengendalian Mutu Bahan Baku ... 41

2. Pengawasan Proses ... 41

3. Pengawasan Mutu Produk ...42

4. Pengawasan Terhadap Peralatan ...42

G. SANITASI ... 43

1. Sanitasi Ruangan dan Peralatan Mesin ... 43

2. Sanitasi Karyawan ... 43

3. Penanganan Limbah ... 43

V. PENUTUP ... 45

A. KESIMPULAN ... 45

B. SARAN ... 46 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(5)

commit to user

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Produk Jamu. ... 5

Gambar 2. Logo Produk Obat Herbal Terstandar. ... 6

Gambar 3. Logo Produk Fitofarmaka. ... 7

Gambar 4.1 Proses Penerimaan Bahan Baku... 31

Gambar 4.2 Proses Produksi Jamu Sediaan Serbuk... 33

Gambar 4.3 Proses Peracikan ... 34

Gambar 4.4 Mesin Penggiling . ... 36

Gambar 4.5 Mesin pencampuran ... 37

Gambar 4.6 Hasil Proses Pencampuran . ... 37


(6)

(7)

commit to user

HALAMAN MOTTO

“Orang yang cendekia adalah orang yang mengoreksi dirinya dan mempersiapkan amal untuk bekal sesudah mati, orang yang bodoh atau lemah adalah yang menuruti nafsunya dan berangan-angan kepada Allah” (HR. Tirmidzi).

“Orang yang penyabar itu bukanlah orang yang ketika didzalimi bersikap sabar, tetapi akan melakukan balas dendam ketika memiliki kemampuan membalas. Akan tetapi, orang yang sesungguhnya penyabar adalah yang ketika didzalimi bersabar dan ketika memiliki kemampuan membalas, dia malah memberi maaf” (HR. Ahmad).

“Sesungguhnya ilmu itu seperti sebuah samudra yang luas dimana biduk-biduk kecil fanatisme tidak akan bisa mengarunginya tetapi hanya kapal-kapal yang besar karena dilengkapi akhlak dan etika yang mulialah yang akan sanggup menaklukkan terjangan gelombang yang menggunung”.

“Lidahmu laksana kuda tungganganmu, jika kamu menjaganya (merawatnya) dengan baik maka ia juga akan menjagamu. Sebaliknya, jika kamu tidak mengacuhkannya maka ia juga akan bersikap yang sama terhadapmu”.

“Jauhilah sikap menertawakan dan mengolok-olok orang lain yang tidak berkesempatan untuk belajar dan jauhilah sikap membanggakan diri atas orang-orang yang berada di bawahnya baik dalam hal belajar maupun IQnya. Tetapi sebaliknya, hiasilah dirimu dengan sifat tawadlu’ dan rendah diri seiring dengan ketinggianmu dalam menaiki tangga belajar. Jika yang demikian ini tidak engkau tanamkan dalam dirimu, niscaya ilmumu akan menjadi penghujatmu dan menjadi bencana yang akan menimpa dirimu sendiri”


(8)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Meningkatnya peminat obat-obatan tradisional menyebabkan berkembangnya usaha yang bergerak di bidang ini, baik yang berupa usaha dalam skala kecil seperti jamu gendongan dan jamu seduhan, sampai dengan perusahaan jamu besar yang memproduksi jamu serbuk, kapsul jamu, pil dan tablet. Jamu atau obat tradisional ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha pemeliharaan kesehatan masyarakat dan penggunaannya sampai sekarang semakin meningkat.

Jamu merupakan suatu jenis obat tradisional bangsa Indonesia yang telah dikenal sejak nenek moyang dan masih digemari hingga sekarang yang semakin meningkat permintaannya dari tahun ketahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa 65 % dari penduduk negara maju telah menggunakan obat dari bahan alam. Hal ini dikarenakan jamu efeksampingnya relatif kecil, berkhasiat serta harganya sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Semakin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap jamu semakin nyata kebutuhan akan bahan baku, pengadaan dalam bentuk kering, penyajian praktis dan mutu produk yang dihasilkan. Maka jamu sebagai komoditi bisnis tidak mungkin dihindari karena adanya kebutuhan masyarakat secara alamiah.

Industri jamu pada saat ini berkembang cukup pesat. Peningkatan produksi jamu olahan antara lain disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan jumlah industrinya. Diperkirakan investasi di bidang industri obat tradisional sangat menjanjikan keuntungan dan masih untuk dikembangkan mengingat potensinya sebagai salah satu unsur pelayanan kesehatan masyarakat. Perkembangan ini didukung oleh semakin tingginya minat masyarakat terhadap jamu tradisional, karena harganya lebih murah dan dipandang lebih aman.


(9)

commit to user

Jamu adalah minuman kesehatan yang dibuat dari bahan rempah-rempahan misalnya jahe, kunyit, temulawak, temuireng, kencur, dan masih banyak jenis rempah yang digunakan sebagai bahan jamu. Jamu mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan obat yang berasal dari industri farmasi antara lain: harga jamu lebih murah jika dibandingkan dengan obat dari industri farmasi, jamu lebih sedikit efek sampingnya. Jamu yang beredar di lingkungan masyarakat kita pada saat ini adalah jamu gendongan (berbentuk cair siap minum), jamu godogan ( masih berupa racikan jika akan mengkonsumsi dengan cara merebus terlebih dahulu), dan pada saat ini yang paling diminati adalah yang berasal dari industri jamu berbentuk serbuk dan kapsul.

Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan minum jamu dimanfaatkan oleh perusahaan jamu untuk memproduksi jamu dalam berbagai bentuk dan khasiat.

Salah satunya adalah PT Putro Kinasih yang mengembangkan produk jamu kearah yang lebih maju dengan mengembangkan inovasi – inovasi baru dalam produknya seperti contoh jamu serbuk Peluntur Lemak Sehat Ramping produksi PT Putro Kinasih.

Oleh sebab itu, penulis memilih judul Tugas Akhir ini dengan Proses Produksi Jamu Serbuk Sehat Ramping di PT. Putro Kinasih yang terletak di jalan Sidoluhur No. 89 Cemani Grogol Sukoharjo sebagai tempat magang untuk menggali berbagai informasi dan ilmu penggetahuan mengenai jamu, khususnya berbagai informasi mengenai jamu sediaan serbuk.


(10)

commit to user B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Magang

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya di dunia kerja serta faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadikan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat atau dunia kerja.

b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang industry pengolahan hasil pertanian.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di industri pengolahan hasil pertanian.

d. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Tujuan Khusus Magang

Secara khusus tujuan magang di PT Putro Kinasih adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari aspek teknologi khususnya dalam pengolahan tanaman obat-obatan dan rempah-rempah menjadi produk jamu.

b. Mengetahui dan memahami prosedur pengolahan jamu dari penerimaan bahan baku sampai produk akhir yang diharapkan.

c. Mempelajari kondisi umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan,lokasi dan struktur organisasi.


(11)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. JAMU

Berdasarkan tahap pengembangannya, tanaman obat atau obat tradisional dapat diarahkan menjadi 3 yaitu : tetap tradisional, produk terstandar dan mencapai zat kimia tunggal (lead compound). Tahap pengembangan hingga diperolehnya zat kimia tunggal merupakan tahap pengembangan menjadi obat modern (Depkes, 2004).

Bentuk sediaan Obat Tradisional yang diizinkan beredar di Indonesia menurut Kepmenkes no.661/Menkes/SK/VII/1994 antara lain: rajangan, serbuk, pil, dodol, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, parem, pilis, tapel, koyok, salep atau krim (Depkes,1994).

Obat-obatan herbal yang dapat diterima dunia medis tergolong obat-obatan fitofarmaka, bukan yang hanya berdasar pengalaman empirik atau literatur. Bentuknya mulai dari serbuk, cairan sampai kaplet. Yang penting memenuhi 5 syarat :

· Benar, misalkan kalau berbahan temulawak benar-benar pakai temulawak.

· Bersih, tidak ada mikroba patogen dan standar. · Aman terhadap lever, ginjal.

· Tidak bersifat karsinogen (beracun). · Bermanfaat

( Syariefa, 2003 ).

Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah penggunaanya masih memakai pengertian tradisional seperti galian singset,


(12)

commit to user

sekalor, pegel linu, tolak angin dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik, antipiretik dan sebagainya ( Sumarny, 2002 ).

Pada prinsipnya, obat tradisional yang bahannya berasal dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia (produk herba) disebut jamu. Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai penelitian mengenai jamu pun dilakukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji khasiat, efektivitas, dan keamanan jamu yang beredar di pasaran. Sesuai status pengujiannya, jamu dapat digolongkan menjadi 3 kelompok :

1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)

Gambar 1. Logo Produk Jamu

Jamu adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman. Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep peninggalan leluhur yang diracik dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, sekitar 5 - 10 macam bahkan lebih. Jamu yang telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh - puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk pengobatan suatu penyakit.


(13)

commit to user

2. Bahan Ekstrak Alami/Obat Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine)

Gambar 2. Logo Produk Obat Herbal Terstandar

Bahan ekstrak alami adalah obat tradisional yang dibuat dari ekstrak atau penyarian bahan alami yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral. Jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian - penelitian praklinis seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, serta uji toksisitas akut dan kronis. Sayangnya, perkembangan obat ekstrak belum diiringi dengan penelitian sampai dengan uji klinis, tetapi hanya melewati uji praklinis. Bahan ekstrak alami disebut juga obat herbal.

Produk bahan ekstrak alami atau herbal ini memiliki tanda khusus berupa tanda tiga buah bintang dalam lingkaran berwarna hijau. Obat - obatan herbal ini sudah distandardisasi sesuai dengan peraturan pembuatan obat-obatan. Pembuatannya disesuaikan dengan pembuatan obat secara modern sehingga lebih higienis. Obat - obatan herbal ini sudah banyak beredar dan dikenal masyarakat, beberapa contoh diantaranya yaitu Diapet (PT. Soho Industri Farmasi, Jakarta), Fitolac (PT. Kimia Farma, Jakarta), Kiranti Sehat (PT. Ultra Prima Abadi, Surabaya), dan sebagainya.


(14)

commit to user

3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)

Gambar 3. Logo Produk Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alami yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah distandardisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia. Produk - produk fitofarmaka memiliki ciri berupa gambar berbentuk seperti ranting dalam lingkaran berwarna hijau. Beberapa contoh produknya yaitu Stimuno (PT. Dexa Medica, Palembang), Tensigard (PT. Phapros, Semarang), dsb.

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani.

Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Untuk itu sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia agar dapat bersaing dengan


(15)

commit to user

produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun internasional.

Mengingat pentingnya penerapan CPOTB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri obat tradisional baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB melalui langkah - langkah dan pentahapan yang terprogram. Dengan adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, maka Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik ini dapat pula diberlakukan bagi industri yang memproduksi Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.

Jadi, prinsip yang perlu ditanamkan dalam memilih dan mengonsumsi produk herba apa pun statusnya adalah mengenali kondisi tubuh terlebih dahulu. Jenis produk yang tepat bisa ditentukan kemudian, bergantung pada diagnosa dan kebutuhan tubuh kita (Pratitasari, 2011).

Tanaman obat yang telah dan sedang diteliti untuk dijadikan bahan baku baik untuk obat modern maupun obat tradisional (jamu) meliputi simplisia rimpang, simplisia akar, simplisia terna (herba), simplisia daun dan simplisia bunga atau buah ( Supriatna, 2002 ).

B. BAHAN BAKU

Bahan baku berdasarkan “Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)” ialah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah yang digunakan dalam pengolahan obat. Sedangkan yang disebut dengan produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat tradisional (Depkes, 1995).

Menurut Rismunandar (1988), rempah-rempah berbentuk biji-bijian, daun-daunan, rimpang, bunga, buah dan kulit batang yang pemanfaatannya dapat berbentuk masih segar maupun dalam bentuk kering. Rempah-rempah dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan yang :


(16)

commit to user

· Berumur musiman, berbentuk pohon-pohonan (cengkeh, pala, kayu manis)

· Menjalar (vanili, merica, kemukus)

· Membentuk rimpang yang berumur tahunan, dan ada yang mengalami masa tidur (senescence) dan ada juga yang tetap hijau selama hidup bertahun-tahun.

· Menghasilkan daun dan biji (lombok, seledri, bawang putih, bawang merah dan sebagainya).

Dalam proses produksi ada berbagai macam bahan antara lain bahan mentah, bahan setengah jadi dan bahan pendukung, yaitu :

1. Bahan mentah, yaitu bahan baku yang belum pernah diproses sejak penerimaan bahan di gudang.

2. Bahan setengah jadi, yaitu bahan-bahan yang pernah mengalami proses tetapi belum selesai.

3. Bahan pendukung, yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk membantu terlaksananya proses produksi tetapi bahan tersebut tidak tampak pada hasil akhir (Harsono, 1986).

Persediaan bahan baku yang baik bisa memeperlancar proses produksi dan dapat dicapai dengan jalan :

1. Menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses produksi.

2. Menjamin persediaan yang cukup sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dengan segera.

3. Dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat faktor musim, siklus ekonomi, serta dapat memperkirakan harga terlebih dahulu. 4. Pelaksanaan penyimpanan bahan dapat dilaksanakan dengan biaya dan

waktu yang minimum, disertai peralatan pengaman terhadap resiko kecurian dan kerusakan.

5. Mempertahankan keseimbangan antara jumlah dengan modal yang terikat dalam persediaan dengan kebutuhan operasi yang efisien (Assauri, 1980).


(17)

commit to user

Simplisia ialah bahan dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum tercampur atau belum diolah, kecuali dibersihkan dan dijaga dengan baik agar tidak tercampur dengan bagian-bagian tanaman lainnya. Pengambilan simplisia atau bagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanaman hendaknya dilakukan secara manual (dengan tangan), agar persyaratan-persyaratan simplisia yang dikehendaki dapat terpenuhi (Kartasapoetra,1992). Gunawan dan Mulyani (2002) menjelaskan bahwa simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan - bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh , bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yamg dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

2. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan.

3. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni ( Depkes,1997).

Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses pembuatannya.

1) Bahan Baku Simplisia

Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia berasal dari tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman umur, masa panen, dan galur (asal usul dan garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara


(18)

commit to user

jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitasnya yang tidak bisa dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuh.

2) Proses Pembuatan Simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan (Gunawan dan Sri, 2004).

Bahan baku dalam pembuatan jamu sehat ramping peluntur lemak adalah :

a) Tanaman jati belanda Guazumae folium dan rimpang temu giring Curcumaeheyneaerhizoma.

NamaUmum : Jati Belanda

Nama Ilmiah : Guazuma ulmifolia Namk

Familia : Sterculiaceae

Synonyms : Theobroma guazuma, Guazuma tomentosa Nama daerah : Jati londo; Jati sabrang

Jati Belanda adalah pohon berukuran sedang, biasanya bercabang dari dasar. Daun adalah alternatif, di pesawat rata di cabang lama, upperside hijau gelap, lampu bawah hijau-biru. Daun dasar menonjol asimetris, dan daun memiliki nuansa kasar. Ada tiga urat daun utama yang timbul bersama-sama dari pangkal daun, merupakan karakteristik dari keluarga ini dan juga beberapa keluarga yang terkait. Pohon itu mempunyai bunga berwarna putih krim selama musim kemarau. Ini berkembang, buah kayu yang digunakan sebagai manik-manik di maala rudraaksh dipakai oleh sadhus. Tetapi memiliki rasa buah cherry jika dikunyah. Guazumae Folium Jati belanda Mengandung zat lendir yang merupakan serat (fiber) bersifat lubricating atau melicinkan sehingga dapat menghambat penyerapan lemak, glucose, kolesterol yang terdapat dalam makanan dan memperlancar buang air besar. Kandungan tanin bekerja sebagai adstringent, zat yang akan


(19)

commit to user

mengendapkan protein yang terdapat pada mukus yang melapisi bagian dalam usus sehingga lapisan ini sukar ditembus dan akan mengurangi penyerapan lemah ( Anonim, 2008).

b) Nama lain : Rimpang temu giring Nama tanaman asal : Curcuma heyneana

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, tanin, kurkumin Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %

Penggunaan tanaman obat dibidang pengobatan pada prinsipnya tetap didasarkan pada prinsip-prinsip terapi seperti pada penggunaan obat moderen. Oleh karenanya informasi kandungan senyawa aktif tanaman obat mutlak diperlukan. Umumnya tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal, sehingga sulit untuk memastikan kandungan aktif mana yang berkasiat untuk pengobatan p enyakit tertentu. Misalnya khasiat rimpang temu giring Curcumae Heyneanae Rhizoma yang mempunyai Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal diketahui dari pengalaman-pengalaman orang kemudian berkembang menjadi image berkasiat sebagai aprodisiak, ternyata mengandung turunan

dari senyawa Minyak atsiri, tannin, kurkumin (Caropeboka dan Lubis, 1985).

Rimpang temu giring CurcumaeHeyneanae Rhizoma berasal dari bahasa Sansekerta singabera kuno, yang berarti 'berbentuk seperti tanduk'. Itu pertama kali muncul dalam tulisan-tulisan Konfusius pada abad ke-5 SM. dan telah digunakan medicinally di Barat selama setidaknya 2000 years.It diperkenalkan oleh orang Spanyol ke Amerika dan sekarang dibudidayakan secara luas di Hindia Barat. Portugis memperkenalkannya ke Afrika Barat. Ini secara tradisional digunakan untuk menghangatkan perut dan menghilangkan panas dingin. Pada abad ke-18 ini telah ditambahkan ke dalam obat untuk memodifikasi aksi mereka dan untuk mengurangi efek iritasi pada perut mereka. Jahe masih digunakan dalam cara ini di Cina untuk mengurangi toksisitas beberapa tumbuhan. Cina


(20)

commit to user

resep teh jahe untuk menstruation.Itu tertunda kaya vitamin C, dan pelaut Cina makan segar. Rimpang ini digali di musim dingin. Setelah akar fibrosa telah dihapus, maka rimpang dibersihkan, dikeringkan di bawah sinar matahari dan potong menjadi irisan. Properties rasa pedas dan panas adalah untuk menghangatkan limpa dan perut dan menghilangkan dingin, untuk mencegah Yang dari runtuh, untuk menghangatkan paru-paru dan menyelesaikan dahak-basah ( Anonim, 2011).

Daun senna atau Cassia angustifolia, tanaman perdu dari daerah Arab atau Afrika Utara. Sejak 3500 tahun yang lalu, tanaman ini sudah digunakan untuk mengobati kaum bangsawan dan elite. Popularitas daun senna sebagai herba meningkat ketika tanaman ini menyebar ke Eropa.

Selama berabad-abad daun senna sudah digunakan sebagai obat untuk menghilangkan sembelit, penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan berkualitas buruk. Jika sembelit berlanjut, akan menjadi racun bagi tubuh. Karena mengandung komponen anthraquinon atau sennosida seperti glikosida dianthrone, naftalene glikosida dan hidroksianthrasen, daun senna sering digunakan untuk mengatasi konstipasi. Senosida mempercepat gerakan hasil pencernaan di usus sehingga menaikkan volume hasil pencernaan dan meningkatkan gerakan peristaltik usus sehingga air yang terserap oleh usus sedikit dan feces tetap lembek. Daun senna sangat efektif dalam melarutkan lemak dan racun untuk mengembalikan kebugaran tubuh, efeknya akan terasa 10 - 12 jam berikutnya.

Senna nama asli dari teh daun jati cina tanaman asli Afrika, Timur Tengah (khususnya Mesir dan Sudan). Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9 karena efek medisnya oleh ahli medis Arab, Serapion dan Sesue yang kemudian memberinya nama dalam bahasa Arab dan menggunakannnya sebagai laxative atau obat pencahar (Sulistya, 2009).


(21)

commit to user C. PROSES PENGOLAHAN

Sediaan Serbuk (PULVIS dan PULVERES), 1. Definisi Serbuk

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, serbuk didefinisikan sebagai campuran homogen dua atau lebih obat yang telah diserbukkan. Selain itu menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Sediaan serbuk lebih mudah didispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan sebab serbuk mempunyai permukaan yang halus.

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet akan merasa lebih mudah menggunakan sediaan serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Biasanya sebelum digunakan, serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Secara kimia fisik, serbuk merupakan partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000 – 0,1 mikrometer.

2. Kelebihan dan Kekurangan Serbuk a. Kelebihan

1) Disolusi cepat

2) Dosis lebih tepat, lebih stabil daripada sediaan cair 3) Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan b. Kekurangan

1) Peracikan relatif memakan waktu yang lebih lama 2) Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya

3) Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak / terurai dengan adanya kelembaban dan kontak dengan udara


(22)

commit to user 3. Karakteristik Serbuk yang Baik

a. Homogen dan kering

Kering bermakna tidak boleh menggumpa; atau mengandung air. Homogenitas dari suatu sediaan serbuk dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Ukuran partikel 2) Densitas / berat jenis

b. Derajat kehalusan tertentu, sehingga : 1) Disolusi semakin cepat

2) Sediaan lebih homogen

3) Permukaan serbuk menjadi lebih luas dan daya absorbsinya semakin besar

(Chaerunissa, et al : 2009) a) Pengeringan

Pengeringan adalah suatu proses pengeluaran air yang terkandung dalam bahan hasil pertanian, dengan jalan menguapkan atau menyublimkan air tersebut sebagian atau seluruhnya. Pengeringan dilakukan terhadap bahan yang berbentuk padat dengan hasil proses berbentuk padat pula. Keberhasilan pengeringan bahan hasil pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah :

a. Suhu

b. Kelembaban c. Luas Permukaan

d. Tebal tipisnya bahan yang dikeringkan e. Kadar air

Pada umumnya proses pengeringan akan berjalan cepat apabila menggunakan suhu pengeringan yang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tekanan uap air bahan dengan tekanan uap air di udara yang semakin besar dengan semakin tingginya suhu, sehingga proses pengeringan akan berjalan semakin cepat (Kusmawati dkk, 2000).


(23)

commit to user

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi, perkolasi, Soxhletasi (Ansel, 1995).

b) Penggilingan

Tiga tipe mesin yang biasa digunakan adalah plate mill, hammer mill, dan roller mill. Penggunaan mesin-mesin tersebut tergantung pada tipe produk yang akan digiling dan hasilnya seperti yang diharapkan. Penggilingan palu (hammer mill) merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek (Aman, 1992).

c) Pengayakan

Menurut Fellows (1990), laju pemisahan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel sifat alami bahan ayakan, amplitudo dan frekuensi goyangan ayakan dan keefektifan metode yang digunakan untuk mencegah pengeblokan ayakan. Tipe kasa banyak digunakan untuk mengayak bahan pangan kering seperti tepung, gula dan rempah-rempah. Masalah yang sering dihadapi yaitu:

· Pengeblokan, bila ukuran partikel hampir sama dengan ukuran lubang ayakan.

· Partikel besar, dimana mengeblok kasa.

· Laju pemasukan bahan yang berlebih, dimana menyababkan pada kasa terjadi overloaded dan partikel kecil terhimpit partikel yang besar.


(24)

commit to user

· Kelembaban tinggi yang menyebabkan partikel kecil menempel pada kasa atau mengumpil dan membentuk partikel berukuran lebih besar, sehingga melebihi ukuran dari kasa.

d) Pencampuran

Pencampuran merupakan suatu proses untuk mendapatkan campuran yang seragam dari dua atau lebih komponen. Hal ini banyak diaplikasikan pada industri makanan untuk mengkombinasikan bahan sehingga didapatkan sesuatu secara fungsional atau karakteristik sensoris yang berbeda. Tingkat pencampuran yang didapatkan bergantung pada ukuran relatif partikel, bentuk dan densitas masing-masing komponen, efisiensi alat pencampur terhadap komponen, tendensi bahan untuk bercampur, kelembaban, karakteristik permukaan dan karakteristik untuk mengurai dari masing-masing komponen. Secara umum, bahan yang memiliki ukuran, bentuk, densitas yang serupa dapat menghasilkan campuran yang lebih seragam bila dibandingkan dengan bahan yang tidak serupa. Selama proses pencampuran, perbedaan properti dapat menyebabkan tidak bercampurnya sebagian dari komponen. Selain itu, penting untuk menentukan waktu pengadukan yang tepat ( Fellows, 1990). e) Pengemasan

Di dalam industri bahan makanan, pengemasan merupakan suatu proses akhir yang sangat menentukan kelancaran proses distribusi atau pemasaran produk. Macam-macam fungsi pengemas antara lain:

a. Sebagai tempat atau wadah, sehingga dapat mempermudah penyimpanan, transportasi, penanganan dan lain-lain.

b. Sebagai pelindung, jenis bahan pengemas yang dipilih tergantung dari perlindungan apa yang diperlukan. Beberapa produk perlu dilindungi terhadap air atau uap air terutama bahan-bahan yang bersifat higroskopis seperti teh, gula dan lain-lain. Sedangkan bahan lain yang perlu dilindungi adalah senyawa volatilnya, seperti rempah-rempah.


(25)

commit to user

c. Memperpanjang daya simpan produk, karena dapat mencegah kontaminasi mikroba (Susanto, 1994).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa jamu dan herbal tidak bekerja dengan efektif. Penyajian yang salah, waktu minum yang tidak tepat, dosis yang tidak tepat, dan ketidak sabaran pemakainya adalah faktor-faktor yang menyebabkan herbal tidak efektif. Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma dalam bukunya “Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit” menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi herbal sbb:

1. Cuci simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih. 2. Segera gunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Jika

bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk). Pengeringan dapat langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung. Dapat juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebalan atau kandungan airnya.

3. Seduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih.

4. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain. 5. Gunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya

untuk merebus. Pastikan jumlahnya cukup sehingga seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3 cm.

6. Untuk merebus bahan berkhasiat obat, gunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Jangan menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan. Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat tersebut menimbulkan endapan pada air dalam mengobati penyakit.


(26)

commit to user

Selama perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.

7. Gunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus.

o Api kecil : Gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai

tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam).

o Api kecil : dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk

jamu dan herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang.

o Api besar : Gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang

berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.

8. Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya 800 cc menjadi 400 cc. Jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau batang maka air rebusan disisakan sepertiganya, misalnya 600 cc menjadi 200 cc.

9. Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis (takaran) setengah dari jumlah bahan segar. Misalnya, pemakaian daun sendok segar pemakaiannya 90 gram dan jika kering 15 gram.


(27)

commit to user BAB III

TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 14 Februari sampai dengan tanggal 22 Februari 2011, di PT Putro Kinasih Jl.Sidoluhur No.89 Rt06 / 17,Cemani,grogol,sukoharjo.

B. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan magang di PT Putro Kinasih ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi pustaka, observasi, wawancara, partisipasi dan pencatatan.

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan meminjam buku-buku pada teman, diinternet dan perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan tujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

2. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki. Pada saat pelaksanaan magang, observasi dilaksanakan terhadap seluruh proses-proses yang dilakukan dari penerimaan bahan baku sampai dengan proses produksi hingga produk akhir.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan melakukan atau mengajukan pertanyaan secara langsung dengan karyawan dan staff mengenai keadaan dan proses pengolahan jamu

4. Partisipasi

Partisipasi atau praktek kerja langsung dilakukan pada saat magang yaitu ikut membantu kegiatan yang ada di setiap proses dan yang diizinkan untuk diikuti.


(28)

commit to user 5. Pencatatan

Yaitu mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan magang. Jenis data sekunder antara lain data mengenai kondisi umum PT Putro Kinasih, sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data lainnya yang berkaitan dengan tujuan magang dan judul tugas akhir.


(29)

commit to user BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya

PT Putro Kinasih merupakan perusahaan yang bergerak dibidang obat-obatan tradisional atau disebut jamu. didirikan sekitar tahun 1996 oleh bapak Timbul subiyanto di daerah Banyuanyar, Turi Sari, Surakarta. Sebelum berbentuk perusahaan, pemilik memulai kiprahnya dengan pengadaan bahan jamu kecil-kecilan. Pada awal mula usahanya, PT. Putro Kinasih hanya meramu bahan-bahan mentah dalam bentuk racikan dan belum berupa serbuk. Beberapa saat kemudian barulah usaha tersebut mengalami perkembangan setingkat lebih baik, yaitu dengan memproduksi jamu berbentuk serbuk. Sepet Arum merupakan produk perdananya yang berwujud serbuk.

Melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar, pemilik mencoba belajar dan meramu jamu. Setelah dianggap cukup dan tanpa meninggalkan usaha sebelumnya, maka baru tahun 1998 mulai membuka usaha meramu jamu dan di pimpin oleh pemimpin baru bapak Arif Handoyo Saputro. Dengan keterbatasan modal yang dipunyai, maka pengelolaan atau pembuatan jamu masih menggunakan cara-cara tradisional, yaitu meramu bahan-bahan mentah dalam bentuk racikan dan belum berupa serbuk.

Usaha ini semakin lama semakin berkembang dilihat dari langganan yang semakin banyak dan kemampuannya bersaing di pasar. Sehingga timbul keinginan pemilik untuk mengembangkan usaha dengan membuat ramuan yang berbentuk racikan menjadi serbuk.Yaitu dengan maksud untuk memudahkan peminum jamu dalam mengkonsumsinya. Dan dari serbuk dikembangkan lagi dalam bentuk sediaan tablet, kapsul dan pil. Selain itu juga disebabkan karena jamu keluaran perusahaan sudah


(30)

commit to user

mulai merambah ke konsumen yang biasanya mengkonsumsi jamu racikan, selain praktis juga murah harganya.

Untuk lebih memantapkan usahanya, pimpinan mendaftarkan usahanya ke Departemen kesehatan yaitu pada tahun 1998 dan mendapatkan izin untuk usaha jamu karena telah lulus uji BPOM. Untuk itu pimpinan perusahaan PT. Putro kinasih mulai menerima tenaga kerja dari luar daerah setempat. Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan maka pemimpin perusahaan juga berusaha belajar untuk meramu jamu dengan tepat.

2. Lokasi Perusahaan

PT Putro Kinasih awalnya didirikan didaerah Banyuanyar, Turisari. Dan setelah mendapatkan tempat yang cocok kemudian perusahaan dipindah kedaerah sukoharjo dan tepatnya di Jl.Sidoluhur No.89 Rt06/XV,Cemani,grogol,sukoharjo Dalam pendirian suatu perusahaan banyak pertimbangan yang menguntungkan yang dapat diperoleh suatu perusahaan. Begitu juga lokasi yang dipilih oleh PT Putro Kinasih mempunyai banyak keuntungan yaitu:

a. Tidak terlalu jauh dengan pasar bahan baku. b. Alat trasportasi mudah dijangkau.

c. Tenaga kerja yang mudah dan murah. d. Terdapat fasilitas listrik dan telepon. e. Lingkungan masyarakat yang mendukung. f. Tanah yang luas untuk ekspansi.

g. Dekat dengan tempat tinggal pemilik. 3. Struktur Organisasi

Dalam masalah kepegawaian antar pimpinan dengan karyawan perlu dibina suatu hubungan yang harmonis dan saling pengertian sehingga akan menunjang kelancaran produksi perusahaan. Berikut ini akan disajikan skema dari struktur organisasi PT Putro Kinasih Struktur organisasi ini melibatkan banyak bagian. Hanya bagian pokok saja yang digunakan, ini disebabkan karena masih sedikitnya karyawan yang


(31)

commit to user

dimiliki. Selain itu, struktur organisasi di bawah ini sudah mencukupi untuk mengurusi sebuah perusahaan kecil.

Adapun karyawan-karyawan yang bekerja pada PT Putro Kinasih terbagi menjadi dua yaitu :

a. Karyawan yang langsung berhubungan dengan proses produksi. b. Karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

Perincian karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi adalah sebagai berikut :

a. Bagian gudang 1 orang b. Bagian pengepakan 18 orang c. Bagian mesin 5 orang

d. Bagian Proses produksi pil 2orang e. Bagian proses produksi tablet 2 orang f. Bagian proses produksi kapsul 2 orang g. Bagian proses produksi jamu serbuk 2 orang h. Bagian mesin pengemas jamu serbuk 6 orang i. Bagian pengayakan 2 orang

Perincian jumlah karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi :

a. Bagian marketing 3 orang b. Bagian keuangan 1 orang

c. Bagian pengadaan barang sekunder dan kas kecil depan 1 orang d. Bagian pengadaan barang primer dan kas belakang 1 orang e. Bagian pelaksana pengadaan barang primer dan sekunder 2 orang f. Kepala produksi 1 orang

g. Kepala teknisi 1 orang

h. Kepala mesin sekunder 1 orang

i. Kepala pengadaan barang sekunder, QC dan TK 1 orang j. Kepala PPIC 1 orang


(32)

commit to user

Karyawan pria menangani dan mengurusi bagian gudang dan pencampuran bahan baku, oven dan pekerjaan yang lebih membutuhkan tenaga yang kuat. Sedangkan karyawan wanita mengurusi bagian yang tidak banyak membutuhkan tenaga, namun membutuhkan ketelitian dan kerapian. Karyawan PT Putro Kinasih berasal dari masyarakat sekitar lokasi pendirian, hal ini disebabkan karena untuk mengurangi pengangguran desa setempat dan akan relatif lebih aman jika menggunakan tenaga kerja setempat.

Masing-masing tugas dan kewajiban dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:

1. Pemilik

a. Mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dijalankan kemudian.

b. Bertanggung jawab secara keseluruhan atas mekanisme jalannya perusahaan.

c. Setiap waktu atau periode tertentu menerima dan memeriksa keuangan dari bagian keuangan.

2. Bagian Pemasaran

a. Mendistribusikan barang hasil produksi b. Mencari dan menambah pelanggan baru c. Mencatat penjualan yang terjadi setiap hari d. Melakukan penagihan hutang

3. Bagian Produksi

a. Melakukan seleksi atas bahan-bahan dan menentukan jumlah bahan baku yang akan digunakan.

b. Menentukan jumlah dan jenis jamu yang akan diproduksi. c. Mengawasi jalannya proses produksi.

d. Menjaga dan meningkatkan proses produksi. 4. Bagian Administrasi dan Umum

a. Menerima dan memberhentikan karyawan.


(33)

commit to user

c. Mencatat urusan penjualan dan produksi.

d. Mencatat dan melakukan pembayaran gaji karyawan. 4. Tata Tertib Perusahaan

Untuk meningkatkan kualitas kedisiplinan dan produktivitas kerja pada setiap karyawan PT Putro Kinasih diwajibkan mentaati peraturan-peraturan perusahaan sebagai berikut :

a. Setiap karyawan diwajibkan absent pada absent yang telah ditentukan pada saat masuk, pulang dan lembur. (apabila diketahui kedatangannya, tapi tidak absent maka akan dianggap tidak masuk) b. Produksi

· Jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB · Istirahat pukul 12.00-13.00

· Pulang pukul 16.00

c. Apabila karyawan tidak bisa hadir pada jam kerja, maka harus ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada kepad bagian masing-masing minimal 1 hari sebelumnya.

d. Dilarang meninggalkan tempat kerja atau bersiap-siap untuk beristirahat sebelum jam istirahat berlangsung.

e. Dilarang meninggalkan jam kerja sebelum jam kerja berakhir. f. Dilarang merokok diarea/ lingkungan perusahaan.

g. Setiap karyawan harus ikut menjaga dan merawat seluruh peralatan yang sudah disediakan perusahaan.

h. Dilarang mengambil barang atau sebagainya yang bukan kepunyaannya.

i. Setiap karyawan wajib mentaati seluruh peraturan yang dibuat / diberikan perusahaan

5. Ketenagakerjaan a. Jumlah Tenaga Kerja

Di PT Putro Kinasih memperkerjakan 55 karyawan, dengan perincian 25 karyawan laki-laki dan 30 karyawan perempuan. Dengan pembagian tenaga kerja :


(34)

commit to user

· Tenaga kerja langsung berjumlah 41 orang yang meliputi bagian operasional proses produksi.

· Tenaga kerja tidak langsung berjumlah 14 orang yang meliputi pemimpin perusahaan, bagian administrasi dan umum, bagian produksi dan bagian pemasaran, serta beberapa karyawan yang tidak terkait langsung dengan proses produksi.

b. Jam Kerja

PT Putro Kinasih jam kerja mulai hari senin sampai sabtu dengan jam kerja pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Untuk jam istirahat dari pukul 12.00-13.00 WIB untuk makan siang. Sedangkan untuk hari jumat istirahat mulai pukul 11.30 sampai pukul 13.00 WIB karena memberikan kesempatan kepada pekerja yang beragama islam untuk melaksanakan sholat jumat. Kadang di PT Putro Kinasih mengadakan lembur kerja apabila permintaan jamu di pasaran banyak sehingga untuk mengejar target pemesanan.

c. Sistem Gaji

Perusahaan PT Putro Kinasih memberikan gaji pada setiap karyawan berdasarkan kedudukan, prestasi (lemburan), lama karyawan tersebut bekerja. Sedangkan gaji minimum UMR hanya diberikan untuk tenaga kerja bagian administrasi dan bagian produksi. Sistem pembayaran gaji dilakukan setiap bulan yaitu setiap awal bulan, sedangkan untuk gaji lemburan atau gaji bagian finishing diberikan setiap mingguan

6. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan a. Kesehatan

PT Putro Kinasih memberikan pengobatan secara gratis, melalui puskesmas maupun balai pengobatan setempat yang disediakan perusahaan. Sedangkan karyawan yang dirawat di rumah sakit PT Putro Kinasih akan memberikan bantuan dan kemudahan dengan memberikan cuti kerja. Jika terjadi kecelakaan di perusahaan, sepenuhnya biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan


(35)

commit to user

kecelakaan yang terjadi di luar perusahaan, perusahaan hanya menanggung setengah untuk biaya pengobatan.

b. Tunjangan-Tunjangan

Tunjangan yang diberikan di PT Putro Kinasih berupa Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan pada saat menjelang hari raya, yang besarnya sejumlah gaji karyawan satu bulan penuh.

c. Seragam

Setiap karyawan mendapatkan seragam kerja. Seragam tersebut berupa baju lengan pandek dengan panjang bagian bawahnya seperti baju lab.

d. Keselamatan Kerja

Pengertian keselamatan kerja adalah peraturan yang berisi tindakan pencegahan kecelakaan kerja serta kerugian yang diakibatkannya. Tiap karyawan wajib mendapatkan keselamatan kerja dan kesehatan. Perusahaan telah memberikan jaminan keselamatan kerja yang baik yaitu seperti menyediakan baju seragam.

e. Beasiswa

Beasiswa diberikan untuk anak-anak karyawan yang masih sekolah. Besarnya beasiswa yaitu sesuai dengan tingkatan pendidikan dan sesuai dengan ketetapan perusahaan. Perusahaan ini hanya memberikan beasiswa sampai pendidikan menengah atas atau sederajatnya.

f. Cuti

Cuti diberikan selama hari raya dan sisanya adalah jatah yang dapat diambil sewaktu-waktu. Untuk karyawan yang hamil dan akan melahirkan diberi cuti selama 3 bulan yang biasanya diambil setelah melahirkan serta libur 3 hari bagi karyawan yang mendapat musibah. 7. Hak dan Kewajiban Karyawan

a. Hak karyawan

1. Setiap karyawan diberikan hak sebagai berikut : 2. Mendapatkan gaji tiap bulan


(36)

commit to user

3. Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan 4. Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan 5. Mendapat izin cuti dari perusahaan

b. Kewajiban karyawan

1. Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan di PT Putro Kinasih

2. Bersedia menerima sangsi atau pemutusan kerja jika terbukti melakukan kesalahan.

3. Menjaga kedisiplinan dan kebersihan.

4. Melaksanakan kerja dan menjalin hubungan yang baik diantara sesama karyawan.

B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR

1. Sumber dan Proses Penerimaan Bahan Dasar Di PT Putro Kinasih Bahan dasar simplisia sebagian besar berasal dari pedagang (leveransir) maupun pemasok misalkan dari daerah Malang, Tawangmangu, Boyolali, Karanganyar, Solo dan Wonogiri serta sebagian kecil berasal dari kebun PT Putro Kinasih. Bahan baku yang diperoleh dari pedagang maupun pemasok sudah dalam bentuk rajangan simplisia kering. Bahan baku yang akan dibeli diperiksa terlebih dahulu oleh pengelola bagian produksi apabila telah memenuhi persyaratan sesuai permintaan pengelola bagian produksi maka dilakukan negosiasi harga. Apabila harga cocok, maka dilakukan pemesanan dan pembelian yang jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan baku yang masuk dicatat pada buku penerimaan bahan kemudian dibuat laporan penerimaan yang diserahkan kepada bagian administrasi, setelah itu dilakukan pembayaran. Bahan baku yang sudah dicatat dalam buku penerimaan dimasukkan dalam gudang bahan kotor. 2. Jumlah dan Penyediaannya

Untuk memenuhi kebutuhan atau penyediaan bahan baku produksi, PT Putro Kinasih bahan memasok bahan dasar dari pedagang (leveransir). Jumlah dan macam kebutuhan bahan baku yang dipasok sesuai dengan


(37)

commit to user

kebutuhan jamu yang dipesan atau yang laku di pasaran. Pemasokan bahan baku di perusahaan ini sangat banyak antara lain temulawak Kebutuhan bahan baku yang paling banyak berasal dari rimpang yang pada umumnya sebagai bahan dasar untuk pembuatan jamu di perusahaan ini.

3. Spesifikasi Bahan Dasar

Dalam memproduksi jamu, PT Putro Kinasih bahan menggunakan bahan baku alami yang berupa bahan baku nabati. Simplisia nabati yang digunakan dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Akar-akaran, misalkan alang-alang, kolesom,gingseng, dan akar wangi b. Kayu-kayuan, misalkan kayu manis, kayu secang yang berbentuk kulit

kayu.

c. Daun-daunan, misalkan daun meniran, lampes, jati belanda, kemuning,tempuyung, tapak liman,mimba, salam, kayu putih,purwoceng dan jati belanda

d. Rimpang, misalkan temulawak, jahe, kencur, laos, kunyit, temu pepet, temu mangga, temu giring dan temu kunci.

e. Biji-bijian, misalkan kedawung, ketumbar, merica, biji saga. f. Kulit buah, misalkan kulit buah pala.

g. Berupa ekstrak, misalkan ekstrak sena, dan tribulus terestris.

Untuk menjamin kualitas produk, PT Putro Kinasih bahan hanya menerima pasokan bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi diantaranya simplisia harus bebas dari cemaran mikroorganisme seperti jamur, kapang dan serangga. Apabila pada simplisia terdapat cemaran tersebut maka simplisia akan dikembalikan kepada pemasok dan dianggap sebagai retur.


(38)

commit to user

Proses penerimaan bahan baku di PT. PUTRO KINASIH apabila dibuat diagaram alir adalah sebagai berikut :

Diterima

Diterima

Gambar 4.1 Proses Penerimaan Bahan Baku Bahan Baku Kering

Dari Petani

Penerimaan Bahan Baku

Pemeriksaan Mutu

Transaksi Jual Beli

Penerimaan Bahan Baku Dalam Jumlah Besar

Pemeriksaan Mutu II

Masuk Gudang


(39)

commit to user

4. Bahan Pembuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat Ramping Peluntur Lemak

Bahan – bahan untuk membuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat Ramping Peluntur Lemak diantaranya sebagi berikut: ekstrak sena, guazuma folium, curcumae heyneae rhizoma, zingerberis purpure rhizoma, amomi fructus, dan murraya folium.

5. Penanganan Bahan Dasar Sebelum Proses Pengolahan

Bahan dasar yang diterima dan dibeli akan disimpan dalam gudang kotor. Di dalam gudang kotor, bahan baku dilakukan sortasi kering untuk memisahkan simplisia dengan kotoran dan dilakukan pengeringan lagi. Pengeringan ini dilakukan supaya bahan baku lebih kering lagi sehingga lebih awet selama penyimpanan serta untuk menanggulangi adanya jamur pada simplisia selama proses pengangkutan. Bahan baku yang sudah disortir dan dikeringkan disimpan dalam gudang siap produksi.

C. PRODUKSI JAMU SEDIAAN SERBUK PELUNTUR LEMAK

Jamu Serbuk Peluntur Lemak sehat ramping merupakan salah satu produk dari PT. Putro Kinasih yang berupa serbu dan pil. Produk tersebut terbuat dari ramuan tanaman obat, Jamu Peluntur Lemak sehat ramping mengandung ekstrak daun Senna , daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), daun Kemuning (Murraya folium), rimpang Temu Giring (Purpurae rhizoma) dan buah Kapulaga (Amomi Fructus).

Selain memproduksi jamu dalam bentuk serbuk, PT Putro Kinasih juga memproduksi jamu dalam bentuk kapsul dan cair. Namun jamu dalam bentuk cair tidak setiap saat diproduksi mengingat permintaan dipasaran belum terlalu banyak. Sehingga proses produksi jamu dalam bentuk cair hanya dilakukan pada saat jumlah stok terbatas sesuai pemesanan. Adapun bagan proses pengolahan jamu sediaan serbuk yaitu :


(40)

commit to user

Gambar 4.2 Proses Produksi Jamu Sediaan serbuk di PT Putro Kinasih

Bahan baku kering dan bersih

Peracikan bahan baku/ resep

Penggilingan

1.Mesin Agal (bahan baku kasar)

2.Mesin Giling (bahan baku halus)

Pengayakan80 mesh

Pengemasan awal dan pelabelan

Penyimpanan digudang siap jual Pencampuran + formulasi


(41)

commit to user 1. Peracikan

Bahan baku yang telah melalui proses-proses di atas, selanjutnya masuk dalam proses peracikan. Peracikan adalah proses meracik atau meramu jamu dengan komposisi tertentu dan berbeda sesuai dengan jenis dan macam jamu yang akan dibuat. Peracikan bahan baku dilakukan berdasarkan order dari bagian produksi sesuai perencanaan.. Diproses sampai diperoleh bahan baku yang kering dan bersih. Peracikan bahan baku dilakukan sesuai dengan formula atauresep jamu yang telah ditentukan. Peracikan dilakukan apabila mendapatkan pesanan jamu sesuai dengan permintaan konsumen dan jenis jamu yang laku dipasaran. Untuk menjaga kerahasiaan formula, peracikan dilakukan sendiri oleh pengelola bahan baku dan diserahkan kepada pihak bagian produksi. Proses peracikan jamu di PT Putro Kinasih biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar, bahkan sampai berton-ton. Peracikan jamu dilakukan apabila ada permintaan pasar atau pemesanan jamu dan Peracikan dilakukan dalam skala besar .

Berikut ini gambar dari proses peracikan di PT Putro Kinasih


(42)

commit to user 2. Penggilingan

Bahan baku yang sudah diracik sesuai dengan resep atau formulanya kemudian dimasukkan dalam gudang racikan untuk dihancurkan dengan mesin penggiling. Penggilingan ini dilakukan untuk mereduksi ukuran bahan. Di PT Putro Kinasih ada dua jenis penggilingan yaitu:

Ø Penggilingan untuk jenis kayu-kayuan seperti pasak bumi dan tongkat ali, penggilingan ini dilakukan dengan mesin penggiling agal dulu baru digiling dengan penggiling yang akan menghasilkan serbuk yang halus karena tingkat kehalusan begitu dipermasalahkan.

Ø Mesin penggiling untuk bahan-bahan baku berupa rimpang atau selain kayu-kayuan tidak perlu digiling dulu ke mesin agal.

Ø Mesin giling yang ke dua atau mesin giling halus untuk menggiling bahan- bahan yang sudah halus beserta ekstrak nya agar tercampur rata. pencampuran ini merupakan pencampuran berbagai bahan berkhasiat untuk jamu dan untuk menghasilkan campuran serbuk jamu yang seragam atau homogen. Proses pencampuran ini mixer, yang berfungsi untuk mencampur dan menghomogenkan Pada proses ini juga dilakukan penambahan bahan-bahan yang diperlukan, misalnya menthol sebagai bahan tambahan khasiat dan bahan-bahan tambahan lain yang dibutuhkan.

Penggilingan bahan disesuaikan dengan macam dan jenis jamu. Mengingat tipe mesin mempunyai sifat yang berbeda walaupun jenis mesinnya sama. Jika terjadi pergantian jenis ramuan yang akan digiling, mesin dibersihkan dengan cara dihembus selama 5 menit. Pada umumnya, dalam sekali giling diperlukan bahan


(43)

commit to user

racikan sebanyak 250 kg atau biasa disebut dengan 1 R = 1 Ramuan untuk setiap mesin giling. Rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap mesin untuk menggiling bahan racik 1 R tersebut adalah 3 jam.

Selama penggilingan, suhu mesin giling harus tetap terjaga agar tidak lebih dari 40ºC. Jika suhu melebihi batas tersebut bahan jamu dapat mengalami kerusakan terlebih lagi untuk bahan yang mengandung minyak atsiri.

Berikut ini gambar dari alat penggilingan di PT Putro Kinasih

Gambar 4.4 Mesin Penggiling Di PT Putro Kinasih

3. Pencampuran

Pencampuran dimaksudkan untuk menghasilkan campuran serbuk jamu yang seragam atau homogen. Mesin yang digunakan dalam proses pencampuran ini lebih akrab disebut dengan mixer. Mesin tersebut dapat dilihat pada skema nomor tujuh. Pada proses ini juga dilakukan penambahan bahan - bahan yang diperlukan, misalnya menthol sebagai bahan tambahan khasiat dan bahan-bahan tambahan lain yang dibutuhkan (formula rahasia)


(44)

commit to user

Berikut ini gambar mesin pencampuran di PT Putro Kinasih

Gambar 4.5. Mesin Pencampuran

Berikut ini gambar hasil dari pencampuran di PT Putro Kinasih

Gambar 4.6. Hasil Proses pencampuran Di PT Putro Kinasih

4. Pengayakan

Proses Pengayakan dilakukan setelah penggilingan. Proses ini bertujuan untuk menyeragamkan derajat kehalusan serbuk jamu. Proses pengayakan jamu dilakukan dengan mesin pengayak ukuran 80 mesh. Apabila dari mesin pengayak terdapat serbuk yang tidak lolos maka akan dikembalikan ke bagian penggilingan untuk


(45)

commit to user

diikutkan dalam proses penggilingan berikutnya yang untuk sementara disimpan dalam tong plastik. Untuk sisa terakhir diayak dengan ayakan manual dengan tetap menggunakan ukuran kehalusan yang sama. Serbuk yang tidak lolos melalui ayakan manual merupakan ampas.

Berikut ini gambar dari alat pengayakan di PT Putro Kinasih

Gambar 4.6 Mesin Pengayak Di PT Putro Kinasih

5. Proses Pengemasan dan Pelabelan

PT Putro Kinasih dalam usahanya untuk menarik perhatian konsumen, selain memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan juga memperhatikan penampilan dari produk, yaitu dengan memberikan kemasan yang dirasa menarik bagi konsumen. Dalam hal pengemasan pun PT Putro Kinasih juga memenuhi 3 tujuan dilakukannya pembungkusan, yaitu :

Ø Untuk melindungi produk selama distribusi dan selama dipakai oleh konsumen.


(46)

commit to user

Ø Untuk memberi perbedaan antara produknya dengan produk yang lain, dalam hal industrial oprating supplies, kebanyakan pembeli merasa bahwa suatu brand yang terkenal sama baiknya dengan yang lain.

Ø Untuk mendapatkan laba, hal ini dimaksudkan bahwa suatu pembungkus yang menarik akan meningkatkan keinginan konsumen walaupun hanya untuk mendapatkan pembungkus yang khas itu, sehingga pertambahan harga yang diakibatkan akan melebihi biaya pembungkusan itu sendiri.

Pengemasan yang dilakukan di PT Putro Kinasih pada setiap produk yang dihasilkan berbeda-beda mulai dari pengemasan primer yaitu pengemasan yang berhubungan langsung dengan produk, kemasan sekunder yaitu kemasan yang melapisi kemasan primer supaya tidak mudah terkontaminasi, sedangkan kemasan tersier biasa digunakan untuk menjaga keutuhan dan untuk mencegah kerusakan saat produk didistribusikan. Pengemasan yang dilakukan ada beberapa perlakuan sesuai dengan jenis karakteristik produk yang dihasilkan, yaitu:Produk jamu dalam bentuk serbuk

Produk ini dikemas dengan kemasan primer yaitu kemasannya sama dengan kemasan produk dalam bentuk foil yang disertai dengan bagian-bagian labeling. Setelah itu dikemas dengan kemasan sekunder yaitu kardus biasa kemudian dimasukkan ke dalam master box.

D. PRODUK AKHIR

PT Putro Kinasih menghasilkan empat jenis produk yaitu jamu serbuk, jamu dalam bentuk tablet, jamu dalam bentuk kapsul dan jamu dalam bentuk pil. Dalam hal ini penulis hanya mengambil sampel jamu dalam bentuk sediaan serbuk. Di PT Putro Kinasih jamu dalam bentuk


(47)

commit to user

serbuk hanya diproduksi untuk jenis produk tertentu saja. Contoh yang diambil penulis yaitu jamu khusus untuk para pria, wanita, dan remaja yaitu jamu serbuk sehat ramping peluntur lemak. Jamu yang berasal dari bahan alami dan bahan utama ekstrak sena dan tanaman jati belanda ini dikhususkan untuk para pria, wanita, dan remaja yang memang mempunyai masalah dalam hal kegemukan/ gombyor, perut besar serta menekan rasa lapar. Jamu ini berkhasiat membantu mengurangi lemak dalam tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi kolesterol, mengecilkan perut dan juga baik dikonsumsi wanita sehabis melahirkan. Sehingga badan menjadi sehat ramping, padat berisi.

Komposisi dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping ini ada beberapa kombinasinya, yaitu:

1. Ekstark Sena 250 gr

2. Guazumae Folium (Jati Belanda) 1,4 gr

3. Curcumae Heyneae Rhizoma (Rimpang Temu Giring) 2,1 gr 4. Zingiberis Purpurae Rhizoma (Jahe Merah) 1,05 gr

5. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 0,7 gr 6. Murraya Folium (Daun Kemuning) 1gr 7. Bahan- bahan lainnya 100%

Khasiat dan kegunaan dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping ini yaitu :

1. Mengurangi lemak dalam tubuh 2. Menurunkan berat badan

3. Mengurangi kolesterol 4. Mengecilkan perut,

5. Membuat badan menjadi sehat,ramping, dan padat berisi.

Cara pemakaian dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping antara lain :

Satu (1) bungkus diminum dua (2) kali tiap pagi dan sore. Diseduh dengan setengah gelas air (100 ml) air matang panas. Penggunaan produk ini


(48)

commit to user

sebaiknya ini lebih baik/efektif bila disertai olahraga teratur dan diet makan rendah lemak dan kalori.

E. PENGENDALIAN MUTU

Pada Pengujian Mutu atau Kualitas Produk meliputi Pengujian keseragaman bobot tiap bungkus produk. Dalam upaya mempertahankan dan memperbaiki mutu produk PT Putro Kinasih sangat memperhatikan terhadap bahan baku jamu karena bahan baku jamu sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Adapun pengendalian mutu yang dilakukan di PT Putro Kinasih adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian Mutu untuk Bahan Baku dan Bahan Pembantu.

Pengawasan mutu yang dilakukan untuk bahan baku (simplisia) dan bahan pembantu dilakukan sejak memesan atau dari pedagang (leveransir), yaitu bahan baku harus benar-benar sesuai dengan permintaan PT Putro Kinasih antara lain simplisia harus benar-benar kering, tidak berjamur dan bersih. Pengawasan bahan yang telah diterima yaitu dengan menyimpannya di gudang bahan baku atau simplisia.

2. Pengawasan Proses

Pengawasan selama proses di PT Putro Kinasih dilakukan setiap satu kali proses selesai. Dengan mengambil sampel dari hasil produksi untuk di ujikan di laboratorium agar memiliki kesesuaian dengan standar mutu yang ditetapkan. Pengawasan proses ini diharapkan dapat menjaga kualitas mutu produk yang akhirnya menghasilkan produk akhir yang berkualitas. Pengawasan proses juga dilakukan terhadap lingkungan kerja yang meliputi pengawasan terhadap kebersihan alat, pekerja dan tempat kerja. Kebersihan alat, dijaga dengan selalu membersihkannya setiap selesai digunakan dan sebelum digunakan sehingga keadaannya selalu bersih meskipun tidak terpakai. Kebersihan tempat kerja dijaga dengan membersihkannya dengan menyapu dan dilakukan pengepelan.


(49)

commit to user 3. Pengawasan Mutu Produk

Agar dapat memenangkan pasar, menciptakan produk yang berkualitas merupakan suatu keharusan. Untuk itu pengawasan dan uji mutu produk harus dilakukan meliputi Pengujian mutu produk dan Pengujian stabilitas produk. Pengujian Stabilitas produk meliputi uji stabilitas fisik, Stabilitas nilai mikrobiologinya, Stabilitas kimia, dan stabilitas Farmakologinya. Uji stabilitas fisik adalah pengujian untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sisi Organoleptiknya (warna, bau, rasa) dan pengaruh terhadap kemasan atau kemasan terhadap produk.

Derajat kehalusan tujuannya untuk melihat kehalusan dari serbuk jamu yang dihasilkan. Caranya dengan menggunakan ayakan 80 mesh dan timbang sampel 7 gram dan diayak. Sisa bahan yang tidak ikut tersaring ditimbang lagi dan persentase derajat kehalusan dapat dihitung, minimal 90% yang lolos. Keseragaman bobot Alat yang digunakan yaitu “Timbangan Satorius”, dengan cara mengambil beberapa sampel serbuk, tablet atau pil dari mesin pencetak kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Apabila terjadi penyimpangan maka segera dilaporkan pada proses produksinya. 4. Pengawasan Terhadap Peralatan

Pengawasan terhadap peralatan dilakukan dengan perawatan mesin-mesin dan peralatan produksi. Dalam perawatan mesin dilakukan secara preventif dan breakdown maintenance. Sedangkan jika terjadi kerusakan mendadak dilakukan tindakan korektif. Perawatan preventif yaitu dengan penjagaan kebersihan dan pelumasan serta tindakan-tindakan awal untuk mencegah kerusakan. Breakdown maintenance yaitu dengan penggantian spare parts. Untuk peralatan dibersihkan setiap akan digunakan dan setelah digunakan. Dengan demikian mesin dan peralatan dapat digunakan dan dioperasikan


(50)

commit to user

secara optimal dan menekan kerusakan produk akhir yang dihasilkan sehingga mutu dapat terjaga.

F. SANITASI

1. Sanitasi Ruangan dan Mesin Peralatan

Sanitasi ruangan dan peralatan mesin, pembersihan ruangan dilakukan setiap hari khususnya pada ruangan produksi. Pembersihan yang dilakukan dengan menggunakan sapu dan juga dilakukan pengepelan dengan menggunakan Lysol atau creolyn yaitu pembersih lantai sejenis karbol. Pembersihan dan pengepelan dilakukan sebelum dan setelah jam kerja selesai. Hal ini dilakukan agar ruangan produksi tetap terjaga kebersihannya, selain itu ruangan produksi di PT. Putro Kinasih tidak terlalu besar sehingga pembersihan dan pengepelan bisa dilakukan setiap hari secara rutin. Alat produksi dibersihkan secara berkala bersamaan dengan perawatan mesin minimal satu bulan sekali. Mesin setelah dipakai, dibersihkan dengan tekanan vakum. Pencucian mesin atau alat dilakukan oleh bagian teknik yang menyesuaikan dengan jadwal proses produksi (tidak dijadwalkan secara rutin).

2. Sanitasi Karyawan

Perlengkapan yang dikenakan karyawan antara lain penutup rambut, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan. Selama bekerja karyawan wajib memakai alas kaki berupa sandal jepit yang telah disediakan perusahaan. Kesulitan yang dialami perusahaan adalah jika pengawasan yang kurang ketat, karyawan sering kali tidak mau mengenakan perlengkapan kerjanya karena berbagai alasan seperti panas, membuat sulit bernapas, repot dan lain-lain.

3. Penanganan Limbah

Limbah dari proses produksi yang dihasilkan PT Putro Kinasih berupa limbah padat sedangkan limbah cairnya hanya limbah rumah tangga serta limbah-limbah lain yang tidak mencemari lingkungan.


(51)

commit to user a. Limbah padat

Limbah padat yang terdapat di PT Putro Kinasih yaitu sisa-sisa sortasi dan kemasan. Cara penanganannya yaitu untuk kemasan, dibakar di tempat pembakaran yang berada di lokasi pabrik, yang selanjutnya dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA).

b. Limbah cair

Limbah cair seperti air buangan sisa pencucian alat dan sebagainya langsung dibuang ke saluran perairan atau selokan. c. Limbah lainnya

Limbah yang lain yang dihasilkan seperti debu atau partikel-partikel kecil seperti kotoran dari bahan baku, alat maupun dari jamu serbuk yang diterbangkan angin. Untuk menanggulangi hal ini selalu dilakukan pembersihan ruangan produksi setiap hari dan pembersihan alat produksi setelah selesai digunakan. Sedangkan untuk di bagian penggilingan, pada mesin giling telah dilengkapi kantung penyaring udara sehingga bisa mengurangi cemaran.


(1)

commit to user

Ø Untuk memberi perbedaan antara produknya dengan produk yang

lain, dalam hal industrial oprating supplies, kebanyakan pembeli merasa bahwa suatu brand yang terkenal sama baiknya dengan yang lain.

Ø Untuk mendapatkan laba, hal ini dimaksudkan bahwa suatu

pembungkus yang menarik akan meningkatkan keinginan konsumen walaupun hanya untuk mendapatkan pembungkus yang khas itu, sehingga pertambahan harga yang diakibatkan akan melebihi biaya pembungkusan itu sendiri.

Pengemasan yang dilakukan di PT Putro Kinasih pada setiap produk yang dihasilkan berbeda-beda mulai dari pengemasan primer yaitu pengemasan yang berhubungan langsung dengan produk, kemasan sekunder yaitu kemasan yang melapisi kemasan primer supaya tidak mudah terkontaminasi, sedangkan kemasan tersier biasa digunakan untuk menjaga keutuhan dan untuk mencegah kerusakan saat produk didistribusikan. Pengemasan yang dilakukan ada beberapa perlakuan sesuai dengan jenis karakteristik produk yang dihasilkan, yaitu:Produk jamu dalam bentuk serbuk

Produk ini dikemas dengan kemasan primer yaitu kemasannya sama dengan kemasan produk dalam bentuk foil yang disertai dengan bagian-bagian labeling. Setelah itu dikemas dengan kemasan sekunder yaitu kardus biasa kemudian dimasukkan ke dalam master box.

D. PRODUK AKHIR

PT Putro Kinasih menghasilkan empat jenis produk yaitu jamu serbuk, jamu dalam bentuk tablet, jamu dalam bentuk kapsul dan jamu dalam bentuk pil. Dalam hal ini penulis hanya mengambil sampel jamu dalam bentuk sediaan serbuk. Di PT Putro Kinasih jamu dalam bentuk


(2)

commit to user

serbuk hanya diproduksi untuk jenis produk tertentu saja. Contoh yang diambil penulis yaitu jamu khusus untuk para pria, wanita, dan remaja yaitu jamu serbuk sehat ramping peluntur lemak. Jamu yang berasal dari bahan alami dan bahan utama ekstrak sena dan tanaman jati belanda ini dikhususkan untuk para pria, wanita, dan remaja yang memang mempunyai masalah dalam hal kegemukan/ gombyor, perut besar serta menekan rasa lapar. Jamu ini berkhasiat membantu mengurangi lemak dalam tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi kolesterol, mengecilkan perut dan juga baik dikonsumsi wanita sehabis melahirkan. Sehingga badan menjadi sehat ramping, padat berisi.

Komposisi dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping ini ada beberapa kombinasinya, yaitu:

1. Ekstark Sena 250 gr

2. Guazumae Folium (Jati Belanda) 1,4 gr

3. Curcumae Heyneae Rhizoma (Rimpang Temu Giring) 2,1 gr

4. Zingiberis Purpurae Rhizoma (Jahe Merah) 1,05 gr 5. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 0,7 gr

6. Murraya Folium (Daun Kemuning) 1gr

7. Bahan- bahan lainnya 100%

Khasiat dan kegunaan dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping ini yaitu :

1. Mengurangi lemak dalam tubuh

2. Menurunkan berat badan

3. Mengurangi kolesterol 4. Mengecilkan perut,

5. Membuat badan menjadi sehat,ramping, dan padat berisi.

Cara pemakaian dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping antara lain :

Satu (1) bungkus diminum dua (2) kali tiap pagi dan sore. Diseduh dengan setengah gelas air (100 ml) air matang panas. Penggunaan produk ini


(3)

commit to user

sebaiknya ini lebih baik/efektif bila disertai olahraga teratur dan diet makan rendah lemak dan kalori.

E. PENGENDALIAN MUTU

Pada Pengujian Mutu atau Kualitas Produk meliputi Pengujian keseragaman bobot tiap bungkus produk. Dalam upaya mempertahankan dan memperbaiki mutu produk PT Putro Kinasih sangat memperhatikan terhadap bahan baku jamu karena bahan baku jamu sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Adapun pengendalian mutu yang dilakukan di PT Putro Kinasih adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian Mutu untuk Bahan Baku dan Bahan Pembantu.

Pengawasan mutu yang dilakukan untuk bahan baku (simplisia) dan bahan pembantu dilakukan sejak memesan atau dari pedagang (leveransir), yaitu bahan baku harus benar-benar sesuai dengan permintaan PT Putro Kinasih antara lain simplisia harus benar-benar kering, tidak berjamur dan bersih. Pengawasan bahan yang telah diterima yaitu dengan menyimpannya di gudang bahan baku atau simplisia.

2. Pengawasan Proses

Pengawasan selama proses di PT Putro Kinasih dilakukan setiap satu kali proses selesai. Dengan mengambil sampel dari hasil produksi untuk di ujikan di laboratorium agar memiliki kesesuaian dengan standar mutu yang ditetapkan. Pengawasan proses ini diharapkan dapat menjaga kualitas mutu produk yang akhirnya menghasilkan produk akhir yang berkualitas. Pengawasan proses juga dilakukan terhadap lingkungan kerja yang meliputi pengawasan terhadap kebersihan alat, pekerja dan tempat kerja. Kebersihan alat, dijaga dengan selalu membersihkannya setiap selesai digunakan dan sebelum digunakan sehingga keadaannya selalu bersih meskipun tidak terpakai. Kebersihan tempat kerja dijaga dengan membersihkannya dengan menyapu dan dilakukan pengepelan.


(4)

commit to user

3. Pengawasan Mutu Produk

Agar dapat memenangkan pasar, menciptakan produk yang berkualitas merupakan suatu keharusan. Untuk itu pengawasan dan uji mutu produk harus dilakukan meliputi Pengujian mutu produk dan Pengujian stabilitas produk. Pengujian Stabilitas produk meliputi uji stabilitas fisik, Stabilitas nilai mikrobiologinya, Stabilitas kimia, dan stabilitas Farmakologinya. Uji stabilitas fisik adalah pengujian untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sisi Organoleptiknya (warna, bau, rasa) dan pengaruh terhadap kemasan atau kemasan terhadap produk.

Derajat kehalusan tujuannya untuk melihat kehalusan dari serbuk jamu yang dihasilkan. Caranya dengan menggunakan ayakan 80 mesh dan timbang sampel 7 gram dan diayak. Sisa bahan yang tidak ikut tersaring ditimbang lagi dan persentase derajat kehalusan dapat dihitung, minimal 90% yang lolos. Keseragaman bobot Alat yang digunakan yaitu “Timbangan Satorius”, dengan cara mengambil beberapa sampel serbuk, tablet atau pil dari mesin pencetak kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Apabila terjadi penyimpangan maka segera dilaporkan pada proses produksinya.

4. Pengawasan Terhadap Peralatan

Pengawasan terhadap peralatan dilakukan dengan perawatan mesin-mesin dan peralatan produksi. Dalam perawatan mesin dilakukan secara preventif dan breakdown maintenance. Sedangkan jika terjadi kerusakan mendadak dilakukan tindakan korektif. Perawatan preventif yaitu dengan penjagaan kebersihan dan pelumasan serta tindakan-tindakan awal untuk mencegah kerusakan. Breakdown maintenance yaitu dengan penggantian spare parts. Untuk peralatan dibersihkan setiap akan digunakan dan setelah digunakan. Dengan demikian mesin dan peralatan dapat digunakan dan dioperasikan


(5)

commit to user

secara optimal dan menekan kerusakan produk akhir yang dihasilkan sehingga mutu dapat terjaga.

F. SANITASI

1. Sanitasi Ruangan dan Mesin Peralatan

Sanitasi ruangan dan peralatan mesin, pembersihan ruangan dilakukan setiap hari khususnya pada ruangan produksi. Pembersihan yang dilakukan dengan menggunakan sapu dan juga dilakukan pengepelan dengan menggunakan Lysol atau creolyn yaitu pembersih lantai sejenis karbol. Pembersihan dan pengepelan dilakukan sebelum dan setelah jam kerja selesai. Hal ini dilakukan agar ruangan produksi tetap terjaga kebersihannya, selain itu ruangan produksi di PT. Putro Kinasih tidak terlalu besar sehingga pembersihan dan pengepelan bisa dilakukan setiap hari secara rutin. Alat produksi dibersihkan secara berkala bersamaan dengan perawatan mesin minimal satu bulan sekali. Mesin setelah dipakai, dibersihkan dengan tekanan vakum. Pencucian mesin atau alat dilakukan oleh bagian teknik yang menyesuaikan dengan jadwal proses produksi (tidak dijadwalkan secara rutin).

2. Sanitasi Karyawan

Perlengkapan yang dikenakan karyawan antara lain penutup rambut, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan. Selama bekerja karyawan wajib memakai alas kaki berupa sandal jepit yang telah disediakan perusahaan. Kesulitan yang dialami perusahaan adalah jika pengawasan yang kurang ketat, karyawan sering kali tidak mau mengenakan perlengkapan kerjanya karena berbagai alasan seperti panas, membuat sulit bernapas, repot dan lain-lain.

3. Penanganan Limbah

Limbah dari proses produksi yang dihasilkan PT Putro Kinasih berupa limbah padat sedangkan limbah cairnya hanya limbah rumah tangga serta limbah-limbah lain yang tidak mencemari lingkungan.


(6)

commit to user a. Limbah padat

Limbah padat yang terdapat di PT Putro Kinasih yaitu sisa-sisa sortasi dan kemasan. Cara penanganannya yaitu untuk kemasan, dibakar di tempat pembakaran yang berada di lokasi pabrik, yang selanjutnya dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA).

b. Limbah cair

Limbah cair seperti air buangan sisa pencucian alat dan sebagainya langsung dibuang ke saluran perairan atau selokan. c. Limbah lainnya

Limbah yang lain yang dihasilkan seperti debu atau partikel-partikel kecil seperti kotoran dari bahan baku, alat maupun dari jamu serbuk yang diterbangkan angin. Untuk menanggulangi hal ini selalu dilakukan pembersihan ruangan produksi setiap hari dan pembersihan alat produksi setelah selesai digunakan. Sedangkan untuk di bagian penggilingan, pada mesin giling telah dilengkapi kantung penyaring udara sehingga bisa mengurangi cemaran.