Performa Ayam Broiler Pada Kondisi Iklim Mikro Kandang Tertutup Dan Terbuka
PERFORMA AYAM BROILER PADA KONDISI IKLIM
MIKRO KANDANG TERTUTUP DAN TERBUKA
AVIYA MUNAWAROH
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ayam Broiler
pada Kondisi Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Aviya Munawaroh
NIM G24110041
ABSTRAK
AVIYA MUNAWAROH. Performa Ayam Broiler pada Kondisi Iklim Mikro
Kandang Tertutup dan Terbuka. Dibimbing oleh YONNY KOESMARYONO dan
BAGUS PRIYO PURWANTO
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam
broiler adalah kondisi kandang. Kandang berfungsi melindungi ternak dari
pengaruh buruk lingkungan seperti cekaman panas dan cekaman dingin. Penelitian
ini bertujuan mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk
iklim mikro luar kandang serta performa ayam broiler pada kondisi iklim mikro
kandang tertutup dan kandang terbuka. Parameter yang diamati yaitu parameter
lingkungan dan parameter ternak. Parameter lingkungan yaitu meliputi pengukuran
suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Parameter ternak yaitu pengukuran bobot
badan, pakan, dan mortalitas. Kebutuhan iklim mikro ayam broiler berbeda-beda
sesuai tingkatan umurnya. Pada masa brooding ayam broiler membutuhkan suhu
efektif lebih tinggi, berbeda dengan ayam broiler dewasa, ayam broiler
membutuhkankan suhu efektif yang lebih rendah. Kandang tertutup memiliki
kemampuan meningkatkan suhu udara lingkungan pada masa brooding lebih tinggi
(5.20C) dibandingkan kandang terbuka (1.70C). Kemampuan penurunan suhu udara
rata-rata ketika ayam dewasa, kandang tertutup lebih rendah (0.30C) dibandingkan
kandang terbuka (10C). Berdasarkan analisis data, iklim mikro (suhu dan
kelembaban) kandang tertutup masih dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang,
sedangkan kandang terbuka sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang.
Performa ayam broiler pada umur ayam 4 pekan di kandang tertutup lebih baik
dibandingkan performa ayam broiler di kandang terbuka hal ini ditunjukkan dengan
nilai bobot badan, konversi pakan, dan mortalitas. Nilai bobot badan, konversi
pakan, dan mortalitas di kandang tertutup berturut-turut yaitu 1703 gr, 1.52, dan 2%
serta kandang terbuka yaitu 1283 gr, 1.49, dan 9.6%. Performa yang buruk pada
kandang terbuka terjadi karena iklim mikro kandang kurang sesuai dengan
kebutuhan ayam broiler.
Kata kunci: kandang terbuka, kandang tertutup, konversi pakan, performa broiler
ABSTRACT
AVIYA MUNAWAROH. Broiler Performance in Micro Climate Condition of
Closed House and Opened House. Supervised by YONNY KOESMARYONO and
BAGUS PRIYO PURWANTO
One of the factors that determine the success of broiler farm is housing
condition. Housing protect the animals from adverse environmental effects such as
heat stress and cold stress. This research was done to study ability of housing to
reduce determental effects of the outside microclimate and to observe the
performance broiler in micro-climatic conditions of closed and opened house.
Observed parameters were environmental parameters and parameters of livestock.
Environmental parameters were temperature, humidity, and wind speed. Parameters
livestock consist body weight, feeds, and mortality. The needs of broilers
microclimate were different according to age levels. In the brooding phase, broilers
need high effective temperature. For adult phase, broilers need low effective
temperature. Closed house has ability to increase temperature during brooding
phase higher (5.20C) than the opened house (1.70C). While the ability to decrease
the average temperature when adult broilers, closed house lower (0.30C) than
opened house (10C). Based on data analysis, micro-climate (temperature and
humidity) of closed house still influenced by the environmental outside. While all
of opened house condition was influenced by the environment outside. Performance
of broiler in a closed house better than the performance of broiler in opened house.
That was indicated by the value of body weight gain, feed conversion, and
mortality. The value of body weight, feed conversion, and mortality in a closed
house were 1703 gr, 1.52, and 2%, while in opened house were 1283 gr, 1.49, and
9.6%. determental broilers performance on the opened house because micro-climate
in the housing were less suitable for broilers production .
Keyword: closed house, feed conversion, opened house, performance of broilers
PERFORMA AYAM BROILER PADA KONDISI IKLIM
MIKRO KANDANG TERTUTUP DAN TERBUKA
AVIYA MUNAWAROH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Performa
Ayam Broiler pada Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini diantaranya:
1 Bapak Prof Dr Ir Yonny Koesmaryono, MS selaku pembimbing I dan Bapak Dr
Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr selaku pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan banyak masukan, dan nasihat.
2 Bapak Ir Bregas Budianto, AssDipl yang telah membimbing dalam pembuatan
alat dan memberikan banyak masukan.
3 Seluruh dosen atas ilmu yang diberikan dan staf Departemen Geofisika dan
Meteorologi atas kerjasamanya.
4 Bapak Dr Ir Rudi Afnan, MSc yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian di kandang tertutup
5 Bapak Agus yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di kandang
terbuka
6 Bapak Munawar, Ibu Ulfiyah, ang Udin, Syekha, Romdon, Zahro, Asna, dan
seluruh keluarga besar yang selalu mendorong, serta memberikan cinta dan
kasihnya kepada saya.
7 Bidikmisi yang telah memberikan beasiswa pendidikan di IPB.
8 Para kru kandang tertutup: Mulyanto SPt, mas Latif, mas Komeng, mba Puri dan
kru kandang terbuka: pak Agus, pak Heru dan kru yang lainnya yang telah
membantu dan memberikan masukan selama penelitian.
9 Para kru bengkel: bang Solah yang telah memberikan banyak masukan dan
bantuan selama penyusunan skripsi, serta Irma, bang Khabib, Heidei, Iyo yang
telah membantu dalam pembuatan alat.
10 Teman GFM 48: Okta, Rizki, Adit, Ridwan, Udin, Joha, Ririn, Pacul, Afni, Nuy,
Hawa, Erika, Tresna, Lutfi, Anis, Sastra, Nita, Lutha, Frida, Ita, Fitri, dan tementemen gfm lainnya
11 Temen-temen Bc putri : Umi, Ismi, Liza, Midah, Tri, dan temen-temen yang
lainnya
12 Septika STK 48, mba Ulya AGH 45, Dewi ITP 48, Rika, temen-teman IGTF
Bojonegoro 2014 dan semua pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
13 Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, Januari 2016
Aviya Munawaroh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Bahan
2
Alat
3
Prosedur Penelitian
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Deskripsi Kandang
6
Pakan Ayam Broiler Selama Pemeliharaan
8
Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka
9
Distribusi Suhu Udara Dalam Kandang
13
Suhu Efektif
14
Kemampuan Kandang Dalam Mengatasi Suhu Udara Luar Kandang
15
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Luar Kandang terhadap Dalam
Kandang
16
Pengaruh Iklim Mikro Dalam Kandang terhadap Performa Ayam Broiler
18
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan
20
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
35
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Jumlah titik pengukuran iklim mikro kandang
Ketinggian titik pengukuran unsur iklim mikro kandang
Periode pengukuran iklim mikro
Jenis pakan yang digunakan pada setiap tingkatan umur di kandang
tertutup dan terbuka
5 Komposisi zat makanan yang digunakan selama penelitian pada kandang
tertutup dan terbuka
6 Iklim mikro di kandang tertutup dan terbuka selama 4 - 5 pekan
7 Suhu efektif pada kandang tertutup dan terbuka
8 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
9 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
10 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang tertutup
11 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang terbuka
4
4
4
8
8
9
14
17
17
19
20
DAFTAR GAMBAR
1 Titik pengukuran di dalam dan luar kandang
2 Kondisi kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB Dramaga
Bogor
3 Kondisi kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang,
Dramaga-Bogor.
4 Suhu udara di kandang tertutup
5 Kelembaban udara di kandang tertutup
6 Kecepatan angin di kandang tertutup
7 Suhu udara di kandang terbuka
8 Kelembaban udara di kandang terbuka
9 Kecepatan angin di kandang terbuka
10 Distribusi suhu udara dalam kandang (a) Kandang tertutup (umur ayam <
2 pekan), (b) Kandang tertutup (umur ayam > 2 pekan), (c) Kandang
terbuka (umur ayam < 2 pekan), dan (d) Kandang terbuka (umur ayam > 2
pekan)
11 Kondisi suhu udara dalam kandang. (a) Kandang tertutup dan (b) Kandang
terbuka
12 Peningkatan bobot badan dan konsumsi. WG 1 = bobot badan di kandang
tertutup, WG 2 = bobot badan di kandang terbuka, FI 1 = Konsumsi di
kandang tertutup, FI 2 = Konsumsi di kandang terbuka
4
6
7
10
10
11
11
12
12
13
15
18
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Iklim mikro kandang tertutup
Iklim mikro kandang terbuka
Parameter ternak di kandang tertutup dan terbuka
Foto dokumentasi kandang tertutup
Foto dokumentasi kandang terbuka
23
28
32
33
34
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin bertambahnya penduduk Indonesia, serta kesadaran masyarakat
mengkonsumsi makanan bergizi tinggi menyebabkan adanya peningkatan
kebutuhan protein hewani, salah satunya adalah daging ayam broiler. Daging ayam
broiler memiliki karakteristik ekonomis yaitu masa panen pendek, menghasilkan
kualitas daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar, dan kulit
licin (North dan Bell 1990). Daging ayam broiler menjadi pilihan utama bagi
konsumen karena harganya yang relatif terjangkau dan karakteristik daging yang
lebih empuk serta tebal jika dibandingkan dengan daging ayam kampung. Hal
tersebut menyebabkan peningkatan permintaan terhadap daging ayam semakin
banyak dari tahun ke tahun. Permintaan ayam broiler di DKI Jakarta pada tahun
2010 mencapai lebih dari satu juta ekor per hari. Jumlah permintaan di DKI Jakarta
ini diperkirakan mencakup 25-30% jumlah permintaan nasional sehingga
permintaan nasional ayam broiler berkisar 4.8-5 juta ekor per hari (Christopher dan
Harianto 2011). Tingginya permintaan daging tidak dapat dipenuhi tanpa ada
peningkatan produktivitas ayam broiler dalam negeri.
Pemeliharaan dan pengelolaan peternakan ayam broiler yang baik dapat
dilakukan untuk peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas tidak
terlepas dari sifat biologisnya. Ayam broiler merupakaan hewan homeotermal yang
berarti ayam harus mempertahankan suhu tubuhnya secara konstan agar fungsi
tubuhnya berjalan secara optimal. Ayam broiler dapat tumbuh optimal apabila
dipelihara dalam kandang dengan suhu efektif yang ideal. Ayam broiler akan
tumbuh optimal dengan suhu 180C sampai 240C (Bell dan Weaver 2002). Ayam
broiler yang dipelihara di lingkungan termal diluar batas termonetralnya, maka
ayam broiler akan mengalami cekaman dingin atau cekaman panas.
Permasalahan bagi peternak ayam broiler Indonesia adalah melindungi
ternaknya dari cekaman panas yang disebabkan oleh iklim tropis. Beberapa
peternak telah mengatur dan melakukan inovasi kandang untuk mendapatkan
lingkungan yang nyaman. Namun banyak peternak belum mengetahui kenyamanan
kandang yang baik untuk ternak dan besarnya kemampuan kandang dalam
mengurangi pengaruh buruk lingkungan luar kandang. Penelitian ini dilakukan
untuk mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk iklim
mikro luar kandang berdasarkan perbedaan iklim mikro luar dan dalam kandang
serta mempelajari pengaruh iklim mikro dalam kandang terhadap performa ayam
broiler.
Tujuan Penelitian
1. Mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk iklim
mikro luar kandang
2. Mempelajari pengaruh iklim mikro dalam kandang terhadap performa ayam
broiler.
2
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015. Penelitian ini
dilaksanakan pada dua kondisi dan lokasi kandang yang berbeda. Lokasi pertama
adalah kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB; lokasi kedua adalah
kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang, Dramaga-Bogor.
Penelitian dilakukan mulai dari DOC (Day Old Chicken) masuk ke kandang hingga
ayam siap dijual ke pasar pada umur 4-5 pekan.
Bahan
Penelitian ini dilakukan di kandang tertutup dan kandang terbuka. Kandang
tertutup memiliki populasi ayam broiler berjumlah 15,000 ekor dan luas kandang
berukuran panjang, lebar, tinggi yaitu 100 m x 10 m x 2.4 m serta kepadatan
kandang yaitu 15 ekor/m2. Pada kandang terbuka populasi ayam berjumlah 12,000
ekor dengan perbedaan kepadatan kandang untuk jantan dan betina masing-masing
11 ekor/m2 dan 10 ekor/m2 serta memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi yaitu 75 m
x 7 m x 2.5 m untuk kandang jantan dan 75 m x 8 m x 2.5 m untuk kandang betina.
Strain ayam broiler yang digunakan pada penelitian ini di kandang terbuka maupun
kandang tertutup sama yaitu Cobb.
Parameter lingkungan yang diukur sebagai berikut :
1. Suhu udara (0C) di dalam dan di luar kandang, diperoleh dari hasil pengukuran
menggunakan termometer bola kering.
2. Kelembaban udara (%) di dalam dan di luar kandang, yang ditentukan
berdasarkan hasil dari pengukuran suhu bola basah dan bola kering.
3. Kecepatan angin (m/s) dalam dan di sekitar kandang, diperoleh dari pengukuran
menggunakan anemometer cup counter.
Pengukuran bobot ayam broiler dilakukan pada 20 ekor sampel ayam broiler
yang diambil secara acak dari jumlah populasi yang ada. Penimbangan dilakukan
setiap pekan mulai ayam umur satu hari sampai ayam siap untuk di pasarkan.
Parameter ternak yang diukur sebagai berikut:
1. Rata-rata bobot ayam, dihitung dengan rumus:
RBA = JBT (gr) / JAT (ekor)
Keterangan:
RBA
= Rata-rata bobot ayam (gr/ekor)
JBT
= Jumlah bobot ayam yang ditimbang pada akhir pekan (gr)
JAT
= Jumlah ayam yang ditimbang (ekor)
2. Konsumsi pakan perekor / pekan dihitung dengan mengunakan rumus:
KPM = JPM (gr) / JAM (ekor)
Keterangan:
KPM
= konsumsi pakan perekor / pekan (gr/ekor)
3
JPM
= jumlah pakan yang habis selama satu pekan (gr)
JAM
= jumlah ayam pada akhir pekan (ekor)
3. Konsumsi pakan kumulatif, dihitung dengan rumus:
KPK = JPK (gr) / JAA (gr)
Keterangan:
KPK
= Konsumsi pakan kumulatif (gr/ekor)
JPA
= Jumlah pakan yang diberikan sampai pekan terakhir (ekor)
JAA
= Jumlah ayam sampai pekan terakhir (ekor)
4. Konversi pakan perekor / pekan, dihitung dengan rumus :
FCR = JPM (gr) / JBM (gr)
FCR
= Konversi pakan perekor / pekan
JPM
= Jumlah pakan yang habis dalam satu pekan (gr)
JBM
= Jumlah bobot ayam yang ditimbang pada akhir pekan (gr)
5. Mortalitas (%) selama pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan rumus
M = JAM (ekor)/ JAA (ekor) * 100%
Keterangan:
M
= mortalitas (%)
JAMP
= Jumlah ayam yang mati selama pemeliharaan
JAAP
= Jumlah ayam pada awal pemeliharaan
Alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer bola
basah, termometer bola kering dan anemometer cup counter. Termometer dibuat
dengan menggunakan sensor Lm 35. Alat penelitian disusun di Laboratorium
Instrumentasi Departemen Geofisika dan Meteorologi. Alat yang digunakan untuk
mengukur bobot badan ayam yaitu timbangan dengan kapasitas 3 kg dan kepekaan
10 gram.
Prosedur Penelitian
Pengukuran unsur iklim mikro kandang (kelembaban, kecepatan angin, dan
suhu) dilakukan baik di kandang terbuka maupun kandang tertutup dengan titik
pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 1 dengan jumlah titik pengukuran dapat
dilihat pada Tabel 1 dengan ketinggian pada Tabel 2. Pengukuran ini dilakukan
setiap 2 jam sekali dengan waktu pengukuran ditunjukkan pada Tabel 3. Secara
umum, pada kedua kandang dioperasikan pemanas pada pekan ke-1 dan ke-2. Pada
ayam broiler lebih dari pekan ke-3 di kandang tertutup dioperasikan exhaust fan
dan cooling pad sebagai pendingin, sedangkan kandang terbuka dioperasikan kipas
angin dan tidak menggunakan sistem pendingin.
4
Tabel 1 Jumlah titik pengukuran iklim mikro kandang
Jumlah Titik Pengukuran
Unsur iklim
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Di dalam
Di Luar
Di dalam
Di luar
24
6
24
6
Suhu
24
6
24
6
Kelembaban
4
1
4
1
Kecepatan Angin
Tabel 2 Ketinggian titik pengukuran unsur iklim mikro kandang
Ketinggian Alat (m)
Unsur iklim
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Di dalam
Di luar
Di dalam
Di Luar
Suhu
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 2
Kelembaban
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 2
Kecepatan Angin 0.5 dan 1.5
1.5
0.5 dan 1.5
2
Tabel 3 Periode pengukuran iklim mikro
Periode Pengukuran (hari ke- ...)
Unsur iklim
0-7
8-14
15-21
22-panen
Setiap Hari
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Suhu
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Kelembaban Setiap Hari
Kecepatan
Setiap Hari
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Angin
Gambar 1 Titik pengukuran di dalam dan luar kandang
Keterangan
= Titik pengukuran kecepatan angin.
= Titik pengukuran suhu dan kelembaban.
Analisis data
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer bola kering.
Suhu udara pada satu kali pengukuran merupakan hasil rata-rata dari pngukuran
suhu pada semua titik pengamatan.
Perhitungan kelembaban ditentukan dari hasil pengukuran suhu bola basah
dan suhu bola kering dengan menggunakan persamaan:
5
esbb
ea
esbk
RH
= 6.1078 x exp [17.239 x Tbb/(Tbb+237.2)]
= esbb – 0.661 X (Tbk – Tbb)
= 6.1078 x exp [17.239*Tbk/(Tbk + 237.3)]
= (ea/esbk) x 100%
Keterangan
esbb = tekanan uap jenuh bola basah (mb)
esbk = tekanan uap jenuh bola kering (mb)
ea
= tekanan uap aktual (mb)
Tbk = Suhu bola kering (0C)
Tbb = suhu bola basah (0C)
RH
= Kelembaban udara (%)
Perhitungan kecepatan angin diperoleh dengan menggunakan rumus:
Kecepatan angin:
Ke
.8 � e
a p
a
a
a a
a
a
Data kecepatan angin hasil perhitungan kemudian diplotkan pada grafik
kecepatan angin di dalam dan di luar kandang terhadap waktu selama masa
pemeliharaan.
Suhu efektif diperoleh dari integrasi antara suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin menggunakan persamaan empiris (Muharrom 2013):
1. Pada saat V ≤ 0.3 m/s
Tef (00C) = 0.95T + 0.16RH - 7.4
2. Pada saat V > 0.3 m/s
Tef (00C) = 0.811 x ((0.86T +0.14RH) V-0.132) – 2.74
Analisis pengaruh suhu dan kelembaban luar kandang terhadap dalam
kandang dilakukan dengan mengelompokkan kondisi suhu dan kelembaban pada
pagi, siang, sore dan malam hari, kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi
linear.
Analisis performa ayam broiler dikondisi iklim mikro kandang tertutup dan
terbuka diketahui dengan cara membandingkan konsumsi pakan, bobot badan,
konversi dan mortalitas antara kandang tertutup dan terbuka.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kandang
Kandang Tertutup
Kandang tertutup pada dasarnya dibuat agar pengaruh lingkungan luar seperti
suhu, kelembaban, angin tidak berpengaruh besar terhadap keadaan dalam kandang.
Lingkungan dalam kandang dikontrol sesuai dengan kebutuhan ayam broiler.
Bagian depan kandang tertutup dibuat rapat agar angin tidak dapat keluar masuk
secara bebas. Dinding samping kanan dan kiri kandang terbuat dari bata expouse
mercy sebagai penopang tirai. Tirai ini digunakan untuk mengantisipasi aliran
listrik padam, sehingga pada kondisi tersebut tirai dapat dibuka agar aliran udara
dapat mengalir dari luar kedalam atau sebaliknya. Plafon menggunakan galvanis
dengan sistem pencahayaan menggunakan lampu 8 watt sebanyak 60 buah.
Bagian ujung kandang terdapat inlet untuk udara masuk dan bagian ujung
satunya terdapat outlet untuk udara keluar. Sistem ventilasi menggunakan 5 kipas
berdiameter 1.27 m. Ventilasi kandang tertutup menggunakan tekanan yang
dihasilkan oleh kipas.
Pengoperasian kipas dilakukan bertahap sesuai kebutuhan ayam. Cara kerja
kipas yaitu dengan menghisap udara dalam ke luar kandang (exhaust fan). Hal ini
bertujuan agar gas-gas beracun dan panas berlebih di dalam kandang dapat
dikeluarkan kemudian digantikan dengan udara yang bersih.
Pada saat masa brooding di dalam kandang digunakan pemanas sebagai
indukan buatan untuk anak ayam. Bahan bakar pemanas berupa gas alam. Pemanas
dioperasikan selama dua pekan pada awal pemeliharaan dan dinyalakan selama 24
jam dengan sistem on/of. Sedangkan Pada saat ayam dewasa, di dalam kandang
dioperasikan Cooling pad. Cooling pad digunakan sebagai Sistem pendingin, untuk
mengurangi kelebihan panas pada saat ayam broiler dewasa.
Gambar 2 Kondisi kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB
Dramaga Bogor
7
Kandang Terbuka
Kandang ayam terbuka merupakan kandang sistem panggung dengan bahan
bangunan didominasi oleh bambu. Sistem ventilasi di kandang terbuka
menggunakan tirai. Pengaturan buka tutup tirai tergantung pada umur ayam broiler.
Pada saat umur ayam broiler baru mencapai 1-3 hari, tirai kandang dibuka 1/3
bagian di siang hari, kemudian pada malam hari tirai ditutup rapat agar DOC tetap
hangat dan panas dari pemanas tidak keluar secara bebas. Pada umur ayam broiler
lebih dari tiga hari tirai dibuka 3/4 bagian di siang hari sedangkan pada malam hari
tirai ditutup rapat. Pada umur ayam dua pekan tirai di buka secara keseluruhan pada
siang hari bertujuan agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, dan pada saat malam
hari tirai ditutup rapat. Sedangkan pada ayam broiler dewasa (> 3 pekan) tirai pada
siang dibuka secara keseluruhan, kemudian malam hari tirai dibuka setengah
bagian.
Pada masa brooding (umur ayam < 2 pekan) di dalam kandang dilengkapi
oleh pemanas. Bahan pemanas berupa batu bara yang dinyalakan pada pukul 18.00
WIB. Kelemahan pemanas tersebut yaitu operasional penggunaan pemanas batu
bara seperti persiapan pemanasan membutuhkan waktu cukup lama yaitu 1-2 jam.
Selama masa brooding kandang dilengkapi sekat yang merupakan bahan untuk
membatasi area pemanasan, selain itu alat ini digunakan untuk menghemat
penggunaan pemanas. Bahan sekat yang digunakan berupa seng, berukuran 40 cm
dengan panjang 8 m. Alas kandang berupa bambu yang tersusun. Selama masa
brooding kandang dilapisi terpal untuk mencegah kaki anak ayam terperosok.
Sedangkan setelah masa brooding (umur >14 hari) di dalam kandang dilengkapi
kipas angin yang digunakan untuk mengurangi kelebihan panas dan mengeluarkan
gas-gas berbahaya. Kipas yang digunakan berjumlah 5 kipas dengan pengaturan 3
kipas untuk kandang jantan dan 2 kipas untuk kandang betina.
\
Gambar 3 Kondisi kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang,
Dramaga-Bogor.
8
Pakan Ayam Broiler Selama Pemeliharaan
Pakan adalah campuran berbagai macam bahan anorganik yang diberikan
kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi (Suprijatna et al. 2005). Jenis pakan
yang dikonsumsi dikandang tertutup dan terbuka ditunjukkan pada Tabel 4, dengan
komposisi zat makanannya ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 4 Jenis pakan yang digunakan pada setiap tingkatan umur di kandang tertutup
dan terbuka
Umur (pekan) Kandang tertutup
Kandang Terbuka
0-1
CP 510
Gold Coin Feed
2-3
CP 511 dan Sierad Feed as 101
Feed meat
3-4
Sierad Feed as 101
Feed meat
4-panen
Utama Feed
Feed meat
Pemberian pakan di kandang tertutup dilakukan dalam tiga kali sehari yaitu
pada pukul 07.00 WIB, 15.30 WIB, dan 23.00 WIB. Sedangkan pemberian pakan
di kandang terbuka dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 15.00
WIB.
Tabel 5 Komposisi zat makanan yang digunakan selama penelitian pada kandang
tertutup dan terbuka
Kandang
Kandang tertutup
terbuka
Zat makanan
Sierad feed UtamaGold Coin
CP 510
CP 511
AS 101
Feed
Feed
Kadar
Air Max 13.0 Max 13.0 Max 13.0
Max 12
Max 13
(%)
23.521.5-23.8 22-23
21.5
22-24
Protein (%)
25.0
Lemak (%)
Min 5.0
Min 5.0
Min 5.0
Min 4
Min 5
Serat (%)
Max 5.0 Max 5.0
Max 4
Max 4
Max 5
Abu (%)
Max 7.0 Max 7.0
Max 6.5
Max 8.5 Max 8
Calsium (%) Min 0.9
Min 0.9
Min 0.9
Min 1.1
0.8-1.2%
Phosphor (%) Min 0.6
Min 0.6
Min 0.7
Min 0.9
2.6-1%
Min
Data
Min 3025- Data
tidak
Data tidak
M.E
2950tidak
3125
tersedia
tersedia
(Kcal/kg)
3050
tersedia
Kcal/Kg
Kcal/kg
salinomy
Cocidiostat
+
cin/mone
nsib
Virginia
Growth
mycin/zi
Promotor
ncbzcitra
cin
9
Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka
Kandang terbuka memiliki karakteristik iklim yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan luar kandang, sedangkan kandang tertutup memiliki iklim mikro yang
tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang. Kondisi lingkungan
kandang tertutup diatur secara otomatis sehingga diupayakan memenuhi kondisi
ideal yang dibutuhkan broiler agar bisa tumbuh secara optimal. Suhu udara ideal
dan hasil pengukuran Iklim mikro kandang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Iklim mikro di kandang tertutup dan terbuka selama 4 - 5 pekan
Unsur
iklim
mikro
T(0C)
RH(%)
V(m/s)
Umur
(pekan)
Suhu
udara
ideal*
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Dalam
Luar
Dalam
Luar
1 31
2 28
31.8±1.7
27.3±3.2
27.8±2.3
27.4±3.4
28.1±2.3
26.8±2.8
26.8±2.3
26.7±3.1
3 26
4 23-24
27.1±2.9
26.4±3.0
27.1±3.1
26.8±3.9
26.8±2.2
26.5±2.8
27.3±2.5
27.1±2.9
5 21-23
26.2±2.3
26.0±2.8
1
91.5±2.7
91.5±2.3
86.9±3.1
87.3±4.0
2
89.4±3.0
89.2±3.1
89.1±2.9
89.2±3.0
3
4
5
89.3±2.7
91.0±2.0
89.1±2.9
90.8±3.3
87.9±2.5
88.8±3.1
88.3±2.4
88.8±3.1
89.3±2.8
88.2±3.2
1
0
0.004±0.009
0
0.032±0.067
2
0.055±0.085
0.007±0.016
0
0.026±0.055
3
0.536±0.144
0.011±0.020
0.066±0.090
0.029±0.005
4
0.777±0.117
0.015±0.044
0.021±0.034
0.005±0.013
5
0.844±0.134
0.012±0.032
*Lesson dan Summers (2000)
Berdasarkan Gambar 4, pada awal pemeliharaan perbedaan suhu luar dan
suhu dalam kandang cukup tinggi dibandingkan pada akhir pemeliharaan. Suhu
udara tinggi pada umur 1 hingga 14 hari kemudian menurun sampai akhir periode.
Suhu yang tinggi pada waktu tersebut dinamakan masa brooding. Masa brooding
adalah periode pemeliharaan dari DOC masuk kandang sampai umur ayam 2 pekan
atau sampai pemanas tidak digunakan lagi. Suhu rata-rata dalam kandang di pekan
pertama dan kedua yaitu 31.80C dan 28.10C (Tabel 5). Suhu tersebut mendekati
suhu ideal untuk ayam broiler. Menurut Leeson dan Summers (2000) suhu rata-rata
yang ideal pada masa brooding di pekan pertama yaitu 31.0C dengan kelembaban
83% dan pekan kedua yaitu 280C dengan kelembaban 79%. Suhu dibawah 290C
akan mengakibatkan kedinginan dan suhu diatas 340C anak ayam akan merasa
kepanasan. Suhu udara dapat memberikan indikasi umum kualitas lingkungan pada
masa brooding. Anak ayam akan menjauhi pemanas jika suhu terlalu panas dan
akan mendekati pemanas jika suhu terlalu dingin. Kondisi yang baik pada masa
brooding adalah ketika anak ayam menyebar merata dalam kandang. Suhu udara
10
dalam kandang pada tahap finisher (umur >21 hari) yaitu 26.50C kurang memenuhi
kriteria suhu optimal. Kondisi suhu yang optimal bagi ayam dewasa berkisar antara
230C (Lesson dan Summers 2000).
Gambar 4 Suhu udara di kandang tertutup
Kelembaban udara dalam dan luar kandang pada kandang tertutup yang
ditunjukkan Gambar 5 cenderung sama. Rata-rata kelembaban udara selama masa
pemeliharaan yaitu 90.1%. Kelembaban di kandang tertutup termasuk kelembaban
cukup tinggi. Menurut Curtis (1987) setelah masa brooding, kondisi lingkungan
yang masih dapat ditoleransi dengan baik yaitu ketika suhu tinggi dan kelembaban
rendah (seperti 320C dan RH 40%) sedangkan lingkungan buruk yaitu ketika suhu
tinggi dan kelembaban tinggi (seperti, 320C dan RH 90%) merupakan kondisi yang
menimbulkan masalah bagi ayam broiler. Ayam broiler akan mengalami cekaman
panas pada kondisi tersebut.
Gambar 5 Kelembaban udara di kandang tertutup
Kecepatan angin pada kandang tertutup semakin tinggi dengan bertambahnya
umur ayam (Gambar 6). Pada awal pemeliharaaan kecepatan angin dalam kandang
selama dua pekan pertama memiliki kecepatan yang sangat rendah. Kecepatan yang
11
rendah ini disebabkan karena kandang relatif lebih tertutup pada dua minggu
pertama. Hal ini dilakukan agar kehangatan kandang dapat dipertahankan untuk
ayam broiler.Pada ayam broiler dewasa, di dalam kandang mengalami peningkatan
beban panas akibat meningkatnya bobot badan ayam sehingga memerlukan laju
aliran udara dan putaran kipas yang lebih besar (Esmay dan dixon 1986). Kecepatan
angin di udara akan membantu ayam untuk melepaskan panas tubuhnya melalui
konveksi paksa yang ditimbulkan dari efek aliran udara dari exhaust fan. Kecepatan
angin rata-rata ketika ayam dewasa (ayam broiler > 3 pekan) yaitu 0.81 m/s.
Gambar 6 Kecepatan angin di kandang tertutup
Secara keseluruhan, suhu dalam kandang terbuka relatif homogen sampai
akhir pemeliharaan (Gambar 7). Suhu pada pekan ke-1 dan ke-2 (masa brooding)
tergolong rendah yaitu 27.80C dan 26.80C, Lesson dan Summers (2000) Suhu ideal
pada masa brooding adalah 310C di pekan ke-1 dan 280C pekan ke-2 (Tabel 6).
Rendahnya suhu udara pada masa brooding dikarenakan pemanas tidak
dioperasikan selama 24 jam dan panas tidak merata disemua bagian kandang. Pada
usia ayam dewasa (> 3 pekan) suhu udara cenderung tinggi yaitu 27,30C. Suhu ideal
untuk ayam dewasa yaitu kurang dari 240C (Tabel 6)
Gambar 7 Suhu udara di kandang terbuka
Kelembaban udara di dalam dan di luar kandang terbuka tidak berbeda.
Kelembaban udara dari awal pemeliharaan sampai akhir pemeliharaan cenderung
12
lebih konstan dibandingkan suhu udara. secara umum rata-rata kelembaban udara
dalam kandang sebesar 87.9% dan rata-rata kelembaban udara luar kandang sebesar
88.1% (Gambar 8).
Gambar 8 Kelembaban udara di kandang terbuka
Pada awal pemeliharaan, kecepatan angin dalam kandang terbuka tergolong
rendah. Hal ini terjadi karena kandang diatur rapat dan hanya pada siang hari tirai
dibuka setengah bagian. Pada umur ayam memasuki tiga pekan kecepatan angin
dalam kandang terbuka lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan luar kandang
(Gambar 9) karena pada waktu tersebut kipas angin mulai dioperasikan pukul 08.00
WIB sampai 18.00 WIB. Kecepatan angin pada kandang terbuka sangat rendah
dibandingkan dengan kandang tertutup. Hal ini terjadi karena kandang terbuka
hanya menggunakan kipas biasa sehingga kecepatan angin yang dihasilkan rendah
dan aliran angin kurang merata karena diletakkan hanya di bagian tengah kandang.
Selain itu juga disebabkan oleh jumlah kipas yang digunakan tidak sebanding
dengan luasnya kandang untuk pemeliharaan ayam. Aliran angin yang cepat
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kenyamanan bagi ayam broiler.
Kecepatan angin sebesar 2.5-2.95 m/s membantu ayam-ayam untuk tahan sampai
suhu 40.60C. Kecepatan angin lebih dari 2 m/s diperlukan untuk broiler yang telah
berbulu sempurna (clack et al. 1975).
Gambar 9 Kecepatan angin di kandang terbuka
13
Distribusi Suhu Udara Dalam Kandang
Analisis distribusi suhu udara dalam kandang dapat digunakan untuk
perencanaan kepadatan kandang dan perencanaan bentuk kandang dalam perspektif
distribusi suhu udara (Yani 2014). Distribusi suhu udara dalam kandang
dipengaruhi oleh aliran udara dalam kandang. Distribusi suhu udara berbeda antara
kandang tertutup dan kandang terbuka. Kandang tertutup memiliki
ketidakseragaman suhu udara lebih tinggi di bandingkan kandang terbuka.
a
b
c
d
Gambar 10 Distribusi suhu udara dalam kandang (a) Kandang tertutup (umur ayam
< 2 pekan), (b) Kandang tertutup (umur ayam > 2 pekan), (c) Kandang
terbuka (umur ayam < 2 pekan), dan (d) Kandang terbuka (umur ayam
> 2 pekan)
Gambar 10 menunjukkan distribusi kandang secara horizontal. Ukuran
kandang dihitung dari keberadaaan ayam broiler dalam kandang. Pada kandang
14
tertutup (Gambar 10a dan Gambar 10b). Inlet (udara masuk) kandang berada di
panjang kandang 0m – 3m dan outlet (udara keluar) kandang berada pada ujung
kandang atau pada panjang kandang 100m. Berdasarkan distribusi suhu udara
dalam kandang tertutup, suhu udara dekat inlet lebih rendah dan terus meningkat
ke arah outlet. Posisi inlet lebih dingin karena merupakan daerah pertama menerima
udara dingin dari cooling pad. Udara dingin tersebut kemudian dihisap oleh kipas
kemudian udara bergerak menuju tekanan yang lebih besar, udara dingin
mendinginkan kandang. Semakin mendekati outlet, udara dingin semakin
berkurang untuk mereduksi udara panas dalam kandang sehingga suhu udara yang
terukur tinggi dibagian outlet.
Pada usia ayam di bawah 2 pekan (masa brooding), perbedaaan suhu udara
antara inlet dengan outlet pada masa brooding (1.90C) lebih tinggi dibandingkan
pada umur ayam usia lebih dari 2 pekan (1.10C). Tingginya ketidakseragaman suhu
udara di kandang tertutup dapat diturunkan melalui pengaturan kipas yang seragam,
mengaktifkan semua kipas sehingga suhu udara terdistribusi merata, meningkatkan
ketebalan tirai, serta pengaturan peletakan kipas dan cooling pad.
Distribusi suhu udara kandang terbuka (Gambar 10c dan Gambar 10d), pada
umur ayam kurang dari 2 pekan, suhu tertinggi terjadi di wilayah tengah kandang
dan suhu terendah terjadi pada wilayah ujung kandang. Perbedaan suhu udara
dalam kandang pada masa brooding tersebut mencapai 0.020C. Pada umur ayam
broiler diatas 2 pekan suhu udara tertinggi terjadi di wilayah ujung kandang bagian
timur kandang. Perbedaan suhu udara dalam kandang dapat mencapai 0.240C.
Distribusi suhu udara kandang terbuka lebih seragam dibandingkan kandang
tertutup.
Suhu Efektif
Suhu efektif merupakan kombinasi pengaruh dari beberapa faktor seperti
suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin.
Tabel 7 Suhu efektif pada kandang tertutup dan terbuka
Suhu efektif (00C)
Minggu
keKandang tertutup
kandang terbuka
1
37,3
32,9
2
33,6
32,4
3
30,0
32,1
4
27,6
32,9
5
26,6
Suhu efektif dikandang terbuka semakin meningkat dengan bertambahnya
umur ayam broiler. Penurunan suhu udara ketika ayam broiler dewasa (umur > 4
pekan) belum memenuhi suhu efektif yang ideal untuk ayam broiler. Suhu efektif
yang ideal dalam budidaya ayam broiler dewasa sebesar 210C. Kondisi iklim mikro
yang ideal untuk ayam broiler memberikan pertumbuhan yang optimal. Variasi
suhu efektif di kandang terbuka terjadi karena adanya pengaturan mekanisme iklim
mikro dalam kandang.
15
Suhu efektif dikandang terbuka lebih seragam dari awal pertumbuhan sampai
akhir pertumbuhan. Kandang terbuka memberikan suhu efektif yang tinggi pada
ayam dewasa. Suhu efektif yang tinggi daripada suhu efektif ideal ayam akan
menurunkan pakannya dengan menurunnya asupan pakan dan meningkatnya
kebutuhan energi untuk melepas panas, maka energi yang tersisa untuk produksi
semakin kecil.
Kemampuan Kandang Dalam Mengatasi Pengaruh Suhu Udara Luar
Kandang
Suhu udara (0C)
Kebutuhan suhu udara untuk ayam broiler berbeda bergantung pada tingkatan
umurnya. Ayam broiler yang baru menetas membutuhkan suhu udara yang lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena anak ayam belum dapat mempertahankan suhu
tubuhnya dengan baik. Pada ayam broiler dewasa fungsi termoregulasi ayam
bekerja dengan baik, maka ayam membutuhkan suhu udara yang lebih rendah.
Kandang harus mampu menyediakan suhu udara sesuai dengan umur ayamnya.
34
32
30
28
26
24
22
20
0:00 2:00 4:00 6:00 8:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00
Pukul (WIB)
Dalam kandang ( Umur < 2 pekan)
Luar Kandang ( Umur < 2 pekan)
Dalam kandang ( Umur > 2 pekan)
Luar kandang ( Umur > pekan)
Suhu udara (0C)
a
34
32
30
28
26
24
22
20
0:00 2:00 4:00 6:00 8:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00
Pukul (WIB)
Dalam kandang ( Umur < 2 pekan )
Dalam kandang ( Umur >2 pekan )
Luar kandang ( Umur < pekan )
Luar kandang ( Umur > 2 pekan)
b
Gambar 11 Kondisi suhu udara dalam kandang. (a) Kandang tertutup dan (b)
Kandang terbuka
16
Kandang tertutup pada masa brooding (umur ayam < 2 pekan) mampu
meningkatkan suhu udara malam hari (02.00 WIB) dan pagi hari (00.00 WIB)
mencapai 120C ketika usia ayam broiler dua hari dan satu hari. Rata-rata
peningkatan suhu udara masa brooding pada saat pagi hari (04.00WIB-10.00WIB)
dan malam hari (20.00WIB-02.00) sebesar 4.40C dan 5.20C. Suhu udara yang tinggi
di dalam kandang pada masa brooding dibutuhkan oleh anak ayam. Hal ini terjadi
karena anak ayam belum dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan baik, ketika
suhu udara menurun, maka suhu tubuh akan menurun. Kesalahan dalam periode
brooding menjadi salah satu masalah besar bagi peternak dan berdampak buruk
pada performa broiler periode pemeliharaan berikutnya. Sedangkan setelah ayam
dewasa, rata-rata kenaikan udara tertinggi terjadi pada malam hari sebesar 0.80C.
Sebaliknya siang hari terjadi penurunan suhu. Cooling pad mampu menurunkan
suhu luar kandang pada siang hari (14.00WIB) pada saat usia ayam broiler 35 hari
sebesar 2.40C sehingga suhu udara dalam kandang menjadi 29.60 ketika suhu luar
kandang mencapai 320C. Rata-rata penurunan suhu udara siang hari sebesar 0.30C.
Dengan demikian suhu rata-rata siang hari menjadi 30.30C. Suhu udara tersebut
masih tergolong tinggi. Suhu udara yang tinggi dapat diperbaiki dengan kecepatan
angin yang baik. Sehingga suhu efektif yang ideal dapat tercapai.
Kandang terbuka pada masa brooding mampu menghangatkan suhu udara
malam hari (22.00 WIB) di umur ayam 3 hari sebesar 3.50C. Rata-rata peningkatan
suhu udara masa brooding di malam hari sebesar 1.70C. Dengan demikian suhu
udara rata-rata malam hari sebesar 26.50C. Suhu tersebut tergolong rendah untuk
masa brooding. Menurut Lesson dan Summers (2000) suhu udara rata-rata pada
masa brooding yaitu sebesar 300C. Pada masa ayam broiler dewasa (umur ayam >
2 pekan) kandang terbuka dapat menurunkan suhu udara siang hari (12.00 WIB)
sebesar 1.80C dengan rata-rata penurunan sebesar 10C. Sehingga rata-rata suhu
udara siang hari menjadi 31.60C. Suhu udara tersebut tergolong tinggi dan dapat
diperbaiki dengan penambahan kipas angin.
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Luar Kandang terhadap Dalam
Kandang
Berdasarkan hasil estimasi (Tabel 8), beberapa kondisi suhu dan kelembaban
udara luar kandang berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata (α=0.05)
terhadap suhu dan kelembaban udara dalam kandang. Suhu udara luar kandang
tidak berpengaruh nyata pada kondisi suhu udara dalam kandang terjadi pada
malam dan pagi hari di kondisi ke-1 serta siang hari di kondisi ke-2. Pengaturan
suhu udara menggunakan pemanas pada kondisi 1 dan kondisi 1 mengakibatkan
suhu malam hari dan pagi hari dalam kandang berbeda dengan luar kandang dan
berfungsinya cooling pad setelah masa brooding mengakibatkan suhu udara siang
hari di kondisi 2 dalam kandang berbeda dengan luar kandang. Suhu udara dalam
kandang menjadi lebih rendah dibandingkan luar kandang. Kelembaban udara luar
kandang tidak berpengaruh nyata terhadap dalam kandang yaitu pada siang hari
kondisi ke-1 dan malam hari kondisi ke-1. Secara keseluruhan kandang tertutup
masih dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro luar kandang. Hal ini disebabkan masih
adanya perbedaan suhu udara malam dan siang hari yang cukup tinggi di usia ayam
dewasa (umur>3 pekan). Fluktuasi suhu dan kelembaban relatif yang cukup tinggi
17
di kandang tertutup terjadi karena
lingkungan luar kandang (Yani 2007)
kandang yang masih dipengaruhi oleh
Tabel 8 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
Parameter
Kondisi ke-1
Kondisi ke-2
waktu
cuaca
P-value
R-Sq
P-value
R-Sq
Pagi
0.210*
0.046
0.000
0.947
Siang
0.001
0.503
0.068*
0.295
Suhu
Sore
0.011
0.340
0.000
0.825
Malam
0.145*
0.061
0.000
0.827
Pagi
0.001
0.269
0.000
0.464
Kelembaban Siang
0.003
0.437
0.181*
0.172
udara
Sore
0.001
0.528
0.002
0.640
Malam
0.137*
0.064
0.000
0.739
*tidak berpengaruh
Kondisi ke-1 = umur ayam usia 2 pekan
Tabel 9
Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
Kondisi ke-1
Kondisi ke-2
Parameter
waktu
cuaca
P-value
R-Sq
P-value
R-Sq
Pagi
0.000
0.925
0.000
0.974
Siang
0.000
0.715
0.025
0.485
Suhu
Sore
0.000
0.929
0.016
0.536
Malam
0.000
0.566
0.000
0.888
Pagi
0.000
0.804
0.000
0.635
Kelembaban Siang
0.000
0.638
0.034
0.447
udara
Sore
0.000
0.831
0.041
0.425
Malam
0.027
0.153
0.000
0.746
Keterangan :
Kondisi ke-1 = umur ayam usia 2 pekan
Berdasarkan hasil estimasi (Tabel 9), suhu dan kelembaban udara luar
kandang terbuka berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata (α=0.05)
terhadap suhu dan kelembaban udara dalam kandang pada kondisi 1 dan kondisi 2.
Hal ini disebabkan oleh pengaturan iklim mikro dalam kandang kurang efektif
untuk mengurangi dampak pengaruh iklim mikro luar kandang. Pemanas yang di
operasikan pada masa brooding belum mampu untuk mengatasi pengaruh suhu
udara dingin luar kandang. Pada saat ayam dewasa di kandang terbuka tidak ada
pengaturan penurunan suhu udara dalam kandang. Sehingga suhu udara dalam
kandang menjadi tinggi akibat pengaruh suhu udara luar kandang.
18
Pengaruh Iklim Mikro Dalam Kandang terhadap Performa Ayam Broiler
Bobot badan konsumsi pakan dan ayam broiler
Bobot badan di kedua kandang pada akhir periode atau pekan ke-4 yaitu
kandang tertutup (1703 gr) lebih tinggi dibandingkan kandang terbuka (1283 gr).
Bobot badan ayam di kandang terbuka masih dibawah target. Target bobot badan
untuk strain Cobb yang harus dicapai pada pekan ke-4 yaitu 1309 gr. Pencapaian
FCR di kandang tertutup (1.52) dan kandang terbuka (1.49) belum memenuhi target
yang ditentukan. Menurut Fadilah (2004) target FCR untuk strain Cobb pada pekan
ke-4 yaitu 1.48.
Laju peningkatan bobot badan ayam broiler dikandang tertutup mengalami
peningkatan dari pekan ke-1 hingga pekan ke-3. Umur ayam lebih dari tiga pekan
laju peningkatan bobot badan mulai melambat sampai akhir periode pemeliharaan.
Laju peningkatan bobot badan mencapai puncaknya pada pekan ke-4. Setelah
mencapai puncak laju peningkatan bobot badan mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan kurva tersebut laju pelambatan pertambahan bobot ayam
dimanfaatkan peternak untuk melakukan penjarangan (panen awal) pada umur
ayam broiler 23 hari. Penjarangan di usia muda ini dilakukan untuk memperoleh
keuntungan yang lebih besar dengan menekan angka kematian dan mengurangi
kepadatan. Menurut Muharram (2013) ayam broiler akan mulai mengalami
keuntungan pada usia ke-22 hari, keuntungan akan mencapai puncaknya pada hari
ke-50 dan turun hingga merugi pada hari ke- 58. Penjarangan di kandang tertutup
dilakukan sebanyak 9 kali sampai akhir periode. Umur ayam lebih dari lima pekan,
konsumsi semakin tinggi namun peningkatan bobot badan semakin menurun, oleh
karena itu pada umur ayam tersebut ayam sebaiknya dipanen, karena konsumsi
pakan sudah tidak efisien.
Berat (Gram)
2000
1500
1000
500
0
1
2
WG 1
3
Umur (Pekan)
FI 1
WG 2
4
5
FI 2
Gambar 12 Peningkatan bobot badan dan konsumsi. WG 1 = bobot badan di
kandang tertutup, WG 2 = bobot badan di kandang terbuka, FI 1 =
Konsumsi di kandang tertutup, FI 2 = Konsumsi di kandang terbuka
Laju peningkatan bobot badan di kandang terbuka lebih lambat dibandingkan
di kandang tertutup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti iklim mikro
kandang yang tidak sesuai, kesehatan ternak dan nilai gizi pakan. Periode
pemeliharaan di kandang terbuka lebih singkat dibandingkan di kandang tertutup,
ayam broiler dipanen awal, meskipun laju pertambahan bobot badan belum
19
mengalami penurunan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kematian karena
lingkungan yang kurang ideal untuk pemeliharaan ayam broiler.
Laju peningkatan konsumsi pakan semakin meningkat pada kedua kandang
dengan bertambahnya bobot badan ayam broiler. Konsumsi kandang tertutup lebih
tinggi dibandingkan dengan kadang terbuka. Konsumsi yang lebih rendah di
kandang terbuka, disebabkan oleh suhu yang tinggi dalam kandang disertai
kecepatan angin yang rendah mengakibatkan ternak lebih banyak minum air,
mengurangi aktivitas makan, sehingga menyebabkan bobot badan lebih ringan
dibandingkan kandang tertutup
Konversi pakan
Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah konsumsi pakan
dengan bobot badan ayam broiler. Angka konversi pakan merupakan jumlah pakan
yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging (Edjeng dan
Kartasudjana 2006). Konversi tinggi menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi
tinggi tetapi pertumbuhan bobot badan rendah. Secara umum di kedua kandang
memiliki nilai konversi pakan semakin tinggi dengan bertambahnya umur. Menurut
Lesson dan Summer (2000), semakin bertambah umur ayam broiler maka nilai
konversi pakan akan semakin besar. Sebagian besar konsumsi pakan bagi ayam
dewasa digunakan untuk mempertahankan ukuran bobot badan. Sebesar 80%
protein digunakan untuk menjaga berat badan dan 20% untuk pertumbuhan
sehingga efisiensi pakan menjadi berkurang.
Nilai konversi pakan yang lebih kecil menunjukkan efisiensi dalam
penggunaan pakan yang baik. Nilai konversi pakan kandang tertutup sampai umur
3 pekan jauh lebih rendah dibandingkan kandang terbuka, hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan pakan dikandang tertutup lebih efisien dibandingkan kandang
terbuka, berbeda pada pekan ke-4 konversi pakan di kandang tertutup jauh lebih
tinggi dibandingkan kandang terbuka. Hal ini terjadi karena kandungan gizi pakan
mengalami penurunan sehingga pada pertengahan pekan ke-4 jenis pakan diganti
oleh para anak kandang.
Tabel 10 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang tertutup
Konsumsi pakan
Jumlah
Umur
BB
∆BB Kematian
Konversi
ayam gr/ekor/ kumulatif
pekan
(gr)
(gr)
(ekor)
pakan
(ekor)
pekan (gr/ekor)
0 43
15230
1 222
179
136
15094
192
192
0.87
2 569
347
72
15022
439
631
1.11
3 1119 550
53
14969
734
1366
1.22
4 1703 584
49
10642
1231
2597
1.52
5 2280 577
35
6283
1878
4475
1.96
Jumlah
345
20
Tabel 11 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang terbuka
Umur
pekan
BB
(gr)
0
1
2
3
4
Jumlah
38
196
467
835
1283
Jumlah
Kematian
ayam
(ekor)
(ekor)
- 0
12060
158
232
11828
271
111
11717
197
111
11606
448
706
10900
1160
∆BB
(gr)
Konsumsi pakan
gr/ekor/ Kumulatif
pekan
(gr/ekor)
0
0
199
199
350
549
577
1126
784
1910
Konversi
pakan
0
1.01
1.18
1.35
1.49
Mortalitas
Tingkat kematian di kedua tempat dengan masa pemeliharaan empat pekan
menunjukkan hal yang berbeda, kandang terbuka (9.6%) memiliki presentase
kematian lebih tinggi dibandingkan dengan kandang tertutup (2%). Pemeliharaan
ayam broiler dapat dinyatakan berhasil ketika angka kematian secara keseluruhan
kurang dari 5% (Bell dan Weaver, 2002). Besarnya angka kematian pada kandang
terbuka di sebabkan oleh beberapa faktor seperti: penyakit, cekaman panas, iklim
mikro yang kurang sesuai, dan sirkulasi udara kurang baik. Suhu dan kelembaban
yang tinggi menyebabkan cekaman panas dan mengakibatkan kematian pada ayam
broiler. Sirkulasi udara sangat penting di dalam kandang untuk membawa gas
amonia dan CO2 keluar dan digantikan dengan udara bersih dari luar. Gas amonia
yang tinggi di dalam kandang akan menimbulkan gangguan pernapasan dan
penurunan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan angka kematian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kandang yang baik adalah kandang yang mampu mengurangi dampak buruk
lingkungan. Kondisi suhu ideal pada masa brooding tercapai di kandang tertutup
dengan suhu udara rata-rata 300C. Pada masa brooding, kandang tertutup mampu
meningkatkan suhu udara malam hari (5.20C) lebih tinggi dibandingkan kandang
terbuka (1.70C), sedangkan pada saat ayam dewasa atau setelah masa brooding,
kandang tertutup mampu menurunkan suhu udara siang hari (0.30C) lebih rendah
dibandingkan kandang terbuka (10C). Suhu udara pada masa brooding di kandang
terbuka tergolong rendah untuk anak ayam. Pada ayam dewasa (umur > 3 pekan),
rata-rata kecepatan angin kandang tertutup (0.811 m/s) lebih tinggi dibandingkan
kandang terbuka (0.014 m/s). Kecepatan angin dalam kandang yang baik
memberikan suhu efektif yang ideal untuk ayam dewasa ketika suhu tinggi.
Kecepatan angin dapat mengurangi kelebihan panas dan gas-gas beracun dalam
kandang. Berdasarkan analisis statistika, iklim mikro kandang tertutup masih
21
dipengaruhi oleh lingkungan luar, sedangkan iklim mikro kandang terbuka sangat
dipengaruhi oleh lingkungan luar.
Keberhasilan pemeliharaan ayam broiler dapat dilihat dari besarnya bobot
badan, konversi pakan dan mortalitas. Nilai bobot badan, konversi pakan dan
mortalitas di kandang tertutup berturut-turut yaitu 1703 gr, 1.52, dan 2% dengan
rata-rata suhu brooding 300C dan suhu ketika broiler dewasa (umur >3 pekan)
26.50C, sedangkan kandang terbuka yaitu 1283 gr, 1.49, dan 9.6% dengan rata-rata
suhu brooding dan suhu ketika broiler dewasa 27.30C dan 270C. Hal ini
menunjukkan bahwa kandang tertutup memiliki performa lebih baik karena suhu
lebih nyaman dibandingkan kandang terbuka.
Saran
Penelitian selanjutnya, akan memberikan informasi lebih baik, apabila
penelitian ini dikombinasikan dengan penelitian pakan, sanitasi air, penyakit ayam
broiler, emisi kandang dan aspek ekonomi pemeliharaan ayam broiler. Penelitian
selanjutnya juga, perlu mempelajari performa ayam broiler di tipe kandang yang
berbeda (kandang terbuka postal atau tidak panggung dan kandang tertutup
bertingkat), serta mempelajari performa broiler di kondisi cuaca yang berbeda
(musim kemarau dan musim hujan), dan di lokasi yang berbeda (dataran rendah dan
dataran tinggi).
DAFTAR PUSTAKA
Bell DD dan Weaver WD. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production.
5th Edition. New York: Springer Science and Business Media, Inc.
Christopher EJ dan Bagus H. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Clark JA, Charles DR,
MIKRO KANDANG TERTUTUP DAN TERBUKA
AVIYA MUNAWAROH
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ayam Broiler
pada Kondisi Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Aviya Munawaroh
NIM G24110041
ABSTRAK
AVIYA MUNAWAROH. Performa Ayam Broiler pada Kondisi Iklim Mikro
Kandang Tertutup dan Terbuka. Dibimbing oleh YONNY KOESMARYONO dan
BAGUS PRIYO PURWANTO
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam
broiler adalah kondisi kandang. Kandang berfungsi melindungi ternak dari
pengaruh buruk lingkungan seperti cekaman panas dan cekaman dingin. Penelitian
ini bertujuan mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk
iklim mikro luar kandang serta performa ayam broiler pada kondisi iklim mikro
kandang tertutup dan kandang terbuka. Parameter yang diamati yaitu parameter
lingkungan dan parameter ternak. Parameter lingkungan yaitu meliputi pengukuran
suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Parameter ternak yaitu pengukuran bobot
badan, pakan, dan mortalitas. Kebutuhan iklim mikro ayam broiler berbeda-beda
sesuai tingkatan umurnya. Pada masa brooding ayam broiler membutuhkan suhu
efektif lebih tinggi, berbeda dengan ayam broiler dewasa, ayam broiler
membutuhkankan suhu efektif yang lebih rendah. Kandang tertutup memiliki
kemampuan meningkatkan suhu udara lingkungan pada masa brooding lebih tinggi
(5.20C) dibandingkan kandang terbuka (1.70C). Kemampuan penurunan suhu udara
rata-rata ketika ayam dewasa, kandang tertutup lebih rendah (0.30C) dibandingkan
kandang terbuka (10C). Berdasarkan analisis data, iklim mikro (suhu dan
kelembaban) kandang tertutup masih dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang,
sedangkan kandang terbuka sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang.
Performa ayam broiler pada umur ayam 4 pekan di kandang tertutup lebih baik
dibandingkan performa ayam broiler di kandang terbuka hal ini ditunjukkan dengan
nilai bobot badan, konversi pakan, dan mortalitas. Nilai bobot badan, konversi
pakan, dan mortalitas di kandang tertutup berturut-turut yaitu 1703 gr, 1.52, dan 2%
serta kandang terbuka yaitu 1283 gr, 1.49, dan 9.6%. Performa yang buruk pada
kandang terbuka terjadi karena iklim mikro kandang kurang sesuai dengan
kebutuhan ayam broiler.
Kata kunci: kandang terbuka, kandang tertutup, konversi pakan, performa broiler
ABSTRACT
AVIYA MUNAWAROH. Broiler Performance in Micro Climate Condition of
Closed House and Opened House. Supervised by YONNY KOESMARYONO and
BAGUS PRIYO PURWANTO
One of the factors that determine the success of broiler farm is housing
condition. Housing protect the animals from adverse environmental effects such as
heat stress and cold stress. This research was done to study ability of housing to
reduce determental effects of the outside microclimate and to observe the
performance broiler in micro-climatic conditions of closed and opened house.
Observed parameters were environmental parameters and parameters of livestock.
Environmental parameters were temperature, humidity, and wind speed. Parameters
livestock consist body weight, feeds, and mortality. The needs of broilers
microclimate were different according to age levels. In the brooding phase, broilers
need high effective temperature. For adult phase, broilers need low effective
temperature. Closed house has ability to increase temperature during brooding
phase higher (5.20C) than the opened house (1.70C). While the ability to decrease
the average temperature when adult broilers, closed house lower (0.30C) than
opened house (10C). Based on data analysis, micro-climate (temperature and
humidity) of closed house still influenced by the environmental outside. While all
of opened house condition was influenced by the environment outside. Performance
of broiler in a closed house better than the performance of broiler in opened house.
That was indicated by the value of body weight gain, feed conversion, and
mortality. The value of body weight, feed conversion, and mortality in a closed
house were 1703 gr, 1.52, and 2%, while in opened house were 1283 gr, 1.49, and
9.6%. determental broilers performance on the opened house because micro-climate
in the housing were less suitable for broilers production .
Keyword: closed house, feed conversion, opened house, performance of broilers
PERFORMA AYAM BROILER PADA KONDISI IKLIM
MIKRO KANDANG TERTUTUP DAN TERBUKA
AVIYA MUNAWAROH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Performa
Ayam Broiler pada Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini diantaranya:
1 Bapak Prof Dr Ir Yonny Koesmaryono, MS selaku pembimbing I dan Bapak Dr
Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr selaku pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan banyak masukan, dan nasihat.
2 Bapak Ir Bregas Budianto, AssDipl yang telah membimbing dalam pembuatan
alat dan memberikan banyak masukan.
3 Seluruh dosen atas ilmu yang diberikan dan staf Departemen Geofisika dan
Meteorologi atas kerjasamanya.
4 Bapak Dr Ir Rudi Afnan, MSc yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian di kandang tertutup
5 Bapak Agus yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di kandang
terbuka
6 Bapak Munawar, Ibu Ulfiyah, ang Udin, Syekha, Romdon, Zahro, Asna, dan
seluruh keluarga besar yang selalu mendorong, serta memberikan cinta dan
kasihnya kepada saya.
7 Bidikmisi yang telah memberikan beasiswa pendidikan di IPB.
8 Para kru kandang tertutup: Mulyanto SPt, mas Latif, mas Komeng, mba Puri dan
kru kandang terbuka: pak Agus, pak Heru dan kru yang lainnya yang telah
membantu dan memberikan masukan selama penelitian.
9 Para kru bengkel: bang Solah yang telah memberikan banyak masukan dan
bantuan selama penyusunan skripsi, serta Irma, bang Khabib, Heidei, Iyo yang
telah membantu dalam pembuatan alat.
10 Teman GFM 48: Okta, Rizki, Adit, Ridwan, Udin, Joha, Ririn, Pacul, Afni, Nuy,
Hawa, Erika, Tresna, Lutfi, Anis, Sastra, Nita, Lutha, Frida, Ita, Fitri, dan tementemen gfm lainnya
11 Temen-temen Bc putri : Umi, Ismi, Liza, Midah, Tri, dan temen-temen yang
lainnya
12 Septika STK 48, mba Ulya AGH 45, Dewi ITP 48, Rika, temen-teman IGTF
Bojonegoro 2014 dan semua pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
13 Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, Januari 2016
Aviya Munawaroh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Bahan
2
Alat
3
Prosedur Penelitian
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Deskripsi Kandang
6
Pakan Ayam Broiler Selama Pemeliharaan
8
Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka
9
Distribusi Suhu Udara Dalam Kandang
13
Suhu Efektif
14
Kemampuan Kandang Dalam Mengatasi Suhu Udara Luar Kandang
15
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Luar Kandang terhadap Dalam
Kandang
16
Pengaruh Iklim Mikro Dalam Kandang terhadap Performa Ayam Broiler
18
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan
20
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
35
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Jumlah titik pengukuran iklim mikro kandang
Ketinggian titik pengukuran unsur iklim mikro kandang
Periode pengukuran iklim mikro
Jenis pakan yang digunakan pada setiap tingkatan umur di kandang
tertutup dan terbuka
5 Komposisi zat makanan yang digunakan selama penelitian pada kandang
tertutup dan terbuka
6 Iklim mikro di kandang tertutup dan terbuka selama 4 - 5 pekan
7 Suhu efektif pada kandang tertutup dan terbuka
8 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
9 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
10 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang tertutup
11 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang terbuka
4
4
4
8
8
9
14
17
17
19
20
DAFTAR GAMBAR
1 Titik pengukuran di dalam dan luar kandang
2 Kondisi kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB Dramaga
Bogor
3 Kondisi kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang,
Dramaga-Bogor.
4 Suhu udara di kandang tertutup
5 Kelembaban udara di kandang tertutup
6 Kecepatan angin di kandang tertutup
7 Suhu udara di kandang terbuka
8 Kelembaban udara di kandang terbuka
9 Kecepatan angin di kandang terbuka
10 Distribusi suhu udara dalam kandang (a) Kandang tertutup (umur ayam <
2 pekan), (b) Kandang tertutup (umur ayam > 2 pekan), (c) Kandang
terbuka (umur ayam < 2 pekan), dan (d) Kandang terbuka (umur ayam > 2
pekan)
11 Kondisi suhu udara dalam kandang. (a) Kandang tertutup dan (b) Kandang
terbuka
12 Peningkatan bobot badan dan konsumsi. WG 1 = bobot badan di kandang
tertutup, WG 2 = bobot badan di kandang terbuka, FI 1 = Konsumsi di
kandang tertutup, FI 2 = Konsumsi di kandang terbuka
4
6
7
10
10
11
11
12
12
13
15
18
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Iklim mikro kandang tertutup
Iklim mikro kandang terbuka
Parameter ternak di kandang tertutup dan terbuka
Foto dokumentasi kandang tertutup
Foto dokumentasi kandang terbuka
23
28
32
33
34
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin bertambahnya penduduk Indonesia, serta kesadaran masyarakat
mengkonsumsi makanan bergizi tinggi menyebabkan adanya peningkatan
kebutuhan protein hewani, salah satunya adalah daging ayam broiler. Daging ayam
broiler memiliki karakteristik ekonomis yaitu masa panen pendek, menghasilkan
kualitas daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar, dan kulit
licin (North dan Bell 1990). Daging ayam broiler menjadi pilihan utama bagi
konsumen karena harganya yang relatif terjangkau dan karakteristik daging yang
lebih empuk serta tebal jika dibandingkan dengan daging ayam kampung. Hal
tersebut menyebabkan peningkatan permintaan terhadap daging ayam semakin
banyak dari tahun ke tahun. Permintaan ayam broiler di DKI Jakarta pada tahun
2010 mencapai lebih dari satu juta ekor per hari. Jumlah permintaan di DKI Jakarta
ini diperkirakan mencakup 25-30% jumlah permintaan nasional sehingga
permintaan nasional ayam broiler berkisar 4.8-5 juta ekor per hari (Christopher dan
Harianto 2011). Tingginya permintaan daging tidak dapat dipenuhi tanpa ada
peningkatan produktivitas ayam broiler dalam negeri.
Pemeliharaan dan pengelolaan peternakan ayam broiler yang baik dapat
dilakukan untuk peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas tidak
terlepas dari sifat biologisnya. Ayam broiler merupakaan hewan homeotermal yang
berarti ayam harus mempertahankan suhu tubuhnya secara konstan agar fungsi
tubuhnya berjalan secara optimal. Ayam broiler dapat tumbuh optimal apabila
dipelihara dalam kandang dengan suhu efektif yang ideal. Ayam broiler akan
tumbuh optimal dengan suhu 180C sampai 240C (Bell dan Weaver 2002). Ayam
broiler yang dipelihara di lingkungan termal diluar batas termonetralnya, maka
ayam broiler akan mengalami cekaman dingin atau cekaman panas.
Permasalahan bagi peternak ayam broiler Indonesia adalah melindungi
ternaknya dari cekaman panas yang disebabkan oleh iklim tropis. Beberapa
peternak telah mengatur dan melakukan inovasi kandang untuk mendapatkan
lingkungan yang nyaman. Namun banyak peternak belum mengetahui kenyamanan
kandang yang baik untuk ternak dan besarnya kemampuan kandang dalam
mengurangi pengaruh buruk lingkungan luar kandang. Penelitian ini dilakukan
untuk mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk iklim
mikro luar kandang berdasarkan perbedaan iklim mikro luar dan dalam kandang
serta mempelajari pengaruh iklim mikro dalam kandang terhadap performa ayam
broiler.
Tujuan Penelitian
1. Mempelajari kemampuan kandang dalam mengurangi pengaruh buruk iklim
mikro luar kandang
2. Mempelajari pengaruh iklim mikro dalam kandang terhadap performa ayam
broiler.
2
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015. Penelitian ini
dilaksanakan pada dua kondisi dan lokasi kandang yang berbeda. Lokasi pertama
adalah kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB; lokasi kedua adalah
kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang, Dramaga-Bogor.
Penelitian dilakukan mulai dari DOC (Day Old Chicken) masuk ke kandang hingga
ayam siap dijual ke pasar pada umur 4-5 pekan.
Bahan
Penelitian ini dilakukan di kandang tertutup dan kandang terbuka. Kandang
tertutup memiliki populasi ayam broiler berjumlah 15,000 ekor dan luas kandang
berukuran panjang, lebar, tinggi yaitu 100 m x 10 m x 2.4 m serta kepadatan
kandang yaitu 15 ekor/m2. Pada kandang terbuka populasi ayam berjumlah 12,000
ekor dengan perbedaan kepadatan kandang untuk jantan dan betina masing-masing
11 ekor/m2 dan 10 ekor/m2 serta memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi yaitu 75 m
x 7 m x 2.5 m untuk kandang jantan dan 75 m x 8 m x 2.5 m untuk kandang betina.
Strain ayam broiler yang digunakan pada penelitian ini di kandang terbuka maupun
kandang tertutup sama yaitu Cobb.
Parameter lingkungan yang diukur sebagai berikut :
1. Suhu udara (0C) di dalam dan di luar kandang, diperoleh dari hasil pengukuran
menggunakan termometer bola kering.
2. Kelembaban udara (%) di dalam dan di luar kandang, yang ditentukan
berdasarkan hasil dari pengukuran suhu bola basah dan bola kering.
3. Kecepatan angin (m/s) dalam dan di sekitar kandang, diperoleh dari pengukuran
menggunakan anemometer cup counter.
Pengukuran bobot ayam broiler dilakukan pada 20 ekor sampel ayam broiler
yang diambil secara acak dari jumlah populasi yang ada. Penimbangan dilakukan
setiap pekan mulai ayam umur satu hari sampai ayam siap untuk di pasarkan.
Parameter ternak yang diukur sebagai berikut:
1. Rata-rata bobot ayam, dihitung dengan rumus:
RBA = JBT (gr) / JAT (ekor)
Keterangan:
RBA
= Rata-rata bobot ayam (gr/ekor)
JBT
= Jumlah bobot ayam yang ditimbang pada akhir pekan (gr)
JAT
= Jumlah ayam yang ditimbang (ekor)
2. Konsumsi pakan perekor / pekan dihitung dengan mengunakan rumus:
KPM = JPM (gr) / JAM (ekor)
Keterangan:
KPM
= konsumsi pakan perekor / pekan (gr/ekor)
3
JPM
= jumlah pakan yang habis selama satu pekan (gr)
JAM
= jumlah ayam pada akhir pekan (ekor)
3. Konsumsi pakan kumulatif, dihitung dengan rumus:
KPK = JPK (gr) / JAA (gr)
Keterangan:
KPK
= Konsumsi pakan kumulatif (gr/ekor)
JPA
= Jumlah pakan yang diberikan sampai pekan terakhir (ekor)
JAA
= Jumlah ayam sampai pekan terakhir (ekor)
4. Konversi pakan perekor / pekan, dihitung dengan rumus :
FCR = JPM (gr) / JBM (gr)
FCR
= Konversi pakan perekor / pekan
JPM
= Jumlah pakan yang habis dalam satu pekan (gr)
JBM
= Jumlah bobot ayam yang ditimbang pada akhir pekan (gr)
5. Mortalitas (%) selama pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan rumus
M = JAM (ekor)/ JAA (ekor) * 100%
Keterangan:
M
= mortalitas (%)
JAMP
= Jumlah ayam yang mati selama pemeliharaan
JAAP
= Jumlah ayam pada awal pemeliharaan
Alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer bola
basah, termometer bola kering dan anemometer cup counter. Termometer dibuat
dengan menggunakan sensor Lm 35. Alat penelitian disusun di Laboratorium
Instrumentasi Departemen Geofisika dan Meteorologi. Alat yang digunakan untuk
mengukur bobot badan ayam yaitu timbangan dengan kapasitas 3 kg dan kepekaan
10 gram.
Prosedur Penelitian
Pengukuran unsur iklim mikro kandang (kelembaban, kecepatan angin, dan
suhu) dilakukan baik di kandang terbuka maupun kandang tertutup dengan titik
pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 1 dengan jumlah titik pengukuran dapat
dilihat pada Tabel 1 dengan ketinggian pada Tabel 2. Pengukuran ini dilakukan
setiap 2 jam sekali dengan waktu pengukuran ditunjukkan pada Tabel 3. Secara
umum, pada kedua kandang dioperasikan pemanas pada pekan ke-1 dan ke-2. Pada
ayam broiler lebih dari pekan ke-3 di kandang tertutup dioperasikan exhaust fan
dan cooling pad sebagai pendingin, sedangkan kandang terbuka dioperasikan kipas
angin dan tidak menggunakan sistem pendingin.
4
Tabel 1 Jumlah titik pengukuran iklim mikro kandang
Jumlah Titik Pengukuran
Unsur iklim
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Di dalam
Di Luar
Di dalam
Di luar
24
6
24
6
Suhu
24
6
24
6
Kelembaban
4
1
4
1
Kecepatan Angin
Tabel 2 Ketinggian titik pengukuran unsur iklim mikro kandang
Ketinggian Alat (m)
Unsur iklim
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Di dalam
Di luar
Di dalam
Di Luar
Suhu
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 2
Kelembaban
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 1.5
0.5 dan 2
Kecepatan Angin 0.5 dan 1.5
1.5
0.5 dan 1.5
2
Tabel 3 Periode pengukuran iklim mikro
Periode Pengukuran (hari ke- ...)
Unsur iklim
0-7
8-14
15-21
22-panen
Setiap Hari
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Suhu
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Kelembaban Setiap Hari
Kecepatan
Setiap Hari
3 Hari Sekali 3 Hari Sekali 4 Hari Sekali
Angin
Gambar 1 Titik pengukuran di dalam dan luar kandang
Keterangan
= Titik pengukuran kecepatan angin.
= Titik pengukuran suhu dan kelembaban.
Analisis data
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer bola kering.
Suhu udara pada satu kali pengukuran merupakan hasil rata-rata dari pngukuran
suhu pada semua titik pengamatan.
Perhitungan kelembaban ditentukan dari hasil pengukuran suhu bola basah
dan suhu bola kering dengan menggunakan persamaan:
5
esbb
ea
esbk
RH
= 6.1078 x exp [17.239 x Tbb/(Tbb+237.2)]
= esbb – 0.661 X (Tbk – Tbb)
= 6.1078 x exp [17.239*Tbk/(Tbk + 237.3)]
= (ea/esbk) x 100%
Keterangan
esbb = tekanan uap jenuh bola basah (mb)
esbk = tekanan uap jenuh bola kering (mb)
ea
= tekanan uap aktual (mb)
Tbk = Suhu bola kering (0C)
Tbb = suhu bola basah (0C)
RH
= Kelembaban udara (%)
Perhitungan kecepatan angin diperoleh dengan menggunakan rumus:
Kecepatan angin:
Ke
.8 � e
a p
a
a
a a
a
a
Data kecepatan angin hasil perhitungan kemudian diplotkan pada grafik
kecepatan angin di dalam dan di luar kandang terhadap waktu selama masa
pemeliharaan.
Suhu efektif diperoleh dari integrasi antara suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin menggunakan persamaan empiris (Muharrom 2013):
1. Pada saat V ≤ 0.3 m/s
Tef (00C) = 0.95T + 0.16RH - 7.4
2. Pada saat V > 0.3 m/s
Tef (00C) = 0.811 x ((0.86T +0.14RH) V-0.132) – 2.74
Analisis pengaruh suhu dan kelembaban luar kandang terhadap dalam
kandang dilakukan dengan mengelompokkan kondisi suhu dan kelembaban pada
pagi, siang, sore dan malam hari, kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi
linear.
Analisis performa ayam broiler dikondisi iklim mikro kandang tertutup dan
terbuka diketahui dengan cara membandingkan konsumsi pakan, bobot badan,
konversi dan mortalitas antara kandang tertutup dan terbuka.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kandang
Kandang Tertutup
Kandang tertutup pada dasarnya dibuat agar pengaruh lingkungan luar seperti
suhu, kelembaban, angin tidak berpengaruh besar terhadap keadaan dalam kandang.
Lingkungan dalam kandang dikontrol sesuai dengan kebutuhan ayam broiler.
Bagian depan kandang tertutup dibuat rapat agar angin tidak dapat keluar masuk
secara bebas. Dinding samping kanan dan kiri kandang terbuat dari bata expouse
mercy sebagai penopang tirai. Tirai ini digunakan untuk mengantisipasi aliran
listrik padam, sehingga pada kondisi tersebut tirai dapat dibuka agar aliran udara
dapat mengalir dari luar kedalam atau sebaliknya. Plafon menggunakan galvanis
dengan sistem pencahayaan menggunakan lampu 8 watt sebanyak 60 buah.
Bagian ujung kandang terdapat inlet untuk udara masuk dan bagian ujung
satunya terdapat outlet untuk udara keluar. Sistem ventilasi menggunakan 5 kipas
berdiameter 1.27 m. Ventilasi kandang tertutup menggunakan tekanan yang
dihasilkan oleh kipas.
Pengoperasian kipas dilakukan bertahap sesuai kebutuhan ayam. Cara kerja
kipas yaitu dengan menghisap udara dalam ke luar kandang (exhaust fan). Hal ini
bertujuan agar gas-gas beracun dan panas berlebih di dalam kandang dapat
dikeluarkan kemudian digantikan dengan udara yang bersih.
Pada saat masa brooding di dalam kandang digunakan pemanas sebagai
indukan buatan untuk anak ayam. Bahan bakar pemanas berupa gas alam. Pemanas
dioperasikan selama dua pekan pada awal pemeliharaan dan dinyalakan selama 24
jam dengan sistem on/of. Sedangkan Pada saat ayam dewasa, di dalam kandang
dioperasikan Cooling pad. Cooling pad digunakan sebagai Sistem pendingin, untuk
mengurangi kelebihan panas pada saat ayam broiler dewasa.
Gambar 2 Kondisi kandang tertutup di kandang C Fakultas Peternakan IPB
Dramaga Bogor
7
Kandang Terbuka
Kandang ayam terbuka merupakan kandang sistem panggung dengan bahan
bangunan didominasi oleh bambu. Sistem ventilasi di kandang terbuka
menggunakan tirai. Pengaturan buka tutup tirai tergantung pada umur ayam broiler.
Pada saat umur ayam broiler baru mencapai 1-3 hari, tirai kandang dibuka 1/3
bagian di siang hari, kemudian pada malam hari tirai ditutup rapat agar DOC tetap
hangat dan panas dari pemanas tidak keluar secara bebas. Pada umur ayam broiler
lebih dari tiga hari tirai dibuka 3/4 bagian di siang hari sedangkan pada malam hari
tirai ditutup rapat. Pada umur ayam dua pekan tirai di buka secara keseluruhan pada
siang hari bertujuan agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, dan pada saat malam
hari tirai ditutup rapat. Sedangkan pada ayam broiler dewasa (> 3 pekan) tirai pada
siang dibuka secara keseluruhan, kemudian malam hari tirai dibuka setengah
bagian.
Pada masa brooding (umur ayam < 2 pekan) di dalam kandang dilengkapi
oleh pemanas. Bahan pemanas berupa batu bara yang dinyalakan pada pukul 18.00
WIB. Kelemahan pemanas tersebut yaitu operasional penggunaan pemanas batu
bara seperti persiapan pemanasan membutuhkan waktu cukup lama yaitu 1-2 jam.
Selama masa brooding kandang dilengkapi sekat yang merupakan bahan untuk
membatasi area pemanasan, selain itu alat ini digunakan untuk menghemat
penggunaan pemanas. Bahan sekat yang digunakan berupa seng, berukuran 40 cm
dengan panjang 8 m. Alas kandang berupa bambu yang tersusun. Selama masa
brooding kandang dilapisi terpal untuk mencegah kaki anak ayam terperosok.
Sedangkan setelah masa brooding (umur >14 hari) di dalam kandang dilengkapi
kipas angin yang digunakan untuk mengurangi kelebihan panas dan mengeluarkan
gas-gas berbahaya. Kipas yang digunakan berjumlah 5 kipas dengan pengaturan 3
kipas untuk kandang jantan dan 2 kipas untuk kandang betina.
\
Gambar 3 Kondisi kandang terbuka di kampung Carangpulang, desa Cikarawang,
Dramaga-Bogor.
8
Pakan Ayam Broiler Selama Pemeliharaan
Pakan adalah campuran berbagai macam bahan anorganik yang diberikan
kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi (Suprijatna et al. 2005). Jenis pakan
yang dikonsumsi dikandang tertutup dan terbuka ditunjukkan pada Tabel 4, dengan
komposisi zat makanannya ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 4 Jenis pakan yang digunakan pada setiap tingkatan umur di kandang tertutup
dan terbuka
Umur (pekan) Kandang tertutup
Kandang Terbuka
0-1
CP 510
Gold Coin Feed
2-3
CP 511 dan Sierad Feed as 101
Feed meat
3-4
Sierad Feed as 101
Feed meat
4-panen
Utama Feed
Feed meat
Pemberian pakan di kandang tertutup dilakukan dalam tiga kali sehari yaitu
pada pukul 07.00 WIB, 15.30 WIB, dan 23.00 WIB. Sedangkan pemberian pakan
di kandang terbuka dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 15.00
WIB.
Tabel 5 Komposisi zat makanan yang digunakan selama penelitian pada kandang
tertutup dan terbuka
Kandang
Kandang tertutup
terbuka
Zat makanan
Sierad feed UtamaGold Coin
CP 510
CP 511
AS 101
Feed
Feed
Kadar
Air Max 13.0 Max 13.0 Max 13.0
Max 12
Max 13
(%)
23.521.5-23.8 22-23
21.5
22-24
Protein (%)
25.0
Lemak (%)
Min 5.0
Min 5.0
Min 5.0
Min 4
Min 5
Serat (%)
Max 5.0 Max 5.0
Max 4
Max 4
Max 5
Abu (%)
Max 7.0 Max 7.0
Max 6.5
Max 8.5 Max 8
Calsium (%) Min 0.9
Min 0.9
Min 0.9
Min 1.1
0.8-1.2%
Phosphor (%) Min 0.6
Min 0.6
Min 0.7
Min 0.9
2.6-1%
Min
Data
Min 3025- Data
tidak
Data tidak
M.E
2950tidak
3125
tersedia
tersedia
(Kcal/kg)
3050
tersedia
Kcal/Kg
Kcal/kg
salinomy
Cocidiostat
+
cin/mone
nsib
Virginia
Growth
mycin/zi
Promotor
ncbzcitra
cin
9
Iklim Mikro Kandang Tertutup dan Terbuka
Kandang terbuka memiliki karakteristik iklim yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan luar kandang, sedangkan kandang tertutup memiliki iklim mikro yang
tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan luar kandang. Kondisi lingkungan
kandang tertutup diatur secara otomatis sehingga diupayakan memenuhi kondisi
ideal yang dibutuhkan broiler agar bisa tumbuh secara optimal. Suhu udara ideal
dan hasil pengukuran Iklim mikro kandang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Iklim mikro di kandang tertutup dan terbuka selama 4 - 5 pekan
Unsur
iklim
mikro
T(0C)
RH(%)
V(m/s)
Umur
(pekan)
Suhu
udara
ideal*
Kandang Tertutup
Kandang Terbuka
Dalam
Luar
Dalam
Luar
1 31
2 28
31.8±1.7
27.3±3.2
27.8±2.3
27.4±3.4
28.1±2.3
26.8±2.8
26.8±2.3
26.7±3.1
3 26
4 23-24
27.1±2.9
26.4±3.0
27.1±3.1
26.8±3.9
26.8±2.2
26.5±2.8
27.3±2.5
27.1±2.9
5 21-23
26.2±2.3
26.0±2.8
1
91.5±2.7
91.5±2.3
86.9±3.1
87.3±4.0
2
89.4±3.0
89.2±3.1
89.1±2.9
89.2±3.0
3
4
5
89.3±2.7
91.0±2.0
89.1±2.9
90.8±3.3
87.9±2.5
88.8±3.1
88.3±2.4
88.8±3.1
89.3±2.8
88.2±3.2
1
0
0.004±0.009
0
0.032±0.067
2
0.055±0.085
0.007±0.016
0
0.026±0.055
3
0.536±0.144
0.011±0.020
0.066±0.090
0.029±0.005
4
0.777±0.117
0.015±0.044
0.021±0.034
0.005±0.013
5
0.844±0.134
0.012±0.032
*Lesson dan Summers (2000)
Berdasarkan Gambar 4, pada awal pemeliharaan perbedaan suhu luar dan
suhu dalam kandang cukup tinggi dibandingkan pada akhir pemeliharaan. Suhu
udara tinggi pada umur 1 hingga 14 hari kemudian menurun sampai akhir periode.
Suhu yang tinggi pada waktu tersebut dinamakan masa brooding. Masa brooding
adalah periode pemeliharaan dari DOC masuk kandang sampai umur ayam 2 pekan
atau sampai pemanas tidak digunakan lagi. Suhu rata-rata dalam kandang di pekan
pertama dan kedua yaitu 31.80C dan 28.10C (Tabel 5). Suhu tersebut mendekati
suhu ideal untuk ayam broiler. Menurut Leeson dan Summers (2000) suhu rata-rata
yang ideal pada masa brooding di pekan pertama yaitu 31.0C dengan kelembaban
83% dan pekan kedua yaitu 280C dengan kelembaban 79%. Suhu dibawah 290C
akan mengakibatkan kedinginan dan suhu diatas 340C anak ayam akan merasa
kepanasan. Suhu udara dapat memberikan indikasi umum kualitas lingkungan pada
masa brooding. Anak ayam akan menjauhi pemanas jika suhu terlalu panas dan
akan mendekati pemanas jika suhu terlalu dingin. Kondisi yang baik pada masa
brooding adalah ketika anak ayam menyebar merata dalam kandang. Suhu udara
10
dalam kandang pada tahap finisher (umur >21 hari) yaitu 26.50C kurang memenuhi
kriteria suhu optimal. Kondisi suhu yang optimal bagi ayam dewasa berkisar antara
230C (Lesson dan Summers 2000).
Gambar 4 Suhu udara di kandang tertutup
Kelembaban udara dalam dan luar kandang pada kandang tertutup yang
ditunjukkan Gambar 5 cenderung sama. Rata-rata kelembaban udara selama masa
pemeliharaan yaitu 90.1%. Kelembaban di kandang tertutup termasuk kelembaban
cukup tinggi. Menurut Curtis (1987) setelah masa brooding, kondisi lingkungan
yang masih dapat ditoleransi dengan baik yaitu ketika suhu tinggi dan kelembaban
rendah (seperti 320C dan RH 40%) sedangkan lingkungan buruk yaitu ketika suhu
tinggi dan kelembaban tinggi (seperti, 320C dan RH 90%) merupakan kondisi yang
menimbulkan masalah bagi ayam broiler. Ayam broiler akan mengalami cekaman
panas pada kondisi tersebut.
Gambar 5 Kelembaban udara di kandang tertutup
Kecepatan angin pada kandang tertutup semakin tinggi dengan bertambahnya
umur ayam (Gambar 6). Pada awal pemeliharaaan kecepatan angin dalam kandang
selama dua pekan pertama memiliki kecepatan yang sangat rendah. Kecepatan yang
11
rendah ini disebabkan karena kandang relatif lebih tertutup pada dua minggu
pertama. Hal ini dilakukan agar kehangatan kandang dapat dipertahankan untuk
ayam broiler.Pada ayam broiler dewasa, di dalam kandang mengalami peningkatan
beban panas akibat meningkatnya bobot badan ayam sehingga memerlukan laju
aliran udara dan putaran kipas yang lebih besar (Esmay dan dixon 1986). Kecepatan
angin di udara akan membantu ayam untuk melepaskan panas tubuhnya melalui
konveksi paksa yang ditimbulkan dari efek aliran udara dari exhaust fan. Kecepatan
angin rata-rata ketika ayam dewasa (ayam broiler > 3 pekan) yaitu 0.81 m/s.
Gambar 6 Kecepatan angin di kandang tertutup
Secara keseluruhan, suhu dalam kandang terbuka relatif homogen sampai
akhir pemeliharaan (Gambar 7). Suhu pada pekan ke-1 dan ke-2 (masa brooding)
tergolong rendah yaitu 27.80C dan 26.80C, Lesson dan Summers (2000) Suhu ideal
pada masa brooding adalah 310C di pekan ke-1 dan 280C pekan ke-2 (Tabel 6).
Rendahnya suhu udara pada masa brooding dikarenakan pemanas tidak
dioperasikan selama 24 jam dan panas tidak merata disemua bagian kandang. Pada
usia ayam dewasa (> 3 pekan) suhu udara cenderung tinggi yaitu 27,30C. Suhu ideal
untuk ayam dewasa yaitu kurang dari 240C (Tabel 6)
Gambar 7 Suhu udara di kandang terbuka
Kelembaban udara di dalam dan di luar kandang terbuka tidak berbeda.
Kelembaban udara dari awal pemeliharaan sampai akhir pemeliharaan cenderung
12
lebih konstan dibandingkan suhu udara. secara umum rata-rata kelembaban udara
dalam kandang sebesar 87.9% dan rata-rata kelembaban udara luar kandang sebesar
88.1% (Gambar 8).
Gambar 8 Kelembaban udara di kandang terbuka
Pada awal pemeliharaan, kecepatan angin dalam kandang terbuka tergolong
rendah. Hal ini terjadi karena kandang diatur rapat dan hanya pada siang hari tirai
dibuka setengah bagian. Pada umur ayam memasuki tiga pekan kecepatan angin
dalam kandang terbuka lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan luar kandang
(Gambar 9) karena pada waktu tersebut kipas angin mulai dioperasikan pukul 08.00
WIB sampai 18.00 WIB. Kecepatan angin pada kandang terbuka sangat rendah
dibandingkan dengan kandang tertutup. Hal ini terjadi karena kandang terbuka
hanya menggunakan kipas biasa sehingga kecepatan angin yang dihasilkan rendah
dan aliran angin kurang merata karena diletakkan hanya di bagian tengah kandang.
Selain itu juga disebabkan oleh jumlah kipas yang digunakan tidak sebanding
dengan luasnya kandang untuk pemeliharaan ayam. Aliran angin yang cepat
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kenyamanan bagi ayam broiler.
Kecepatan angin sebesar 2.5-2.95 m/s membantu ayam-ayam untuk tahan sampai
suhu 40.60C. Kecepatan angin lebih dari 2 m/s diperlukan untuk broiler yang telah
berbulu sempurna (clack et al. 1975).
Gambar 9 Kecepatan angin di kandang terbuka
13
Distribusi Suhu Udara Dalam Kandang
Analisis distribusi suhu udara dalam kandang dapat digunakan untuk
perencanaan kepadatan kandang dan perencanaan bentuk kandang dalam perspektif
distribusi suhu udara (Yani 2014). Distribusi suhu udara dalam kandang
dipengaruhi oleh aliran udara dalam kandang. Distribusi suhu udara berbeda antara
kandang tertutup dan kandang terbuka. Kandang tertutup memiliki
ketidakseragaman suhu udara lebih tinggi di bandingkan kandang terbuka.
a
b
c
d
Gambar 10 Distribusi suhu udara dalam kandang (a) Kandang tertutup (umur ayam
< 2 pekan), (b) Kandang tertutup (umur ayam > 2 pekan), (c) Kandang
terbuka (umur ayam < 2 pekan), dan (d) Kandang terbuka (umur ayam
> 2 pekan)
Gambar 10 menunjukkan distribusi kandang secara horizontal. Ukuran
kandang dihitung dari keberadaaan ayam broiler dalam kandang. Pada kandang
14
tertutup (Gambar 10a dan Gambar 10b). Inlet (udara masuk) kandang berada di
panjang kandang 0m – 3m dan outlet (udara keluar) kandang berada pada ujung
kandang atau pada panjang kandang 100m. Berdasarkan distribusi suhu udara
dalam kandang tertutup, suhu udara dekat inlet lebih rendah dan terus meningkat
ke arah outlet. Posisi inlet lebih dingin karena merupakan daerah pertama menerima
udara dingin dari cooling pad. Udara dingin tersebut kemudian dihisap oleh kipas
kemudian udara bergerak menuju tekanan yang lebih besar, udara dingin
mendinginkan kandang. Semakin mendekati outlet, udara dingin semakin
berkurang untuk mereduksi udara panas dalam kandang sehingga suhu udara yang
terukur tinggi dibagian outlet.
Pada usia ayam di bawah 2 pekan (masa brooding), perbedaaan suhu udara
antara inlet dengan outlet pada masa brooding (1.90C) lebih tinggi dibandingkan
pada umur ayam usia lebih dari 2 pekan (1.10C). Tingginya ketidakseragaman suhu
udara di kandang tertutup dapat diturunkan melalui pengaturan kipas yang seragam,
mengaktifkan semua kipas sehingga suhu udara terdistribusi merata, meningkatkan
ketebalan tirai, serta pengaturan peletakan kipas dan cooling pad.
Distribusi suhu udara kandang terbuka (Gambar 10c dan Gambar 10d), pada
umur ayam kurang dari 2 pekan, suhu tertinggi terjadi di wilayah tengah kandang
dan suhu terendah terjadi pada wilayah ujung kandang. Perbedaan suhu udara
dalam kandang pada masa brooding tersebut mencapai 0.020C. Pada umur ayam
broiler diatas 2 pekan suhu udara tertinggi terjadi di wilayah ujung kandang bagian
timur kandang. Perbedaan suhu udara dalam kandang dapat mencapai 0.240C.
Distribusi suhu udara kandang terbuka lebih seragam dibandingkan kandang
tertutup.
Suhu Efektif
Suhu efektif merupakan kombinasi pengaruh dari beberapa faktor seperti
suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin.
Tabel 7 Suhu efektif pada kandang tertutup dan terbuka
Suhu efektif (00C)
Minggu
keKandang tertutup
kandang terbuka
1
37,3
32,9
2
33,6
32,4
3
30,0
32,1
4
27,6
32,9
5
26,6
Suhu efektif dikandang terbuka semakin meningkat dengan bertambahnya
umur ayam broiler. Penurunan suhu udara ketika ayam broiler dewasa (umur > 4
pekan) belum memenuhi suhu efektif yang ideal untuk ayam broiler. Suhu efektif
yang ideal dalam budidaya ayam broiler dewasa sebesar 210C. Kondisi iklim mikro
yang ideal untuk ayam broiler memberikan pertumbuhan yang optimal. Variasi
suhu efektif di kandang terbuka terjadi karena adanya pengaturan mekanisme iklim
mikro dalam kandang.
15
Suhu efektif dikandang terbuka lebih seragam dari awal pertumbuhan sampai
akhir pertumbuhan. Kandang terbuka memberikan suhu efektif yang tinggi pada
ayam dewasa. Suhu efektif yang tinggi daripada suhu efektif ideal ayam akan
menurunkan pakannya dengan menurunnya asupan pakan dan meningkatnya
kebutuhan energi untuk melepas panas, maka energi yang tersisa untuk produksi
semakin kecil.
Kemampuan Kandang Dalam Mengatasi Pengaruh Suhu Udara Luar
Kandang
Suhu udara (0C)
Kebutuhan suhu udara untuk ayam broiler berbeda bergantung pada tingkatan
umurnya. Ayam broiler yang baru menetas membutuhkan suhu udara yang lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena anak ayam belum dapat mempertahankan suhu
tubuhnya dengan baik. Pada ayam broiler dewasa fungsi termoregulasi ayam
bekerja dengan baik, maka ayam membutuhkan suhu udara yang lebih rendah.
Kandang harus mampu menyediakan suhu udara sesuai dengan umur ayamnya.
34
32
30
28
26
24
22
20
0:00 2:00 4:00 6:00 8:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00
Pukul (WIB)
Dalam kandang ( Umur < 2 pekan)
Luar Kandang ( Umur < 2 pekan)
Dalam kandang ( Umur > 2 pekan)
Luar kandang ( Umur > pekan)
Suhu udara (0C)
a
34
32
30
28
26
24
22
20
0:00 2:00 4:00 6:00 8:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00
Pukul (WIB)
Dalam kandang ( Umur < 2 pekan )
Dalam kandang ( Umur >2 pekan )
Luar kandang ( Umur < pekan )
Luar kandang ( Umur > 2 pekan)
b
Gambar 11 Kondisi suhu udara dalam kandang. (a) Kandang tertutup dan (b)
Kandang terbuka
16
Kandang tertutup pada masa brooding (umur ayam < 2 pekan) mampu
meningkatkan suhu udara malam hari (02.00 WIB) dan pagi hari (00.00 WIB)
mencapai 120C ketika usia ayam broiler dua hari dan satu hari. Rata-rata
peningkatan suhu udara masa brooding pada saat pagi hari (04.00WIB-10.00WIB)
dan malam hari (20.00WIB-02.00) sebesar 4.40C dan 5.20C. Suhu udara yang tinggi
di dalam kandang pada masa brooding dibutuhkan oleh anak ayam. Hal ini terjadi
karena anak ayam belum dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan baik, ketika
suhu udara menurun, maka suhu tubuh akan menurun. Kesalahan dalam periode
brooding menjadi salah satu masalah besar bagi peternak dan berdampak buruk
pada performa broiler periode pemeliharaan berikutnya. Sedangkan setelah ayam
dewasa, rata-rata kenaikan udara tertinggi terjadi pada malam hari sebesar 0.80C.
Sebaliknya siang hari terjadi penurunan suhu. Cooling pad mampu menurunkan
suhu luar kandang pada siang hari (14.00WIB) pada saat usia ayam broiler 35 hari
sebesar 2.40C sehingga suhu udara dalam kandang menjadi 29.60 ketika suhu luar
kandang mencapai 320C. Rata-rata penurunan suhu udara siang hari sebesar 0.30C.
Dengan demikian suhu rata-rata siang hari menjadi 30.30C. Suhu udara tersebut
masih tergolong tinggi. Suhu udara yang tinggi dapat diperbaiki dengan kecepatan
angin yang baik. Sehingga suhu efektif yang ideal dapat tercapai.
Kandang terbuka pada masa brooding mampu menghangatkan suhu udara
malam hari (22.00 WIB) di umur ayam 3 hari sebesar 3.50C. Rata-rata peningkatan
suhu udara masa brooding di malam hari sebesar 1.70C. Dengan demikian suhu
udara rata-rata malam hari sebesar 26.50C. Suhu tersebut tergolong rendah untuk
masa brooding. Menurut Lesson dan Summers (2000) suhu udara rata-rata pada
masa brooding yaitu sebesar 300C. Pada masa ayam broiler dewasa (umur ayam >
2 pekan) kandang terbuka dapat menurunkan suhu udara siang hari (12.00 WIB)
sebesar 1.80C dengan rata-rata penurunan sebesar 10C. Sehingga rata-rata suhu
udara siang hari menjadi 31.60C. Suhu udara tersebut tergolong tinggi dan dapat
diperbaiki dengan penambahan kipas angin.
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Luar Kandang terhadap Dalam
Kandang
Berdasarkan hasil estimasi (Tabel 8), beberapa kondisi suhu dan kelembaban
udara luar kandang berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata (α=0.05)
terhadap suhu dan kelembaban udara dalam kandang. Suhu udara luar kandang
tidak berpengaruh nyata pada kondisi suhu udara dalam kandang terjadi pada
malam dan pagi hari di kondisi ke-1 serta siang hari di kondisi ke-2. Pengaturan
suhu udara menggunakan pemanas pada kondisi 1 dan kondisi 1 mengakibatkan
suhu malam hari dan pagi hari dalam kandang berbeda dengan luar kandang dan
berfungsinya cooling pad setelah masa brooding mengakibatkan suhu udara siang
hari di kondisi 2 dalam kandang berbeda dengan luar kandang. Suhu udara dalam
kandang menjadi lebih rendah dibandingkan luar kandang. Kelembaban udara luar
kandang tidak berpengaruh nyata terhadap dalam kandang yaitu pada siang hari
kondisi ke-1 dan malam hari kondisi ke-1. Secara keseluruhan kandang tertutup
masih dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro luar kandang. Hal ini disebabkan masih
adanya perbedaan suhu udara malam dan siang hari yang cukup tinggi di usia ayam
dewasa (umur>3 pekan). Fluktuasi suhu dan kelembaban relatif yang cukup tinggi
17
di kandang tertutup terjadi karena
lingkungan luar kandang (Yani 2007)
kandang yang masih dipengaruhi oleh
Tabel 8 Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
Parameter
Kondisi ke-1
Kondisi ke-2
waktu
cuaca
P-value
R-Sq
P-value
R-Sq
Pagi
0.210*
0.046
0.000
0.947
Siang
0.001
0.503
0.068*
0.295
Suhu
Sore
0.011
0.340
0.000
0.825
Malam
0.145*
0.061
0.000
0.827
Pagi
0.001
0.269
0.000
0.464
Kelembaban Siang
0.003
0.437
0.181*
0.172
udara
Sore
0.001
0.528
0.002
0.640
Malam
0.137*
0.064
0.000
0.739
*tidak berpengaruh
Kondisi ke-1 = umur ayam usia 2 pekan
Tabel 9
Hasil estimasi pengaruh suhu dan kelembaban luar terhadap dalam
kandang tertutup
Kondisi ke-1
Kondisi ke-2
Parameter
waktu
cuaca
P-value
R-Sq
P-value
R-Sq
Pagi
0.000
0.925
0.000
0.974
Siang
0.000
0.715
0.025
0.485
Suhu
Sore
0.000
0.929
0.016
0.536
Malam
0.000
0.566
0.000
0.888
Pagi
0.000
0.804
0.000
0.635
Kelembaban Siang
0.000
0.638
0.034
0.447
udara
Sore
0.000
0.831
0.041
0.425
Malam
0.027
0.153
0.000
0.746
Keterangan :
Kondisi ke-1 = umur ayam usia 2 pekan
Berdasarkan hasil estimasi (Tabel 9), suhu dan kelembaban udara luar
kandang terbuka berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata (α=0.05)
terhadap suhu dan kelembaban udara dalam kandang pada kondisi 1 dan kondisi 2.
Hal ini disebabkan oleh pengaturan iklim mikro dalam kandang kurang efektif
untuk mengurangi dampak pengaruh iklim mikro luar kandang. Pemanas yang di
operasikan pada masa brooding belum mampu untuk mengatasi pengaruh suhu
udara dingin luar kandang. Pada saat ayam dewasa di kandang terbuka tidak ada
pengaturan penurunan suhu udara dalam kandang. Sehingga suhu udara dalam
kandang menjadi tinggi akibat pengaruh suhu udara luar kandang.
18
Pengaruh Iklim Mikro Dalam Kandang terhadap Performa Ayam Broiler
Bobot badan konsumsi pakan dan ayam broiler
Bobot badan di kedua kandang pada akhir periode atau pekan ke-4 yaitu
kandang tertutup (1703 gr) lebih tinggi dibandingkan kandang terbuka (1283 gr).
Bobot badan ayam di kandang terbuka masih dibawah target. Target bobot badan
untuk strain Cobb yang harus dicapai pada pekan ke-4 yaitu 1309 gr. Pencapaian
FCR di kandang tertutup (1.52) dan kandang terbuka (1.49) belum memenuhi target
yang ditentukan. Menurut Fadilah (2004) target FCR untuk strain Cobb pada pekan
ke-4 yaitu 1.48.
Laju peningkatan bobot badan ayam broiler dikandang tertutup mengalami
peningkatan dari pekan ke-1 hingga pekan ke-3. Umur ayam lebih dari tiga pekan
laju peningkatan bobot badan mulai melambat sampai akhir periode pemeliharaan.
Laju peningkatan bobot badan mencapai puncaknya pada pekan ke-4. Setelah
mencapai puncak laju peningkatan bobot badan mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan kurva tersebut laju pelambatan pertambahan bobot ayam
dimanfaatkan peternak untuk melakukan penjarangan (panen awal) pada umur
ayam broiler 23 hari. Penjarangan di usia muda ini dilakukan untuk memperoleh
keuntungan yang lebih besar dengan menekan angka kematian dan mengurangi
kepadatan. Menurut Muharram (2013) ayam broiler akan mulai mengalami
keuntungan pada usia ke-22 hari, keuntungan akan mencapai puncaknya pada hari
ke-50 dan turun hingga merugi pada hari ke- 58. Penjarangan di kandang tertutup
dilakukan sebanyak 9 kali sampai akhir periode. Umur ayam lebih dari lima pekan,
konsumsi semakin tinggi namun peningkatan bobot badan semakin menurun, oleh
karena itu pada umur ayam tersebut ayam sebaiknya dipanen, karena konsumsi
pakan sudah tidak efisien.
Berat (Gram)
2000
1500
1000
500
0
1
2
WG 1
3
Umur (Pekan)
FI 1
WG 2
4
5
FI 2
Gambar 12 Peningkatan bobot badan dan konsumsi. WG 1 = bobot badan di
kandang tertutup, WG 2 = bobot badan di kandang terbuka, FI 1 =
Konsumsi di kandang tertutup, FI 2 = Konsumsi di kandang terbuka
Laju peningkatan bobot badan di kandang terbuka lebih lambat dibandingkan
di kandang tertutup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti iklim mikro
kandang yang tidak sesuai, kesehatan ternak dan nilai gizi pakan. Periode
pemeliharaan di kandang terbuka lebih singkat dibandingkan di kandang tertutup,
ayam broiler dipanen awal, meskipun laju pertambahan bobot badan belum
19
mengalami penurunan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kematian karena
lingkungan yang kurang ideal untuk pemeliharaan ayam broiler.
Laju peningkatan konsumsi pakan semakin meningkat pada kedua kandang
dengan bertambahnya bobot badan ayam broiler. Konsumsi kandang tertutup lebih
tinggi dibandingkan dengan kadang terbuka. Konsumsi yang lebih rendah di
kandang terbuka, disebabkan oleh suhu yang tinggi dalam kandang disertai
kecepatan angin yang rendah mengakibatkan ternak lebih banyak minum air,
mengurangi aktivitas makan, sehingga menyebabkan bobot badan lebih ringan
dibandingkan kandang tertutup
Konversi pakan
Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah konsumsi pakan
dengan bobot badan ayam broiler. Angka konversi pakan merupakan jumlah pakan
yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging (Edjeng dan
Kartasudjana 2006). Konversi tinggi menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi
tinggi tetapi pertumbuhan bobot badan rendah. Secara umum di kedua kandang
memiliki nilai konversi pakan semakin tinggi dengan bertambahnya umur. Menurut
Lesson dan Summer (2000), semakin bertambah umur ayam broiler maka nilai
konversi pakan akan semakin besar. Sebagian besar konsumsi pakan bagi ayam
dewasa digunakan untuk mempertahankan ukuran bobot badan. Sebesar 80%
protein digunakan untuk menjaga berat badan dan 20% untuk pertumbuhan
sehingga efisiensi pakan menjadi berkurang.
Nilai konversi pakan yang lebih kecil menunjukkan efisiensi dalam
penggunaan pakan yang baik. Nilai konversi pakan kandang tertutup sampai umur
3 pekan jauh lebih rendah dibandingkan kandang terbuka, hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan pakan dikandang tertutup lebih efisien dibandingkan kandang
terbuka, berbeda pada pekan ke-4 konversi pakan di kandang tertutup jauh lebih
tinggi dibandingkan kandang terbuka. Hal ini terjadi karena kandungan gizi pakan
mengalami penurunan sehingga pada pertengahan pekan ke-4 jenis pakan diganti
oleh para anak kandang.
Tabel 10 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang tertutup
Konsumsi pakan
Jumlah
Umur
BB
∆BB Kematian
Konversi
ayam gr/ekor/ kumulatif
pekan
(gr)
(gr)
(ekor)
pakan
(ekor)
pekan (gr/ekor)
0 43
15230
1 222
179
136
15094
192
192
0.87
2 569
347
72
15022
439
631
1.11
3 1119 550
53
14969
734
1366
1.22
4 1703 584
49
10642
1231
2597
1.52
5 2280 577
35
6283
1878
4475
1.96
Jumlah
345
20
Tabel 11 Bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan di kandang terbuka
Umur
pekan
BB
(gr)
0
1
2
3
4
Jumlah
38
196
467
835
1283
Jumlah
Kematian
ayam
(ekor)
(ekor)
- 0
12060
158
232
11828
271
111
11717
197
111
11606
448
706
10900
1160
∆BB
(gr)
Konsumsi pakan
gr/ekor/ Kumulatif
pekan
(gr/ekor)
0
0
199
199
350
549
577
1126
784
1910
Konversi
pakan
0
1.01
1.18
1.35
1.49
Mortalitas
Tingkat kematian di kedua tempat dengan masa pemeliharaan empat pekan
menunjukkan hal yang berbeda, kandang terbuka (9.6%) memiliki presentase
kematian lebih tinggi dibandingkan dengan kandang tertutup (2%). Pemeliharaan
ayam broiler dapat dinyatakan berhasil ketika angka kematian secara keseluruhan
kurang dari 5% (Bell dan Weaver, 2002). Besarnya angka kematian pada kandang
terbuka di sebabkan oleh beberapa faktor seperti: penyakit, cekaman panas, iklim
mikro yang kurang sesuai, dan sirkulasi udara kurang baik. Suhu dan kelembaban
yang tinggi menyebabkan cekaman panas dan mengakibatkan kematian pada ayam
broiler. Sirkulasi udara sangat penting di dalam kandang untuk membawa gas
amonia dan CO2 keluar dan digantikan dengan udara bersih dari luar. Gas amonia
yang tinggi di dalam kandang akan menimbulkan gangguan pernapasan dan
penurunan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan angka kematian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kandang yang baik adalah kandang yang mampu mengurangi dampak buruk
lingkungan. Kondisi suhu ideal pada masa brooding tercapai di kandang tertutup
dengan suhu udara rata-rata 300C. Pada masa brooding, kandang tertutup mampu
meningkatkan suhu udara malam hari (5.20C) lebih tinggi dibandingkan kandang
terbuka (1.70C), sedangkan pada saat ayam dewasa atau setelah masa brooding,
kandang tertutup mampu menurunkan suhu udara siang hari (0.30C) lebih rendah
dibandingkan kandang terbuka (10C). Suhu udara pada masa brooding di kandang
terbuka tergolong rendah untuk anak ayam. Pada ayam dewasa (umur > 3 pekan),
rata-rata kecepatan angin kandang tertutup (0.811 m/s) lebih tinggi dibandingkan
kandang terbuka (0.014 m/s). Kecepatan angin dalam kandang yang baik
memberikan suhu efektif yang ideal untuk ayam dewasa ketika suhu tinggi.
Kecepatan angin dapat mengurangi kelebihan panas dan gas-gas beracun dalam
kandang. Berdasarkan analisis statistika, iklim mikro kandang tertutup masih
21
dipengaruhi oleh lingkungan luar, sedangkan iklim mikro kandang terbuka sangat
dipengaruhi oleh lingkungan luar.
Keberhasilan pemeliharaan ayam broiler dapat dilihat dari besarnya bobot
badan, konversi pakan dan mortalitas. Nilai bobot badan, konversi pakan dan
mortalitas di kandang tertutup berturut-turut yaitu 1703 gr, 1.52, dan 2% dengan
rata-rata suhu brooding 300C dan suhu ketika broiler dewasa (umur >3 pekan)
26.50C, sedangkan kandang terbuka yaitu 1283 gr, 1.49, dan 9.6% dengan rata-rata
suhu brooding dan suhu ketika broiler dewasa 27.30C dan 270C. Hal ini
menunjukkan bahwa kandang tertutup memiliki performa lebih baik karena suhu
lebih nyaman dibandingkan kandang terbuka.
Saran
Penelitian selanjutnya, akan memberikan informasi lebih baik, apabila
penelitian ini dikombinasikan dengan penelitian pakan, sanitasi air, penyakit ayam
broiler, emisi kandang dan aspek ekonomi pemeliharaan ayam broiler. Penelitian
selanjutnya juga, perlu mempelajari performa ayam broiler di tipe kandang yang
berbeda (kandang terbuka postal atau tidak panggung dan kandang tertutup
bertingkat), serta mempelajari performa broiler di kondisi cuaca yang berbeda
(musim kemarau dan musim hujan), dan di lokasi yang berbeda (dataran rendah dan
dataran tinggi).
DAFTAR PUSTAKA
Bell DD dan Weaver WD. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production.
5th Edition. New York: Springer Science and Business Media, Inc.
Christopher EJ dan Bagus H. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Clark JA, Charles DR,