I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat di Indonesia mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan kayu baik untuk perumahan,
perabot rumah tangga maupun industri. Bambu memiliki potensi untuk menggantikan kayu dalam penggunaannya dan diharapkan di masa yang akan
datang tekanan permintaan terhadap kayu akan semakin berkurang Sulthoni 1994.
Bambu adalah salah satu jenis rumput-rumputan yang termasuk ke dalam famili graminae dan merupakan sebagian dari komoditas hasil hutan bukan kayu
disamping rotan, tengkawang, gondorukem dan zat ekstraktif Vademecum Kehutanan dalam Gusmailina 1988. Secara tradisional bambu telah banyak
dipakai sebagai bahan bangunan daerah tropis maupun sub tropis. Penggunaan bambu secara luas adalah untuk keperluan industri baik kertas, kayu lapis,
kerajinan, kesenian dan bahan makanan. Walaupun bambu memiliki banyak keunggulan namun penggunaannya
masih memiliki berbagai macam kendala yaitu mudah terserang serangan bubuk, mudah terbakar, memiliki kekuatan sambungan yang umumnya sangat rendah.
Selain itu latar belakang penggunaan bambu masih berpedoman pada kajian tradisional sehingga hanya beberapa jenis bambu saja yang bisa optimal
pemanfaatannya. Padahal Indonesia adalah negara tropis yang memiliki keanekaragaman jenis, genetik maupun ekosistem yang tinggi
megabiodiversity sehingga banyak sekali jenis bambu yang bisa ditemukan baik tumbuh secara
alami maupun diusahakan melalui praktek-praktek budidaya. Walaupun penelitian bambu terus meningkat namun tanaman ini masih
menyimpan banyak hal yang belum diketahui. Penelitian yang berkembang masih meliputi beberapa hal mengenai sifat biologi karena berkaitan dengan
teknik-teknik silvikultur. Secara anatomi setiap jenis bambu memiliki komponen anatomi yang khas. Ikatan pembuluh
vascular bundle merupakan salah satu komponen anatomi pada bambu yang menentukan sifat bambu. Menurut Liese
dan Grosser 1973 berdasarkan sifat anatominya bambu dibagi ke dalam tipe ikatan pembuluh yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian sifat-sifatnya
pun akan berbeda.
Dilihat dari potensi, kegunaan dan permasalahan bambu maka perlu diketahui sifat dasar termasuk kimianya melalui analisis komponen kimia.
Disamping itu dengan adanya perbedaan ikatan pembuluh perlu diteliti pula pembeda sifat dasar dan penggunaannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia beberapa jenis bambu pada empat tipe ikatan pembuluh sehingga maksud dan
tujuan penggunaannya dapat optimum dan memungkinkan untuk dilakukannya diversivikasi produk.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat menambah khazanah ilmu pengetahuan kehutanan khususnya sifat dan pemanfaatan kayu termasuk
bambu sebagai bahan baku. Selain itu pengetahuan dasar ini menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan maksud dan penggunaan beberapa jenis
bambu menurut tipe ikatan pembuluh yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA