lxxxix memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan
tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan objeknya”.
Sedangkan audit dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh seseorang yang berkompeten untuk mengetahui keefektifan penerapan SMK3.
Pelaksanaan audit dilakukan secara intern dan ekstern. Audit intern dilaksanakan oleh tim independen yang berkompetensi dibidangnya masing-masing, sedangkan
audit ekstern dilaksanakan oleh lembaga independen yang telah ditunjuk oleh Depnaker. PT Pupuk Kujang menerapkan 12 elemen dan 166 kriteria saat
pelaksanakan audit. Hal ini dikarenakan potensi bahaya yang ada di PT Pupuk Kujang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pelaksanaan audit yang telah
diterapkan oleh PT Pupuk Kujang telah sesuai dengan Permenaker No. Per- 05MEN1996 tentang SMK3 mengenai pedoman teknis audit SMK3 pada
lampiran II. Berdasarkan hasil dan evaluasi audit tersebut, PT Pupuk Kujang berhasil mendapatkan sertifikat dan bendera emas karena prestasi zero accident.
F. Pemantauan Higiene Perusahaan
1. Kebisingan
Berdasarkan Kepmenaker No.Kep-51MEN1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, NAB kebisingan untuk waktu pemaparan
kebisingan selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dB, maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan rata-rata yang dihasilkan untuk unit-unit PT Pupuk
Kujang masih berada dibawah NAB yang ditetapkan. Tetapi ada beberapa unit
xc yang mempunyai intensitas kebisingan yang melebihi NAB sehingga diwajibkan
memakai earplug atau earmuff. 2.
Pencahayaan Berdasarkan P.M.P. No. 7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan,
Kebersihan, serta Penerangan di Tempat Kerja, maka dapat disimpulkan bahwa penerangan rata-rata di unit-unit produksi dan perkantoran sudah memenuhi
standar yang ditetapkan. Tetapi intensitas penerangan untuk area Instalasi Pemeliharaan Peralatan IPP, Perbengkelan dan Pengantongan masih kurang. Hal
ini disebabkan oleh karena kurangnya penerangan alami, lampu yang mati tidak segera diganti, dan kondisi lampu yang kotor tertutup debu.
3. Tekanan Panas
Berdasarkan Kepmenaker No. Kep-51MEN1999 tentang NAB faktor fisik bahwa NAB tekanan panas untuk pekerja berat adalah 25,9 ºC, untuk kerja sedang
adalah 28,0 ºC dan kerja ringan adalah 30,6 ºC, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan panas di area Bagging, Prilling Tower, dan Maintenance Shop telah
melebihi NAB yang diperkenankan untuk pekerjaan sedang dengan variasi kerja 75 kerja, 25 istirahat. Hal ini disebabkan oleh karena atap ruangan terbuat dari
seng, sebagian blower dalam kondisi rusak dan kurangnya ventilasi alami. 4.
Getaran Berdasarkan Kepmenaker No. Kep-51MEN1999 tentang NAB Faktor
Fisik di Tempat Kerja, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya getaran masih berada di bawah Nilai Ambang Batas, tetapi ada daerah tertentu yang
xci nilainya melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Urea Plan 1A titik pengukuran
Compressor House GA 101 C dan Utility Plan titik pengukuran Boiler.
G. Pelayanan Kesehatan dan Gizi Kerja