Jenis Pemeriksaan Laboratorium .1 Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan Golongan Darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena Pemeriksaan Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah

bermulut lebar yang dapat disumbat rapat, sebaiknya pula urin dikeluarkan langsng ke dalam wadah itu, sebuah wadah yang 300 ml mencukupi urin sewaktu, jika hendak menumpulkan urin kumpulan, pakailah wadah yang lebih besar. 2.4 Jenis Pemeriksaan Laboratorium 2.4.1 Pemeriksaan Hematologi

a. Pemeriksaan Golongan Darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena

adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Penetapan golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang ada di dalam sel atau penetapan aglutinin di dalam serum reverse gruping, serum gruping atau confirmation grouping. Jika tidak melihat kepada subgroup, maka dikenal 4 golongan darah, yaitu : 1. Golongan darah A eritrosit mengandung aglutinogen A dan serum agglutinin anti-B. 2. Golongan darah B eritrosit mengandung aglutinogen B dan serum agglutinin anti-A. 3. Golongan darah O eritrosit tidak mengandung aglutinogen, sedangkan serum tidak mengandung agglutinin. 4. Golongan darah AB eritrosit mengadung aglutinogen A dan B dan serum agglutinin anti-A dan anti-B.

b. Pemeriksaan Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah

yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh. Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan tenaga Baron, 1990. Laporan PKMD Puskesmas Loa Ipuh Tenggarong Sel darah merah mengandung banyak hemoglobin. Darah berwarna merah disebabkan hemoglobin berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen untuk masuk ke dalam tubuh dan membawa keluar gas karbondioksida dan ion hydrogen dari tubuh Handojo, 1982. Bila presentase hematokrit dan jumlah hemoglobin dalam masing- masing sel nilainya normal, maka seluruh darah seseorang pria mengandung hemoglobin sekitar 16 grdl dan pada wanita rata-rata 14 grdl Handojo, 1982. Pemeriksaan hemoglobin dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu Baron, 1990: a. Cara fisika : dengan CuSo 4 b. Cara kimia : dengan mengukur kadar Fe dalam darah c. Cara gasometrik : dengan mengukur jumlah oksigen untuk menjenuhkan darah sehingga terbentuk oksi-Hb d. Cara kolorimetrik : visual metode Hb sahli dan fotoelektrik. Mengukur kadar Hb dengan menggunakan metode sahli adalah pemeriksaan yang paling sederhana, namun kurang teliti, dimana ketelitian bias mencapai 10, pemeriksaan secara visual dengan membandingkan asam hematin yang diencerkan dengan aquadest terhadap alat warna pembanding. Cara ini kurang baik karena tidak semua jenis hemoglobin diubah menjadi hematin asam, seperti karboksihemoglobin, methohemoglobin, dan sulfhemoglobin Gandasoebrata, 2006. 2.4.2 Pemeriksaan Tes Kehamilan PP Test Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum konsepsi dan nidasi hasil konsepsi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulai pembuahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Laporan PKMD Puskesmas Loa Ipuh Tenggarong Segera setelah pembelahan ini terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancer. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat dengan fudus uteri. Jika nidasi ini terjadi barulah dapat disebut adanya kehamilan. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovarium ke dalam endomaterium, terjadi perdarahan pada luka desidua tanda hantaman Kresno, 1985. Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis, disitulah plasenta akan dibentuk. Plasenta adalah tempat pembuahan hormon-hormon khususnya korionik gonadotropin, korionik somato-mammotropin plasenta lactogen, estrogen dan progesteron Kresno, 1985. Dalam urine perempuan yang sedang hamil terdapat semacam hormone yang sifatnya menyerupai hormone gonadotropin yang membentuk glikoprotein dari bagian depan lobus anterior kelenjar hipofisis. Hormon ini tidak hanya pada perempuan hamil saja, tetapi juga terdapat pada cancer ovarium, permukaan menopause, kehamilan yang abnormal, abortus mela, tumor dari testis dan lain sebagainya Ibrahim, 1971.

2.4.3 Pemeriksaan Kimia Darah a. Pemeriksaan Glukosa Darah

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terplarisasi kearah kanan di dalam, glukosa terdapat pada buah-buahan dan madu lebah. Glukosa merupakan gula yang paling penting bagi metabolisme tubuh, lebih dikenal sebagai gestosa gula fisiologis, bentuknya yang ditemukan dalam berbagai buah-buahan, jagung manis, sejumlah akar-akaran dan madu. Sebagai sumber yang normal, glukosa ditemukan dalam peredaran darah. Glukosa sangat penting bagi kehidupan manusia karena merupakan sumber energi bagi tubuh. Karbohidrat dalam makanan setelah dicerna akan diserap oleh dinding hati. Oleh hati sebagian Laporan PKMD Puskesmas Loa Ipuh Tenggarong glukosa dikembalikan ke dalam darah untuk menjaga agar kadar glukosa dalam darah tetap konstan Hardjoeno, 2007. Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis. Jika didalam tubuh kita ada insulin, atau jumlahnya sedikit sekali maka glukosa dalam tubuh tidak bisa dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber tenaga. Selain itu proses pemecahan glukosa menjadi glikogen, lemak, protein dan sebagainyapun tidak dapat berjalan, akibatnya kadar gula dalam darah semakin meningkat Hardjoeno, 2007. Pada penderita DM Diabetes Mellitus, pemeriksaan glukosa digunakan sebagai indikasi untuk : 1. Penegakkan diagnose 2. Monitoring perjalanan penyakit dan hasil terapi 3. Melacak penderita dengan resiko tinggi high risk 4. Membedakan hiperglikemi primer dari hiperglikemi karena kasus lain.

b. Pemeriksaan Asam Urat