PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP LABA PER LEMBAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP
LABA PER LEMBAR SAHAM PADA PERUSAHAAN
PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh
Nunik Handayani
08610268

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP
LABA PER LEMBAR SAHAM PADA PERUSAHAAN
PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Derajat Sarjana Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh
Nunik Handayani
08610268

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

KATA PENGANTAR
Assalamu’alakum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan karunia rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Laba per
Lembar Saham pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” disusun dengan tujuan untuk memenuhi serta melengkapi syarat
memperoleh gelar Kesarjanaan di Bidang Ekonomi, Program Studi Manajemen –

Fakultas Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M. AFP, selaku Dosen Pembimbing I,
terimakasih atas ilmu, waktu, tenaga, perhatian dan kesabaran selama
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Warsono, M.M., selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih atas ilmu,
waktu, tenaga, perhatian dan kesabaran selama membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Dra. Uci Yuliati, M.M., selaku Dosen Wali Kelas E Manajemen 2008, yang
selalu memberikan nasehat dan dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi
dengan tepat.
6. Pojok Bursa Efek Indonesia, yang telah bersedia membantu menyediakan
data-data laporan keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini.


7. Poerwanto Kisrahardjo dan Sri Astutik. Terimakasih bapak dan ibu yang
selalu memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, dorongan moril dan
materiil, serta doanya selama ini.
8. Mbak Titik, Fitri dan Dodik yang selalu memberikan motivasi dan semangat
untuk selalu maju.
9. Teman-teman Kelas E Manajemen 2008 yang selalu memberikan doa dan
dukungan semangat, serta kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Riska, Nita, Dewi, Yuni, Ulfa, Nurul dan teman-teman kinx kost yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam segala hal, dan
kebersamaan dan keceriaan disetiap hari yang tak mungkin terlupakan.
Segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat
balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha sebaik mungkin namun
demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan
serta pengalaman penulis. Kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan
penyusunan masih banyak terdapat pada skripsi ini. Dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik saran yang membangun untuk memperbaiki
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi guna kesempurnaan
skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, Maret 2013
Penulis,

Nunik Handayani

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….
SURAT PERNYATAAN …………………………………………………
BERITA ACARA …………………………………………………………
KARTU KENDALI KONSULTASI ……………………………………...
KATA PENGANTAR ………....…………………………………............
DAFTAR ISI ………………..……………………………………………
DAFTAR TABEL …….…….…………………………...……………….
DAFTAR GAMBAR ………………………...…………………………..
DAFTAR LAMPIRAN …………..………………………………………
ABSTRAK ……………………..…………………………………………

ABSTRACK ………………….……………………………………………
BAB I

i
ii
iii
iv
v
vi
ix
xi
xiii
xiv
xv
xvi
xvii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …….………………………………
B. Perumusan Masalah ……….………………………………...

C. Pembatasan Masalah ……….……………………………….
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …..…….………………….

1
4
4
5

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu …..……….………………….
B. Tinjauan Teori …………..…………………..………………
C. Kerangka Pikir ………..…………………………..…………
D. Hipotesis …………….………………………………………

6
7
21
22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………….……………..…………………
B. Definisi Operasional Variabel ………………………………
C. Jenis Data dan Sumber Data …...………..………………….
D. Teknik Pengumpulan Data ……….…………………………
E. Populasi dan Sampel …………..……………………………
F. Teknik Analisis Data ………………………………………..
G. Uji Hipotesis ………….…………..…………………………

23
23
24
24
25
25
27

BAB II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sampel Penelitian ..................................... 30

B. Analisis Data ……………….....……...…..………………… 33
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………..………………………….. 38
B. Saran …...……………………..…………………………….. 38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Daftar Laba per Lembar Saham Sektor Pulp dan Kertas
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5 Tahun Terakhir …...

3

Tabel 4.1. Rekapitulasi hasil analisis regresi LDERt ………………....…..


34

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian ………………………………….. 21

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Perhitungan EPS

Lampiran 2

Perhitungan DFL

Lampiran 3.1. Perhitungan Distribusi Lag (LDERt)
Lampiran 3.2. Perhitungan Distribusi Lag (LDERt, LDERt-1)
Lampiran 3.3. Perhitungan Distribusi Lag (LDERt, LDERt-1, LDERt-2)
Lampiran 3.4. Perhitungan Distribusi Lag (LDERt, LDERt-1, LDERt-2, LDERt-3)


DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Kristina. 2011. Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning per Share
pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Buku 2. Edisi 11. Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana, Jakarta.
Nachrowi, Nachrowi Djalal & Hardius Usman. 2008. Penggunaan Ekonometri.
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan
Kesepuluh. BPFE, Yogyakarta.
Sartono, R. Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
BPFE, Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4.
Salemba Empat, Jakarta.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.
http://www.jpnn.com/read/2012/04/04/123188/Investasi-Pulp-and-PaperMeroket-. 4 April 2012.
http://managementdaily.co.id/news/index/category/businesstoday/186.
2012.

30

Mei

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun volume kebutuhan terhadap kertas terus mengalami
peningkatan. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian
Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan pertumbuhan kebutuhan kertas di
negara berkembang mencapai 4,1% per tahun, sementara di negara maju
tumbuh sebesar 0,5% per tahun. Sementara kebutuhan kertas dunia mencapai
394 juta ton atau naik 24,4% menjadi 490 juta ton hingga 2020. Sedangkan
kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton
(managementdaily.co.id).
Industri pulp dan kertas di Indonesia telah menarik investasi sebesar
USD 16 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 242.822

orang.

Pertumbuhan industri pulp dan kertas ini, bisa mendatangkan devisa sekitar
USD 4 miliar atau 6,1 persen dari total produksi sektor manufaktur. Sekertaris
Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan, Indonesia
menempati urutan ke-9 negara pengekspor pulp terbesar dunia dengan rata-rata
ekspor 1,6 juta ton pulp per tahun di bawah Tiongkok, Amerika Serikat,
Jepang, Jerman, Kanada, Finlandia, Swedia, dan Korea Selatan. Sementara
dalam produksi kertas, Indonesia masuk 12 besar dengan rata-rata ekspor 1,7
juta ton kertas per tahun.

1

2

Permintaan pulp dan kertas dari 2010 sampai 2015 diramalkan bakal
melonjak tajam, begitu juga dengan suplainya. Pada 2010 pertumbuhan pulp
tercatat sebesar 4,3 juta ton dan akan meningkat pada 2025 menjadi 5,7 juta
ton. Sementara berdasarkan produksi, volume industri pulp mencapai 26,5 juta
ton dan diprediksi naik menjadi 38,9 juta ton pada tahun 2025. Secara global,
kata Hadi, pertumbuhan pulp meningkat 2,6 persen per tahun. Hal ini
dikarenakan adanya Asean China Free Trade Agreement (ACFTA).
“Permintaan bubur kertas dari Tiongkok terus meningkat hingga 139 persen
sejak 2005. Potensi tersebut menguntungkan industri kehutanan di Indonesia,”
sebutnya (jpnn.com).
Dalam melaksanakan kegiatannya, setiap perusahaan memerlukan dana
untuk membiayai operasinya. Pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan
biasanya berasal dari modal perusahaan sendiri maupun diperoleh dari hutang,
baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan harus dapat
menentukan pemenuhan sumber dananya agar tercipta tingkat pengembalian
yang diharapkan bagi para pemegang saham.
Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan jika ditinjau dari sudut
manajemen keuangan yaitu manajemen perusahaan dapat memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin pada laba per lembar saham, yaitu merupakan
pendapatan atau laba yang diterima oleh para pemegang saham untuk per
lembar saham yang dimiliki. Berikut ini daftar laba per lembar saham
perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5 tahun
terakhir.

3

Tabel 1.1. Daftar Laba per Lembar Saham Sektor Pulp dan Kertas yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5 Tahun Terakhir
Tahun

Perusahaan
2007

2008

2009

Rp

23.00

Rp (10.00)

Rp

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk.

Rp

75.35

Rp 427.05

Rp 225.60

Rp 314.69

Rp 480.60

PT Toba Pulp Lestari Tbk.

Rp

75.35

Rp

Rp (37.79)

Rp

2.61

Rp

0.27

PT Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk.
PT Surabaya Agung Industri Pulp
& Kertas Tbk.

Rp

20.00

2011

PT Suparma Tbk.

10.95

18.00

2010
Rp

22.00

Rp (26.00)

Rp (31.00)

Rp

5.00

Rp(200.49)

Rp

(2.38)

Rp 127.00

Rp 126.00

Rp

97.00

Rp (23.00)

Rp

64.00

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

Rp 160.12

Rp 405.15

Rp(272.60)

Rp

21.40

Rp

26.57

PT Fajar Surya Wisesa Tbk.

Rp

Rp

Rp 111.68

Rp 114.21

Rp

53.41

49.22

14.75

Sumber: Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 1.1, menggambarkan laba per lembar saham perusahaan pulp dan
kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami fluktuasi dari
tahun ke tahun. Kenaikan dan penurunan laba per lembar saham tidak sama
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, seperti pada PT Suparma
Tbk. yang laba per lembar sahamnya tahun 2007-2008 mengalami penurunan
dan tahun 2008-2011 mengalami kenaikan, sedangkan pada PT Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk., laba per lembar sahamnya tahun 2007-2008 mengalami
kenaikan, tahun 2008-2009 mengalami penurunan, dan tahun 2009-2011
mengalami kenaikan.
Salah satu upaya untuk menghindari kesalahan dalam menentukan
pemenuhan sumber dana, diperlukan analisa yang dapat membantu untuk
mengambil keputusan dalam memilih alternatif tersebut. Analisis yang sesuai
dalam hal ini adalah analisis leverage. Leverage digunakan untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva atau dana

4

yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan (return)
bagi pemilik perusahaan.
Leverage ada dua macam, leverage operasi dan leverage keuangan.
Leverage operasi disebabkan karena sebagian biaya usaha bersifat tetap,
sedangkan peningkatan volume operasi yang terjadi cukup besar. Akibatnya
laba akan naik atau turun lebih tajam dibandingkan dengan perubahan volume
operasi. Leverage keuangan akan terjadi bila struktur modal suatu perusahaan
mengandung hutang (kewajiban) dengan suku bunga yang tetap. Pengaruh
leverage keuangan ini identik dengan yang terjadi pada leverage operasi,
dimana laba setelah bunga akan naik atau turun lebih tajam daripada fluktuasi
volume operasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, judul penelitian ini adalah:
“Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Laba per Lembar Saham pada
Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
“Bagaimana pengaruh leverage keuangan terhadap laba per lembar saham?”

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat untuk membatasi masalah yang diteliti, agar
ruang lingkup tidak meluas dan menjadi jelas, maka penulis membatasi

5

masalah pada laporan keuangan tahun 2001-2011, serta menggunakan teknik
analisis distribusi lag.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage
keuangan terhadap laba per lembar saham.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajer Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan
terutama manajer untuk dijadikan pertimbangan dalam menggunakan
leverage keuangan untuk meningkatkan besarnya laba per lembar saham.
b. Bagi Investor Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai kinerja
sebuah perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di BEI dalam
menggunakan leverage keuangan untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi, dan
wawasan yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan
makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data
periode tahun 2005-2009. Kesimpulan hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa secara simultan variabel Debt to Total Aset Ratio (DAR) dan Long Term
Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap Earning per
Share (EPS), sedangkan secara parsial variabel DAR mempunyai pengaruh
negatif yang signifikan terhadap EPS sementara LDER mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap EPS pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada obyek penelitian, teknik analisis data, dan variabel bebasnya,
sedangkan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada variabel terikatnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
2.

6

7

Tabel 2
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Judul Penelitian

Variabel

Analisis Pengaruh
Financial
Leverage terhadap
earning per Share
pada Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

- Variabel Terikat:
EPS
- Variabel Bebas:
Debt to Total Aset
Ratio (DAR) dan
Long Term Debt
to Equity Ratio
(LDER)

Pengaruh
Leverage
Keuangan
terhadap Laba per
Lembar Saham
pada Perusahaan
Pulp dan Kertas
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia

- Variabel Terikat:
EPS
- Variabel Bebas:
Long Term Debt
to Equity Ratio
(LDER)

Teknik Analisi
Data
Regresi
Berganda

Hasil
- Variabel Debt to Total Aset
Ratio (DAR) dan Long
Term Debt to Equity Ratio
(LDER) secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap earning per share
- Variabel Debt to Total Aset
Ratio (DAR) berpengaruh
negatif signifikan terhadap
earning per share
- Variabel Long Term Debt to
Equity Ratio (LDER)
berpengaruh positif
signifikan terhadap earning
per share

Distribusi Lag

B. Tinjauan Teori
1. Tujuan Manajemen Keuangan dan Indikator Keberhasilan
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik
yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi
secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi
atau pembelanjaan secara efisien. Meskipun fungsi seorang manajer
keuangan untuk setiap organisasi belum tentu sama, namun pada prinsipnya
fungsi utama seorang manajer keuangan meliputi pengambilan keputusan
investasi, pengambilan keputusan pembelanjaan dan kebijakan deviden.

8

Fungsi pertama menyangkut tentang keputusan alokasi dana baik dana
yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Secara garis besar keputusan
investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti
misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga
maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi,
tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Manajer keuangan bertanggung
jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis aset perusahaan.
Kedua, manajer keuangan berfungsi sebagai pengambil keputusan
pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Peran manajer keuangan dalam
pemenuhan kebutuhan dana menjadi semakin komplek dalam kondisi
globalisasi pasar modal. Pengumpulan dana tidak lagi terbatas dalam satu
negara melainkan terbuka kesempatan untuk menarik dana dari investor
asing. Pemahaman transaksi internasional menjadi sangat penting.
Perusahaan dapat mengurangi ketergantungan dana dari perbankan melalui
penemuan baru instrumen pasar uang dan modal.
Fungsi ketiga seorang manajer keuangan adalah kebijakan dividen.
Hingga saat ini masih timbul pendapat bahwa fungsi ketiga ini merupakan
bagian dari fungsi kedua. Prinsipnya kebijakan dividen ini menyangkut
tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan seharusnya
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan
pembelian kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembelanjaan investasi di masa datang.

9

Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagikan laba yang
diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber
dana eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer
keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage
yang tidak menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh ditahan
untuk memperbaiki struktur modal perusahaan.
Kebijakan dividen tidak sesempit itu, karena menyangkut pula
keputusan apakah pembayaran dividen dengan saham atau stock dividen dan
pemecahan dividen dalam nilai yang lebih kecil atau stock split mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kalau memang ada pengaruh terhadap
nilai perusahaan, kapan waktu yang paling tepat untuk menerapkan
kebijakan tersebut. Perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan
cenderung untuk menahan labanya karena memerlukan sumber dana intern
untuk pembelanjaan investasi (Sartono, 2008: 6-7).
Tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan
memaksimumkan profit, melainkan memaksimumkan stakeholder melalui
maksimisasi nilai perusahaan. Adapun stakeholder itu adalah pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan, pihak-pihak tersebut meliputi;
karyawan

dan

manajemen,

kreditur,

supplier,

masyarakat

sekitar,

perusahaan, pemerintah, dan pemegang saham.
Perusahaan perlu memperhatikan kepentingan karyawan karena
apabila perusahaan mengabaikan kepentingan karyawan akan berdampak
pada rendahnya produktivitas, efisiensi, buruknya kualitas produk yang

10

dihasilkan, tingginya tingkat absensi dan masih banyak lagi masalahmasalah yang lain, oleh sebab itu perusahaan tidak mungkin dapat
memuaskan

kebutuhan

atau

kemakmuran

pihak

lain

sebelum

memperhatikan karyawan dan manajemen.
Selanjutnya perusahaan perlu memberikan jaminan kepada kreditur
tentang pembayaran kembali kewajiban perusahaan. Dengan kata lain
mustahil bagi perusahaan yang tidak mampu membayar utang-utangnya,
sementara berharap harga saham perusahaan terus meningkat. Salah satu
contoh bentuk perlindungan perusahaan terhadap kreditur adalah adanya
berbagai batasan-batasan di dalam kontrak pemberian kredit.
Pihak yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
menyangkut masyarakat di sekitar perusahaan. Saat ini masyarakat semakin
kritis dan seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang keselamatan
lingkungan maka perusahaan tidak dapat lagi mengabaikan hak-hak
masyarakat di sekitarnya. Banyak contoh di mana perusahaan harus terpaksa
ditutup akibat tidak diperhatikan dampak lingkungan. Perusahaan harus
menghindari pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran suara.
Perusahaan-perusahaan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan
dalam jangka panjang akan menghadapi kesulitan dan pada akhirnya produk
yang dijual akan diboikot oleh pasar.
Pihak terakhir yang harus diperhatikan adalah pemegang saham.
Perusahaan tidak mungkin dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham dengan mengabaikan kepentingan pihak-pihak lain yang telah

11

dijelaskan

sebelumnya,

oleh

sebab

itu

tujuan

memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham dapat dipandang sebagai tujuan akhir yang
harus dicapai oleh manajer keuangan perusahaan.
Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat
ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang atau present value semua
keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa
datang. Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga
saham yang dimilikinya meningkat. Sementara itu harga saham itu
terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba
per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per
lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas risiko yang
diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi
perusahaan.
Apabila perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, ada
kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi
semakin besar. Dengan demikian total kemakmuran pemegang saham dapat
diukur dengan menilai peningkatan total kepemilikan saham dikalikan
dengan harga pasar per lembar saham (Sartono, 2008: 8-9).
Indikator kesuksesan manajemen keuangan dalam mengelola dana
yang diperolehnya adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan para
pemegang saham. Dalam memenuhi kebutuhan dana oleh perusahaan, maka
terdapat berbagai alternatif yang dapat ditempuh, antara lain, apakah modal

12

perusahaan akan dipenuhi dengan modal sendiri atau dengan menggunakan
modal pinjaman.
2. Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal
Perusahaan umumnya mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika
membuat keputusan-keputusan struktur modal (Brigham & Houston, 2011:
188-192):
a.

Stabilitas Penjualan
Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara
aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan
mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

b.

Struktur Aset
Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai
jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.
Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat
menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan
khusus.

c.

Leverage Operasi
Jika hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan leverage
operasi yang lebih rendah akan lebih mampu menerapkan leverage
keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko usaha yang
lebih rendah.

13

d.

Tingkat Pertumbuhan
Jika hal yang lain dianggap sama, maka perusahaan yang
memiliki pertumbuhan lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada
modal eksternal. Selain itu, biaya emisi yang berkaitan dengan
penjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi yang terjadi ketika
perusahaan menjual utang, mendorong perusahaan yang mengalami
pertumbuhan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang. Namun,
pada waktu yang bersamaan, perusahaan tersebut sering kali
menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi, cenderung akan
menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan utang.

e.

Profitabilitas
Sering

kali

diamati

bahwa

perusahaan

dengan

tingkat

pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata menggunakan
utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan
sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara
internal.
f.

Pajak
Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan
inilebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi,
makin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar
keunggulan dari utang.

14

g.

Kendali
Pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi kendali suatu
perusahaan dapat memengaruhi struktur modal. Pertimbangan kendali
dapat mengarah pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas,
karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik kepada
manajemen akan bervariasi dari satu situasi ke situasi yang lain.
Apapun kondisinya, jika manajemen merasa tidak aman, maka
manajemen akan mempertimbangkan situasi kendali.

h.

Sikap Manajemen
Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dibandingkan
yang lain, dan menggunakan utang dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di dalam industrinya,
sementara manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang
dalam usaha mereka untuk mendapat laba yang lebih tinggi.

i. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Peringkat
Tanpa mempertimbangkan analisis manajemen sendiri atas faktor
leverage yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan
lembaga pemeringkat sering kali akan memengaruhi keputusan struktur
keuangan. Perusahaan sering kali membahas struktur modalnya dengan
pihak pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat serta sangat
memperhatikan saran mereka.

15

j.

Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam
jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat memberikan arah
penting pada struktur modal optimal suatu perusahaan. Jadi, perusahaan
berperingkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa pergi ke pasar
saham atau pasar utang jangka pendek, tanpa melihat sasaran struktur
modalnya. Namun, ketika kondisi melonggar, perusahaan-perusahaan
ini menjual obligasi jangka panjang untuk mengembalikan struktur
modalnya kembali pada sasaran.

k.

Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal suatu perusahaan sendiri juga dapat berpengaruh
pada sasaran struktur modalnya. Misalnya, suatu perusahaan baru saja
berhasil menyelesaikan suatu program litbang, dan perusahaan
meramalkan laba yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang tidak lama
lagi. Namun, laba yang baru ini belum diantisipasi oleh investor,
sehingga tidak tercermin dalam harga sahamnya. Perusahaan tersebut
tidak akan menerbitkan saham, perusahaan lebih memilih melakukan
pendanaan dengan utang sampai laba yang lebih tinggi terwujud dan
tercermin pada harga saham. Selanjutnya, perusahaan dapat menjual
penerbitan saham biasa, menggunakan hasilnya untuk melunasi utang,
dan kembali kepada sasaran struktur modalnya.

16

l.

Fleksibilitas keuangan
Tujuan menjaga fleksibilitas keuangan, yang dilihat dari sudut
pandang operasional, artinya adalah menjaga kapasitas pinjaman
cadangan yang memadai. Menentukan kapasitas pinjaman cadangan
yang memadai adalah suatu hal yang bersifat pertimbangan, tetapi jelas
akan tergantung pada faktor-faktor yaitu peramalan perusahaan akan
kebutuhan dana, memprediksikan kondisi pasar modal, keyakinan
manajemen atas peramalannya, dan konsekuensi dari kekurangan
modal.

3. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Merton Miller (selanjutnya disebut MM)
menerbitkan apa yang disebut sebagai artikel keuangan paling berpengaruh
yang pernah ditulis. MM membuktikan, dengan menggunakan sekumpulan
asumsi yang patut dipertanyakan, bahwa nilai suatu perusahaan seharusnya
tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Akan tetapi, asumsi-asumsi yang
menjadi dasar studi MM bukanlah asumsi yang realistis, sehingga hasil yang
mereka peroleh menjadi dipertanyakan.
Berikut adalah daftar sebagian asumsi yang MM ambil:
a. Tidak ada biaya pialang.
b. Tidak ada pajak.
c. Tidak ada biaya kebangkrutan.
d. Investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama seperti perusahaan.

17

e. Seluruh investor memiliki informasi yang sama seperti manajemen
tentang peluang investasi perusahaan di masa depan.
f. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang.
Walaupun adanya fakta bahwa sebagian asumsi di atas kenyataannya
tidak realistis, tetapi hasil tidak relevan yang diperoleh MM memiliki arti
yang sangat penting. Dengan menunjukkan persyaratan yang membuat
struktur modal menjadi tidak relevan, maka MM memberikan petunjuk
tentang apa yang dibutuhkan jika struktur modal menjadi relevan dan
memengaruhi nilai suatu perusahaan (Brigham & Houston, 2011: 179-180)
4. Leverage
Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang
mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar
tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2007:
89).
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds)
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud
agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Perusahaan
menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar
keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber
dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang
saham (Sartono, 2008: 257).

18

Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan
aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan.
Penggunaan aktiva yang menimbulkan beban tetap disebut dengan
operating leverage, sedangkan penggunaan dana dengan beban tetap disebut
financial leverage (Sudana, 2011: 157).
5. Rasio Leverage Keuangan
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang
untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage
berarti menggunakan modal sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri
bagi perusahaan mengandung tiga dimensi (Sartono, 2008: 120-121):
a. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit
yang diberikan.
b. Penggunaan utang akan menyebabkan keuntungan pemilik perusahaan
meningkat apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
dari beban tetapnya.
c. Penggunaan utang akan menyebabkan pemilik perusahaan memperoleh
dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.
Rasio leverage keuangan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya

19

baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(Kasmir, 2010:112).
Adapun jenis-jenis rasio leverage antara lain:
a. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)
Debt to Assets Ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva (Kasmir, 2010: 112). Rasio ini dihitung sebagai berikut:
=

b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan, dengan
kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010: 112). Rasio ini dihitung
sebagai berikut:
=

c. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio, merupakan rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang (Kasmir, 2010: 112). Rasio ini biasanya digunakan untuk

20

mengukur

financial

leverage

dari

suatu

perusahaan.

Adapun

perhitungannya adalah sebagai berikut (Syamsuddin, 2007:54):


=

d. Times Interest Earned

Times Interest Earned, merupakan rasio untuk mencari jumlah kali
perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk
membayar biaya bunga (Kasmir, 2010: 112-113). Rasio ini dihitung
sebagai berikut:


e. Fixed Charge Coverage

=



Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai rasio Times Interest Earned, hanya saja bedanya dalam rasio
ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau
menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (Kasmir, 2010: 113). Rasio
ini dihitung sebagai berikut:


6. Earning per Share (EPS)

=

� +

+�

+�

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan
calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share (EPS), karena
hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share
yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu

21

perusahaan (Syamsuddin, 2007: 66). Earning per share dihitung sebagai
berikut:
� =





7. Hubungan Financial Leverage dengan EPS

×

,

Dalam financial leverage, penggunaan dana dengan beban tetap
adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham
biasa (Riyanto, 2010: 375). Financial leverage timbul bila perusahaan
dalam membelanjai kegiatan operasi dan investasi menggunakan dana
dengan beban tetap (utang). Financial leverage dapat memengaruhi EAT
atau net income (NI), ROE dan EPS (Sudana, 2011: 162).
Apabila financial leverage meningkat, hal tersebut berarti bahwa
financial leverage tersebut mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk
menghasilkan EPS yang tinggi pula. Bila EPS naik, maka akan juga
meningkatkan laba yang tersedia untuk para pemegang saham, demikian
juga sebaliknya, jika financial leverage menurun daya ungkit untuk
menghasilkan EPS juga akan turun. Hal tersebut berarti laba yang tersedia
untuk para pemegang saham mengalami penurunan.

C. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan dari landasan teori yang telah dikemukakan di atas dapat
ditarik suatu kerangka pikir tentang ”pengaruh leverage keuangan terhadap
laba per lembar saham pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.” Kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.1.

22

Leverage Keuangan

Long Term Debt to Equity
Ratio

fhitung > ftabel
Ya

Tidak

Leverage keuangan
berpengaruh terhadap EPS

Leverage keuangan tidak
berpengaruh terhadap EPS

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Dari gambar 2.1 dapat menjelaskan alur berfikir pada penelitian ini
bahwa leverage keuangan berpengaruh terhadap laba per lembar saham.
Dengan menggunakan long term debt equity ratio (LDER) dan dengan
menggunakan teknik analisis distribusi lag, maka akan diketahui bagaimana
pengaruh leverage keuangan terhadap laba per lembar saham, memiliki
pengaruh signifikan atau tidak.

D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas dapat diambil
suatu hipotesis bahwa, leverage keuangan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap laba per lembar saham.

Dokumen yang terkait

PENGARUH LEVERAGE TERHADAP LABA PER LEMBAR SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI

1 15 18

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 70 160

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 8 84

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Nilai Perusahaan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Tekstil dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 35 71

Pengaruh Likuiditas dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015

1 20 1

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Aliran Kas Bebas Terhadap Harga Saham Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 1

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 18 60

Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 10 73

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 49 63

Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 8 102