Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
(2)
Tahu
n
PT.Bumi
Resources
Tbk
PT.Aneka
Tambang Tbk
PT. Timah
Tbk
PT.Perusahaan
Gas Negara
(Persero) Tbk
PT.Tambang
Batubara Bukit
Asam Tbk
Harga
Saham
EPS
Harg
a
Saha
m
EPS
Harg
a
Saha
m
EPS
Harga
Saham
EPS
Harga
Saham
EPS
2007
43,07
538,08
355
346
330
2008
940
33,62
1.090
143,48
1.080
267
1.860
28
6.900
741
2009
2.425
9,88
2.200
63,46
2.000
62
3.900
262
17.250
1.184
2010
3.025
14,77
2.450
176,77
2.750
188
4.425
257
22.950
872
2011
2.175
1.620
1.650
3.175
(3)
•
Peneliti menemukan suatu fenomena
yang
terdapat
di
Perusahaan
Pertambangan pada tahun 2008 dan
2009. Berdasarkan data yang ada
Harga
Saham,
di
Perusahaan
PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
pada
tahun
2008
mengalami
peningkatan
sedangkan
Laba
Per
Lembar
Saham
mengalami
penurunan, tetapi pada perusahaan
PT.Bumi Resources Tbk, PT. PT.Aneka
Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
pada
tahun
2009
Harga
Saham
mengalami
peningkatan
•
sedangkan Laba Per Lembar Saham
mengalami penurunan hal ini tidak
sesuai dengan pendapat yang
dinyatakan oleh Sawidji
Widoatmodjo (1996:96)
mengatakan bahwa semakin tinggi
Laba Per Lembar Saham semakin
mahal suatu saham, dan
(4)
1.
Bagaimana Laba Per Lembar Saham, Dividen Tunai dan Harga Saham
pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)?
2.
Bagaimana pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham
pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)?
3.
Bagaimana pengaruh
Dividen Tunai
terhadap Harga Saham pada
perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)?
4.
Bagai mana pengaruh Laba Per Lembar Saham dan
Dividen Tunai
terhadap harga saham baik secara parsial dan simultan pada
perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)?
(5)
•
Menurut
Darmaji
(2001:139)
jika
Earning Per Share
meningkat/tinggi
maka
permintaan
atas
saham
perusahaan semakin banyak dari para
calon investor sehingga harga saham
perusahaan tersebut di pasar modal
cenderung meningkat.
•
Hasil Penelitian Robin Wiguna
Dan Anastasia Sri Mendari (2008)
,EPS
memiliki
pengaruh
positif
signifikan terhadap harga saham, jika
rata-rata
keuntungan
tidak
mempengaruhi harga saham.
•
Dalam menentukan kebijakan pembagian
dividen dimana manajer bertindak ragu-ragu
dalam
mengubah
kebijakan
pembagian
dividennya dapat menyebabkan pemegang
saham menjual saham mereka, sehingga
memaksa
harga saham turun. Jika hanya
sedikit investor baru yang tertarik pada
kebijakan pembagian dividen yang baru,
kebijakan tersebut mungkin dapat menarik
investor yang lebih besar daripada yang
pernah
dimiliki
perusahaan
sebelumnya,
dimana dalam hal ini harga saham akan
mengalami kenaikan (Brigham dan Houston,
2006:78).
• Menurut Einde Evana (2008:1) Deviden Tunai sebagai slaah satu tujuan yang ingin di dapat investor selain
capital gain dalam investasi sering digunakan dasar perhitungan dalam analisis peramalan harga saham dimasa yang akan datang oleh para analisi investasi.
(6)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Indikator Skala
Laba Per Lembar Saham
(X1)
Earning Per Saher adalah laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap unit saham selama suatu periode tertentu.
(Dahlan Siamat, 2004;279)
Laba Per Saham = Laba bersih Jumlah saham beredar (Sumber : Tjiptono Darmadji & Hendy
M. Fakhrudin, 2006;196)
Rasio
Deviden Tunai (X2)
Deviden (dividend) adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Deviden dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua deviden haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum deviden tersebut menjadi kewajiban perusahaan. (Henry Simamora, 2000:423)
Total dividen kas Dividen =
Jumlah saham
Rasio
Harga Saham (Y)
harga saham adalah, “nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsic merupakan nilai sebenarnya dari saham.” (Jogiyanto (2008:117)
Harga saham saat penutupan pada hari pengumuman laporan keuangan tahunan selama pengamatan selama tahn 2007-2010
(7)
Objek Penelitian
Metode Penelitian
Populasi
Sampel Penelitian
objek penelitiannya adalah Laba Per Lembar Saham, Deviden Tunai,
dan Harga Saham Pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI
Deskriptif Kuantitatif
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga
saham dan data-data laporan keuangan perusahaan-perusahaan
Pertambanagn yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2007-2010. Yaitu sebanyak
5 perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian sampel yang di ambil oleh peneliti adalah
laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan Deviden
Tunai serta informasi Harga Saham Perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2010 atau selama 4 tahun
(8)
Hasil Analisis Kualitatif
•
Analisis Laba per lembar saham
Perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
•
Pada penjelasa di atas, terlihat tingkat
Laba
Per
Lembar
Sahan
perusahaan
pertambangan
cenderung
mengalami
penurunan di Perusahaan Pertambangan
pada tahun 2009 di PT.Bumi Resources Tbk,
PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
tetapi di PT.Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk pada tahun 2008 Laba Per Lembar
Saham mengalami peningkatan hal ini
disebabkan karena krisis keuangan global
yang terjadi sehingga kinerja perusahan
pertambanganpun mengalami penurunan,
namun secara garis besar tingkat
Laba Per
Lembar
Saham
pada
perusahaan
pertambangan
cenderung
mengalami
penurunan , dimana penurunan Laba Per
Lembar terbesar terjadi pada tahun 2009
dengan persentase penurunan
sebesar
23,74% pada Pt.Bumi Resources Tbk yang
semuala 33,62% menjadi 9,88 %.
538.08
143.48 63.46
176.77 355.00 267.00 62.00 188.00 346.00 28.00
262.00 257.00
430.70 336.20 98.80 147.70 330.00 741.00 1,184.00 872.00 -200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00
2007 2008 2009 2010
L a ba P e r L e m ba r S a ha m P e r us a ha a n S e k t or P e r t a m ba ng a n 2006 -2010
PT.Aneka Tambang Tbk PT. Timah Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT.BUMI RESOURCES Tbk PT. Bukit Asam (persero) Tbk
(9)
•
Analisis Deviden tunai Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
•
Pada
penjelasa
di
atas,
terlihat
tingkat
Deviden Tunai
perusahaan
pertambangan cenderung naik turun
pada tahun 2007-2009 di PT.Bumi
Resources Tbk, PT.Aneka Tambang
Tbk, PT. Timah tbk, PT Perusahaan
Gas
Negara
(Persero)
tetapi
PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
deviden tunai dari tahun ke tahun
terus menalami kenaikan. Deviden
tunai mengalami naik turun hal ini di
sebabkan karena laba yang di dapat
perusahaan tidak konsisten sehingga
deviden yang di bagikan kepada para
investor pun tidak konsisten. Dimana
penurunan Deviden Tunai terbesar
terjadi
pada
tahun
2009
Rp.
2.032,462
Milyar
pada
PT.Aneka
Tambang Tbk yang semuala Rp.
2.052,984 Milyar menjadi Rp. 20,522
Milyar.
1,090
2,200
2,450 1,620
1,080 2,000
2,750
1,650 1,860
3,900 4,425
3,175 940 2,425 3,025 2,175 6,900 17,250 22,950 1,735 -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000
2008 2009 2010 2011
H a r g a S a ha m P e r us a ha a n S e k t or P e r t a m ba ng a n 2007 -2011
PT.Aneka Tambang Tbk PT. Timah Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(10)
•
Analisis Deviden tunai Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
•
Pada penjelasa di atas, terlihat tingkat
Deviden
Tunai
perusahaan
pertambangan cenderung naik turun
pada tahun 2007-2009 di PT.Bumi
Resources Tbk, PT.Aneka Tambang Tbk,
PT. Timah tbk, PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) tetapi PT.Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk deviden tunai
dari tahun ke tahun terus menalami
kenaikan. Deviden tunai mengalami
naik turun hal ini di sebabkan karena
laba yang di dapat perusahaan tidak
konsisten sehingga deviden yang di
bagikan kepada para investor pun tidak
konsisten. Dimana penurunan Deviden
Tunai terbesar terjadi pada tahun 2009
Rp. 2.032,462 Milyar pada PT.Aneka
Tambang
Tbk
yang
semuala
Rp.
2.052,984 Milyar
menjadi Rp. 20,522
Milyar.
•
621.111
2,052.984
20.522 241.723 104.074
892.296 671.179
156.876 946.353
786.282
10,000.000
1.020 1,637.379 943.595
970.698
27.680 242.835
380.104 1,007.494
1,073.871 -2,000.000 4,000.000 6,000.000 8,000.000 10,000.000 12,000.000
2007 2008 2009 2010
D i v i de n T una i P e r us a ha a n S e k t or P e r t a m ba ng a n 2007 -2010 ( da l a m m i l i a y a r R upi a h)
PT.Aneka Tambang Tbk PT. Timah Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(11)
Pengujian Korelasi antara EPS,
Dividend Tunai
dan
Harga
Saham
1.
Korelasi secara Parsial antara Laba per lembar saham dengan Harga Saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial Laba per lembar saham dan Harga Saham apabila
Deviden tunai konstan yaitu 0,688. Besarnya korelasi Laba per lembar saham dan Harga Saham
masuk dalam ketegori kuat. Besar pengaruh Laba per lembar saham terhadap Harga Saham
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika Deviden tunai
tidak berubah adalah (0,688)
2100% = 47,38%.
2.
Korelasi secara Parsial antara Deviden tunai dengan Harga Saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial Laba per lembar saham dan Harga Saham apabila
Deviden tunai konstan yaitu 0,021. Besarnya korelasi Laba per lembar saham dan Harga Saham
masuk dalam ketegori tidak kuat. Besar pengaruh Deviden tunai terhadap Harga Saham
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika Laba per lembar
saham tidak berubah adalah (0,021)
2100% = 0,04%.
3.
Korelasi secara Simultan antara Laba per lembar saham dan Deviden tunai terhadap Harga
Saham
Hasil perhitungan menghasilkan korelasi Laba per lembar saham dan Deviden tunai dengan
Harga Saham yaitu 0,688Nilai r tersebut berarti bahwa hubungan antara Laba per lembar
saham dan Deviden tunai dengan Harga Saham Harga Saham berbanding lurus (bersifat positif)
yang berarti jika semakin besar Laba per lembar saham dan Deviden tunai maka Harga Saham
akan tinggi. . Bersarnya korelasi (0,688)
2x 100% =47,4 %
(12)
Pengujian Hipotesis
1.
Pengujian Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Devidend Tunai terhadap Harga
Saham secara simultan
Hasil uji pengaruh Laba per lembar saham (X
1) dan Deviden tunai (X
2) terhadap Harga
Saham (Y) diperoleh F
hitung(7,654) lebih besar dari F
tabel(3,592). Hasil ini juga
ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) sebesar 0,004. Artinya
kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh terhadap Harga Saham sebesar 0,4% atau
berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.
2.
Pengujian Pengaruh Laba per lembar saham dan Deviden tunai terhadap Harga
Saham secara Parsial.
Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung untuk
variabel Laba per lembar saham (X
1) lebih besar dari t
tabel(t = 3,912 > 2,110), maka
diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji
statistik (p-value) untuk variabel X
1sebesar 0,001. Artinya kesalahan untuk
mengatakan ada pengaruh dari Laba per lembar saham (X
1) terhadap Harga Saham
sebesar 0,1% atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima
sebesar 5%.
(13)
(14)
(15)
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM (EPS) DAN DIVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM
(Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
THE EFFECT OF EARNING PER SHARE (EPS) AND CASH DIVIDENDS TO STOCK PRICE
(At Mining Companies which Listed on Indonesia Stock Exchange)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
YUNI RATNANINGSIH 21108104
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(16)
(17)
ii
ABSTRAK
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM (EPS) DAN DIVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM
(Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Harga saham sangat fluktuatif, maka investor harus bisa mengambil data yang dapat dijadikan alat analisis atas saham yang beredar. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada pembagian Laba Per Lembar Saham dan deviden Tunai terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan metode Deskriptif Kuantitatif dan analisisnya mengunakan regresi berganda. Adapun Populasi dalam penilitian ini data harga saham dan data-data laporan keuangan perusahaan-perusahaan Pertambanagn yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010, yaitu sebanyak 5 perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba Per Lembar Saham dan deviden tunai secara simultan, artinya semakin tinggi Laba Per Lembar Saham semakin mahal suatu saham, dan sebaliknya. Semakin sering perusahaan membagikan deviden dalam bentuk tunai akan banyak diminati oleh investor, maka permintaan saham atas perusahaan tersebut akan terus meningkat sehingga akan menyebabkan harga saham di bursa akan naik. Secara parsial hanya Laba per lembar saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham sedangkan pembagian deviden tunai tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa kondisi Laba Per Lembar Saham suatu perusahaan sangat tinggi sehingga menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
(18)
i
ABSTRACT
THE EFFECT OF EARNING PER SHARE (EPS) AND CASH DIVIDENDS TO STOCK PRICE
(At Mining Companies which Listed on Indonesia Stock Exchange)
Stock prices fluctuate, so investors should be able to retrieve data that can be used as an analytical tool for the outstanding shares. These fluctuations are influenced by two factors: external and internal factors. The purpose of this study is to determine its impact on the distribution of earnings per share and cash dividends on stock prices on mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
The method used in this research is descriptive method and quantitative analysis using quantitative methods. The population in this penilitian stock price data and financial statements data Pertambanagn companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2007-2010, as many as five mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. And the sample in this study is a mining company listed on the Indonesia Stock Exchange.
Based on the results of the study there were significant effects of Earnings Per Shares and cash dividends simultaneously, meaning that the higher the earnings per share more expensive a stock, and vice versa. The more often companies distribute dividends in cash will be in great demand by investors, the demand for the company's shares will continue to rise, so will cause the price of stocks will rise. Only partially Earnings per share has a significant influence on stock price while the cash dividend has no effect on stock prices. This means that the condition of Earnings Per Shares of a company are very high that draw investors to invest in the company.
(19)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Per Lembar
Saham (EPS) dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham”.
Penulisan Skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan Penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan usulan penelitian ini, Ibu Surtikanti, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Skripsi. . Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, terutama:
1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(20)
iv
4. Wati Aris Astuti., SE., M.Si. selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi-3.
5. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona dan A gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
7. Papah dan Mamah tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya kepada Penulis dalam pembuatan Skripsi ini, serta keluarga besar tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa maju.
8. Kakek,Nenek,Kakak-kakakku (Acep,Andri) dan Adiku (Andi) yang telah memberikan doa,dorongan dan semangat untuk menyelesaikan Usulan Penelitian ini.
9. Untuk Anggi Ozvaldi terimakasih yang tiada henti memberi semangat, masukan, dan kasih sayang kepada Penulis dalam pembuatan Skripsi ini. 10.Semua teman-temanku kelas Akuntansi-3 terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyusun Skripsi ini.Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati peneliti
(21)
v
bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk meningkatkan mutu Skripsi ini.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada Peneliti mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Amin.
Bandung, Juli 2012 Peneliti,
Yuni Ratnaningsih NIM:20080104
(22)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRACT...i
ABSTRAK...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR GAMBAR...x
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian ...1 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah...12 1.2.1.Identifikasi Masalah………....…..………...12 1.2.2. Rumusan Masalah………....………...……...12 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...13
1.3.1 Maksud Penelitian…..………...…...………13 1.3.2 Tujuan Penelitian………...………...……...13 1.4 Kegunaan Penelitian ……….…...14 1.4.1. Kegunaan Praktis...………..…..14
(23)
vii
1.4.2. Kegunaan Akademis……….………...…….15 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian...16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka...18
2.1.1.Laba Per Lembar Saham …………...………...…….18
2.1.1.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham...18 2..1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba Per Lembar Saham...19
2.1.1.2 Kegunaan Earning Per Share...20 2.1.2. Dividen Tunai...23
2.1.2.1. Pengertian Dividen Tunai………...………...23
2.1.2.2 Faktor-faktoir yang mempengaruhi Dividen Tunai...24 2.1.2.3 Pengertian Dividen...24 2.1.2.4 Jenis Dividen ...25 2.1.3. Harga Saham...…...………....28
2.1.3.1 Pengertian Harga Saham...28 2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham...29 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya...30 2.2. Kerangka Pemikiran ...33
2.2.1 Pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham...36 2.2.2 Pengaruh Deviden Tunai terhadap Harga Saham...38 2.3. Hipotesis...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
(24)
viii
3.2. Metode Penelitian...43 3.2.1. Desain Penelitian...45 3.2.2. Operasionalisasi Variabel...48 3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data...50
3.2.3.1. Sumber Data...50
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data...51
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data...54
3.2.4.1 Uji Normalitas...54
3.2.4.2 Uji Multikolinearitas...56
3.2.4.3 Uji Heterokedastisitas...57
3.2.4.4 Uji Autokorelasi...59
3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis...61
3.2.5.1. Rancangan Analisis...61
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis...67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...71 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia...71
4.1.2 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia ...73 4.1.3 Uraian Tugas PT. Bursa Efek Indonesia...74 4.1.4 Aspek Kegiatan PT. Bursa Efek Indonesia ...81
(25)
ix
4.2.1.1 Analisis Laba per lembar saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)...83 4.2.1.2 Analisis Deviden tunai Perusahaan Pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)...87 4.2.1.3 Analisis Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)...90
4.3Analisis Verifikatif ...93
4.3.1 Pengaruh Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham...95
4.3.2 Pengaruh Dividen Tunai Terhadap Harga Saham...100
4.3.3 Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunai Secara Simultan Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ...106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...110 5.2 Saran ...111
DAFTAR PUSTAKA...113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...115
(26)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dunia usaha memiliki banyak peluang yang sangat luas untuk memilih berbagai alternatif dalam pembiayaan guna pengembangan usaha. Tetapi alternative tersebut juga harus disesuaikan dengan sumber pembiayaan yang tersedia dalam perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan modal kerja cenderung untuk memilih alternatif pembiayaan jangka pendek yang disediakan oleh perbankan, sedangkan perusahaan yang membutuhkan modal investasi cenderung memilih alternatif sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan pasar modal (Disye:2009).
Pasar modal mempunyai peranan yang sagat penting bagi para investor maupun perusahaan, karena pasar modal sebagai salah satu tempat yang sangat efesien bagi investor dalam menginvestasikan modalnya diperusahan-perusahaan. Tanpa adanya pasar modal sumber dana akan sangat sulit sekali diperoleh. Akibatnya, perusahaan akan mengurangi semua kegiatan produktivitasnya yang akan secara langsung dapat menyebabkan tingkat perekonomian menurun (Rissa Aprilia:2006).
Dengan demikian pasar modal adalah salah satu tempat yang sangat efesien bagi investor untuk menginvestasikan modalnya. Para investor perlu memiliki sejumlah informasi yang relevan berkaitan dengan dinamika harga saham dalam
(27)
2
mendukung pengambilan keputusan dan menilai perusahaan yang layak (Rissa Aprilia:2006).
Salah satu surat berharga yang cukup popular diperjual belikan dipasar modal adalah saham (Tendellin,2001;18), karena jika dibandngkan dengan investasi pada surat berharga atau sekuritas lainnya saham memungkinkan investor meraih return
atau keuntungan lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return) meskipun saham juga memiliki sifat high risk dimana suatu saat harga saham bisa menurun dengan cepat.jadi saham tersebut memiliki karakteristik high risk high return
(Manurung,2003;98).
Keuntungan dan kerugian yang timbul bagi para pemegang saham atau investor dapat terjadi, hal ini karena adanya fluktuasi pada harga saham. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal di indikasikan dari stabilitas politik, makro ekonomi (inflasi, Tingkat bunga, neraca pembayaran, nilai tukar), sedangkan faktor internal dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang merupakan refleksi dari kinerja perusahaan (Rissa Aprilia:2006).
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental. Laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat memberi informasi bagi calon investor dan calon kreditor guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Untuk dapat menilai kinerja perusahaan yang baik maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan, jika kinerja
(28)
3
keuangan perusahaan mengalami kenaikan, maka harga saham akan naik Jika harga saham suatu perusahaan mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya (Rissa Aprilia:2006).
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka Laba Per Sahamyang dilaporkan perusahaan. Laba Per Saham perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. Laba Per Saham menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai Laba Per Saham,semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham. Laba Per Lembar Saham merupakan hasil bagi antara laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah rata-rata saham yang beredar (Rissa Aprilia:2006).
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham, dinilai dapat mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan, Earning Per Share (EPS) ini diperoleh dari laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pemegang saham (investor) hal ini akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. Sebaliknya Earning Per Share (EPS) yang rendah
(29)
4
menandakan bahwa perusahaan dapat dikatakan gagal memberikan keuntungan kepada para pemegang saham tentunya dengan keadaan tersebut diatas maka dapat diperkirakan saham yang diperjualbelikan akan kurang peminat hal ini mengakibatkan harga saham menurun. Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi Earning Per Share (EPS) dalam melakukan penentuan harga saham, mengingat pasar modal di Indonesia semakin menuju ke arah yang efisien sehingga semua informasi yang relevan bisa di pakai sebagai masukan untuk menilai harga saham (Wiwi Ayiarti:4).
Pada umumnya, laba yang dibagikan kepada para pemegang saham biasanya berupa deividen tunai (cash dividend) dan dibagikan berdasarkan jumlah saham yang beredar. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas deviden dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.Besarnya cash dividend yang dibagikan kepada investor (pemegang saham) sangat tergantung kepada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula persentase laba yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham perusahaan (Shela Yohana Simbolon:2011).
Berdasarkan berita di detik.com Asosiasi Pertambangan Indonesia (API) mengungkapkan industri pertambangan belum akan membaik pada tahun depan. Pasalnya krisis finansial global masih menjadi penghambat utama berkembangnya
(30)
5
pertambangan di Indonesia. "Tahun depan indutri pertambangan masih tanda tanya besar. Belum menunjukan tanda-tanda baik. Yakni karena krisis global yang terjadi sekarang ini. Sehingga investasi tidak masuk ke Indonesia.Jatuhnya harga mineral dunia pun ditenggarai merupakan alasan tidak majunya pertambangan pada tahun depan. Hal ini terjadi karena pembatasan pembelian mineral oleh negara pengimpor. "Selain itu, kepastian hukum pun tidak ada. Karena Indonesia belum berhasil menyelesaikan UU minerba," tutupnya. (rhs)
Laba bersih PT Antam Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp90 miliar dan laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp9,42 pada kuartal I-2009 ini. Dengan demikian, laba bersih pada kuartal I-I-2009 tersebut menurun sebanyak 87 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2008. "Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya harga dan volume penjualan komoditras nikel dan bauksit," ujar Corporate Secretaris ANTM Bimo Budi Satriyo, dalam keterbukaan informasi BEI, di Jakarta, Jumat (1/5/2009). Tergerusnya laba bersih tersebut, lanjutnya juga karena rugi selisih kurs sebesar Rp108 miliar. Padahal, hasil penjualan di kuartal I mencapai Rp2,642 triliun atau mengalami kenaikan sebanyak 26 persen dibandingkan periode yang sama di 2008. Dari total penjualan ini, komoditas emas menyumbang sebanyak 80 persen yakni sebesar Rp2,11 triliun.Sementara jumlah kewajiban dan ekuitas juga sebenarnya mengalami penurunan menjadi sebesar Rp10,317 triliun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp12 triliun.Meski harga bahan bakar internasional mengalami penurunan pada kuartal I-2009 dibandingkan periode yang sama tahun 2008, namun
(31)
6
dengan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika membuat harga rata-rata bahan bakar untuk industri tercatat relatif stabil. Pada saat yang bersamaan, harga komoditas nikel Antam turun tajam mengikuti anjloknya harga nikel internasional akibat krisis global, sehingga segmen nikel mencatat kerugian. Marjin laba bersih Antam turun menjadi tiga persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 32 persen. Dengan semakin intensifnya kegiatan perdagangan yang dilakukan unit logam mulia, volume penjualan emas naik 211 persen pada kuartal I-2009 menjadi 6.005 kg. Peningkatan volume penjualan yang didukung kenaikan satu harga emas ke level USD925,58 per t.oz, menjadikan pendapatan dari emas naik 300 persen menjadi Rp2,110 triliun dibandingkan Rp528 miliar pada kuartal I-2008. Meski demikian, biaya material juga meningkat signifikan seiring dengan meningkatnya pembelian bahan emas untuk diolah dan diperdagangkan dalam bentuk emas batangan. Pada kuartal I-2009, 88 persen dari volume penjualan Logam Mulia berasal dari pihak ketiga yang memiliki marjin lebih kecil dibandingkan penjualan emas. Pada perdagangan IHSG sesi pertama, harga saham dengan kode emiten ANTM bergerak melemah Rp40 atau turun 2,8 persen ke level Rp1.390 per lembarnya.
PT.Timah Tbk (TINS) mencatat penurunan laba bersih signifikan sebesar 76,62% di tahun 2009. Penurunan dipicu oleh koreksi penjualan sebesar 14,84% serta kerugian kurs sebesar Rp 120,178 miliar. Demikian disampaikan dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, Rabu (31/3/2010). Hingga akhir 2009, TINS mencatat pendapatan sebesar Rp 7,709 triliun, turun 14,84% dibanding tahun sebelumnya Rp 9,053 triliun. Beban pokok pendapatan hanya naik 3,5%
(32)
7
menjadi Rp 6,556 triliun dari sebelumnya Rp 6,334 triliun. Namun penurunan pendapatan yang begitu besar membuat laba kotor terpangkas 57,61% menjadi Rp 1,152 triliun dari sebelumnya Rp 2,718 triliun. Beban usaha berhasil ditekan 28,37% menjadi Rp 464,443 miliar dari sebelumnya Rp 648,426 miliar. Namun laba usaha tetap terpangkas tajam sebesar 66,74% menjadi Rp 688,544 miliar dari sebelumnya Rp 2,070 triliun. Perseroan juga menderita kerugian kurs sebesar Rp 120,178 miliar yang membuat TINS mencatat beban lain-lain sebesar Rp 123,081 miliar. Pada tahun sebelumnya, TINS masih mencatat penghasilan lain-lain sebesar Rp 30,773 miliar. Akibatnya, laba bersih TINS hanya tercatat sebesar Rp 313,751 miliar, anjlok 76,62% dari tahun sebelumnya Rp 1,342 triliun. Laba per saham juga terpangkas 76,78% menjadi Rp 62 per saham dari sebelumnya Rp 267 per saham. Harga saham TINS pada penutupan perdagangan kemarin sebesar Rp 2.400 per saham. Itu berarti, rasio harga saham terhadap laba per saham (PER) TINS meningkat tajam menjadi 38,7 kali lipat, semakin mahal ketimbang sebelumnya 8,98 kali lipat.
Salah satu perusahaan pelat merah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), kena penghentian automatis (auto rejection) batas bawah pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi lepas saham ini karena permintaan pasokan gas global yang saat ini mulai berkurang. Terbukti, sahamnya anjlok 10 persen."Saat ini kencenderungan harga migas terutama di pasar mengalami penurunan. PGAS termasuk di dalamnya, sebab pasokan gas di pasar saat ini juga berkurang," ujar
(33)
8
analis research PT Reliance Securities Gina Nourina, saat dihubungi okezone, di
Jakarta, Senin (22/12/2008).Kode emiten PGAS ini, hingga perdagangan sesi kedua mengalami pelemahan Rp200 atau turun 10 persen ke posisi Rp1.800 per lembarnya.Investor juga diminta mencermati pergerakan harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA). Kedua saham tersebut bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity) karena menguat tidak wajar.Sebagai informasi, pada periode 1-19 Desember 2008, harga saham BRPT menguat Rp235 ata naik 56,6 persen dari posisi Rp 415 menjadi Rp650 per unit. Sementara itu, harga saham BLTA terangkat Rp 270 atau naik 64,2 persen dari Rp420 ke posisi Rp690.
PT.Tambang Batubara Bukit Asam PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menghentikan sementara aktivitas eksplorasi pencarian sumber daya perusahaannya selama enam bulan dan diberlakukan sejak Oktober 2008 hingga Maret 2009. "Perseroan tidak melakukan aktivitas terlebih dahulu, karena data yang kami punya sudah mencukupi. Jika nanti dibutuhkan data tambahan, kegiatan eksplorasi akan kami lanjutkan lagi di Tanjung Enim," ujar Sekretaris Perusahaan PTBA Eko Budhiwijayanto saat dihubungi detikFinance, Selasa (23/9/2008). Oleh
karena itu perseroan memutuskan menghentikan kegiatan eksplorasi di lokasi tambang utama di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, selama 6 bulan terhitung sejak Oktober 2008 hingga Maret 2009. "Perseroan tidak melakukan aktivitas terlebih dahulu, selain di area yang telah memperoleh izin eksplorasi," imbuh Eko. Pada
(34)
9
tahun 2007 produksi batu bara PTBA mencapai lebih dari 10 juta ton. Produksi tambang itu berada di Sumatera Selatan mencapai 9 juta ton serta anak usahanya PT Batubara Bukit Kendi di Kalimantan sekitar 1,2 juta ton. Sebesar 60 persen penjualan batubara PTBA untuk memasok pembangkit PLN, 10 persen untuk industri ritel di Jawa dan 30 persen untuk ekspor.
Data mengenai Harga Saham dan Laba Per Lembar saham dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 1.1
Laba Per Lembar Saham, Harga Saham
pada Perusahaan Pertambanga di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011
(dalam Jutaan rupiah, kecuali Harga Saham dalam Rupiah Penuh)
Sumber data:www.idx.co.id Tahun PT.Bumi
Resources Tbk PT.Aneka Tambang Tbk PT. Timah Tbk PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Harga Saham
EPS Harga Saham
EPS Harga Saham
EPS Harga Saham
EPS Harga Saham
EPS 2007
383,60 538,08 355 346 330
2008 940
365,48 1.090 143,48 1.080 267 1.860 28 6.900 741 2009 2.425
92,59 2.200 63,46 2.000 62 3.900 262 17.250 1.184 2010 3.025
144,47 2.450 176,77 2.750 188 4.425 257 22.950 603
(35)
10
Ket:
Laba perlembar saham yang terjadi di suatu periode akan di respon oleh investor dan respon ini akan tercermin pada harga saham di tahyn berikutnya Tulisan yang di beri kotak berwarna adalah fenomena yang terjadi
Peneliti menemukan suatu fenomena yang terdapat di Perusahaan Pertambangan pada tahun 2008 dan 2009. Berdasarkan data yang ada Harga Saham, di Perusahaan PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2008 mengalami peningkatan sedangkan Laba Per Lembar Saham mengalami penurunan, tetapi pada perusahaan PT.Bumi Resources Tbk, PT. PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2009 Harga Saham mengalami peningkatan sedangkan Laba Per Lembar Saham mengalami penurunan hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Sawidji Widoatmodjo (1996:96) mengatakan bahwa semakin tinggi Laba Per Lembar Saham semakin mahal suatu saham, dan sebaliknya.
Pada tahun 2008 PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan pada tahun 2009 PT.Bumi Resources Tbk, PT. PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Harga Saham meningkat dari tahun sebelumnya, tetapi Laba Per Lembar Saham menurun, seharusnya ketika Harga Saham Meningkat di ikuti dengan peningkatan Laba Per Lembar Saham, ketika Laba Per Lembar Saham menurun perusahaan mempunyai kinerja yang kurang baik
(36)
11
terutama dalam pencapaian laba perusahaan. Tetapi investor masih tertarik oleh saham perusahaan-perusahaan tersebut karena ada pembagian deviden tunai tahun lalu yang besar PT. PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT.Energi Mega Persada Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Penulis menduga faktor penurunan dan kenaikan Harga Saham dan Laba Per Lembar Saham dipengaruhi oleh terjadinya fluktuasi harga saham, dimana fluktuasi ini dipengaruhi oleh laporan keuangan perusahaan. Dari uraian tersebut terjadi suatu fenomena dimana 1) Laba Per Lembar Saham terjadi penurunan, namun Harga saham mengalami kenaikan.2) Harga saham mengalami penurunan namun Laba Per Lembar Saham mengalami kenaikan.. Hal inilah yang menyebabkan kontradiktif dengan keadaan yang sebenarnya sehingga menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Umumnya para investor menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PENGARUH LABA PER
LEMBAR SAHAM (EPS) DAN DIVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI
(37)
12
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi dan telah dikemukakan di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti antara lain sebagai berikut :
Pada tahun 2008 PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan Pada tahun 2009 PT. PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah tbk, PT.Energi Mega Persada Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Harga Saham Mengalami kenaikan tetapi Laba Per lembar Saham mengalami penurunan, ini di prediksi investor tertarik dengan perusahaan di lihat dari pembagian dividen tunai. Tetapi kondisi tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Sawidji Widoatmodjo (1996:96) mengatakan bahwa semakin tinggi Laba Per Lembar Saham semakin mahal suatu saham, dan sebaliknya. Padahal kondisi normal apabila Laba Per Lembar Saham yang diperoleh perusahaan tinggi, Harga Saham akan mahal.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Laba Per Lembar Saham, Dividen Tunai dan Harga Saham pada
perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
(38)
13
2. Bagaimana pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Bagaimana pengaruh Dividen Tunai terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4. Bagai mana pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunai terhadap
harga saham baik secara parsial dan simultan pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Sesuai dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka penelitian dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data, menganalisis dan memperoleh pemahaman mengenai Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunai terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Laba Per Lembar Saham,Deviden Tunai dan Harga Saham pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
(39)
14
2. Untuk mengetahui pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Untuk mengetahui pengaruh Dividen Tunai terhadap harga saham pada
pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
4. Untuk mengetahui Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunai
terhadap Harga Saham baik secara parsial dan simultan pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Memberikan masukan kepada manajemen pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). khususnya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penggunaan metode Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunaidan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
(40)
15
2 Bagi investor dan pihak lain
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham pada pada pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). berdasarkan Laba Per Lembar Saham dan Dividen Tunai.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek dari penelitian tersebut . Kegunaan tersebut antara lain :
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan,dan pemahaman tentang Laba Per Lembar Saham Dividen Tunai dan harga saham.
(41)
16
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia yang bertempat di Jalan Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April – Juli 2011.
1.5.2 Jadwal Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai tahap akhir yang digambarkan dalam tabel dibawah ini:
(42)
17
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
No Uraian
Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Pencarian Perusahaan
2.
Usulan Penelitian : a.Penulisan UP b.Bimbangan UP c.Seminar UP d.Revisi UP 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data
5.
Penyusunan Skripsi: a.Bimbingan Skripsi b.Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi
(43)
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2. 1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laba Per Lembar Saham
2.1.1.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham
Earning Per Share merupakan bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Earning Per Share merupakan alat analisis yang menggunakan konsep laba konvensional.
Earning Per Share adalah salah satu dari dua alat analisis yang sering digunakan mengevaluasi saham biasa disamping Price Earning Ratio dalam lingkaran keuangan.
Menurut Eduadrus Tandelin (2010:365), Earning Per Share merupakan Laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.
Sedangkan menurut Hendy M. Fakhruddin (2008:57), Earning Per Share
adalah laba bersih periode tertentu dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan pendapat diatas, pengertian Earning Per Share yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ratio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham yang beredar selama suatu periode.
(44)
19
2.1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba Per Lembar Saham
Adapun Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham adalah sebagai berikut :
Kenaikan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.
Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.
(45)
20
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25)
2.1.1.2 Kegunaan Earning Per Share
Variabel Earning Per Share merupakan proxy bagi laba per saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain.
Menurut Prastowo (2002:93). Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan nilai saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka Earning Per Share yang dilaporkan perusahaan.
Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan rata-rata saham biasa yang beredar.
Earning Per Share merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang
(46)
21
diperhatikan oleh para investor yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham.
Jumlah pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham adalah pendapatan bersih setelah dikurangi pajak pendapatan. Pendapatan bersih ini setelah dikurangi dengan deviden dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham biasa. Dengan cara membagi jumlah pendapatan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar maka akan diketahui jumlah lembar pendapatan untuk setiap lembar saham tersebut.
Husnan (2001:317) mengatakan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai Earning Per Share naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.
Earning Per Share perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. Menurut Alwi (2003:77) Earning Per Share menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai Earning Per Share, semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham.
Jadi jika saham yang beredar dari saham prioritas dan saham biasa maka langkah pertama adalah menentukan pendapatan yang menjadi hak pemegang
(47)
22
saham prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba bersih yang diperoleh baru kemudian dapat dihitung laba per lembar saham.
Laba per lembar saham dapat dirumuskan:
Laba Per Saham =
Laba bersih Jumlah saham
beredar
Sedangkan Eduardus Tandelilin (2010:365) mengartikan Earning Per Share
(EPS) sebagai berikut :
“Laba Per Saham adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham
dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. “
Dari pengertian yang diuraikan tersebut diatas, rumus persamaan untuk
Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut : Laba Per Saham
=
Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar
Dengan demikian, dapat penulis simpulkan Laba Per Saham menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba Per Lembar Saham dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba Per Lembar Saham juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
(48)
23
Alasan menggunakan Earning Per Share menurut Eduardus Tandelilin (2010:366) menerangkan bahwa Earning Per Share diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga alasan:
1. Laba Per Saham biasa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham.
2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning (laba). 3. Adanya hubungan antara perubahan earning (laba) dengan perubahan harga saham.
2.1.2 Dividen Tunai
2.1.2.1 Pengertian Dividen Kas/Tunai
Cash dividend merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling banyak digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan. Menurut Wild et.al.(2005) menyatakan bahwa :
“Dividen tunai (Cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi perusahaan”.
Menurut pendapat Sundjaja (2003:380)menyatakan bahwa :
(49)
24
memberi informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang”. Dari kedua kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dividen tunai adalah aliran tunai emiten pada investor sebagai ditribusi laba emiten kepada para pemegang saham. Batasan pembayaran cash dividend hanya dapat dibayarkan dengan ketersediaan kas. Jadi kekurangan kas di dalam bank dapat membatasi pembayaran dividen.
2.1.2.2 Faktor-faktoir yang mempengaruhi Dividen Tunai
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dividen Tunai adalah sebagai berikut:
1. Return On Investment (ROI) (Partington, 1989; Edi Susanto, 2002) 2. Cash Ratio (Partington, 1989; Edi Susanto, 2002)
3. Debt to Total Asset / DTA (Partinton, 1989) 4. Earning Per Share (Parting, 1989; Surasmi, 1989) 5. Cash Devident Pay Out Ratio
6.
2.1.2.3 Pengertian Dividen
Deviden (dividend) adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Deviden dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua deviden haruslah diumumkan oleh
(50)
25
dewan direksi sebelum deviden tersebut menjadi kewajiban perusahaan. (Henry Simamora, 2000:423)
Ada pula yang mengatakan deviden merupakan pendistribusian laba kepada pemegang saham, secara pro rata menurut kelas/kelompok surat berharga, dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, scrip, atau produk atau property perusahaan, walaupun ini jarang terjadi. (Syahrul dan Nizar, 2000:307).
2.1.2.3 Jenis Dividen
Menurut Zaki Baridwan (2004:233), deviden yang dibagikan bisa berbentuk (1) uang tunai, (2) aktiva (selain kas dan saham sendiri), (3) saham baru.
1. Deviden yang Berbentuk Uang
Pembagian deviden yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima deviden sebesar tarif per lembar
dikalikan jumlah lembar yang dimiliki. Keputusan pembagian deviden diambil dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Apabila dalam pembagian deviden disebutkan bahwa deviden yang dibagikan itu sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pengembalian modal, deviden seperti itu disebut deviden likuidasi. Perusahaan yang membagikan deviden likuidasi biasanya adalah perusahaan-perusahaan yang akan menghentikan usahanya, misalnya dalam bentuk joint ventures. Karena usaha perusahaan akan dihentikan maka tidak perlu
(51)
26
memperbesar modal. Pemegang saham yang menerima deviden likuidasi mencatatnya sebagian sebagai penghasilan dan sebagian lagi sebagai pengembalian modal.
2. Deviden yang Berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri)
Deviden yang dibagikan kadang-kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi deviden tersebut. Pemegang saham yang menerima deviden seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
3. Deviden Saham (Stock Dividend)
Penerimaan deviden dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham tersebut disebut deviden saham. Bagi pemegang saham, deviden seperti ini berarti penambahan jumlah lembar saham tanpa ada pengeluaran baru. Jadi jumlah lembarnya bertambah tetapi harga perolehannya tetap. Saham yang diterima sebagai deviden bisa berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain. Apabila deviden saham yang diterima itu sejenis dengan saham yang dimiliki, berarti jumlah lembarnya bertambah banyak sedangkan harga perolehannya tetap, dalam arti tidak ada kenaikan nilai buku. Deviden seperti ini tidak dijurnal, tetapi hanya memo untuk menunjukan kenaikan jumlah lembar saham. Penjualan saham sesudah
(52)
27
adanya penerimaan deviden saham akan dibebani dengan harga pokok saham yang baru.
Apabila deviden saham yang diterima berupa saham yang berbeda dengan saham yang dimiliki, maka harga pokok saham yang dimiliki dibagikan kepada tiap macam saham dengan dasar nilai relatifnya.
Pada waktu pengumuman deviden ada beberapa jenis tanggal yang perlu diperhatikan yaitu: (Ang,1997) .
1. Tanggal Pengumuman (Announcement Date)
Tanggal pengumuman deviden merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembagian deviden yang akan dilakukan.
2. Tanggal cum-deviden (Cum-Dividend Date)
Tanggal cum-deviden merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan deviden baik deviden tunia maupun deviden saham.
3. Tanggal ex-deviden (E-Dividend Date)
Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh deviden.
(53)
28
4. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham (Date Of Record) Tanggal dimana seorang harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik ataun emiten, sehingga ia mempunyai hak memperoleh deviden yang diperuntukan bagi pemegang saham. 5. Tanggal pembagian (Payment Date)
Tanggal pembagian adalah tanggal dimana deviden dibayarkan kepada investor.
2.1.3 Harga Saham
2.1.3.1 Pengertian Harga Saham
Pengertian harga saham menurut Jogiyanto (2008:117) adalah, “nilai yang
berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsic merupakan nilai sebenarnya dari saham.”
Menurut Horne dan Machkowicz (2005:109):
“Nilai pasar dari suatu surat berharga adalah harga pasar dari surat berharga tersebut. Bagi surat berharga yang aktif diperdagangkan, nilai pasarnya adalah harga pasar terakhir yang dilaporkan saat surat berharga
tersebut dijual”.
Henry Simamora (2000:409) dalam bukunya menyatakan bahwa:
“Nilai pasar (market value) atau harga pasar (market price) adalah harga yang diperjualbelikan oleh para investor di pasar modal. Harga pasar berfluktuasi setiap harinya dan dipengaruhi secara langsung oleh (1)semua
(54)
29
faktor yang mempengaruhi kondisi-kondisi ekonomi secara umum;
(2)harapan investor menyangkut perusahaan; (3)laba bersih perusahaan.”
Berdasarkan pengertian di atas, harga saham adalah harga pasar terakhir saat saham tersebut diperjualbelikan di pasar modal oleh investor.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Naik turunnya harga saham ditentukan oleh pasar dimana adanya kesepakatan atas permintaan dan penawaran. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan
demand atas saham tersebut. Tentunya banyak hal yang mempengaruhi perubahan di pasar modal ini termasuk pengaruh fundamental berupa laporan keuangan maupun pengaruh teknikal berupa informasi-informasi jangka pendek seperti kebijakan moneter, persaingan industri, perubahan indeks internasional, bahkan pengaruh politik. Ketika terdapat banyak pemintaan, maka harga yang ditawarkan semakin tinggi, dan ketika permintaan berkurang atau sedikit maka harga yang ditawarkan akan menurun atau semakin rendah.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain: 1. kondisi fundamental perusahaan,
2. hukum permintaan dan penawaran, 3. tingkat suku bunga,
(55)
30 5. dana asing di bursa,
6. indeks harga saham, 7. news and rumors, 8. deviden,
9. laba perusahaan, dan faktor lain.
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Jurnal Kesimpulan 1. Bram Hadianto
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7 No.2 November 2008: 162-173
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ternyata EPS dan PER berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Yurico dan Tapi Anda Sari Lubis (2011) PengaruhCashDividendCoverage,O perating
Cashflow PerShare, ReturnOn Equity, Return OnAssets, Total Assets Turnover,
Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan ManufakturYangTerdaftar DiBEI
secara parsial hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham
secara simultan
CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham
(56)
31
3. Robin Wiguna Dan
Anastasia Sri Mendari Juarnal Keuangan dan Bisnis Vol.6,No.2,Oktober 2008,Hal.130-142
Pengaruh Earning Per share dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 BEI
EPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham,
jika rata-rata
keuntungan tidak mempengaruhi harga saham.
4. Mursidah Nurfadilah April 2011,Volume 12 Nomor 1
Analisis pengaruh Earning Per share ,debt to equity ratio dan return on equity terhadap harga saham PT UNILEVER INDONESIA Tbk.
Model analisis regresi menunjukan bahwa semua variable ,Earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER) dan return on equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT.unilever Indonesia Tbk, 5. Einde Evana
Vol.1 No.2,Maret 2008
Analisis Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Harga Saham di PT.Bursa Efek Jakarta
Akibat pengumuman deviden tunai harga rata-rata saham sebelum periode windows jika di bandingkan dengan harga rata-rata saham pada periode windows berbeda secara signifikan. 6. Dar-Hsin Chen
November 12, 2007
The Announcement effect of cash dividend changes on share prices: An Empirical Analysis of China
The share prices react significantly positive to both cash dividend increases and cash dividend
7. R. Andi Sularso Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1, Mei 2003: 1 - 17
PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM (RETURN) SEBELUM
DAN SESUDAH EX –DIVIDEND DATE DI
BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
perubahan harga saham
yang signifikan sebelum dan sesudah
ex-dividend date. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return sesudah ex-dividend date lebih besar dari abnormal return sebelum
ex-dividend date.
8. Aderina K. Harahap Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 1 No. 2 April 2011 : 146-160
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN HARGA SAHAM TERHADAP DIVIDEN KAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2008
Earning Per Share (EPS) berpe-ngaruh signifikan dan positif terhadap Dividen Kas dan Harga Saham
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Dividen Kas
(57)
32
9. Lani Siaputra Dan
Adwin Surja Atmadja
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 71-77
Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date ditemukan adanya perbedaan perubahan harga saham yang
signifikan secara statistik yang disebabkan oleh pengumuman dividen
10. Kanwal Iqbal Khan Proceedings of 2nd
International Conference on Business Management (ISBN: 978-969-9368-06-6)
EFFECT OF DIVIDENDS ON STOCK PRICES
The empirical
estimation based on the Fixed and Random Effect Model show the significant positive relation between Cash Dividend, Retention Ratio and Return on Equity with Stock Market Prices while Earnings per Share and Stock Dividend have negative and
statistically insignificant
relationship with Stock Market Prices.
11. Kanwal Iqbal Khan, Muhammad Aamir, Arslan Qayyum, Adeel Nasir and Maryam Iqbal Khan International Research Journal of Finance and Economics
ISSN 1450-2887 Issue 76 (2011)
Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices: A Case of
Dividend Paying Companies of KSE
Results indicate that Dividend Yield, Earnings per Share, Return
on Equity and Profit after Tax are positively related to stock prices while Retention Ratio have negative relation with Stock Prices and significantly explains the variations in the stock market prices.
12. A. Seetharaman and Jhon Rudolp Raj
The Internasional Journal of Applied Economics and Finance 5(2):114-126,2011 ISSN 1991-0886
An Empirical Study on the Impact of Earning Per Share on Stock Price of a listed Bank in Malaysia
However,the result had shown the significant inconsistency in the stock price performance after the announcement of the quarterly
earnings announcement.
(58)
33
2.2 Kerangka Pemikiran
Pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),mengunakan pasar modal untuk hubungan antara pemilik modal dalam hal ini sebagai pemodal (investor) dengan pengguna dana dalam hal ini disebut sebagai emiten (perusahaan yang sudah go public). Investor menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan pendapatan. Investasi dipasar modal mengandung resiko. Oleh karenanya investor yang akan melakukan investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan intuisi belaka, namun juga perlu melakukan analisa terhadap kinerja perusahaan dimana ia akan menanamkan modal.
Menurut Indra Bastian yang dikutip oleh Fahmi (2006:63), mengungkapkan bahwa kinerja keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema stategi (strategic planning) suatu organisasi.
Perusahaan yang telah terdaftar dipasar modal akan mengeluarkan laporan keuangan agar publik mengetahui kondisi dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan.
Seorang investor perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai bagaimana kinerja keuangan emiten dalam keputusan investasinya. Untuk itu, investor membutuhkan banyak informasi baik informasi mengenai perusahaan itu sendiri maupun informasi umum lainnya. Informasi utama yang dibutuhkan adalah informasi
(59)
34
akuntansi yang diperlukan untuk menilai risiko yang melekat dalam investasi maupun untuk memperkirakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002:3) mengatakan bahwa :
“...Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuanganutama kepada pihak-pihak diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasikan dalam nilai
moneter...”
Investor yang akan melakukan kegiatan investasi berupa saham harus dapat menganalisis saham suatu perusahaan dengan cara mengamati beberapa indikator atau informasi yang berkaitan dengan perubahan harga saham. Analisis yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental, menurut Jogiyanto (2008: 126) menerangkan sebagai berikut :
“Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan”.
Earning Per Share (EPS) atau pendapatan per lembar saham menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. EPS dapat diperoleh dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham beredar. Kemampuan perusahaan menghasilkan Earning Per Share merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang sering kali di pakai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham.
(1)
110 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang dibahas pada bab sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Keseluruhan Laba per lembar saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tiap tahunnya terlihat mengalami penurunan, meskipun terdapat peningkatan pada tahun 2010. Deviden tunai pada Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk 5 perusahaan yang diteliti selama tahun 2007 sampai 2010 cenderung menurun karena laba yang di dapat perusahaan tidak konsisten sehingga deviden yang di bagikan kepada para investor pun tidak konsisten, hanya PT. Bukit Asam (persero) Tbk yang Deviden tunai tercatat meningkat pada tahun tersebut.
2. Perubahan Laba Per Lembar Saham berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Besarnya dampak pembagian. Besarnya dampak Laba per lembar saham terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika Deviden tunai tidak berubah.Dengan demikian setiap terjadi kenaikan terhadap Laba Per Lembar Saham maka akan harga saham perusahaan meningkat.
3. Perubahan Deviden tunai berarah positif berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Besarnya dampak Deviden tunai terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan demikian setiap
(2)
111
terjadi kenaikan terhadap Deviden tunai belum tentu akan harga meningkatkan harga saham perusahaan
4. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji F diperoleh Laba Per Lembar Saham dan Deviden tunai secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat,antara lain:
1. Bagi PT.Bumi Resources Tbk, PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Timah Tbk, PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Sebaiknya lebih memperhatikan aspek Laba Per Lembar Saham dan Deviden Tunai untuk melihat aspek tersebut bisa di lihat dari laba pada perusahaan tersebut. Karena sesuai dengan penelitian ini kedua tersebut menjadi acuan bagi investor dalam memilih saham perusahaan. Hal ini terjadi karena para investor sekarang cenderung berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Para pemegang saham dapat memperoleh suatu hasil investasi dari deviden maupun dari hasil penjualan saham pada harga yang menanjak. Mereka ingin mampu memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang karena merupakan titik tolak yang paling logis dalam memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Ketika harga saham rendah namun perusahaan tersebut memiliki Earning Per Share dan Deviden Tunai yang cukup tinggi, diindikasikan akan mengalami peningkatan penjualan dan kenaikan harga saham di pasar karena perusahaan tersebut
(3)
112
memiliki fleksibilitas untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sebaliknya bila suatu perusahaan dengan informasi keuangan yang baik namun tidak memiliki Earning Per Share dan Deviden Tunai, ada kemungkinan perusahaan tersebut akan mengalami penurunan kinerja dan koreksi harga saham di bursa karena perusahaan tidak memiliki fleksibilitas untuk bereaksi terhadap pasar.
2. Bagi investor dan Pihak Lain.
Bagi investor memperhatikan pembagian dividen merupakan suatu hal yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi, karena dividen juga dapat menjadi penyampai informasi tentang keyakinan manajer dan prospek perusahaan di masa depan .Pembagian deviden bisa di lihat dari laba perusahaan tersebut. Jika merasa prospek perusahaan di masa mendatang baik, pendapatan diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen tunai yang meningkat tersebut dibayarkan. Bagi Pihak Lain sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan variabel Laba Per Lembar Saham dan Deviden Tunai saja, tetapi dapat juga digunakan variabel yang lain yang dapat Mempengaruhi harga saham. Selain itu,jumlah sampel dan perusahaan yang diteliti sebaiknya diperbanyak untuk memperkuat hasil penelitian.
(4)
113
DAFTAR PUSTAKA
Aderina K. Harahap.(2011).
Pengaruh Earning Per Sahre dan Harga Saham terhadap
DE2006-2008
. Jurnal Manajemen dan Deviden Kas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesiatahun 2006-2008. Vol. 1 No. 2 April 2011 : 146-160 .Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Lampung.
A. Seetharaman & Jhon Rudolp Raj.(2001).
An Empirical Study on the Impact of Earning Per
Share on Stock Price of a listed Bank in Malaysia.
The Internasional Journal of Applied
Economics and Finance 5(2):114-126,2011 ISSN 1991-0886.
Darmaji, Tjiptono dan Fakhruddin, 2001,
Pasar Modal Indonesia
, Salemba Empat, Jakarta
Dar-Hsin Chen.(2007).
The Announcement effect of cash dividend changes on share prices: An
Empirical Analysis of China.Journal.
National Taipei University.November 12 ,Taiwan.
Eduadrus Tandelin (2010),
Portopolio dan Investasi, KANSIUS, yogyakarta.
Einde & Evana.(2008).
Analisis Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Harga Saham
di PT.Bursa Efek Jakarta
.Fakultas Ekonomi Unila.Jurnal Akuntansi Keuangan dan
Pepajakan. Vol.1 No.2,Maret.BandarLampung.
Hadianto Bram.(2008).
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER)
Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005
di Bursa Efek Indonesia
.Universitas Kristen Maranatha Bandung. Jurnal Ilmiah
Akuntansi.Vol.7 No.2 162-173,November.
Kanwal Iqbal Khan.Effect of divident on stock price. Proceedings of 2nd International
Conference on Business Management (ISBN: 978-969-9368-06-6).University of Central
Punjab, Lahore,Pakistan.
Kanwal Iqbal Khan,Muhammad Aamir, Arslan Qayyum, Adeel Nasir and Maryam Iqbal
Khan.(2011).
Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices. A cash of Dividend Paying
Companies Of KSE.
International Research Journal of Finance and Economics.ISSN
1450-2887 Issue 76 (2011).
University of Central Punjab, Lahore, Pakistan.
Lani Siaputra & Adwin Surja Atmadja.(2006).
Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap
Perubahan HargaSaham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta
(BEJ)
.
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 71-77.
Universitas Kristen Petra, Surabaya.
(5)
114
Mursidah,Nurfadilah.(2011).
Analisis pengaruh Earning Per share ,debt to equity ratio dan
return on equity terhadap harga saham PT UNILEVER INDONESIA Tbk
.Jurnal.STIE
Muhamadyah Samarinda.Volume 12 Nomor 1,April.
Narimawati., Sri Dewi Anggadini., Linna Ismawati. (2010).
Penulisan Karya Ilmiah: Panduan
Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.
Bekasi: Genesis.
R. Andi, Soelarso (2003).
Pengaruh Pengumuman Dividen TerhadapPerubahan Harga Saham
(Return) Sebelum dan Sesudah Ex- Dividend Date Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
.
Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Volume 5 Nomor 1.
Universitas Jember.
Robin Wiguna & Anastasia Sri Mendari.(2008).
Pengaruh Earning Per share dan tingkat suku
bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 BEI
.STIE
Musi.Jurnal Keuangan dan Bisnis.Vol.6,No.2,Hal.130-142,Oktober.
Sawidji
Widoatmodjo,1996,
Cara
Sehat
Investasi
di
pasar
Modal
:Pengetahuan
Dasar.Jurnalindo,Aksara Grafika,Jakarta.
Simamora, H, 2000,
Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis
, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono. 2010.
Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D,
Cetakan Kesembilan.
Alfabeta, Bandung
Yurico dan Tapi & Sari Lubis.(2011).Pengaruh
CashDividendCoverage,Operating
Cashflow
PerShare, ReturnOn Equity, Return OnAssets, Total Assets Turnover
Dan
Earning Per
Share
Terhadap Harga Saham
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di
BEI.Jurnal.Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
www.idx.co.id
www.okezone.com
(6)
115