Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Oleh : Ressa Putra
21108001
(2)
Investor
Melakukan
Kegiatan
Investasi
Pasar Modal
Harga Saham
Return On
Asset (ROA)
Earning Per
(3)
Emiten
Tahun
EPS
Tahun
Harga
Saham
BTEL
2008
5,19
2009
147
2007
7,65
2008
51
ISAT
2009
345,70
2010
5400
2008
375,79
2009
4725
FREN
2008
-58,82
2009
50
2007
2,49
2008
50
EXCL
2008
-2,00
2009
1930
2007
35,00
2008
920
TLKM
2008
537,73
2009
9450
(4)
1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT,
FREN, EXCL, dan TLKM penurunan harga saham pada tahun 2008
dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada
penurunan harga saham, tetapi penurunan harga saham dari ke lima
perusahaan
sektor
telekomunikasi
tidak
dibarengi
dengan
meningkatnya nilai
earning per share
(EPS).
2. Fenomena pada tahun 2007 dan 2008 bertentangan degan teori yang
ada, dimana menurut teori jika EPS meningkat maka harga saham akan
semakin mahal, begitupun dengan teori ROA menyatakan bahwa jika
ROA tinggi maka harga saham juga akan tinggi, namun pada tabel diatas
bahwa EPS dan harga saham menunjukkan kebalikan dari teori tersebut.
(5)
1. Bagaimana laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Bagaimana pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian
aktiva (ROA) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(6)
Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham
Hubungan
Earning Per Share
(EPS) menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy W,
(2001) menyatakan bahwa :
“ EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang
diperoleh investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai
EPS maka harga saham akan tinggi. Hal ini tentu saja menggembirakan pemegang
saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang sah
am”.
Hubungan
Return On Asset
(ROA) dengan Harga Saham
Hubungan
Return On Asset
(ROA) menurut Arifin (2002:65) adalah :
“Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya.
Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan
menjadikan investor tertarik akan nilai saham”.
(7)
Objek Penelitian
Metode
Penelitian
Populasi
Sampel
Objek dalam
penelitian ini adalah
adalah
Earning Per
Share
(EPS)
, Return
On Asset
(ROA)
dan Harga Saham
Metode deskriptif
dan verifikatif
dengan pendekatan
kuantitatif.
Populasi dalam
penelitian ini adalah
laporan keuangan
Sektor
Telekomunikasi
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
selama kurun waktu
5 tahun yaitu dari
tahun 2006-2010
Sampel yang
diambil oleh penulis
adalah laporan
keuangan tahunan
berupa Neraca dan
Laporan Laba Rugi
PT. Bakrie Telecom
Tbk, PT. Indosat
Tbk, PT.XLAxianta
Tbk, PT. Mobile-8
Fren Tbk, PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
mulai dari tahun
2006 - 2010
(8)
Variabel Konsep Variabel
Indikator
Skala
EPS
(X1)
Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:365)
Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
EPS=
Jumlah Saham Beredar
(Eduardus Tandelilin, 2010: 375)
Rasio
ROA
(X2)
Return On Asset (ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. (Arifin, 2002:65)
Laba Bersih
ROA=
Total Aset
( Eduardus Tandelilin, 2010:372)
Rasio
Harga
Saham
(Y)
Saham merupakan tanda penyertaan atas kepemilikan sesorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, 2008:6)
Harga Saham Penutupan
(Closing Price)
Pada periode 2006-2011
(9)
1. Analisis kuantitatif
Analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric).
2. Analisis Statistik
a. Analisis Regresi Linier Berganda
digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana
perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dinaikan/diturunkan.
b. Analisis korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan
asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel
.
3. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk
melihat seberapa besar variabel independen (X)
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase
(10)
Hipotesis
yang
akan
digunakan
dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hipotesis nol (H
o
) tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dan Hipotesis
alternatif (H
a
) menunjukkan adanya pengaruh
(11)
1. Korelasi secara Parsial antara
Earning Per Share
(EPS) dengan Harga Saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial
Earning Per Share
(EPS) dan Harga Saham apabila
Return On Asset
(ROA) konstan yaitu 0,834. Besarnya korelasi
Earning Per Share
(EPS) dan
Harga Saham masuk dalam ketegori kuat. Besar pengaruh EPS terhadap Harga Saham
Industri Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika ROA tidak
berubah adalah (0,834)
2
100% = 69,53%.
2. Korelasi secara Parsial antara
Return On Asset
(ROA) dengan Harga saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial Return On Asset (ROA) dan Harga Saham apabila
Earning Per Share
(EPS)
konstan yaitu 0,016. Besarnya korelasi
Return On Asset
(ROA)
dan
Harga Saham masuk dalam ketegori sangat kecil atau sangat lemah. Besar pengaruh
Return
On Asset
(ROA) terhadap Harga Saham Industri Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ketika EPS
tidak berubah adalah (0,547)
2
100% = 0,03%.
3. Korelasi Simultan antara
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Asset
(ROA) dengan
Harga Saham
Hasil perhitungan menghasilkan korelasi
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Ass
et
(ROA)
dengan Harga Saham yaitu 0,904. Nilai r tersebut berarti bahwa hubungan antara
Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA)
dengan Harga Saham yaitu berbanding
lurus (bersifat positif) yang berarti jika semakin besar
Earning Per Share
(EPS) dan
Return
On Asset
(ROA)
maka Harga Saham akan tinggi. Nilai korelasi berganda sebesar 0,904
berada diantara 0,800 hingga 1,000 yang tergolong dalam kategori korelasi kuat.
(12)
1. Pengujian Hipotesis
Earning Per Share
(EPS) secara parsial terhadap Harga saham
Hasil yang diperoleh menunjukkan t
hitunglebih besar dari t
tabel(t = 7,071>2,074), maka
diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji
statistik(value)untuk variabel X
1sebesar 0,000. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada
pengaruh dari
Earning Per Share
(EPS) (X
1) terhadap Harga saham sangat kecil
atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.
2. Pengujian Hipotesis
Return On Asset
(ROA) secara parsial terhadap Harga saham
Hasil yang diperoleh menunjukkan t
hitunglebih besar dari t
tabel(-2,074<t=0,044<2,074), maka
diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji
statistik (p-value) untuk variabel X
2sebesar 0,965. Artinya kesalahan untuk mengatakan
ada pengaruh
Return On Asset
(ROA) (X
2) terhadap Harga saham sebesar 96,5% sangat
kecil atau berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.
3. Pengujian Hipotesis
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Asset
(ROA) secara
simultan terhadap harga saham
Hasil uji pengaruh
Earning Per Share
(EPS) (X
1) dan
Return On Asset
(ROA) (X
2) terhadap
Harga Saham (Y) diperoleh F
hitung(49,286) lebih besar dari F
tabel(3,443). Hasil ini juga
ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) sebesar 0,000. Artinya bahwa
secara simultan atau bersama-sama
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Asset
(ROA)
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
(13)
Terima Kasih ..
(14)
(15)
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN PENGEMBALIAN AKTIVA TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia )
THE INFLUENCE OF EARNING PER SHARE (EPS) AND RETURN ON ASSETS (ROA) ON THE STOCK PRICE
(Case Studies in Telecommunications Sector Companies listed Indonesia Stock Exchange)
Oleh : Ressa Putra
21108001
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(16)
(17)
ii
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham
Oleh : Ressa Putra ABSTRAK
Pasar modal merupakan sarana untuk mengatasi permasalahan likuiditas perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Dalam pasar modal banyak sekali informasi yang dapat diperoleh oleh para pemodal (investor), yaitu adanya informasi mengenai harga saham yang dapat berubah setiap saat dan setiap investor harus mampu menganalisis faktor-faktor yang mampu mempengaruhi perubahan harga saham. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Pengembalian Aktiva (ROA) terhadap harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergabung dalam sektor industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Sedangkan sampel yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu sebanyak lima perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia untuk data internal perusahaan diantaranya EPS, ROA, dan Harga Saham periode 2006-2010.
Berdasarkan penelitian ini, hasil penelitian pengaruh laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham secara simultan berpengaruh signifikan sangat kuat. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil laba per lembar saham (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan pengembalian aktiva (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dapat disimpulkan bahwa laba per lembar saham (EPS) yang berpengaruh terhadap harga saham secara parsial.
(18)
i
Influence of Earning Per Share (EPS) and Return On Assets (ROA) to Stock Price By :
Ressa Putra ABSTRACT
The capital market is a means to address their liquidity and as a means of investment for those who have surplus funds. In the stock market a lot of information can be obtained by investors (investors), the absence of information about stock prices can change at any time and every investor should be able to analyze the factors that could affect stock price changes. The purpose of this study was to determine the effect of Earnings Per Shares (EPS) and Return on Assets (ROA) on stock prices.
The population in this study is a company incorporated in the telecommunications industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period. While the samples are used as objects of study as many as five companies. This study uses secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange for the company's internal data such as EPS, ROA, and stock price period 2006-2010.
Based on this study, the results of the study the influence of earnings per share (EPS) and return on assets (ROA) on stock prices simultaneously have a significant effect is very strong. In the test results obtained partial earnings per share (EPS) significantly affected the stock price, and return of assets (ROA) does not significantly influence stock prices. Can be concluded that the earning per share (EPS)that influence stock prises partially.
(19)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Adapun tujuan dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun bahasannya.
Selain itu penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M,Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
(20)
iv
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., Ak, Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun skripsi ini.
5. Surtikanti, S.E., M.Si selaku Dosen Wali AK1 yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepada seluruh dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah mendidik, mengajarkan, serta memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang telah beliau-beliau berikan dapat bermanfaat bagi penulis serta sumbangsih buat Negara.
7. Ayahku Yayat Ruhyat dan Ibuku Lismawati terimakasih selalu memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.
8. Kakakku tercinta, Gilang Restu Permadi yang selalu senantiasa senyum dan gembira yang terpancar dari wajah kalian, seolah memberikan semangat tersendiri bagi saya.
9. Sahabat terbaikku, Reni Rosita, Susan Siti Hasanah, Giska Septa Rahdianawati, Ridwan Setiadi dan Windy Widiastuti yang selalu ada dalam suka dan duka serta selalu mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
(21)
v
10. Motor berplat D 5964 FF, yang selalu setia menemani kemana penulis pergi baik susah-senang dan siang-malam, aku akan merawatmu dengan baik.
11. Guling merah kesanganku dari sejak lahir sampai sekarang yang selalu menemani penulis, aku akan selalu merawatmu dengan baik.
12. Sahabat-sahabatku dan management di THE BOYS boysband, aku tidak akan menghianati persahabatan kita,semoga kita juga selalu bersama. WE ARE THE BOYS.
13. Teman-teman 4Ak1 yang tidat dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga kita sukses.
14. Dan pihak lain yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis akan menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis akan menerima ide, saran maupun kritik dengan senang hati.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu penulis selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2012 Penulis
Ressa Putra 21108001
(22)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO
ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR………. iii DAFTAR ISI………. vi DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL……… xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian………..………….. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah……… 7
1.2.1 Identifikasi Masalah………... 7
1.2.2 Rumusan Masalah……….. 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……… 9
1.4 Kegunaan Penelitian………..………... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian……….... 11
1.5.1 Lokasi Penelitian……….. 11
(23)
vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 KajianPustaka……….. 13 2.1.1 Earning Per Share (EPS)………... 13
2.1.2 Return On Asset (ROA)………....… 15
2.1.3 Harga Saham……….…. 16
2.1.3.1 Jenis-jenis Nilai Saham……….. 17 2.1.3.2 Faktor-faktor Pembentuk Harga Saham……… 17
2.2 KerangkaPemikiran ……….... 18
2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan
Harga Saham... 19 2.2.2 Hubungan Return On Asset (ROA) dengan
Harga Saham... 21 2.2.3 Penelitian Terdahulu... 22 2.3 Hipotesis………. 27
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian……… 28
3.2 Metode Penelitian………. 28
3.2.1 Desain Penelitian……….… 30
3.2.2 Operasional Variabel……….... 31
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data……… 33
3.2.3.1 Sumber Data………. 33 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data……….... 33
(24)
viii
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 36
3.2.4.1 Hasil Pengujian Normalitas………...…….. 37 3.2.4.2 Hasil Pengujian Multikolineritas…………...….. 38 3.2.4.3 Hasil Pengujian Heterokedastisitas……….….… 39 3.2.4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi………...…....… 40 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis…..…...… 41 3.2.5.1 Rancangan Analisis………...………….. 41 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis……….………...….… 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian………..…… 50
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia…………...…. 50 4.1.2 Struktur Bursa Efek Indonesia…………...……. 51 4.1.3 Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia………...…. 53 4.1.4 Aspek Kegiatan Bursa Efek Indonesia………...…. 64 4.2 Analisis Deskriptif………...………...… 65 4.2.1 Analisis Earning Per Share (EPS)…………...…... 65 4.2.2 Analisis Return On Asset (ROA)………... 69 4.2.3 Analisis Harga Saham...………... 73 4.3 Analisis Verifikatif...………...……... 77
4.3.1 Pengaruh EPS terhadap Harga Saham secara
Parsial... 79 4.3.2 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham secara
(25)
ix
4.3.3 Pengaruh EPS dan ROA terhadap Harga Saham
secara Simultan... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...………..……..….. 96 5.2 Saran………...…..… 98
DAFTAR PUSTAKA……….... 99 LAMPIRAN LAIN... 100
(26)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... 25 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian... 26 Gambar 3.1 Grafik Normal P-Plot... 38 Gambar 3.2 Grafik Uji Heterokedastisitas... 40 Gambar 3.3 Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin... 41 Gambar 3.4 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 49 Gambar 4.1 Grafik Data EPS... 57 Gambar 4.2 Grafik Data ROA... 70 Gambar 4.3 Grafik Data Harga Saham... 74 Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial
X1 terhadap Y... 83 Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial
X2 terhadap Y... 90 Gambar 4.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho... 95
(27)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham... 5 Tabel 1.2 Jadwal Penelitian... 11 Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya... 22 Tabel 3.1 Desain Penelitian... 31 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 32 Tabel 3.3 Jumlah Populasi Emiten... 34 Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas... 37 Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinearitas... 39 Tabel 3.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 39 Tabel 3.7 Kategori Korelasi Metode Guilford... 37 Tabel 4.1 Data Earning Per Share (EPS)... 66 Tabel 4.2 Data Return On Asset (ROA)... 69 Tabel 4.3 Data Harga Saham... 73 Tabel 4.4 Hasil Regresi Linier Berganda... 78 Tabel 4.5 Hasil Korelasi Parsial EPS dengam Harga Saham
apabila ROA Konstan... 80 Tabel 4.6 Hasil Korelasi Parsial ROA dengam Harga Saham
apabila EPS Konstan... 86 Tabel 4.7 Hasil Korelasi Simultan... 91 Tabel 4.8 Hasil ANNOVA Uji F... 94
(28)
(29)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi, pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11).
Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk perkembangan perekonomian nasional yang mana sektor pemerintah dan sektor swasta merupakan ujung tombak pembentuk perekonomian nasional, untuk meningkatkan laju pertumbuhan di segala bidang dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih berkembang sesuai dengan usahanya masing-masing.
Disamping perkembangan pasar modal yang telah dijelaskan diatas, investasi di sektor publik memiliki risiko yang cukup tinggi oleh karena itu investasi yang dilakukan harus didasari pertimbangan yang rasional setelah sebelumnya memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan, investor hanya bisa menentukan berapa tingkat keuntungan (expected return) yang diinginkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya terjadi akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
(30)
2
Semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil baik dalam segi saham maupun obligasi. (Jogiyanto, 2000 :150).
Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas yang wujud sahamnya adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut porsi kepemilikannya ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5 )
Beberapa faktor analisis yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu antara lain adalah analisis fundamental, analisis tekhnikal baik yang bersifat sosial, ekonomi dan politik. Meskipun terdapat banyak analisis lain yang secara psikologis mempengaruhi terhadap kekuatan pasar, akan tetapi analisis yang bersifat fundamental merupakan faktor utama bagi pasar untuk menentukan harga pasar perusahaan. Karena analisis fundamental memberikan gambaran yang jelas yang bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian maka kebutuhan informasi yang lengkap itulah bisa dianalisis bagaimana sebenarnya kondisi usaha tersebut analisis yang bisa digunakan bisa berbagai macam anlisis diantaranya rasio keuangan, rasio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan
(31)
3
perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang sering digunakan adalah rasio provitabilitas dengan pendekatan Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) (Fahmi, 2006:55)
Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukan berapa besar
keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. Pada dasarnya Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham, dinilai dapat mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan, yaitu Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pemegang saham (investor) hal ini akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M,2001). Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari mengemukakan dalam penelitiannya tahun 2008 bahwa Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga SBI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dimana Earning Per Share merupakan rasio yang dapat menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya.
Return On Asset (ROA) menurut Arifin (2002:65) merupakan profitabilitas suatu perusahaan yang dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.
(32)
4
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Return On Asset (ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Return On Asset (ROA) juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada.
Mukhtarudin dan Desmon King Romalo dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tahun 2007 tentang ROA, ROE, ROI, DER dan BV yaitu secara bersama-sama mempengaruhi harga saham properti.
Pada tahun 2008 Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan belakangan menampakkan penurunan. Penurunan ini berpengaruh terhadap harga saham telekomunikasi. Pengamat pasar modal Felix Sindhunata mengatakan, sentimen eksternal tersebut terkait perkembangan krisis keuangan global yang bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. "Sampai akhir tahun kemungkinan tidak ada pertumbuhan saham (telekomunikasi) yang luar biasa," ujarnya, saat dihubungi di Jakarta, Senin (10/11/2008). Sejak 2 Januari
(33)
5
2008 hingga kemarin, harga saham lima perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata-rata menurun. Penurunan yang terjadi, menurut Felix membuktikan adanya sentimen eksternal lebih berperan ketimbang faktor fundamental emiten yang terkait perkembangan krisis keuangan global yang bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. (Meutia Rahmi /Sindo/ade)
Fenomen penurunan harga saham diatas berimbas pada perusahaan sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut adalah datanya.
Tabel 1.1
Data Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham lima perusahaan selular pada sektor telekomunikasi Tahun 2007-2008
Emiten Tahun EPS Tahun Harga
Saham BTEL
2008 5,19 2009 147
2007 7,65 2008 51
ISAT
2009 345,70 2010 5400
2008 375,79 2009 4725
FREN
2008 -58,82 2009 50
2007 2,49 2008 50
EXCL
2008 -2,00 2009 1930
2007 35,00 2008 920
TLKM
2008 537,73 2009 9450
2007 644,08 2008 6900
(sumber : laporan keuangan, data diolah dan www.yahoofinance.com)
Data diatas menunjukkan besaran earning per share (EPS) dan harga saham yang tiap tahunya mengalami perubahan, kenaikan atau peningkatan harga saham dikarenakan perusahaan mengalami peningkatan laba yang disebabkan
(34)
6
oleh keefektifitasan perusahaan dalam memanajemen keuangan perusahaannya sehingga kemungkinan bermasalah semakin kecil.
Berdasarkan pada tabel diatas pada tahun 2008 harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT, FREN, EXCL, TLKM, penurunan harga saham pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada penurunan harga saham.
Pada tahun 2009 harga saham ISAT mengalami penurunan harga saham dan FREN mengalami kestabilan harga saham yang diikuti dengan penurunan earning per share, namun berbeda dengan BTEL, EXCL, TLKM yang harga sahamnya meningkat tetapi dengan meningkatnya harga saham tidak dibarengi dengan kenaikan nilai earning per share nya yang ada hanya terlihat penurunan
earning per share (EPS) pada tahun 2008, BTEL, EXCL, TLKM yang
masing-masing sebesar 7,65 menjadi 5,19, 35 menjadi -2, 644,08 menjadi 537,73 sehingga investor tidak tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki earning per share (EPS) menurun yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang menurun, sehingga nilai return on asset (ROA) menurun.
Pada fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009 bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut dimana menurut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M, 2006:195) menyatakan bahwa setiap perusahaan harus memperbaiki kinerja dalam mengelola modal saham yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba yang sangat besar, karena para investor berasumsi bahwa semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula
(35)
7
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, dimana semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul ”Pengaruh
Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Selular di Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi dan telah dikemukakan diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti antara lain sebagai berikut :
1. Harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT, FREN, EXCL, dan TLKM penurunan harga saham pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada penurunan harga saham, tetapi penurunan harga saham dari ke lima perusahaan sektor telekomunikasi tidak dibarengi dengan meningkatnya nilai earning per share (EPS).
2. Fenomena pada tahun 2007 dan 2008 bertentangan degan teori yang ada, dimana menurut teori jika EPS meningkat maka harga saham akan semakin mahal atau tinggi, begitupun dengan teori ROA yang menyatakan
(36)
8
bahwa apabila ROA tinggi maka harga saham juga akan tinggi, namun pada tabel diatas bahwa EPS dan harga saham menunjukkan kebalikan dari teori tersebut.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Bagaimana pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
(37)
9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan selular di sektor telekomunikasi. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Mengetahui pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
(38)
10 1.4 Kegunaan Penelitian
Peneliti melalui penelitian ini berharap dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan Secara Operasional a. Bagi sektor telekomunikasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian aktiva (ROA) sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendapatan perusahaan. b. Bagi Para Investor Saham
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi para investor yang akan berinvestasi di perusahaan lain
2. Kegunaan Secara Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat diteliti kembali pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham suatu
perusahaan dikemudian hari.
b. Bagi civitas akademika, sebagai sarana aplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peneliti di bangku kuliah diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham, sekaligus sebagai usulan penelitian yang menjadi pemenuhan syarat untuk mata kuliah skripsi.
(39)
11 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada Bursa efek Indonesia (BEI) dengan mengambil data-data sekunder yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Kav.27, Jakarta 12920 Telp (021) 5237899, 5237999 Fax (021) 523724.
1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Prosedur
Bulan
Feb Maret Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 2012
I
Tahap Persiapan:
1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian 2.Pengambilan formulir dan penyusunan UP 3.Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan: 1.membuat outline dan Proposal UP
2.Meminta surat pengantar keperusahaan
3.Penelitian di perusahaan 4.Penyusunan UP dan bimbingan UP
5.Seminar sidang UP 6.Revisi UP setelah seminar sidang UP
7.Bimbingan Skripsi. 8.pendaftaran sidang skripsi.
(40)
12
III Tahap akhir:
1.Revisi setelah sidang skripsi.
2.Penggandaan Skripsi. 3.Wisuda.
(41)
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Earning Per Share (EPS)
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta dalam memperoleh harga saham yang dihitung dengan menggunakan rasio keuangan seperti Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA). (Sawidji Widoatmodjo, 2009:16)
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2006:195), definisi EPS adalah
“ Rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba
yang disediakan untuk pemegang saham”.
Sedangkan Eduardus Tandelilin (2010:365) mengartikan Earning Per Share (EPS) sebagai berikut :
“Laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan”.
(42)
14
Dari pengertian diatas, rumus persamaan untuk Earning Per Share (EPS), sebagai berikut :
EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar
Laba Per Lembar saham (EPS) merupakan salah satu unit dasar yang digunakan untuk mengukur pendapatan atau keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham.
Dengan demikian, dapat penulis simpulkan Earning Per Share (EPS) dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diperoleh oleh perusahaan kepada pemegang saham. EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai suatu perusahaan dan juga merupakan salah satu cara untuk mengukur suatu keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan. Semakin tingg laba saham yang diberikan perusahaan maka para investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Dimana, Earning Per Share (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila Earning Per Share (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.
(43)
15 2.1.2 Return On Asset (ROA)
Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return On Asset (ROA) disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki oleh perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:372)
Menurut Arifin (2002:65), definisi ROA adalah :
“Rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya, semakin tingi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang menjadikan investor
tertarik akan nilai saham”.
Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut :
ROA = Laba bersih setelah pajak Total aktiva
Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), ROA adalah
“Pengukuran kinerja keuangan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba”.
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada rasio keuntungan bersih setelah pajak.
(44)
16
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total seluruh asset yang dimiliki.
2.1.3 Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atas kepemilikan sesorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwapemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, 2006:6)
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:5) menyatakan bahwa :
“Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berwujud berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Agus Sartono (2005:41) mendefinisikan harga saham
adalah sebagai berikut:
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham
diperoleh dari beberapa faktor dan dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal
(45)
17 2.1.3.1 Jenis-Jenis Nilai Saham
Saham merupakan surat berharga yang sangat dikenal luas di masyarakat. Umumnya, saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock) yang mempunyai nilai yang sangat berharga. Menurut Eduardus Tandelin (2010:301) jenis-jenis nilai saham antar lain sebagai berikut :
1. Nilai buku, yaitu nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten),
2. Nilai pasar, yaitu nilai saham dipasar,
3. Nilai intrinsik (teoritis) saham, yaitu nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi
4. Nilai pasar, yaitu harga yang terjadi di pasaran saham
Nilai buku merupakan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai buku adalah hasil perhitungan dari total akiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai instrinsik merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. Nilai pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham
2.1.3.2 Faktor-faktor Pembentuk Harga Saham
Secara teori, harga saham timbul akibat adanya pengaruh dari berbagai faktor ekonomi, seperti yang dijelaskan oleh Ali Arifin (2002:116) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:
“Pergerakan harga saham yang terjadi dilantai bursa terjadi karena
beberapa bentuk pengaruh yang terdii dari: kondisi fudamental emiten, hukum permintaan dan penawaran yang terjadi, tingkat suku bunga (SBI),
(46)
18
valuta asing, dana asing dibursa, indek harga saham gabungan (IHSG),
dan news dan issue”.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab adanya perubahan harga saham dipasar modal yaitu terdiri dari:
1. Adanya Tingkat Permintaan dan penawaran terhadap harga saham itu sendiri
2. Kondisi keuangan suatu perusahaan
3. Tingkat suku bunga
4. Valuta asing dan dana asing yag terdapat dibursa efek 5. Indek harga saham gabungan (IHSG)
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan cara memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi. Investoar pada umumnya membeli suatu saham dengan harapan akan memperoleh laba, serta tingkat keyakinan yang relatif bahwa investasi mereka akan terjamin, walaupun risiko akan gagal selalu ada dalam setiap investasi.
Banyak upaya yang dapat dilakukan investor dalam memprediksi atau mengukur harga saham yang beredar, diantaranya dengan melibatkan informasi yang diperoleh dari kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan yang sering diamati oleh investor dalam keputusan investasi adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan
(47)
19
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dilihat dari sisi asset (Return On Asset), penjualan maupun dakam sisi modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Return On Asset (ROA) merupakan alat ukur yang sering digunakan suatu perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada. (Arifin, 2002:65). Selain ROA salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yang dicerminkan oleh Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembasahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M,2006:195).
Penelitian ini dibangun berdasarkan model yang dikembangkan dari peneletian terdahulu yang dilakukan oleh Novi Indriana tentang pengaruh DER, BOPO, ROA, dan EPS terhadap harga saham di bursa efek indonesiab(BEI) pada bank devisa diman menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS ) dengan Harga Saham
Hubungan Earning Per Share (EPS) menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy W, (2006:195) menyatakan bahwa :
“ EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS maka harga saham akan tinggi. Hal ini tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
(48)
20
Penelitian EPS terhadap harga saham yang dilakukan oleh Bram Hadianto (2008) tentang pengaruh EPS dan PER terhadap harga saham menyatakan, bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel pada periode 2000-2005 di bursa efek Indonesia. Sedangkan menurut Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari dalam penelitiannya Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 BEI menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45.
Sedangkan menurut Muhammad Hanif and Zulfiqar Ali Shah (2011) dalam penelitiannya Capital Assets Pricing on KSE-Pakistan and Fundamental
Values: An Analysis of FCF and EPS menyatakan bahwa Free cash flow
discouting model and equity and to document the impact of free cash flows to equity (FCFE) amd earning per share on stock price. Earning Per Share (EPS)
displayed a strong positif relationship with market price. Yang artinya, earning
per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut Durga Prasad
Samontaray (2010) pada penelitiannya Impact of Corporate Governanceon Stock
Prices of the Nifty 50 Broad Index Listed Companies menyatakan bahwa EPS as
significant variable: EPS is earning/share price. This is understandable that earning is always has an impact on the share price and when we have share price attached in the ratio then it will create high amount of significance to the share
price. Yang artinya , Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga
(49)
21
Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila semakin tinggi EPS maka harga saham akan mengalami kenaikan yang akan meningkatkan harga saham.
2.2.2 Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Harga Saham
Hubungan Return On Asset (ROA) menurut Arifin (2002:65) adalah :
“Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi
yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai
saham”.
Penelitian Return On Asset (ROA) terhadap harga saham yang dilakukan oleh Noer Sasongko & Nila Wulandari tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga
saham.
Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila semakin tinggi ROA maka akan meningkatkan harga saham.
Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan Kajian Empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham yang disajikan didalam nentuk tabel dibwah ini :
(50)
22 2.2.3 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan tabel penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan referensi:
Tabel 2.1
Tabel Peneliti Sebelumnya
NO Nama
Pengarang
Judul Hasil Sumber
Jurnal 1. Desmoon King
Romalo (2007)
Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, BV PER SHARE terhadap harga saham Berdasarkan penelitian, dimana variabel ROA mempengaruhi harga saham Jurnal Penelitian dan Pengemban gan Akuntansi Vol : No. 1 Januari 2007 2. Robin Wiguna
Anastasia Sri Mendari
(2008)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga SBI terhadap harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di LQ 45 BEI
Berdasarkan hasil uji, terbukti bahwa Earning Per Share (EPS) memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap harga
saham pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 6, No.2, Oktober 2008, Hal. 130-142
3. Gede Priana Dwipratama
(2009)
Pengaruh PBV, DER, ROA, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan food and baverage Berdasarkan penelitian, bahwa (ROA) Berpengaruh terhadap harga saham Jurnal Akuntansi Univ. Gunadarma Jakarta 2009
4. Bram Hadianto
(2008)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sektor perdagangan besar EPS berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel di Bursa Efek
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 7 No. 2 November 2008: 162-173
(51)
23
dan ritel pada periode 2000-2005 di BEI
Indonesia.
5. Rd. Neneng
Rina Andriani
Pengaruh Earning Per share (EPS)
terhadap Harga
Saham Pasar Earning Per share mempunyai korelasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907 - 9958
6. Muhammad
Hanif and Zulfiqar Ali
Shah (2011)
Capital Assets Pricing on KSE-Pakistan and Fundamental Values: An Analysis of FCF and EPS
Free cash flow discouting model and equity and to document the impact of free cash flows to equity (FCFE) amd earning per share on stock price. Earning Per Share(EPS) displayed a strong positif relationship with market price World Applied Sciences Journal 12(5): 607-612, 2011 ISSN 1818-4952
7. A.
Seetharaman and John Rudolf Raj
(2011)
An Empirical Study on the Impact of Earning per Share on Stock Price of a
Listed Bank in
Malaysia
It can be explained that there is a very strong positive correlation EPS on in stock price, the results is a significant impact of earning
announcement
The
Internationa l Journal of Applied Economics and Finance 5 (2): 114-126, 2011 ISSN 1991-0886 / DOI: 10.3923/ija ef.2011.114,
8. Durga Prasad
Samontaray (2010)
Impact of Corporate Governanceon Stock Prices of the Nifty 50 Broad Index Listed Companies
EPS as significant variable: EPS is earning/share price. This is understandable that earning is always has an
Internationa l Research Journal of Finance and Economics ISSN
(52)
1450-24
impact on the share price and when we have share price attached in the ratio then
it will create high amount of
significance to the share price.
2887 Issue 41 (2010) ©
EuroJourna ls
Publishing, Inc. 2010
(53)
25
Apabila digambarkan dalam sebuah skema kerangka pemikiran, maka akan tampak gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Investor
Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan Menilai saham melalui
analisis fundamental
Menilai saham melalui analisis tekhnikal
Earning Per Share (EPS)
Return On Asset (ROA) Menilai kinerja perusahaan
melalui laporan keuangan yang dikeluarkan
(54)
26
Untuk lebih memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan paradigma penelitian yang memperlihatkan hubungan antara variabel dalam penelitian ini
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
X1 Earning Per Share (EPS) (Menurut Tijptono, 2001)
X2 Return On Asset (ROA)
(Menurut Arifin, 2002:
65)
Y Harga Saham
(55)
27 2.3 Hipotesis
Hipotesis diperlukan dalam sebuah penelitian untuk menetapkan kesimpulan sementara. Menurut Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) adalah sebagai berikut:
1. Laba per lembar saham berpengaruh terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengembalian aktiva (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(56)
28 BAB III
OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
3. 1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Pengertian objek penelitian menrut Husein Umar (2003: 303) dalam Umi Narimawati (2010:29), menjelaskan pengertian dari objek penelitian sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek penelitian yang diteliti adalah Earning Per Share (EPS), Return On
Asset (ROA) dan Harga Saham. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Selular
di sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
3. 2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) menyatakan bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
(57)
29
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolahuntuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai data yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2009:29) menjelaskan metode deskriptif sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”
Menurut Sugiyono (2009:8) metode kuantitatif adalah sebagai berikut : “Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.“
Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menguji lebih dalam pengaruh dari Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
(58)
30 3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam prses penelitian.
Desain Penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) adalah:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
(59)
31
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitia
n
Desain Penelitian Jenis
Penelitian Metode yang digunakan
Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-4 Descriptive &
Verifikatif
Descriptive Survey &
kuantitatif Tahun Time Series
Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan penelitian dilakukan.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel menurut Nur Indrianto (2002:69) adalah sebagai berikut:
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis,indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
(60)
32
hipoteis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On
Asset (ROA) terhadap Harga Saham”. Berikut ini disajikan tabel yang
menunjukkan operasionalisasi masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
EPS (X1)
Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:365)
EPS= Laba bersih setelah bunga dan pajak
(Jumlah saham beredar
(Eduardus Tandelilin, 2010: 375) Lap.Keuangan yang dipublikasikan
2005-2010
Rasio
ROA (X2)
Return On Asset
(ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa
besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki
oleh suatu
perusahaan. (Arifin, 2002:65)
ROA= Laba Bersih Total Aset Laba bersih : laba keseluruhan Total Asset : Total keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan.
( Eduardus Tandelilin, 2010:372) Lap.Keuangan yang dipublikasikan
2005-2010
Rasio
Harga Saham
(Y)
Harga saham adalah harga jual saham dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah
saham tersebut
dicatatkan di bursa,
Harga Saham Penutupan (Closing Price) Pada periode 2006-2011
(61)
33
baik bursa utama maupun OTC (Over thecounter market). (Sawidjiwidoatmodj o, 2005:56)
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham adalah Laporan
Keuangan Tahunan, yang termasuk ke dalam data sekunder. Menurut Sugiyono
(2009:137) data sekunder adalah sebagai berikut : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data yang terkait dengan perusahaan Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis.”
(62)
34
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan pada sektor telekomunikasi sejak pertama kali terdaftar di BEI, antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Emitem
Emiten Tahun Listing Populasi
EXCL 2005 2010 6 Tahun
TLKM 1995 2010 16 Tahun
ISAT 1994 2010 17 Tahun
FREN 2006 2010 5 Tahun
BTEL 2006 2010 5 Tahun
Total Populasi 49 Tahun
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa total populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 49 tahun dari 5 perusahaan sektor telekomunikasi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:81), menyatakan bahwa sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Dalam suatu penelitian biasanya peneliti mengambil beberapa contoh dari beberapa populasi untuk dijadikan sampel. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:81) adalah :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
(63)
35
Sampel dipilih secara purposive sampling yang menurut Nur Indriantoro (2002:131), yaitu :
”Tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu”
Dengan demikian sampel yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan tahunan berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi PT.Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT. Indosat Tbk (ISAT), PT. XLAxianta (EXCL), PT. Mobile-8 (FREN), PT. Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dari tahun 2006-2010 atau selama 6 tahun. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Data yang diambil terdaftar pada Bursa Efek selama tahun 2006-2010. 2. Data yang diambil berupa laporan keuangan tahunan 5 tahun berturut-turut
selama tahun 2006-2010 yang sudah diaudit.
3. Data yang diambil adalah 5 tahun dari tahun 2006-2010 yang dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan adanya penelitian.
4. Sampel yang diambil sebanyak 5 tahun dari periode 2006-2010 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut diatas sampel yang digunakan oleh penulis untuk diteliti sebanyak 25 sampel yaitu adalah Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan pada Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 5 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
(64)
36 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu dengan mengumpulkan data teknik yang dilakukan dengan cara membaca, merangkum, mengelompokkan data yang diperoleh mempelajari data melalui sumber-sumber kepustakaan yang dapat memberikan informasi.. Data tersebut berupa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Selular pada Sektor Telekomunikasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 5 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jalan Jend Sudirman. Kav. 52 – 53 Jakarta melalui website (sumber: www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com). Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan khususnya yaitu laporan keuangan perusahaan pada sektor telekomunikasi yang tercatat di BEI yaitu sebanyak 5 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
(65)
37
3.2.4.1Hasil Pengujian Normalitas Data Residual
Pengujian normalitas data residual hasil taksiran model regresi (error term) dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov terhadap data residual hasil taksiran model regresi. Hasil perhitungan untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.48982766E3 Most Extreme Differences Absolute .219
Positive .219 Negative -.172 Kolmogorov-Smirnov Z 1.096 Asymp. Sig. (2-tailed) .181 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil perhitungan nilai Kolmogorov untuk model regresi yang diperoleh sebesar 0,219 dengan probability (p-value) sebesar 0,181. Nilai probability uji Kolmogorov lebih besar dari tingkat kekeliruan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal.
Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak dapat juga dilihat melalui dari grafik plot linear. Grafik plot linear memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.
(66)
38
Gambar 4.4
Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas) 3.2.4.2Hasil Pengujian Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Hasil pengujian menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) semua variabel independen tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance juga tidak ada yang lebih kecil dari 0,10.
Sesuai dengan hasil pengujian asumsi multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model regresi yang digunakan. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
(67)
39 Tabel 4.5
Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF X1 (EPS) .517 1.935 X2 (ROA) .517 1.935 a. Dependent Variable: Y (Harga Saham)
3.2.4.3Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pendekatan uji Glejtser dengan menghitung regresi nilai residual absolut (absr) terhadap variabel independen (X1 dan X2). Hasil perhitungan diberikan pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 866.198 265.054 3.256 .004 X1 (EPS) .986 1.123 .232 .862 .398 X2 (ROA) 20.975 24.789 .227 .846 .407 a. Dependent Variable: absr
Hasil regresi yang diperoleh menunjukkan variabel X1 dengan absolut error tidak singgnifkan (nilai sig 0,398 > 0,05) dan variabel X2 dengan absolut error tidak singgnifkan (nilai sig 0,407 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat juga dilihat dari grafik Scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
(68)
40
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan terlihat hampir semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga disimpulkan model reg resi bebas heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini :
Gambar 4.5
Grafik Uji Heterokedastisitas
3.2.4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi
Pengujian autokorelasi pada model regresi dilihat melalui statistik
Durbin-Watson (D-W). Hasil perhitungan statistik Durbin-Watson (D-W) untuk model
regresi Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham (Y) diperoleh sebesar 1,875.
(1)
97
Per Share (EPS) dibanding menggunakan Return On Asset (ROA) dimana hal ini mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan telekomunikasi di pasar saham.
4) Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan dan bersifat positif terhadap harga saham pada perusahaan industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini menunjukkan pendapatan laba per saham yang meningkat menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hai ini didorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut dan peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham naik.
5) Return On Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, meskipun demikian arah hubungannya positif yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini maka akan semakin tinggi pula harga saham, sebaliknya jika rasio ini mengalami penurunan maka akan menurun pula harga saham.
(2)
98 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham, penulis akan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai pertimbangan dan masukan, yaitu :
1. Kegunaan Secara Operasional a. Bagi Para Investor Saham
Nilai earning per share dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba bersih perusahaan atau pun bila laba bersih tetap, dapat disiasati dengan menurunkan jumlah saham yang beredar. Nilai EPS akan meningkat apabila presentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada presentase perubahan jumlah lembar saham.
b. Bagi Industri Telekomunikasi
Perusahaan khususnya pada industri telekomunikasi sebaiknya dapat meningkatkan nilai return on assets nya yaitu dengan mengelola aset perusahaannya dengan baik sehingga para calon investor tidak hanya menggunakan EPS saja dalam menghitung persentase laba nya tetapi dengan ROA pun, sehingga calon investor dapat tertarik untuk menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut.
2. Kegunaan Secara Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi
Untuk meningkatkan harga saham, perusahaan diharapkan dapat menjaga kinerja perusahaan dengan baik, meningkatkan profesionalisme
(3)
99
manejemen dalam mengelola suatu perusahaan sehingga para investor akan cenderung meningkatkan kepercayaannya kepada perusahaan jika kinerja manajemennya baik.
b. Bagi civitas akademika
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari EPS dan ROA, sementara untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan tidak hanya EPS dan ROA tapi masih ada rasio profitabilitas lainnya seperti Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE). Maka dari itu penulis menyarankan agar kinerja keuangan tidak hanya diukur menggunakan EPS dan ROA, tetapi dengan rasio profitabilitas lainnya agar menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat.
(4)
100
DAFTAR PUSTAKA
A.Seetharaman and John Rudolf Raj. (2011). An Empirical Study on the Impact of Earning per Share on Stock Price of a Listed Bank in Malaysia. The International Journal of Applied Economics and Finance 5 (2): 114-126, 2011 ISSN 1991-0886 / DOI: 10.3923/ijaef.2011.114,126
Agus Sartono. (2000). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, edisi 4. BPFE: Yogyakarta
Andi Supangat. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana.
Arifin Ali. (2002). Membaca Saham. Yogyakarta : Andi
Bram Hadianto. (2008). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel pada periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 7 No. 2
Caray. (2009) Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT. XYZ. Diakses pada 7 Maret, 2011 dari World Wide Web: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/engaruh-laba-perlembar-saham-terhadap.html
Desmoon King Romalo. (2007). Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, BV PER SHARE terhadap harga saham. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi Vol : No. 1
Durga Prasad Samontaray. (2010). Impact of Corporate Governanceon Stock Prices of the Nifty 50 Broad Index Listed Companies. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 41 (2010) © EuroJournals Publishing, Inc. 2010
Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (1th ed). Yogyakarta: Kanisius.
Gitman, LJ. (2006). Principle of Managerial Finance, Eleventh Edition, Pearson Addison-Wesley-boston.
Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang
(5)
101
Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2th ed). Yogyakarta. BPFE-UGM.
Michael Damanik Valentino. (2008). Pengaruh EVA dan Analisis Fundamental terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Muhammad Hanif and Zulfiqar Ali Shah. (2011). Capital Assets Pricing on KSE-Pakistan and Fundamental Values: An Analysis of FCF and EPS. World Applied Sciences Journal 12(5): 607-612, 2011 ISSN 1818-4952
Noer Sasongko, Nila Wulandari. (2006). Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni.
Novi Indriana. (2006). Pengaruh DER, BOPO, ROA, dan EPS terhadap harga saham di bursa efek indonesiab(BEI) pada bank devisa. Jurnal Akuntansi Univ. Gunadarma Jakarta
Rd. Neneng Rina Andriani. (2008). Pengaruh Earning Per share (EPS) terhadap Harga Saham Pasar. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, ISSN : 1907 – 9958
Robin W. & Anastasia S. M. (2008). Pengaruh Earning Per Share dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ 45 BEI. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.6, No.2.
Sawidji Widoatmodjo. (2005). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengantar Menjadi Investor Profesional. Jakarta: Elexmedia Komputindo.
Stella. (2008). Pengaruh PER, DER, ROA, dan PVB terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 2 Agustus.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.Cetakan Ketujuh:Bandung.
Tjiptono D. & Hendy M., F. (2001). Pasar modal Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba
Tjiptono D. & Hendy M., F. (2006). Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (2th ed). Jakarta: Salemba Empat
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah:Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Genesis: Bekasi.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ressa Putra
Tempat tanggal lahir : Bandung, 6 Maret 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Yayat Ruhyat Nama Ibu : Lismawati
Alamat Rumah : Jln. Kalijati Indah No. 47 Antapani Bandung 40291 Telepon : 085624558704
Pendidikan Formal
Tahun 1996 s/d 2002 : SDN Griba 5/3 Bandung Tahun 2002 s/d 2005 : SMP Negeri 20 Bandung
Tahun 2005 s/d 2008 : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
Tahun 2008 s/d sekarang : Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Pengalaman Berorganisasi
Tahun 2007 : Karang Taruna RW 01 Antapani Bandung Tahun 2009 s/d 2010 : Anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Komputer Indonesia