Mempelajari Tingkat Pelumpuran Tanah Sawah Menggunakan Gelebeg

Fal-ida Dahnil. F01496070. klempelajari Tingkat Pelumpuran Tanah Sawah
Menggunakan Gelebeg, di bawah birnbingan Ir. Imam Hidayat, M.Eng. (Ian
11.. Gatot Pramuhadi, hl.Si.

Cepatnya lalu perekonomian Indonesia telah menyebabkan berkurangnya
lahan sawali subur yang ada. Hal ini disebabkan berubahnya fungsi lalian sa\\)ali
yang ada menjadi areal industri, areal perkotaan, perluasan pelnukilnan dan
sebagainya seliingga ~ ~ s a hunt~ik
a
~neningkatkanproduksi beras guna tercapainya
>

ke~nbaliswasernbada beras nasional h a r ~ terus
~ s dilaksanakan.
Tananian padi sawah me~nerlukanmedia lumpur sebagai te~npattumbuhnya.
Tanaman padi sawah dapat tuinbuh dengan baik apabila seluruh lapisan
permukaan tanali sawah berada dala~nkeadaan l ~ ~ i n p uyang
r
halus dan l~mak.
Sehingga akar padi dapat tu~nbuhdengan bebas tanpa dihambat oleh lapisan tanah
yang keras. Keadaan lunipur ini dibentuk oleh bajak atau cangkul yang kelnudian

digaru bersa~naandengan pelnberian air irigasi yang cukup (Wirjodihardjo, 1952).
Penelitian ini bertujuan untuk ~ne~npelajari
tingkat pelumpuran tanah sawah
lnenggunakan gelebeg dan rnenentukan frekuensi lintasan peluinpuran o p t i ~ n u ~ n
dengan lnenggunakan dua unit gelebeg pada perlakuan dengan dan tanpa
pe~nbajaltantanah.
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengalnatan dan pengukuran di
lapangan, yaitu : traktor roda dua, gelebeg tipe I, gelebeg tipe 11, bajak singkal
tunggal, ring sampel, penetrometer, alat ukur dan sampel tanah. Parameterparameter yang dia~natidalaln penelitian ini, yaitu : Bobot isi tanah (bulk density)
dan kadar air tanah, indeks kerucut tanah (cone index), indeks pelu~npuran

@m/c1/i~zg i17cle~~),
indeks kelunakan tanah hasil pelu~npuran(soflr2es.c.qf'j?zr~l~Ned
.soil 117cIe.x)(1~117.slip I-odatraktor.
Perlaliuan yang dicobakan adalah' : ( 1 ) pe~nbajakan tanah dan proses
pelumpuran ~nenggunakangelebeg tipe I (Bl);(2) pembajakan tanah dan proses
pelumpuran menggunakan gelebeg tipe I1 (B2). (3) tanpa pembajakan dengan
proses pelu~iipuranmenggunakan gelebeg tipe I (TI) dan (4) tanpa pe~nbajakan
dengan proses pel~llnpuranmenggunakan gelebeg tipe 11 (T2).
Nilai indeks kelunakan tanah hasil pelumpuran (1K) dan indeks pelumpuran

(IP) berubah seiring dengan bertambahnya ju~nlah lintasan pelumpuran dari
lintasan kesatu hingga lintasan keenam. Nilai IK rata-rata terbesar diperoleh pada
perlakuan 8 2 yaitu sebesar 95.7 %, nilai IF' rata-rata terbesar diperoleh pada
perlakuan B2 yaitu sebesr 90%. Slip roda traktor tidak dipengaruhi oleh frekuensi
lintasan pelumpuran. Nilai slip terendah diperoleh pada perlakuan T1 paitu
sebesar 3.41%. Frekuensi lintasan pelu~npurandapat dikatakan optimum apabila
proses pelu~npuranyang dilakukan ~nerupakanproses yang paling efektif dan
efisien. Proses pelu~npurandapat dikatakan efektif dan efisien apabila nilai IF dan

IK yang dihasilkan adalah paling tinggi dan sebaliknya nilai slip yang dihasilkan
adalah paling rendah. Pada penelitian ini diperoleh frekuensi lintasan optinlu~n
sebanyak 4 lintasan pada perlakuan B2
Dalaln ~nelakukanpenelitian lanjutan semacaln ini perlu diusahakan agar
kandungan air pada tiap petakan bisa terjaga sama (konstan) guna memperkecil
pengaruh faktor luar yang tidak diinginkan.

Fal-ida Dahnil. F01496070. klempelajari Tingkat Pelumpuran Tanah Sawah
Menggunakan Gelebeg, di bawah birnbingan Ir. Imam Hidayat, M.Eng. (Ian
11.. Gatot Pramuhadi, hl.Si.


Cepatnya lalu perekonomian Indonesia telah menyebabkan berkurangnya
lahan sawali subur yang ada. Hal ini disebabkan berubahnya fungsi lalian sa\\)ali
yang ada menjadi areal industri, areal perkotaan, perluasan pelnukilnan dan
sebagainya seliingga ~ ~ s a hunt~ik
a
~neningkatkanproduksi beras guna tercapainya
>

ke~nbaliswasernbada beras nasional h a r ~ terus
~ s dilaksanakan.
Tananian padi sawah me~nerlukanmedia lumpur sebagai te~npattumbuhnya.
Tanaman padi sawah dapat tuinbuh dengan baik apabila seluruh lapisan
permukaan tanali sawah berada dala~nkeadaan l ~ ~ i n p uyang
r
halus dan l~mak.
Sehingga akar padi dapat tu~nbuhdengan bebas tanpa dihambat oleh lapisan tanah
yang keras. Keadaan lunipur ini dibentuk oleh bajak atau cangkul yang kelnudian
digaru bersa~naandengan pelnberian air irigasi yang cukup (Wirjodihardjo, 1952).
Penelitian ini bertujuan untuk ~ne~npelajari
tingkat pelumpuran tanah sawah

lnenggunakan gelebeg dan rnenentukan frekuensi lintasan peluinpuran o p t i ~ n u ~ n
dengan lnenggunakan dua unit gelebeg pada perlakuan dengan dan tanpa
pe~nbajaltantanah.
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengalnatan dan pengukuran di
lapangan, yaitu : traktor roda dua, gelebeg tipe I, gelebeg tipe 11, bajak singkal
tunggal, ring sampel, penetrometer, alat ukur dan sampel tanah. Parameterparameter yang dia~natidalaln penelitian ini, yaitu : Bobot isi tanah (bulk density)
dan kadar air tanah, indeks kerucut tanah (cone index), indeks pelu~npuran

@m/c1/i~zg i17cle~~),
indeks kelunakan tanah hasil pelu~npuran(soflr2es.c.qf'j?zr~l~Ned
.soil 117cIe.x)(1~117.slip I-odatraktor.
Perlaliuan yang dicobakan adalah' : ( 1 ) pe~nbajakan tanah dan proses
pelumpuran ~nenggunakangelebeg tipe I (Bl);(2) pembajakan tanah dan proses
pelumpuran menggunakan gelebeg tipe I1 (B2). (3) tanpa pembajakan dengan
proses pelu~iipuranmenggunakan gelebeg tipe I (TI) dan (4) tanpa pe~nbajakan
dengan proses pel~llnpuranmenggunakan gelebeg tipe 11 (T2).
Nilai indeks kelunakan tanah hasil pelumpuran (1K) dan indeks pelumpuran
(IP) berubah seiring dengan bertambahnya ju~nlah lintasan pelumpuran dari
lintasan kesatu hingga lintasan keenam. Nilai IK rata-rata terbesar diperoleh pada
perlakuan 8 2 yaitu sebesar 95.7 %, nilai IF' rata-rata terbesar diperoleh pada

perlakuan B2 yaitu sebesr 90%. Slip roda traktor tidak dipengaruhi oleh frekuensi
lintasan pelumpuran. Nilai slip terendah diperoleh pada perlakuan T1 paitu
sebesar 3.41%. Frekuensi lintasan pelu~npurandapat dikatakan optimum apabila
proses pelu~npuranyang dilakukan ~nerupakanproses yang paling efektif dan
efisien. Proses pelu~npurandapat dikatakan efektif dan efisien apabila nilai IF dan

IK yang dihasilkan adalah paling tinggi dan sebaliknya nilai slip yang dihasilkan
adalah paling rendah. Pada penelitian ini diperoleh frekuensi lintasan optinlu~n
sebanyak 4 lintasan pada perlakuan B2
Dalaln ~nelakukanpenelitian lanjutan semacaln ini perlu diusahakan agar
kandungan air pada tiap petakan bisa terjaga sama (konstan) guna memperkecil
pengaruh faktor luar yang tidak diinginkan.