32
6. Bank CIMB Niaga Tbk.
BNGA 29 November 1989
7. Bank Danamon Indonesia Tbk.
BDMN 6 Desember 1989
8. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
SDRA 15 Desember 2006
9. Bank Kesawan Tbk.
BKSW 21 November 2002
10. Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI
14 Juli 2003 11. Bank Mayapada Tbk.
MAYA 29 Agustus 1997
12. Bank Mega Tbk. MEGA
17 April 2000 13. Bank Negara Indonesia Tbk.
BBNI 25 November 1996
14. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP
10 Januari 2001 15. Bank OCBC NISP Tbk.
NISP 20 Oktober 1994
16. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN
29 Desember 1982 17. Bank Permata Tbk.
BNLI 15 Januari 1990
18. Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI
11 November 2003 19. Bank of India Indonesia Tbk.
BSWD 1 Mei 2002
20. Bank Victoria International Tbk. BVIC
30 Juni 1999
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tesusun dalam
arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang
diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 21 perusahaan
perbankan selama periode 4 tahun series yaitu tahun 2008 sampai tahun 2011.
3.7 Metode Pengumpulan Data
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
33
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Agar diperoleh data dan
keterangan yang lengkap maka harus digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis. Metode
ini dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari dokumen- dokumen serta mencatat data tertulis yang ada hubungannya dengan objek
penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia,
melalui website Indonesia Stock Exchange IDX yaitu www.idx.co.id
.
3.8 Teknik Analisis
Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari
beberapa variabel independen secara bersama-sama maupun secara sendiri send iri terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara satu variabel
dependen dengan variable independen dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data gabungan antara cross section dan time series. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi model linier dengan model sebagai berikut :
= � + � + � + � + � + �
Keterangan : Y = Nilai Perusahaan Price to Book Value-PBV
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
34
α = Konstanta βi = Koefisien regresi
X1 = Rasiol leverage X2 = Profitabilitas
X3 = Earning per share X4 = Ukuran perusahaan
e = Tingkat kesalahan variabel pengganggu Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual dapat dilihat dari
nilai R
2
atau koefisien determinasi yang ditunjukkan dalam tabel Model Summary dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0.0 - 0.19 Sangat Tidak Erat
0.2 - 0.39 Tidak Erat
0.4 - 0.59 Cukup Erat
0.6 - 0.79 Erat
0.8 - 0.99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang dkk 2008 : 114
Penelitian ini bersifat fundamental method sehingga koefisien regresi sangat penting karena digunakan sebagai dasar analisis. Koefisien b akan bernilai
positif + jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel indepe nden akan
mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel independen mengalami penurunan. Model persamaan yang
diperoleh dari pengolahan data diupayakan tidak terjadi gejala
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
35
multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala-gejala tersebut akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
3.8.1 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif
memberikan gambaran nilai paling kecil minimum, nilai paling besar maximum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi standard deviation
dari suatu data.
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar
diperoleh model analisis yang tepat, yaitu memenuhi model estimasi yang Best Linier Unbiased Estimator BLUE. Model analisis
regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal,
mendekati normal atau tidak Umar, 2008 : 181. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
36
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Uji normalitas dapat dilakukan dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik dan uji Kolmogorv-Smirnov. Model regresi yang
baik adalah regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat dilihat dari penyebaran
data pada diagonal grafik atau histogram dari diagonalnya. Data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut Ghozali,
2005 : 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik
histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau grafik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi norma, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam pendekatan histogram, variabel berdistribusi normal jika
grafik histogram memperlihatkan distribusi data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dalam pendekatan grafik, variabel
berdistribusi normal jika scatterplot menunjukkan titik-titik yang mengikuti data berada di sepanjang garis diagonal.
Namun demikian uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati- hati secara visual, kemungkinan bisa
kelihatan normal,akan tetapi secara statistik tidak menunjukkan hasil
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
37
yang sebenarnya, artinya data tersebut tidak normal. Oleh karena itu disarankan
untuk menguji secara grafik dan statistic yang disebut uji Kolmogorv- Smirnov, dengan ketentuan variabel berdistribusi normal jika table
menunjukkan nilai Asymp. Sig di atas nilai signifikan 5 0.05. H0 5 HA 5
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen.
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut
Motgomery dan Peck dalam Situmorang dkk 2008 : 97, beberapa sumber penyebab multikolinieritas adalah sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan data yang digunakan membatasi nilai dari variabel regressor.
2. Kendala-kendala model pada populasi yang diamati. 3. Spesifikasi model.
4. Penentuan jumlah variabel eksplanatoris yang lebih banyak
dari jumlah observasi atau overdetermined model. 5. Data time series, dimana nilai trend tercakup dalam nilai
variabel eksplanatoris yang ditunjukkan oleh penurunan tau peningkatan sejalan dengan waktu.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance digunakan untuk mengukur
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
38
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. VIF adalah suatu estimasi berapa
besar multikolinieritas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah Tolerance 0.1 dan VIF 5 dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Keputusan dalam Uji Multikolinieritas
VIF 5 Diduga mempunyai persoalan multiko linieritas
VIF 5 Tidak terdapat multikolinieritas
Tolerance 0.1 Diduga mempunyai persoalan multiko linieritas
Tolerance 0.1 Tidak terdapat multikolinieritas
Sumber : Situmorang dkk 2008 : 104 3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terjadi ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya Umar, 2008 : 179. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang
menggunakan data cross section silang waktu daripada data time series runtut waktu, hal ini bukan berarti bahwa model yang
menggunakan data runtut waktu bebas dari heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah heteroskedastisitas tidak terjadi pada model
regresi atau model regresi dengan varian residual bersifat
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
39
homokedastisitas atau bersifat tetap konstan. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji Park. Dalam analisis
grafik, heteroskedastisitas tidak terjadi jika grafik pada scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di atas mauoun di bawah angka nol pada sumbu Y. dalam uji Park, heteroskedastisitas tidak
terjadi jika pada table menunjukkan semua variabel independen tidak signifikan sig 0.05
3.8.2.4 Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun
negatif antardata yang ada pada variabel- variabel penelitian Umar, 2008 : 182. Menurut Erlina 2011 : 106, uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya.
Menurut Situmorang dkk 2008 : 79, beberapa alasan penyebab terjadinya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. Inersia, yaitu terjadinya kelembaman atau kelambanan data ekonomi.
2. Bias spesifikasi mengeluarkan variabel yang relevan dari model.
3. Bias spesifikasi : bentuk fungsional yang tidak benar. 4. Fenomena Cobweb.
5. Tenggang waktu lags.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
40
6. Manipulasi data. 7. Non-stasioneritas, yaitu data time series sering mengalami
rata-rata varians dan kovarians tidak konstan sejalan dengan waktu.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin
Watson dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Tabel 3.6
Kriteria Keputusan dalam Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dL Tidak ada autokorelasi positif
No decision dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4 -dL d 4 Tidak ada korelasi negatif
No decision 4 -
dU ≤ d ≤ 4 –dL Tidak ada autokorelasi positif
atau negative Tidak ditolak
dU d 4 – dU
Sumber : Situmorang dkk 2008 : 86
3.8.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hasil suatu perhitungan statistik yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan. Untuk
menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak dilakukan melalui uji t uji parsial
dan uji F uji simultanserempak.
3.8.3.1 Uji t Uji Parsial
Uji t adalah uji yang menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen K uncoro, 2003 : 218. Uji t dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
41
H diterima dan H
a
ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 0.05 H
a
diterima dan H
ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 0.05
3.8.3.2 Uji F Uji Simultan
Uji F adalah uji yang menunjukkan apakah semua variabel independen yang terdapat dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen Kuncoro, 2003 : 219. Uji F dilakukan dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
dengan ketentuan : H
diterima dan H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 0,05 H
a
diterima dan H
ditolak jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 0,05
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2011.
Perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel berjumlah 20 perusahaan. Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian :
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Perbankan yang Dijadikan Sampel
N O.
Nama Perusahaan Kode
Listing Date
1. Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC
29 Agustus 1990 2.
Bank Bukopin Tbk. BBKP
10 Juli 2006 3.
Bank Bumi Artha Tbk. BNBA
31 Desember 1999 4.
Bank Capital Indonesia Tbk. BACA
4 Oktober 2007 5.
Bank Central Asia Tbk. BBCA
31 Mei 2000 6.
Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA
29 November 1989 7.
Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN
6 Desember 1989 8.
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA
15 Desember 2006 9.
Bank Kesawan Tbk. BKSW
21 November 2002 10. Bank Mandiri Persero Tbk.
BMRI 14 Juli 2003
11. Bank Mayapada Tbk. MAYA
29 Agustus 1997 12. Bank Mega Tbk.
MEGA 17 April 2000
13. Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI
25 November 1996 14. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
BBNP 10 Januari 2001
15. Bank OCBC NISP Tbk. NISP
20 Oktober 1994 16. Bank Pan Indonesia Tbk.
PNBN 29 Desember 1982
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
43
17. Bank Permata Tbk. BNLI
15 Januari 1990 18. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
BBRI 11 November 2003
19. Bank of India Indonesia Tbk. BSWD
1 Mei 2002 20. Bank Victoria International Tbk.
BVIC 30 Juni 1999
Sumber: Penulis, 2013 Periode penelitian dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2011 4 tahun berturut-turut sehingga data penelitian secara keseluruhan yaitu : 4 tahun observasi x 20 sampel adalah sebanyak 80 sampel observasi.
Berikut adalah tabel data mengenai variabel- variabel yang akan diuji dalam penelitian ini:
Tabel 4.2 Variabel-variabel yang akan diuji
No Kode Perusahaan
Tahun PBV DAR
ROI EPS
SIZE 1
INPC 2008
0.32 0.92 0.17
2.54 16.36
2009 0.68
0.93 0.27
4.88 16.55
2010 0.87
0.93 0.49
9.76 16.65
2011 0.71
0.93 0.39
12 9.86
2 BBKP
2008 0.53 0.93
1.13 65
17.30 2009
0.85 0.93
0.97 63
17.43 2010
1.39 0.94
1.04 86
17.67 2011
1.05 0.92
0.64 94
10.95 3
BNBA 2008
0.35 0.80
1.35 12
14.53 2009
0.74 0.82
1.17 12
14.69 2010
0.87 0.83
1.01 12
14.79 2011
0.67 0.84
0.55 18
7.99 4
BACA 2008
0.79 0.88
0.71 8
14.34 2009
0.88 0.85
0.65 5
15.05 2010
0.85 0.87
0.53 5
15.29 2011
1.19 0.87
0.47 14
8.45 5
BBCA 2008
3.44 0.90
2.35 234
19.31 2009
4.29 0.90
2.41 276
19.45 2010
4.63 0.89
2.61 344
19.59 2011
5.69 0.88
1.41 437
12.85 6
BNGA 2008
1.27 0.90
0.66 28.33
18.45 2009
1.52 0.89
1.46 65.51
18.48
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
44
2010 3.32
0.90 1.77
106.45 18.78
2011 1.67
0.89 1.01
129 12.02
7 BDMN
2008 1.48
0.78 1.43
305 18.49
2009 2.42
0.83 1.55
183 18.40
2010 2.60
0.84 2.44
343 18.58
2011 1.52
0.81 1.21
352 11.86
8 SDRA
2008 0.37
0.89 1.90
25 14.49
2009 1.66
0.89 1.48
22 14.69
2010 1.71
0.88 1.85
26 14.99
2011 1.08
0.90 1.25
43 8.53
9 BKSW
2008 2.48
0.93 0.14
6 14.58
2009 2.60
0.92 0.17
6 14.66
2010 3.66
0.93 0.05
2 14.76
2011 2.83
0.75 0.33
1 8.18
10 BMRI
2008 1.39
0.91 1.48
255 19.69
2009 2.81
0.91 1.81
342 19.79
2010 3.29
0.90 2.05
440 19.92
2011 2.51
0.88 1.37
535 13.22
11 MAYA 2008
4.53 0.82
0.74 17
15.52 2009
4.33 0.86
0.54 17
15.84 2010
2.77 0.85
0.76 25
16.12 2011
2.66 0.87
0.42 58
9.46 12
MEGA 2008
1.98 0.91
0.44 309
17.36 2009
2.15 0.91
0.35 169
17.49 2010
2.31 0.91
0.84 299
17.75 2011
2.62 0.92
0.84 277
11.03 13
BBNI 2008
0.67 0.97
0.61 80
19.12 2009
1.58 0.91
1.09 163
19.24 2010
2.18 0.90
0.65 220
19.33 2011
1.87 0.87
1.05 321
12.60 14
BBNP 2008
1.41 0.90
0.77 90
15.12 2009
1.11 0.90
0.75 93
15.17 2010
0.99 0.90
0.90 114
15.47 2011
0.93 0.91
0.57 164
8.79 15 NISP
2008 1.12
0.89 0.93
55 17.34
2009 1.41
0.88 1.18
75 17.42
2010 2.18
0.89 0.67
55 17.61
2011 1.15
0.88 0.59
107 10.99
16 PNBN
2008 1.48
0.86 1.24
39 17.98
2009 1.70
0.85 1.33
43 18.17
2010 2.24
0.87 0.97
59 18.50
2011 1.18
0.87 0.76
93 11.73
17 BNLI
2008 0.88
0.91 0.84
58 17.80
2009 1.28
0.91 0.86
63 17.84
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
45
2010 2.04
0.89 0.84
115 18.11
2011 1.34
0.90 0.81
131 11.52
18 BBRI
2008 2.52
0.90 2.42
483 19.32
2009 3.46
0.91 2.31
593 19.57
2010 3.53
0.90 2.84
930 19.81
2011 3.34
0.89 1.79
620 13.06
19 BSWD
2008 1.84
0.79 2.22
22 14.12
2009 1.72
0.80 3.29
43 14.24
2010 1.63
0.79 3.06
40 14.26
2011 1.50
0.83 1.35
56 7.64
20 BVIC
2008 0.62
0.90 0.63
10 15.54
2009 0.84
0.91 0.63
12 15.81
2010 0.84
0.92 1.04
28 16.14
2011 0.70
0.89 1.64
32 9.37
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif