4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian yang Pernah Dilakukan
Beberapa penelitian pendingin adsorbsi menggunakan zeolit-air dengan energi surya mendapatkan harga COP sistem pendingin adsorbsi
surya menggunakan zeolit-air akan mendekati konstan pada temperatur pemanasan 160℃
Hinotani, 1983. Melakukan eksperimen sistem pendingin adsorbsi surya menggunakan zeolit-air dan mendapatkan harga
COP sebesar 0,12 Grenier, 1983. Meneliti pendingin adsorbsi surya zeolit- air namun COP nya hanya 0,1 Pons, 1986. Melakukan penelitian pada
sistem pendingin adsorbsi surya zeolit-air dengan kolektor plat datar dan kondensor berpendingin udara mendapatkan COP sebesar 0,054
Zhu, 1987. Melakukan penelitian dan hasilnya adalah dengan pemanasan 150℃ didapatkan energi pendinginan sebesar 250 kJ per kilogram zeolit
Kreussler, 1999. Mendapatkan COP sebesar 0,25 dengan pemanasan menggunakan kolektor parabola Ramos, 2003. Penelitian-penelitian
tersebut menggunakan zeolit yang diproduksi di Jerman, Slovnaft-Czech, dan Prancis. Melakukan penelitian sistem pendingin absorbsi ammonia air
menggunakan generator horizontal dengan variasi kadar ammonia dan tekanan
saat proses
desorbsi mendapatkan
COP sebesar
0,98 Songko Probo, 2010. Melakukan penelitian sistem pendingin absorbsi
generator vertikal dan evaporator tanpa receiver mendapatkan COP sebesar
5
0,91 Yudhokusumo, 2011. Melakukan penelitian sistem pendingin absorbsi generator vertikal dan evaporator menggunakan
receiver Budigunawan, 2011. Melakukan penelitian untuk mengetahui efek massa
air dalam evaporator terhadap unjuk kerja pendingin absorbsi ammonia-air Heribertus, 2012.
Berikut adalah skema alat dari penelitian Songko Probo 2010.
Gambar 2.1. Skema alat pendingin absorbsi generator horizontal Keterangan :
1. Generator yang juga berfungsi sebagai absorber 2. Saluran masuk ammonia
3. Kondensor yang juga berfungsi sebagai evaporator 4. Manometer
5. Torong masuk ammonia
6
Penelitian yang serupa pernah dilakukan adalah penelitian menggunakan tabung generator vertikal dan evaporator tanpa reciver
penampung variabel yang divariasikan dalam penelitian tersebut adalah variasi volume campuran ammonia-air 900 cc dan 1300 cc. Variasi bukaan
keran saat proses absorbsi sebesar 30°, 60°, dan 90° dengan volume campuran ammonia-air 900 cc kemudian penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa. Temperatur evaporator terendah yang dihasilkan adalah -5℃ yang dapat bertahan selama 80 menit dan COP yang dihasilkan adalah 0.91.
Karena dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa unjuk kerja dari alat tersebut menurun setelah pengambilan data berulang dan penambahan
ammonia dilakukan maka dilakukan indentifikasi alat dan menemukan bahwa ada air yang tertinggal pada evaporator yang mempengaruhi kerja
pendinginan tersebut. Berikut adalah skema alat dari penelitian Yudhokusumo, 2011.
Gambar 2.2. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan vaporator tanpa receiver
1 2
3 4
5 6
8 7
7
Keterangan : 1. Saluran untuk menampung amonia yang akan dimasukkan ke alat.
Bagian ini bisa diganti dengan pentil saat alat akan divakum. 2. Keran ball valve ¾ inci
3. Pipa ¾ inci 4. Penguat katup fluida satu arah
5. Generator yang juga sekaligus sebagai absorber 6. Penguat generator
7. Manometer 8. Kondensor sekaligus evaporator
Hal ini berkembang pada penelitian Alexander Budi, P,.G, yang menembahkan receiver pada evaporator untuk menampung air agar tidak
masuk kedalam evaporator, berikut adalah sekema alat penelitian tersebut Gunawan, 2011.
.
Gambar 2.3. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan evaporator menggunakan receiver
2
3
4 5
6 7
1
8
Keterangan : 1. Corong pengisi
2. Keran 3. Tabung Generator atas
4. Tabung Generator bawah 5. Manometer
6. Evaporator 7. Reciever penampung
Kemudian hal ini berkembang pada penelitian selanjutnya
Heribertus, 2012 yang meneliti efek massa air dalam evaporator terhadap unjuk kerja pendingin absorbsi ammonia-air dengan volume ammonia 30
sebanyak 1250cc, berikut adalah sekema alat
penelitian tersebut Heribertus, 2012.
Gambar 2.4. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan evaporator menggunakan receiver untuk mengetahui efek massa air dalam
evaporator
Banyak hal yang mempengaruhi dari unjuk kerja pendinginan ini maka sangat penting penelitian-penelitian semacam ini dilakukan agar alat
yang dihasilkan nantinya akan menjadi lebih baik.
9
2.2 Dasar Teori