terserap dengan cepat oleh absorber. Sistem pendingin absorbsi ammonia- air hanya memerlukan energi panas yang dari pembakaran kayu, bahan
bakar minyak, batubara, gas bumi dan sebagainya. Tetapi energi panas juga dapat berasal dari buangan proses industri, biomassa, biogas atau energi dari
alam seperti panas bumi dan energi surya, selain itu ammonia dan air bukan merupakan refrijeran sintetik sehingga resiko kerusakan alam tidak terjadi.
Desain pendingin dengan energi panas untuk negara-negara berkembang haruslah sederhana dan mudah perawatannya dengan kata lain harus dapat
dibuat dan diperbaiki oleh industri lokal.
1.2. Batasan Masalah
Unjuk kerja alat pendingin tergantung pada unjuk kerja generator dan evaporator. Unjuk kerja generator selain ditentukan oleh kemampuan
generator dalam menghasilkan uap pada proses pemanasan juga tergantung pada kemampuan generator menyerap ammonia dalam air pada proses
absorbsi serta intensitas energi surya yang dipantulkan oleh kolektor ke generator. Intensitas energi surya sangat tergantung pada letak daerah,
musim, cuaca, waktu, dll. Pada penelitian ini digunakan generator yang berfungsi sebagai
absorber, kondensor dan evaporator serta logger yang digunakan untuk mencatat dan menampilkan temperatur. Logger yang saya gunakan hanya
bisa menampilkan suhu terendah -5°C. Penelitian ini meneliti pengaruh intensitas energi surya terhadap tekanan, perubahan temperatur pendinginan
dan unjuk kerja yang dihasilkan. Pengambilan data ini dilakukan sebanyak 3
kali, untuk pengambilan data proses desorbsi dilakukan tiap 15 menit pada siang hari dan proses absorbsi dilakukan tiap 5 menit pada pagi hari.
Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012 tempat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Sleman, Yogyakarta. Alat yang
digunakan untuk pengambilan data tidak bisa mencatat secara otomatis.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu : 1. Membuat model pendingin absorbsi amonia-air dengan bahan yang
mudah didapatkan di pasar lokal dan dapat dikerjakan dengan teknologi yang didukung kemampuan industri lokal.
2. Mengetahui temperatur pendinginan yang dapat dihasilkan oleh sistem pendingin absorbsi ammonia-air.
3. Meneliti COP atau unjuk kerja yang dapat dihasilkan oleh sistem pendingin absorbsi ammonia-air dengan tenaga surya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini: 1. Menambah kepustakaan teknologi tentang pendingin sistem absorbsi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat prototipe dan produk teknologi pendingin absorbsi yang dapat diterima di
dunia industri dan masyarakat,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketergantungan penggunaan minyak bumi
dan listrik yang semakin tinggi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA