Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen Implikasinya pada Harga Saham
THE EFFECT OF TAX RATES ON DEVIDEND POLICY IMPLICATIONS IN SHARE PRICES
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kelulusan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi Oleh :
Rega Bahtra Pratama 21109064
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK... ... xiii
ABSTRACT ... ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitan ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12
(5)
2.1.1 Tarif pajak ... 15
2.1.1.1 Definisi Tarif Pajak ... 15
2.1.1.2 Macam-macam Tarif Pajak ... 16
2.1.2 Kebijakan Dividen ... 17
2.1.2.1 Definisi Kebijakan Dividen... 17
2.1.2.2 Macam-macam Kebijakan Dividen ... 19
2.1.2.3 Aspek-aspek Kebijakan Dividen ... 19
2.1.2.4 Rasio Dividen ………… ... 20
2.1.2.5 Definisi Laba Ditahan.... ... 21
2.1.2.6 Faktor yang mempengaruhi Laba Ditahan ... 22
2.1.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen .. 23
2.1.3 Harga Saham ... 24
2.1.3.1 Definisi Harga Saham ... 24
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham ……….. ... 24
2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
2.2.1 Pengaruh Tarif Pajak dengan Kebijakan Dividen ... 28
2.2.2 Pengaruh Kebijakan Dividen dengan Harga Saham…. ... 29
2.2.3 Hasil penelitian terdahulu... ... 29
(6)
3.2.1 Desain penelitian ... 35
3.3 Operasionalisasi Variabel………... 39
3.4 Sumber Data ... ... 42
3.5 Populasi dan penarikan sampel ... 42
3.6 Metode Pengumpulan Data... ... 44
3.7 Metode Pengujian Hipotesis …... ... 45
3.7.1 Rancangan analisis... ... 45
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Hasil Penelitian……… ... 53
4.1.1 Gambaran Umum PT.Telekomunikasi ... 53
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT.Telekomunikasi ... 53
4.1.1.2 Struktur Organisasi ...……….. ... 58
4.1.1.3 Uraian Tugas ... ... 59
4.1.1.4 Aktifitas Perusahaan ..……... 69
4.1.2 Analisis Deskriptif ………... 70
4.1.2.1 Deskriptif Tarif Pajak ... 70
4.1.2.2 Deskriptif Kebijakan Dividen ... 74
4.1.2.3 Harga Saham………... ... 79
(7)
4.2.1 Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen ... 90
4.2.2 Pengaruh Kebijakan Dividen dengan Harga Saham ... 92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1 Simpulan ………. ... 93
5.2 Saran ……… ... 94
DAFTAR PUSTAKA... ... 95
DAFTAR LAMPIRAN... ... 99
(8)
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan penelititan tentang “Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham” (Studi Kasus Pada PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung yang dibimbing oleh Ibu Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi mau pun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik atupun saran yang sifatnya membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan yang bagi peningkatan kemampuan penulis dimasa yang akan datang.
Begitu banyak bimbingan, bantuan maupun dorongan yang penulis peroleh selama masa penyusun Skripsi ini, maka dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Edy Suryanto Soegoto, Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
(9)
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Wati Aris Astuti, SE.,M.Si, Selaku Sekertaris Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si, Selaku Dosen Pembimbing. 6. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si. Ak., Selaku Dosen WaliAk-2.
7. Karyawan BEI terimakasih telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
8. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan, memberikan masukan juga semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Kakakku dan adik-adik ku yang telah banyak membantu, selalu memberikan doa, motivasi dan semangat.
10.Untuk orang yang selalu ada dihati, yang selalu siap dalam membantu menyelesaikan penelitian ini.
11.Sahabat-sahabat Ak-2, Bagus Maulana, Mulya, Irman Hernadi, Rizqi Hakimi, Greggy, Indra Agustia dan semua teman–teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, dukungan dan bantuannya.
12.Teman – teman Fakultas Ekonomi UNIKOM ’09 dan ’10 serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan penelitian, yang belum atau tidak tertulis.
(10)
WassalamWr. Wb.
Bandung, Juli 2013 Peneliti
Rega Bahtra Pratama 21109064
(11)
Kompas (PBK).
Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE. Akbar, M., &Baig, H. H. Summer 2010.Reaction of Stock Prices to Dividend
Announcements and Market Efficiency in Pakistan. The Lahore Journal of Economics , 15 (1), 103-125.
Ali kesuma.2009. Analisis Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public, Juma Manajemen dan Kewirausahaan.
Amadasu, David Evbayowieru. 2011. Dividend Is Relevant: A Restatement.
AndiSupangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2003. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Mediasoft Indonesia.
Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal, Ekonisia : Yogyakarta. Arikunto, S., 2009.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.
Azhar Susanto. 2002. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2, Lingga Jaya : Bandung. Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta :
GPFE.
Brotodiharjo, R.S. 2003. Pengantar ilmu hukum pajak, Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Dermawan Sjahrijal. 2007. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media : Jakarta. Erhijakpo A.E.O and Ogunrin, F.O (2006).“Dividend Policy and Share Price
Movement in Nigeria,” Benin Journal of Social Sciences, vol. 14, No. 1, (July) Pp141-155.
(12)
Foong, S. S., Zakaria, N. B. and Tan, H. B. (2007). Firm Performance and Dividend-Related Factors: The Case ofMalaysia, Labuan Bulletin of International Business & Finance. Vol. 5, 97-111.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi kelima. BPFE, Yogyakarta.
Husein Umar. 2005. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Ituriaga, F J.L danSanz, J.A.R, 2000.Ownership Structure, Corporate Value and Firm Investment: A Spanish Firms Simultaneous Equatio Analysis. Working Paper Universidad de Valladolid.
Jogiyanto HM. 2000.Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan terstruktur teori dan praktis aplikasi bisnis. Andi : Yogyakarta.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Judisseno, Rimsky K. 2005. Pajak & Strategi Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kanwal Iqbal Khan, Muhammad Aamir, Arslan Qayyum, Adeel Nasir dan Maryam Iqbal Khan. 2011. Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices: A Case of Dividend Paying Companies of KSE.
L.Thian Hin. 2008. Panduan Berinvestasi Saham Edisi Terkini, Jakarta : Elex Media Komputindo.
Mahmud M. Hanafi, Abdul halim ,Hanafi, Abdul Halim. 2005Analisa laporan Keuangan: Analysis of Financial Statements: Edisi Revisi , UPP AMP Revised edition, UPP AMP YKPN , Yogyakarta.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan edisi revisi, Yogyakarta : Andi.
(13)
Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi.
Matthias A. Nnadi dan Meg Akpomi. 2008. The Effect of Taxes on Dividend Policy of Banks in Nigeria.
MohamadNazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
NnadiA, Akpomi M. 2008. The effect of Taxes on dividend policy of banks in Nigeria. Int. Res. J. Finance. Econ., 19: 48-55.
P. S. Nirmala, P. S. Sanju and M. Ramachandran. 2011. Determinants of Share Prices in India.
Samuel Kwaku Agyei dan Edward Marfo-Yiadom. 2011. Dividend Policy and Bank Performance in Ghana.
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal, Edisi Pertama, Yogyakarta ; Graha Ilmu.
Siti Resmi. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Enam, Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso. 2002. “Statu Introduction to Accounting”. Buku satu. Edisi lima. Jakarta : Salemba empat.
Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Suwaldimandan Ahmad Aziz. 2006. “Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen”,Jurnal Kajian Bisnis dan Manajemen.
Travlos, N., Trigeorgis, L., &Vafeas, N. 2001. Shareholder Wealth Effects of Dividend Policy Changes in an Emerging Stock Market: The Case of Cyprus. Multinational Finance Journal, 5 (2), 87-112.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Penerbit Genesis.
Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2007. Fundamentals of Financial Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : SalembaEmpat.
(14)
Hari wahyudiono. 2011. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer. http:blog.um.ac.id.
Waluyo dan WirawanB.Ilyas 2007. Perpajakan Indonesia, Edisi ke 7, Salemba Empat : Jakarta.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi tiga, Jilid satu, Malang : Bayu Media Publishing.
Weston J.Fred dan Eugene F. Bringham. 2001. Dasar-dasar manajemen keuangan, Erlangga : Jakarta.
Zeeshan Hamid, Ch Asad Hanif, Shahzada Saif-Ul-Malook and Wasimullah. 2012. The effect of taxes on dividend policy of banking sector in Pakistan.
(15)
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu jalan utama investasi yang memiliki potensi menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi investor adalah investasi dalam saham ekuitas, pengembalian dari investasi ekuitas tersebut namun dikenakan bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti sebagai kinerja saham tertentu, pasar kondisi dan pengetahuan faktor tersebut dan mereka kemungkinan dampak pada harga saham sangat cukup karena akan membantu investor membuat investasi yang bijaksana keputusan dan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pasar mereka nilai (P. S. Nirmala, P. S. Sanju and M. Ramachandran, 2011).
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan (L.Thian Hin, 2008).
Keuntungan yang di peroleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru, oleh karena nya pemegang saham dapat menerima kas dan perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran dividen atau menerimanya dalam bentuk capital gain dan kemakmuran pemegang saham sekali lagi tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen saat ini maupun dimasa yang akan datang (R.Agus Sartono, 2008).
Harga saham adalah nilai nominal penutupan (closing price) dari penyertaan atau pemilikan sesorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas
(16)
yang berlaku secara regular di pasar modal di Indonesia (Kesuma, 2009 : 40). Penentuan harga saham yang seharusnya telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik (Suad, 2005 : 279).
Adapun teori yang menyebutkan keterkaitan antara kebijakan dividen dengan harga saham yaitu menemukan hubungan positif antara kebijakan dividen dan Harga Saham menurut (Travlos, Trigeorgis, & Vafeas dan Akbar & Baig 2010). Menurut mereka, saat dividen tunai meningkatkan harga saham juga meningkat dan ketika dividen tunai menurun harga saham juga menurun (Kanwal Iqbal Khan, Muhammad Aamir, Arslan Qayyum, Adeel Nasir dan Maryam Iqbal Khan, 2011).
Kebijakan dividen memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan menurut, investasi yang dilakukan oleh perusahaan menentukan laba masa depan dan dividen potensi masa depan, dan kebijakan dividen mempengaruhi biaya modal (Foong, Zakaria dan Tan 2007). Dalam membuat keputusan ini saling terkait, tujuannya adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (Samuel Kwaku Agyei dan Edward Marfo-Yiadom, 2011).
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (R.Agus Sartono, 2008)
Kebijakan dividen, aspek manajemen keuangan membantu organisasi sukses. Ini adalah prinsip untuk menentukan porsi perusahaan keuntungan setelah dikurangi
(17)
pajak yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham untuk tahun ini terdiri dari semua atau sebagian dari dividen hari ini untuk dividen lebih besok, yang efektif kebijakan dividen berarti efektif trade-off antara dividen tunai dan menguntungkan peluang investasi (Erhijakpo dan Ogunrin, 2006). Untuk Misalnya, ada empat alternatif dari kebijakan dividen yang efektif adalah kebijakan dividen yang stabil (jumlah tetap per saham tahunan), stabil pay out ratio segala sesuatu yang tersisa setelah perusahaan telah memenuhi semua kewajiban utang, dan indeks terkait kebijakan (dividen dibayar dikaitkan dengan tingkat inflasi di negara tersebut) pada sisi lain, setelah peluang investasi yang menguntungkan berarti menciptakan memungkinkan lingkungan yang meliputi penyediaan dana diakses melalui membayar dividen sedikit atau tidak ada yang menyisakan ruang untuk laba ditahan. Ada pilihan lain untuk isu-isu baru melalui pasar modal (Amadasu, David Evbayowieru, 2011).
Kebijakan deviden merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan, rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan, semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen dan alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 2007 :496).
Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham dari sebuah perusahaan yang biasanya dinyatakan pada Tahunan Rapat Umum dan dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat, dividen atau keuntungan keputusan alokasi
(18)
adalah salah satu dari empat keputusan daerah di bidang keuangan (Samuel Kwaku Agyei dan Edward Marfo-Yiadom, 2011).
Dividen biasanya dibayarkan kepada pemilik atau pemegang saham dari bisnis pada periode tertentu, yang dimaksudkan adalah rupanya didasarkan pada pendapatan menyatakan perusahaan dan rekomendasi yang dibuat oleh perusahaan direksi. Dengan demikian, jika tidak ada keuntungan yang dibuat, dividen tidak diumumkan, ketika keuntungan yang dibuat, perusahaan wajib membayar pajak perusahaan termasuk pajak wajib lainnya kepada pemerintah, ini adalah tanggung jawab penting terutama mencari keuntungan perusahaan (Matthias A. Nnadi dan Meg Akpomi, 2008).
Pajak tidak diragukan lagi mengurangi keuntungan yang tersedia di pembuangan organisasi, baik untuk dipertahankan atau didistribusikan sebagai dividen kepada pemegang saham perusahaan (Matthias A. Nnadi dan Meg Akpomi, 2008).
Tinjauan literatur telah berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam formulasi kebijakan dividen oleh perusahaan, hal ini juga digali beberapa efek yang signifikan dan berulang dari pajak atas kebijakan dividen perusahaan (Matthias A. Nnadi dan Meg Akpomi, 2008).
Kebijakan dividen adalah pertukaran antara laba ditahan dan membayar tunai atau menerbitkan saham baru kepada pemegang saham, beberapa organisasi membayar dividen rendah karena manajemen mengharapkan beberapa hasil positif tentang masa depan perusahaan dan perlu untuk mempertahankan pendapatan mereka
(19)
dalam aspek-aspek masa mendatang (Zeeshan Hamid, Ch Asad Hanif, Shahzada Saif-Ul-Malook and Wasimullah, 2012).
Ada hubungan positif antara pajak dengan pendapatan deviden yang mendukung hipotesis pertama, penelitian ini juga menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat antara variable dependen dan independen. Tingkat pajak adalah penentu penting dalam pembentukan kebijakan deviden (Nnadi dan Apkomi : 2008).
Kenyataanya pajak itu selalu ada seperti investor alami saat dimana setiap dividen yang dibayarkan dikenakan pajak, seharusnya dividen yang diterima investor tidak seharusnya kena pajak dikarenakan perusahaan telah membayar pajak atas keuntungan tersebut, bila dibayar investor kembali pajak atas dividen yang diterimanya maka telah terjadi pajak berganda (Adler Haymans Manurung, 2012).
Pajak merupakan hal yang sangat mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Pada hakekatnya yang memikul beban pajak adalah rakyat, masalah tax base dan tax rate harus melalui persetujuan rakyat, masalah tax base dan tax rate harus melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat dan hasil persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu undang-undang yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang dikenakan kewajiban perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 23).
Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah, dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merugikan masyarakat, oleh karena itu diperlukan tarif pajak agar pemungutan pajak seimbang antara masyarakat dan pemerintah sehingga tidak ada
(20)
pihak yang dirugikan dan tidak terjadi kesalahan (Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2003 : 16).
Adapun jenis-jenis tarif pajak yang menurut adalah sebagai berikut ada empat macam tarif pajak : tarif sebanding / proporsional adalah tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak : Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap sama terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap : tarif progresif adalah persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar (Waluyo dan Wirawan B.Ilyas, 2003 : 16).
Tarif Pajak merupakan presentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh (Siti Resmi, 2011 : 119).
Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas deviden, maka saham yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik, tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain akan berkurang. Namun demikian pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan pajak atas dividen, karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen (Agus Sartono, 2008:286).
(21)
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan, memberikan sambungan layanan lokal, sambungan langsung jarak jauh. PT. Telekomunikasi Tbk didirikan untuk suatu jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan dan objektifitas perusahaan adalah untuk mengoperasikan jaringan telekomunikasi dan menyelenggarakan kegiatan komunikasi dan layanan informasi, di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini. Dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia (“BEI”). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Merupakan perusahaan
multinasional yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia ini mengalami peningkatan dan penurunan dalam laporan keuangannya. Tabel 1.1 menggambarkan kebijakan dividen yang diikuti perubahan Harga Saham. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sejak tahun 2004 hingga 2012.
(22)
Tabel 1.1
Perkembangan Tarif Pajak, DPR, Saldo Laba dan Harga Saham Pada PT.Telekomunikasi Tbk, Periode 2004-2012
TAHUN Tarif Pajak
(Tarif Progresif)
Rasio Pembayaran Dividen (dalam persen)
Saldo Laba Harga
Saham
2004 28% 0.46 17.006.087 12900
2005 25% 0.55 14.667.571 8300
2006 25% -
0.54 18,129,431 10100
2007 25% - 0.55 22.214.129 10000
2008 25% - 0.54 20.941.978 6900
2009 28%
0.49 21.130.459 9450
2010 25% 0.54 26.571.000 7950
2011 20%
0.55 31.717.000 7050
2012 20% - 0.55 - 37.440.000 9450
Sumber : dari data yang diolah
Penjelasan berdasarkan tabel 1.1 diatas maka dapat dilihat perkembangan DPR, dan Harga saham yang berubah setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi pada PT. Telekomunikasi, Tbk yaitu pada periode tahun 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011. Dimana terdapat kontradiksi antara teori yang ada.
Tarif pajak pada PT.Telekomunikasi Tbk pada tahun 2009, 2010 dan 2011 mengalami penurunan dan peningkatan dalam pembayaran tarif pajaknya tetapi tidak sesuai dengan deviden pada tahun tersebut yang menunjukan kotradiksi dengan tarif pajaknya, hal ini bertentangan dengan teori yang ada dimana besaran pembagian dividen akan diikuti dengan tarif pajaknya.
(23)
Tabel 1.1 diatas menunjukan perkembangan laba ditahan dari periode 2004 sampai 2012 di PT.Telekomunikasi Tbk, yang hasilnya berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tetapi laba ditahan pada PT. Telekomunikasi Tbk cenderung meningkat dari tahun ke tahun nya dikarenakan pendapatan perusahaan atau laba bersih di akhir tahun pada perusahaan tersebut cenderung meningkat dan sangat berpengaruh signifikan kepada laba ditahan pada perusahaan di akhir tahunnya.
Harga saham pada PT. Telekomunikasi Tbk mengalami fluktuasi, pada tahun 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011 harga saham perusahaan mengalami penurunan, hal itu terjadi sebagai akibat dari menurunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tersebut. Sedangkan pada tahun-tahun lainnya harga saham perusahaan mengalami peningkatan, tentu itu menjadi value tersendiri bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham perusahaan, semakin besar peluang mendatangkan para investor. Untuk keadaan DPR yang mengalami kenaikan ditahun 2005, 2007, 2010 dan 2011 dari tahun sebelumnya yaitu dari 0.46 ke 0.55 dan 0.54 ke 0.55 dan 0.49 ke 0.54 dan dari 0.54 ke 0.55 tapi ditahun yang sama telah terjadi penurunan pada harga saham yaitu dari 12.900 ke 8.300 dan 10.100 menjadi 10.000 dan dari 9.450 menjadi 7.950 dan dari 7.950 ke 7.050. Pada periode tahun 2006 dan 2009 DPR mengalami penurunan dari 0.55 ke 0.54 dan dari 0.54 menjadi 0.49 tapi di tahun yang sama telah terjadi kenaikan harga saham yaitu dari 8.300 ke 10.100 dan dari 6.900 ke 9.450, hal ini pun bertentangan dengan teori yang ada, semakin tinggi pembayaran dividen (Devidend Payout Ratio) yang diberikan perusahaan maka harga saham pun akan ikut naik. Ini akan mendorong investor untuk
(24)
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
Dengan adanya kontradiksi yang terjadi antara hubungan DPR dan harga saham yang tidak sesuai dengan teori Weston dan Brigham (2001:26), inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Dengan menggunakan rasio keuangan maka perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan serta dapat digunakan untuk menarik investor dan kreditur yang lebih banyak. Dan juga dengan mengetahui kinerja perusahaan baik masa ini maupun masa yang akan datang, ini merupakan informasi penting bagi pemegang saham mengenai harga saham. Berdasarkan fenomena dengan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TARIF PAJAK TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN IMPLIKASINYA PADA HARGA SAHAM” (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan fenomena diatas, maka identifikasi masalah penilitian adalah sebagai berikut:
1. Pada tahun 2009, 2010 dan 2011 keadaan tarif pajak nya mengalami fluktuasi dan adanya kontradiksi dengan pembagian dividen yang terjadi pada tahun tersebut. 2. Pada tahun 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011 periode PT. Telekomunikasi
(25)
Ratio) tetapi pada saat tahun 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011 harga saham mengalami penurunan dan kenaikan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah penitian adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2. Seberapa besar pengaruh Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan berkaitan dengan masalah yang sudah diuraikan diatas. 1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen secara parsial di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(26)
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham secara parsial di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, rmaka kegunaan penitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi masukan mengenai Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen serta pengaruhnya implikasinya Harga Saham pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di masa yang akan datang.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. berdasarkan Tarif Pajak pengaruh Kebijakan Dividen.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Kegunaan akademis ini mencakup kegunaan bagi perkembangan ilmu akutansi, kegunaan bagi peneliti dan kegunaan bagi peneliti selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:
(27)
1. Bagi perkembangan ilmu akutansi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang perpajakan, terutama Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal akuntansi mengenai Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham.
3. Bagi Akademik
Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk menambah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham.
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Di Jl. Gegerkalong Hilir No. 47 Bandung.
(28)
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian N
O Kegiatan
2012 2013
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1
Persiapan Judul Persiapan Teori Pengajuan Judul Mencari Perusahaan
2
Penulisan UP BimbinganUP Seminar UP Revisi UP 3 Pengumpulan UP
4 Pengolahan
Data
5
Bimbingan Skripsi Sidang Skripsi Revisi Skripsi Pengumpulan Draf Skripsi
(29)
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Tarif Pajak
2.1.1.1 Definisi Tarif Pajak
Pemungutan pajak tidaklah dapat terlepas dari keadilan, hanya keadilan yang dapat menciptakan keseimbangan sosial, yang sangat penting untuk kesejahteraan umum dan dapat mencegah segala macam sengketa dan pertengkataran (R.Santoso Brotodihardjo, 2003). Tarif harus didasarkan atas pemahaman setiap orang mempunyai hak yang sama, sehingga tercapai tarif-tarif pajak yang proposional atau sebanding (Siti Kurnia Rahayu,2010:86).
Definisi pajak Menurut (Rimsky K Judisseno,2005) mengatakan bahwa:
“pajak merupakan suatau kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara”.
Sedangkan definisi tarif pajak yang dikutip oleh (Waluyo dan Wirawan B.Ilyas,2007:17) sebagai berikut :
“Tarif Pajak adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam persentase”.
(30)
Sedangkan definisi tarif pajak menurut (Siti Resmi, 2011 : 119) sebagai berikut :
“Tarif Pajak merupakan presentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh”.
2.1.1.2Macam-macam Tarif Pajak
Jumlah pajak yang harus dibayar berhubungan dengan tarif. Dalam berbagai literature perpajakan dikenal 4 macam tarif menurut (Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 86-87) yaitu :
1. Tarif tetap 2. Tarif proposional 3. Tarif progresif 4. Tarif dregresif
Penjelasan-penjelasan yang dimaksudkan macam-macam tarif pajak diatas adalah :
1. Tarif tetap
Tarif tetap adalah tarif yang jumlah pajaknya dalam satuan rupiah (Indonesia), bersifat tetap walaupun Obyek pajaknya jumlahnya berbeda-beda.
Contoh : Bea Materai 2. Tarif proposional
Adalah tarif pajak yang prosentasenya tetap walaupun jumlah obyek pajaknya berubah-ubah.Jika jumlah yang dijadikan dasar perhitungan berubah maka jumlah uang yang harus dibayar berubah juga. Semakin besar jumlah yang dijadikan sebagai dasar, semakin besar pula jumlah utang pajak, tetapi kenaikan ini diperoleh dengan presentase yang sama.
(31)
3. Tarif progresif
Adalah tarif pajak yang makin tinggi obyek pajaknya, makin tinggi pula prosentase tarif pajaknya.Tarif ini digunakan terutama ditujukan kepada pajak-pajak subyektif.
Contoh : Tarif pajak Penghasilan Orang Pribadi 4. Tarif Dregresif
Tarif yang presentase nya makin menurun apabila jumlah yang dijadikan dasar perhitungan naik.Apabila obyek pajaknya makin tinggi, maka makin rendah tarifnya.
Dari macam-macam tarif pajak diatas peneliti mengambil tarif progresif sebagai indikator penelitian dari variabel tarif pajak ini, dikarenakan umumnya perusahaan di Indonesia menghitung tarif pajak menggunakan tarif progresif dan PT.Telekomunikasi pun dihitung oleh tarif progresif, inilah yang mendorong peneliti untuk memakai tarif progresif sebagai indikator dari tarif pajak.
2.1.2. Kebijakan Dividen
2.1.2.1 Definisi Kebijakan Dividen
Ketika perusahaan memperoleh laba bersihdan tingkat cash flow pada suatu periode tertentu, manajemen akan dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan (retained earning). Keputusan inilah yang dikenal sebagai kebijakan dividen.
Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2008:281) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
(32)
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang”.
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”.
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besarkecilnya laba yang ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satudarisumber dana yang palingpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaansedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akanmengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internatau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yangdiperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
(33)
2.1.2.2 Macam-macam Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya bisa bermacam. Menurut Bambang Riyanto (2008:269) menyatakan bahwa ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen yang stabil
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlahekstra tertentu
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan 4. Kebijakan dividen yang fleksibel
2.1.2.3 Aspek-aspek Kebijakan Dividen
Adapun beberapa aspek-aspek kebijakan dividen yang bisa menunjukan kegiatan atau kondisi stabilitas perusahaan dan yang menunjukan salah satu cara meningkatkan dividen kas, aspek-aspek kebijakan dividen adalah :
Menurut I Made Sudana (2011:171) aspek-aspek kebijakan dividen adalahsebagai berikut :
1. Stabilitas Dividen 2. Target Payout Ratio
3. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra
Penjelasan-penjelasan yang dimaksudkan aspek-aspek kebijakan dividen diatas adalah :
1. Stabilitas Dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik dari pada perusahaan yang membayar dividen secara fluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar
(34)
dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya.
2. Target Payout Ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividen payout ratio jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil.
3. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra
Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan memberikan dividen ekstra disamping dividen reguler. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi sifatnya sementara.
2.1.2.4 Rasio Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio dividen untuk menentukan jumlah laba yang di dapatkan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) Menurut Agus Sartono (2008 : 491) menyatakan bahwa :
”Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
(35)
Devidend Payout Ratio = Dividen Per lembar Saham Laba per lembar saham Sumber : Warsono (2003 : 275)
2.1.2.5 Definisi Laba Ditahan
Proses menganalisis perusahaan, dari sudut pandangan investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari pembayaran dividen dan laba yang ditahan di setiap akhir tahunnya.
Pengertian laba ditahan menurut Martono dan Agus Harjito (2005 : 201) menyatakan bahwa :
Maksud laba yang ditahan (retained earning) menurut pendapatnya yaitu “Laba yang tidak dibagikan”.
Sedangkan pengertian laba ditahan menurut Soemarso (2002 : 252) menyatakan bahwa :
“Laba ditahan merupakan jumlah akumulatif laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba (income distribution) yang dilakukan”.
Sedangkan terbentuknya laba ditahan menurut (Wahyudiono : 2011) adalah :
“Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar Laba-Rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu.
(36)
Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan (ditambahkan) dengan modal setoran”.
2.1.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Laba Ditahan
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi periodik dan pembagian deviden. Menurut Wahyudiono, 2011 menyatakan bahwa Laba yang dipindahkan dari akumulasi laba rugi adalah laba yang merupakan selisih seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas yang disebut laba komrehesif. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal yang diuraikan dalam pembahasan perubahan modal setoran. Pengaruh beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba rugi periode terjadinya transaksi tersebut karena merupakan transaksi modal.
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan laba ditahan pada suatu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu:
1. Penyesuaian periode yang lalu
2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya 3. Pengaruh perubahan akuntansi
(37)
2.1.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Dermawan Sjahrijal ( 2007 : 260 ) ada beberapa factor yang mempengaruhi antara lain :
A. Kebutuhan dana untuk membayar utang B. Rencana perluasan usaha
C. Posisi likuiditas
D. Pengawasan terhadap perusahaan
Penjelasan-penjelasan yang dimaksudkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah :
A. Kebutuhan dana untuk membayar utang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.
B. Rencana perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang didapat dibayarkan untuk dividen.
C. Posisi likuiditas
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang akan dibayarkan.
D.Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari intern antara lain : laba.
(38)
2.1.3 Harga Saham
2.1.3.1Definisi Harga Saham
Pengertian Harga Saham menurut Jogiyanto (2003:88):
”Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa”
Pengertian saham menurut menurut Bambang Rianto (2001:240)
saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanent karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
Pengertian Harga Saham menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakari (2003:59) harga saham adalah:
“Harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan harga penutupan dari saham suatu perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Saham
Menurut (Suad Husnan, 2004:377-378), ditinjau dari segi kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim, maka saham terbagi atas :
1. Saham Biasa (common stock) 2. Saham Preferen (Preffered Stock)
(39)
Penjelasan-penjelasan yang dimaksudkan dalamjenis-jenis saham yang diatas adalah :
1. Saham Biasa (common stock)
Saham Biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap.Pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut di likuidasi.
2. Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham biasa, memiliki hak tebus dan dapat ditukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipasang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibandingkan dengan saham preferen.
Saham biasa merupakan efek yang paling popular dipasar modal.Umumnya pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa, kecuali bila disebut secara khusus saham preferen.
(40)
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Bringham (2001:26) adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning per Share) 2. Tingkat Bunga
3. Jumlah Kas Dividen yang Diberikan 4. Jumlah Laba yang Diperoleh Perusahaan 5. Tingkat resiko dan pengembalian
Penjelasan-penjelasan yang dimaksudkan faktor-faktor harga saham diatas adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning per Share)
Semakin tinggi profit yang diterima oleh investor akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal ini akan menjadi motivasi bagi investor untuk mau melakukan investasi yang lebih besar lagi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.
2. Tingkat Bunga
Mempengaruhi laba perusahaan, karena bunga adalah biaya, jadi semakin tinggi suku bunga akan menurunkan laba perusahaan. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, jika suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya dan ditukarkan dengan obligasi, hal ini akan menurunkan harga saham.
3. Jumlah Kas Dividen yang Diberikan
Peningkatan pembagian dividen dalam jumlah yang besar akan meningkatkan harga saham dan juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
4. Jumlah Laba yang Diperoleh Perusahaan
Investor pada umumnya melakukan investasi di perusahaan yang memliki profit cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah dan dapat menarik investor untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
(41)
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Meningkatnya tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Pada umumnya semakin tinggi tingkat resikonya akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang akan diperoleh.
2.2Kerangka pemikiran
Pajak merupakan hal yang mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Pada hakekatnya yang memikul beban pajak adalah rakyat masalah tax base dan tax rate harus melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat (Siti kurnia rahayu dan Ely suhayati : 2010)
Menurut Rochmat Soemitro “pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Mardiasmo, 2003).
Tarif pajak merupakan dasar pengenaan besarnya pajak yang dikenakan kepada wajib pajak yang dinyatakan dalam persentase(Waluyo dan Wirawan B.Ilyas,2007:17).
Kebijakan deviden merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk menentukan berapa laba perusahaan yang harus di bayarkan kepada pemegang saham dan juga berapa banyak keuntungan yang harus di simpan kembali di perusahaan. Kebijakan deviden ini harus di putuskan dengan keperluan pembelanjaan atau penentuan struktur modal perusahaan secara keseluruhan.
(42)
Kebijakan dividen(dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datangMartono dan D. Agus Harjito (2007:253).
Pengertian harga saham adalah “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal H.M Jogiyanto(2000:8).
2.2.1 PengaruhTarif Pajak Terhadap Kebijakan Deviden
investor yang memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi (Suwaldiman dan Aziz, 2006 : 56).
Penelitian mendukung hipotesis sebagai analisis regresi menunjukkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh tingkat pajak. Bahwa tarif pajak memiliki hubungan dengan kebijakan dividen (Zeeshan Hamid, Ch Asad Hanif, Shahzada Saif-Ul-Malook1 and Wasimullah, 2012).
Makalah menyajikan fakta ''beberapa bergaya'' dari literatur mendukung kesimpulan ini. Prediksi bahwa penurunan dividen tarif pajak akan memiliki efek positif pada dividen sangat didukung oleh bukti (Tobias Lindhe and Jan Södersten, 2009).
(43)
2.2.2 Pengaruh Kebijakan dividen implikasinya Harga Saham
Menurut teori signaling, ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan deviden, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan deviden. Peningkatan deviden sering kali diikuti dengan peningkatan harga saham, sebaliknya penurunan deviden umumnya menyebabkan penurunan harga saham (Arifin, 2005 : 12-13).
Pujiono meneliti pengaruh kebijakan deviden terhadap harga sahamdengan judul penelitian “Dampak Kebijakan Dividen terhadap harga saham pada waktu ex-dividend day”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham (Pujiono, 2004).
Temuan penelitian menunjukkan dukungan pada teori Signaling, dimana kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap harga saham. (Werner R.Murhadi,2008 : 1-17).
2.2.3 Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan Tarif pajak, Kebijakan Dividen dan Harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Maka, dikemukakan penelitian-penelitian oleh peneliti lain adalah sebagai berikut ini :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil Sumber
1 Zeeshan Hamid, Ch Asad Hanif, Shahzada Saif-Ul-Malook1 and Wasimullah
The effect of taxes on dividend policy of banking sector in Pakistan Hipotesis :
Tarif pajak berdampak kebijakan dividen.
Dalam kasus ini, Penelitian
mendukung hipotesis sebagai analisis regresi menunjukkan bahwa
African Journal of Business Management Vol. 6(8), pp. 2951-2954, 29 February, 2012 Available
(44)
kebijakan dividen dipengaruhi oleh tingkat pajak.
Bahwa tarif pajak memiliki hubungan dengan kebijakan dividen. Nilai beta memberikan masukan dari masing-masing variabel independen, menunjukkan pajak yang memiliki korelasi kuat dengan kebijakan dividen. online at http://www.aca demicjournals. org/AJBM DOI: 10.5897/AJBM 11.1767 ISSN 1993-8233 ©2012 Academic Journals
2 Dr. Jimmy Torrez
The Effect of Dividend Tax
Policy on Corporate
Investment
Berdasarkan model teoritis dari sebuah perusahaan yang bergerak di bawah ketidakpastian dalam kerangka binomial, pernyataan berikut dapat dibuat tentang dampak pajak terhadap kebijakan dividen di bawah keuntungan
didistribusikan perpajakan(DPT)
dibandingkan dengan
laba kotor
perpajakan(GPT).
Jika keuntungan sepenuhnya
didistribusikan pada saat diperoleh dan jika tarif pajak penghasilan badan sama dengan pajak dividen tingkat, nilai perusahaan bagi investor dalam DPT dan GPT adalah sama.
FORUM EMPRESARI AL 11, 1 (mayo, 2006): 3-15
ISSN 1541-8561
3 Tobias Lindhe and Jan Södersten Dividend taxation, share repurchases and the equity trap
Makalah ini telah menyajikan model yang sangat sederhana di mana penurunan dalam tarif
pajak dividen
menurunkan dividen dan
Working paper 2009:7
May 2009 ISSN 1653-6975
(45)
kemudian menurunkan investasi riil pengeluaran perusahaan publik yang diselenggarakan. Selain itu, hal ini Makalah menyajikan fakta'' beberapa bergaya'' dari literatur dalam mendukung kesimpulan ini. Prediksi bahwa penurunan dividen tarif pajak akan memiliki efek positif pada dividen sangat didukung
oleh bukti. 4 C. A. Okafor
and C.O. Mgbame & A.
M. Chijoke-Mgbame DIVIDEND POLICY AND SHARE PRICE VOLATILITY IN NIGERIA Penelitian
menggabungkan lebih banyak perusahaan di sampel dan memperluas cakupan tahun dipelajari. Hasil yang diperoleh dapat menunjukkan investor banyak informasi tentang saham volatile dan bagian yang dimainkan oleh kebijakan dividen yang stabil dan harga saham stabil.
JORIND (9)1 June, 2011. ISSN 1596-8303. www.transcam pus.org/journal s. www.ajol.info/ journals/jorind
5 Kanwal Iqbal Khan, Muhammad Aamir, Arslan Qayyum, Adeel Nasir &Maryam Iqbal Khan Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices:
A Case of Dividend
Paying Companies
of KSE
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend Yield yang positif dan Retensi Rasio negatif yang terkait dengan Harga Saham dalam kedua kasus Fixed Effect dan Randomdan secara signifikan menjelaskan variasi harga saham. Hal ini semakin menjelaskan bahwa investor ingin
dividen karena
memberikan sinyal tentang prospek masa depan perusahaan. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 76 (2011) © EuroJournals Publishing, Inc. 2011 http://www.int ernationalresea rchjournaloffin anceandecono mics.com 6 Mohammad The Impact Hasil empiris dari Journal of
(46)
Hashemijoo, Aref Mahdavi Ardekani& Nejat Younesi of Dividend Policy on Share Price Volatility in the Malaysian Stock Market
penelitian ini
menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara volatilitas harga saham dengan dua pengukuran utama kebijakan dividen yang dividen yield dan pembayaran.
Business Studies Quarterly 2012, Vol. 4, No. 1, pp. 111-129 ISSN 2152-1034
7 Adaramola & Anthony Olugbenga Information Content of Dividen: Evidence from Nigeria
Ringkasan dari hasil diatas adalah :
iii. Temuan menunjukkan bahwa dividen memiliki kandungan
informasiyang signifikan tentang harga sahamdi Nigeria. Developing Country Studies www.iiste.org ISSN 2224-607X (Paper) ISSN 2225-0565 (Online) Vol 2, No.2, 2012
8 André
Machado, Fabiano Guasti Lima, João Carlos de Aguiar Domingues, Rafael Bezerra Vieira, Alexandre Assaf Neto &
Luiz Carlos Jacob Perera The Relevance of Dividends and Book Value in the
Brazilian Stock Market
Hal ini dapat
disimpulkan melalui penelitian ini bahwa dividen memainkan peran penting dalam harga saham model penilaian
Middle Eastern Finance and Economics ISSN: 1450-2889 Issue 11 (2011) © EuroJournals Publishing, Inc. 2011 http://www.eur ojournals.com/ MEFE.htm
9 Werner
R.Murhadi Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham
Simpulan keseluruhan dari penelitian ini adalah (1) Temuan penelitian menunjukkan dukungan pada
teori Signaling, dimana kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap harga saham.
JURNAL MANAJEME N DAN KEWIRAUSA HAAN, VOL.10, NO. 1, MARET 2008: 1-17
(47)
Agus Sartono(2008 : 286) Arifin (2005 : 12-13)
Zeeshan Hamid, Werner R.Murhadi (2008)
Ch Asad Hanif, Shahzada Saif-Ul-Malook And
Wasimullah (2012)
Gambar 2.1 Paradigma
2.3 Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Moh. Nazir (2003 : 151) adalah :
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal danmerupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara Tarif Pajak terhadap Kebijakan
Dividen secara parsial padaPT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antaraKebijakan Dividen implikasinya pada
Harga Saham secara parsial padaPT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”. Tarif Pajak
Siti Resmi (2011 : 119)
Harga Saham Jogiyanto (2003 : 88) Kebijakan deviden
Agus Sartono (2008 : 281)
(48)
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu ”.
Objek penelitian ini adalah tarif pajak, kebijakan dividen dan harga saham.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif.
(49)
Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Sedangkan menurut Mashuri (2008:45) pengertian penelitian verifikatif adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan path.
3.2.1 Desain penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir ( 2003:84 ) bahwa : “Desain Penelitian adalah rancangan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
(50)
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :
“Proses penelitian meliputi :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa apabila Dividen perusahaan naik maka Harga Saham perusahaan juga naik, tetapi pada kenyataannya tidak selalu begitu. Selain itu ada penelitian yang menyatakan Dividen berpengaruh positif implikasinya pada Harga Saham tetapi pada kenyataannya juga tidak selalu begitu. Maka judul dari penelitian ini adalah pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi Harga Saham Dalam penelitian ini yang diambil adalah Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen.
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa besar pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(51)
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Harga Saham.
7. Menetapkan suber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Sampelnya Laporan Laba rugi dan Neraca PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Periode tahun 2004-2012, teknik pengumpulan datanya di dapat dari dokumentasi dan studi kepustakaan.
8. Melakukan analisi data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).
(52)
Desain penelitian yang telah lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis
Time Horizon T-1 Descriptive
& verifikatif Descriptive & Explanatory Survey PT.Telekomunikasi yang terdaftar di
BEI
Time Series
T-2 Descriptive & verifikatif Descriptive & Explanatory Survey PT.Telekomunikasi yang terdaftar di
BEI
Time Series
Sumber : Umi Narimawati dkk 2010
Dari tabel diatas kemudian peneliti meguraikan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh tarif pajak terhadap kebijakan dividen implikasinya pada Harga Saham secara parsial dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui unit analisis yaitu perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Tarif pajak terhadap kebijakan dividen implikasinya pada harga saham secara simultan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Tarif pajak terhadap kebijakan dividen implikasinya pada harga saham secara simultan dan parsial dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan.
(53)
Kesamaan perusahaan yang sejenis juga dapat dilihat dari daftar perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia berdasarkan klasifikasinya. Seperti perusahaan kategori keuangan, pertambangan, pekebunan, Telekomunikasi dan sebagainya. Dimana kesamaan ini bisa terlihat seperti kesamaan bahan baku (material) yang dipergunakan.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.
Menurut Sugiono ( 2009:2) menjelaskan variabel penelitian yaitu :
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan judul Skripsi yang telah dikemukakan diatas yaitu “pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham. “. Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua :
1. Variabel Bebas / Independent ( X dan Y )
Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel bebas yaitu :
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent ( terikat )”.
(54)
Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X adalah Tarif Pajak dan Y adalah Kebijakan Dividen. Dalam operasionalisasinya variabel ini semua variabel ini semua variabel di ukur oleh instrument pengukur dalam bentuk rasio. 2. Variabel tidak Bebas / dependent ( variabel Z )
Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel terikat yaitu :
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Harga Saham. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
(55)
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
TarifPajak (X)
Tarif Pajak merupakan presentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh. (Siti
Resmi, 2011 : 119)
Tarif progresif
Siti Kurnia Rahayu (2010:86-87)
Rasio
Kebijakan Dividen
(Y)
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperolehperusahaanakan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahandalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang”.(AgusSartono, 2008: 281)
DPR = Dividen Per lembarSaham Laba per lembarsaham Warsono(2003:275)
Rasio
Harga Saham
(Z)
Harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling
mudah ditentukan karena merupakan harga darisuatu saham
pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah
harga penutupannya”. (Pandji Anoraga dan Piji Pakari
2003:59)
Closing Price
Pandji Anoraga dan Piji Pakari (2003:59)
Rasio
Menurut Mahmud M.Hanadie (2005:77) Analisis rasio adalah:
“Penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.
(56)
3.4 Sumber Data
Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Definisi data sekunder menurut (Jonathan Sarwono, 2006:209) adalah sebagai berikut:
Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.
3.5 Populasi dan Penarikan Sampel
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk berupa Laporan Laba rugi dan Neraca, padatahun 2004-2012.
(57)
2. Sampel
Menurut Arikunto (2009:11) bahwa:
“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive.
Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2009:68) yaitu:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dengan demikian sampel yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi dari data tahun 2004-2012 sebanyak lima tahun dengan pertimbangan bahwa :
1. Data yang diambil terdaftar pada Bursa Efek selama tahun 2004-2012. 2. Data yang diambil berupa laporan keuangan tahunan 9 tahun berturut-turut
selama tahun 2004-2012 yang sudah diaudit.
3. Data yang diambil adalah sembilan tahun dari tahun 2004-2012 yang dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
4. Sampel yang diambil sebanyak tujuh tahun dari periode 2004-2012 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
(58)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:
A. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke Bursa Efek Indonesia di Bandung untuk memperoleh data yang diperlukan.
B. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data laporan keuangan, jurnal dan text book dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan seperti laporan keuangan, jurnal, text book dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada laporan keuangan, annual report dan harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan
(59)
lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
3.7 Metode Pengujian Data 3.7.1 Rancangan analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode kualitatif menurut Sugiyono (2012:7) :
“Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berdasarkan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni, dan disebut juga sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan”.
(60)
Metode kuantitatif dalam penelitian ini antara lain :
Menurut Menurut Sugiyono (2012:7) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery. Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.”
1. Analisis Korelasi
Menurut Sudjana dalam Umi Narimawati, mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:
“Pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearsondengan rumus :”.
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑
(2010:50)
dimana : -1 ≤ r ≤ 1 +1 r = koefisien korelasi
x = Partisipasi Pengguna, Sistem Informasi Akuntansi y = Pengendalian Intern
(61)
2. Analisis Determinasi
Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot.
Kd = r2 x 100 %
Sumber : Umi Narimawati (2010:50)
Dimana :
Kd : Koefisien Determinasi r : Koefisien korelasi
a. Menghitung Koefisien Determinasi.
Setelah koefisien jalur diperoleh, maka dapat ditentukan besar pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi secara bersama-sama terhadap kualitas informasi yang dikenal dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen sebab dengan kualitas informasi.
(62)
b.
Menghitung Pengaruh Parsial.Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substurktur 2, maka selanjutnya dihitung besar pengaruh masing-masing variabel X dan Y sebagai berikut:
1) Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y :
Pengaruh X terhadap Z secara langsung = Pxy × Pxy = …
Pengaruh Tidak langsung X terhadap Z = Pxy × rxy × Pxy = … +
Pengaruh Total = ….
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel
Y.
2) Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :
Pengaruh Y terhadap Z secara langsung = Pxy × Pxy = ……
Pengaruh tidak langsung Y terhadap Z = Pxy × rxy × Pxy = ……+
Pengaruh Total = ……
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X2 terhadap variabel
(63)
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Menurut Narimawati Umi (2010:51), Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara simultan terhadap variable terikat.
A. Rumus uji F yang digunakan adalah :
F = (n-k-1)R2/Y.X… K(1-R2/Y.X…)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F-kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan
(64)
bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
B. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Secara simultan Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen tidak
berpengaruh implikasinya pada Harga Saham.
H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen berpengaruh
implikasinya pada Harga Saham. C. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung> Fkritis (α = 0,05)Menurut Guilford (1956:480) dalam
Narimawati Umi (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kategori Korelasi Metode Guilford
Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00-0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan.
0,21-0,40 Rendah
0,41-0,60 Moderat/ Cukup
0,61-0,80 Erat
0,81-1,00 Sangat erat
(Sumber : Umi Narimawati, 2010:52)
Apabila pada pengujian secara simultan Ho ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.
(65)
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variable terikat, hipotesisnya sebagai berikut :
H01; ρ = 0, Tarif Pajak tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
H11; ρ ≠ 0, Tarif Pajak berpengaruh terhadap Harga Saham.
H02 ; ρ = 0, Kebijakan Dividen tidak berpengaruh implikasinya pada Harga
Saham.
H12; ρ ≠ 0, Kebijakan Dividen berpengaruh implikasinya pada Harga Saham.
Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut: H0 ditolak apabila thitung< ttabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Hoada di daerah penolakan, berarti Haditerima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
(66)
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.2
(1)
50
bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
B. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Secara simultan Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen tidak berpengaruh implikasinya pada Harga Saham.
H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen berpengaruh implikasinya pada Harga Saham.
C. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung> Fkritis (α = 0,05)Menurut Guilford (1956:480) dalam Narimawati Umi (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kategori Korelasi Metode Guilford
Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan
0,00-0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan.
0,21-0,40 Rendah
0,41-0,60 Moderat/ Cukup
0,61-0,80 Erat
0,81-1,00 Sangat erat
(Sumber : Umi Narimawati, 2010:52)
Apabila pada pengujian secara simultan Ho ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.
(2)
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variable terikat, hipotesisnya sebagai berikut :
H01; ρ = 0, Tarif Pajak tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. H11 ; ρ ≠ 0, Tarif Pajak berpengaruh terhadap Harga Saham.
H02 ; ρ = 0, Kebijakan Dividen tidak berpengaruh implikasinya pada Harga Saham.
H12 ; ρ ≠ 0, Kebijakan Dividen berpengaruh implikasinya pada Harga Saham. Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:
H0 ditolak apabila thitung< ttabel (α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Hoada di daerah penolakan, berarti Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
(3)
52
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.2
(4)
93
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Tarif Pajak terhadap Kebijakan Dividen implikasinya pada Harga Saham pada perusahaan PT.Telekomunikasi, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka pada bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut:
5.1 Simpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh Tarif Pajak berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen pada PT.Telekomunikasi, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya, bahwa Tarif Pajak dipengaruhi oleh Kebijakan Dividen. Hal ini menandakan bahwa Tarif Pajak bergantung kepada hasil Kebijakan Dividen di setiap perusahaan. 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap
Harga Saham pada PT.Telekomunikasi, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya, bahwa Kebijakan Dividen dipengaruhi oleh Harga Saham. Ketika Kebijakan Dividen meningkat maka Harga Saham pun akan meningkat begitu pun sebaliknya, dengan begitu tidak menutup kemungkinkan perusahaan untuk memperbesar tingkat Kebijakan Dividen nya agar Harga Saham perusahaan pun meningkat untuk agar memikat para investor.
(5)
94 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan PT.Telekomunikasi, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ataupun peneliti selanjutnya, antara lain:
1. Perusahaan lebih baik membagkian dividen rendah dari pada tinggi salah satunya dikarenakan dikenakan tarif pajak lebih rendah, lebih baik perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan, pertumbuhan laba perusahaan mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
2. Perusahaan harus bisa menstabilkan atau meningkatkan dividen di setiap tahun nya karena akan sangat berpengaruh kepada harga saham perusahaan tersebut apabila keadaan dividen dan harga saham perusahaan setiap tahunnya membaik maka tidak menutup kemungkinan para investor akan melirik atau ingin membeli saham perusahaan tersebut yang dikarenakan keadaan dividen dan saham nya membaik dari tahun ke tahun.
(6)
151 Data Pribadi :
Nama : Rega Bahtra Pratama Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 17 September 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kopo Permai II 5 CD No.51 Bandung Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
1995 - 1997 TK Bunda Asuh Nanda Bandung 1997 - 2003 SDN Moh.Toha II Bandung 2003 - 2006 SMPN 3 Bandung Bandung 2006 - 2009 SMAN 7 Bandung Bandung 2009 - Sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung