Prosedur Kekaryaan Teater Penciptaan Karya Teater
157 Seni Budaya
Kalau pemain itu memerankan seorang petani, maka biasanya cangkul itu menjadi handprof yang digunakan petani Indonesia untuk mencangkul. Lain
halnya apabila seorang pemain memerankan seorang tukang cangkul, maka dia harus memperlakukan cangkul sebagai barang dagangan, dengan cara
dijajagan atau ditawarkan. Status tokoh selain dipertegas dengan properti juga biasanya kostum serta rias sudah sangat membantu dalam penampilannya.
1.
Prosedur Kekaryaan Teater
S
ecara prosedural karya teater berawal dari seorang penggagas pertama yang biasanya seorang sutradara. Beliau adalah orang pertama yang terilhami
setelah membaca naskah drama. Kadang-kadang sutradara merangkap sebagai penulis naskah, sehingga ide-idenya dituangkan ke dalam naskahnya
termasuk cara memanggungkannya. Ide-ide itu kemudian disampaikan kepada kelompok atau grup dimana dia berada, untuk mendapatkan respons. Setelah
mendaptkan respons positif dari kelompoknya, maka pertemuan dikembangkan menjadi rapat perencanaan garapan teater. Semua anggota diundang untuk ikut
mendukung rencana tersebut sesuai dengan kompetensinya. Setelah sepakat untuk menggarap pertunjukan teater, dilanjutkan dengan pembagian tugas.
Tim dibagi dua menjadi tim artistik dan tim produksi. Tim artistik terdiri atas sutradara, para calon penata, dan para calon pemain. Tim produksi meliputi
produser, sekretaris, bendahara, serta seksi-seksi. Tim artistik melakukan pemilihan para penata dan pemilihan para pemain, sementara tim produksi
membentuk organisasi, mengangkat staf, dan merencanakan proses garapan termasuk latihan. Dua kubu yang sama-sama mengusung sebuah rencana
pergelaran, selamanya harus kompak dan solid agar cita-cita dapat dicapai bersama.
P
roses berteater merupakan kegiatan mencipta yang berpijak pada naskah yang akan dipentaskan. Proses karya cipta dikoordinir oleh sutradara
yang mempunyai gagasan secara utuh. Para penata tugasnya menafsirkan ide sutradara. Selama proses selalu berkonsultasi dengan sutradara. Kemudian
hasil tafsiran itu diwujudkan dalam bentuk karya cipta. Penata pentas mewujudkan karya cipta pentas. Penata busana mewujudkan karyanya dalam
bentuk desain kostum para pemain. Penata rias menghasilkan karya cipta desain rias para para tokoh cerita. Penata musik mewujudkan karyanya dalam