148 Semester 2
Kelas XII SMA MA SMK MAK
T
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan kamu dapat: 1. Memahami konsep pergelaran teater
2. Mengetahui teknik penggarapan teater 3. Melaksanakan prosedur kekaryaan teater
4. Menciptakan karya teater 5. Menyelenggagarakan latihan bersama
6. Mempresentasikan karya teater 7. Menerima kritik untuk perbaikan
e
a
Konsep pergelaran teater meliputi: konsep tata pentas, konsep tata rias, konsep tata busana, konsep tata cahaya, dan konsep musik ilustrasi.
Konsep pentas didasari oleh bentuk isik bangunan panggung. Bentuk isik akan berpengaruh pada tata ruang dalam gedung pertunjukan dan posisi
pandang penonton terhadap peristiwa pertunjukan. Ada banyak bentuk isik bangunan yang biasa digunakan untuk pertunjukan teater dan seni pertunjukan
lainnya. Namun, secara garis besar hanya ada dua bentuk isik, yaitu panggung berbatas dan panggung tidak berbatas. Panggung berbatas seperti
halnya panggung proscenium dimana ada batas antara panggung tempat berlangsungnya pertunjukan teater dengan tempat duduk penonton. Panggung
proscenium biasanya berupa teater tertutup beratap. Antara Panggung dengan tempat duduk penonton ada ruang pembatas berupa orchestra. Deretan
tempat duduk penonton semakin kebelakang semakin tinggi bahkan ada yang menggunakan balkon. Tampak dari tempat duduk penonton, panggung
berkesan seperti dinding yang berlubang segi empat tempat permainan teater berlangsung. Di kiri-kanan panggung dilengkapi dengan wing serta layar
hitam sebagai pembatas keluar masuknya pemain. Sementara lampu dipasang permanen pada instalasi yang sudah ditentukan. Di bagian depan panggung
terdapat layar tutup-buka untuk mengawali dan mengakhiri pertunjukan.
Tujuan Pembelajaran
A. Konsep Pergelaran Teater
Konsep Tata Pentas
Di unduh dari : Bukupaket.com
149 Seni Budaya
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan kamu dapat: 1. Memahami konsep pergelaran teater
2. Mengetahui teknik penggarapan teater 3. Melaksanakan prosedur kekaryaan teater
4. Menciptakan karya teater 5. Menyelenggagarakan latihan bersama
6. Mempresentasikan karya teater 7. Menerima kritik untuk perbaikan
Konsep pergelaran teater meliputi: konsep tata pentas, konsep tata rias, konsep tata busana, konsep tata cahaya, dan konsep musik ilustrasi.
Konsep pentas didasari oleh bentuk isik bangunan panggung. Bentuk isik akan berpengaruh pada tata ruang dalam gedung pertunjukan dan posisi
pandang penonton terhadap peristiwa pertunjukan. Ada banyak bentuk isik bangunan yang biasa digunakan untuk pertunjukan teater dan seni pertunjukan
lainnya. Namun, secara garis besar hanya ada dua bentuk isik, yaitu panggung berbatas dan panggung tidak berbatas. Panggung berbatas seperti
halnya panggung proscenium dimana ada batas antara panggung tempat berlangsungnya pertunjukan teater dengan tempat duduk penonton. Panggung
proscenium biasanya berupa teater tertutup beratap. Antara Panggung dengan tempat duduk penonton ada ruang pembatas berupa orchestra. Deretan
tempat duduk penonton semakin kebelakang semakin tinggi bahkan ada yang menggunakan balkon. Tampak dari tempat duduk penonton, panggung
berkesan seperti dinding yang berlubang segi empat tempat permainan teater berlangsung. Di kiri-kanan panggung dilengkapi dengan
serta layar hitam sebagai pembatas keluar masuknya pemain. Sementara lampu dipasang
permanen pada instalasi yang sudah ditentukan. Di bagian depan panggung terdapat layar tutup-buka untuk mengawali dan mengakhiri pertunjukan.
Di bagian belakang panggung terdapat layar berwarna gelap biasanya warna hitam sebagai pembatas belakang. Panggung proscenium cocok untuk konsep
pertunjukan teater realis karena sangat memungkinkan untuk memainkan trik panggung membuat suasana seolah-olah seperti yang sebanarnya. Panggung
tidak berbatas adalah panggung yang biasanya digunakan untuk pertunjukan teater tradisional. Bentuknya bisa berupa pendopo, atau hanya pelataran saja.
Penonton biasanya lesehan, tidak disediakan tempat duduk khusus. Bentuknya setengah lingkaran, atau tapal kuda, atau bahkan melingkar mengelilingi
permainan. Antara penonton dan para pemain tidak ada jarak, bahkan dapat berkomunikasi. Bentuk panggung seperti ini sulit bagi penggarap untuk
melakukan trik panggung atau teknik dan montase karena semuanya nampak dalam penglihatan penonton. Berdasarkan paparan di atas, mana yang akan
anda jadikan konsep pergelaran anda dalam hal tata pentas.
Sumber: Dokumen Penulis Gambar 15.1 Panggung Prosenium
Di unduh dari : Bukupaket.com
150 Semester 2
Kelas XII SMA MA SMK MAK
Rias dalam pergelaran teater pada prinsipnya adalah rias karakter tokoh yang dihadirkan. Pentingnya rias selain memperkuat perwatakah tokoh cerita,
juga untuk menyembunyikan wajah aslinya para pemain. Bahannya bisa menggunakan alat-alat kosmetik, bisa juga menggunakan bahan alami
sepanjang tidak berdampak buruk pada wajah dan anggota tubuh lainnya. Konsepnya bisa realis sesuai dengan kenyataan, misalnya tokoh raja dirias
seperti raja aslinya, tetapi akan kesulitan mencari rujukannya. Konsep rias bisa juga surealis, mengandalkan imajinasi dan intuisi penata walaupun sulit
dipahami oleh akal. Bisa juga metaforis misalnya tokoh seorang koruptor dirias seperti tikusdan seterusnya. Dalam kreativitas berteater tidak terbatas,
bebas, asal bisa dipertanggungjawabkan secara artistik dan penonton mendapat pengalaman baru.
Sumber: theatrical – Make-Up-supplies-23017-image Gambar15.2 Tata rias dan Busana
Konsep busana bergantung pada waktu peristiwa cerita kapan terjadi, zaman apa, dan siapa. Jika lakon itu menceritakan zaman purba, maka konsep
busananya zaman purba yang minimalis, terbuat dari daun dan kulit pohon. Jika peristiwa terjadi pada zaman kerajaan, maka konsep busananya menggunakan
busana raja lengkap dengan atributnya serta pernak-pernik yang gemerlapan. Tidak hanya zaman yang akan memberikan inspirasi konsep busana, waktu dan
Konsep Tata Rias
Konsep Tata Busana
peristiwa juga. Waktunya kapan terjadi? Siang atau malam? Dimana? Busana raja yang sedang duduk di singgahsana berbeda dengan busana raja yang
sedang berburu di hutan belantara. Kita mengenal pakaian yang digunakan di siang hari dan pakaian yang digunakan di malam hari. Ada pakaian yang
digunakan untuk bekerja, ke pesta, melayat, bahkan pakaian tidur. Upaya yang detail dalam menyikapi konsep busana akan memperlancar komunikasi estetik
dengan penonton.
Fungsi dasar cahaya dalam pergelaran teater adalah menerangi peristiwa panggung agar nampak dipenglihatan para penonton. Percuma anda membuat
sebuah pertunjukan teater tetapi tidak terlihat oleh penonton. Cahaya sebagai penerangan adalah fungsi primer, sedangkan fungsi sekundernya adalah
memberi efek atau memberi nuansa, memperkuat, memperlemah, menonjolkan atau menyembunyikan, bahkan memperkuat suasana dalam adegan. Cahaya
dapat berasal dari matahari, lampu minyak, obor, atau lampu pertunjukan khusus yang sangat canggih. Kapasitas cahaya sangat bergantung pada
kapasitas ruang dimana pertunjukan itu digelar. Jika pertunjukan dilaksanakan di ruang terbuka pada siang hari, tidak perlu menggunakan lampu khusus
pertunjukan karena akan sia-sia. Sebaliknya kalau malam hari mungkin perlu ribuan watt untuk menerangi arena pertunjukan.
Musik sebagai salah satu media ungkap dalam pergelaran teater. Musik senantiasa hadir dalam setiap pertunjukan teater. Oleh karena itu, perlu
konsep tataan yang sangat penting agar musik tidak sekedar bunyi, melainkan kekuatan yang menyertai pergelaran teater. Konsep musik untuk pergelaran
teater minimalis atau maksimalis dengan menggunakan perangkat orchestra besar plus musisinya. Namun kehadiran musik yang terpenting bukan
kuantitasnya, melainkan kualitas dan intensitasnya yang luruh mendukung adegan demi adegan dalam sebuah struktur pergelaran teater.
Berdasarkan paparan tersebut, sekarang anda coba analisis sebuah pertunjukan yang kamu saksikan, kemudian buat resumenya sebagai bahan
Di unduh dari : Bukupaket.com
151 Seni Budaya
peristiwa juga. Waktunya kapan terjadi? Siang atau malam? Dimana? Busana raja yang sedang duduk di singgahsana berbeda dengan busana raja yang
sedang berburu di hutan belantara. Kita mengenal pakaian yang digunakan di siang hari dan pakaian yang digunakan di malam hari. Ada pakaian yang
digunakan untuk bekerja, ke pesta, melayat, bahkan pakaian tidur. Upaya yang detail dalam menyikapi konsep busana akan memperlancar komunikasi estetik
dengan penonton.
Fungsi dasar cahaya dalam pergelaran teater adalah menerangi peristiwa panggung agar nampak dipenglihatan para penonton. Percuma anda membuat
sebuah pertunjukan teater tetapi tidak terlihat oleh penonton. Cahaya sebagai penerangan adalah fungsi primer, sedangkan fungsi sekundernya adalah
memberi efek atau memberi nuansa, memperkuat, memperlemah, menonjolkan atau menyembunyikan, bahkan memperkuat suasana dalam adegan. Cahaya
dapat berasal dari matahari, lampu minyak, obor, atau lampu pertunjukan khusus yang sangat canggih. Kapasitas cahaya sangat bergantung pada
kapasitas ruang dimana pertunjukan itu digelar. Jika pertunjukan dilaksanakan di ruang terbuka pada siang hari, tidak perlu menggunakan lampu khusus
pertunjukan karena akan sia-sia. Sebaliknya kalau malam hari mungkin perlu ribuan watt untuk menerangi arena pertunjukan.
Musik sebagai salah satu media ungkap dalam pergelaran teater. Musik senantiasa hadir dalam setiap pertunjukan teater. Oleh karena itu, perlu
konsep tataan yang sangat penting agar musik tidak sekedar bunyi, melainkan kekuatan yang menyertai pergelaran teater. Konsep musik untuk pergelaran
teater minimalis atau maksimalis dengan menggunakan perangkat orchestra besar plus musisinya. Namun kehadiran musik yang terpenting bukan
kuantitasnya, melainkan kualitas dan intensitasnya yang luruh mendukung adegan demi adegan dalam sebuah struktur pergelaran teater.
Berdasarkan paparan tersebut, sekarang anda coba analisis sebuah pertunjukan yang kamu saksikan, kemudian buat resumenya sebagai bahan
Konsep Tata Cahaya
Konsep Musik Ilustrasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
152 Semester 2
Kelas XII SMA MA SMK MAK
diskusi dengan temanmu. Setelah mengevaluasi karya orang lain seyogyanya kamu mencoba membuat konsep pergelaran teater untuk kamu pentaskan di
sekolah anda. selamat mencoba.
S
ebuah konsep karya cipta teater harus didukung oleh teknik penggarapan yang memadai agar ide-ide yang berada dalam konsep dapat
dikomunikasikan kepada penonton. Hal-hal teknis yang harus digarap meliputi unsur-unsur berikut:
1. Naskah atau Lakon Unsur pertama adalah naskah atau lakon atau cerita yang akan digarap
menjadi sebuah pergelaran teater. Lakon atau naskah adalah materi yang dijadikan bahan pementasan. Tanpa lakon, tidak ada yang ingin dipentaskan
atau ingin digarap melalui media teater. Di samping harus menyediakan lakon, juga memilih bentuk serta jenis lakon yang sesuai dengan kemampuan
para pendukung teater. Sebab ada lakon yang sulit untuk dipahami apalagi dipentaskan. Kalaupun dapat, memerlukan pengetahuan yang sangat tinggi
baik dibidang teater itu sendiri, dibidang sastra, serta pemahaman budaya secara luas. Oleh karena itu lakon mutlak harus dipahami dulu oleh penggarap
teater sebelum nantinya secara otomatis penonton pun ikut paham. Dengan memahami lakon akan cepat mendapatkan ide-ide untuk sebuah garapan
pertunjukan. Di dalam lakon terdapat tema atau dapat disebut inti ceritera yang merupakan pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada penonton.
Ada lakon yang terdiri dari beberapa tema multitematik dan ada lakon yang hanya terdiri dari satu tema monotematik. Begitu juga dalam pembabakannya
dan pengadegannya, ada yang beberapa babak, ada yang hanya satu babak dan beberapa adegan. Lakon atau Naskah adalah bahan baku untuk membuat
sebuah garapan Teater. 2. Pentas atau Panggung
Unsur kedua adalah pentas atau panggung tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan teater. Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata
sebelum dipergunakan untuk pertunjukan. Karya seni dimaksud disebut Tata Pentas, sedangkan orang yang menatanya disebut Penata Pentas. Pentas pada
dasarnya adalah karya seni yang ikut menjelaskan gagasan-gagasan yang terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual bisa dilihat.
B. Teknik Penciptaan Teater