Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman dan meningkatnya kehidupan modern berbanding lurus dengan mobilitas kehidupan masyarakat. Dampaknya masyarakat cenderung menyukai hal yang berbau praktis dan cepat. Padatnya aktifitas juga semakin memicu terjadinya kehidupan sedenter kurang olahraga dan pola makan yang kurang terkontrol. Pada umumnya masyarakat Indonesia menyukai panganan pokok berupa nasi. Berbeda dengan cara konsumsi di negara lain yang melakukan variasi makanan pokok. Padahal makanan pokok berupa nasi dikenal sebagai makanan yang tinggi karbohidrat. Akibatnya masyarakat Indonesia lebih rentan terserang penyakit berbahaya Diabetes Melitus. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat Price, 2006. Diabetes sendiri merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia di abad 21. Menurut World Health Organization WHO Indonesia berada di urutan keempat Negara dengan jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak. Jumlah penderitanya diprediksi akan semakin meningkat hingga mencapai angka 21,3 juta pada tahun 2030 Sitompul,2008. 1 2 Mengidap Diabetes dalam jangka waktu lama beresiko terhadap berbagai kelainan lain baik pada penderita diabetes tipe 1 maupun 2, yaitu hipoglikemia, ketoasidasis, dan komplikasi. Hipoglikemia merupakan dampak Diabetes dimana penderitanya mengalami kadar gula dalam darah sangat rendah atau di bawah normal. Ketoasidasis terjadi ketika glukosa dalam darah tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, sehingga tubuh menggunakan lemak dan protein dalam proses pembakaran energi. Dampak lain yang cukup berbahaya merupakan komplikasi, gejalanya akan nampak berupa serangan jantung, stroke, kebutaan, penyakit ginjal dan luka yang sulit disembuhkan hingga diperlukan adanya amputasi. Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh-pembuluh kecil berupa mikroangiopati dan pembuluh sedang besar makroangiopati. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik, glomerulus ginjal neuropati diabetik, dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik serta otot-otot dan kulit. Price, 2006 Kebutaan yang terjadi pada penderita diabetes disebabkan oleh retinopati diabetik. Penyebabnya bukan hanya lamanya seseorang menderita diabetes, faktor lain yang memicu berupa pubertas,kehamilan, dan hiperglikemia. Jika pada hipoglikemia penderitanya mengalami kadar gula rendah hal sebaliknya terjadi pada penderita hiperglikemia. Hiperglikemia menyebabkan bertambahnya kecepatan pembentukan sel-sel membaran dasar. 3 Hal inilah yang menimbulkan kebutaan hingga menurunkan produktifitas seseorang, lebih jauh lagi akan menjadi beban bagi lingkungan. Permasalahan retinopati dan menurunnya produktivitas dapat diminimalisir dengan pendeteksian dini yang dapat dilakukan oleh dokter umum. Dokter umum memiliki peranan penting dalam deteksi dini retinopati. Dengan melakukan prosedur penatalaksanaan awal kemudian dilanjutkan dengan menentukan kasus rujukan ke dokter spesialis mata. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, untuk mendukung kerja peranan dokter umum diperlukan suatu sistem deteksi dengan menggunakan model komputasi. Dengan adanya hal tersebut resiko terjadinya retinopati dapat diminimalisir. Oleh karena itu peneliti akan membangun suatu sistem kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi tingkat resiko retinopati diabetik berdasarkan hasil citra digital dari kamera fundus dengan menampilkan hasil yang sudah diklasifikasikan untuk membantu pengambilan keputusan dan diagnosis kelanjutan yang akan dilakukan oleh dokter umum.

1.2 Rumusan Masalah