Retinopati Diabetik LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan, yaitu tentang retinopati diabetik, pengolahan citra digital, ekstraksi fitur, dan klasifikasi berdasarkan Support Vector Machine.

2.1. Retinopati Diabetik

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika berkembang secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postpradial, aterosklerotik, dan penyakit vaskular mikroangiopati, dan neuropati. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa dapat tetap berisiko mengalami komplikasi metabolik diabetes. Price, 2006 Berdasarkan hasil statistik dari berbagai sumber penderita diabetes selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 2.1 menunjukan statistik penderita diabetes versi WHO. Pada tabel 2.1 ditunjukan jumlah penderita pada tahun 2000 dan prediksi jumlah penderita pada tahun 2030 yang disertai dengan persentase pertumbuhan penderita diabetes. Indonesia berada pada urutan keempat dari penderita diabetes terbanyak didunia. 7 8 Tabel 2. 1 Statistik Penderita Diabetes Versi WHO No N e g a r a Thn. 2000 Thn. 2030 Growth 1 India 31,705,000 79,441,000 151 2 China 20,757,000 42,321,000 104 3 United States of America 17,702,000 30,312,000 71 4 Indonesia 8,426,000 21,257,000 152 5 Japan 6,765,000 8,914,000 32 6 Pakistan 5,217,000 13,853,000 166 7 Russian Federation 4,576,000 5,320,000 16 8 Brazil 4,553,000 11,305,000 148 9 Italy 4,252,000 5,374,000 26 10 Bangladesh 3,196,000 11,140,000 249 11 Turkey 2,920,000 6,422,000 120 12 Philippines 2,770,000 7,798,000 182 13 Spain 2,717,000 3,752,000 38 14 Germany 2,627,000 3,771,000 44 15 Egypt 2,623,000 6,726,000 156 16 Mexico 2,179,000 6,130,000 181 17 Islamic Republic of Iran 2,103,000 6,421,000 205 18 Canada 2,006,000 3,543,000 77 19 Republic of Korea 1,859,000 3,378,000 82 20 United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland 1,765,000 2,668,000 51 Diabetes melitus hiperglikemia kronik menimbulkan kerusakan jangka panjang berupa disfungsi atau kerusakan beberapa organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Disfungsi yang diderita oleh pengidap Diabetes Melitus muncul dalam bentuk komplikasi-komplikasi yang dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati perifer. 8 9 Komplikasi metabolik diabetes disebabkan oleh perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma. Sedangkan komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh-pembuluh kecil mikroangeropati dan pembuluh-pembuluh sedang dan besar makroangiopati. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik dan saraf-saraf perifer neuripati diabetik dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik, otot-otot serta kulit. Dipandang dari sudut histokimia, lesi-lesi ini ditandai dengan peningkatan penimbunan glikoprotein. Selain itu, karena senyawanya kimia dari membran dasar dapat berasal dari glukosa, maka hiperglikemia menyebabkan bertambahnya kecepatan pembentukan sel-sel membran dasar. Perkembangan retinopati berkaitan dengan hiperglikemia yang diawali oleh keberadaan mikroaneurisma yaitu pelebaran sakular yang kecil dari arteriola retina. Hal ini yang menyebabkan terjadinya neovaskularisasi dan jaringan parut yang dapat menumbulkan kebutaan dan disebut dengan retinopati. Retinopati diabetik terjadi sebagai akibat dari lamanya menderita Diabetes Melitus. Patofisiologi pada retinopati diabetik melibatkan lima proses yang terjadi yaitu Price, 2006 : 1. Pembentukan mikroaneurisma 2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah 3. Penyumbatan pembuluh darah 4. Proliferasi pembuluh darah baru neovaskular dan jaringan fibrosa di retina 5. Kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus. 10 Penyumbatan dan kebocoran yang terjadi pada beberapa pembuluh darah merupakan penyebab terjadinya kebutaan. Tingkat kebocoran yang terjadi mendasarkan jenis retinopati itu sendiri. Klasifikasi retinopati Diabetes pada umumnya didasarkan pada beratnya perubahan mikrovaskular retina dan ada tidak adanya pembentukan pembuluh darah baru di retina. Early Treatment Diabetic Retinopathy Study Research Group ETDRS membagi retinopati diabetik atas nonproliferatif dan proliferatif. W.Sudoyo, dkk, 2009 Klasifikasi Retinopati Diabetik Menurut ETDRS tersebut sebagai berikut : Retinopati diabetik nonproliferatif Retinopati nonproliferat if minimal: terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras. 1. Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang: terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudat keras, eksudat lunak atau IRMA. 2. Retinopati nonproliferatif berat: terdapat ≥ tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran 3. Retinopati nonproliferatif sangat berat: ditemukan ≥ 2 tanda pada retinopati non-proliferatif berat. 11 Retinopati diabetik proliferatif 1. Retinopati proliferatif ringan tanpa resiko tinggi: bila ditemukan minimal adanya neovaskular pada diskus NVD yang mencangkup ¼ dari daerah diskus tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus; atau neovaskular di mana saja di retina NVE tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus. 2. Retinopati proliferatif resiko tinggi; apabila ditemukan 3 atau 4 dari factor resiko sebagai berikut, 3. ditemukan pembuluh darah baru di mana saja di retina, 4. ditemukan pembuluh darah baru pada atau dekat diskus optikus, 5. pembuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat yang mencangkup ¼ daerah diskus, 6. perdarahan vitreus adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahan, merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan pada retinopati proliferatif dengan resiko tinggi. Kelainan pada retina yang dapat terjadi akibat retinopati diabetik diantaranya Kuivalainen, 2005 : 1. Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah. 2. Hemorrhages biasanya tampak pada dinding kapiler dan terlihat bercak darah keluar dari pembuluh darah, terlihat berwarna merah gelap, lebih besar dari mikroaneurisma. 12 3. Hard exudates merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khusus yaitu tidak beraturan dan kekuning-kuningan. 4. Soft exudates sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina, terlihat bercak berwarna kuning bersifat difus dan berwarna putih. 5. Neovaskularisasi atau pembuluh darah baru biasanya terletak di permukaan jaringan, tampak sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok, dalam, berkelompok dan tidak beraturan. Tabel 2. 2 Bentuk Kelainan Retina Jenis Ukuran Warna Bentuk Keterangan lain Mikroaneurisma Sangat kecil Merah gelap Bercak - Hemorrhage Kecil hingga besar Merah gelap Titik atau flame - Hard Exudates Kecil hingga besar Kuning Tidak beraturan Tepi jelas Soft Exudates Kecil hingga medium Keputih- putihan Biasanya oval Tepi blur Neovaskularisasi Bervariasi Merah Bervariasi Pembuluh darah baru Hasil diagnosa medis setiap citra dapat menunjukkan tingkat retinopati diabetik Setiawan, 2012: 0 Normal: μA = 0 AND H = 0 13 1 : 0 μA = 5 AND H = 0 2 : 5 μA 15 OR 0 H 5 AND NV = 0 3 : μA = 15 OR H =5 OR NV = 1 μA adalah jumlah mikroaneurisma, H adalah jumlah hemorrhages, NV = 1 artinya terdapat neovaskularisasi, NV = 0 artinya tidak terdapat neovaskularisasi.

2.2. Pengolahan Citra Digital